Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga adalah dua

atau tiga individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan

perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing,

menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Agnes Stella, 2015)

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional dan social diri tiap anggota keluarga (Beatrix Matheos,

2018).

Dalam keluarga kesehatan menjadi hal yang paling penting dalam

melakukan aktvitas sehari-hari dan menjadi masalah yang sangat penting dan

selalu menjadi pembicaran yang tidak pernah berhenti. Penyakit pada sistem

kardiovaskuler adalah salah satu penyakit yang paling umum terjadinya.

Salah satunya penyakit hipertensi atau yang biasanya di kenal dengan darah

tinggi. (Maya Fadlilah, 2018).

1
2

Hipertensi adalah suatu keadaan seseorang mengalami peningkatan

tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka

kesakitan (morbiditas) dan angkakematian (mortalitas) (Reny, 2016)

Banyaknya faktor yang dapat menyebabkan Hipertensi yang membuat

angka kejadian Hipertensi juga meningkat menurut World Health

Organization (WHO) angka kematian di dunia akibat kejadian gastritis di

rawat inap yaitu 17- 21% dari kasus yang ada pada tahun 2012. Di Indonesia

menurut WHO (2012) adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa

daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari

238.452.952 jiwa penduduk (Waluyo & Suminar 2017).

Hipertensi dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang hal ini

dikarenakan apabila seseorang mengalami tekanan darah tinggi atau

hipertensi dan orang tersebut tidak mendapatkan pengetahuan untuk

pengobatan secara rutin, maka dapat menyebabkan terjadinya kasus-kasus

serius bahkan dapat menyebabkan terjadinya kematian. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh yuliana (2015), faktor resiko stroke dalam hal ini hipertensi,

dapat dicegah dan dikendalikan dengan melakukan pola makan dan pola

hidup yang sehat secara keseluruhan.

Menurut Data World Health Organization (WHO) tahun 2015,

menunjukkan sekitar 1,13 milliar orang di dunia menderita hipertensi, artinya

1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis menderita hipertensi, hanya 36,8% di

antaranya yang minum obat dan sebanyak 9,4 juta orang meninggal karena

hipertensi. Terdapat 45% kematian akibat penyakit jantung dan 51%

kematian akibat stroke disebabkan oleh hipertensi (Depkes RI, 2018 ).


3

Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang

berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga

74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 95 % kasus tidak diketahui penyebabnya

(Pusat Data dan Informasi Kementerian RI, 2016). Data World Health

Organization (WHO) menyebutkan ada 50%-70% pasien yang tidak patuh

terhadap obat anti hipertensi yang diresepkan. Rendahnya kepatuhan terhadap

pengobatan hipertensi berpotensi menjadi penghalang tercapainya tekanan

darah yang terkontrol dan dapat dihubungkan dengan peningkatan

biaya/rawat inap serta komplikasi penyakit jantung (WHO, 2013) .

Di Indonesia, prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui

diagnosis dokter pada penduduk usia 18 tahun keatas sebesar 8,4%.

Berdasarkan proporsi riwayat minum obat dan alasan tidak minum obat pada

penduduk hipertensi berdasarkan diagnosis dokter atau minum obat pada

tahun 2018 adalah sebesar 54,4% rutin minum obat, 32,3% tidak rutin minum

obat dan 13,3% yang tidak minum obat antihipertensi (Riskesdas, 2018).

Data yang didapat dari dinas kesehatan provinsi sumatra barat pada

tahun 2017, hipertensi termasuk urutan ke 3 penyakit terbanyak di sumatra

barat dengan angka kejadian 248.964 (13,8 % ) setelah penyakit Ispa dengan

jumlah 705.659 (39,2 %) dan penyakit Gastritis dengan angka kejadian

285.282 (15,8%) (Profil Kesehatan Provinsi Sumatra Barat, 2017).

Gejala umum yang terjadi pada penderita Hipertensi adalah rasa tidak

nyaman, sakit kepala hebat, pusing, pandangan kabur dan pundak terasa berat

Angka kejadian hipertensi dapat dipengaruhi oleh multifaktor, diantaranya


4

umur, riwayat kehamilan/keturunan, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga,

dan Indeks Massa Tubuh (Sartik, 2017).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan di puskesmas Tarok

Payakumbuh, prevalensi kejadian Hipertensi 16%. Data bulan Januari-

Desember 2019 penderita Hipertensi mencapai 500 orang. Dan dari bulan

Januari-Maret 2020 penderita Hipertensi mencapai hampir mendekati 800

orang (Puskesmas Tarok , 2019).

Peran perawat komunitas yang pertama adalah sebagai penyedia

pelayanan memberikan asuhan keperawatan melalui pengkajian masalah

keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan dan

mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat. Peran perawat yang kedua adalah sebagai

pendidik dan konsultan , memberikan pendidikan kesehatan kepada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di

masyrakat secara teroganisir dalam rangka menanamkan prilaku sehat,

sehingga terjadi perubahan prilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai

derajat kesehatan yang optimal. Peran perawat yang ke tiga adalah sebagai

panutan , perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh

yang baik dalam bidang kesehatan pada individu, keluarga, kelompok dan

masyrakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan di

contoh oleh masyarakat.

Salah satu terapi non-farmakologi yang dapat diberikan pada penderita

yang mengalami hipertensi adalah terapi komplementer dengan meminum air

kelapa muda . Kelapa Muada diketahui Air kelapa muda mengandung mineral
5

kalium yang dapat menjaga dinding pembuluh darah tetap elastis, mengurangi

penyempitan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi lebar,

mengurangi sekresi renin, menurunya aldosteron dan mempunyai efek dalam

pompa Na-K yaitu kalium dipompa dari cairan ekstraseluler ke dalam sel, dan

natrium dipompa keluar. Sehingga kalium dapat menurunkan tekanan darahn

(Thaariq Fahriza ,2014).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Tn.Y dan keluarga,

bahwasanyan keluarga masih belum terpapar dan belum mengetahui tentang

terapi komplementer dan manfaat menggunakan terapai komplementer

tersebut yang dapat digunakan untuk mengatasi penyakit hipertensi yang

diderita Tn.Y. Sampai saat ini Tn.Y dan keluarga masih bingun terhadap

terapi komplementer yang dapat menurunkan hipertensi nya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Tn.Y yang peneliti lakukan

pada bulan April 2020 bahwa Tn.Y mengalami Hipertensi yang ditandai

dengan sakit kepala hebat, pusing,pandangan kabur, dan pundak terasa berat.

Jika tanda-tanda tersebut muncul Tn.Y selalu beristirahat untuk mengurangi

rasa pusing tersebut.

Berdasarkan Fenomena diatas penulis tertarik untuk melakukan

pengelolaan kasus pada pasien Hipertensi dengan judul “Asuhan

Keperawatan Komplementer Pada Keluarga Tn.Y di Wilayah Kerja

Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh Tahun 2020 “.


6

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Komplementer Pada Tn.Y di

Wilayah Kerja Puskesmas Tarok Payakumbuh Utara Tahun 2020.

C. Tujuan Penulisan

1) Tujuan Umum

Mampu mengelola Asuhan Keperawatan Komplementer Pada

Tn.Y Di Wilayah Kerja Puskesmas Tarok Payakumbuh Utara Tahun

2020.

2) Tujuan Khusus

a. Mampu mengetahui Konsep Dasar Teori tentang Hipertensi

(Pengertian, Etiologi, Manifestasi Klinis, Patofisiologi, Komplikasi

dan Penatalaksanaan)

b. Mampu melakukan Asuhan Keperawatan Komplementer pada

keluarga Tn.Y di Wilayah Kerja Puskesmas Tarok Payakumbuh

Utara tahun 2020.

c. Mampu mengaplikasikan jurnal terkait Asuhan Keperawatan

Komplementer pada Keluarga Tn.Y Di Wilayah Kerja Puskesmas

Tarok Payakumbuh Utara tahun 2020.

d. Mampu melakukan telaah jurnal terkait Asuhan Keperawatan

Komplementer pada Keluarga Tn.Y Di Wilayah Kerja Puskesmas

Tarok Payakumbuh Utara tahun 2020.


7

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Hasil karya tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan

penulis tentang Asuhan Keperawatan Komplementer dengan Kasus

Hipertensi dan lebih dikembangkan oleh penulis lain dengan diagnosa

keperawatan lainnya.

2. Bagi Instasi Pendidikan

Hasil karya ilmiah dapat dijadikan sebagai bahan untuk

pelaksanaan pendidikan serta masukan dan perbandingan untuk penulis

selanjutnya dengan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Kasus

Hipertensi

3. Bagi Pelayan Kesehatan

Hasil karya ilmiah ners ini dapat memberikan manfaat terhadap

pelayanan keperawatan dengan memberikan gambaran dan

mengaplikasikan acuan dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga

dengan kasus Hipertensi dengan komperhensif (bio, psiko, sosial,

spiritual).

4. Bagi Masyarakat

Hasil karya ilmiah dapat berguna untuk penerapan serta masukan

untuk merawat keluarga dengan kasus Hipertensi

Anda mungkin juga menyukai