Anda di halaman 1dari 2

Ramadhan, Bulan Perjuangan dan Kemenangan

Juni 17, 2015

WOL –  Marhaban ya Ramadhan. Sungguh telah datang kepada kita bulan Ramadhan yang Agung. Di bulan ini Al-Quran yang
mulia diturunkan, napas-napas kita menjadi tasbih, tidur adalah ibadah, amal-amal diterima, dan doa-doa diijabah.  Bulan yang
lebih baik dari seribu bulan. Bulan penerang bulan sebelumnya. Bulan pemberi kesejukan jiwa, hati, dan pikiran.

Ramadhan memang bulan yang mulia, Rasulullah SAW menyampaikan pada kaum Muslimin agar tidak melewatkan momentum
Ramadhan ini. Dalam khutbah menjelang Ramadhan, beliau menyebutkan berbagai keutamaan Ramadhan ini. “Jika memasuki
bulan Ramadhan, maka semua pintu langit dibuka, dan pintu-pintu neraka Jahannam ditutup, sementara syaitan dibelenggu” (HR
Bukhari, Muslim, Nasai dan Ibn Hibban), Ini tidak terjadi di Bulan lainnya.

Perasaan gembira tentunya ada dalam  diri kita ketika Allah SWT masih memberi kesempatan kepada kita untuk  merasakan
kembali bulan suci ini, karena Allah swt melipatgandakan pahala bagi orang yang beribadah dengan ikhlas kepada-Nya. Nilai shalat
sunnah sama dengan shalat fardhu. Pahala sedekah dilipatgandakan menjadi ratusan kali lipat. Pengampunan dosa dan noda
dikumandangkan. Sehingga dalam bulan Ramadhan ini kita bisa melihat banyak perubahan yang terjadi. Contohnya saja Masjid-
masjid yang biasanya sepi dan hanya diisi oleh Manula, kini ramai dikunjungi oleh berbagai usia. Lantunan ayat suci Al-Qur’an juga
selalu terdengar. Tempat maksiat ditutup, minuman keras dilarang, razia-razia kemaksiatan dilakukan.

Masyarakatpun berlomba-lomba untuk sedekah, Siaran Televisi berubah menjadi acara ceramah-ceramah islami, lagu-lagu islami
menjadi populer, Bahkan para artis  yang biasa berpakaian seksi mulai belajar menutup auratnya di bulan Ramadhan ini.

Namun, apakah kita hanya mencukupkan diri dengan perasaan gembira dan perubahan parsial secara individu saja? Tentu tidak,
sudah selayaknya kita juga menambah ilmu dengan pemikiran yang cemerlang bahwa ada banyak  hikmah yang kita dapat dari
bulan ini yang hakikinya adalah bulan  perjuangan dan kemenangan bagi umat Islam.

Bulan Perjuangan dan Kemenangan


Bulan Ramadhan yang kita lalui dengan tiada makan dan minum, kadang kala membuat umat Islam bermalas-malasan disaat bulan
Ramadhan dan menurunkan padanya aktivitas. Jika kita fikirkan, memang benar badan orang berpuasa akan jauh lebih lemah
dibandingkan dengan yang tidak berpuasa. Namun secara historis, hal tersebut tidak terjadi dengan para sahabat. Energi spiritual
puasa yang mereka miliki bisa membalik itu semua. Orang yang berpuasa mampu mengeluarkan kekuatan yang luar biasa. Inilah
fakta sejarah yang tak bisa dipungkiri dan telah mereka ukir dengan gemilang sebagai pelajaran bagi kta semua saat ini.

Para sahabat dan generasi setelahnya, menjadikan Ramadhan sebagai momentum semakin semnagat memperjuangkan Islam.
Mereka tidak menyendiri di sudut-sudut masjid atau terus menerus berdzikir bagi dirinya sendiri, namun mereka maju dan menjadi
orang yang terdepan dalam  mendakwahkan Islam demi kemuliaan Islam dan kaum Muslimin. Perilaku seperti ini telah ditanamkan
sejak masa Nabi SAW.

Tercatat sejumlah peristiwa penting pada bulan Ramadhan. Tujuh belas bulan setelah Hijrah, Nabi mengirim detasemen Hamzah
yang membawa bendera pertama yang diserahkan oleh baginda SAW. Detasemen ini dikirim untuk menghadang rombongan kaum
Quraisy yang datang dari Syam menuju ke Makkah. Perang Badar Kubra yang disebut dalam Alquran sebagai Yaum al-Furqan (Hari
Pembeda) meletus pada hari Jum’at, 17 Ramadhan 2 H. Jumlah pasukan kaum Muslim saat itu hanya 313, terdiri dari 1
menunggang kuda, sisanya jalan kaki. Tercatat 14 di antara mereka sebagai Syuhada’ Badr. Sementara pasukan kaum Kafir
Quraisy berjumlah 1000 orang; 80 orang pasukan berkuda, sisanya jalan kaki; 70 orang gugur, 70 lainnya menjadi tawanan
perang. Dalam peristiwa ini, pasukan kaum Muslim di-bantu oleh 5.000 malaikat (QS. Ali ‘Imran [3]: 125).

Pada tahun ke-8 Hijrah, Rasulullah dan para sahabat berhasil menaklukkan kota Makkah, tepat hari ke-10 di bulan Ramadhan.
Penaklukan kota Makkah ini juga disebut penaklukan agung (al fath al-a’dham). Kaum Kafir Quraisy pun berbondong-bondong
masuk Islam, termasuk Abu Sufyan dan para pemuka Kafir Quraisy. Pada saat itulah, turun perintah untuk menghancurkan berhala
dari sekitar Ka’bah. Karena itu, bulan Ramadhan juga dikenal sebagai syahru al jihad wa al intishar (bulan Jihad dan Kemenangan).

Di bulan yang sama Khalid bin Walid menghancurkan tempat penyembahan Al Uzza di Nakhlah. Peristiwa ini terjadi pada lima hari
terakhir di bulan Ramadhan. Saat itu Khalid berkata kepada Nabi SAW: “Itulah Al-Uzza. Ia tidak akan lagi disembah lagi selama-
lamanya.”

Sekitar 80 tahun kemudian, tepat 28 Ramadhan 92 Hijrah, pasukan kaum Muslimin berhasil menaklukkan Andalusia—yang kini
dikenal sebagai Spanyol. Pasukan Muslim dipimpin oleh Panglima Thariq bin Ziyad. Pasukan Islam berhasil mengalahkan Roderick
dan pasukannya dalam perang yang berlangsung sangat sengit. Perang ini dikenal sebagai ‘Perang Buhairah’. Kemenangan
didapatkan pasukan Islam setelah menguasai Selat Jabal Thariq (Gibraltar) dan membakar semua armada kapal perangnya.
Pidatonya yang terkenal: “Wahai saudara-saudaraku, lautan ada di belakang kalian, musuh ada di depan kalian, ke manakah kalian
akan lari?”
Ramadhan 584 H, pasukan kaum Muslimin di bawah pimpinan Salahuddin Al-Ayyubi mendapat kemenangan besar atas tentara
Salib di Palestina. Tentara Islam menguasai daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai oleh tentara Salib. Ketika bulan Ramadhan,
penasihat-penasihat Salahuddin menyarankan agar die istirahat karena risau ajalnya tiba.Tetapi Salahuddin menjawab “Umur itu
pendek dan ajal itu senantiasa mengancam”. Pasukan Islam yang dipimpinnya terus berperang dan berjaya merampas Benteng
Shafad yang kuat. Peristiwa ini terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan.

Banyak lagi peristiwa sejenis yang terjadi di bulan Ramadhan. Kaum Muslimin sejak generasi pertama menyadari betul betapa
besar pahala di bulan ini. Makanya mereka pun beramal tidak ala kadarnya. Mereka pun memilih amalan-amalan yang tergolong
berat demi mendapatkan pahala yang jauh lebih besar.

Memperjuangkan Islam
Jika para sahabat sedemikian rupa memperjuangkan Islam di bulan Ramadhan, lalu bagaimana dengan kita saat ini?. Jika melihat
kondisi umat Islam di masa sekarang, tantangan kaum Muslim sebenarnya tak kalah beratnya. Kaum Muslimin di seluruh dunia
menghadapi berbagai persoalan pelik. Diberbagai belahan dunia umat Islam mengalami ketertindasan secara fisik, sebut saja
Rohingya, Palestina dua negeri kaum muslimin yang sudah berulangkali  melalui Ramadhan dengan keadaan yang sangat
memprihatinkan. Pun begitu dengan negeri Islam lainnya yang terjajah secara pemikiran, politik maupun ekonomi. Kesempitan
hidup dalam sistem Sekuler-kapitalis telam membuat umat Islam ada dalam penderitaan yang tiada berkesudahan. Jika kita dalami
akar dari persoalan tersebut aalah   ketiadaan penerapan syariah Islam dalam wadah yang syar’i yakni khilafah.

Kaum Muslim masih dicengkeram oleh penjajahan model baru sehingga mereka tak mampu berbuat banyak. Padahal bulan
Ramadhan yang juga didalamnya terdapat  malam diturunkannya Al-Qur’an, seharusnya mengingatkan kita bahwa sistem saat ini
sungguh telah jauh dari Al-Qur’an dan tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai Way Of Life yang mengatur seluruh aspek kehidupan.

Maka, menjadi sangat penting bagi kita semua untuk  terus mengumandangkan penegakan syariah dan khilafah untuk
menyadarkan umat apalagi di bulan Ramadhan. Sebab, inilah saatnya kaum Muslimin memiliki kedekatan kepada Allah. Dakwah di
bulan agung dan berkah ini pun akan berpahala besar di sisi Allah, melihat beratnya usaha mengembalikan kehidupan Islam di
tengah kerusakan seperti sekarang.  Maka, Ramadhan adalah momentum dakwah yang luar biasa guna mengokohkan perjuangan
syariah dan khilafah sebagai solusi terhadap persoalan umat. Dengan penerapan Islam secara kaffah (menyeluruh) kita dapat
meraih kemenangan yang hakiki yakni membebaskan penyembahan dari manusia menjadi penyembahan kepada Allah secara total
dengan menerapkan seluruh aturannya. Wallâh a’lam bi ash-shawâb

Anda mungkin juga menyukai