ID Hubungan Antara Karakteristik Mahasiswa
ID Hubungan Antara Karakteristik Mahasiswa
VIONA
NIM I 11109064
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2013
1
2
Intisari
Latar Belakang. Angka kejadian kualitas tidur buruk pada mahasiswa
kedokteran cukup tinggi. Belum ada data mengenai faktor yang paling
mempengaruhi kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran di Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjungpura. Tujuan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara karakteristik mahasiswa dengan
kualitas tidur pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjungpura. Metodologi. Penelitian ini
merupakan studi cross-sectional. Data diambil menggunakan kuesioner
data demografik, Depression Anxiety Stress Scale (DASS), Sleep Hygiene
Index (SHI), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan dianalisis dengan
metode regresi logistik. Hasil. Sebanyak 147 mahasiswa mengalami
kualitas tidur buruk (73,5%). Sebagian besar mahasiswa berjenis kelamin
perempuan (55,0%), berada pada masa studi dua tahun (35,5%), tinggal
bersama orangtua (42,0%), memiliki gejala depresi normal (77,5%), gejala
kecemasan normal (55,5%), gejala stres normal (72,5%) dan higienitas
tidur baik (53%). Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin
(p=0,1999), masa studi (p=0,270), tempat tinggal (p=0,314) dan tingkat
gejala stres (p=0,938) dengan kualitas tidur. Tingkat gejala depresi
(p=0,036), kecemasan (p=0,038) dan higienitas tidur (p=0,000)
berhubungan dengan kualitas tidur. Kesimpulan. Sebagian besar
mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura mengalami kualitas tidur buruk (73,5%). Terdapat
hubungan bermakna antara tingkat gejala depresi, tingkat gejala
kecemasan dan higienitas tidur dengan kualitas tidur. Higienitas tidur
buruk merupakan faktor risiko terbesar untuk terjadinya kualitas tidur
buruk.
PENDAHULUAN
Kurang tidur dan mengantuk di siang hari yang sering terjadi pada
mahasiswa kedokteran dapat mengganggu konsentrasi, konsolidasi
memori dan menyebabkan prestasi yang buruk termasuk saat ujian. 5,9-11
Mahasiswa kedokteran memiliki faktor pengganggu tidur yang tinggi, yaitu
memiliki higienitas tidur buruk yang berhubungan dengan kualitas tidur.10-
13 Mahasiswa kedokteran juga sering mengalami tekanan sehingga
memiliki tingkat gejala stres, depresi dan kecemasan yang tinggi.14
5
HASIL
Rentang usia sampel penelitian adalah 17-21 tahun dengan rerata usia 19
tahun. Sebagian besar mahasiswa berjenis kelamin perempuan (55%),
berada pada masa studi dua tahun (35,5), tinggal bersama orang tua
(42%), memiliki higienitas tidur baik (53%), memiliki gejala depresi normal
(77,5%), gejala kecemasan normal (50,5%), gejala stres normal (70,5%)
Distribusi sampel berbagai variabel dapat dilihat pada tabel 3.
1 Jenis Kelamin
Perempuan 110 55%
Laki-laki 90 45%
2 Masa Studi
Satu Tahun 68 34%
Dua Tahun 71 35,5%
Tiga Tahun 61 30,5%
3 Tempat Tinggal
Tinggal Bersama Orangtua 84 42%
Tinggal Bersama Sanak Saudara 16 8%
Tinggal di Asrama 25 12,5%
Tinggal di Kos 50 25%
Tinggal Sendiri (rumah 25 12,5%
pribadi/kontrakan)
4 Higienitas Tidur
Baik 106 53%
Buruk 94 47%
5 Tingkat Gejala Depresi
Normal 155 77,5%
Ringan 28 14%
Sedang 14 7%
Berat 1 0,5%
Sangat berat 2 1%
6 Tingkat Gejala Kecemasan
Normal 101 50,5%
Ringan 27 13,5%
Sedang 52 26%
Berat 15 7,5%
Sangat berat 5 2,5%
9
Jenis uji yang digunakan dalam analisis multivariat adalah uji regresi
logistik dengan metode Backward Stepwise. Semua variabel yang diuji
secara bivariat dapat masuk ke tahap multivariat.
11
p = 1/ (1+ e-y)
Keterangan:
p = probabilitas untuk terjadinya suatu kejadian
e = bilangan natural =2,7
y = konstanta + a1x1 + a2x2 + ..........+ aixi
a = nilai koefisien tiap variabel
x = nilai variabel bebas
Dengan rumus di atas maka dapat dihitung probabilitas mahasiswa
mengalami kualitas tidur buruk bila seorang mahasiswa memiliki tingkat
gejala depresi dan gejala kecemasan ringan hingga sangat berat serta
memiliki higienitas tidur buruk.
y = -0,071 + 1,372 (depresi) + 0,786 (kecemasan) + 1,546 (higienitas
tidur)
y = -0,071 + 1,372 (1) + 0,786 (1) + 1,546 (1)
y = -0,071 + 1,372 + 0,786 + 1,546
y = 3,633
p = 1/ (1+ e-y)
p = 1/ (1+ 2,7-(3,633))
p = 0,973
Dengan demikian probabilitas seorang mahasiswa PSPD FK Untan
untuk mengalami kualitas tidur buruk bila memiliki tingkat gejala depresi
dan gejala kecemasan ringan hingga sangat berat serta memiliki
higienitas tidur buruk adalah 97,3%.
13
PEMBAHASAN
(83,5%) mengalami gangguan tidur satu kali atau lebih dalam seminggu
selama sebulan. Sebagian besar mahasiswa juga mengalami disfungsi di
siang hari (91,5%). Ketiga komponen inilah yang diduga berkontribusi
dalam tingginya kualitas tidur buruk pada mahasiswa PSPD FK Untan.
Hasil serupa dinyatakan oleh James et al.7 dan Brick et al.13 yang
menyatakan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kualitas
tidur. Hasil analisis oleh Lashkaripour et al.18 juga menyatakan tidak
terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kualitas tidur, namun
secara deskriptif mahasiswa kedokteran perempuan lebih banyak yang
mengalami kualitas tidur buruk (64,5%).
Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kualitas tidur pada
mahasiswa PSPD FK Untan, hal ini dapat disebabkan karena rentang usia
pada sampel penelitian adalah 17-21 tahun. Penelitian lain menyatakan
kualitas tidur buruk pada perempuan lebih banyak terjadi pada rentang
usia 31-70 tahun.21 Perempuan yang berada pada rentang usia 42-55
tahun lebih banyak melaporkan kesulitan tidur dibandingkan dengan
perempuan muda. Kesulitan tidur ini berkaitan dengan terjadinya
menopause, yaitu saat perempuan mengalami penurunan hormon
progesteron dan estrogen. Hot flashes pada perempuan menopause juga
dapat menyebabkan terjadinya gangguan tidur.19,20
Pada penelitian ini mahasiswa masa studi satu tahun lebih banyak
mengalami kualitas tidur buruk. Mahasiswa pada masa studi satu tahun
mengalami peralihan lingkungan dari sekolah ke perguruan tinggi yang
dicirikan dengan adanya kondisi sosial yang baru, banyaknya tugas dan
padatnya jadwal perkuliahan yang dapat menyebabkan jadwal tidur yang
tidak teratur dan berisiko terhadap terjadinya kualitas tidur yang buruk.10,24
Mahasiswa dengan masa studi yang lebih lama telah memiliki strategi
koping yang lebih baik terhadap perkuliahan dan kurikulum yang
dihadapi.13
Tidak terdapat hubungan antara tingkat gejala stres dengan kualitas tidur
(p=0,938). Sampel yang memiliki gejala stres ringan hingga berat adalah
sebanyak 59 mahasiswa (29,5%). Sebanyak 86,4% mahasiswa dengan
gejala stres ringan hingga berat mengalami kualitas tidur yang buruk.
KESIMPULAN
Sebagian besar mahasiswa PSPD FK Untan mengalami kualitas tidur
yang buruk (73,5%). Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
gejala kecemasan, tingkat gejala depresi dan higienitas tidur terhadap
21
kualitas tidur. Higienitas tidur yang buruk merupakan faktor risiko terbesar
untuk terjadinya kualitas tidur yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan dan Sadock buku ajar psikiatri klinis.
Trans Mutaqin H, Sihombing RNE, editor. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;
2004.
2. Harsono. Buku ajar neurologi klinis. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press; 2008.
3. Fatima K, Rizvi F, Ali M, Afzal M. Sleep pattern and sleep duration of
medical college students. Ann. Pak. Inst. Med. Sci. 2011; 7(2): 79-81.
4. Preisegolaviciute E, Leskauskas D, Adomaitiene V. Associations of
quality of sleep with lifestyle factors and profile of studies among
Lithuanian students. Medicina (Kaunas). 2010; 46(7): 482-89.
5. Zailinawati AH, Teng CL, Chung YC, Teow TL, Lee PN, Jagmohni KS.
Daytime sleepiness and sleep quality among Malaysian students. Med
J Malaysia. 2009; 64(2): 108-10.
6. Feng GS, Chen JW, Yang XZ. Study on the status and quality of
sleep-related influencing factors in medical college students.
Zhonghua Liu Xing Bing Xue Za Zhi. 2005; 26(5): 328-31.
7. James BO, Omoaregba JO, Igberase OO. Prevalence and correlates
of poor sleep quality among medical students at a Nigerian university.
Ann Nigerian Med. 2011; 5: 1-5.
8. Manalu ARN, Bebasari E, Butar-Butar WR. Hubungan kualitas tidur
dengan tekanan darah pada mahasiswa fakultas kedokteran
Universitas Riau angkatan 2012. Fakultas Kedokteran Universitas
Riau; 2012.
9. Nojomi M, Bandi MFG, Kaffashi S. Sleep pattern in medical students
and residents. Arch Iran Med. 2009; 12(6): 542-49.
10. Ansari W, Raziq MA, Iqbal T, Iqbal SA, Tanveer ZH. Effect of changed
sleep pattern on academic performance of medical students at Quaid-
E-Azam medical college, Bahawalpur. JSZMC. 2(2): 165-167.
11. BaHammam AS, Alaseem AM, Alzakri AA, Almeneessier AS, Sharif
MM. The relationship between sleep and wake habits and academic
performance in medical students: A cross-sectional study. BMC
Medical Education. 2012; 12: 61.
12. Lima PF. Change in sleep habits of medical students according to
class starting time: a longitudinal study. Sleep Sciences. 2009; 2(2):
92-95.
13. Brick CA, Seely DL, Palermo TM. Association between sleep hygiene
and sleep quality in medical student. Behav Sleep Med. 2010; 8(2):
113-21.
22
31. Stepanski EJ, Wyatt JK. Use of sleep hygiene in the treatment of
insomnia. Sleep Medicine Review. 2003; 7(3): 215-25.
32. LeBourgeois MK, Giannotti F, Cortesi F, Wolfson A, Harsh J. Sleep
hygiene and sleep quality in Italian and American adolescents. Ann N
Y Acad Sci. 2004; 1021: 352-354.
33. Suen LK, Hon KL, Tam WW. Association between sleep behavior and
sleep-related factors among university students in Hongkong.
Chronobiol Int. 2008; 25(5): 760-75.