Penulis
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..................................................................................3
C. Manfaat Penulisan................................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................18
BAB V PENUTUP..........................................................................................19
A. Kesimpulan ..........................................................................................19
B. Saran.....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
LAMPIRAN JURNAL...................................................................................
BAB I
2
PENDAHULUAN
Tingkah laku amuk dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain model
teori importation yang mencerminkan kedudukan klien dalam membawa
atau mengadopsi nilai-nilai tertentu. Model teori yang kedua yaitu model
situasionisme, amuk adalah respon terhadap keunikan, kekuatan dan
lingkungan rumah sakit yang terbatas yang membuat klien merasa tidak
berharga dan tidak diperlakukan secara manusiawi. Model selanjutnya yaitu
model interaksi, model ini menguraikan bagaimana proses interaksi yang
terjadi antara klien dan perawat dapat memicu atau menyebabkan terjadinya
tingkah laku amuk. Amuk merupakan respon marah terhadap adanya stress,
cemas, harga diri rendah, rasa bersalah, putus asa dan ketidakberdayaan.
Respon ini dapat diekspresikan secara internal maupun eksternal.Secara
internal dapat berperilaku yang tidak asertif dan merusak diri, sedangkan
secara eksternal dapat berupa perilaku destruktifagresif. Adapun respon
marah diungkapkan melalui 3 cara yaitu secara verbal, menekan dan
menantang (Keliat, 2010).
3
World health organization (WHO) Global Campaign for Violence
Prevention tahun 2003, menginformasikan bahwa 1,6 juta penduduk dunia
kehilangan hidupnya karena tindak kekerasan dan penyebab utama kematian
pada mereka yang berusi antara 15 hingga 44 tahun. Sementara itu, jutan
anak-anak di dunia dianiaya dan ditelantarkan oleh orangtua mereka atau
yang seharusnya mengasuh mereka. Terjadi 57.000 kematian karena tindak
kekerasan terhadap anak di bawah usia 15 tahun pada tahun 2000, dan anak
berusia 0-4 tahun lebih dari dua kali lebih banyak dari anak berusia 5-14
tahun yang mengalami kematian. Terdapat 4-6% lansia mengalami
penganiayaan di rumah. Defisir kapasitas mental tau retardasi mental 34%,
disfungsi mental misalnya kecemasan, depresi, dan sebagainya 16,2%,
sedang disintegrasi mental atau psikosis 5,8%. (Hamid, 2009)
4
perawatan diri 5,6% dan menarik diri 3,9%. Gangguan perilaku kekerasan
yang terjadi dikarenakan anggapan sebagian orang merupakan pengaruh
magis.Sehingga masyarakat lebih percaya dengan memanfaatkan
pengobatan supranatural atau dukun dibandingkan dengan pengobatan
medis.
Menurut hasil survey Kesehatan Mental 1995 ditemukan 185 per 1000
penduduk di Indonesia menunjukan adanya gejala gangguan jiwa. Hal ini
didukung data dari depkes RI yang melaporkan bahwa di Indonesia jumlah
penderita penyakit jiwa berat sekitar 6 juta orang atau sekitar 2,5% dari total
penduduk Indonesia. Perilaku kekerasan merupakan salah satu penyakit jiwa
yang ada di Indonesia, dan hingga saat ini diperkirakan jumlah penderitanya
mencapai 2 juta orang.Hal ini didukung oleh data dari catatan medical
record RSJD Surakarta pada tahun 2002.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum :
Mendapatkan gambaran, mengambil keputusan untuk menerapkan
asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa sesuai dengan
masalah utama gangguan perilaku kekerasan.
2. Tujuan khusus :
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan jiwa perilaku
kekerasan
b. Merumuskan dan menegakkan diagnosa keperawatan pada klien
dengan gangguan perilaku kekerasan.
5
c. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien dengan
gangguan jiwa perilaku kekerasan
d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan
jiwa perilaku kekerasan
e. Melaksanakan penilaian pada klien dengan gangguan jiwa perilaku
kekerasan
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan pemecahan masalah keperawatan jiwa tentang asuhan
keperawatan jiwa perilaku kekerasan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan yang diperlukan dan pelaksanaan praktik
pelayanan keperawatan pada keperawatan jiwa khususnya.
b. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan acuan dalam kegiatan proses belajar mengajar
tentang asuhan keperawatan jiwa khususnya perilaku kekerasan.
c. Bagi Penulis
Sebagai sarana dan alat untuk menambah pengetahuan dan
memperoleh pengalaman khususnya di bidang keperwatan jiwa.
d. Bagi Keluarga
Sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan tentang perawatan
gangguan jiwa terutama pada anggota keluarga khususnya dengan
klien yang mengalami gangguan jiwa perilaku kekerasan.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
7
B. Rentang Respon
Perilaku kekerasan dianggap suatu akibat yang ekstrem dari marah.
Perilaku agresif dan perilaku kekerasan sering di pandang sebagai rentang
di mana agresif verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan di sisi yang lain.
Suatu keadaan yang menimbulkan emosi, perasaan frustasi, dan marah.
Hal ini akan mempengaruhi perilaku seseorang. Berdasarkan keadaan
emosi secara mendalam tersebut terkadang perilaku agresif atau melukai
karena menggunakan koping yang tidak baik.
8
C. Etiologi
1. Faktorpredisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor yang mendasari atau mempermudah
terjadinya perilaku yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, nilai-
nilai kepercayaan maupun keyakinan berbagai pengalaman yang
dialami setiap orang merupakan faktor predisposisi artinya mungkin
terjadi mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan (Direja, 2011).
a. Faktorbiologis
Beberapa hal yang dapat mmpengaruhi seseorang melakukan
perilaku kekerasan yaitu sebagai berikut:
1) Pengaruh neurofisiologi, beragam komponen sistem neurulogis
mempunyai implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat
impulsagresif.
2) Pengaruh biokimia yaitu berbagai neurotransmiter (epineprin,
noreineprin, dopamin, asetil kolin dan serotonin sangat
berperan dalam menfasilitasi danmengahambat impulsnegatif).
3) Pengaruh genetik menurut riset Murakami (2007) dalam gen
manusia terdapat doman (potensi) agresif yang sedang tidur
dan akan bangun jika terstimulasi oleh faktoreksternal.
4) Gangguan otak, sindrom otak organik berhubungan dengan
gangguan sistem serebral, tumor otak, trauma otak, penyakit
enchepalits epilepsi terbukti berpengaruh terhadap perilaku
agresif dan tindakkekerasan.
9
2) Berdasarkan mekanisme koping individu yang masa kecil
tidakmenyenangkan.
3) Rasa frustasi
4) Adanya kekerasan dalam rumah tangga, keluarga,
ataulingkungan.
5) Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak
terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengkibatkan
tidak berkembangnya ego dan dapat membuat konsep diri yang
rendah. Agresi dan kekerasan dapat memberikan kekuatan
yang dapat meningkatkan citra diri serta memberi arti
dalamkehidupan.
6) Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupak perilaku yang
dipelajari, individu yang memiliki pengaruh biologik terhadap
perilaku kekerasan lebih cenderung untuk dipengaruhi oleh
contoh peran eksternal dibanding anak-anak tanpa faktor
predisposisi biologik.
c. Faktor SosioKultural
1) Social environment theory (teorilingkungan)
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam
mengekspresikan marah. Budaya tertutup dan membalas
terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah
perilaku kekerasan di terima.
2) Social learning theory (teori belajarsosial)
Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun
melalui proses sosialisasi.
(Direja,2011)
2. FaktorPresipitasi
10
solidarotas seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola,
geng sekolah, perkelahian masal, danlain-lain.
b. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi
sosialekonomi.
c. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidak
mampuan menempatkan diri sebagai seorang yangdewasa.
d. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat
dan alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada
saat menghadapi rasafrustasi.
e. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan
pekerjaan, perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap
perkembangankeluarga.
3. Mekanisme Koping
11
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala perilaku kekerasan menurut Direja (2011) sebagai
berikut :
1. Fisik
Mata melotot, pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup,
wjah merah dan tegang, serta postur tubuh kaku.
2. Verbal
Mengancam, mengumpat dengan kata-kata kasar, bicara dengan nada
keras, kasar, dan ketus.
3. Perilaku
Menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak
lingkungan, amuk/ agresif.
4. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam,
jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi,
menyalahkan, dan menuntut.
5. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dn jarang
mengeluarkan kata- kata bernada sarkasme.
6. Spiritual
Merasa dirinya berkuasa, merasa dirinya benar, keragu-raguan, tidak
bermoral, dan kreativitas terhambat.
7. Sosial
8. Perhatian
E. Pohon Masalah
12
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain,danlingkungan
F. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi
mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Resiko mencederai
merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai atau
membahayakan diri, orang lain, dan lingkungan.
G. Masalah Keperawatan
1. Perilaku Kekerasan
2. Harga DiriRendah
3. IsolasiSosial
H. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kekerasan terhadap orang lain b/d pola perilaku kekerasan
terhadap orang lain
2. Harga diri rendah b/d ketidaksesuaian spiritual
3. Isolasi Sosial b/d sumber personal yang tidak adekuat
13
BAB III
RESUME KASUS
A. Pengkajian
Ruang Rawat : Cendrawasih
Tanggal Di Rawat : Kamis, 17 Oktober 2019
I. Identitas Klien
Inisial : Tn A (L)
Tanggal Pengkajian : 22 Oktober 2019
Umur : 35 Tahun
No. Rm :-
Informan : Tn A
II. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Karena memukul ibunya dan membanting barang
III. Keluhan Utama :
Memukul ibunya, marah, membanting barang
IV. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
Ya √ Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
3. Aniaya Fisik
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
√ 35
14
Masalah Keperawatan: Resiko tinggi kekerasan
V. Psikososial
1. Konsep Diri
Gambaran Diri : Tidak senang dengan bentuk tubuh
Identitas : Dirinys seorang laki-laki
Peran : Klien anak kedua & mengetahui perannya
sebagai anak
Ideal Diri : Klien tau pentingya minum obat
Harga Diri : Klien terlihat tidak percaya diri dan
menutup diri serta tidak ada kontak mata
2. Hubungan Sosial
Peran Serta Dalam Kegiatan Kelompok / Masyarakat :
Klien tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok/masyarakat
Hambatan Dalam Berhubungan Dengan Orang Lain
Klien lebih suka diam dan menarik diri dari pergaulan
3. Spiritual
Nilai dan keyakinan :Klien mengatakan agamanya budha
Kegiatan Ibadah :Klien mengetahui tentang ibadahnya
yaitu sembahyang
Masalah Keperawatan : -
15
1. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap
2. Aktivitas Motorik
Lesu √ Tegang √ Gelisah
Grimasen Kompulsif
Jelaskan: Raut muka klien nampak tegang dan gelisah, serta gerak
tubuh seperti tidak nyaman
Masalah Keperawatan : -
16
4. Tingkat Kesadaran
5. Memori
√ Gangguan daya ingat jangka pendek
B. Analisa Data
Data Analisa Masalah
Data Subjektif : Perilaku Kekerasan
1. Klien mengatakan tidak pernah marah,
memukul, dan membanting barang
(menyangkal)
2. Klien mengatakan mengetahui akibat dari
memukul, marah, dan membanting barang
17
3. Klien mengatakan tidak tahu penyebab marah
(menyangkal)
Data Objektif :
1. Tatapan mata tajam
2. Tidak ada kontak mata
3. Mimik muka menunjukkan kegelisahan
4. Wajah klien nampak ketuh
C. Tindakan Keperawatan
18
D. Implementasi Evaluasi
Hari/Tanggal
Diagnosa Implementasi Evaluasi
/Jam
Penerapan SP 1 S:
Fisik 1 : Tarik Napas Dalam Pasien mengatakan tidak pernah memukul
1. Menyapa klien dengan ibunya
Pasien mengatakan tidak pernah
ramah
membanting barang
2. Menanyakan keadaan Pasien mengatakan tidak pernah marah
klien Pasien mengatakan tidak tahu penyebab
3. Mengidentifikasi tanda marah
Pasien mengatakan perasaannya biasa saja
& gejala, penyebab, PK
saat marah
yang dilakukan, akibat Pasien mengatakan gemetar saat tidak
PK tersebut. minum obat
O:
Perilaku 4. Membuat kontrak waktu
kekerasan & tempat Pasien tenang dan kooperatif
Pasien tampak menunduk dan tidak mau
terhadap orang 5. Mengajarkan cara
Selasa, 22- menatap perawat
lain b/d pola mengontrol PK dengan Kontak mata kurang
10-19
perilaku teknik tarik napas dalam A :
09.00 WIB
kekerasan 6. Melatih teknik napas Klien masih belum mampu menyebutkan
alasan mengapa dia ada di RSJ
terhadap orang dalam klien
Sudah terbina hubungan saling percaya
lain 7. Menanyakan keadaan yaitu dengan senyuman yang ditunjukkan
klien sesudah melakukan klien
teknik nafas dalam Klien sudah mampu mempraktikan napas
dalam dengan benar
8. Menyuruh klien untuk
mengulang teknik
P :
tersebut
Membuat kontrak untuk pertemuan
9. Membantu klien berikutnya
memasukkan dalam Ulangi penjelasan, ajarkan teknik napas
jadwal kegiatan harian dalam
Intervensi dilanjutkan, SP2 – SP4.
10. Membuat kontrak waktu
untuk SP selanjutnya
BAB IV
19
PEMBAHASAN
Hanya saja yang menjadi perbedaan adalah jawaban klien. Dimana jika
dalam teori dan jurnal percakapan akan mulus saja, sedangkan fakta dilapangan
klien banyak menyangkal bahwa ia pernah memukul ibu kandungnya,
membanting barang, bahkan ia menyangkal pernah marah, dan ia pun tidak tahu
kenapa ia dibawa ke RSJ. Dari reaksi tersebut, kami sudah mencoba untuk
memancing klien, tapi klien tetap menyangkal, padahal data awal/keluhan klien
masuk RSJ adalah karenamemukul ibu kandungnya.
20
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22