Anda di halaman 1dari 36

THE WORLD TOP 10 BUSINESS SCANDAL

ENRON CORPORATION

MAKALAH

Disusun Oleh :

Kelompok 11
1. Roviq Abimawan 11160500458
2. Tegar Santoso 11160500435

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
BEKASI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT berkat karunia-nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan pembahasan makalah ini yang merupakan sebagian
persyaratan keluusan pada matakuliah Etika Profesi Akuntan, Sekolah Tinggi
Ekonomi Indonesia (STEI). Penelulisan dapat diselesaikan berkat bantuan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga segala macam kendala
yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. Pada kesempatan ini disampaikan
ungkapan terima kasih yang setulusnya kepada :
1. Segenap dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STEI) atas ilmu dan
bimbingan selama menyelesaikan penulisan ini
2. Bapak, ibu, kakak yang selalu memberikan dukungan moril dan materil
3. Seluruh rekan – rekan STEI bekasi yang tidak dapatdisebutkan satu
persatu atas dukungan dan kebersamaannya selama menyelesaikan
penelitian ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembahasan ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan
pembahasan ini.

Bekasi, 1 Februari 2019

KELOMPOK XI

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...........................................................................................5
1.3 Tujuan penelitian................................................................................................5
1.4 Manfaat penelitian.............................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................................................7
2.1 Review Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu............................................................7
2.2 Landasan Teori.................................................................................................10
2.2.1 Pengertian Audit.......................................................................................10
2.2.2 Jenis Audit................................................................................................10
2.2.3 Tujuan Audit.............................................................................................11
2.3 Audit Operasional.............................................................................................11
2.3.1 Pengertian Audit Operasional...................................................................11
2.3.2 Tujuan Audit Operasional.........................................................................12
2.3.3 Jenis-Jenis Audit Operasional...................................................................12
2.3.4 Kriteria yang digunakan dalam Audit Operasional....................................13
2.3.5 Tahap – Tahap Audit Operasional.............................................................14
2.3.6 Ruang lingkup Audit Operasional.............................................................15
2.3.7 Karakter Audit Operasional......................................................................16
2.3.8 Keterbatasan Audit Operasional...............................................................16
2.4 Konsep Dasar Sumber Daya Manusia...............................................................17
2.4.1 Pengertian Sumber Daya Manusia...........................................................17
2.4.2 Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia.................................18
2.5 Konsep Dasar Sistem Penggajian......................................................................19
2.5.1 Pengertian Sistem Penggajian..................................................................19
2.5.2 Ruang Lingkup Sistem Penggajian............................................................20
2.6 Audit Operasional Sistem Kepegawaian dan Sistem Penggajian......................21
2.6.1 Tujuan Audit Operasional Sistem Kepegawaian dan Sistem Penggajian...21
2.6.2 Prosedur Audit Operasional Sistem Kepegawaian dan Sistem Penggajian
21

iii
2.7 Langkah-Langkah AuditOperasional Sistem Kepegawaian dan Sistem
Penggajian....................................................................................................................23
2.8 Kerangka Konseptual Penelitian.......................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................................31
3.1 Strategi Penelitian dan Waktu Penelitian.........................................................31
3.2 Metode Penelitian Kualitatif Deskriptif............................................................32
3.3 Langkah – Langkah Penelitian Deskriptif..........................................................32
3.4 Jenis dan Sumber Data.....................................................................................33
3.4.1 Metode Pengumpulan Data.....................................................................34
3.5 Metoda Analisis Data.......................................................................................35
3.6 Teknik Analisis Data..........................................................................................36

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Berbagai jenis karakteristik perusahaan, baik industri, jasa, maupun dagang
merupakan pelaku ekonomi yang selalu harus terikat dengan kondisi
perekonomian global dewasa ini. Era globalisasi yang mempertajam jurang
persaingan antara perusahaan-perusahaan yang ada, semakin mendorong pihak
manajemen untuk berpikir kritis dan antisipatif dalam menghadapi kondisi gejolak
perekonomian yang semakin tinggi. Optimalisasi pemanfaatan berbagai sumber
daya yang dimiliki perusahaan semakin diperhatikan. Konsekuensi logis dari
adanya tingkat persaingan yang semakin kompleks yaitu kemunduran akibat
ketidakmampuan beradaptasi dengan kemajuan bisnis pesaing, dapat tetap
bertahan di tengah krisis globalisasi ekonomi atau bahkan dapat semakin
berkembang.
Upaya untuk mendukung eksistensi perusahaan di tengah-tengah dunia
bisnis pada era modern ini diperlukan upaya dalam rangka peningkatan
produktivitas, efisiensi serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Berbagai
strategi dan kerangka konseptual kebijakan-kebijakan yang dapat diambil terus
dikembangkan. Salah satunya yaitu dengan memperhatikan aspek pengendalian
internal. Pengembangan program audit yang komprehensif akan memberikan
kontribusi dan dampak signifikan terhadap keuntungan organisasi atau
perusahaan. Auditor perlu mengembangkan prosedur audit pengendalian internal
untuk mendeteksi adanya berbagai tindak kecurangan yang disengaja dan
kekeliruan yang tidak disengaja.
Audit yang dilaksanakan oleh auditor tidak selalu berjalan dengan semudah
yang dibayangkan. Auditor akan dihadapkan pada adanya konflik kepentingan, di
mana klien, terutama klien yang merupakan perusahaan yang besar dapat
menekan auditor untuk tidak mengungkapkan pendapatnya secara objektif dan
menyimpang dari standar etika profesional profesi akuntan publik. Auditor di satu
sisi bertanggung jawab untuk mengungkapkan kewajaran laporan keuangan secara

1
objektif untuk kepentingan publik, namun di sisi lainnya juga dihadapkan pada
kepentingan klien untuk mendapatkan reputasi yang baik atas laporan
keuangannya, walaupun terkadang sebenarnya laporan tersebut tidak wajar atau
menyesatkan. Adanya desakan pergantian auditor dan besarnya fee yang
ditawarkan dapat melemahkan tingkat independensi auditor. Posisi auditor di sini
sangatlah dilematis karena mereka dituntut untuk memenuhi keinginan klien tetapi
kadangkala hal itu melanggar standar profesi sebagai acuan kerja yang ada.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk


menyusun makalah The World Top 10 Business Scandal—Enron Corporation
untuk lebih memahami tentang contoh kasus audit yang meliputi sebuah entitas
bisnis dalam kaitannya dengan etika profesional profesi akuntan publik.

2
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini
antara lain:
1. Mengetahui runtutan kronologis skandal praktik akuntansi yang
dilakukan oleh Enron Corporation.
2. Mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam skandal kasus Enron
Corporation yang mencakup pihak-pihak yang diuntungkan dan
dirugikan berkaitan dengan praktik akuntansi yang diterapkan.
3. Memahami faktor-faktor dari sisi kelemahan akuntansi yang mendorong
terciptanya skandal pelaporan yang menyimpang dari prinsip akuntansi
oleh Enron Corporation.
4. Menganalisa skandal akuntansi Enron Corporation ditinjau dari sudut
pandang prinsip auditing dan etika profesional yang merupakan kode etik
profesi akuntan publik.
5. Memahami dampak-dampak yang timbul setelah adanya kasus Enron
Corporation terhadap tata kelola, manajemen, dan profesi akuntan publik
itu sendiri.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1
2.1 Konsep Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk memberikan pendapat apakah
laporan keuangan secara keseluruhan yaitu informasi-informasi kuantitatif yang
diaudit telah disusun sesuai dengan kriteria yang telah diterapkan. Kriteria yang
digunakan dalam audit laporan keuangan adalah prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Objek audit ini adalah laporan keuangan pada umumnya meliputi neraca,
laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan, dan laporan aliran kas.
Adapun tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk memberikan
pernyataan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diauditnya
(Sunyoto, 2014: 8).

4
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Audit
Menururt Arens, Elder, dan Beasley (2014:2) Audit adalah pengumpulan
dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat
kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Menurut Mulyadi (2014:9) Audit adalah suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai
yang berkepentingan.
Sedangkan menurut Agoes (2012:4) audit adalah suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa audit
adalah suatu proses sistematis yang dilakukan seseorang yang kompeten dan
independen untuk mendapatkan, mengumpulkan dan mengevaluasi secara
obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi
untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, kemudian menyampaikan pendapatnya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.

2.2.2 Jenis Audit


Menurut Arens, Elder, dan Beasley (2014:12) akuntan publik melakukan
tiga jenis utama audit, yaitu:
1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit).
Audit laporan keuangan adalah audit terhadap laporan keuangan yang
dilakukan oleh auditor independen untuk menilai tingkat kewajaran dari
laporan keuangan yang dimiliki oleh kliennya tersebut. Auditor menilai
tingkat kewajaran dari laporan keuangan ini berdasarkan prinsip akuntansi

5
berterima umum, kemudian melaporkan hasil audit tersebut dalam bentuk
laporan audit.
2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit).
Audit kepatuhan adalah audit yang dilakukan dengan menilai kesesuaian
antara peraturan atau kebijakan pada suatu organisasi dengan keadaan
sebenarnya. Hasil dari audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak
yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai pada
sektor pemerintahan.
3. Audit Operasional (Operational Audit).

Audit operasional merupakan audit mengenai kegiatan organisasi atau


bagian yang ada di dalamnya dan hubungannya dengan tujuan tertentu. Menilai
apakah kegiatan organisasi sudah sesuai dengan standar, prosedur, dan ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan.

2.2.3 Tujuan Audit


Tujuan audit umum berkait transaksi menurut Arens dan Loebbecke
(2010:127) adalah sejalan dan berkaitan erat dengan asersi atau penyertaan
manajemen. Tujuan audit berkait transakasi diterapakan kepada jenis atau
golongan transaksi yang material dalam audit seperti transaksi pembelian atau
transaksi pengeluaran kas.

2.3 Audit Operasional


2.3.1 Pengertian Audit Operasional
Audit Operasional menurut Tunggal A.W (2010) adalah "AuditOperasional
merupakan audit atas operasi yang dilaksanakan dari sudutpandang manajemen
untuk menilai ekonomi, efisiensi, dan efektivitas dari setiap dan seluruh operasi,
terbatas hanya kepada keinginan manajemen."
Menurut Sukrisno Agoes (2012:11) audit operasional merupakansuatu
pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasukkebijakan
akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukanmanajemen, untuk

6
mengetahui apalah kegiatan operasi tersebut sudahdilakukan secara efektif, efisien
dan ekonomis.

2.3.2 Tujuan Audit Operasional


Audit operasional dimaksudkan terutama untuk mengidentifikasi kegiatan,
program, aktivitas yang memerlukan perbaikan ataupenyempurnaan dengan
bertujuan untuk menghasilkan perbaikan ataspengelolaan struktur dan pencapaian
hasil dari objek yang efisien, efektifdan ekonomis.
1. Menilai kinerja manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.
2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya yang dimiliki perusahan telah
digunakan secara efesiendan ekonomis.
3. Untuk menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan yangtelah
ditetapkan oleh manajemen puncak.
4. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditetapkan,
rencana – rencana, prosedur serta persyaratan peraturanpemerintah
5. Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk
menentukan tindakan preventif yangakan diambil.
6. Untuk memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada manajemenpuncak
untuk memperbaiki kelemahan yang terdapat dalampenerapan struktur
pengendalian intern, sistem pengendalianmanajemen dan prosedur
operasional perusahaan dalam rangkameningkatkan efisien, ke
ekonomisan dan efektifitas dari kegiatanoperasional perusahaan.

2.3.3 Jenis-Jenis Audit Operasional


Menurut Arens dkk (2010: 825) dalam Agoes (2012:159) Audit Operasional
terdiri atas tiga kategori utama yaitu:
1. Audit Fungsional adalah kategori aktivitas dalam suatu bisnis yang
berhubungan dengan satu atau lebih fungsi dalam suatu organisasi,
misalnya tentang efisiensi dan efektivitas dari suatu fungsi.
2. Audit Organisasional menekankan pada seberapa efisiensi dan efektif
masing-masing fungsi berinteraksi dalam organisasi. Rencana organisasi

7
dan metode untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan sangat penting dalam
audit organisasional.
3. Penugasan khusus timbul atas permintaan manajemen, misalnya untuk
memeriksa penyebab tidak efektifnya sistem IT, menginvestigasi
kemungkinan frauddi suatu divisi dan memberikan rekomendasi untuk
mengurangi biaya produksi.
.

2.3.4 Kriteria yang digunakan dalam Audit Operasional


Kriteria yang spesifik biasanya dinginkan dalam manajemen audit,terdapat
beberapa sumber untuk mengembangkan kriteria penilaian yang spesifik dalam
manajemen audit menurut Amin Widjaya Tunggal (2010:39), yakni:

1. Performa Historis (Historical Performance)


Kumpulan kriteria yang sederhana dapat didasarkan pada hasilaktual dari
periode sebelumnya. Latar belakang dari kriteria iniyaitu untuk melihat
apakah suatu hal telah menjadi "lebih baik" atau "lebih buruk".
Keuntungannya yaitu mudah mereka diperoleh.
2. Performa yang dapat dibandingkan (Comparable Performance)
Kebanyakan perusahaan yang akan dilakukan manajemen audit itutidak
unik Terdapat banyak perusahaan yang sama dalamorganisasi secara
keseluruhan atau organisasi yang diluar. Dalamkasus demikian, data
performa dan perusahaan yang dapatdipertimbangkan merupakan sumber
yang terbaik untukmengembangkan sumber kriteria. Untuk usaha yang
dapat dipertimbangkan secara internal, data biasanya sudah bersedia.
3. Standar teknik (Engineered Standards)
Pada beberapa penugasan manajemen audit, mungkin tepat untuk
mengembangkan kriteria berdasarkan Standard teknik. Kriteria biasanya
menghabiskan waktu dan mahal untuk dikembangkan, karena memerlukan
keahlian yang baik. Namun demikian kriteriaini sangat efeketif dalam
memecahkan masalah utama operasi dansebanding dengan nilai biayanya.
Beberapa standar telahdikembangkan industri, sehingga mengurangi biaya
untuk setiapanggota yang berpartisipasi.

8
4. Diskusi dan persetujuan
Kadang kriteria yang objektif sulit dan mahal diperoleh, maka kriteria
dikembangkan melalui diskusi yang sederhana danpersetujuan. Pihak yang
terlibat dalam proses ini harus termasukmanajemen perusahaan yang
diaudit, manajemen auditor, danperushaan atau orang-orang pada siapa
temuan dilaporkan.

2.3.5 Tahap – Tahap Audit Operasional


Secara umum ada empat tahap audit operasional menurut Sukrisno Agoes
(2012), yaitu:

1. Preliminary Survey (Survei Pendahuluan)


Tahapsurveypendahuluan memberikan kemungkinan untuk
terselenggaranya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan auditor secara
teratur. Selain itu, tujuan dari tahap survey pendahuluan adalah untuk
mendapatkan informasi secara umum dan latar belakang dalam waktu
relative singkat, atau system yang dipertimbangkan untuk diperiksa agar
dapat diperoleh pengetahuanatau gambaran yang memadai mengenai objek
pemeriksaan.
2. Review and Testing of Management Control System (Penelaahandan
Pengujian atas Sistem Pengendalian Manajemen).
Untuk mengevaluasi dan menguji efektifitas dari pengendalianmanajemen
yang terdapat di perusahaan. Biasanya digunakan internal control (ICQ),
flowchart, dan penjelasannarrative, serta dilakukan pengetesan atas
beberapa transaksi(walkthrough document).
3. Detaile Examination (Pengujian Terinci)
Melakukan pemeriksaan terhadap transaksi perusahaan untukmengetahui
apakah prosesnya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan
manajemen. Dalam hal ini auditor harus melakukanobservasi terhadap
kegiatan dari fungsi-fungsi yang terdapat diperusahaan.
4. Report Development (Pengembangan Laporan)
Dalam menyusun laporan pemeriksaan, auditor tidak
memberikanopinimengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan,

9
laporanyang dibuat mirip dengan management letter .karena berisi
auditfindings (temuan pemeriksaan) mengenai penyimpangan yangterjadi
terhadap kriteria (standar) yang berlaku menimbulkaninefisiensi,
inefektifitas, dan ketidak hematan (pemborosan) dankelemahan dalam
sistem pengendalia nmanajemen (managementcontrol system) yang
terdapat di perusahaan. Selain itu auditor jugamemberikan saran-saran
perbaikan.

2.3.6 Ruang lingkup Audit Operasional


Ruang lingkup audit operasional menurut Amien Widjaja Tunggal (2010)
terdiri dari :

1. Struktur Organisasi Perusahaan


Penelitian dilakukan atas struktur Organisasi perusahaan, apakah seluruh
tanggung jawab dan wewenang yang ada telah jelas pendelegasiannya dan
juga menilai pengendalian intern atas sistemakuntansi dan administrasi
perusahaan.
2. Personalia
Mencangkup penilaian atas jumlah dan kualitas pegawai,Hubungan antara
manajemen dan pegawai serta pola penempatanpegawai dan pembagian
tugas.
3. Kebijakan Dan Prosedur Yang Ditetapkan Perusahaan
Meliputi lingkungan intern dan ekstern perusahaan yang
memilikipengaruh yang baik dalam kegiatan perusahaan serta
pengendalianintern yang cukup untuk mencapai tujuan perusahaan,
4. Lingkup Perusahaan
Meliputi lingkungan intern dan ekstern perusahaan yang
memilikipengaruh bagi kegiatan perusahaan, lingkup intern
perusahaanseperti pelanggan, pemasok, dan pesaing. Sedangkan
lingkupekstern perusahaan diantaranya terdapat hukum yang
ditetapkanpemerintah, lingkungan sosial, budaya dan teknologi.
5. Fasilitas Fisik Perusahaan

10
Meliputi tinjauan atas pengelolaan bahan, pengendalian atas fasilitas, dan
aktivitas tetap perusahaan yang digunakan.

2.3.7 Karakter Audit Operasional


Karakteristik audit operasional menurut Amien Widjaja Tunggal (2010:37)
sebagai berikut:

1. Audit operasional adalah prosedur yang bersifat investigative.


2. Mencakup semua aspek perusahaan, unit, atau fungsi.
3. Yang diaudit adalah seluruh perusahaan atau salah satu unitnya(bagian
penjualan, bagian perencanaan produksi, dan sebagainya),atau suatu
fungsi, atau salah satu sub-klasifikasinya (Pengendalianpersediaan,
sistem pelaporan, pembinaan pegawai, dansebagainya).
4. Penelitian dipusatkan pada prestasi atau keefektifan dari perusahaanatau
unit atau fungsi yang diaudit dalam menjalankan misi,tanggung jawab,
atau tugasnya.

2.3.8 Keterbatasan Audit Operasional


Audit operasional tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang ada,
keterbatasan utamanya menurut Amien Widjaja Tunggal (2010) adalah :

1. Waktu
Faktor waktu sangatlah membatasi audit operasional karenapemeriksaan
harus dengan segera mungkin melaporkan hasil pemeriksaan kepada
manajemen agar masalah yang dihadapi dapat segera dipecahkan.
2. Kurangnya Pengetahuan Pemeriksaan
Seorang auditor tidak mungkin memiliki keahlian dalam semuabidang
usaha. Oleh karena itu, terkadang penegtahuan dankeahalian audit bidang
tertentu yang harus diperiksanya bisamenghasilkan hasil pemeriksaan
tersebut tidak optimal.
3. Keterbatasan Biaya Pemeriksaan
Audit operasional harus dapat menentukan suatu skala prioritas dalam
pemeriksaannya, dalam arti audit operasional harus dapatmenghemat biaya
yang harus dikeluarkan perusahaan misalnya pemeriksaan mengabaikan

11
situasi permasalahan yang lebih kecildan tidak material karena jika
diselidiki lebih lanjut akanmembutuhkan biaya yang lebih besar.

2.4 Konsep Dasar Sumber Daya Manusia


2.4.1 Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia didalam sebuah perusahaan atau organisasi
memiliki peran yang sangat penting. Pengelolaan, perencanaan dan
pengorganisasian dilingkungan perusahaan memerlukan Sumber Daya Manusia
untuk menjalankan prosesnya. Sumber Daya Manusia atau Karyawan adalah aset
perusahaan yang penting untuk diperhatikan perusahaan sekaligus harus di jaga
sebaik mungkin. Melihat kondisi diatas manajemen sumber daya manusia sangat
dibutuhkan perusahaan untuk mengatur dan mengatasi masalah-masalah yang
berhubungan dengan kondisi, tugas dan keadaan sumber daya manusia atau
karyawan di dalam sebuah perusahaan.
Menurut Bintoro dan Daryanto (2017 : 15) menyatakan bahwa “Manajemen
sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana
mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh
individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal
sehingga tercapai tujuan bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi
maksimal”.
Menurut Herman Sofyandi ( 2013:6 ) menyatakan bahwa “Manajemen
SDM didefinisikan sebagai suatu strategi dalam menerapkan fungsi – fungsi
manajemen yaitu planning, organizing, leading dan controling, didalam setiap
aktivitas/fungsi operasional SDM mulai dari proses penarikan, seleksi, pelatihan
dan pengembangan, penempatan yang meliputi promosi, demosi dan transfer,
penilaian kinerja, pemberian kompensasi, hubungan industrial, hingga pemutusan
hubungan kerja, yang ditunjukkan bagi peningkatan kontribusi produktif dari
SDM organisasi terhadap pencapaian tujuan organisasi secara lebih efektif dan
efisien”.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
sumber daya manusia adalah suatu ilmu dalam mengatur dan merencanakan serta
memproses hubungandan peranan seorang individu atau karyawan

12
dalammelaksanakan tanggung jawab terhadap perusahaan dengan efektif dan
efisien dalam mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.

2.4.2 Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia


Pembahasan terkait manajemen sumber daya manusia menjadi suatu
bahasan yang menjadi suatu proses sistematik dan terstruktur untuk menjalankan
segala proses pengelolaan yang ada di dalam suatu lingkungan perusahaan.
Denganmemiliki pengelolaan yang tersistem maka perusahaan meiliki tujuan yang
ingin di capai dan di realisasikan melalui pengelolaan sumber daya manusia.
Menurut Bintoro dan Daryanto ( 2017 : 20 ) kegiatan pengelolaan sumber daya
manusia di dalam suatu organisasi dapat di klasifikasikan ke dalam beberapa
fungsi, yaitu:

1. Fungsi Perencanaan (Planning)


Merupakan fungsi penetapan program-program pengelolaan sumber daya
manusia yang akan membantupencapaian tujuan perusahaan.
2. Fungsi Pengoorganisasian (Organizing)
Merupakan fungsi penyusunan dan pembentukan suatu organisasi dengan
mendesain struktur dan hubungan antara para pekerja dan tugas – tugas
yang harus dikerjakan,termasuk menetapkan pembagian tugas,
wewenang dantanggung jawab.
3. Fungsi Pengarahan (Directing)
Merupakan fungsi pemberian dorongan pada para pekerja agar dapat dan
mampu bekerja secara efektif adan efisiensesuai tujuan yang telah
direncanakan.
4. Fungsi Pengendalian (Controling)
Merupakan fungsi pengukuran, pengawasan dan pengendalian terhadap
kegiatan-kegiatan yang di lakukanuntuk mengetahui sejauh mana rencana
yang telah ditetapkan, khususnya di bidang tenaga kerja telah dicapai.

Selain manajemen sumber daya manusia mempunyai proses pengelolaan


kegiatan dengan masing-masing fungsinya,manajemen sumber daya manusia juga

13
memiliki tujuanpengelolaan. Menurut Hasibuan, S.P ( 2014 ), perencanaansumber
daya manusia yaitu :
1. Menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akanmengisi semua
jabatan dalam perusahaan.
2. Menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan
sehingga setiap pekerjaan ada yangmengerjakan.
3. Menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpangtindih dalam
pelaksanaan tugas.
4. Mempermudah koordinasi, intergensi, dan sinkronisasisehingga
produktivitas kerja meningkat.
5. Menghindari kekurangan dan/atau kelebihan karyawan.
6. Menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan,seleksi,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,pemeliharaan, kedisiplinan
dan pemberhentian karyawan.

2.5 Konsep Dasar Sistem Penggajian


2.5.1 Pengertian Sistem Penggajian
Hasibuan (2012) “Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik
kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti”.
Menurut Mulyadi (2016) pengertian gaji dan upah yaitu Gaji pada
umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang di lakukan oleh
karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, umumnya gaji di
bayarkan secara tetap perbulan.
Sedangkan Moch Tofik (2010) mengemukakan pengertian gaji adalah
semua gaji yang dibayarkan perusahana kepada karyawannya. Para manajer,
pegawai administrasi, dan pegawai penjualan, biasayanya mendapat gaji dari
perusahaan yangjumlahnya tetap. Tarif gaji biasanya dinyatakan dalam gaji
perbulan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan gaji adalah
pembayaran atas penyerahan jasa kepada karyawan yang dibayar tetap setiap
bulan dan dapat meningkatkan motivasi karyawan untukbekerja lebih efektif.
Karyawan telah membantu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan,

14
sehingga perusahaan perlu memberi gaji kepada karyawan dan dibayar setiap
bulannya.

2.5.2 Ruang Lingkup Sistem Penggajian


Dalam sistem penggajianterdapat beberapa fungsi yang terkait dalam
pencatatan dan pemberian gaji karyawan. Fungsi tersebut saling bekerja
sama dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk tujuan tertentu.
Menurut Mulyadi (2003: 382) fungsi yang terkait dalam sistem
akuntansi gaji adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Kepegawaian
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru,
menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan
baru, membuat surat keputusan tarif gaji karyawan, kenaikan
pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan dan pemberhentian
karyawan.
2. Fungsi Pencatatan Waktu
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan
waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. Fungsi pencatatan
waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi
atau oleh fungsi pembuat daftar gaji.
3. Fungsi pembuat daftar gaji
Fungsi pembuat daftar gaji bertanggung jawab untuk membuat daftar
gaji yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai
potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka
waktu pembayaran gaji. Daftar gaji diserahkan oleh pembuat daftar
gaji kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang
dipakai sebagai dasar pembayaran gaji.
4. Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang
timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji karyawan
(misalnya utang gaji karyawan, utang pajak, utang dana pensiun).
Fungsi akuntansi yang menangani sistem akuntansi penggajian dan

15
pengupahan berada ditangan bagian utang, bagian kartu biaya, dan
bagian jurnal.
5. Fungsi keuangan
Fungsi keuangan bertanggung jawab untuk mengisi cek guna
pembayaran gaji dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji setiap karyawan
untuk selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak.
Fungsi-fungsi tersebut, saling bekerja sama dan terkait satu dengan yang
lainnya sehingga membentuk suatu sistem penggajian dan pengupahan yang baik.

2.6 Audit Operasional Sistem Kepegawaian dan Sistem Penggajian


2.6.1 Tujuan Audit Operasional Sistem Kepegawaian dan Sistem Penggajian
Tujuan pemeriksaan kepegawaian dan sistem penggajian adalah :

1. Untuk memeriksa apakah terdapat pengendalian intern yang baik atas


fungsi kepegawaian dan sistem penggajian serta sudah berjalan
sebagaimana mestinya
2. Untuk memeriksa bahwa tidak terdapat kesalahan dan kecurangan dalam
proses kepegawaian dan penggajian.
3. Untuk memastikan bahwa keefektifan pemeriksaaan operasional atas
fungsi kepegawaian dan sistem penggajian telah berjalan dengan baik.
4. Untuk memeriksa apakah sistem penggajian yang ditetapkan sesuai
dengan peraturan hak-hak pegawai.

2.6.2 Prosedur Audit Operasional Sistem Kepegawaian dan Sistem


Penggajian
Prosedur pemeriksaan untuk pemeriksaan operasional kepegawaian dan
sistem penggajian adalah sebagai berikut :

1. Meminta daftar pegawai dan memeriksa apakah daftar tersebut sesuai


dengan jumlah pegawai yang bekerja.
2. Memeriksa danmenganalisis beban kerja pegawai untuk menentukan
apakah setiap pegawai telah melakukan tugas dan pekerjaan sesuai
dengan fungsinya masing-masing.

16
3. Memeriksa hasil pekerjaan pegawai apakah pegawai telah sesuai dengan
standar kinerja yang dibutuhkan.
4. Meneliti apakah penerimaan pegawai baru telah sesuai dengan prosedur
perusahaan.
5. Dapatkan dan pelajari kriteria penempatan pegawai apakah telah sesuai
dengan criteria yang telah ditetapkan.
6. Menelusuri kebijaksanaan yang ditetapkan benar-benar dilaksanakan.
7. Melihat apakah diklat telah dirancang sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
8. Periksa apakah diklat yang diberikan sesuai dengan kapasitas dan
kebutuhan pegawai dalam menjalankan tugasnya.
9. Meminta daftar absensi kehadiran pegawai.
10. Mengamati kehadiran pegawai apakah mereka dating tepat waktu,
mereka benar-benar hadir dikantor
11. Teliti apakah alat kendali absensi benar-benar memadai.
12. Dapatkan dan pelajari ketentuan pemberhentian pegawai atau pension.
13. Periksa apakah hak-hak pension telah diberikan sesuai dengan
ketentuan.
14. Menelusuri apakah dana pensiun telah diberikan sesuai dengan
ketentuan.
15. Telusuri apakah perusahaan memiliki jaminan social untuk pegawai.
16. Memeriksa apakah gaji dibayarkan setiap waktu.
17. Melakukan pengawasan terhadap bukti pengambilan gaji.
18. Meminta copy daftar gaji apakah setiap gaji yang diberikan telah
diotorisasi dengan benar.
19. Meminta rician daftar gaji untuk satu bulan, bandingkan dengan
personnel file untuk mengetahui apakah jumlah gaji, status keluarga
sama atau tidak.
20. Melakukan observasi pada saat pembayaran gaji, untuk mengetahui
apakah ada pegawai yang fiktif.
21. Melakukan dokumentasi atas setiap temuan pemeriksaaan yang
diperoleh selama pemeriksaan dan membuat rekomendasi perbaikan.

17
22. Membuat laporan hasil pemeriksaan operasional atas fungsi
kepegawaian dan sistem penggajian.

2.7 Langkah-Langkah AuditOperasional Sistem Kepegawaian dan Sistem


Penggajian
Secara umum ada 5 (lima) tahapan yang harus dilakukan dalam audit
manajemen dan audit sistem kepegawaian dan penggajian mengacu pada tahapan
ini dalam pelaksanaannya. Langkah (tahapan) tersebut meliputi:

1. Audit Pendahuluan
Pada tahap ini, auditor menekankan auditnya pada pencarian informasi
latar belakang dan gambaran umum terhadap program/aktivitas sistem
kepegawaian dan penggajian yang diaudit. Informasi yang diperoleh
pada tahap ini akan mengantarkan auditor pada perumusan tujuan audit
sementara. Tujuan audit merupakan suatu hipotesis yang memerlukan
pembuktian untuk menjawab pertanyaan (kecurigaan) auditor. Untuk
mendapatkan jawaban ini, auditor menerapkan prosedur audit yang
telah ditetapkan. Audit keuangan memiliki tujuan auditnya sudah jelas,
yaitu bukti-bukti transaksi dan laporan keuangan yang dibuat auditee,
sedangkan tujuan dalam audit sistem kepegawaian dan penggajian harus
dirumuskan terlebih dahulu dan memerlukan suatu survei awal untuk
memahami kondisi yang terjadi berkaitan dengan program/aktivitas
yang diaudit dan masih memerlukan perbaikan untuk mendukung
keberhasilan perusahaan di masa depan. Tujuan audit merupakan hal
yang sangat penting dalam audit sistem kepegawaian dan penggajian,
karena tujuan audit ini yang mengarahkan bagaimana audit
dilaksanakan, termasuk hasil apa yang diharapkan dari audit tersebut.
Ketepatan perumusan tujuan audit ini sangat menentukan keberhasilan
audit mencapai tujuannya. Tujuan audit terdiri atas tiga elemen, yaitu :
A. Kriteria(Criteria)
Kriteria (criteria) merupakan standar (norma) yang menjadi
pedoman bertindak bagi setiap individu dan kelompok dalam
organisasi. Berbagai peraturan, kebijakan, dan ketentuan lain yang
ditetapkan perusahaan sebagai pedoman dalam beraktivitas adalah

18
kriteria. Kriteria inilah yang menjadi dasar bagi auditor dalam
melakukan penilaian terhadap program/aktivitas yang diaudit.
Kriteria dapat berupa:
a) Rencana dan program sistem kepegawaian dan penggajian
b) Berbagai kebijakan dan peraturan tentang sistem
kepegawaian dan penggajian
c) Tujuan setiap program sistem kepegawaian dan penggajian
d) Standard Operating Procedure (SOP) yang dimiliki
perusahaan
e) Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan
f) Standar evaluasi (ukuran kinerja) yang telah ditetapkan
perusahaan
g) Peraturan pemerintah
h) Standar (norma) yang merupakan best practice yang
diterapkan oleh perusahaan sejenis dalam bidang sistem
kepegawaian dan penggajian dapat digunakan sebagai
acuan
i) Kriteria lain yang mungkin untuk diterapkan

Setiap perusahaan pada dasarnya harus memiliki kriteria,


karena kriteria inilah yang menjadi pedoman dalam beraktivitas
termasuk bagaimana perusahaan memiliki keunggulan bersaing
sangat ditentukan oleh kriteria ini sebagai pedoman bertindak.
Tetapi pada kenyataannya kadang-kadang perusahaan tidak
memiliki kriteria yang secara lengkap terdokumentasi. Terhadap
permasalahan ini, sebelum audit dilanjutkan kepada tahap
berikutnya, auditor harus menawarkan terlebih dahulu kepada
manajemen untuk bersama-sama merumuskan kriteria yang dapat
digunakan sebagai dasar (pedoman) beraktivitas oleh semua
komponen di dalam perusahaan dan juga sebagai dasar melakukan
evaluasi oleh auditor.

19
B. Penyebab (Cause)
Penyebab (cause)merupakan pelaksanaan program-program SDM
dalam organisasi yang menyebabkan terjadinya kondisi SDM yang
ada saat ini. Penyebab ini ada yang bersifat positif, di mana
aktivitas yang terjadi sangat mendukung tercapainya tujuan dari
program/aktivitas yang dilaksanakan atau dicapainya manfaat yang
lebih dari program/aktivitas yang dilaksanakan tersebut seperti
pemilihan metode, materi, dan tutor yang tepat sehingga program
pelatihan karyawan dapat mencapai tujuannya. Di samping itu,
penyebab ada juga yang bersifat negatif, di mana aktivitas yang
terjadi menyebabkan tidak tercapainya tujuan dari
program/aktivitas yang dilaksanakan atau bahkan perusahaan
mengalami kerugian baik secara finansial maupun nonfinansial
seperti penetapan kompensasi karyawan yang tidak berdasarkan
survei pengupahan menyebabkan tidak tercapainya keadilan
internal dan eksternal dalam kompensasi yang diterima karyawan
penyebab.
C. Akibat (Effect)
Akibat (effect) merupakan sesuatu yang harus ditanggung atau
dinikmati perusahaan karena terjadinya perbedaan aktivitas yang
seharusnya dilakukan (berdasarkan kriteria) dengan aktivitas aktual
yang terjadi di lapangan(dilakukan setiap komponen dalam
organisasi). Akibat yang berasal dari penyebab positif dapat
menguntungkan perusahaan sedangkan akibat yang timbul dari
penyebab negatif akan merugikan perusahaan. Akibat ini ada yang
dapat diukur secara finansial maupun nonfinansial.
2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen atas Sistem
Kepegawaian dan Penggajian
Sistem pengendalian manajemen yang dimiliki perusahaan menjadi
pedoman yang digunakan oleh para manajer dan supervisor dalam
mengendalikan proses yang berjalan agar tidak keluar dari ketentuan
yang telah ditetapkan. Di samping itu sistem pengendalian ini juga

20
mengendalikan proses agar berjalan secara ekonomis, efisien dan
efektif dalam mencapai tujuan perusahaan. Pada audit sistem
kepegawaian dan penggajian, auditor harus memahami hal ini terutama
yang berkaitan dengan pengelolaan sistem kepegawaian dan
penggajian. Beberapa hal yang berhubungan dengan sistem
pengendalian manajemen yang harus diperhatikan oleh auditor dalam
audit sistem kepegawaian dan penggajian antara lain:
A. Tujuan dari program/aktivitas sistem kepegawaian dan penggajian
harus dinyatakan dengan jelas dan tegas
B. Kualitas dan kuantitas dari sistem kepegawaian dan penggajian
yang melaksanakan program/aktivitas kualifikasi dari sistem
kepegawaian dan penggajian yang terlibat(menjadi sasaran) dari
program/aktivitas sistem kepegawaian dan penggajian yang
dilaksanakan
C. Anggaran program
D. Pedoman atau metode kerja, persyaratan kualifikasi
E. Spesifikasi dan deskripsi pekerjaan
F. Standar dan ukuran kinerja program
Berdasarkan hasil review sistem pengendalian manajemen ini, auditor
akan mampu lebih dalam memahami kondisi yang terjadi, sehingga
dapat ditingkatkan menjadi tujuan audit yang sesungguhnya, (karena
cukup bukti yang mendukung permasalahan yang disoroti auditor yang
tertuang dalam tujuan audit sementara), atau diabaikan karena terjadi
sebaliknya. Di samping itu, berdasarkan hasil review ini auditor dapat
mengambil keputusan apakah audit dapat dilanjutkan atau tidak
mengingat ketersediaan data yang dibutuhkan dan kebebasan dalam
melakukan audit (tidak menghadapi keterbatasan akses dalam
melakukan audit).
3. Audit Lanjutan
Dari temuan audit yang diperoleh, auditor meringkas dan melakukan
pengelompokkan terhadap temuan tersebut ke dalam kelompok kondisi,
kriteria, penyebab, dan akibat. Kondisi merupakan kenyataan riil yang

21
ditemukan auditor berkaitan dengan sistem kepegawaian dan penggajian
yang ditetapkan perusahaan.Kriteria merupakan berbagai aturan, norma,
dan standar sebagai pedoman berindak bagi seluruh pihak berwenang
dalam pengelolaan sistem kepegawaian dan penggajian. Penyebab adalah
tindakan riil dari pihak-pihak yang berwenang dalam menangani sistem
kepegawaian dan penggajian yang menyebabkan terjadinya kondisi yang
ditemukan auditor, sedangkan akibat adalah temuan berupa akibat yang
harus ditanggung perusahaan karena terjadinya perbedaan tindakan riil
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Berbagai kelompok temuan tersebut kemudian dianalisis untuk
memahami apakah permasalahan yang terjadi merupakan permasalahan
yang berdiri sendiri atau saling terkait dengan permasalahan-
permasalahan yang lain. Berkaitan dengan hal ini auditor harus
mengembangkan temuan secara cermat sehingga dapat diketahui adanya
penyimpangan yang terjadi, apa penyebab dari penyimpangan tersebut,
apa akibat yang harus ditanggung perusahaan berkaitan dengan
terjadinya penyimpangan tersebut. Dari berbagai kekurangan yang
ditemukan kemudian auditor menyusun suatu rekomendasi untuk
memperbaiki penyimpangan yang terjadi agar tidak terulang lagi di masa
yang akan datang.
4. Pelaporan
Laporan harus disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami. Laporan
audit harus memuat tentang informasi latarbelakang, kesimpulan audit
dan disertai dengan temuan-temuan audit sebagai bukti pendukung
kesimpulan tersebut. Dalam laporan juga harus disajikan rekomendasi
yang diusulkan auditor sebagai alternatif perbaikan terhadap
penyimpangan (kekurangan) yang masih terjadi. Sebagai kelengkapannya
laporan juga harus menyatakan ruang lingkup dari audit yang dilakukan.
5. Tindak Lanjut
Tindak lanjut merupakan implementasi dari rekomendasi yang diajukan
auditor. Manajemen dan auditor harus sepakat dan secara bersama-sama
dalam melaksanakan tindak lanjut perbaikan tersebut. Pada dasarnya

22
keputusan untuk melakukan tindak lanjut sepenuhnya ada pada
manajemen, tetapi dalam pelaksanaannya, auditor mendampingi agar
tindak lanjut tersebut berjalan sesuai dengan rekomendasi yang diajukan
dan dapat mencapai tujuannya.

2.8 Kerangka Konseptual Penelitian


Sumber daya manusia memegang peran penting dalam kemajuan suatu
perusahaan. Sumber daya manusia dianggap penting karena mempengaruhi
efektivitas organisasi, serta merupakan fungsi pokok perusahaan dalam
menjalankan bisnis dan meningkatkan nilai tambah perusahaan. Secara umum
fungsi sumber daya manusia memegangperanan dan tanggung jawab penting
untuk mendapatkan sumber daya manusia yang memenuhi kualifikasi sesuai
dengan keunggulan bersaing sebuah usaha. Sumber daya manusia adalah aset
peusahaan yang paling penting dan membuat sumber daya lainnya dapat bekerja.
Bagian fungsi sumber daya manusia dituntut mengambil tindakan atau pemilihan
yang cermat dan tepat untuk mencapai suatu sasaran dan target yang telah
ditentukan.
Audit operasional sistem kepegawaian dan penggajian bertujuan untuk
menilai apakah kebijakan-kebijakan maupun prosedur-prosedur dan aktivitas
sumber daya manusia telah memenuhi tujuan perusahaan dan berjalan secara
efektif dengan mendeteksi masalah-masalah dalam proses pekerjaan/aktivitas
yang telah dilakukan. Adanya proses audit SDM yang penulis lakukan ini
diharapkan dapat membantu manajemen dalam mengembangkan potensi-potensi
yang ada dalam perusahaan terutama dari segi sumber daya manusianya.
Penelitian hanya berfokus pada fungsi sumber daya manusia untuk menilai dan
menganalisis program-program pada fungsi tersebut serta menindaklanjuti
masalah-masalah yang ada sehingga auditor dapat menentukan rekomendasi
perbaikan yang akan diberikan kepada manajemen. Ruang lingkup penelitian ini
akan dititikberatkan pada aktivitas-aktivitas seperti; perencanaan SDM,
rekrutmen, seleksi dan penempatan karyawan, pelatihan dan pengembangan
karyawan, perencanaan dan pengembangan karier, sistem penilaian kinerja
karyawan, kebijakan untuk kesejahteraan, kesehatan dankeselamatan kerja,

23
hubungan ketenagakerjaan, kepuasan kerja karyawan, kebijakan pemutusan
hubungan kerja (PHK).
Audit operasional juga sebagai instrumen untuk meningkatkan efektivitas
Sumber Daya Manusia melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Audit Pendahuluan
Melakukan observasi ke Unit Pengelola Sampah Terpadu Pada Dinas
Lingkungan Hidup DKI Jakarta untuk mengetahui latar belakang
perusahaan dan mengidentifikasi masalah untuk menetapkan tujuan audit
sementara yaitu kriteria, penyebab, dan akibat.
2. Review dan Pengujian pengendalian sistem kepegawaian dan penggajian
Menelaah kembali bukti-bukti yang diperoleh untuk menentukan apakah
tujuan audit sementara dapat dilanjutkan menjadi tujuan audit yang
sesungguhnya. Dalam hal ini auditor lebih memahami bukti-bukti yang
ada terutama yang berkaitan dengan pengelolaan kepegawaian dan
penggajian.
3. Audit Lanjutan
Dari temuan audit yang diperoleh auditor mengelompokan menjadi 4
(empat) bagian yaitu:
a. Kondisi adalah hasil aktual yang ditemukan auditor selama melakukan
observasi.
b. Kriteria adalah standar, aturan, atau norma yang ada dalam Unit
Pengelola Sampah Terpadu Pada Dinas Lingkungan Hidup DKI
Jakarta
c. Penyebab adalah tindakan riil dari pihak-pihak yang berwenang dalam
menangani kepegawaian dan penggajian yang menyebabkan
terjadinya kondisi tersebut.
d. Akibat adalah akibat yang harus dipertanggungjawabkan karena
terjadinya perbedaan rill dengan kriteria yang telah ditetapkan.
4. Pelaporan
Laporan hasil audit harus disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami.
Laporan juga harus memuat tentang informasi latar belakang, kesimpulan

24
audit, rekomendasi dan disertai temuan-temuan audit sebagai bukti
pendukung kesimpulan tersebut.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Survei pendahuluan untuk mencari


informasi atas latar belakang dan
Audit
gambaran umum perusahaan serta
Pendahuluan mengetahui kondisi pada Unit Pengelola
Sampah Terpadu Dinas Lingkungan
HIdup DKI Jakarta.

Review dan Review dan pengujian


Pengujian pengendalian terhadap aktivitas
Pengendalian yang berkaitan dengan fungsi
Manajemen SDM

Melakukan audit manajemen pada Unit


Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan
HIdup DKI Jakarta:
Audit Terinci
1. Menetapkan kriteria
2. Mendeskripsikan kondisi
3. Menemukan penyebab
4. Menyimpulkan akibat

Laporan Hasil Penelitian:


Pelaporan 1. Efektif atau idaknya fungsi SDM
2. Memberikan saran dan rekomenadasi

Sumber : Diolah peneliti

25
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Strategi Penelitian dan Waktu Penelitian

Strategi penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan


strategi penelitian studi kasus. Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang
dilakukan dengan cara menekankan pada suatu aspek atau pembahasan tertentu
secara mendalam yang biasanya berupa bentuk deskriptif kata atau kalimat yang
sudah disusun secara terstruktur dan sistematis (Ibrahim: 2015). Kualitas dari
penelitian kualitatif dapat dilihat dari kemampuan peneliti dalam menggali dan
mengambil data secara dalam terhadap partisipan semakin dalam data diperoleh
maka semakin berkualitas juga hasil dari penelitian tersebut (Bungin dan Ibrahim:
2015). Penelitian ini menggunakan strategi deskriptif kualitatif dengan
pendekatan studi kasus karena peneliti ingin mendeskripsikan tentang system
pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengaruh efektivitas kinerja
pegawai.

Dalam penelitian ini jenis data yang akan digunakan adalah data kualitatif
dan kuantitatif. Data kualitatif merupakan jenis data yang sifatnya tertulis maupun
lisan dalam rangkaian kata atau kalimat, sedangkan data kuantitatif merupakan
jenis data yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka (Sugiyono:
2017).

Penelitian ini dilakukan pada Unit Pengelola Sampah Terpadu di Dinas


Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2016-2019 yang berlokasi di
3 Kelurahan, yaitu Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Cikiwul dan Kelurahan
Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi. Dan Status tanah Milik
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Mulai beroperasi sejak tahun 1989 oleh Badan
Kementerian Lingkungan Hdup (BKLH) Provinsi DKI Jakarta.

Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial yang


dijabarkan ke dalam beberapa komponen masalah, variabel dan indikator. Setiap
variabel yang di tentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang

26
berbeda-beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variabel
tersebut. Dengan menggunakan simbol-simbol angka tersebut, dapat
menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum di dalam suatu parameter.

3.2 Metode Penelitian Kualitatif Deskriptif


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yaitu metode penelitian yang
bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis dan akurat
mengenai masalah fakta yang diteliti.

Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah


yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam
penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan mengupas suatu masalah
pada saat ini berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya (Sugiyono:
2017).

Penelitian deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status


sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini
adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki (Nazir 2015: 63).

Menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang


digunakan untuk menggambarkanatau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono 2016: 21).

Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang


berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang
atau masalah aktual.

3.3 Langkah – Langkah Penelitian Deskriptif


Secara singkat dapat diketahui terdapat beberapa langkah-langkah dalam
metode penelitian deskriptif, yakni :

27
1. mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan
melalui metode deskriptif.
2. membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3. menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4. melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5. menentukan kerangka berfikir dan pertanyaan serta hipotesis.
6. mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, instrument pengumpulan
data dan menganalisis data.
7. mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan
menggunakan teknik statistik yang relevan dan membuat laporan
penelitian.

3.4 Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kualitatif dan
kauntitatif.

a) Data kualitatif adalah memaparkan data dan memberikan gambaran


penjelasan secara teoritik yang didasarkan pada masalah yang
diteliti yang ada dilapangan serta mengeksplorasikan ke dalam
bentuk laporan. (Umi Fauziyah 2016:17).

b) Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung
secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang
dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka. (Sugiyono
2017:15)

2. Sumber Data

Sumber data dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu: data primer dan data
sekunder.

a) Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dilapangan


oleh orang yang melakukan penelitian .

28
b) Data sekunder adalah data yang berupa data-data yang sudah
tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca,
melihat dan mendengarkan. (Jonathan Sarwono, 2015 :19).

3.4.1 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data berupa suatu pernyataan (statement) tentang sifat,
keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian
(Gulo 2015 : 110).

a. Riset Lapangan (Field Research)


Pengumpulan data dalam bentuk ini adalah Kuisioner (Angket). Daftar
pertanyaan (kuisioner) adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-
pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan seorang analisis
sistem untuk mengumpulkan data dan pendapat dari para responden yang
telah dipilih. Daftar pertanyaan ini kemudian akan dikirim kepada para
responden yang akan mengisinya sesuai dengan pendapat mereka.
Menurut Sugiyono kuisioner (angket) merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

b. Riset Kepustakaan (Library Research)


Pengumpulan data dalam bentuk ini adalah, mencari bahan-bahan yang
dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian ini. Bahan-bahan
tersebut antara lain berupa buku-buku, internet dan sumber-sumber lain
yang berhubungan dengan topik pembahasan penelitian ini.
c. Observasi (Pengamatan)
Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran,
penciuman, pembau dan perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan
bantuan alat rekam elektronik.Observasi penelitian ini peneliti
langsungpada Unit Pengelola Sampah Terpadu di Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi DKI Jakarta untuk memperoleh data yang lebih aktual dan
untuk mengetahui sistem pengelolan SDM dan penggajian dengan
pengaruh efektivitas kinerja pegawai.

29
d. Dokumentasi
Pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun elektronik dari
lembaga atau institusi. Dokumentasi diperlukan untuk mendukung
kelengkapan data yang lain.

3.5 Metoda Analisis Data


Metode analisis data merupakan suatu cara bagaimana data yang
dikumpulkan akan diolah dan cara penyajian data. Menurut Sugiyono, Analisis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain
(Sugiyono, 2013:244).
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian, menganalisis hasil dari
penelitian, serta mengambil kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan
yang berkaitan dengan tahap pengerjaan audit operasional. Metode ini bertujuan
untuk merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, mendapatkan gambaran keadaan perusahaan berdasarkan fakta-fakta
yang tampak untuk diselidiki kemudian data diolah dan dianalisis.
Data dan informasi yang telah selesai diolah kemudian dianalisis lebih
lanjut dengan kaitan permasalahan yang diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang
sangat penting dan menentukan.
Pada tahap selanjutnya data diolah sehingga dapat digunakan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian kemudian
ditarik kesimpulan berdasarkan permasalahan yang ada.
Tahap analisa yang digunakan peneliti adalah analisa data kualitatif yang
dinyatakan tidak dalam bentuk angka, tetapi dalam bentuk kata, kalimat, atau
gambar. Analisa data kualitatif dilakukan dengan menggambarkan secara
deskriptif mengenai permasalahan yang diteliti.

30
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan teknik analisis data
nonstatistik atau kualitatif yaitu dengan penelitian yang menghasilkan penemuan –
penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan cara – cara lain dari pengukuran.
Peneliti mengamati fakta-fakta permasalahan yang terjadi pada Unit Pengelola
Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta agar dapat didiskusikan
mengenai solusi atas permasalahan mengenai Audit Operasional sistem
kepegawaian dan penggajian. Peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut
yang merupakan tahap perencanaan audit operasional.

A. Audit Pendahuluan
Audit Pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar
belakang perusahaan. Audit ini dilakukan untuk menganalisis berbagai
informasi yang telah diperoleh untuk mengindentifikasi hal-hal yang
mengandung kelemahan pada perusahaan. Kegiatan-kegiatan yang
terdapat dalam audit pendahuluan yaitu:
1. Pengamatan Fisik
Pada tahap ini, peneliti mengajukan permohonan riset ke perusahaan
untuk melakukan tinjauan langsung atau observasi ke perusahaan
untuk mendapatkan gambaran nyata tentang kegiatan yang megurus
kepegawaian dan penggajian serta melihat kondisi fisik dari bagian-
bagian yang ada dalam perusahaan.
2. Mencari Data Tertulis
Peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen tertulis seperti Struktur
organisasi,uraian tugas dan tanggung jawab, prosedur sistem
kepegawaian dan penggajian serta dokumen-dokumen lainnya yang
dibutuhkan sebagai pembanding antara hasil pengamatan dengan
kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh
perusahaan. Peneliti juga melakukan diskusi dengan kepala bagian
divisi kepegawaian dan penggajian Unit Pengelola Sampah Terpadu
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta untuk mengetahui gambaran
yang utuh mengenai aktivitas kepegawaian dan penggajian.

31
3. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan karyawan terkait secara lisan
guna mendapatkan informasi untuk mengidentifikasi adanya
permasalahan yang terjadi pada proses yang berhubungan dengan
kepegawaian dan penggajian. Dengan melakukan wawancara ini
peneliti dapat menggunakan kuesioner untuk mendapatkan informasi
umum perusahaan dan aktivitas fungsi produksi perusahaan yang
akan diaudit sehingga peneliti dapat menentukan tujuan audit
sementara.
4. Memoranda Survei
Setelah melakukan penelitian pendahuluan, peneliti menyusun
memoranda survey. Memoranda ini merupakan laporan final akan
tetapi hanya merupakan suatu alat untuk mengorganisir temuan
sementara memperoleh selama pemeriksaan pendahuluan.
Memoranda ini digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan
pemeriksaan lebih mandalam dan detail.

4.1

32

Anda mungkin juga menyukai