Anda di halaman 1dari 30

Konsep

Literasi dalam Kurikulum 2013

5 Literasi Keuangan
3. Sains 4. Digital

rasi 5. Ke
me u
an

Rp
u
2. N

gan

ra 6. Buda
ast y
ad
hasa dan S

an Kewargaa
. Ba

1 n

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Jakarta, 2018
Konsep Literasi Keuangan dalam K-13
ii
KATA PENGANTAR

Literasi adalah kemampuan mengetahui, memahami, dan memaknai bahasa


tertulis dalam kehidupan sehari-hari. Menurut UNESCO (2004), literasi
dimaknai sebagai kemampuan mengenali, mengerti, menafsirkan, menciptakan,
mengomunikasikan, menghitung, dan menggunakan bahan kajian, cetak,
tertulis, dan berbagai moda yang berhubungan dengan beragam konteks.
Literasi mencakup rentang pembelajaran yang membuat individu mampu
untuk mencapai tujuannya, mengembangkan pengetahuan dan potensinya,
dan berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat sebagai keseluruhan.
Perkembangan selanjutnya, literasi tidak hanya terbatas pada literasi bahasa di
atas. Pada saat ini, berkembang enam jenis literasi, yaitu baca tulis, numerasi,
keuangan, sains, digital dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), serta
literasi budaya dan kewarganegaraan.

Keenam literasi di atas sudah dikembangkan dalam Kurikulum 2013. Naskah ini
pada dasarnya merupakan kajian konsep terhadap pengembangan literasi dalam
Kurikulum 2013, khususnya literasi Keuangan. Di dalam naskah ini disajikan
tentang de inisi, misi pedagogis, tujuan, kompetensi, dan penjenjangan literasi.

Naskah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu, saran dan masukan sangat
diharapkan dari pembaca.

Jakarta, November 2017


Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Dr. Awaluddin Tjalla

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


iii
Konsep Literasi Keuangan dalam K-13
iv
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ iii


Daftar Isi ........................................................................................................................ v
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
Perspektif Literasi ..................................................................................................... 1
I. De inisi ..................................................................................................................... 3
II. Misi Pedagogis ...................................................................................................... 6
A. Misi Literasi Keuangan ............................................................................. 6
B. Literasi Keuangan dalam Kurikulum 2013 ...................................... 7
C. Literasi Keuangan dalam Pembelajaran Lintas Mata Pelajaran 7
III. Tujuan Literasi Keuangan ................................................................................ 18
IV. Kompetensi Literasi Keuangan ...................................................................... 18
V. Perjenjangan Literasi Keuangan ................................................................... 18
Penutup .......................................................................................................................... 23
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 24

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


v
PENDAHULUAN

Dari perspektif pedagogi, literasi tidak hanya merupakan satu entitas mata
pelajaran, melainkan menjadi indikator dari keberhasilan implementasi
kurikulum. Literasi dalam Kurikulum Australia merupakan proses untuk
mencapai tahap pemaknaan (interpreting) teks melalui mendengar, membaca,
dan mencermati. Meskipun pende inisian literasi tersebut berada dalam konteks
pengajaran bahasa, tetapi ruang lingkup dari de inisi tersebut dapat berlaku untuk
mata pelajaran lain. PISA (The Programme for International Studet Assessment)
mende inisikan literasi keuangan sebagai re leksi kompetensi kognitif dari
proses penerjemahan atas struktur dan karakteristik penyajian tekstual sampai
dengan pemahaman pengetahuan tentang fenomena alam. Dalam upaya untuk
mengembangkan pemahaman pengetahuan tersebut, kompetensi metakognitif
menjadi sarana penerjemahan, baik pada tahap pemahaman terhadap struktur
dan penyajian tekstual sampai dengan pemahaman pengetahuan tentang
fenomena alam. Pengajaran bahasa merupakan titik tolak menuju literasi bidang
lain. Frasa dan paragraf dalam bahasa mengekspresikan struktur logika bahasa
dan sekaligus struktur logika cabang ilmu pengetahuan lainnya.

Proses pedagogi yang berlangsung melalui proses belajar mengajar di kelas


merupakan proses interaksi fungsional antara guru dan siswa serta antarsiswa.
Dalam proses interaksi tersebut, terdapat dua fenomena mengonstruksi
pengetahuan dan menginternalisasikan nilai-nilai kehidupan sosial.
Keduanya merupakan proses pengembangan kompetensi literasi. Dengan
mempertimbangkan bahwa proses pemelajaran membawa misi mengonstruksi
pengetahuan dan menginternalisasi nilai-nilai kehidupan, interaksi yang
berlangsung di ruang kelas tidak hanya bersifat tekstual, tetapi juga kontekstual.
Dengan mempertimbangkan kedua aspek tersebut, aspek tekstual dan
kontekstual bersifat saling melengkapi. Aspek tekstual memberikan karangka
pedagogis untuk menyeleksi konteks-konteks yang dapat diintegrasikan dalam
proses belajar mengajar di kelas. Di lain pihak, aspek kontekstual memperkaya
pokok bahasan suatu topik dari mata pelajaran.

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


1
Dalam konteks ini, literasi tidak hanya bersandar pada kemampuan membaca
teks yang berdasarkan prinsip struktur bahasa dan perbendaharaan kata
pada teks tersebut, melainkan lebih jauh lagi sampai kepada pemaknaan teks.
Proses pemahaman terhadap aspek tekstual dan kontekstual harus meningkat
secara berjenjang, baik berdasarkan jenjang pendidikan maupun kompleksitas
pokok bahasan pada setiap jenjangnya. Pembentukan kompetensi literasi atas
setiap pokok bahasan pada setiap mata pelajaran meliputi tiga tahapan, yaitu
mengetahui (knowing), memahami (understanding), dan tahapan tertinggi
adalah memaknai (interpreting). Secara gra is, penjelasan dari setiap tahap
disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan dalam Pengembangan Kompetensi Literasi

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


2
I. Deϐinisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, literasi berarti kesanggupan membaca
dan menulis, tetapi pengertiannya lebih luas dari itu. Merujuk UNESCO,
literasi adalah kemampuan mengenali, mengerti, menafsirkan, menciptakan,
mengkomunikasikan, dan menghitung, menggunakan bahan cetak dan tertulis
yang diasosiasikan dengan beragam konteks. Literasi mencakup rentang
pembelajaran yang memampukan individu untuk mencapai tujuannya,
mengembangkan pengetahuan dan potensinya, dan berpartisipasi secara penuh
dalam masyarakat sebagai keseluruhan. Programme for International Student
Assessment (PISA) dari OECD mengkonsepsi literasi sebagai kapasitas siswa
untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan di bidang studi utama dan
untuk menganalisis, berpikir dan berkomunikasi secara efektif saat mereka
bertemu, memecahkan dan menafsirkan masalah dalam berbagai situasi (OECD,
2010)

Salah satu ranah literasi adalah ranah keuangan. Dalam konteks ini, literasi
keuangan dapat diartikan sebagai kecakapan atau kesanggupan dalam hal
keuangan. Secara sederhana, literasi keuangan adalah kondisi seseorang yang
memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang keuangan. The President’s
Advisory Council on Financial Literacy (2008), mende inisikan literasi
keuangan sebagai “Kemampuan menggunakan pengetahuan dan keterampilan
untuk mengelola sumber daya keuangan secara efektif untuk kesejahteraan
keuangan jangka panjang (seumur hidup).” Menurut Otoritas Jasa Keuangan
Indonesia (OJK), literasi keuangan adalah rangkaian proses atau aktivitas
untuk meningkatkan pengetahuan, keyakinan dan keterampilan konsumen
dan masyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan dengan
baik. Literasi keuangan mencakup pemahaman mengenai prinsip dan konsep
keuangan seperti perencanaan keuangan, bunga berbunga, pengelolaan hutang,
teknik penghematan yang menguntungkan dan nilai waktu dari uang.

Berdasarkan de inisi-de inisi di atas, literasi keuangan mencakup (1)


kemampuan baca-tulis atau kemelekwacanaan mengenai keuangan; (2)
kemampuan mengintegrasikan antara menyimak, berbicara, membaca, menulis
dan berpikir tentang keuangan; (3) kemampuan yang siap digunakan dalam

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


3
menguasai gagasan baru atau cara mempelajarinya terkait permasalahan
keuangan; (4) piranti kemampuan sebagai penunjang keberhasilannya dalam
pengelolaan keuangan; (5) kemampuan performansi membaca dan menulis
yang selalu diperlukan terkait dengan permasalahan keuangan; (6) kompetensi
seorang akademisi dalam memahami wacana keuangan secara profesional.

Lebih jauh, OJK mengklasi ikasi tingkat literasi keuangan penduduk Indonesia
menjadi empat bagian, yakni:

1. Well literate, memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa


keuangan serta produk jasa keuangan, termasuk itur, manfaat dan risiko,
hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan, serta memiliki
keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
2. Sufϔicient literate, memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga
jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk itur, manfaat dan
risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.
3. Less literate, hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan,
produk dan jasa keuangan.
4. Not literate, tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap lembaga
jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak memiliki
keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.

Literasi keuangan (ϔinancial literacy) sangat penting untuk dikuasai dan


seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Seseorang yang memiliki literasi keuangan
tinggi mampu melihat uang dengan sudut pandang yang berbeda dan memiliki
kendali atas kondisi keuangannya. Ia tahu apa yang harus dilakukan dengan
uang yang sedang dimiliki dan akan dimilikinya serta tahu cara memanfaatkan
uang agar dirinya dapat mengendalikan uang. Kurangnya literasi keuangan atau
buta huruf keuangan dapat menyebabkan orang membuat pilihan keuangan
yang buruk sehingga berdampak negatif terhadap kesejahteraan keuangan
seseorang.

Untuk dapat menguasai literasi keuangan, orang perlu memperoleh pendidikan


keuangan. Dalam Recommendation on Principles and Good Practices for Financial

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


4
Education and Awareness, OECD mende inisikan pendidikan keuangan sebagai
proses yang dijalani konsumen/investor keuangan untuk memperbaiki
pemahaman mereka tentang produk, konsep dan risiko keuangan, serta
mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri untuk lebih sadar akan
risiko dan peluang inansial melalui informasi, instruksi dan/atau saran
obyektif, untuk membuat pilihan berdasarkan informasi, mengetahui ke
mana harus mencari bantuan, dan mengambil tindakan efektif lainnya untuk
memperbaiki kesejahteraan inansial mereka (OECD, 2005). Merujuk Financial
Enhancement Group (FEG), pemahaman, keterampilan dan gagasan untuk
menerapkan pemahaman dan keterampilan untuk menghasilkan tindakan
efektif merupakan unsur kunci dari de inisi pendidikan keuangan. Meskipun
demikian, perlu dicermati bahwa berdasarkan de inisi pendidikan keuangan ini,
proses pendidikan menjadi lebih penting daripada hasil.

Langkah-langkah utama untuk mencapai literasi keuangan meliputi mengetahui


dan memahami uang dan penggunaannya, keterampilan merencanakan dan
mengelola anggaran (sumber dan penggunaan), memahami resiko penggunaan
uang dan memberikan apresiasi atas penngelolaan yang tepat, serta
pemaknaan keuangan untuk dirinya, di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Langkah-langkah ini juga bisa mencakup meminta nasihat dari pakar keuangan.
Pendidikan tentang topik ini melibatkan pemahaman bagaimana uang bekerja,
menciptakan dan mencapai tujuan keuangan, dan mengelola tantangan inansial
internal dan eksternal.

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


5
II. Misi Pedagogis
A. Misi Literasi
Pendidikan literasi keuangan diselenggarakan untuk mencapai misi
pedagogis yang terkait dengan kapasitas fungsional manusia sebagai
individu dan perannya dalam menjaga stabilitas dan kesehatan kondisi
keuangan masyarakat Indonesia. Misi pedagogis dalam pendidikan literasi
keuangan adalah:

1. Membangun sikap positif terhadap uang dan penggunaan uang secara


efektif dan e isien
2. Membiasakan anak sejak dini untuk mengatur keuangan
3. Mendorong para siswa agar mengerti akan literasi digital yang terkait
dengan industri keuangan, terutama perbankan
4. Menghasilkan masyarakat yang sehat dan sejahtera secara inansial
Secara lebih luas, pendidikan literasi keuangan dimaksudkan untuk
menghasilkan manfaat sebagaimana dilansir oleh Bank Indonesia sebagai
berikut:
1. Meningkatkan e isiensi ekonomi.
2. Mendukung stabilitas sistem keuangan.
3. Mengurangi shadow banking atau irresponsible ϔinance.
4. Mendukung pendalaman pasar keuangan.
5. Memberikan potensi pasar baru bagi perbankan.
6. Mendukung peningkatan Human Development Index (HDI) Indonesia.
7. Berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan
nasional yang sustain dan berkelanjutan.

Mengurangi kesenjangan (inequality) dan rigiditas low income trap, sehingga


dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya
berujung pada penurunan tingkat kemiskinan.

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


6
B. Literasi Keuangan dalam Kurikulum 2013
Konsep keuangan pada saat ini bukan hanya berupa transaksi di lembaga
keuangan seperti Bank, namun penggunaanya menjadi sangat luas setelah
masuknya era digital dalam transaksi. Konsep literasi keuangan dasar yang
harus dimiiki setiap warga negara Indonesia adalah: kemampuan baca
tulis dan kemelekwacanaan mengenai keuangan. Oleh karenanya Literasi
Keuangan telah dijalankan pada Kurikulum 2013 untuk tingkat pendidikan
dari tingkat sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah.

Pendekatan yang dilakukan untuk Literasi Keuangan adalah melalui empat


(4) aspek berikut.

1. Uang dan penggunaanya


2. Perencanaan dan pengelolaan uang
3. Resiko dan keuntungan menabung.
4. Lanskap keuangan.

Berdasarkan empat (4) aspek tersebut di atas muatan literasi keuangan


pada kurikulum 2013, diarahkan untuk memberikan kemampuan kepada
peserta didik dalam mengatur keuangan sehingga misi literasi sebagaimana
yang telah diuraikan dapat tercapai dengan baik.

C. Literasi Keuangan dalam Pembelajaran Lintas Mata


Pelajaran.
Literasi keuangan dalam pemelajaran lintas mata pelajaran adalah literasi
yang memuat konteks pada suatu mata pelajaran dan akan terlihat
pemaknaan suatu pemelajaran antarmata pelajaran tersebut. Literasi
tersebut tidak berdiri sendiri, namun terintegrasi dalam suatu konteks mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya yang memiliki fungsi dan tujuan
tertentu sebagai muatan pemelajaran.

Literasi keuangan merupakan salah satu muatan kurikulum 2013 yang


dibelajarkan secara terintegrasi baik di dalam mata pelajaran ilmu
sosial, maupun mata pelajaran lainnya. Literasi keuangan secara eksplisit

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


7
merupakan muatan mata pelajaran ekonomi sebagai bagian dari ilmu
pengetahuan sosial. Namun demikian, dalam proses pembelajaran siswa
diberi kesempatan untuk mempelajari literasi keuangan yang terintegrasi
dengan mata pelajaran di luar IPS sebagai bagian dari pembelajaran lintas
kurikulum. Mengaplikasikan literasi keuangan dalam lintas kurikulum dapat
memperkaya pembelajaran bidang studi lainnya, dan pengalaman tersebut
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melihat keterkaitan
konsep IPS dengan konsep lainnya. Pada hakekatnya pembelajaran yang
mengaplikasikan literasi keuangan tidak lain untuk memahami hubungan
antar konsep terkait dengan keuangan dalam kehidupan.

Contoh Penerapan Literasi Keuangan dalam Pembelajaran

Dalam Mata Pelajaran IPS

• Di dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memiliki pengetahuan


mengenai uang dan penggunaan, yang meliputi pengetahuan tentang
uang, harga, investasi uang dan gaya hidup ekonomis.
• Dalam aspek perencanaan dan pengelolaan uang, mata pelajaran IPS
mengajarkan perbedaan antara membelanjakan, menabung dan berbagi
uang. Dengan demikian dapat memahami dampak dari membelanjakan
uang dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
• Aspek resiko dan keuntungan menabung, siswa diminta untuk
memahami manfaat dari tabungan, mengenali produk keuangan dengan
resikonya, memahami manfaat berbagi kepada orang yang mengalami
kesulitan keuangan
• Pembelajaran IPS pada konsep Lanskap Keuangan, para siswa belajar
mengenai; bagaimana keluarga dan masyarakat menggunakan uang,
mengenali lembaga keuangan di lingkungan sekitar, pelayanan yang
diberikan lembaga keuangan dan melakukan transaksi keuangan
dengan aman.

Contoh Penerapan Literasi Keuangan dalam Proyeksi Kurikulum 2013


untuk Mata Pelajaran IPS

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


8
Penerapan literasi keuangan dalam kurikulum 2013 dijabarkan dalam
3tiga (3) aspek literasi, yaitu: mengetahui, memahami dan memaknai.

1. Aspek Uang dan Penggunaannya


Contoh KD IPS untuk aspek mengetahui literasi keuangan Aspek Uang
dan Penggunaannya.

Kelas IV

3.3 Mengetahui konsep kegiatan ekonomi dengan menggunakan uang.

4.3 Menyajikan hasil kegiatan dengan ekonomi dengan menggunakan


uang.

Dengan melihat pada KD ketrampilan 4.3, maka siswa dapat memberikan


laporan dari pengamatannya. Oleh karenanya literasi keuangan ada
pada tahapan aspek mengetahui, untuk dapat ditingkatkan aspek
literasinya melalui pengalaman belajar.

Adapun KD IPS yang sudah berada pada aspek literasi memahami,


adalah seperti contoh di bawah ini.

Kelas V

3.3 Menganalisis peran ekonomi untuk kesejahteraan individu.

4.3 Membuat laporan tentang keberhasilan ekonomi pada individu

Pada saat siswa dapat memahami peran ekonomi, maka diharapkan


mampu menganalisis perilaku individu dalam melakukan kegiatan
ekonomi, mempraktekkan kemampuan berhitung.

Contoh KD IPS untuk aspek memaknai adalah sebagai berikut:

Kelas V

3.2 Menganalisis peran ekonomi dalam upaya menyejahterakan


kehidupan masyarakat di bidang sosial dan budaya untuk
memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa.

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


9
4.2 Menyajikan hasil analisis peran ekonomi untuk kesejahteraan
masyarakat di bidang sosial ekonomi.

Pada KD 3.2 di atas para siswa dapat melakukan kegiatan yang


memunculkan jiwa wirausaha, seperti mengadakan bazaar di sekolah,
dengan menjual hasil pelajaran ketrampilan atau ekstra kurikuler.

2. Perencanaan dan Penganggaran


Contoh di bawah ini adalah KD IPS aspek Perencanaan dan Penganggaran
pada tahap aspek mengetahui.

Kelas VII

3.3 Mengetahui konsep interaksi manusia dalam kegiatan ekonomi


seperti: konsumsi, produksi, permintaan dan penawaran.

4.3 Mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi permintaan,


penawaran.

Pada penjelasan KD 3.3 di atas siswa mampu menghitung uang


yang dimiliki untuk membeli barang dan mengerti adanya konsep
keterbatasan dengan uang yang dimiliki. Dari sisi penawaran siswa
mengetahui sifat produsen/penjual.

Contoh KD IPS untuk aspek memahami.

Kelas VIII

3.2 Memahami bagaimana terjadinya interaksi sosial akan


mempengaruhi pola permintaan dan pola penawaran suatu
perekonomian.

4.2 Membuat daftar kombinasi barang yang akan di konsumsi,


menghitung pendapatan nasional suatu perekonomian.

Pada KD 3.2 siswa memahami cara menetapkan pilihan kombinasi


barang yang dikonsumsi dan melakukan perhitungan pendapatan suatu
perekonomian dari pengeluaran yang dilakukan.

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


10
Contoh KD IPS untuk aspek memaknai.

Kelas IX

3.3 Menganalisa hubungan antara pendapatan nominal dengan


konsumsi atas suatu barang.

4.3 Menyajikan hasil analisis hubungan antara pendapatan nominal


dengan jumlah barang yang dikonsumsi.

Pada KD 3.3 siswa dapat mengerti arah perubahan pendapatan nominal


dengan jumlah barang yang dikonsumsi, menganalisa jenis barang yang
dikonsumsi (normal, inferior atau giffen).

3. Resiko dan Keuntungan Menabung


Contoh di bawah ini adalah KD IPS aspek Resiko dan Keuntungan
menabung pada tahap aspek mengetahui.

Kelas X

3.5 Mendeskripsikan lembaga jasa keuangan dalam perekonomian


manfaat dari menabung, resiko menabung bukan pada lembaga
yang tepat.

4.5 Menyajikan tugas, produk, dan peran lembaga jasa keuangan


dalam perekonomian Indonesia

Pada KD 3.5 di atas siswa dapat mengerti de inisi, jenis-jenis lembaga


jasa keuangan yang ada di Indonesia. Selanjutnya siswa mengerti tugas
dan peran dari lembaga jasa keuangan tersebut.

Contoh KD IPS untuk aspek memahami.

Kelas X

3.6 Memahami dan menyajikan peran bank, lembaga keuangan


bukan bank, bank sentral dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta
menyimulasikan sistem pembayaran dan alat pembayaran.

4.6 Menyajikan peran bank sentral, sistem pembayaran, dan alat


pembayaran dalam perekonomian Indonesia.

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


11
Pada KD 3.6 untuk resiko dan keuntungan menabung para siswa dapat
memahami penggunaan bank dalam kehidupan sehari-hari. Memahami
bank sentral dan OJK dapat melindungi keamanan dana nasabah bank.

Contoh KD IPS untuk aspek memaknai.

3.6 Memaknai dampak positif dan negatif dari suatu keputusan


pengeluaran.

4.6 Menyajikan langkah yang tepat untuk menyusun pengeluaran


yang sesuai dengan kebutuhan.

Pada KD 3.6 untuk aspek memaknai, siswa dapat menggunakan konsep


keuangan untuk melakukan pengeluaran yang bijak, seperti kebiasaan
menyisihkan uang saku untuk ditabung di celengan atau di bank.

4. Financial Landscape.
Contoh di bawah ini adalah KD IPS aspek Financial Landscape pada
tahap aspek mengetahui.

Kelas X

3.3 Menganalisis peran pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi.

4.3 Menyajikan hasil analisis peran pelaku ekonomi dalam kegiatan


Ekonomi.

Pada KD 3.3 di atas siswa dapat menjelaskan akti itas ekonomi


seperti konsumsi dan produksi dari barang dan jasa, siswa dapat
mengidenti ikasi pelaku ekonomi baik secara mikro maupun makro.

Contoh di bawah ini adalah KD IPS aspek Financial Landscape pada


tahap aspek memahami.

Kelas XI

3.1 Menganalisis konsep dan metode penghitungan pendapatan


nasional.

4.1 Menyajikan hasil penghitungan pendapatan nasional

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


12
Pada KD 3.1 untuk aspek memahami Financial Landscape, maka para
siswa dapat melakukan perhitungan pendapatan nasional dengan
pendekatan pengeluaran, produksi dan pendapatan, membedakan
konsep GNP (gross national product) dengan GDP (gross domestic
product).

Contoh di bawah ini adalah KD IPS aspek Financial Landscape pada


tahap aspek memaknai.

Kelas XII

3.2 Menganalisis konsep pertumbuhan ekonomi dan pembangunan


ekonomi serta permasalahan dan cara mengatasinya.

4.2 Menyajikan hasil temuan permasalahan pertumbuhan ekonomi


dan pembangunan ekonomi serta cara mengatasinya.

Pada tahap memaknai aspek ini, maka siswa dapat menghitung


pertumbuhan ekonomi, peningkatan harga (indeks harga), in lasi,
neraca perdagangan dan konsep pertumbuhan ekonomi lainnya.

Contoh Penerapan Literasi Keuangan dalam Proyeksi Kurikulum 2013


untuk Mata Pelajaran di luar IPS

Pada saat mempelajari IPS, maka semua konsep, teori dan pendekatan
dalam menjelaskan literasi keuangan akan menggunakan konsep IPS.
Dipihak lain literasi keuangan dapat digunakan untuk beberapa mata
pelajaran selain mata pelajaran ekonomi.

2. Bahasa Indonesia.
Literasi keuangan dalam pelajaran Bahasa Indonesia akan memberikan
pengetahuan faktual dengan konsep berbahasa yang jelas dan logis.
Dengan demikian literasi keuangan dibentuk dalam format yang baku,
mudah dimengerti dan diterapkan. Penggunaan Bahasa Indonesia
untuk menyampaikan penjelasan berupa gambar dan tulisan tentang
literasi keuangan, misalkan menyajikan data, gagasan dalam bentuk
teks deskripsi.

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


13
Contoh penerapan literasi keuangan menggunakan Bahasa Indonesia
yang benar untuk mende inisikan: konsep uang, kegiatan ekonomi,
konsumen, produsen, pemerintah, sektor swasta, ekspor, impor
pengertian lembaga keuangan, perhitungan pendapatan nasional,
koperasi usaha kecil, kredit, ekonomi syariah, keuangan syariah, dan
lain sebagainya.

3. Matematika
Mata pelajaran matematika sangat erat hubungannya dengan penerapan
literasi keuangan, karena matematika adalah alat untuk menjelaskan
hubungan antara variabel dalam konsep keuangan. Kompetensi dasar
pelajaran matematika yaitu menyelesaikan masalah penaksiran dari
jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi dua bilangan cacah maupun
pecahan dan desimal. Dalam pemahaman uang dan penggunaannya,
pelajaran matematika digunakan untuk mengenali pecahan uang,
melakukan penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian uang.

Pada aspek perencanaan dan penggunaan uang, pelajaran matematika


digunakan untuk mengorganisasikan dan menyajikan data yang
berkaitan dengan diri peserta didik dan membandingkan dengan data
dari lingkungan sekitar dalam bentuk daftar, tabel, diagram gambar
(piktogram), diagram batang atau diagram garis.

Pemahaman mengenai literasi keuangan digunakan untuk resiko usaha


dan keuntungan menabung, dimana penerapan matematika berupa
menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmetika sosial (penjualan,
pembelian, potongan, keuntungan,kerugian, bunga tunggal,persentase,
bruto, neto, tara). Untuk aspek Financial Landscape, siswa dapat
menggunakan matematika Menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan peluang kejadian majemuk (peluang, kejadian-kejadian saling
bebas,saling lepas, dan kejadianbersyarat).

Dari penjelasan di atas, maka menguasai pelajaran matematika dengan


baik, membantu literasi keuangan pada siswa.

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


14
4. IPS.
Matapelajaran IPS menekankan pada hubungan antara manusia sebagai
mahluk sosial, dan bagaimana manusia juga menggunakan alam sekitar
dengan e isien dan menjaga lingkungan sekitarnya. Literasi keuangan
harus diterapkan pada hubungan manusia secara sosial, dengan
demikian penggunaan mata pelajaran IPS diperlukan agar literasi
keuangan tercapai.

Dengan mengidenti ikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan


agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta
hubungannya dengan karakteristik ruang, maka diharapkan aspek uang
dan penggunaannya, perencanaan dan pengelolaan keuangan, resiko
dan keuntungan menabung, serta lansekap keuangan dapat diterapkan.

Sebagai contoh ada budaya di Indonesia yang masih melakukan barter


untuk pertukaran barang dengan barang, atau barang dengan jasa,
dalam hal ini penerapan literasi keuangan diupayakan tidak merusak
budaya atau kearifan lokal.

Kompetensi lainnya adalah mengidenti ikasi kegiatan ekonomi dan


hubungannya dengan berbagai bidang pekerjaan, serta kehidupan sosial
dan budaya di lingkungan sekitar, digunakan untuk perencanaan dan
pengelolaan uang. Sebagai contoh kegiatan permintaan dan penawaran
baik untuk barang dan jasa (output) maupun untuk faktor produksi,
merupakan literasi keuangan yang diperlukan manusia sebagai mahluk
sosial.

5. Sosiologi
Pelajaran sosiologi adalah menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi
untuk memahami ragam gejala sosial di masyarakat. Ragam gejala
sosial misalnya adalah: buta huruf, pendidikan rendah, pengangguran,
kemiskinan, kesenjangan pendapatan erat kaitannya dengan minimnya
pengetahuan perihal literasi keuangan. Sesuai dengan kompetensi
memahami pengetahuan dasar Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
yang berfungsi untuk mengkaji gejala sosial di masyarakat, digunakan
sebagai pendekatan untuk penerapan uang dan penggunaannya.

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


15
Sebagai contoh masyarakat ditekankan untuk pentingnya menyisihkan
uang untuk ditabung, membatasi diri dari konsumsi berlebih, besar
pengeluaran dan uang yang dimiliki, dan sebagainya.

Untuk aspek perencanaan dan pengelolaan uang, mata pelajaran


Sosiologi memiliki kompetensi memahami faktor penyebab
ketimpangan sosial danpertautannya dengan perubahan sosial di
tengah-tengah globalisasi. Dengan pengetahuan mengenai perencanaan
dan pengelolaan uang, maka ketimpangan sosial dapat di atasi.

6. PPKn
Mata pelajaran PPKn memiliki kompetensi memahami pengetahuan
faktual dengan cara mengamati ( mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah. Sebagai mata pelajaran mengenai pendidikan Pancasila
dan kewarganegaraan, siswa mempelajari simbol-simbol dan falsafah
dari Pancasila. Pancasila ada urat nadi, dasar dan falsafah bangsa
Indonesia yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian literasi keuangan adalah harus berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, yang dituangkan dalam matapelajaran
PPKn.

Kompetensi PPKn untuk menerapkan aspek perencanaan dan


pengelolaan uang adalah dengan: (1) menghargai kewajiban, hak
dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan umat beragama
dalam kehidupan sehari-hari; (2) menunjukkan sikap tanggung jawab
dalam memenuhi kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari dan (3) menjelaskan hak, kewajiban dan
tanggung jaab sebagai warga masyarakat. Berikut dijelaskan dalam
table di bawah ini.

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


16
III. TUJUAN LITERASI KEUANGAN
Tujuan pencapaian dengan melihat konteks yang dekat dan diketahui dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik, yaitu:

1. Konteks pribadi (Personal)


Konteks pribadi yang berhubungan langsung dengan kegiatan pribadi
peserta didik sehari-hari, baik kegiatan diri sendiri, kegiatan dengan
keluarga, maupun kegiatan dengan teman sebayanya. Jenis konteks pribadi
tidak terbatas pada persiapan makanan, belanja, bermain, kesehatan
pribadi, transportasi pribadi, olahraga, traveling, jadwal pribadi, dan
keuangan pribadi.

2. Konteks pekerjaan (Occupational)


Konteks pekerjaan yang berkaitan dengan kehidupan peserta didik di sekolah
dan atau tempat lingkungan peserta didik bekerja. Konteks pekerjaan
tidak terbatas pada hal-hal seperti mengukur, biaya dan pemesanan bahan
bangunan, menghitung gaji, pengendalian mutu, penjadwalan, arsitektur,
dan pekerjaan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan. Konteks
pekerjaan berhubungan dengan setiap tingkat tenaga kerja, dari tingkatan
terendah sampai tingkatan yang tertinggi yang dikenal oleh peserta didik.

3. Konteks umum (Societal)


Konteks umum berkaitan dengan penggunaan pengetahuan keuangan
dalam kehidupan bermasyarakat baik lokal, nasional, maupun global dalam
kehidupan sehari-hari. Konteks umum dapat berupa masalah sistem voting,
angkutan umum, pemerintah, kebijakan publik, demogra i, iklan, statistik
nasional, masalah ekonomi, dan lain sebagainya.

4. Konteks keilmuan (Scientiϔic)


Kegiatan keilmuan yang secara khusus berkaitan dengan kegiatan ilmiah
yang lebih bersifat abstrak dan menuntut pemahaman dan penguasaan
teori dalam melakukan pemecahan masalah terkait keuangan.

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


17
IV. KOMPETENSI LITERASI KEUANGAN
A. Mengetahui, memahami dan memaknai hal-hal yang berkaitan dengan
uang dan penggunaannya, termasuk sumber-sumber pendapatan, metode
pembayaran dan pembelian, terbentuknya harga, pencatatan dan kontrak
keuangan, serta mata uang asing.

B. Mengetahui, memahami dan memaknai hal-hal yang berkaitan dengan


perencanaan dan pengelolaan keuangan, termasuk membuat anggaran
sederhana, mengelola pendapatan dan pengeluaran, menabung,
merencanakan keuangan jangka panjang, serta berkaitan dengan
peminjaman uang.

C. Mengetahui, memahami dan memaknai hal-hal yang berkaitan dengan


resiko dan apresiasi dalam lingkup keuangan, termasuk memahami
perubahan nilai uang, mengidenti ikasi resiko, memahami jaring pengaman
dan asuransi keuangan, memahami resiko dan manfaat atas penggunaan
produk-produk keuangan.

D. Mengetahui, memahami, dan memaknai hal-hal yang berkaitan dengan


keuangan untuk dirinya sendiri, dalam lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat luas.

V. PENJENJANGAN LITERASI KEUANGAN


Perjenjangan dalam literasi keuangan merupakan salah satu aspek dalam satu
proses yang berkesinambungan mulai dari jenjang yang terendah sampai dengan
jenjang yang tertinggi. Perjenjangan ini penting untuk dibuat agar capaian
literasi mengarah pada kesesuaian kebutuhan peserta didik dan kesesuaian
dengan pertumbuhan mental dan psikologis peserta didik serta kesesuaian
dengan capaian kompetensi yang diharapkan.

Perjenjangan tersebut memudahkan pula pendidik untuk menentukan materi


yang harus diberikan peserta didik dalam mencapai kompetensi tersebut.
Dengan demikian, penting sekali untuk menentukan tingkatan kompetensi
literasi peserta didik sesuai dengan jenjang peserta didik itu.

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


18
Tabel Penjenjangan Literasi Keuangan

Jenjang / Kelas 1-3 Kelas 4-6 Kelas 7-9 Kelas 10 -12


Aspek (Level 1) (Level 2) (Level 3) (Level 4)
Uang dan 1. Memiliki pengeta- 5. Memahami nilai 1. Memahami nilai uang 1. Mampu melakukan
Penggu- huan tentang uang uang yang dimiliki dan pecahannya negosiasi keuangan
naan dan nilainya dan mampu ber- dengan percaya diri
2. Memahami pentingnya
tanggung jawab (ber ikir kritis ten-
2. Mengetahui konsep menjadi konsumen
dalam menggunak- tang nilai uang)
nilai barang ber- yang memiliki penge-
an nya 2. Memahami faktor-
dasarkan harga dan tahuan
manfaatnya 6. Memahami harga faktor yang mempen-
3. Mengevaluasi kepu-
yang mere leksikan garuhi daya beli uang
tusan atau tindakan
nilai barang keuangan yang telah 3. Mampu menginven-
3. Mampu mengenali
pecahan uang dalam 7. Memiliki keter- dilakukan tarisir hal negatif
bentuk koin maupun ampilan berhitung mengenai suatu
4. Memahami manfaat
kertas dalam menggunak- barang/jasa yang
uang untuk membantu
an uang dikonsumsinya.
4. Mengapresiasi sikap orang lain
saling berbagi ba- 8. Mengapresiasi si- 4. Mampu menganalisis
5. Memahami keterkaitan
rang yang berguna kap mendonasikan biaya tambahan yang
antara kepemilikan
pada keluarga dan uang kepada yang harus dikeluarkan
uang, penggunaan, dan
teman membutuhkan gaya hidup setelah pembelian
9. Memahami makna 5. Memahami gaya
uang dan lembaga hidup yang ekonomis

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


keuangan (bank, dan ramah lingkun-
koperasi) gan

19
Jenjang / Kelas 1-3 Kelas 4-6 Kelas 7-9 Kelas 10 -12

20
Aspek (Level 1) (Level 2) (Level 3) (Level 4)
Perenca- 1. Memahami perbe- 1. Menghargai nilai 1. Mampu menyusun 1. Mengetahui cara
naan dan daan antara membe- suatu barang dan perencanaan keuangan mengelola hutang dan
pengelo- lanjakan, menabung, mampu menggunak- pribadi yang meliputi pegeluaran secara
laan uang dan berbagi uang annya secara ber- pendapatan dan penge- efektif
tanggung jawab. luaran
2. Memahami penting- 2. Mengetahui cara
nya menabung 2. Mampu membuat 2. Memahami manfaat menghitung kapasitas
perencanaan mena- perencanaan untuk pengeluaran keuangan
3. Membandingkan menentukan tindakan
bung secara seder- (maksimal)
harga barang-barang keuangan yang lebih
yang ingin dibeli hana
bijak 3. Membandingkan
4. Mampu menetapkan 3. Memahami perbe- antara pendapatan
3. Memahami alasan

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


pilihan tentang benda daan antara keingi- dengan biaya hidup
mengapa memutuskan
yang akan digunakan. nan dan kebutuhan
membeli suatu barang
4. Memahami waktu
5. Mampu menghitung 4. Mampu membuat dari beberapa pilihan yang tepat untuk me-
uang yang dimiliki, prioritas pengelu- minjam atau mengin-
4. Memahami terjadinya
membeli barang yang aran vestasikan uang
perubahan pengelolaan
diinginkan serta keuangan akibat suatu 5. Menentukan target
5. Memahami tantan-
menghitung kem- masalah dan pentingnya keuangan untuk
gan untuk menabung
balian meninjau kembali per- jangka waktu pendek,
encanaan yang sudah menengah, dan pan-
dibuat jang serta mengantisi-
pasi perubahannya
5. Memahami dampak dari
membelanjakan uang
baik jangka pendek
ataupun jangka panjang
Jenjang / Kelas 1-3 Kelas 4-6 Kelas 7-9 Kelas 10 -12
Aspek (Level 1) (Level 2) (Level 3) (Level 4)
Resiko dan 1. Mempraktikkan ke- 1. Memahami kon- 1. Dapat mengidenti ikasi 1. Memahami resiko ti-
Keuntun- biasakan menabung sekuensi dari setiap produk keuangan dan dak memenuhi kewa-
gan mena- untuk keperluan tindakan (resiko dan mengenali resiko dan jiban untuk membayar
tertentu manfaat) hasilnya, seperti tabun- atau perjanjian kredit.
bung
gan, asuransi, saham,
2. Memahami manfaat 2. Memahami bagaima- 2. Memahami pengaruh
dll.
dari tabungan na dan mengapa me- dari tingkat bunga,
nabung diperlukan. 2. Menghargai bagaimana nilai tukar, kegaga-
3. Memahami kon-
keluarga dan masyara- lan pasar, pajak, dan
sekuensi dari tinda- 3. Menghargai penting-
kat mengatasi atau in lasi terhadap suatu
kan ceroboh terhadap nya menjaga uang
memper-siapkan diri keputusan keuangan.
barang yang dimil- dan sumber daya
menghadapi kejadian
ikinya lainnya agar aman. 3. Memahami cara untuk
tak terduga atau ke-
menyusun kembali
4. Memahami manfaat 4. Memahami bagaima- adaan darurat.
anggaran sebagai pe-
berbagi na orang bisa
3. Memahami dampak nyesuaian perubahan
mengalami kesulitan
5. Menunjukkan apresi- positif dan negatif dari kebutuhan, siklus atau
jika mereka tidak
asi ketika menerima suatu keputusan penge- masalah.
memiliki tabungan.
uang atau hadiah luaran.
4. Dapat membanding-
5. Memberikan peng-
4. Memahami akibat dari kan investasi dalam
hargaan dengan
tanggung jawab keuan- berbagai tingkat re-
berbagi atau mem-
gan dan resiko dari ti- siko yang berbeda.
berikan sumber daya
dak memiliki kecakapan
kepada orang lain. 5. Memahami resiko dari
keuangan.
bertaruh/berjudi atau
5. Memahami akibat dari aktivitas illegal untuk

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


keputusan pengeluaran mendapatkan lebih
terhadap orang lain dan banyak uang.

21
lingkungan.
Jenjang / Kelas 1-3 Kelas 4-6 Kelas 7-9 Kelas 10 -12

22
Aspek (Level 1) (Level 2) (Level 3) (Level 4)
Financial 1. Memahami bagaima- 1. Memahami bagaima- 1. Memahami faktor-fak- 1. Peduli terhadap keja-
Landscape/ na keluarga dan ma- na seseorang me- tor yang dapat mem- hatan keuangan dan
Lanskap syarakat disekitarnya miliki pilihan dalam pengaruhi keputusan mengetahui upaya-
menggunakan uang menggunakan uang pengeluaran. upaya pencegahannya.
Keuangan
yang dimilikinya.
2. Mengidenti ikasi 2. Memahami setiap neg- 2. Dapat mengenali
lembaga keuangan 2. Dapat menunjukkan ara memiliki jenis, jum- faktor-faktor penye-
di lingkungan seki- dan mengidenti ikasi lah dan kualitas sumber bab kemiskinan dan
tarnya. perbedaan beberapa daya yang berbeda. pendapatan yang
lembaga keuangan tidak merata.
3. Mengetahui barang- 3. Memahami bahwa
di lingkungannya
barang yang dijual produksi dan distribusi 3. Dapat mengidenti i-
berdasarkan produk
dimasyarakat. barang/jasa harus me- kasi pemberi layanan

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


dan jasa yang dise-
matuhi peraturan dan keuangan yang terper-
4. Dapat membedakan diakan.
undang-undang perlind- caya dan produk dan
kepemilikan sumber
3. Memahami jalur ungan konsumen. jasa yang dilindungi
daya (sendiri, orang
distribusi dan rantai atau Undang-Undang
lain, dan masyarakat) 4. Memahami pengaruh
nilai dari suatu Perlindungan Kon-
iklan pada konsumen
5. Dapat mendiskusikan produk. sumen.
dalam membelanjakan
penggunaan uang
4. Memahami uang uang 4. Memahami bagaimana
dalam keluarga
sebagai sumberdaya pemerintah menye-
5. Mengetahui tempat
yang terbatas diakan layanan publik
yang tepat untuk
dan mengapa pajak
5. Memahami mengapa mendapatkan informasi
harus dibayar.
orang bekerja untuk yang membantu pen-
mendapatkan uang. gambilan keputusan 5. Dapat melakukan
keuangan. transaksi keuangan
dengan aman.
PENUTUP

Literasi keuangan adalah salah satu literasi yang dikembangkan untuk kepen ngan
pendidikan di sekolah, khususnya, dan kemajuan pendidikan Indonesia, pada
umumnya. Dengan demikian, pendidikan dapat memenuhi kriteria dan capaian
yang diharapkan dan dapat memperbaiki kehidupan bangsa. Dengan literasi yang
baik, diharapkan agar bangsa Indonesia mampu bersaing menyejajarkan diri di
dunia internasional. Keberhasilan pencapaian literasi harus didukung oleh seluruh
komponen yang ada di dunia pendidikan, terutama peran pendidik di sekolah yang
berupaya membimbing, mengarahkan, mendidik, mengevaluasi, memfasilitasi
berkembangnya potensi peserta didik sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

Konsep literasi keuangan ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi
pendidik dalam mencapai kompetensi literasi. Konsep literasi ini dapat membawa
perubahan terhadap pemahaman peserta didik sebagaimana literasi yang
sebenarnya diterapkan dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Konsep Literasi Keuangan dalam K-13


23
DAFTAR PUSTAKA

Curren, Randal (2010). Education for Global Citizenship and Survival dalam
Yvonne Raley and Gerhard Preyer (Ed). Philosophy of Education in
the Era of Globalization. New York: Routledge. Hlm 67-90
Dale, Philip S. and Thoreson, Catherine Crain (March 1999), Language
and Literacy in a Developmental Perspective. Journal of Behavioral
Education, 9, 1. Hlm. 23-33.
Korkmaz, Sedat and Korkmaz, Şule Çelik (2013). Contextualization or de-
contextualization: student teachers’ perceptions about teaching a
language in context. Social and Behavioral Sciences, 93. Hlm, 895 –
899.
Pole, D. The Concept of Reason. (1972), dalam R.F.Dearden P.H.Hirst and
R.S.Peters (Eds). Education and the development of reason. London:
Routledge. Hlm. 112-130.
Trilling, Bernie and Fadel, Charles (2009). 21st Century Skills: Learning for
Life in Our Times. San Fransisco: John Wiley & Sons, Inc.
Freudenthal Institute, Utrecht University – the Netherlands.
Gerakan Nasional Literasi_ppt_2016
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2016). Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada
Kurikulum 2013. Jakarta, Indonesia: Kemendikbud.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2013). Naskah Akademik Kurikulum 2013.
Jakarta, Indonesia: Puskurbuk.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan (2016). Silabus Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia SD, SMP, SMA. Jakarta, Indonesia: Puskurbuk.
The Australian Curriculum_General Capabilities_Numeracy
“The Plurality of Literacy and its implications for Policies and
Programs”. UNESCO Education Sector Position Paper: 13. 2004
Sumber: https://www.nationalnumeracy.org.uk/essentials-numeracy-all
Konsep Literasi Keuangan dalam K-13
24
Konsep Literasi Keuangan dalam K-13
25

Anda mungkin juga menyukai