Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MUQARANAH MADZAHIB FIIL IBADAH

(PENDAPAT ULAMA TENTANG MEMBACA BASMALAH PADA AWAL


SURAT AL-FATIHAH DALAM SHALAT)

Disusun oleh:
Acih Sunarsih (11180430000069)
Aliftha Aulia Putri (11180430000076)
Firmansyah (11180430000087)

Dosen mata kuliah:

Prof. Dr. Abdul Wahab Abd. Muhaimin Lc., M.A.


PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
114I H/2020 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Makalah Muqaranah Madzahib fiil ibadah mengenai “Pendapat ulama tentang
membaca basmalah pada surat al fatihah dalam shalat”. Ucapan terimakasih tidak
lupa pula kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah yang bersedia
memberikan bimbingan dalam penyelesaian makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat


kesalahan-kesalahan dalam penyusunannya, baik dari segi materi yang terdapat dalam
makalah ini maupun penyusunan dalam makalah.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran yang bersifat


membangun dari semua pihak guna perbaikan dan penulisan-penulisan makalah
kedepannya.

 Tangerang, 1 Juli 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB 1......................................................................................................................................4
Pendahuluan.......................................................................................................................5
Rumusan Masalah..............................................................................................................5
BAB 2......................................................................................................................................6
Pembahasan........................................................................................................................6
A. Hukum membaca basmalah pada surat Al-Fatihah dalam shalat...............6
B. Perbedaan pendapat ulama mengenai membaca basmalah pada surat al
fatihah dalam shalat ...............................................................................................6
1. Pendapat Mazhab Hanafi..........................................................................................6
2. Pendapat Mazhab Maliki..........................................................................................7
3. Pendapat Mazhab Syafi’i..............................................................................................8
4. Pendapat Mazhab Hanbali............................................................................................9
C. Sebab perbedaan pendapat dalam kalangan imam Mazhab membaca
basmalah pada surat al fatihah dalam shalat....................................................10
D. Pendapat ulama paling kuat mengenai membaca basmalah pada surat al
fatihah dalam shalat..............................................................................................12
PENUTUP............................................................................................................................13
Kesimpulan.......................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

Sering terjadi perbedaan pendapat dikalangan masyarakat mengenai membaca


basmalah pada awal surat al fatihah yang mempengaruhi pada praktek langsung
didalamnya. Hal ini didasari karena perbedaan pandangan para ulama terdahulu
tentang pembacaan basmalah pada awal surat al fatihah ini.

Kalangan ulama mazhab ada yang menyebutkan bahwa basmalah tak perlu
dibaca dalam al-Fatihah seperti kalangan mazhab Maliki, kemudian ada yang
menyebutkan bahwa basmalah tetap dibaca namun secara pelan (sirr) seperti mazhab
Ahmad bin Hanbal, dan sebagaimana banyak diamalkan di Indonesia dalam mazhab
Syafii, basmalah dibaca dalam Surat al-Fatihah sesuai shalat yang dilakukan: pelan
untuk shalat yang bacaannya pelan (sirr), dan mengeraskannya di shalat yang jahr.

Lalu bagaimana penjelasan lebih lanjutnya mengenai pendapat ulama tentang


pembacaan basmalah pada awal surat al fatihah ini, akan sedikit dipaparkan dalam
makalah ini.

4
Rumusan Masalah

1. Bagaimana Hukum membaca basmalah pada surat Al-Fatihah dalam shalat?


2. Bagaimana perbedaan pendapat ulama mengenai membaca basmalah pada
surat al fatihah dalam shalat?
3. Apa Sebab perbedaan pendapat dalam kalangan imam Mazhab membaca
basmalah pada surat al fatihah dalam shalat?
4. Bagaimana Pendapat ulama paling kuat mengenai membaca basmalah pada
surat al fatihah dalam shalat?

Tujuan

1. Untuk mengetahui Hukum membaca basmalah pada surat Al-Fatihah dalam


shalat.
2. Untuk mengetahui perbedaan pendapat ulama mengenai membaca basmalah
pada surat al fatihah dalam shalat.
3. Untuk mengetahui Sebab perbedaan pendapat dalam kalangan imam Mazhab
membaca basmalah pada surat al fatihah dalam shalat.
4. Untuk mengetahui Pendapat ulama paling kuat mengenai membaca basmalah
pada surat al fatihah dalam shalat.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hukum membaca basmalah pada surat Al-Fatihah

Para ulama sepakat bahwa basmalah adalah termasuk ayat Al Qur’an (Al
Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 8/83). Karena memang basmalah terdapat dalam salah satu
ayat Al Qur’an,

‫ن ُسلَ ْي َمانَ َوإِنَّهُ بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ِيم‬Yْ ‫إِنَّهُ ِم‬

“Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan


menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang ” (QS. An Naml:
30)

Namun, terdapat perselisihan yang sangat kuat diantara para ulama


mengenai apakah basmalah itu bagian dari surat Al Fatihah. Karena jika ditinjau
dari segi riwayat qira’ah, dalam sebagian qira’ah yang shahih, basmalah bukan
bagian dari Al Fatihah dan dalam sebagian qira’ah yang lain, basmalah merupakan
bagian dari Al Fatihah.

B. Perbedaan Pendapat Ulama Mengenai Pembacaan Basmalah pada Surat Al


Fatihah Dalam Shalat

Dalam hal pembacaan basmalah pada surat al-Fatihah dalam shalat ini, para
ulama imam mazhab berbeda pendapat. Adapun pendapat tersebut sebagai berikut :

1. Pendapat Mazhab Hanafi

Mazhab Hanafi berpendapat bahwa membaca Basmallah pada surat Al-


Fatihah disunnahkan dibaca sirr atau pelan. Minimal dibaca di dalam hati. Dalam hal
ini, Mazhab Hanafi menggunakan dalil yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Daruqutni:

6
،‫ إذا قرأتم الحمد فاقرأوا بسم هللا الرحمن الرحيم‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن أبي هريرة قال‬
‫ رجال‬:‫ قال الدارقطني‬.‫إنها أم القرآن وأم الكتاب والسبع المثاني وبسم هللا الرحمن الرحين إحدى آياتها‬
‫إسناده كلهم ثقاة‬.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Bahwa Rasulullah SAW


bersabda: "Jika kalian ingin membaca surat Al-Fatihah maka bacalah Basmallah.
Sesungguhnya Basmallah itu satu ayat dari surat Al-Fatihah. (HR. Ad-Daruqutni
Perawinya Tsiqoh semua)

Mazhab ini juga menggunakan dalil yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

‫ صليت مع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم وأبي بكر وعمر‬:‫وعن أنس أيضا رضي هللا عنه قال‬
‫ رواه مسلم‬.‫وعثمان فلم أسمع أحدا منهم يقرأ بسم هللا الرحمن الرحيم‬.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: "Saya salat di belakang


Rasulullah SAW, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Saya tidak mendengar satupun dari
mereka membaca Bismillahirrahmanirrahim. (HR. Muslim)

2. Pendapat Mazhab Maliki

Dalam Imam Malik berpendapat bahwa Basmalah bukan bagian dari surat al-
Fatihah dan surat-surat lain dalam al-Qur’an. kecuali ayat ke 30 surat AnNaml. Oleh
karena itu makruh membacanya dalam shalat. Yang dijadikan dasar dari pendapat ini
adalah hadis sebagai berikut:

a. Hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Malik: Allah Ta’ala berfi rman “
Aku membagi Ash Shalah ( Al-Fatihah) antara-Ku dan antara hambaku
menjadi dua bagian, dan untuk hambaku akan mendapatkan apa-apa yang ia
minta. Maka apabila hamba mengucapkan Alhamdulillāhirobbil ālamīn, Allah
Ta’ala menjawab: hambaku telah memujiku. Apabila ia mengucap Ar-
Rahmānirrahīm Allah Ta’ala menjawab Hambaku telah menyanjungku.
Apabila ia mengucap māliki yaumiddīn, Allah menjawab, hambaku telah
mengagungkan Aku dan juga berfirman hambaku berserah diri kepadaku.
Apabila ia mengucap iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn Allah menjawab Ini
adalah antara aku dan antara hambaku dan untuk hambaku akan mendapatkan

7
apa-apa yeng ia minta. Dan apabila ia mengucapkan Ihdinash-shirāthal
mustaqīm shirāthalladzīna an’amta ‘alaihim ghoiril maghdhūbi ‘alaihim
waladhdhāllīn, Allah menjawab: ini adalah untuk hambaku dan untuk
hambaku akan mendapatkan apa-apa yang ia minta ( H.R. Muslim)

b. Hadis dari Anas ra. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :

‫ صليت مع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم وأبي بكر وعمر وعثمان‬:‫وعن أنس أيضا رضي هللا عنه قال‬
‫ رواه مسلم‬.‫فلم أسمع أحدا منهم يقرأ بسم هللا الرحمن الرحيم‬.

Dari Anas bin Malik RA berkata: "Saya salat di belakang Rasulullah


SAW, Abu Bakr, Umar dan Utsman, Saya tidak mendengar satupun dari
mereka membaca Bismillahirrahmanirrahim. (HR. Muslim)

c. Hadits dari Annas yang diriwayatkan oleh bukhori :

‫ أن النبي صلى هللا عليه وسلم وأبا بكر وعمر رضي هللا عنهما كانوا يفتتحون‬:‫عن أنس رضي هللا عنه‬
‫ رواه البخاري‬.‫الصالة بالحمد هلل رب العالمين‬.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: "Bahwa Rasulullah


SAW, Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali memulai salatnya dengan Al-
hamdulillahi rabbil 'aalamiin. (HR. Bukhari)

3. Pendapat Mazhab Syafi’i

Mazhab Syafi'i berpendapat bahwa membaca Basmallah pada surat Al-


Fatihah disunnahkan dibaca Jahr atau keras. Dalam hal ini, Mazhab Syafi'i
menggunakan dalil yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Daruqutni:

،‫ إذا قرأتم الحمد فاقرأوا بسم هللا الرحمن الرحيم‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن أبي هريرة قال‬
‫ رجال‬:‫ قال الدارقطني‬.‫إنها أم القرآن وأم الكتاب والسبع المثاني وبسم هللا الرحمن الرحين إحدى آياتها‬
‫إسناده كلهم ثقاة‬.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Bahwa Rasulullah SAW bersabda:
jika kalian ingin membaca surat Al-Fatihah maka bacalah Basmallah. Sesungguhnya

8
Basmallah itu salah satu ayat dari surat Al-Fatihah. (HR. Ad-Daruqutni Perawinya
Tsiqoh semua)

Mazhab Syafii juga menggunakan dalil yang diriwayatkan oleh Imam An-
Nasai, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Imam Al-Hakim. Hadis ini dishahihkan
oleh Imam ad-Daruqutni & Imam Al-Baihaqi:

:‫ وقال‬،‫ ثم قرأ بأم القرآن‬.‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬:‫ فقرأ‬،‫ «صليت وراء أبي هريرة‬:‫ أنه قال‬،‫عن نعيم المجمر‬
‫» أخرجه النسائي وابن خزيمة وابن‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ إني ألشبهكم صالة برسول هللا‬،‫والذي نفسي بيده‬
‫حبان في صحيحهما والحاكم في مستدركه وصححه الدارقطني والخطيب والبيهقي وغيرهم‬.

Dari Nu'aim bin al-Mujammir RA berkata: Saya salat di belakang Abu


Hurairah, Abu Hurairah menjahrkan (mengeraskan) Basmallah dalam salatnya.
Setelah salam dia berkata: Demi Allah, Aku adalah orang yang paling mirip salatnya
dengan salatnya Rasulullah SAW. (HR. Imam An-Nasai, Ibnu Khuzaimah, Ibnu
Hibban, & imam alhakim)

Juga menggunakan dalil yang diriwayatkan oleh Imam Abu Hatim, Ibnu Hibban &
Ad-Daruqutni dengan sanad yang shahih:

‫ وأخرجه أبو‬.‫فقد بان وثبت أن النبي صلى هللا عليه وسلم كان يجهر ببسم هللا الرحمن الرحيم في الصالة‬
‫ ورواه الحاكم في‬.‫حاتم ابن حبان في صحيحه والدارقطني في سننه وقال هذا حديث صحيح وكلهم ثقات‬
‫ هذا حديث صحيح على شرط البخاري ومسلم‬:‫المستدرك على الصحيح وقال‬.

Telah jelas dan tsabit bahwa Nabi SAW menjahrkan Basmallah ketika salat.
(HR. Abu Hatim, Ibnu Hibban & Ad-Daruqutni, Ini Hadits Shahih, Imam al-Hakim
mengatakan sanadnya berdasarkan syarat sanad Bukhari Muslim)

1. Pendapat Mazhab Hambali

Mazhab Hanbali berpendapat bahwa membaca Basmallah pada surat Al-


Fatihah disunnahkan dibaca sirr atau pelan. Minimal dibaca di dalam hati. Pendapat
Madzhab Hanbali ini sama seperti pendapat Madzhab Hanafi. Dalam hal ini, Mazhab
Hanbali menggunakan dalil yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Daruqutni:

‫ إنها‬،‫ إذا قرأتم الحمد فاقرأوا بسم هللا الرحمن الرحيم‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن أبي هريرة قال‬

9
‫ رجال إسناده كلهم‬:‫ قال الدارقطني‬.‫أم القرآن وأم الكتاب والسبع المثاني وبسم هللا الرحمن الرحين إحدى آياتها‬
‫ثقاة‬.

Dari Abu Hurairah RA berkata: Bahwa Rasulullah SAW bersabda: jika kalian ingin
membaca surat Al-Fatihah maka bacalah Basmallah. Sesungguhnya Basmallah itu
salah satu ayat dari surat Al-Fatihah. (HR. Ad-Daruqutni Perawinya Tsiqoh semua)

Dan juga menggunakan dalil yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

‫ صليت مع رسول هللا صلى هللا عليه وسلم وأبي بكر وعمر وعثمان فلم‬:‫وعن أنس أيضا رضي هللا عنه قال‬
‫ رواه مسلم‬.‫أسمع أحدا منهم يقرأ بسم هللا الرحمن الرحيم‬.

Dari Anas bin Malik RA berkata: Saya salat di belakang Rasulullah SAW,
Abu Bakr, Umar dan Utsman, Saya tidak mendengar satupun dari mereka
membaca Bismillahirrahmanirrahim. (HR. Muslim).

C. Sebab Perbedaan Pendapat dalam Kalangan Imam Mazhab Membaca


Basmalah Pada Surat Al Fatihah dalam Shalat.

Salah satu hal yang dibicarakan adalah persoalan membaca basmalah Surat al-
Fatihah dalam shalat-shalat yang Fatihahnya dibaca keras, sebagaimana disebutkan di
atas. Tulisan ini bermaksud memberi sedikit ulasan tentang perbedaan ulama terkait
basmalah Surat al-Fatihah.

Perbedaan pendapat ini disebutkan dalam kitab Bidâyatul Mujtahid karya


Muhammad Ibnu Rusyd, seorang ulama dari mazhab Maliki. Sebagai informasi, Ibnu
Rusyd pengarang kitab Bidâyatul Mujtahid ini juga ahli filsafat yang menulis kitab
Tahâfut at-Tahafut (bantahan atas kitab karya Imam al-Ghazali yang berjudul
Tahâfutul Falâsifah (Kerancuan para Filsuf), Di Eropa Ibnu Rusyd dikenal sebagai
‘Averroes’.

Kembali ke diskusi terkait bacaan basmalah Surat al-Fatihah tadi. Selain dalam
Bidâyatul Mujtahid, syarahnya yang berjudul Subulus Salâm karya Imam ash-
Shan’ani, atau kitab al-Mughni karya Ibnu Qudamah, salah satu ulama mazhab
Ahmad bin Hanbal, bisa dirujuk.

10
Perbedaan ini dikategorikan Ibnu Rusyd dalam dua sebab: apakah basmalah harus
dibaca secara keras (jahr) dalam shalat, dan apakah basmalah merupakan bagian dari
Surat al-Fatihah?

Kalangan ulama mazhab ada yang menyebutkan bahwa basmalah tak perlu dibaca
dalam al-Fatihah seperti kalangan mazhab Maliki, kemudian ada yang menyebutkan
bahwa basmalah tetap dibaca namun secara pelan (sirr) seperti mazhab Ahmad bin
Hanbal, dan sebagaimana banyak diamalkan di Indonesia dalam mazhab Syafi'i,
basmalah dibaca dalam Surat al-Fatihah sesuai shalat yang dilakukan : pelan untuk
shalat yang bacaannya pelan (sirr), dan mengeraskannya di shalat yang jahr.

Menurut Ibnu Rusyd, perbedaan yang paling menonjol adalah dalam penilaian
dan pemahaman hadits. Hadits tentang bacaan basmalah Rasulullah secara jahr
beberapa di antaranya diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, bahwasanya beliau
menyebutkan Nabi membaca basmalah dalam shalat secara jahr. Hadits dengan
maksud serupa juga diriwayatkan oleh Ummu Salamah sebagai berikut :

ِّ‫ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َرب‬،ً‫ َو َع َّدهَا آيَة‬،‫َّح ِيم‬ َّ ‫ قَ َرأَ فِي ال‬- ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
ِ ‫ بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن الر‬:‫صاَل ِة‬ َّ ِ‫أَ َّن النَّب‬
َ -‫ي‬
‫ْال َعالَ ِمينَ ْاثنَ ْي ِن‬

Artinya: “Sesungguhnya Nabi membaca ‘bismillahirrahmanirrahim’, dan


menganggapnya sebagai satu ayat, dan ‘alhamdu lillahi rabbil ‘alamin’ sebagai
yang kedua.” (HR. Abu Dawud).

Kalangan mazhab Maliki, sebagaimana disebutkan Ibnu Rusyd, salah satunya


merujuk hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik dan Ibnu Abdullah bin
Mughaffal, bahwa Nabi dan beberapa sahabat tidak membaca basmalah Surat al-
Fatihah saat shalat.

…‫ فَلَ ْم أَ ْس َم ْع أَ َحدًا‬، َ‫ َو َم َع ع ُْث َمان‬،‫ َو َم َع ُع َم َر‬،‫ َو َم َع أَبِي بَ ْك ٍر‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ُ ‫صلَّي‬
َ ‫ْت َم َع النَّبِ ِّي‬ َ ‫َوقَ ْد‬
َ ‫هَّلِل‬ ُ
َ‫ "ال َح ْم ُد ِ َربِّ ال َعال ِمين‬: ْ‫صليْتَ فَقل‬ َّ ْ َ َ ْ ُ ُ
َ َ‫ إِذا أنت‬،‫ فَالَ تَقلهَا‬،‫" ِمنهُ ْم يَقولهَا‬. ُ ْ

Artinya: "… Aku pernah shalat bersama Nabi, Abu Bakar, Umar dan Utsman,
namun aku belum pernah mendengar mereka membacanya (basmalah). Maka
jangan ucapkan itu, dan jika melaksanakan shalat maka baca,
‘alhamdulillahirabbil ‘alamin’ (maksudnya Surat al-Fatihah, tanpa basmalah).”
(HR. Tirmidzi).

11
Beberapa kalangan yang menganggap wajib membaca basmalah menilai hadits
tersebut kurang kuat sebagai hujjah karena melihat adanya ragam variasi riwayat
yang tampak bertentangan dalam sanad yang sama.

Selanjutnya yang kedua adalah perbedaan hujjah terkait kedudukan basmalah


dalam Surat al-Fatihah. Ulama yang menyebutkan bahwa basmalah merupakan
bagian dari Surat al-Fatihah, maka menjadikan membaca basmalah dalam shalat
menjadi wajib, seperti Imam asy-Syafi’i. Ulama mazhab lain yang menilai bahwa
basmalah bukan bagian dari Surat al-Fatihah, menilai bahwa membacanya tidak wajib
dalam shalat.

D. Pendapat ulama paling kuat mengenai membaca basmalah pada surat al


fatihah dalam shalat

Banyaknya kontradiksi antara hadis-hadis di atas adalah salah satu dari


penyebab timbulnya perbedaan pendapat dikalangan fuqoha dalam hal membaca
basmalah dalam salat. Ulama yang berpendapat bahwa basmalah adalah salah satu
ayat dari surat al-Fatihah, atau setiap surah atau bukan sama sekali ?

Ulama yang bahwa basmalah adalah salah satu ayat dari surat al-Fatihah,
maka kalimat basmalah harus dibaca, saat, membaca al-Fatihah dalam salat. Adapun
ulama yang menganggap bahwa basmalah termasuk ayat pertama setiap surah, maka
berkesimpulan bahwa basmalah harus dibaca pada setiap surah al-Qur’an.

Sebagian ulama menolak pendapat Imam Syafi’I dengan menyatakan bahwa


jika basmalah merupakan satu ayat dari selain surah an-Naml, niscaya akan
dijelaskan oleh Rasulallah SAW, sebab al-Quran diriwayatkan secara mutawattir.
Itulah pendapat al-Qodhi yang membantah pendapat Imam Syafi’I dan menduga
bahwa penolakan ini merupakan kebenaran yang Qoth’I (pasti).

Lalu abu hamid al-Gazali membenarkan pendapat Imam Syafi’I, ia


mengatakan jika basmalah bukan salah satu ayat al-Qur’an, niscaya Rasulallah SAW
memberikan penjelasan yang demikian.

Bahkan sulit untuk dipahami bagaimana bisa satu ayat dikatakan sebagai ayat
dari surah-surah tertentu dalam al-Qur’an, dan tidak pada surat-surat lainnya dalam
al-Qur’an. bahkan dikatakan bahwa basmalah adalah merupakan dari al-Qur’an

12
dimana saja disebutkannya, dan basmalah merupakan salah satu ayat dari surah an-
Naml.

Oleh karena itu dalam menyikapi perbedaan ini hendaknya kita bersikap bijak,
karena ulama berhujjah dengan dalil yang sama sama kuat dan masalah nya pun
cukup jelas. Jadi cukup mengikuti apa yang kita yakini saja dari berbagai pendapat
tersebut tanpa menyalahkan pendapat yang lain. Akan tetapi kami sebagai pemakalah
memilih dan mengikuti pendapat Imam Syafi’I bahwa basmalah merupakan satu ayat
dari surah al-Fatihah. Wallahu a’lam.

BAB III

KESIMPULAN

1. Mazhab Hanafi berpendapat bahwa membaca Basmallah pada surat Al-Fatihah


disunnahkan dibaca sirr atau pelan.

2. Imam Malik berpendapat bahwa Basmalah bukan bagian dari surat al-Fatihah dan
surat-surat lain dalam al-Qur’an. kecuali ayat ke 30 surat AnNaml.

3. Mazhab Syafi'i berpendapat bahwa membaca Basmallah pada surat Al-Fatihah


disunnahkan dibaca Jahr atau keras.

4. Perbedaan pendapat dikalangan fuqoha disebabkan karena perbedaan hujjah atau


hadist dalam masalah ini, dan perbedaan pendapat apakah basmalah merupakan salah
satu ayat dari al-Qur’an atau bukan.

5. Oleh karena itu dalam menyikapi perbedaan ini hendaknya kita bersikap bijak,
karena ulama berhujjah dengan dalil yang sama sama kuat dan masalah nya pun
cukup jelas. Akan tetapi pemakalah lebih condong meyakini pendapat imam Syafi’I
yang menganggap bahwa basmalah termasuk satu surat al-Fatihah. Sesuai dengan
mayoritas mazhab di Indonesia yaitu mazhab asy-Syafi’I.

13

Anda mungkin juga menyukai