Anda di halaman 1dari 6

BLOK 1 : BIOETIKA KONSERVASI GIGI

PANDUAN UNTUK MAHASISWA

MODUL 102
NYERI GIGI
ICD: K0.21
Disajikan pada semester satu 2018-2019
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS
PROGRAM STUDI KONSERVASI GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018

PENDAHULUAN
1
Modul 102 tentang nyeri gigi merupakan kelanjutan dari modul 101 tentang gigi
berlubang, yang diberikan pada peserta didik yang mengambil mata ajar blok 1 tentang Bioetika
Konservasi Gigi. TIU dan TIK diberikan pada permulaan buku modul, agar dapat dimengerti
secara menyeluruh tentang nyeri gigi yang dikaitkan dengan etika dan hukum kedokteran dalam
menangani pasien secara komprehensif.

Sebelum memulai modul ini, peserta didik diharapkan membaca TIU dan TIK dengan
seksama, sehingga tidak terjadi penyimpangan pada saat diskusi, serta dapat dicapai kompetensi
minimal yang diharapkan. Bahan untuk diskusi dapat diperoleh dari bacaan yang tercantum di
akhir modul. Kuliah pendalaman materi akan diberikan yang berkaitan dengan nyeri gigi yang
dihubungkan dengan etika hukum kedokteran, ataupun penjelasan dalam pertemuan konsultasi
antara peserta kelompok diskusi peserta didik dengan tutor atau pakar yang bersangkutan.

Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu peserta didik dalam memecahkan
masalah nyeri gigi yang dikaitkan dengan etika hukum kedokteran.

Surabaya, Agustus 2018

Latief Mooduto

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


2
Modul ini diberikan agar peserta didik mampu berempati pada pasien dengan rasa sakit
akibat nyeri gigi dan atau kelainan apeks gigi. Pasien yang memerlukan perawatan giginya,
mengeluh takut ke dokter gigi memerlukan perhatian khusus dengan pendekatan psikologis
dalam berkomunikasi, dan dengan penyakit sistemik (ASA 2), memerlukan dukungan ilmu
biomedik/ biologi oral, ilmu kedokteran klinik, serta bantuan obat-obat pengendali rasa sakit
( inflamasi, preoperative, operatif, pasca operatif) kepada pasien secara rasional.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan

1. Melakukan pemeriksaan intra dan ekstra oral , serta pemeriksaan penunjang pada pasien
dengan penyakit sistemik, disertai dengan rasa sakit pada giginya.
2. Menjelaskan implikasi manifestasi penyakit sistemik yang diderita pasien terhadap rasa
nyeri gigi dan periapeks.
3. Menjelaskan konsekuensi rasa takut pasien pada fisiologi saliva terhadap mukosa mulut.
4. Menjelaskan indikasi upaya menghilangkan rasa nyeri gigi dan periapeks pada pasien
intoleransi dan takut/ kurang kooperatif.
5. Menjelaskan kemampuan diri untuk berempati pada pasien dengan rasa nyeri gigi dan
periapeks.
6. Menjelaskan proses hukum bila terjadi konflik dengan sejawat atau pasien.
7. Menjelaskan perlunya membina hubungan dengan organisasi profesi Konservasi Gigi
(IKORGI), bidang kedokteran gigi klinik lainnya dan kedokteran klinik.
8. Menjelaskan pada pasien mengenai rencana perawatan dan prognosisnya untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
9. Menjelaskan penerapan kerjasama tim dalam menanggulangi rasa sakit akibat kelainan
pulpa dan periapeks dikaitkan dengan keterbatasan pasien atau penyakit yang diderita
pasien.
10. Menjelaskan hak dan kuwajiban seorang dokter gigi, bersikap jujur dan menjaga rahasia
dalam tugas sebagai dokter gigi yang professional dengan sejawat dan pasien.

SKENARIO

Seorang pasien wanita usia 35 th datang ke Klinik Spesialis Konservasi Gigi RSGMP Universitas
Airlangga, dengan keluhan gigi geraham kanannya sakit/ nyeri sekali sejak tiga hari yang lalu.
Sudah minum obat penghilang rasa sakit, tetapi sakitnya selalu timbul lagi. Pasien merasa
cemas seakan-akan giginya tidak dapat diobati lagi. Pasien menjelaskan bahwa 6 bulan yang lalu
dia ke dokter gigi karena giginya lubang, kalau kemasukan makanan sakit dan terasa linu kalau
minum minuman yang dingin. Kemudian gigi tersebut ditambal, tetapi seminggu kemudian
lepas. Dia kembali ke dokter gigi yang merawatnya, kemudian dilakukan penambalan kembali
3
tetapi dua minggu kemudian lepas lagi. Demikian seterusnya terulang sampai tiga kali selalu
lepas tambalannya. Padahal setiap menambal selalu membayar. Pasien berusaha bertanya
kepada dokternya mengapa selalu lepas tambalannya, dokter gigi tidak memberikan jawaban
yang memuaskan sehingga membuat pasien merasa jengkel. Akhirnya pasien tidak mau datang
kembali ke dokter gigi yang merawatnya dan tiga hari yang lalu terasa sakit sekali, kemudian
datang ke RSGMP Unair dengan tujuan untuk mengadukan masalah ini dan pasien berniat ingin
mangajukan masalah ini ke jalur hukum. Pada pemeriksaan, terlihat gigi 46 dengan karies
profunda, tes vitalitas negatif, palpasi sakit.

TUGAS UNTUK MAHASISWA

1. Peserta didik dibagi menjadi dua kelompok, pada masing-masing kelompok dipilih ketua
dan sekretaris.
2. Setelah membaca dengan teliti skenario di diatas, peserta didik mendiskusikannya dalam
satu kelompok diskusi yang terdiri dari 10 orang, dipimpin oleh ketua dan sekertaris
bertugas untuk mencatat. Diskusi kelompok ini didampingi oleh tutor sebagai fasilitator.
3. Melakukan identifikasi masalah, menentukan kata kunci dan learning issue yang perlu
dicari. Pembagian tugas learning issue pada semua peserta.
4. Setiap peserta persentasi tugas learning issue masing-masing. Mengkompilasi hasil
learning issue dan membuat kesimpulan.
5. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat bebas
(brain storming) antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintesa
informasi dalam menyelesaikan masalah.
6. Menyusun laporan dari hasil diskusi

4
7. Mengikuti kuliah pendalaman materi (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang
belum jelas atau tidak ditemukan jawabannya.

STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Kuliah pengantar dalam kelas


2. Diskusi kelompok yang diarahkan oleh tutor
3. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor
4. Aktifitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan
menggunakan buku ajar,
majalah, slide, tape atau video, dan internet
5. Praktikum di laboratorium Skills Lab
6. Journal Reading/ EBD

Diskusi I : Brain storming/ Curah pendapat

1. Peserta berdiskusi untuk mengidentifikasi masalah


utama dalam skenario, dan informasi penting lain dalam skenario yang berkaitan dengan
masalah utama.
2. Bila peserta berasumsi bahwa masalah utama bukan tersebut di atas, peserta perlu
diarahkan pada issue ini.
3. Tutor mengarahkan untuk memilih learning issue yang sesuai dengan TIU/TIK.
4. Peserta dapat mengajukan pertanyaan klarifikasi tentang kata kata atau istilah
yang terdapat dalam skenario.
5. Peserta membuat asumsi (hipotesis) tentang : kebenaran penyebab terjadinya
penyakit dan sejumlah faktor yang mempengaruhinya.

Diskusi II : Presentasi learning issue & Menyimpulkan


1. Masing-masing peserta mempresentasikan tugas learning issue yang didapatkan dengan
menyebutkan sumbernya.
2.Presentasi masing-masing peserta dinilai.
3.Dilanjutkan dengan diskusi dan merumuskan kembali tentang hipotesis tentang issue yang
telah ditetapkan.
4.Peserta menentukan tambahan pengetahuan yang masih perlu dicari untuk mendapatkan
kesimpulan akhir.
5.Merancang Conseptual Mapping
Kelompok menyusun kembali hasil diskusi setelah mendengarkan kuliah pendalaman materi
tentang :

5
1. Skenario yang dibuat dalam sebuah diagram conseptual mapping.
2. Proses berpikir mulai dari tahap analisis masalah sampai dengan penarikan kesimpulan.
3. Penelusuran sumber belajar dengan kaidah Evidence Base Learning.

Diskusi III :

Pleno / Presentasi makalah

BAHAN BACAAN DAN SUMBER-SUMBER LAIN

1. Etika profesi, hukum dan peraturan/undang-undang kesehatan


2. Peraturan Menteri Kesehatan
3. Undang-undang praktek dokter gigi
4. Buku Ajar
5. Journal
6. Sumber lain : Internet, VCD, Tape, Slide dll

Anda mungkin juga menyukai