Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan sehari-hari setiap orang tentu dipengaruhi oleh komunikasi diri


sendiri dengan orang lain, bahkan oleh pesan yang berasal dari orang yang tidak
kita kenal. Karena komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat kompleks,
dan oleh sebab itu banyak para ahli yang mengatakan bahawa sulit untuk
didefinisikan. Sementara itu, menurut Everett M. Rogers yang dikutip oleh
Suranto A. W (2005, p. 15), bahwa komunikasi ialah proses yang di dalamnya
terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan
tujuan untuk merubah perilakunya.

Komunikasi dapat ditentukan berhasil atau tidaknya tergantung bagaimana


komunikator dapat mempengaruhi komunikan, sehingga komunikan dapat
bersikap dan perilaku atau bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
komunikator. Namun, permasalahannya adalah komunikator sangat perlu
mengetahui pesan, dan saluran yang bagaimana yang dapat mengubah sikap dan
perilaku komunikan.

Dalam ilmu komunikasi, kita mengenal adanya komunikasi persuasif,


yaitu komunikasi yang bersifat mempengaruhi audience atau komunikan,
sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.
Menurut K. Andeerson (Mulyana, 2005, p. 115) komunikasi persuasif
didefinisikan sebagai perilaku komunikasi yang mempunyai tujuan mengubah
keyakinan, sikap atau perilaku individu atau kelompok lain melalui transmisi
beberapa pesan. Mengingat pentingnya peran komunikasi persuasif dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya dalam suatu organisasi, maka disusunlah
makalah ini untuk menambah wawasan mengenai komunikasi persuasif.

1
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Apa pengertian komunikasi persuasif?


b. Bagaimana teknik komunikasi persuasif?
c. Apa saja tujuan komunikasi persuasif?
d. Apa saja fungsi komunikasi persuasif?
C. Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengertian komunikasi persuasif.


b. Untuk mengetahui teknik-teknik komunikasi persuasif.
c. Untuk perencanaan dan pengembangan penulisan pesan persuasuif.
d. Untuk mengetahui hambatan komunikasi.
e. Untuk mengetahui komuikasi persuasif dalam Hubungan Masyarakat.

2
BAB II

Pembahasan

A. Pengertian Komunikasi Persuasif

H. A. W. Widjaja dalam bukunya [ CITATION HAW10 \p 66 \l 1033 ]


mengungkapkan pengertian komunikasi persuasif sebagai berikut: Komunikasi
persuasif berasal dari istilah persuation (Inggris). Sedangkan istilah persuasion itu
sendiri diturunkan dari bahasa Latin "persuasio", kata kerjanya adalah to
persuade, yang dapat diartikan sebagai membujuk, merayu, meyakinkan dan
sebagainya.

Menurut Deddy Mulyana, komunikasi persuasif adalah suatu proses


komunikasi dimana terdapat usaha untuk meyakinkan orang lain agar publiknya
berbuat dan bertingkah laku seperti yang diharapkan komunikator dengan cara
membujuk tanpa memaksanya. Sedangkan menurut K. Andeerson, komunikasi
persuasif didefinisikan sebagai perilaku komunikasi yang mempunyai tujuan
mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu atau kelompok lain melalui
transmisi beberapa pesan [ CITATION Ded01 \p 115 \l 1033 ].

Uraian penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan


komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau
memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang melalui penggunaan
pesan sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.

B. Teknik Komunikasi Persuasif

Teknik komunikasi persuasif merupakan suatu teknik komunikasi yang


dilakukan agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan ,
melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain sebagainya.

Teknik ini berlangsung dengan personal contact yang memungkinkan


komunikator mengetahui, memahami dan menguasai. Terdapat beberapa teknik
komunikasi persuasif, yaitu:

3
1. Teknik Asosiasi

Teknik ini merupakan teknik yang menyajikan pesan dengan cara


menumpangkannya pada suatu objek atau peristiwa yang sedang menarik
perhatian khalayak. Teknik ini secara umum sering dilakukan oleh kalangan
pebisnis atau para politikus. Popularitas figur-figur tertentu dimanfaatkan dalam
kerangka pencapaian tujuan-tujuan tertentu.

2. Teknik Integrasi

Teknik ini adalah menyatukan diri antara komunikator dengan komunikan.


Penggunaan kata-kata verbal yang menyatakan satu dengan komunikan. Contoh
pada penggunaan kata kita bukan kata saya atau kami. Kata kita berarti saya dan
anda.Hal ini mengandung makna bahwa yang diperjuangkan komunikator bukan
kepentingan diri sendiri melainkan juga kepentingan komunikan.

3. Teknik Ganjaran

Teknik ganjaran (pay-of technique) adalah kegiatan untuk mempengaruhi


orang lain dengan cara mengiming-imingi hal yang menguntungkan atau yang
menjanjikan harapan tertentu. Teknik ini sering dipertentangkan dengan teknik
pembangkitan rasa takut (fear arousing technique), yakni cara-cara yang bersifat
menakut-nakuti atau menggambarkan konsekuensi yang buruk.

Jadi, jika pay-of technique menjanjikan ganjaran (rewarding), fear arousing


technique menunjukan hukuman (punishment).Sehingga teknik ganjaran dapat
menimbulkan kegairahan emosional, sedangkan fear arousing dapat menimbulkan
ketegangan emosional.

4. Teknik Red - Herring

Istilah red herring sulit diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebab red
herring adalah nama ikan yang tersebar di Samudera Atlantik Utara. Jenis ikan ini
terkenal dengan kebiasaanya dalam membuat gerak tipu daya ketika diburu oleh
binatang lain atau manusia. Dalam hubungannya dengan komunikasi persuasif
adalah seni komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan dengan
mengelakan argumentasi yang lemah untuk kemudian mengalihkannya sedikit

4
demi sedikit ke aspek yanng dikuasinya guna dijadikan senjata ampuh untuk
menyerang lawan. Jadi teknik ini digunakan komunikator ketika berada dalam
posisi yang terdesak. Untuk itu, syarat yang tidak boleh dilupakan adalah pada
penguasaan materi yang didiskusikan atau diperdebatkan.

5. Teknik Tataan

Yang dimaksudkan dengan tataan disini adalah upaya menyusun pesan


komunikasi sedemikian rupa sehingga enak didengar, atau enak dilihat atau enak
dibaca dan orang memiliki kecenderungan untuk mengikuti apa yang disarankan
oleh pesan tersebut.

Teknik tataan (icing technique) dalam kegiatan komunikasi persuasif adalah


seni menata pesan dengan imbauan-imbauan sedemikian rupa sehingga lebih
dapat menarik sasaran persuasi.

C. Tujuan Komunikasi Persuasif

Segala sesuatu, pasti ada maksud dan tujuan tertentu. Tujuan inilah
nantinya yang digunakan sebagai target suatu kegiatan. Sehingga terbentuklah
perencanaan untuk menuju tujuan tersebut. Sebenarnya, komunikasi persuasif ini
merupakan bentuk teknik dalam berkomunikasi. Sehingga, tujuan adanya
komunikasi persuasif ini di antaranya :

 Perubahan sikap (attitude change), komunikasi persuasif ini diharapkan


dapat mengubah pola pikir yang mana pola pikir ini membuat komunikan
mengubah sikapnya terhadap pesan apa yang diterimanya.
 Perubahan pendapat (opinion change), seorang komunikan pastinya
memiliki pendapat atau anggapan yang berbeda dari seorang komunikator.
Sehingga, perlu adanya komunikasi persuasif ini sebagai alat
mengubahnya pola pikir komunikan yang membuat komunikan ini
mengikuti pendapat atau anggapan yang disampaikan oleh seorang
komunikator.
 Perubahan perilaku (behavior change), perubahan perilaku ini sebenarnya
masuk ke dalam kategori perubahan sikap. Namun, perilaku ini merupakan
suatu dampak dari sikap. Ketika sikap berubah, maka perilaku pada

5
seseorang atau komunikan pun juga ikut berubah mengikuti pola pikir dari
pesan yang ia terima.
 Perubahan sosial (sosial change). Perubahan sosial inilah yang merupakan
salah satu dampak dari adanya bahasa yang persuasif. Komunikator yang
berbahasa persuasif akan membawa perubahan dalam lingkungan
masyarakat, pola pikir, hingga perilaku masayarakat. Hal ini dapat
ditemukan pada seorang Lurah yang menyampaikan informasi persuasif
agar masyarakat desa mengikuti program pemerintah. Dengan adanya
bahasa yang persuasif yang bersifat mengajak ini, dapat mampu mengubah
pola pikir masyarakat desa untuk mengikuti program pemerintah yang
disampaikan seorang Lurah sebagai komunikator.

D. Fungsi Komunikasi Persuasif


1.perintah
Fungsi persuasif yang pertama yaitu bisa sebagai perintah dari satu individu kepada
individu lainnya. Dalam suatu organisasi, fungsi ini akan sangat berguna terutama ketika
komunikasi atasan kepada bawahan terjadi. Strategi yang menggunakan komunikasi
persuasif bisa dilakukan untuk membuat suatu perintah menjadi ajakan.

2. Instruksi

Pemberian instruksi juga bisa berupa ajakan-ajakan tertentu. Seperti misalnya,


ketika dalam organisasi akan melakukan suatu kegiatan tertentu, maka kalimat-
kalimat ajakan bisa disisipkan dalam kalimat instruksi yang ada. Cara ini juga
akan memperhalus kalimat petunjuk menjadi kalimat yang melibatkan pihak yang
diajak komunikasi. Teknik komunikasi persuasif yang tepat bisa memberikan
instruksi yang lebih mudah untuk dipahami.

3. Sosialisasi Kebijakan

Di dalam organisasi, kegiatan sosialisasi tentang kebijakan baru yang akan


diterapkan juga akan menjadi bagian dari fungsi persuasif. Sebuah ajakan untuk
menerima kebijakan baru tidak bisa dipaksakan begitu saja. Oleh karenanya
dengan menggunakan komunikasi persuasif ini bisa menjadi lebih mudah.

4. Himbauan

Sama halnya seperti sosialisasi, himbauan-himbauan tertentu untuk melaksanakan


perintah atau aturan tertentu juga bisa dilaksanakan dengan menggunakan bentuk

6
komunikasi persuasif dalam suatu organisasi. Ini merupakan contoh yang bisa kita
temukan pada saat adanya rapat untuk mengevaluasi kinerja dan lain sebagainya.

5. Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan biasa dilakukan oleh para tenaga kesehatan dalam suatu
lingkup organisasi. Pendekatannya juga menggunakan fungsi persuasif, dimana
tidak ada unsur pemaksaan di dalamnya. Jenis kegiatan ini merupakan kegiatan
yang menerapkan komunikasi persuasif.

6. Pendidikan Kesehatan

Perbedaan mendasar antara promosi kesehatan dengan pendidikan kesehatan


adalah tentang tujuan dari adanya pelaksanaan kegiatan tersebut. Bila promosi
kesehatan lebih mengarah pada upaya pencegahan terjadinya sakit, pendidikan
kesehatan bisa melingkup hingga pada tingkat pengelolaan saat sakit. Komunikasi
persuasif juga digunakan untuk menumbuhkan kesadaran di dalam organisasi.

7. Simulasi

Simulasi merupakan contoh fungsi persuasif dalam komunikasi organisasi yang


bisa kita temukan terutama pada saat akan melakukan pelatihan-pelatihan tertentu.
Pelatihan yang menggunakan peragaan akan menggunakan simulasi. Di dalamnya
bisa berisi ajakan-ajakan tertentu yang juga diterapkan dalam simulasi tersebut.

8. Dakwah

Dalam suatu organisasi tertentu, fungsi persuasif juga bisa ditunjukkan melalui
dakwah. Organisasi-organisasi keagamaan umumnya dapat menggunakan jenis
komunikasi persuasif dengan nilai-nilai dakwah di dalamnya. Bahkan, komunikasi
dakwah menjadi sebuah cabang ilmu komunikasi tersendiri.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
jadi komunikasi persuasif adalah komunikasi yang digunakan untuk membujuk
atau merayu audience agar mau berperilaku sesuai dengan kemauan komunikator
dan komunikasi persuasive ini juga sangat penting kita gunakan dalam kehidupan
sehari-hai.

B.Saran
Saya menyarankan agar para pembaca makalah ini agar mulai lah memakai
komunikasi persuasive ini ke dalam kehidupan sehari-hari karna itu akan sangat
berguna untuk diri kita.

8
Daftar Pusaka

Dalam buku [ CITATION Ono07 \p 23-24 \l 1033 ]

https://www.academia.edu/28475923/

https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-persuasif

Anda mungkin juga menyukai