Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU LINGKUNGAN
( EKOSISTEM LINGKUNGAN )

OLEH :
AHMAD YANI
03120140264
C2

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbilalamin Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat
yang diberikan, sehingga saya dapat menyusun materi pengajaran pada Mata Kuliah Ilmu
Lingkungan pada Lingkup Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Muslim Indonesia (UMI).
Materi Pokok yang disajikan mengacu pada satuan acara pengajaran Imu
Lingkungan, antara lain : Gambaran Umum Mengenai Lingkungan, Hirarki Lingkungan,
Pengertian Lingkungan, Sifat-Sifat Lingkungan, Keseimbangan dan Daya Dukung
Lingkungan, Komponen Lingkungan, Pencemaran, Ekosistem dan Ekologi, Analisis Dampak
Lingkungan, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, PIL, PEL, RKL, RPL dan Pendekatan
Perencanaan Bangunan Sipil Terhadap ANDAL dan AMDAL.
Dengan lingkup materi tersebut diatas diharapkan mahasiswa dapat memahami
masalah cakupan ilmu lingkungan secara umum, memahami mengenai Analsisi Dampak
Lingkungan (ANDAL) dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Sebagai
nilai plus dilakukan pemahaman terkait perancangan bangunan teknik sipil pada penerapan
ANDAL dan AMDAL. Dengan materi tambahan tersebut mahasiswa Teknik Sipil
memahami bagaimana pentingnya Perancangan bangunan sipil terhadap ANDAL dan
AMDAL untuk pembangunan berkelanjutan.
Demikian penyusunan materi kuliah ini sebagai acuan pada pembelajaran Ilmu
Lingkungan bagi mahasiswa Teknik sipil, khususnya dilingkup Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik UMI Makassar. Materi ini belum sepenuhnya sempurna, dan akan senantiasa
mengalami perubahan guna menyesuaikan kondisi lingkungan, sejalan pesatnya
perkembangan ilmu dan teknologi serta terjadinya perubahan lingkungan yang semakin
komplit masalahnya kedepan.

Makassar, 9 Juni 2020

Ahmad Yani

i
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3

3. Tujuan ......................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 4

A. Pengertian Ekosistem ................................................................................................. 4

B. Komponen Penyusun Ekosistem ............................................................................... 4

C. Tipe-Tipe Ekosistem ................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 12

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 12

B. Saran .......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Masalah Lingkungan Hidup diawali sejak adanya permukaan bumi termasuk
manusia, hewan dan tumbuhan, dan selama keberadaannya sampai pada dekade tahun
1970-an, masyarakat internasional belum memusatkan perhatian terhadap permasalahan
lingkungan hidup, tentunya karena seluruh komponen lingkungan hidup dan keterkaitan
kebutuhan belum mengalami ketimpangan, sehingga belum timbul berbagai bencana dan
malapetaka yang mengancam mahluk hidup khususnya manusia. Perhatian masalah
lingkungan hidup pada tingkat Internasional dimulai sejak awal 1970 setelah
diadakannya Konprensi PBB tentang Lingkungan Hidup di Stokholm pada tahun 1972,
yang selanjutnya dikenal sebagai Konprensi Stokholm, tepatnya pada tanggal 5 Juni
1972, sehingga hari Lingkungan Hidup dunia ditetapkan pada Tanggal 5 Juni 1972 di
Stokholm. Sedangkan di Indonesi masalah Lingkungan Hidup diselenggarakan pertama
kali pada seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup diadakan di Universitas Padjadjaran
pada tanggal 15-18 Mei 1972.
Para ahli memperkirakan umur bumi telah mencapai kurang lebih 5 milyar
tahun yang lalu, dimana pada mulanya pada atmosfer bumi tidak terdapat oksigen (O2),
sementara Carbon dioksida (CO) cukup tinggi, susunan kimia atmosfir dan kondisi
lingkungan lainnya saat itu menunjukkan belum adanya kehidupan di bumi, sehingga
dikenal dengan Lingkungan Alam. Nanti setelah kira-kira 4,5 milyar tahun yang lalu
baru mulai terdapat air dan mulailah terjadi kehidupan yang sederhana dalam bentuk
molekul, yang mengandung zat hijau daun atau klorofil dan awal terjadinya proses
fotosintesis, dan perlahan kadar CO2 menurun dan mulai meningkat kadar O2.
Proses kehidupan mulai berlangsung dengan terbentuknya lapisan ozon diatmosfir
bagian atas atau lapis stratosfer, yang berfungsi melindungi kehidupan dibumi dari sinar
matahari bergelombang pendek (Ultra Violet) yang dapat mematikan mahluk hidup,
dengan adanya perlindungan lapisan ozon kehidupan tidak hanya berkembang didalam
lapis air, juga pada permukaan air sampai didaratan. Demikian proses tejadinya
kehidupan berbagai mahluk yang pada akhirnya membentuk lingkungan hidup, meskipun
demikian justru lingkungan yang membentuk diri menjadi lingkungan hidup.

1
Terbentuknya lingkungan hidup tidak terjadi secara linear atau lurus. Artinya
bahwa perkembangan mahluk hidup berkembang dalam trend garis linier atau garis lurus
adalah pertumbuhan yang seakan-akan konstan dan tidak mengalami fluktuasi. Hal ini
tidak demikian karena akibat adanya berbagai peristiwa alam yang bergejolak seperti
terjadinya peristiwa geologis, gunung meletus atau vulkanik dapat mempengaruhi kadar
O2 yang juga berdampak pada lapis ozon sebagai penyekat pancaran sinar Ultra Violet.
Peristiwa ini banyak mempengaruhi perubahan iklim. Beberapa bukti sejarah kehidupan
dibumi yang mengalami perubahan dan kemusnahan akibat peristiwa geologi yang
merubah iklim, antara lain hewan Dinosaurus yang telah punah 60 juta tahun yang lalu.
Nenek moyang manusia, yaitu manusia Australopithecus africanus, Austtralopithecus
robustus di Afrika, Homo erectus yang diketemukan di Afrika, Jawa dan Cina. Manusia
Neanderthal di Eropa dan Timur tengah serta manusia primitive Solo di Jawa emuanya
telah punah. Kepunahan tersebut diprediksi akibat; Kalah persaingan dalam hidup, akibat
bencana alam, wabah penyakit, perubahan iklim dan sebagainya. Yang semuanya adalah
merupakan permasalahan lingkungan.
Dalam Ajaran Islam masalah lingkungan sejak dahulu memberikan gambaran,
bagaiman air bah yang terjadi pada Nabi Nuh, Bgaimana permasalahan yang dialami
oleh Nabi Musa dalam pengembaraannya, serta bagiman Firman Allah dalam Al-Quran
yang memberikan penekanan yang berbunyi “ Bahwa tidaklah terjadi kerusakan dimuka
bumi, keculai karena tangan-tangan manusia itu sendiri” artinya bahwa lingkungan alam
sebagai bumi secara luas akan mengalami kerusakan akibat karena kezaliman dan
keserakahan hidup manusia. Timbul dugaan-dugaan bahwa Bencana alam yang dapat
merusak lingkungan hidup adalah merupakan kekuatan yang diakibatkan karena proses
pembentukan dan perubahan iklim dilingkungan alam, namun disatu sisi berpendapat
bahwa kerusakan dan bencana alam tidak terlepas dari keberadaan teknologi yang
semakin berkembang pesat meskipun dengan teknologi kerusakan alam dapat dilakukan
pengendalian.
Faktor yang sangat penting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya
pertumbuhan populasi manusia, dimana semakin betambah jumlah populasi maka
semakin bertambah kebutuhan hidu yang harus disiapkan, seperti bahan makanan, bahan
bakar minyak, pemukiman dan lainnya, begitupula produktivitas limbah dan akan
semakin meningkat akibat tingkat kebutuhan. Dinegara yang sedang berkembang dengan
tingkat ekonomi dan teknologi yang masih rendah dapat memacu tingkat kerusakan

2
lingkungan, kerusakan hutan, erosi, sanitasi yang buruk kesluruhannya akan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan khususnya pada mahluk hidup sebagai
manusia. Masalah ini hanya dapat diatasi dengan peningkatan ekonomi rakyat untuk itu
rakyat diharapkan mampu mencari solusi dalam meningkatkan ekonominya tanpa harus
mencederai lingkungan yang akan membawa bencana.
Permasalahan lingkungan yang dikenal sebagai dampak, selalu
diinterpretasikan senantiasa pada hal yang negative, sebagai suatu contoh manusia dalam
mengembangkan kemampuan dan membangun hidupnya kearah yang lebih baik
tentunya akan memberikan reaksi terhadap alam yang disebut dampak, yaitu dampak
dengan kontribusi negative pada al aspek positifnya cukup tinggi, hanya saja dalam hal
aktivitas manusia dalam melakukan tindakan agar dapat menekan seminim mungkin
aspek negative yang timbul sehingga keberlanjutan atas manfaat positif dapat
berkepanjangan pemanfaatannya untuk kemaslahatan manusia secara umum.

2. Rumusan Masalah
A. Jelaskan Pengertian Ekosistem
B. Apa Saja Komponen Penyusun Ekosistem
C. Tipe-Tipe Ekosistem

3. Tujuan
A. Dapat Mengetahui Pengertian Ekosistem
B. Dapat Mengetahui Komponen Penyusun Ekosistem
C. Dapat Mengetahui Tipe-Tipe Ekosistem

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekosistem
Pengertian Ekosistem Menurut Para Ahli, Ekosistem bisa didefinisikan ”
sebagai interaksi timbal balik antar makhluk hidup terhadap lingkungannya “. Selain itu
juga ekosistem mempunyai tingkat organisasi kehidupan yang tinggi karena meliputi
organisme-organisme hidup dan lingkungan sekitarnya, dimana kedua komponen
tersebut saling mempengaruhi dan berinteraksi satu sama lain.
Pengertian ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dikarenakan
hubungan timbal balik yang tidak dapat terpisahkan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem dapat juga dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara
utuh serta menyeluruh antara unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari unit biosistem yang melibatkan
hubungan interaksi timbal balik antara organisme serta lingkungan fisik sehingga aliran
energi menuju struktur biotik tertentu sehingga terjadi siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Matahari adalah sumber dari semua energi yang ada dalam ekosistem.
Dalam suatu ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang secara
bersama-sama dengan lingkungan fisik. Organisme tersebut akan beradaptasi dengan
lingkungan fisik dan sebaliknya organisme juga dapat memengaruhi lingkungan fisik
yang digunakan untuk keperluan hidup. Kehadiran suatu spesies dalam suatu ekosistem
ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya dan kondisi faktor kimiawi serta fisis
yang harus berada pada kisaran yang masih dapat ditoleransi oleh spesies itu sendiri,
itulah yang disebut hukum toleransi. Berikut komponen pembentuk ekosistem dan tipe-
tipe ekosistem.

B. Komponen Penyusun Ekosistem


Ada dua komponen sebagai penyusun Ekosistem, yaitu Komponen Biotik &
Komponen Abiotik. ” Komponen Biotik ialah komponen yang terdiri atas organisme-
organisme hidup atau makhluk hidup, sedangkan komponen Abiotik ialah komponen
yang semuanya terdiri dari benda mati atau tak bernyawa “. Seluruh Komponen Biotik
yang berada dalam suatu ekosistem cenderung membentuk komunitas. Maka dengan

4
demikian, ekosistem pun dapat kita artikan sebagai kesatuan antara komunitas dengan
lingkungan abiotiknya.

1. Komponen Biotik
Komponen Biotik melingkupi seluruh  organisme ataupun  mahkluk hidup
dengan segala ukuran, mulai dari yang berukuran sangat kecil (mikroskopis) maupun
yang berukuran sangat besar (makroskopis). Ada empat jenis Komponen Biotik
yang dibedakan dari caranya memperoleh makanan atau bertahan hidup, yaitu:
 Produsen, yang disebut juga sebagai penghasil. Produsen merupakan
” organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri “ yang disebut
( autotrof ) melalui fotosintesis. Beberapa kelompok yang termasuk pada
kelompok ini ialah jenis tumbuhan hijau atau tumbuhan yang memiliki zat
klorofil. Kemudian produsen ini dimanfaatkan oleh organisme-organisme yang
tidak mampu menghasilkan makanan sendiri atau disebut ( heterotrof )  yang
mengambil peran sebagai konsumen.
 Konsumen, yang disebut juga sebagai pemakai, Konsumen ” merupakan
organisme yang tidak dapat menghasilkan zat makanan sendiri tetapi ia selalu
mengkonsumsi zat makanan yang diproduksi oleh organisme atau mahkluk lain
“. Ada beberapa organisme yang tergolong sebagai pemakai atau Konsumen itu
sendiri
 Konsumen Tingkat I (pertama) adalah organisme yang secara langsung
mengambil zat makanan dari tumbuhan hijau yang disebut
juga herbivora atau hewan pemakan tumbuhan. Adapun contoh hewan yang
tegolong Konsumen Tingkat I ini adalah: Ulat, Tikus Sawah & Belalang.
 Konsumen Tingkat II (kedua) adalah organisme yang mendapatkan makanan
dengan cara memangsa herbivora yang disebut Karnivora atau hewan pemakan
daging. Contoh hewan yang tergolong Konsumen Tingkat II adalah: Katak &
Ayam.
 Konsumen Tingkat III (ketiga) adalah organisme dimana ia berada di posisi
teratas dalam rantai makanan. Hewan ini disebut juga sebagai Predator karena ia
tidak mempunyai pemangsa. Contoh hewan yang tergolong Konsumen Tingkat
III ini adalah: Harimau, Buaya dan Elang.

5
Gambar 4.1. Produsen dan Konsumen Sebagai Ekosistem

 Dekomposer atau disebut pengurai. Dekomposer adalah ” jasad renik yang


berperan untuk menguraikan bahan-bahan organik yang berasal dari organisme
yang telah mati ataupun hasil pembuangan sisa pencernaan“. Dengan adanya
pengurai tersebut, organisme-organisme yang telah mati dan membusuk akan
terurai dan meresap ke dalam tanah yang akan menjadi unsur hara dan
kemudian diserap oleh tumbuhan (produsen). Selain itu aktivitas pengurai juga
akan menghasilkan gas karbondioksida yang akan dipakai dalam proses
fotosintesis.
 Detritivor atau penghancur merupakan sekelompok mahkluk hidup yang
menghancurkan bahan-bahan organik dari sisa-sisa tubuh mahkluk hidup yang
sudah mati menjadi hancuran-hancuran. Contoh kelompok ini antara lain :
rayap, semut, kelabang.

2. Komponen Abiotik
Komponen Abiotik merupakan ” komponen tak bernyawa yang tak lain
adalah pendukung kelangsungan hidup bagi Komponen Biotik dalam suatu
ekosistem “. Komponen Abiotik sangat berpengaruh pada jenis makhluk hidup yang
menghuni pada lingkungan tersebut. Beberapa jenis Komponen Abiotik antara lain
adalah:
 Sinar Matahari sangat besar pengaruhnya terhadap ekosistem karena
merupakan sumber energi bagi semua mahkluk hidup, Sinar Matahari juga

6
merupakan unsur inti yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan ( produsen ) untuk
berfotosintesis.
 Air sama besar pengaruhnya terhadap ekosistem karena air merupakan sumber
yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Tidak ada
organisme yang tidak membutuhkan air. 
 Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme yang berada didaratan. Jenis
tanah pun berbeda-beda sesuai organisme yang berada didalamnya. Tanah pun
menyediakan beberapa unsur penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
organisme terutama bagi tumbuhan. 
 Angin berperan dalam menentukan kelembapan pada lingkungan suatu
ekosistem dan juga berperan dalam penyebaran biji-biji tumbuhan agar dapat
tetap hidup. 
 Suhu ternyata berpengaruh pada organisme-organisme tertentu terhadap
ekosistem karena ada beberapa jenis organisme yang hanya dapat hidup pada
kisaran suhu tertentu.

C. Tipe-Tipe Ekosistem

Gambar 4.2. Ekosistem Perairan

7
1. Akuatik (air)
a) Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain memiliki variasi suhu yang tidak
menyolok, penetrasi cahaya yang kurang, serta terpengaruh oleh iklim dan
cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak pada ekosistem air tawar adalah jenis
ganggang, sedangkan tumbuhan yang lainnya adalah tumbuhan biji.
b) Ekosistem air laut
Habitat laut ditandai oleh salinitas atau kadar garam yang tinggi dengan ion CI-
dapat mencapai 55% terutama pada daerah laut tropik, hal ini karena disana
memiliki suhu yang tinggi dan penguapan yang sangat besar. Pada daerah
tropik, suhu laut dapat berkisar 25 °C. Terjadinya perbedaan suhu bagian atas
dengan bagian bawah tinggi dan terdapat batas antara lapisan tersebut yang
disebut dengan termoklin.
 Ekosistem estuari
Estuari atau muara merupakan tempat bersatunya sungai dengan air laut.
Estuari sering dipagari dengan lempengan lumpur intertidal yang cukup
luas. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang sangat tinggi serta
memiliki banyak nutrisi. Komunitas tumbuhan yang dapat hidup di estuari
antara lain rumput rawa garam, fitoplankton, dan ganggang. Komunitas
hewannya seperti cacing, ikan, kerang, dan kepiting.
 Ekosistem pantai
Dinamakan ekosistem pantai karena yang paling banyak tumbuh pada
gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae memiliki kemampuan
untuk dapat tahan terhadap hempasan gelombang dan angin.
c) Ekosistem sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir pada satu arah. Air sungai dingin
serta jernih dan memiliki sedikit kandungan sedimen. Aliran air dan gelombang
secara konstan dapat memberikan oksigen pada air. Ekosistem sungai dihuni
oleh beberapa hewan seperti gurame, kura-kura, dan sebagainya.
d) Ekosistem terumbu karang
Ekosistem terumbu karang terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi
ekosistem terumbu karang sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup pada karang

8
memakan organisme mikroskopis serta sisa organik lain. Kehadiran terumbu
karang yang berada di dekat pantai membuat pantai dapat memiliki pasir putih.
e) Ekosistem laut dalam
Ekosistem laut dalam memiliki kedalaman yang dapat mencapai lebih dari
6.000 m. Biasanya terdapat lele laut serta ikan laut yang mampu untuk dapat
mengeluarkan cahaya.
f) Ekosistem lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuhan yang dapat
berbunga di lingkungan laut. Tumbuhan tersebut dapat hidup pada perairan
pantai dangkal. Lamun atau seagrass mempunyai tunas berdaun yang tegak serta
tangkai-tangkai yang merayap untuk berbiak. Sebagai sumber daya hayati,
tumbuhan lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan.
g) Ekosistem Terestrial (darat)
Penentuan zona yang terjadi pada ekosistem terestrial ditentukan dengan
temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial atau ekosistem darat dapat
dikontrol oleh iklim dan gangguan. Iklim sangat berperan penting untuk
menentukan mengapa pada suatu ekosistem terestrial berada pada tempat
tertentu. Pola ekosistem tersebut dapat berubah akibat berbagai gangguan misal
seperti petir, kebakaran, penebangan pohon, dan sebagainya.

2. Ekosistem Hutan hujan tropis


Hutan hujan tropis terdapat pada daerah tropik dan subtropik. Hutan hujan
tropis memiliki ciri-ciri curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan
relatif cukup banyak dan jenisnya berbeda tergantung letak geografisnya. Dalam
hutan hujan tropis terdapat tumbuhan khas, yaitu liana atau rotan dan anggrek
sebagai epifit. Hewannya antara lain, burung, kera, badak, harimau, dan burung
hantu.

3. Ekosistem Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat pada wilayah yang memiliki curah hujan
40 – 60 inci per tahun, tetapi temperatur serta kelembaban masih tergantung
terhadap musim. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga serta mamalia
seperti zebra, hyena, dan singa.

4. Ekosistem Padang rumput

9
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke
subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah memiliki curah hujan sekitar 25-30 cm per
tahun, hujan turun secara tidak teratur, porositas atau peresapan air yang tinggi, dan
drainase aliran air yang cepat. Tumbuhan yang terdapat pada padang rumput terdiri
atas tumbuhan terna dan rumput. Hewannya antara lain: bison, serigala, anjing liar,
zebra, gajah, jerapah, serangga, dan sebagainya.

5. Ekosistem Gurun
Gurun terdapat pada daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput.
Ekosistem gurun memiliki ciri-ciri gersang dan curah hujan rendah sekitar 25
cm/tahun. Perbedaan suhu yang terjadi antara siang dan malam sangat besar.
Dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti kaktus atau tak berdaun dan
memiliki akar yang cukup panjang serta mempunyai jaringan yang dapat
menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun seperti ular, kalajengking, dan beberapa
hewan nokturnal lainnya.

6. Ekosistem Hutan Gugur


Hutan gugur terdapat pada daerah beriklim sedang yang memiliki 4 musim
dan memiliki ciri-ciri curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon dalam
ekosistem hutan gugur sedikit dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di
ekosistem hutan gugur antara lain rusa, rubah, beruang, dan rakun.

7. Ekosistem Taiga
Taiga terdapat dibelahan bumi sebelah utara dan pegunungan daerah tropik.
Taiga memiliki ciri-ciri suhu di musim dingin yang rendah. Hutan taiga seperti
konifer, pinus, dan sejenisnya. Hewan yang hidup di taiga antara lain moose,
beruang hitam, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada saat musim
gugur.

8. Ekosistem Tundra
Tundra terdapat pada belahan bumi sebelah utara dalam lingkaran kutub
utara serta terdapat di puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah tundra
hanya sekitar 60 hari. Contoh tumbuhan pada ekosistem tundra yang dominan adalah
sphagnum, liken, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang.

10
9. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan sendiri oleh manusia
untuk memenuhi kebutuhan. Contoh ekosistem buatan adalah:
 Bendungan
 Hutan tanaman produksi seperti jati serta pinus
 Agroekosistem yang berupa sawah tadah hujan
 Sawah irigasi
 Perkebunansawit

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dikarenakan hubungan
timbal balik yang tidak dapat terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem dapat juga dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh serta
menyeluruh antara unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari unit biosistem yang melibatkan
hubungan interaksi timbal balik antara organisme serta lingkungan fisik sehingga aliran
energi menuju struktur biotik tertentu sehingga terjadi siklus materi antara organisme dan
anorganisme.

B. Saran
1. Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat tinggal.
Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama disekitar
tempat tinggal kita.
2. Jagalah kelestarian dan keberlangsungan makhluk hidup, karena makhluk hidup yang
satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri.
3. Pelaksanaan pembangunan sebagai kegiatan yang makin meningkat mengandung
resiko pencemaran dan perusakan lingkungan, sehingga struktur dan fungsi dasar
ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan dapat pula rusak karenanya. Hal
semacam itu akan merupakan beban sosial, karena pada akhirnya masyarakat dan
pemerintahlah yang harus menanggung beban pemulihannya. Terpeliharanya
ekosistem yang baik dan sehat merupakan tanggungjawab yang menuntut peran serta
setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan daya dukung lingkungan. Oleh
karena itu, pembangunan yang bijaksana harus dilandasi wawasan lingkungan
sebagai sarana untuk mencapai kesinambungan dan menjadi jaminan bagi
kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.seputarpengetahuan.com/2015/08/pengertian-ekosistem-menurut-para-ahli-
lengkap.html

2. http://woocara.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-ekosistem-komponen-dan-tipe.html

3. http://www.gurupendidikan.com/pengertian-ekosistem-dan-contohnya-secara-lengkap/

13

Anda mungkin juga menyukai