PENDAHULUAN
Sesuai dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4 salah satu tujuan bangsa
Indonesia adalah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Artinya bahwa
pendidikan seharusnya tidak hanya dijadikan sebuah alat untuk menaikkan
derajat sosial ekonomi saja, namun harus dapat menjadikan manusia sebagai
manusia. Menjadikan manusia sebagai manusia seutuhnya. Namun, faktanya
Pendidikan formal justru lebih banyak (walaupun tidak semua)
mengarahkan dan mengajarkan peserta didiknya untuk menjadi pekerja,
mengajarkan bahwa pendidikan adalah sekolah dan kuliah. Bahkan secara
ekstrim, pendidikan formal cenderung mengajarkan peserta didik menjadi
robot, mesin, membatasi kreativitas peserta didik.
1
.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan psikologi pendidikan?
2. Apa kontribusi psikologi pendidikan bagi dunia pendidikan?
3. ada berapa jenis-jenis pendidikan?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari psikologi pendidikan
2. Mengetahui kontribusi psikologi pendidikan bagi dunia pendidikan
3. Mengetahui jenis-jenis pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologi yang menyediakan
serangkaian sumber – sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas
sebagai seorang guru dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif.
Sementara itu, Tardif (1987) mendefinisikan psikologi pendidikan adalah :
…..sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan
tentang perilaku manusia untuk usaha – usaha kependidikan.
Selanjutnya, Witherington dalam bukunya Educational Psychology
terjemahan M. Buchori (1978) memberikan definisi psikologi pendidikan
sebagai A systematic study of the process and factors involved in the
education of human being is called educational psychology, yakni bahwa
psikologi pendidikan adalah studi sitematis tentang proses – proses dan
factor – factor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
Menurut sebagian ahli, definisi yang langsung menyebutkan penyelidikan
terhadap proses belajar atau proses mengajar akan lebih pas jika diganti
dengan manusia yang belajar atau mengajar.
Selain definisi diatas, masih kita dapatkan pula definisi lain seperti :
Menurut Drs. Sumadi Suryabrata : ilmu jiwa pendidikan adalah
pengetahuan ilmu jiwa mengenai anak didik di dalam situasi
pendidikan.
Menurut Masrun, M. A dan Dra. Sri Mulyani Martaniah : ilmu jiwa
pendidikan adalah ilmu yang memperbincangkan segi – segi
kejiwaan daripada lapangan pendidikan.
Menurut Alice Crow : ilmu jiwa pendidikan adalah studi tentang
belajar, pertumbuhan dan kematangan individu serta penerapan
mengajar dan belajar.
Sebagai gambaran tentang ilmu jiwa pendidikan dari beberapa definisi
tersebut, maka disini dapat dikemukakan sebuah definisi sebagai berikut :
ilmu jiwa pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki gejala –
gejala kejiwaan individu didalam situasi pendidikan. Tegasnya : ilmu jiwa
pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang tingkah laku
individu dalam situasi pendidikan.
4
Dalam Santrock (2007) Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu
psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan
pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Psikologi pendidikan adalah
bidang yang sangat luas sehingga dibutuhkan satu buah tersendiri untuk
menjelaskannya.
Kini para ahli psikologi pendidikan pada umumnya berpendapat bahwa
psikologi pendidikan adalah psikologi yang di teapkan didalam pendidikan
seperi dijelaskan di dalam Encyclopedia Americana Volume 9 antara lain
seperti berikut: “Educational psychology is concerned with finding and
applying principles and techniques that promote efficiency in instruction.
Because its primary focus is in curriculum objectives and instructional
methods, educational psychology is much concerned with the principles of
learning.”
Selanjutnya dijelaskan pula di dalam encyclopedia tersebut bahwa belajar
yang efisien juga tergantung atau dipengaruhi oleh iklim belajar (learning
climate) yang mencakup keadaan fisik, social dan mental siswa, minta,
sikap, dan nilai-nilai, sifat-sifat kepribadiannya, kecakapannya dan
sebagainya.
Apapun yang dikemukakan oleh para ahli tentang psikologi pendidikan,
dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi
yang dalam penguraian dan dalam penelitiannya lebih menekankan pada
masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental,
yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan terutama yang
mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar. Seperti dikemukakan oleh
Pintner dan kawan-kawannya secara lebih terperinci sebagai berikut : “As
distinguished from psychology proper, educational psychology concentrates
attention on the processes of emotional, intellectual, and moral development.
Educational psychologists do not merely use to discoveries of individual and
social psychology to solve problems of education, they apply there own
special experiments, research techniques, and hypotheses to learning and
growth. . . . Within this field the main topics covered (but only so far as they
to education) are : heredity and environment, physical structur, growth,
5
behavior processes, including many perceptual and motor adjustment to the
environtmen, learning, aptitude, Intelligence and accivement, character
development, mental hygiens, and acquisition of knowledge” dalam
Purwanto (2006).
Guna psikologi pendidikan bagi guru atau calon guru adalah dengan
mempelajari ilmu jiwa pendidikan, guru dapat mengetahui hakekat gejala-
gejala kejiwaan anak, cara belajar dan membimbingnya serta bagaimana
cara mengawasi hasil belajarnya yang tepat.
6
Membantu dalam penyusunan jadwal pembelajaran
Membantu terhadap produksi buku pelajaran
Memberi dasar bagi penyususnan kurikulum
a. Pendidikan Formal
Ciri-ciri :
- Memiliki jenjang tertentu. Misal;TK,SD, SMP, SMA,
Perguruan Tinggi.
- Ijazah yang diperoleh memiliki nilai. Misal untuk
melanjutkan sekolah dan melamar pekerjaan.
7
- Mempunyai kurikulum.
- Sistemnya terstruktur.
b. Pendidikan Nonformal
Ciri-ciri :
- bersifat resmi
- ada yang tidak bersifat resmi, misal ada orang yang dengan
ikhlas mengajarkan anak-anak miskin/pengemis/pemulung
untuk mengajar dan membagi ilmu.
- Bisa sebagai penunjang/membantu. Misal lembaga
pendidikan, contohnya ada primagama, neutron, ugama,
ganesha dll.
- Tidak memiliki jenjang tertentu.
- Dapat diikuti oleh segala usia
- Mendapatkan sertifikat, misal yang mengikuti kursus
computer, maka akan mendapatkan sertifikat.
- Mendapat ijazah, misal yang mengikuti kejar paket (paket
A, paket B, paket C).
c. Pendidikan Informal
8
Ciri-ciri :
- bersifat tidak resmi.
- Biasanya berupa nasihat lisan dan perbuatan.
- Tidak terpaku pada jenjang tertentu.
- Tidak terpaku pada jenis pendidikan tertentu
9
BAB III
PENUTUP
1.1. Simpulan
Apapun yang dikemukakan oleh para ahli tentang psikologi pendidikan,
dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi
yang dalam penguraian dan dalam penelitiannya lebih menekankan pada
masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental,
yang sangat erat hubungannya dengan masalah pendidikan terutama yang
mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.
Menurut Lindgren sebagaimana yang dikutip Surya (1982) dalam buku
Dalyono, manfaat psikologi pendidikan ialah untuk membantu para guru
dan calon guru dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik
mengenai kependidikan dan prosesnya.
1.2. Saran
Cita- cita nasional, seperti tercantum pada Pembukaan Undnd-Undang
Dasar ’45, ialah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.
10
Seharusnya cita-cita tersebut benar dengan faktanya. Akan tetapi carut
marut pendidikan di Indonesia mengorbankan hak peserta didik untuk maju
dan berkembang. Mulai dari biaya pendidikan yang dibilang mahal, hingga
ada beberapa orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anaknya,
kurikulum pendidikan yang dirasa tidak tepat hingga memberatkan peserta
didik.
Seharusnya dalam dunia pendidikan tidak terjadi hal seperti di atas.
Pemerintah diharapkan terus dan terus memperbaiki system pendidikan di
Indonesia. Kurikulum yang berdasarkan pada kebutuhan psikologis peserta
didik serta biaya pendidikan yang tidak mahal. Ketika suatu bangsa
memiliki sumber daya manusia yang unggul tidak mustahil bagi bangsa
tersebut untuk maju.
11