UNIVERSITAS SEMARANG
Jl. Soekarno – Hatta Tlogosari Semarang
NO 1
. A. Proses Perencanaan Infrastruktur
- Menawarkan skema proyek infrastruktur yang memperhatikan aspek: porsi yang
optimal antara BUMN dan swasta, situasi bagi BUMN dan swasta untuk
berkompetisi secara sehat
- Membuat sistem institusi yang efektif, efisien, dan simpel dalam pelaksanaan
KPBU, membuat standar penerapan VfM untuk membandingkan opsi skema
KPBU versus lainnya, dan aturan main jika BUMN/BUMD bertindak sebagai
Badan Usaha dalam proyek KPBU.
- Mempersiapkan penawaran proyek dengan serius. Perlu aturan main yang jelas
untuk memaksimalkan manfaat Project Development Facility (PDF) sebelum
proses tendering dibuka. Dengan demikian pemerintah mempunyai pegangan kuat
dalam proses negosiasi dengan swasta mengenai skema, harga, dukungan fiskal,
dan sebagainya.
- Membuat terobosan signifikan untuk mengatasi persoalan pembebasan lahan,
misalnya dengan: pembatasan jumlah dan waktu pengajuan tuntutan hukum atas
penetapan kompensasi dari pemerintah, memberikan acuan harga pasar yang logis
dan tidak mengikuti skema spekulan, serta menentukan persentase tambahan dari
nilai properti sebagai kompensasi non-material sebagai jalan tengah tuntutan
tinggi pemilik lahan dan nilai pasar lahan tersebut.
- Memberlakukan sistem manajemen aset infrastruktur berbasis kinerja, misalnya
dengan menunjuk sebuah pihak tunggal dalam desain, pembangunan,
pengoperasian, serta pemeliharaan sebuah aset infrastruktur tertentu, dan secara
periodik melakukan evaluasi serta memberi remunerasi berdasarkan kinerja
pengelolaan aset yang dilakukannya.
B. Studi kasus infrastruktur di Indonesia
- Membutuhkan investasi yang cukup besar, waktu pengembalian modal,
perencanaan dan implementasi memerlukan waktu yang panjang, pemanfaatan
teknologi tinggi.
- Pembangunan menjadi persyarat bagi perkembangan kesempatan dan peluang
baru diberbagai bidang kehidupan
- Adanya persaingan global dan sekaligus memenuhi permintaan investor baik
dari dalam maupun luar negeri
- Belum mantapnya konektivitas antara infrastruktur didarat dan laut, serta
pengembangan kota maritim
- Disparitas antara wilayah relatif masih tinggi terutama antara kawasan barat dan
timur
- Urbanisasi yang tinggi
NO 2
Arah kebijakan sarana dan prasarana di Indonesia
Yaitu melalui pendekatan wilayah, menuntut keserasian penanganan secara
spesial (Nasional, Regional, Perkotaan, Perdesaan) sektoral (Jalan, Air, Sanitasi,
Persampahan, Listrik, Telepon, Infrastruktur perumahan dan pemukiman dll).
Serta antara pemangku kepentingan publik, swasta, dan masyarakat harus
dilakukan pendekatan wilayah dengan tata ruang yang mempertimbangkan daya
dukung lingkungan
NO 3
Perbedaan peran pemerintah pusat dan daerah.
Peran pemerintah :
• Menyusun strategi dan kebijaksanaan sektor
• Memberikan dana penjamin
• Mengawasi aturan main untuk melindungi kepentingan swasta dan sekaligus
kepentingan masyarakat
Peran daerah :
• Sebagai penyandang dan pemerima dana
• Memberikan pelayanan dengan kontrak kerja yang disepakati
• Memelihara dan menjaga sarana prasarana