Anda di halaman 1dari 2

Industri Halal di Indonesia :

Strategi akselerasi marketshare pada era distruption

1. Meli Fernando, 2. Muhammad Aldi Pratama, 3. Muhammad Sidiq


Mahasiswa Institut PTIQ Jakarta

Digitalisasi mempengaruhi sektor manufaktur di seluruh dunia dengan lebih


signifikan daripada melalui produksi barang-barang Teknik Informatika (TIK). Sebutan
"Industri 4.0", "revolusi industri keempat" atau "gelombang keempat" kemajuan teknologi,
mengacu pada ekosistem industri di mana semua proses dan fungsi manufaktur dan distribusi
terhubung secara interaktif melalui jaringan digital. Definisi yang lebih sempit dari Industry
4.0 adalah Integrasi proses produksi berdasarkan teknologi dan perangkat yang
berkomunikasi secara mandiri dengan satu sama lain, di sepanjang rantai nilai. Industri 4.0
diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan daya saing berbagai sektor, dari agrikultur
hingga jasa. Digitalisasi juga berpotensi mengurangi biaya dan meningkatkan marjin
keuntungan, sesuai dengan dampak ekonomi antara USD 25 miliar dan USD 45 miliar per
tahun pada tahun 2030 untuk negara-negara Asia Tenggara (Tonby et al., 2014)

Saat ini pemerintah sedang menggalakkan visi menjadikan Indonesia pusat ekonomi
syariah di dunia, ekonomi Islam digital yang terdiri dari ekonomi digital dan pengembangan
industri 4.0 berperan sebagai enabler dalam industri halal. Ruang lingkup ekonomi Islam
digital yang diproyeksikan akan berperan dalam industri ekonomi syariah di Indonesia antara
lain melalui teknologi augmented reality (AR), financial technology (fintech), internet of
things (IoT), big data, e-commerce, artificial intelligent (AI), integrasi sistem, dan fasilitas
cloud. Adopsi dan Implementasi teknologi digital dan industri 4.0 pada industri-industri halal
seperti sektor makanan halal dan agrikultur, sektor media dan rekreasi, sektor farmasi dan
kosmetik, fesyen muslim, pariwisata halal, dan keuangan Islam. Dari kontribusi ekonomi
Islam digital terhadap ekonomi syariah diharapkan dapat mendorong laju pertumbuhan
ekonomi islam digital yang pada akhirnya berkontribusi terhadap PDB.

Strategi Pengembangan Ekonomi Digital

1. Teknologi lanjutan dalam platform informasi produk halal


Pengawasan dan pendataan produk bersertifikasi halal dapat dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi lanjutan. Melalui teknologi, Indonesia dapat membangun
database produk halal meliputi informasi terkait komposisi bahan produk hingga
validasi sertifikasi produk halal yang inklusif dan transparan. Platform untuk
pengecekan produk halal ini akan dikembangkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Produk Halal dengan koordinasi bersama Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan,
dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia.
2. Tersedianya pusat informasi model bisnis digital dan panduan kepatuhan
syariah untuk industri halal digital
Dalam mendukung pembangunan halal hub, diperlukan panduan untuk menentukan
standar produk halal dan usaha dan model pembiayaan yang sesuai syariah untuk para
pelaku usaha ekonomi Islam digital. Panduan kepatuhan syariah membahas mulai dari
kualifikasi produk digital, karakteristik perusahaan, hingga pendanaan usaha.
Penyusunan model bisnis dan panduan kepatuhan syariah untuk industri ekonomi
digital dapat difasilitasi oleh Kementerian Kementerian Agama melalui Badan
Penyelenggara Jaminan Produk Halal dan Majelis Ulama Indonesia, serta melalui
inisiatif Inclusive Digital Economy Accelerator (IDEA).
3. Stimulus literasi digital dan halal value-chain bagi pelaku ekonomi islam digital
melalui pameran, kompetisi, maupun forum di daerah-daerah potensial
Pengembangan industri halal melalui teknologi digital, para pelaku usaha perlu
memiliki literasi digital terutama untuk mengakses fintech sebagai alternatif sumber
pembiayaan dan e-commerce sebagai tempat untuk memperluas pasar. Quick wins ini
juga dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap quick wins utama, yaitu Kampanye
Nasional Halal Literacy. Usaha meningkatkan literasi digital ini dapat dilakukan
dengan bekerjasama dengan program literasi digital oleh Kementerian Komunikasi
dan Informatika. Sebagai bentuk dukungan lanjut dari pengembangan usaha digital
Islam, para pelaku industri dapat diberikan fasilitas mentoring, coaching, dan inkubasi
bisnis.
4. Sinergi dengan marketplace besar
Sebagai batu loncatan dalam pengembangan marketplace untuk produk halal, industri
halal dapat melakukan kerjasama dengan marketplace lokal yang telah menguasai
pasar. Kerjasama ini dilakukan dengan menerapkan halal branding dan fasilitas
pembayaran yang sesuai syariah.

Anda mungkin juga menyukai