Anda di halaman 1dari 161

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kekurangan Energi Kronis merupakan salah satu masalah

kekurangan gizi dan merupakan masalah utama di negara

berkembang. Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi

penyebab utama terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan

faktor kematian utama ibu[ CITATION Apr17 \l 1033 ].

Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil merupakan kondisi

dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan

berat badan < 9 kg selama masa kehamilan [ CITATION Kem18 \l 1033 ].

Prevalensi KEK wanita hamil di dunia mencapai 41%. Data di Asia,

proporsi KEK wanita hamil di Thailand sekitar 15,3%, Thanzania

menunjukkan prevalensi sebanyak 19% ibu hamil remaja usia 15-19

tahunmengalami KEK[ CITATION Han18 \l 1033 ].

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia, data ibu hamil dengan

risiko KEK di Indonesia Tahun 2017 sebesar 37 %. Sementara data

ibu hamil dengan risiko KEK di Sulawesi Barat sebesar 47,28 % dan

meruapakan provinsi kedua yang menyumbang kasus ibu hamil resiko

KEK terbanyak setelah Jawa Tengah[ CITATION Kem18 \l 1033 ]

Ibu hamil yang mengalami resiko KEK akan menimbulkan

beberapa permasalahan, baik pada ibu maupun janin. Risiko KEK

pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu

1
yaitu anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara

normal, dan serangan penyakit infeksi. Sedangkan pengaruh KEK

terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan

lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan setelah

persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

KEK ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan

dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati

dalam kandungan), lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

[ CITATION Azi17 \l 1033 ].

Peran bidan dalam menanggulangi masalah KEK pada ibu hamil

yaitu dengan adanya program seribu hari pertama kehidupan (HPK)

dengan pemberian makanan tambahan (PMT, susu dan tablet Fe

untuk mencegah anemia dan tetap melakukan komunikasi informasi

dan edukasi pada ibu hamil, keluarga dan masyarakat agar tetap

menjaga asupannutrisi yang baik dan menjaga pola makan yang sehat

(Kementrian Kesehatan RI. 2016)

Puskesmas Topore Kecamatan Papalang Kabupaten Mamuju

Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu fasilitas kesehatan

yang biasa digunakan untuk pemeriksaan ibu hamil, bersalin, nifas,

serta bayi baru lahir. Berdasarkan data profil puskesmas tahun 2018,

terdapat AKI 1 orang dengan kasus kematian perdarahan, dan di

peroleh data jumlah ibu hamil dengan kasus komplikasi sebanyak 134

2
orang jumlah Ibu hamil dengan resiko KEK sebanyak 79 orang

(Puskesmas Topore, 2018). Berdasarkan data dari program KIA,

jumlah ibu hamil selama periode januari sampai awal februari tahun

2020 sebanyak 117.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan asuhan

kebidanan secara komprehensif pada Ny.’’S’’ dengan masalah Kurang

Energi Kronik (KEK) mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,

neonates dan nifas di Pustu Bonda Puskesmas Topore Kecamatan

Papalang Kabupatan Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.

B. Rumusan Masalah

“Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.S dengan

risiko KEK di Pustu Bonda wilayah kerja Puskesmas Topore,

Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat?”

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.S di Pustu

Bonda Puskesmas Topore Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi

Barat pada Februari s.d Maret Tahun 2020.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan data

objektif secara komprehensif sesuai standar asuhan kebidanan

pada Ny.S di Pustu Bonda Puskesmas Topore, Kabupaten

3
Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat bulan Februari s.d Maret

Tahun 2020.

b. Mampu menentukan diagnosa dan atau masalah kebidanan

secara komprehensif sesuai standar asuhan kebidanan pada

Ny.S di Pustu Bonda, Puskesmas Topore, Kabupaten Mamuju,

Provinsi Sulawesi Barat bulan Februari s.d Maret Tahun 2020.

c. Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan secara

komprehensif sesuai standar asuhan kebidanan pada Ny.S di

Pustu Bonda, Puskesmas Topore, Kabupaten Mamuju, Provinsi

Sulawesi Barat bulan Februari s.d Maret Tahun 2020.

d. Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan secara

komprehensif sesuai standar asuhan kebidanan pada Ny.S di

Pustu Bonda, Puskesmas Topore, Kabupaten Mamuju, Provinsi

Sulawesi Barat bulan Februari s.d Maret Tahun 2020.

e. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah di

berikan secara komprehensif sesuai standar asuhan kebidanan

pada Ny.S di Pustu Bonda, Puskesmas Topore, Kabupaten

Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat bulan Februari s.d Maret

Tahun 2020.

f. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan yang

telah di berikan secara komprehensif sesuai standar asuhan

kebidanan pada Ny.S di Pustu Bonda, Puskesmas Topore,

4
Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat bulan Februari s.d

Maret Tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi

perkembangan ilmu kebidanan, khususnya dalam memberikan

asuhan kebidanan komprehensif.

2. Manfaat aplikatif

a. Penulis

Meningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan dalam

memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan

(continuity of care) dari masa kehamilan, persalinan, nifas, dan

bayi baru lahir.

b. Lahan praktik

Sebagai bahan masukan dan informasi mengenai pengetahuan

materi yang telah diberikan baik dalam perkuliahan maupun

praktik lapangan agar dapat menerapkan secara langsung dan

berkesinambungan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,

nifas, dan bayi baru lahir.

c. Institusi

Untuk menambah ilmu pengetahuan bagi peserta didik tentang

asuhan kebidanan secara komprehensif dan dapat menjadi

5
masukan bagi mahasiswa sebagai referensi untuk

melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif selanjutnya.

d. Klien dan masyarakat

Klien dan masyarakat dapat mengenali secara dini masalah

kesehatan yang ada di sekitarnya dan segera ke pelayanan

kesehatan terdekat.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan

fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi yang sehat,

yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan

seksual dengan seorang pria yang sehat maka besar kemungkinan

akan mengalami kehamilan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi

sampai lahirnya bayi dengan lama 280 hari atau 40 minggu yang

dihitung dari hari pertama haid terakhir. Terbagi dalam 3 triwulan

yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan,

triwulan kedua dari bulan keempat sampai enam bulan dan

trimester ke tiga bulan ketujuh hingga 9 bulan. [ CITATION Yos18 \l

1033 ]

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari

ibu serta perubahan social di dalam keluarga. Jarang seorang ahli

medik terlatih yang begitu terlibat dalam kondisi yang biasanya

sehat dan normal. Mereka menghadapi tugas yang tidak biasa

dalam memberikan dukungan pada ibu dan keluarganya dalam

rencana menyambut anggota keluarga baru, memantau

perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta

tumbuh kembang janin, juga mendeteksi serta menatalaksana

setiap kondisi yang tidak normal[ CITATION Sai13 \l 1033 ]

7
2. Tanda bahaya kehamilan

Pada setiap, kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan

pada ibu bagaimana mengenal tanda-tanda bahaya, dan

menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segera jika ia

mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Dari beberapa

pengalaman akan lebih baik memberikan pendidikan kepada ibu

dan anggota keluarganya, khususnya pembuat keputusan utama,

sehingga si ibu akan didampingi untuk mendapatkan asuhan.

a. Perdarahan vagina

Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah

merah, perdarahan banyak, atau perdarahan dengan

nyeri(berarti abortus, KET, mola hidatidosa)

b. Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius

adalah sakit kepala hebat, yang menetap dan tidak hilang,

dengan beristirahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang

hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa

pengelihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala

yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeclampsia.

8
c. Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun

senja)

Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang

mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya

pandangan kabur atau berbayang.

d. Nyeri abdomen yang hebat

Nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah

beristirahat. Hal ini bisa berarti appendicitis, kehamilan ektopik,

aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis,

penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta, infeksi saluran

kemih, atau infeksi lain.

e. Bengkak pada muka atau tangan

Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul

pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan

disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan

pertanda, anemia, gagal jantung, atau preeclampsia.

f. Bayi kurang bergerak seperti biasa

Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau ke-

6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.

Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak

paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan

lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika

ibu makan dan minum dengan baik[ CITATION Mae13 \l 1033 ].

9
3. Hal-hal yang kurang nyaman pada kehamilan akhir

Pada bulan-bulan terakhir menjelang persalinan, ada beberapa

hal yang mungkin anda rasa kurang enak dengan badan dan tubuh

anda. Namun jangan kwatir. Semua ketidaknyamanan itu dapat

diatasi apabila anda dengan tekun memeriksa kandungan anda.

Oleh karena itu, dibawah ini akan disebutkan beberapa

ketidaknyamanan yang anda rasakan saat-saat kehamilan akhir.

a. Adanya bengkak pada kaki dan pergelangan

Untuk mengatasi hal ini, anda harus duduk atau berbaring untuk

meringankan tekanan pada bagian bawah tubuh anda. Jika

anda harus berdiri, usahakan untuk terus bergerak, agar otot-

otot betis memompa darah dan cairan kembali menuju tubuh.

b. Jemari terasa perih

Adanya rasa nyeri dan mati rasa pada tangan, disebut sindrom

saluran pergelangan tangan. Hal ini terjadi karena

membengkaknya tangan dan pergelangan tangan, akibat

menumpuknya cairan yang menekan syaraf dan urat. Umumnya

mudah terlihat pada pagi hari. Untuk menghilangkan rasa tidak

nyaman tersebut, angkat tangan anda diatas kepala selama

beberapa menit sambil menggerak-gerakkan jemari. Atau

letakkan tangan pada bahu dan putar siku ke belakang

beberapa kali. Sebagian dokter yakin bahwa vitamin B6 dapat

meringankan keadaan tersebut.

10
c. Payudara mengeluarkan cairan

Keluarnya cairan colostrum pada payudara merupakan hal yang

biasa, akibat aktivitas payudara dalam menyiapkan diri untuk

memproduksi susu setelah persalinan. Pada zaman sekarang

ini, anda tidak disarankan untuk memeras colostrums, tapi

bersihkan payudara anda dengan sabun dan air hangat. Jika

cairan yang keluar cukup banyak, gunakan pelapis payudara,

sapu tangan yang dilipat, atau tisu lembut dibalik bra anda.

d. Kelelahan

Menggerakkan tubuh yang bertambah berat akan memunculkan

kembali rasa lelah yang anda rasakan selama triwulan akhir

kehamilan. Untuk mengatasi hal ini, anda tidak boleh

melawannya, anda harus istirahat sebanyak mungkin dan tidur

lebih dini. Jika anda yang bisa memudahkan anda untuk tidur.

e. Masalah pada pencernaan

Pada bulan-bulan akhir kehamilan anda, gangguan pada

pencernaan dan sengatan pada jantung kembali terasa, akibat

pertumbuhan bayi menekan perut anda. Berkurangnya

kapasitas pada perut anda juga membuat makan dalam takaran

normal akan menimbulkan ketidaknyamanan, maka sebaiknya

makanlah dalam porsi kecil, namun sering, sepanjang hari.

f. Nyeri pada kaki

11
Masalah yang timbul biasanya diasanya disebabkan oleh

pertambahan berat tubuh anda. Jadi usahakan untuk duduk

setiap kali ada kesempatan. Ketidaknyamanan pada kaki juga

bisa disebabkan karena anda tidak lagi mampu memotong kuku

kaki, membereskan kaus kaki atau mengenakan sepatu dengan

baik. Oleh karena itu, mintalah bantuan pasangan anda.

g. Sesak napas dan pingsan

Sejak minggu ke 34 hingga saat kepala bayi masuk ke

tempatnya, kapasitas paru-paru anda akan terpengaruh, karena

janin memakan banyak tempat, dan menyebabkan anda sulit

untuk bernapas. Untuk mengatasi hal ini, maka anda harus

duduk tegak dan tidur bersandar akan membuat anda merasa

agak nyaman, tapi jangan bergerak berburu-buru. Jika anda

berbaring terlentang terlalu lama, dapat membuat anda merasa

berkunang-kunang atau mual, karena rahim yang membesar

akan menekan pembulu vena utama yang membawa darah

kembali dari bagian bawah tubuh ke jantung. Tekanan ini

menghambat aliran darah, membuat darah yang memasuki

jantung anda berkurang, tekanan darah rendah, dan anda

merasa berkunang-kunang. Oleh karena itu, hindari posisi

terlentang setelah usia kehamilan mencapai 6 bulan. Jika pada

saat terlentang anda merasa berkunang-kunang, segera

berbaring miring, atau duduk, maka akan segera terasa lebih

12
baik. Jika hal ini terjadi berulang-ulang, bahkan anda sampai

pingsan, maka segera ke dokter untuk menghindari hal-hal yang

lebih buruk lagi[ CITATION Mar131 \l 1033 ]

4. Asuhan antenal

Untuk menghidari risiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan,

anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal 1

kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga,

sebagai berikut.

Tabel 1.
Kunjungan pemeriksaan antenatal.

Trimester Jumlah Kunjungan Waktu Kunjungan Yang


Minimal Dianjurkan
I 1x Sebelum minggu 16
II 1x Antara minggu ke 24-28
III 2x Antara minggu 30-32
Antara minggu 36-38
Sumber:[ CITATION Kem13 \l 1033 ]

a. Selain itu, anjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke dokter

setidaknya 1 kali untuk deteksi kelainan medis secara umum.

b. Untuk memantau kehamilan ibu, gunakan buku KIA. Buku diisi

setiap kali ibu melakukan kunjungan antenatal, lalu berikan

kepada ibu untuk disimpan dan dibawa kembali pada kunjungan

berikutnya.

c. Berikan informasi mengenai perencanaan persalinan dan

pencegahan komplikasi (P4K) kepada ibu.

13
d. Anjurkan ibu mengikuti kelas ibu[ CITATION Kem13 \l 1033 ].

5. Konsep pelayanan antenatal terpadu

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 97 Tahun 2014,

untuk melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus

memberikan pelayanan.

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Penimbangan berat badan ibu hamil setiap kali kunjungan

ditujukan guna mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan

janin dalam kandungan. Berat badan ibu hamil yang naik tetapi

tidak lebih dari 9 kg sampai akhir kehamilan atau kurang dari 1

kg setiap bulan diduga mengalami gangguan pertambahan

pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan ibu hamil pada

kunjungan pertama bertujuan. Untuk menepis adanya factor

resiko terjadinya cephalopelvik disproportion (CPD) karna

indicator kemungkinan resiko ini adalah tinggi badan kurang dari

145 cm.

b. Pemeriksaan tekanan darah

Pemeriksaan tekanan darah pada setiap kali kunjungan

antenatal berguna untuk mendeteksi adanya hipertensi dan

preeklamsi pada kehamilan (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg

c. Tentukan status gizi (lingkar lengan atas)

Pemeriksaan antenatal pertama dilakukan pengukuran lingkar

lengan atas (LILA) ibu hamil berguna untuk mendeteksi ibu

14
hamil kurang energy kronis (KEK). Batas normal LILA adalah

≥23,5 cm. keadaan kurangnya ukuran LILA menunjukkan ibu

mengalami kekurangan gizi dapat mengakibatkan bayi

mengalami BBLR (bayi berat lahir rendah).

d. Tentukan tinggi fundus uteri/TFU

Pemeriksaan TFU dilakukan setiap kali kunjungan antenatal.

Bertujuan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan

janin dan intra-uterine growth retardation (IUGR) pengukuran

TFU dapat dilakukan dengan pemeriksaan Mc Donald dengan

menggunakan pita ukur dalam centimeter yang dilakukan

setelah umur kehamilan 24 minggu, sedangkan pengukuran

TFU dengan menggunakan pemeriksaan Leopold dapat

dilakukan setelah usia kehamilan 12 minggu.

e. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus

mendapat tablet tabah darah (tablet zat besi) minimal 90 tablet

selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama. Selain

itu, penting untuk mengonsumsi asam folat selama hamil

sebanyak 0,4 mg/hari atau sama dengan 2 gelas susu. Asam

folat sebaiknya dikonsumsi oleh ibu 3 bulan sebelum hamil

sebanyak 0,6 mg/hari. Fungsi asam folat adalah untuk

pertumbuhan dan pembelahan sel, jaringan, memperbaiki DNA,

mencegah cacat tabung saraf dan membantu membuat sel

15
darah merah sehingga dapat mencegah anemia. Pemebrian

tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan dengan

mempertimbangkan kebutuhan zat besi pada wanita hamil.

Kebutuhan zat besi trimester III ± 5 mg/hari dengan kehilangan

basal 0,8 mg/hari ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg

dan janin 223 mg.

f. Skrining status imunisasi tetanus dan pemeberian imunisasi

tetanus toksoid (TT)

Jika diperlukan untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum,

ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak

pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya.

Pemeberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan

status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki

status imunisasi TT agar mendapat perlindungan terhadap

infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi TT5 (TT long

life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi.

g. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb).

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan

minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester

ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui anemia

atau tidak selama kehamilan, karena kondisi anemia dapat

mempengaruhi kesehatan ibu dan proses tumbuh kembang

16
janin. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil pada

trimester kedua dilakukan atas indikasi.

h. Pemeriksaan VDRL

Skrining sifilis adalah metode pemeriksaan yang dilakukan

untuk mendeteksi keberadaan bakteri penyebab sifilis. Dalam

mendeteksi bakteri tersebut, dokter memeriksa keberadaan

antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi sifilis.

Skrining dilakukan sebelum gejala sifilis nampak jelas pada

seseorang.

i. Perawatan payudara, senam payudara, dan pijat tekan

payudara.

j. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil

k. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan

pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca-persalinan.

Konseling asuhan kehamilan adalah suatu proses bantuan oleh

bidan kepada ibu hamil, yang dilakukan melalui tatap muka

langsung dalam bentuk wawancara yang bertujuan untuk

memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kehamilan,

pemahaman diri, permasalahan yang sedang dihadapi dan

menyusun rencana pemecahan masalah sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki ibu.

Temu wicara konseling dilakukan tiap kali kunjungan ibu hamil,

anjuran tersebut adalah:

17
1) Kesehatan ibu hamil, berikan anjuran untuk melakukan

pemeriksaan kehamilan secara rutin, aktivitas ringan dan

cukup (±9-10 jam per hari). Menjaga kesehatan dengan

melakukan senam hamil secara teratur.

2) Perilaku hidup bersih dan sehat, lakukan personal hygiene

dengan baik, seperti kebiasaan mencuci tangan sebelum

dan sesudah makan, menyikat gigi setelah makan atau

minimal 2x per hari, dan pastikan menyikat gigi sebelum

tidur untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Menjaga

kebersihan daerah kemaluan dengan menggunakan pakaian

dalam yang menyerap dan cara membersihkan vulva

dengan benar.

3) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan, peran suami/keluarga tidak hanya memberikan

dukungan psikologis tetapi juga menyiapkan biaya untuk

memenuhi kebutuhan selama hamil, kebutuhan persalinan,

dan kebutuhan bayi. Keluarga dapat berperan sebagai calon

donor darah bagi ibu hamil. Hal ini penting apabila terjadi

komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.

4) Tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta

kesiapan menghadapi komplikasi, setiap ibu hamil dijelaskan

tentang tanda-tanda bahaya baik selama kehamilan,

persalinan dan nifas sebagai upaya untuk mengenal dan

18
mengantisipasi secara mandiri dan segera mencari

pertolongan ke tenaga kesehatan, penjelasan berupa tanda

dan gejala perubahan karena abortus, perdarahan

antepartum serta tanda dan gejala ketuban pecah dini,

infeksi nifas, serta tanda gejala penting lainnya.

5) Asupan gizi seimbang, anjurkan untuk mendapatkan

makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang, hal

ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat

kesehatan ibu. Gizi sebelum dan selama kehamilan dapat

berdampak terhadapat kesehatan jangka pendek dan jangka

panjang ibu dan anak. Bayi yang tidak cukup gizi selama

kehamilan beresiko mengalami akibat buruk seperti BBLR,

hingga retardasi mental. Gizi kurang pada janin

berhubungan dengan peningkatan prevalensi penyakit

jantung koroner, peningkatan lipid, obesitas dan penurunan

toleransi glukosa pada masa dewasa[ CITATION Lan15 \l 1033 ]

6) Gejala penyakit menular dan tidak menular, pemberian

informasi tentang gejala-gejala menular dan penyakit tidak

menular harus disampaikan pada setiap ibu hamil karena

dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin.

7) Penawaran untuk melakukan test HIV dan konseling di

daerah epidemik meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil

dengan IMS dan TB di daerah epidemic rendah. Setiap ibu

19
hamil ditawarkan untuk dilakukan tes HIV dan segera

diberikan informasi mengenai resiko penularan HIV dari ibu

kejaninnya. Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka

dilakukan konseling pencegahan penularan HIV dari ibu ke

anak (PPIA). Bagi ibu hamil yang negative diberikan

penjelasan untuk menjaga HIV negative selama hamil,

menyusui dan seterusnya.

8) Inisiasi menyusu dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif,

berikan informasi tentang IMD yakni segera setelah lahir,

setelah tali pusat diikat, bayi diletakkan di dada ibu sehingga

sehingga terjadi kontak langsung ke kulit ibu. Kontak ini

biarkan berlangsung selama 1 jam, bahkan memungkinkan

sampai bayi dapat menyusu sendiri. Beri anjuran kepada

keluarga dan suami untuk mendukung ibu selama proses

IMD. Setiap ibu hamil dalam kunjungan antenatal diberikan

konseling tentang pentingnya proses IMD, maka ibu dan

keluarga akan dapat menentukan sikap positif pada saat

persalinan kelak. Proses ini akan membantu ibu berhasil

menyusui ekslusif selama 6 bulan.

9) KB pasca persalinan, ibu hamil diberikan pengarahan

tentang pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk

menjarangkan kehamilan dan agar ibu mempunyai waktu

untuk merawat kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga.

20
10)Imunisasi, setiap ibu hamil harus mempunyai status

imunisasi yang masih memberikan perlindungan untuk

mencegah ibu dan bayi mengalami tetanus neonatorum.

11)Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (brain

booster), untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang

akan dilahirkan, ibu hamil dianjurkan untuk memberikan

stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi mengungkit otak

(brain booster) secara bersamaan pada periode kehamilan

l. Pemerikasaan protein urine atas indikasi

m. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi

n. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok

o. Pemberian terapi anti-malaria untuk darerah endemis

malaria[ CITATION Yos18 \l 1033 ].

B. Tinjauan Umum Tentang Persalinan (Intranatal Care)

1. Pengertian persalinan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi cukup bulan atau hamper cukup bulan, disusul

dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh

ibu[ CITATION Era16 \l 1033 ].

Persalinan ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Persalinan spontan: Jika persalinan berlangsung dengan

kekutan ibu sendiri dan melalui jalan lahir ibu tersebut.

21
b. Persalinan buatan: Jika persalinan dibantu teaga dari

luar,misalnya ekstrasi forsep atau oprasi seksio sesaria.

c. Persalinan anjuran: Persalinan yang tidak dimulai dengan

sendirinya,tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban,

pemberian pitosin atau prostaglandin[ CITATION Era16 \l 1033 ].

Ada beberapa istilah yg berkaitan dengan pesalinan berdasaran

usia kehamilan dan berat badan bayi, yaitu sebagai berikut:

a. Abrtus: Pengeluaran hasil kehamilan sebelum usia kehamilan

22 minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram.

b. Partus imatur: Pengeluaran hasil kehamilan antara usia

kehamilan 22 minggu sampai 28 minggu dengan berat badan

antara 500 gram sampai 999 gram.

c. Partus prematur: Pengeluaran hasil kehamilan antara usia

kehamilan 28 minggu sampai 37 minggu atau dengan Berat

bayi 1.000 gram sampai 2.499 gram.

d. Partus matur atau aterm: Pengeluaran hasil kehamilan antara

usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu atau bayi dengan

berat badan 2.500 gram atau lebih.

e. Partus pasca matur atau serotinus: Pengeluaran hasil

kehamilan setelah usia kehamilan 42 minggu [ CITATION Era16 \l

1033 ].

2. Penyebab mulainya persalinan

Ada lima penyebab mulainya hamil, yaitu sebagai beikut :

22
a. Penuruan adar progestereon : Progestereon menimbulkan

relaksasi otot uterus, sedangan estrogen meningkatkan

kerentanan otot uterus. Selama kehamilan terdapat

keseimbangan antara kadar progestereon dan estrogen dari

dalam darah, namun pada akhir kehamilan kadar pogestereon

menurun sehingga timbul his.

b. Teori oksistosin: Pada akhir kehamilan, kadar oksistosin

bertambah. Oleh sebab itu, timbul kontraksi uterus.

c. Keregangan otot: Uterus seperti halnya kandung kemih dan

lambung. Jika dindingnya teregang karena isinya bertambah,

timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Dengan

bertambahnya usia kehamilan, semakin teregang otot-otot

uterus dan semakin rentan.

d. Pengaruh janin: Hipofisis dan kelenjar suprarenal janin

tampaknya juga memegang peranan karena pada anensefalus,

kehamilan sering lebih lama dari biasanya.

e. Teori prostaglandin: Prostaglandin yang dihasilkan oleh

desidua, diduga menjadi salah satu penyebab permulaan

persalinan. Hasil percobaan menunjukan bahwa prostaglandin

F2 atau E2 yang diberikan melalui intravena,intraamnial, dan

ekstaamnial menimbulkan kontraksi myometrium paa setiap

usia kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar

prostaglandin yang tinggi, baik dalam air ketuban maupun darah

23
perifer pada ibu hamil sebelum melahirkan atau selama

persalinan[ CITATION Joh12 \l 1033 ].

3. Tahap persalinan

Tahap persalinan terbagi menjadi empat , yaitu kala I, kala II, kala

III, dan kala IV

a. Kala I (Pembukaan)

Kala I dimuli dari his persalinan yang pertama sebagai pembuka

serviks menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan

serviks, kala I di bagi menjadi yaitu :

1) Fase laten, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat dari 0

sampai 3 cm yang membutuhkan waktu ±8 jam.

2) Fase aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yang

terbagi lagi menjadi:

a) Fase akselerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm

sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.

b) Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9

cm yang dicapai dalam 2 jam.

c) Fase deselarasi (kurangnya kecepatan), dari pembukaan

9 cm sampai 10 cm selama 2 jam[ CITATION Joh12 \l 1033 ].

b. Kala II (Pengeluaran)

Kala II atau kala pengeluaran janin adalah tahap yang di mulai

dengan seviks legkap bayi keluar dari terus. Kala II pada

primipara biasanya berlngsung 1,5 jam dan pada multipara

24
biasanya berlangsug 0,5 jam. Perubahan yag terjadi pada kala

II, yaitu sebagai berikut:

1) Kontraksi (his). His pada kala II menjadi lebih terkoordinasi,

lebih lama (25 menit), lebih cepat kira-kira 2-3 menit sekali.

Sifat kontraksi uterus simetris,fundus dominan, diikuti

relaksasi.

2) Uterus. Pada saat kontraksi, otot uterus mengiuncup

sehigga menjadi lebih tebal dan lebih pendek, kavum uterus

lebih kecil serta mendorong janin dan kantong amnion kea

rah segmen bawah uterus dan serviks.

3) Pergeseran orgam dalam panggul. Organ-organ yang ada

dalam panggul adalah vesika urinaria, dua ureter, olon,

uterus, rectum, tuba uterine, uretra, vagina, anus, perineum,

dan labia. Pada saat persalinan, peningkatan hormone

relaksin menyebabkan peningkatan mobilitas sendi, dan

kolagen menjadi lunak sehingga terjadi relaksasi panggul.

Karena adanya kontraksi, kepala janin yang sudah masuk

ruang panggul menekan otot-otot dasar panggul sehingga

terjdi teknan rektum dan secara refleks meimbulkan rasa

ingin mengejan, anus membuka, labia membuka, perineum

menonjol, dan tidak lama kemudian kepala tampak di vulva

pada saat his.

25
4) Ekpusi janin. Ada beberapa Gerakan yang terjadi pada

ekspulsi janin, yaitu sebagai berikut :

a) Floating, yaitu kepala janin belum masuk pintu atas

panggul. Pada primigravida, floating biasa terjadi saat

usia kehamilan 28 minggu sampai 36 minggu, namun

pada multigravida dapat terjadi pada kehamilan aterm

atau bahkan saat persalinan.

b) Engagement, yaitu kepala janin sudah masuk pintu atas

panggul. Posisi kepala saat masuk pintu atas panggul

dapat berupa sinklitisme atau asinklitisme. Sinklitisme

yaitu sutura sagitalis janin dalam posisi sejajar dengan

panggul ibu. Asinklitisme dapat anterior atau posterior.

c) Putaran paksi dalam, putaran paksi dalam terjadi karena

kepala janin menyesuaikan dengan pintu tengah

panggul. Sutura sagitalis yang semula melintang menjadi

posisi anterior posterior.

d) Ekstensi, dalam proses peraslinan ini yaitu kpala janin

menyesuaikan pintu bawah panggul ketika kepala dalam

posisi ekstensi karen di pintu bawah panggul baggian

bawah terjadi os saktrum dan bagian atas terdapat os

pubis.Dengan adanya kontraksi persainan, kepala janin

terdorong ke bawah dan tertahan oleh os saktrum

sehingga kepala dalam posisi ekstensi.

26
e) Putaran paksi luar, putaran paksi luar terjadi saat

persainan yaitu kepala janin sudah keluar dari panggul.

Kepala janin menyesuaikan bahunya yang mulai masuk

pintu atas panggul dengan menghadap kearah paha

ibu[ CITATION Joh12 \l 1033 ].

c. Kala III

Kala III persalinan (kala uri) adalah periode waktu yang dimulai

ketika bayi lahir dan berakhir pada saat plasenta sudah

dilahirkan seluruhnya. Tiga puluh persen kematian ibu di

Indonesia terjadi akbat perdarahan setelah melahirkan. Dua

pertiga dari perdrahan pascapersalian terjadi akibat atonia

uterus. Segera setelah bayi dan air ketuban tidak lagi berada

dalam uterus, kontraksi akan terus berlangsung, dan ukuran

rongga uterus akan mengecil. Penguranganukuran uterus ini

akan menyebabkan pengurangan ukuran tempat plasenta.

Karena tempat melekatnya plasenta tersebut lebih kecil,

plasenta akan menjadi tebal atau mengerut dan memisahkan dii

dari dinding uterus. Sebagian pembuluh darah yang kecil akan

robek saat plasenta lepas. Tempat melekatnya plasenta akan

terus mengalami perdarahan hingga uterus seluruhnya

berkontraksi. Setelah plasenta lahir, dinding uterus akan

berkontraksi dan menekan semua pembuluh drah ini yang akan

menghentikan perdarahan dari melekatnya plasenta tersebut.

27
Sebelum uterus berkontraksi, ibu dapat kehilangan darah 360-

560 cc/menit dari tempat melekatnya plasenta tersebut. Uterus

tidak dapat sepenuhnya berkontraksi hingga plassenta lahir

seluruhnya. Oleh sebab itu, kelahiran yang cepat dari plasenta

segera lepas dari dinding uterus merupakan tujuan manajemen

kebidanan kala tiga yang kompeten[ CITATION Era16 \l 1033 ].

Pelepasan plasenta dilihat dari mulai melepas, yaitu sebagai

berikut :

1) Pelepasan plasenta dapat dimulai dari tengah/sentral

(menurut Schultze) yang ditandai dengan keluarnya tali

pusat semakin memanjang dari vagina tanpa adanya

perdarahan per vagina.

2) Pelepasan plasenta dapat dimulai dari pinggir ( menurut

Duncan) yang ditandai dengan keluarnya tali pusat semakin

memanjang dan keluarnya darah tidak melebihi 400 ml. Jika

darah yang keluar melebihi 400 ml, berarti patologis.

3) Pelepasan plasenta dapat bersamaan[ CITATION Era16 \l 1033 ].

d. Kala IV

Kala IV adalah masa 1-2 jam setelah plasenta lahir. Dalam

klinik, atas pertimbangan praktis masih diakui adanya kala IV

persalinan meskipun masa setelah plasenta lahir adalah masa

dimulainya nifas (puerperium), mengingat pada masa ini sering

timbul perdarahan[ CITATION Era16 \l 1033 ].

28
4. Tanda dan gejala persalinan

Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat, yaitu tanda yang

muncul beberapa minggu sebelum ibu memasuki minggu atau hari

persalinan. Tanda tersebut meliputi lightening, pollakisuria, false

labor, perubahan serviks, energy spurt, dan gastrointestinal upset.

a. Lightening

Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa

keadaan menjadi lebih ringan. Ia merasa kurang sesak, tetapi

sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sulit, dan

sering terganggu oleh rasa nyeri pada anggota gerak bagian

bawah.

b. Pollakisuria

Pada akhir bulan ke-9, hasil pemeriksaan menunjukan

epigastrium kendur, funds uterus lebih rendah daripada letak

sebenarnya, dan kepala janin sudah mulai masuk pintu atas

panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kemih tertekan

sehingga menstimulasi ibu untuk sering berkemih yang disebut

pollakisuria.

c. False Labor

Tiga atau empat minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa

terganggu oleh his pendahuluan yang sebenarnya hanya

merupakan peningkatan kontraksi Braxton Hicks. His

pendahuluan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

29
1) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah.

2) Tidak teratur.

3) Lamanya his singkat, tidak bertambah kuat dengan

bertambahnya waktu dan jika brjalan, his berkurang.

4) Tidak ada pengaruh pada penipisan atau pembukaan

serviks.

d. Perubahan serviks

Pada akhir blank ke-9, hasil pemeriksaan serviks menunjukan

bahwa serviks yang sebelumnya tertutup, Panjang, dan kurang

lunak menjadi lebih lunak. Hal ini menunjukan bahwa telah

terjadi pemukaan dan peipisan serviks. Perubahan ini berbeda

pada masing-masing ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi

pembukaan 2 cm, namun pada sebagian besar primipara,

serviks masih dalam keadaan tertutup.

e. Energy spurt

Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energy kira-kira 24-

28 jam sebelum persalinan di mulai. Setelah beberapa hari

sebelumnya merasa kelelahan fisik karena bertambahnya usia

kehamilan, ibu merasakan energy yang penuh satu hari

sebelum persalinan. Peningkatan energi ibu ii tampak dari

aktivitas yang dilaukanya, seperti membersihkan rumah,

30
mengepel, mencuci prabot rumah,dan pekerjaan rumah lainnya

sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi

dan persalinan menjadi lebih sulit.

f. Gastrointestinal upset

Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda, seperti

diare,obstipasi, mual, dan untah karena efek penurunan hormon

terhadap system pencernaan.

Tanda-tanda in partu, yaitu sebagai berikut :

1) Timbulnya his persalinan, yaitu his embukaan dengan sifa

ebagai berikut:

a) Nyeri melingkar dari punggun menyebar ke perut bagian

depan.

b) Semakin lama, semakin singkat intervalnya, dan semakin

kuat intensitasnya.

c) Jika berjalan, his bertambah kuat.

d) Mempunyai pengaruh pada penipisan dan/ atau

pembukaan serviks.

2) Bloody show (lender bercampur darah dari jalan lahir).

Dengan penipisan dan pembukaan serviks lender dari

kanalis servikalis keluar yang disertai sedikit darah.

Pendarahan yang sedikit ini disebabkan oleh lepasnya

selaput janin pada bagian bawah segmen bawah uterus

hingga beberapa kapiler darah terputus.

31
3) Ketuban pecah. Ketuban pecah adalah keluarnya banyak

cairan dengan tiba-tiba dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat

ketuban pecah atau selaput janin robek Ketuban biasanya

pecah jika pembukaan serviks lengkap atau hamper lengkap

dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang

sangat lambat. Akan tetapi, kadang-kadang ketuban pecah

pada pembukaan kecil, bahkan kadang-kadang selaput janin

robek sebelump persalinan. Walaupun demikian, persalinan

diharapkan akan terjadi dalam 24 jam setelah ketuban

pecah[ CITATION Era16 \l 1033 ].

5. Tujuan asuhan persalinan

Bidan harus mampu menggunakan pengetahuan, keterampilan,

dan pengambilan keputusan yang tepat terhadap klien untuk:

a. Memberikan dukungan, baik fisik maupun emosinal kepada ibu

dan keluarganya selama persalinan dan kelahiran.

b. Melakukan pengkajian, membuat diagnosis, mencegah

komplikasi, menangani komplikasi dengan pemantauan ketat

dan deteksi dini selama persalinan dan kelahiran.

c. Melakukan rujukan pada kasus yang tidak dapat ditangani

sendiri untuk mendapatkan asuhan spesialis jika perlu.

d. Memberikan asuhan adekuat kepada ibu dengan intervensi

minimal sesuai dengan tahap persalinan.

32
e. Memperkecil resiko infeksi dengan melaksanakan pencegahan

infeksi yang aman.

f. Selalu memberitahukan ibu dan keluarganya mengenai

kemajuan persalinan, adanya penyulit, dan intervensi yang akan

dilakukan dalam persalinan.

g. Memberi asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir.

h. Membantu ibu dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI) dini [ CITATION

Joh12 \l 1033 ].

Prinsip umum asuhan sayang ibu yang harus diikuti oleh bidan,

adalah sebagai berikut:

a. Merawat ibu dengan penuh hormat.

b. Mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan

ibu. Hormati pengetahuan dan pemahaman mengenai tubuh

ibu. Ingat bahwa mendengar sama pentingnya dengan memberi

nasihat.

c. Menghargai hak-hak ibu dan memberikan asuhan yang bermutu

serta sopan[ CITATION Era16 \l 1033 ].

6. Proses adaptasi fisiologi dan psikologi persalinan

Sejumah perubahan fisiologis dan psikologis terjadi pada ibu

selama persalinan. Sangat penting bagi bidan untuk memahami

perubahan-perubahan ini agar dapat mengartikan tanda-tanda dan

gejala persalinan normal dan abnormal. Tindakan pendukung dan

penenangan saat persalinan sangatlah penting dalam kebidanan

33
karena akan memberikan efek yang positif baik secara emosional

ataupun fisiologi terhadap ibu dan janin [ CITATION Joh12 \l 1033 ].

Persalinan merupakan proses penggerakan keluar janin,

plasenta dan membran dari dalam melalui jalan lahir. Proses ini

berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

ontraksi uterus dengan frekuensi, durasi dan kekuatan teratur yang

mula-mula kecil kemudian terus menerus meningkat sampai pada

puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk

pengeluaran janindari rahim ibu. Dalam rangka proses persalinan

tersebut maka ibu bersalin akan mengeluarkan banyak energi dan

mengalami perubahan-perubahan baik secara fisiologis maupun

psikologis secara alamiah[ CITATION Joh12 \l 1033 ].

Tahap pertama persalinan ditetapkan sebagai tahap yang

berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur sampai

terjadi pembukaan lengkap tahap ini berlangsung jauh lebih lama

dari pada waktu yang diperlukan untuk tahap kedua dan ketiga.

Tahap ini juga merupakan kunci kesuksesan bersalin [ CITATION Joh12

\l 1033 ].

a. Proses Adaptasi Fisiologi

Perubahan Organ Reproduksi

1) Otot uterus

a) Distribusi otot polos tidak merata di uterus.

34
b) Paling banyak di Segmen Atas Rahim (SAR)

(perbandingan otot polos:jaringan ikat=90:10).

c) Di Segmen Bawah Rahim (SBR) (20:80), sehingga

kontraksi uterus paling kuat pada SAR.

d) Memiliki 3 lapisan anatomis: paling luar (longitudinal &

sirkuler), lapisan tengah berbentuk spiral dan banyak

terdapat vaskularisasi, lapisan dalam berbentuk

longitudinal.

2) Kontraksi uterus

a) Pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun

sehingga timbul ontraksi.

b) Kontraksi Braxton Hiks mulai dirasakan pada akhir

kehamilan.

c) Mulai usia kehamilan 7 minggu, ireguler, tidak

terkontaminasi, fokal, frekuensi tinggi, intensitas jarang.

d) Pada pertengahan kehamilan sampai dengan minggu

sebelum aterm ; intensitas semakin meningkat.

3) Keadaan SAR dan SBR

a) SAR dibentuk oleh Corpus Uteri.

b) SBR terbentuk dari isthmus uteri.

c) Dalam persalinan SAR dan SBR makin jelas.

d) SAR memegang peranan aktif.

e) SBR memegang peranan pasif.

35
4) Perubahan Bentuk Rahim

Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah

panjang sedangkan ukuran melintang berkurang.

Pertumbuhan uterus pada kehamilan dan persalinan.

Berat uterus :

a) Pada saat sebelum hamil berat uterus sekitar 50 gram

pada nulipara, dan 60-70 gram pada multipara.

b) Pada saat hamil berat uterus akan meningkat menjadi 20

kali lipat menjadi 1000 gram.

c) Pada kehamilan uterus mengalami hyperplasia yang

dikareankan adanya pengaruh esterogen, kemudian

mengalami hipertofi sehingga terjadi perubahan bentuk

bundar menjadi silindris.

d) Otot uterus dipersyarafi oleh: serat adrenergic,kolinergik,

peptidergik.

e) Faal ligamentum rotundum dalam persalinan adalah :

pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada

tulang punggung berpindah ke depan mendesak dinding

perut depan ke depan.

5) Perubahan pada serviks

Terjadi pendataran dan pembukaan serviks

a) Pendataran adalah pemendekan dari canalis cervikalis,

yang semula berupa saluran yang panjangnya beberapa

36
mm sampai 3 cm, menjadi satu lubang saja dengan

pinggiran tipis.

b) Pembukaan adalah pembesaarn dari ostium externum

yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter

beberapa millimeter menjadi lubang yang dapat dilalui

janin.

c) Serviks mengandung konsentrasi kolagen yang sangat

tinggi, dan kondisi serviks menutup rapat sampai

sebelum pengeluaran janin.

d) Setelah persalinan, serviks kembali kaku karena ikatan

antara glikoprotein dengan kolagen.

6) Perubahan vagina dan dasar panggul

Dalam kala I ketuban ikut merengangkan bagian atas vagina

yang sejak kehamilan mengalami perubahan sehingga dapat

dillui oleh anak. Setelah ketuban pecah, segala perubahan

akan terjadi, terutama pada dasar pinggul ditimbulkan oleh

bagian depan janin. oleh bagian depan janin yang maju,

dasar panggul diregan menjadi saluran dengan dinding-

dinding yang tipis.

7) Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Tekanan Darah

a) Pada setiap kontraksi 400 ml darah di keluarkan dari

uterus kedalam system vaskuler maternal. Sehigga

37
meningkatkan cardiac output/curah jantung (volume

darah yang di pompa keluar oleh jantung) 10-15% pada

kala I

b) Kenaikan terjadi selama kontraksi (sistolik rata-rata naik

15 (10-20) mmHg. Diastolik 5-10 mmHg antara

kontraksi tekanan darah kembali normal.

c) Rasa sakit,takut dan cemas akan meningkatkan tekanan

darah.

Detak jantung

a) Berhubungan dengan penngkatan metabolisme, detak

jantung secara dramatis naik selama kontraksi. Antara

kontrasi detak jantung sedikit meningkat daripada

sebelum persalinan.

b) Denyut nadi pada kala I adalah <100x / menit.

8) Perubahan metabolisme (pertukaran zat yang meliputi

pembentukan dan penguraian zat organic dalam tubuh)

Metaboliseme aerobik dan anaerobik akan segera berangsur

meningkat disebabkan kekhawatiran dan aktifitas otot

skeletal. Peningkatan ini direfleksikan dengan peningkatan

suhu tubuh, denyut nadi, output kardiak,pernafasan dan

kehilangan cairan ynag memengaruhi fungsi renal.

9) Perubahan Suhu Tubuh

38
a) Berhubungan karena peningatan metabolism,

pengeluaran energi ekstra (berasal dari metabolisme

glikogen di dalam otot) terutama saat terjadi kontraksi.

Suhu tebuh meningkat selama persalinan terutama

selama dan setelah persalinan.

b) Kenaikan suhu tidak boleh lebih dari 1-2®F (0,5- 1®C).

c) Suhu tubuh kala I berkisar <38®C.

10)Perubahan Pernafasan

a) Berhubungan dengan peningkatan metabolisme,

kenaikan kecil pada laju pernafasan dianggap normal.

Hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal.

b) Sulit untuk mendapatkan penemuan angka yang akurat

mengenai pernafasan karena angka dan iramanya

dipengaruhi oleh rasa tegang,rasa nyeri, kekhawatiran,

serta penggunaan teknik-teknik bernafas.

11)Perubahan Sistem Renal

a) Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin

disebabkan output kardiak, peningkatan angka filtrasi

glomerual dan peningkatan aliran plasma renal. Protein

urin dianggap biasa dalam persalinan.

39
b) Kandungan kemih harus sering di evaluasi setiap 2 jam

untuk melihat kandungan kencing penuh dan harus

dikosongkan karena akan memperlambat penurunan

bagian terendah. Selain itu rauma terhadap kandung

kemih dari tekanan yang terus berlangsung akan

menyebabkan hipotoni kandung kemih serta retensi urin

selama masa segera setelah pascabersalin.

12)Perbahan Gastrointestinal

a) Mobilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara

substantial berkurang selama pesalinan.

b) Pengeluaran getah perut kurang menyebab kan aktifitas

pencernaan hamper berhenti dan pengosongan lambung

menjadi sangat lamban.

c) Rasa mual dan muntah-muntah biasa terjadi sampai

berakhir kala I persalinan.

13)Perubahan Hematologi

Haemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100 ml selama

persalinan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum

persalina sehari setelah pascapersalinan kecuali ada

perdarahan post partum.

14)Perubahan Endokrin

40
Sistem edokrin akan diaktifkan selama persalinan dimana

terjadi penurunan kadar progesterone dan peningkatan

kadar esterogen, prostaglandin dan oksitosin.

15)Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Akibat peningkatan aktifitas otot menyebabkan terjadinya

nyeri pinggang dan sendi, yang merupakan akibat dari

peningkatan kelemahan sendi saat kehamilan aterm. Pada

saat persalinan ibu bersalinan dapat merasakan kram

kaki[ CITATION Joh12 \l 1033 ].

b. Proses Adaptasi Psikologis

Sekarang disadari bahwa penyakit dan komplikasi obstertik

tidak semata-mata di sebabkan oleh gangguan organik.

Beberapa diantaranya ditimbulkan atau diperberat oleh

gangguan psikologok. Latar belakang timbulnysa penyakit dan

komplikasi dapat dijumpai dalam berbagai tingkat ketidak

matangan dalam perkembangan emosional dan psikoseksual

dalam rangka kesanggupan sesorang dalam menyesuakian diri

dengan situasi tertretu yang sedang dihadapi, dalam ini

khususnya kehamilan, persalinan dan nifas.

Karena rasa nyeri dalam persalinansejak zaman dahulu sudah

menjadi pokok pembicaraan diantara wanita maka banyak calon

ibu menghadapi kehamilan dan kelahiran anaknya dengan

perasaan takut dan cemas. Tidak lah mudah untuk

41
menghilangkan rasa takut yang sudah berakar dalam itu, akan

tetapi bidan dapat berbuat banyak dengsn membsntu psrs

wanita yang dihinggapi perasaan takut dan cemas. Sejak

pemeriksaan kehamilan pertama kali bidan harus dengan

kesabaranya meyakinkan calon ibu bahwa kehamilan dan

persalinan merupakan hal yang normal dan wajar. Dia tidak

hanya harus menimbulkan kepercayaan, akan tetapi harus pula

menimbulkan anggapan atau perasaan pada wanita

bersangkutan bahwa bidan adalah seorang kawan yang ahli

dalam bidangnya dan yang sungguh-sungguh berkeinginan

mengurangi rasa nyerinya serta menyelamatkan ibu dan anak.

Tidak perlu diragukan lagi bahwa sikap seorang wanita

terhadap kehamilan dan persalinannya memengaruhi

kelancaran persalinan. Hal itu telah ditemukan oleh Read, yang

mencoba menjawab dua pertanyaan berikut:

1) “Apakah suatu persalinan lancar karena seorang wanita

tenang, atau ia tenang karena persalinan lancar?”

2) “Apakah seorang wanita menderit nyeri atau ketakutan

karena persalinannya sukar,ataukah persalinannya nyeri dan

sukar karena ia ketakutan?”

Akhirnya Read mengambil kesimpulan bahwa ketakutan

merupakan factor utama yang menyebabkan rasa nyeri dalam

persalinan yang sebaiknya normal tanpa rasa nyeri yang berarti.

42
Ketakutan mempunyai pengaruh yang tidak baik pula terhadap

his dan lancarnya pembukaan.

Berdasarkan gagasan tersebut diatas lahirlah apa yang disebut

dengan natural Childbirth atau Physiological Childbirth, yang

kemudian diubah menjadi Childbirth Without Fear. Aliran ini

dipelopori oleh Read sendiri. Kemudian usaha yang hamper

sama dengan psikoprofilaksis datag dari Prancis (Lamaze 1954)

dan dari Rusia (Pavlov 1995). Tujuan usaha ini ialah untuk

dalam masa hamil, mendidik wanita menghilangkan rasa takut.

Selain persiapan mental dengan penjelasan teratur dan

sederhana tentang proses reproduks, kepada wanita diajarkan

dan diberikan latihan-latihan untuk lebih menguasai otot-otot,

istirahat dan pernafasan.

Fenomena psikologis yang menyertai proses persalinan

bermacam-macam, setia waaanita biasanya memiliki disposisi

kepribadian yang definitif dan mewarnai persalinan bayinya.

Apa yang terjadi saap persalinan secara langsung

memengaruhi psiklogis dalam keahiran. Perasaan dan sikap

seorang wanita dalam melahirkan sangat bervariasi dan

dipengaruhi oleh banyak faktordiantaranya perbedaan struktur

sosial, budaya dan agama serta kesiapan ibudalam

menghadapi persalinan, pengalaman masa lalu, support system

dan lingkungan. Partisipasi dan keterlibatan aktif seorang ibu

43
selama persalinan merupakan persiapan alamidalam menerima

seorang bayi. Mereka menganggap sebuah persalinan adalah

pengalaman yang penuh dengan perasaan dan melibatkan

seluruh anggota keluarga, biasanya anggota keluarga ikut

dalam penyuluhan pra persalinan dan ikut mengambil

keputusan dalam perencanaan tindakan persalinan. Anggota

keluarga merasakan kegembiraan ketika melihat kelahiran

seorang bayi yang sebelumnya merasa cemas dan kuatir akan

kemampuan sang ibu dalam menanggulangi rasa sakit pada

proses persalinan. Ada beberapa wanita menganggap bahwa

persalinan adalah pengalaman yang tidak menyenangkan,

ketika merasakan sakit.

Perubahan-perubahan Psikologis yang terjadi pada masa

persalinan :

1) Banyak wanita normal bisa merasakan kegairahan dan

kegembiraan disaat-saat merasakan kesakitan-kesakitan

pertama menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini

berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-

benar terjadi suatu “realistas kewanitaan” sejati : yaitu

munculnya rasa bangga melahirkan anaknya. Khususnya

rasa lega itu berlangsung ketika proses bersalin mulai,

mereka seolaholah mendapatkan kepastian bahwa

kehamilan yangsemula dianggap sebagai suatu “keadaan

44
yang belum pasti” ibu kini benar-benar akan terjadi atau

terealistir secaa konkret.

2) Serang wanita dalam proses kelahiran bayinya merasa tidak

sabar mengikuti irama naluriah, dan mau mengatur sendiri,

biasanya mereka menolak nasehat-nasehat dari luar. Sika-

sikap yang berlebihan ini pada hakekatnya merupakan

ekspresi dari mekanisme melawan ketakutan. Jika rasa sakit

yang dialami pertama-tama menjelang kelahiran ini disertai

banyak ketegangan batin dan rasa cemas atau ketakutan

yang berlebihan, atau disertai kecendrungan-kecendrungan

yang sangat kuat utuk lebih aktif dan mau mengatur sendiri

proses kelahiran bayinya, maka:

a) Proses keahiran bayinya meyimpang dari yang normal

dan spontan.

b) Prosesnya akan sangat terganggu dan mrupakan

kelahiran yang abnormal.

Sebaiknya juga jika wanita yang bersagkutan bersikap

sanga pasif/menyerah dan keras kepala, tidak bersedia

memberikan partisipasi sama sekali, maka sikap ini bisa

memperlambat proses pembukaan dan pendataran serviks,

juga mengakibatkan his menjadi sangat lemah bahkan

berhenti secara total dan proses kelahiran itu menjadi sangat

terhambat dan harus diakhiri tindakan.

45
3) Wanita mungkin menjadi takut dan khawatir jika dia berada

pada lingkungan yang baru/asing, diberi obat, lingkungan RS

yang tida menyenangkan, tidak mempunyai otonomi sendiri,

kehilangan identitas dan kurang perhatian. Beberapa wanita

mengangap persalinan lebih tidak realistis sehingga mereka

merasa gagal dan kecewa.

4) Pada multigravida sering kuatir/cemas terhadap anak-

anaknya yang tinggal dirumah, dalam hal ini bidan bisa

berbuat banyak untuk menghilangan kecemasan ini.

Suami atau pasangan dapat memberikan perhatian dan tempat

mereka untuk berbagi. Banyak hal yang memengaruh pasangan

dalam memberikan perhatian diantaranya status sosial atau

gender, beberapa wanita bisa menjadi lebih kuat dan mampu

untu melalui proses persalinan dengan support dari pasangan.

Perhatian pasangan merupakan tingkatan yang paling dasar

menjadi kebutuhan seorang wanita daam proses persalinan ini.

Pendekatan dan motivasi pada pasangan bisa dilakukan oleh

bidan sejak ANC, dilakukan untuk membangun kekuatan untuk

mengungkapkan perhatian yang merupakan kebtuhan dari

seorang wanita dalam menghadapi persalinan. Ini akan sangat

berpengaruh terhadap apa yang mereka lakukan yang terbaik

bagi bayi mereka[ CITATION Joh12 \l 1033 ].

C. Tinjauan Umum Tentang Masa Nifas (Post Partum)

46
1. Pengertian masa nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali,

mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali

prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu [ CITATION Sof132 \l

1033 ].

Nifas dibagi dalam 3 periode:

a. Puerperium dini, yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih

dan boleh bekerja setelah 40 hari.

b. Puerperium intermediate, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

c. Puerperium lanjut, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan

kembali sehat sempurna, terutama jika selama hamil atau

sewaktu persalinan timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai

kondisi sehat sempurna dapat berminggu-minggu, bulanan atau

tahunan[ CITATION Sof132 \l 1033 ]

2. Involusi alat-alat kandungan

a. Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (berinvolusi)

hingga akhir kembali seperti sebelum hamil.

b. Bekas implantasi uri, placental bed mengecil karena kontraksi

dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. sesudah

2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu keenam 2,4 cm, dan

akhirnya pulih.

47
c. Luka-luka pada jalan lahir jika tidak disertai infeksi akan sembuh

dalam 6-7 hari.

d. Rasa nyeri, yang disebut after pains, (merian atau mulas-mulas)

disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari

pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu

mengenai hal tersebut dan jika terlalu mengganggu, dapat

diberikan obat-obat anti nyeri dan anti mulas.

e. Lokia adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan

vagina dalam masa nifas.

1) Lokia rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa

selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo,

dan mekoneum selama 2 hari pascapersalinan.

2) Lokia sanguinolenta: berwarna merah kuning, berisi darah

dan lendir; hari ke 3-7 pascapersalinan.

3) Lokia serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,

pada hari ke 7-14 pascapersalinan.

4) Lokia alba: cairan putih, setelah 2 minggu.

5) Lokia purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah

berbau busuk.

6) Lokiostasis: lokia tidak lancar keluarnya [ CITATION Sof132 \l

1033 ].

Tabel 2.
Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus

48
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat 500 gram
simfisis
2 minggu Tidak teraba dia atas 350 gram
simfisis
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
Sumber:[ CITATION Sof132 \l 1033 ]

f. Servik. Setelah persalinan, bentuk servik menganga seperti

corong, berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak,

kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah

bayi lahir tangan masih bisa dimasukkan ke rongga rahim;

setelah 2 jam dapat dilalui 2-3 jari, dan setelah 7 hari, hanya

dapat dilalui 1 jari.

g. Ligamen-ligamen: ligament, fascia, dan diafragma pelvis yang

meregang pada waktu persalianan, setelah bayi lahir secara

berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali. Akibatnya

tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi

retrifleksikarena ligamentum rotundum menjadi kendor [ CITATION

Sof132 \l 1033 ].

3. Perawatan pasca persalinan

a. Mobilisasi: Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat,

tidur terlentang selam 8 jam pascapersalinan. Setelahnya, ibu

boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah

terjadinya thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2 ibu

diperbolehkan duduk, hari ke-3 berjalan-jalan, dan hari ke-4

49
atau hari ke-5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi tersebut

memiliki variasi, bergantung pda komplikasi persalinan, nifas

dan sembuhnya luka-luka.

b. Diet: Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori.

Sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, banyak

cairan, sayur-sayuran, dan buah-buahan.

c. Miksi: Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri

secepatnya. Kadang-kadang, wanita mengalami kesulitan

berkemih karena uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme

akibat iritasi sfingter ani selama persalinan, juga karena adanya

edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Apabila

kandung kemih penuh dan wanita sulit berkemih penuh dan

wanita sulit berkemih, sebaiknya dilakukan kateterisasi.

d. Defekasi: Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari

pascapersalinan. Apabila masih sulit buang air besar dan terjadi

obstipasi apalagi buang air besar keras, dapat diberikan obat

laksatif per oral atau per rectal. Jika masih belum bisa,

dilakukan klisma.

e. Perawatan payudara (mamma): perawatan mamma telah

dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak

keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui kering

sebagai persiapan untuk menyusui bayi. Apabila bayi

meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara pembalutan

50
mamma sampai tertekan, pemberian obat estrogen untuk

supresi LH, seperti tablet lynoral dan parlodel. Sangat

dianjurkan agar seorang ibu menyusui bayinya karena sangat

baik untuk kesehatan bayi tersebut.

f. Laktasi: untuk mengahadapi masa laktasi, sejak kehamilan telah

terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma, yaitu:

1) Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli, dan

bertambahnya jaringan lemak,

2) Pengeluaran cairan susu jolong (kolostrum), yang berwarna

kuning-putih susu, dari duktus laktiferi, hipervaskularisasi

pada permukaan dan bagian dalam, vena-vena berdilatasi

sehingga tampak jelas.

3) Setelah persalinan, pengaruh supresi estrogen dan

progesterone hilang sehingga timbul pengaruh hormone

laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air

susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan

banyak sesudah 2-3 hari pascapersalinan.

Apabila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan

rangsangan psikis yang mencetuskan pengeluaran oksitosin

oleh hipofisis. Produksi air susu ibu (ASI) akan lebih banyak.

Sebagai efek positif, involusi uteri akan lebih sempurna. Di

samping ASI merupakan makanan utama bayi yang tidak ada

bandingannya, menyusui bayi sangat baik untuk menjelmakan

51
rasa kasih saying antara ibu dan anaknya. Air susu ibu adalah

untuk anak ibu. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu

kamar (rooming in) atau pada tempat yang terpisah.

Keuntungan rooming in adalah:

1) Mudah menyusukan bayi,

2) Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi,

3) Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya.

g. Cuti hamil dan bersalin: Menurut undang-undang, wanita

bekerja berhak mengambil cuti hamil dan bersalin selama 3

bulan, yaitu 1 bulan sebelum bersalin ditambah 2 bulan setelah

persalinan.

h. Pemeriksaan pascapersalinan: Di Indonesia, ada kebiasaan dan

kepercayaan bahwa wanita bersalin baru boleh keluar rumah

setelah nifas, yaitu 40 hari. Bagi wanita dengan persalinan

normal hal tersebut dapat diterima dan dilakukan pemeriksaan

kembali 6 minggu setelah persalinan. Namun, bagi wanita

dengan persalinan luar biasa harus kembali untuk control

seminggu kemudian.

Pemeriksaan postnatal antara lain meliputi

1) Pemeriksaan umum: tekanan darah, nadi, keluhan, dan

sebagainya;

2) Keadaan umum: suhu badan, selera makan, dan lain- lain;

3) Payudara: ASI, putting susu;

52
4) Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum;

5) Secret yang keluar misalnya lochia, fluor albus;

6) Keadaan alat-alat kandungan.

i. Nasihat untuk ibu post natal

1) Fisioterapi postnatal sangat baik diberikan.

2) Sebaiknya, bayi disusui.

3) Lakukan senam pascapersalinan.

4) Untuk kesehatan ibu, bayi, dan keluarga, sebaiknya

melakukan KB untuk menjarangkan anak.

5) Bawalah bayi untuk memperoleh imunisasi [ CITATION Sof132 \l

1033 ]

4. Adaptasi psikologis ibu dalam masa nifas

Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan,

menjelang proses kelahiran maupun setelah persalinan. Pada

periode tersebut, kecemasan seorang wanita dapat bertambah.

Pengalaman yang unik dialamin oleh ibu setelah persalinan. Masa

nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan

dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu memerlukan

adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah.

Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa

nifas adalah sebagai berikut:

a. Fungsi menjadi orangtua.

53
b. Respon dan dukungan dari keluarga.

c. Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan.

d. Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil dan melahirkan.

Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:

a. Fase taking in

Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung

dari hari pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan. Ibu

berfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif

terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami antara

lain rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan.

Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup,

komunikasi yang baik dan asupan nutrisi.

Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini

adalah:

1) Kekecewaan pada bayinya.

2) Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang

dialami.

3) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.

4) Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.

b. Fase taking hold

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu

merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung

jawab dalam perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitive

54
sehingga mudah tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan

adalah komunikasi yang baik, dukungan dan pemberian

penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan

bayinya. Tugas bidan antara lain: mengajarkan cara perawatan

bayi, cara menyusui yang benar, cara perawatan luka jahitan,

senam nifas, pendidikan kesehatan gizi, istirahat, kebersihan

diri dan lain-lain.

c. Fase letting go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran

barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu

sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan

bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya.

Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri

dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayinya. Dukungan suami

dan keluarga dapat merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat

masih diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya.

Hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas adalah sabagai

berikut:

1) Fisik, istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih.

2) Psikologi, dukungan dari keluarga sangat diperlukan.

3) Social, perhatian, rasa kasih saying, mengibur ibu saat sedih

dan menemani saat ibu merasa kesepian.

4) psikososial[ CITATION Sun11 \l 1033 ]

55
5. Asuhan ibu selama masa nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat kandungan kembali keadaan sebelum hamil,

berlangsung kira-kira 6 minggu.

a. Anjurkan ibu untuk melakukan control/kunjungan masa nifas

setidaknya 4 kali yaitu:

1) 6-8 jam setelah persalinan (sebelum pulang)

2) 6 hari setelah persalinan

3) 2 minggu setelah persalinan

4) 6 minggu setelah persalinan

b. Periksa tekanan darah, perdarahan pervaginam, kondisi

perineum, tanda infeksi, kontraksi uterus, tinggi fundus, dan

temperature secara rutin.

c. Nilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, sakit

kepala, rasa lelah, dan nyeri punggung.

d. Tanyakan ibu mengenai suasana emosinya, bagaiman

dukungan yang didapatkannya dari keluarga, pasangan dan

masyarakat untuk perawatan bayinya.

e. Tatalaksana atau rujuk ibu bila ditemukan masalah

f. Lengkapi vaksinasi tetanus toksoid bila diperlukan

g. Minta ibu segera menghubungi tenaga kesehatan bila ibu

menemukan salah satu tanda berikut.

1) Perdarahan berlebih

56
2) Secret vagina berbau

3) Demam

4) Nyeri perut berat

5) Kelelahan atau sesak

6) Bengkak di tangan, wajah, tungkai, atau sakit kepala atau

pandangan kabur

7) Nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka atau

perdarahan putting

8) Berikan informasi tentang perlunya melakukan hal-hal

berikut:

a) Kebersihan diri

1. Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang

setelah buang air kecil atau besar dengan sabun dan

air

2. Mengganti pembalut 2 kali sehari

3. Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan

sesudah membersihkan daerah kelamin\

4. Menghindari menyentuh daerah luka episiotomy atau

laserasi

b) Istirahat

1. Beristirahat yang cukup

2. Kembali melakukan rutinitas rumah tangga secara

bertahap

57
c) Latihan

1. Menjelaskan pentingnya otot perut dan panggul

2. Mengajarkan latihan untuk otot perut dan panggul:

a. Menarik otot pertut bagian bawah selagi menarik

napas dalam posisi tidur terlentang dengan lengan

disamping, tahan napas sampai hitungan 5,

angkat dagu ke dada, ulangi sebanyak 10 kali

b. Berdiri dengan kedua tungkai dirapatkan. Tahan

dan kencangkan otot pantat, pinggul sampai

hitungan 5, ulangi sebanyak 5 kali

d) Gizi

1. Mengonsumsi tambahan 500 kalori/hari

2. Diet seimbang (cukup protein, mineral dan vitamin)

3. Minum minimal 3 liter/hari

4. Suplemen besi diminum setidaknya selama 3 bulan

pascasalin, terutama di daerah dengan prevalensi

anemia tinggi

5. Suplemen vitamin A: 1 kapsul 200.000 UI diminum

segera setelah persalinan dan 1 kapsul 200.000

UIdiminum 24 jam kemudian

e) Menyusui dan merawat payudara

Jelaskan kepada ibu mengenai cara menyusui dan

merawat payudara

58
f) Senggama

Senggama aman dilakukan setelah darah tidak keluar

dan ibu tidak merasa nyeri ketika memasukkan jari

kedalam vagina. Keputusan bergantung pada pasangan

yang bersangkutan[ CITATION Kem13 \l 1033 ]

6. Keluarga berencana

Upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan

keluarga kecil yang Bahagia dan sejahtera(Undang-Undang No.

10/1992). Keluarga Berencana (family planning/planned

parenthood) merupakan suatu usaha menjarangkan atau

merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan

kontrasepsi[ CITATION Sul13 \l 1033 ].

Menurut WHO (Ekspert Committee, 1970), tindakan yang

membantu individual/pasutri untuk mendapatkan objektif-objektif

tertentu, menghindari kelahiran yang diingankan,mengatur interval

di antara kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam

keluarga[ CITATION Sul13 \l 1033 ]

Keluarga berencana (family planning, planned parenthood)

adalah tindakan untuk merencanakan jumlah anak dengan

mencegah kehamilan atau menjarangkan jarak kehamilan dengan

memakai kontrasepsi. Dalam undang-undang No 52 Tahun 2009,

keluarga berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak

dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui

59
promosi,perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi

untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas[ CITATION Run \l 1033 ]

a. Tujuan program KB

Tujuan umumnya adalah membentuk keluarga kecil sesuai

dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan

dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu

keluarga kebahagian dan sejahtera yang dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya.Tujuan lain meliputi pengaturan

kelahiran,pendewasaan usia perkawinan, peningkatan

ketahanan, dan kesejahteraan keluarga.

Tujuan akhir dari program KB adalh:

1) Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak,

keluarga gan bangsa.

2) Mengurangi angka kelahiran untuk menaikan taraf hidup

rakyat dan bangsa.

3) Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan

KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan

angka kematian ibu,bayi dan anak.

4) Penanggulangan masalah kesehatan reprodusi.

Menurut Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 program

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga

mempunyai tujuan :

60
1) Untuk mewujdkan keserasian, keselarasan, dan

keseimbangan antar kuantitas,kualitas dan persebaran

penduduk dengan lingkungan hidup.

2) Untuk meningkatka kualitas keluarga agar dapat timbul rasa

aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik

dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan

batin.

b. Jenis-jenis alat kontrasepsi

1) Metode alami

Badan kesehatan dunia WHO telah menemukan angka

kegagalan metode KB alami secara umum hanya sebesar

0,3-3%, tingkat keberhasilan yang kurang lebih sama

dengan yang dicapai KB non alami (kontasepsi) kecuali

sterilisasi. Efektifitas dari metode alami sebagai berikut :

a) Metode LAM (lactational amenorrhea method). Angka

keberhasilan sangat tinggi sekitar 98% apabila digunakan

secara benar dan memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

1. Menyusui segera setelah melahirkan dengan

menyusui tiap 2-3 jam sekali.

2. Digunakan selama enam bulan pertama setelah

melahirkan.

61
3. Belum mendapatkan haid pasca-melahirkan dan

menyusui secara eksklusif (tanpa memberikan

makanan atau minuman tambahan).

b) Sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas

menyusui.

c) Method senggama terputus. Angka kegagalan hanya

18% dari 5 kali hubungan seksual terjadi hamil 1 kali.

d) Method suhu basal tubuh.Tingkat keefektivan metode

suhu tubuh basal sekitar 80% atau 20-30 kehamilan per

100 wanita per tahun. Secara teoretis angka

kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per

tahun.

e) Method kalender. Berdasarkan penelitian dr. Johnson

dan kawan-kawanya di Sidney, metode kalender akan

efektif tiga kali lipat jika dikombinasikan dengan metode

simptothermal. Angka kegagalan pengguna metode

kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.

f) Methode ovulasi. Pada beberapa uji coba pendahuluan

yg diselengarakan oleh WHO hasilnya

menunjukan,kefektivan MOB mencapai 97% atau lebih

sedangkan uji coba yang terbaru menunjukan tingkat

keefektivan lebih daripada 99%, melampaui keefektivan

kontrasepsi modern dan sterilisasi.

62
2) Metode kontrasepsi modern

a) Metode kontrasepsi non-hormonal (mekanik)

b) Spermisida : Jika wanita selalu menggunakan sesuai

dengan petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100

perempuan mengalami hamil setiap tahun. Jika wanita

tidak selalau menggunakan sesuai dengan petunjuk

maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan

hamil setiap tahun.

c) Kondom : pemakaian kontrasepsi kondom setiap kali

berhubungan seksual harus secara benar. Pemakaian

kondom yang konsisten membuat tidak efektif. Angka

kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12

kehamilan per 100 perempuan per tahun.

d) Cap serviks: tingkat kegagalanb pada cervical cap secara

umum berkisar 8-27 kehamilan pada setiap 100 wanita

atau berkisar 20%. Pada wanita yang belum pernah

melahirkan atau mempunyai anak tingkat kegagalan

berkisar 16%. Pada wanita yang sudah pernah

melahirkan atau mempunyai anak tingkat kegagalannya

sekitar 32%.efektivitas cervical cap lebih akurat pada

wanita yang belum pernah melahirkan.

e) IUD dengan progesterone (mirena) :

63
1. IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak

perlu diingat setiap hari seperti halnya pil.

2. Tipe multiload dapat dipakai sampai 3-5 tahun : Nova

T dan Copper T 200( Cu T 200) dapat dipakai 3-5

tahun; Cu T 380A dapat untuk 8 tahun.

3. Kegagalan rata-rata 0,8 kehamilan per 100 pemakai

wanita pada tahun pertama pemakaian.

4. Untuk second generation Cu AKDR <1 kehamilan per

100 wanita per tahun dan 1,4 kehamilan per 100

wanita stelah 6 tahun pemakaian (Hartanto,2009).

5. Untuk AKADR yang berlapis tembaga sebaiknya

diganti setelah kurang lebih 4 tahun dipakai, karena

makin lama efektivitasnya makin menurun (BKKBN,

2006)

3) Metode kontrasepsi hormonal

1. Pil kontrasepsi kombinasi

1. Berisi esterogen dan progesterone: Angka kegagalan

dapat mencapai 9%. Satu orang dari 11 pemakaian

pil mengalami kehamilan.

2. POP (progesterone only pil): Dapat mencapai angka

kegagalan 9%, harus diminum teratur, setiap hari

pada waktu yang sama. Jika mampu melakukan

dengan sempurna, angka kegagalan sebesar 0,3%.

64
Beberapa kasus 1 orang dari 11 mengalami

kehamilan.

2. Suntikan kontrasepsi hormone

1. Sangat efektif (0,1 -0,4 kehamilan per 100

perempuan) selama tahun pertama penggunaan.

2. Untuk suntikan 1 bulanan (cylofem) berisi

progesterone dan estrogen dengan angka kegagalan

sebesar 0.2%.

3. Untuk suntikan 3 bulanan ( depo provera) dapat

dilakukan penyuntikan tiap 12 minggu dengan

progesterone dengan angka kegagalan sebesar 3%.

3. Implant subdermal

1. Implan efektif dalam mengentalkan lendir serviks,

mengganggu proses pembentukan endometrium

sehingga sulit terjadi implantasi, dan efektif

mengurangi transportasi sperma dan menekan

ovulasi.

2. Angka keberhasilan adalah 99% sangat efektif

(kegagalan 1 kehamilan per 1000 perempuan atau

0,05%).

65
4. Cincin vagina

1. Kemungkinan tidak hamil selama setahun pemakaian

dengan angka keberhasilan sebesar 99%.

2. Penggunaan yang tepat memungkinkan kurang dari 1

per 100 wanita yang hamil.

5. Koyo kontrasepsi transdermal (patch)

1. Efekifitas tergantung pada ketaatan pengguna koyo

secara benar dengan angka keberhasilan lebih dari

99%.

2. Kalua penggunaanya sesuai petunjuk akan terdapat

wanita yang akan hamil kurang dari satu orang setiap

100 orang wanita dalam setahuna pemakaian.

3. Koyo kurang efektif pada wanita dengan berat 90 kg

atau lebih.

4) Metode kontrasepsi mantap

a) Vasektomi yang merupakan tindakan sterilisasi pada pria

secara permanen memiliki efektivitas tinggi 99,6=5% (0,5

kehamilan per 100 perempuan selama than pertama

penggunaan) dan angka efek samping rendah (angka

kegagalan rendah 0,15% kegagalan).

b) Tubektomi adalah tindakan sterilisasi pada wanita secara

permanen yang memiliki efektivitas tinggi dengan angka

keberhasilan sebesar99,6-99,8%.

66
5) Metode tradisional

Penggunaan tanaman untuk mencegah kehamilan yang di

kemas dalam berbagai bentuk seperti jamu atau meminum

air dari rebusan daun, kulit, akar atau bunga, sudah lama

dilakukan oleh masyarakat Indonesia terutama yang

bermukim di pedesaan. Namun belum banyak di ketahui

jenis-jenis tanaman yang mengandung zat-zat yang memiliki

khasiat untuk dapat di pergunakan sebagai kontrasepsi.

Beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan untuk

kontrasepsi :

a) Pare. Pare merupakan salah satu jenis sayuran yang

cukup di sukai oleh banyak orang. Rasanya yang pahit

tapi gurih menjadi cita rasa tersendiri yang yang tidak

dimiliki oleh yang lainya. Kandungan yang didalam pare

yakni senyawa flavonoid+ di percaya mampu mencegah

terjadinya proses spermatogenesis dan ovulasi. Dengan

demikian mencegah terjadinya kehamilan pada diri

seseorang. Pare sudah dikenal sebagai tanaman obat

untuk kontrasepsi tradisional.

b) Kunyit. Bumbu dapur yang berwarna kuning ini memiliki

kandungan atsiri yang mampu menurunkan motilitas dan

daya hidup sperma. Dengan demikian pembuahan tidak

67
akan dapat terjadi karena sperma tidak pernah sampai ke

sel telur.

c) Kacang polong. Secara turun-temurun beberapa wanita

mempercayai kacang polong mampu mencegah

terjadinya kehamilan pada diri seseorang. Hal tersebut

dapat terjadi karena kacang polong memiliki kandungan

senyawa m-xilohidroksiquinon yang mamou menghalangi

aktifitas dari sperma. Agar lebih efektif maka disarankan

untuk mengonsumsi kacang polong pada hari 16 dan21

siklus haid sebanyak 200 gram.

d) Kembang sepatu. Air rebusan dari kembang sepatu

mampu memengaruhi reproduksi sel sperma dari

seorang pria. Pada wanita juga sama pengaruhnya. Oleh

sebab itu, ekstrak kembang sepatu baik untuk

kontrasepsi juga mampu mampu menyebabkan testis

menjadi kecil tetapi akan normal kembali jika tidak

mengonsumsi ekstrak lagi.

Berdasarkan hasil penelitian olleh Pusat Penelitian dan

Pengembangan Farmasi, Badan Penelitian dan

Pengembangan kesehatan Departemen Kesehatan RI,

Jakrta ditemukan 74 tanaman yang dipergunakan oleh

masyarakat untuk kontrasepsi tradisional. Setelah dilakukan

pengkajian lebih teliti maka tercatat 18 tanaman yang adapat

68
digunakan untuk kontrasepsi wanita dan 13 tanaman yang

dapat digunakan untuk kontrasepsi pria, serta 5 jenis

tanaman yang dapat digunakan untuk kontrasepsi oleh pria

dan wanita, karena mempunyai efek anti-implantasi, efek

estrogenic dan efek anti-spermatogenesis. Tanaman isi dalh

Sapindus rarac DC, A vicinia offcinale L;Costus speciosusi

J.SM.; Momodica charantia L.; Ruta graveloens L.;

Trigonella feonum Gracum L.

Namun senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam jenis

tanaman tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut karena

khasiatnya sering tidak sesuai dengan senyawa yang

dikandung terutama pada tanaman lain dengan kandungan

yang sama. Tanaman untuk KB sebaiknya yang mempunyai

pengaruh yang bersifat sementara(reversible) terhadap

system reproduksi sehingga apabila digunakn lagi, system

reproduksi kembali normal.

6) Sterilisasi

Metode sterilisasi, yaitu pencegahan kehamilan dengan

mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis

pada pria (vasektomi). Metode ini efektif bagi yang ingin

mencegah kehamilan secara permanen, bukan sementara.

Jenis pencegahan kehamilan dengan kontrasepsi mantap

sebagai berikut:

69
a) Tubektomi. Tubektomi (metode operasi wanita, MOW)

adalah metode kontrasepsi mantap yag bersifat sukarela

bagi seorang wanita jika tidak ingin hamil lagi dengan

cara mengoklusi tuba falupii ( mengikat dan memotong

atau memasang cincin) sehingga sperma tidak bertemu

dengan ovum. Tindakan ini harus dilakukan oleh doker

yang sudah terlatih.

Waktu pengunaan :

1. Idealnya dilakukan dalam 48 jam pasca-persalinan.

2. Dapat dilakukan segera stelah persalina atau setelah

operasi sesar.

3. Jika tidak dapat dikerjakan dalam 1 minggu setelah

persalinan, ditunda 4-6 minggu

Manfaat kontrasepsi dan non-kontrasepsi

1. Tidak memengaruhi proses menyusui.

2. Tidak bergantung pada factor senggama.

3. Baik bagi wanita yang memiliki kesehatan risiko yang

serius terhadap kehamilan.

4. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

5. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual

Non-kontrasepsi

1. Berkurang risiko kanker ovarium.

2. Keterbatasan.

70
3. Tidak dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan

operasi rekanalisis.

b) Vasektomi. Vasektomi (metode operasi pria, MOP)

adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas

reproduksi pria dengan cara mengoklusi vasa deferensia

sehingga alur transportasi sperma terhambat sehingga

proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.

Jenis tindakan ini meliputi insis dan vasektomi tanpa

pisau (VTP).

Keuntungan :

1. Sangat aman, tidak ditemukan efek samping jangka

panjang.

2. Morbiditas dan mortalitas jarang

3. Hanya sekali aplikasi dan efektif dalam jangka

panjang.

4. Tinggi tingkat rasio efisiensi biaya dan lamanya

penggunaan kontrasepsi

Keterbatasan :

1. Tidak efektif segera, WHO menyarankan

kontrasepsitambahan selama 3 bulan setelah

prosedur (kurang lebih 20 ejakulasi).

71
2. Teknik tanpa pisau merupakan pilihan mengurangi

perdarahan dan nyeri disbandingkan dengan teknik

insisi.

7) Metode keluarga berencana alami

a) Metode kalender. Metode kalender atau dikenal sebagai

metode Knaus-ogino bergantung pada perhitungan hari

untuk memperhitungkan waktu terjadinya fase subur.

Wanita harus mengetahui periode menstruasi sehingga

dapat memprediksi waktu akan berevolusi. Metode

kontrasepsi ini tidak bermanfaat jika wanita memiliki

siklus menstruasi yang tidak teratur.

b) Metode ovulasi. Metode ini mengharuskan wanita untuk

mengecek pola lender serviks selama siklus menstruasi.

Sebelum ovarium melepas sel telur, wanita akan

mengeluarkan lebih banyak lender yang lebih encer dari

biasanya. Untuk mengetahui perubahan lendir serviks,

wanita dapat mulai memerhatikan dan mencatat kondisi

cairan yang keluar dari vagina sejak satu hari setelah

menstruasi selesai.

c) Metode suhu basal tubuh. Suhu tubuh basal adalah suhu

terendah yang dicapai oleh tubuh pada waktu istirahat

(tidur). Suhu basal dapat diketahui dengan melakukan

pengukuran suhu tubuh pada pagi hari sebelum

72
melakukan aktivitas. Pengukuran suhu tubuh dengan

menggunakan termometer basal secara oral, per vagina,

atau melalui dubur selama 5 menit.

d) Metode gejala suhu. Suhu tubuh seorang wanita akan

turun ketika indung telur dilepaskan dari ovarium maka

berdasarkan hal tersebut seorang wanita dapat

memperhitungkan kapan sebaiknya mereka melakukan

hubungan suami istri jika menginginkan untuk tidak

hamil. Suhu tubuh wanita akan turun pada 12 hingga 24

jam sebelum telur dilepaskan dari ovarium.

e) Metode amenorea laktasi. Metode amenorea laktasi

(MAL) atau lactational amenorrhea method (LAM) adalah

metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan

pemberian ar susu ibu (ASI) secara eksklusif, artinya

diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan

minuman lainya. Apabila tidak dikombinasikan dengan

metode kontrasepsi lain, metode kontrasepsi ini dapat

dikatakan sebagai metode keluarga berencana

alamiah(KBA) atau natural family planning.

Oleh karena kasus perempuan yang sedang menyusui

metode dengan metode in tetap hamil, sebaiknya

perempuan yang menggunakan metode amenorea

laktasi tetap menggunakan juga metode kontrasepsi lain

73
seperti metode barier (diafragma<kondom,spermisida),

kontrasepsi hormonal (suntik, pil menyusui, AKBK), dan

kontrasepsidalam lahir atau IUD.

Metode amenorea laktasi (MAL) dapat dipakai sebagai

alat kontrasepsi, apabila :

1. Menyusui minimal 8 kali sehari atau menyusui secara

penuh ( full breast feeding).

2. Belum mendapat haid.

3. Umur bayi kurang dari 6 bulan.

Cara kerja metode ini adalah pada saat laktasi/menyusui,

hormone yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin,

semakin sering menyusui kadar prolaktin semakin

meningkat sehingga hormone gonadotrofin melepaskan

hormone penghambat (inhibitor). Hormon penghambat

akan mengurangi kadar esterogen sehingga tidak terjadi

ovulasi. Manfaat metode amenorea laktasi :

Untuk bayi :

1. Mengurangi risiko penyakit menular.

2. Mendapatkan kekebalan tubuh. Terjalin kasih saying

yang erat.

3. Peningkatan gizi. Bayinya cerdas.

4. Terhindar paparan kontaminasi air, susu formula atau

alat minum yang dipakai

74
Untuk ibu :

1. Mengurangi perdarahan postpartum/setelah

melahirkan.

2. Membantu proses involusi uteri (uterus kembali

normal).

3. Mengurangi risiko anemia.

4. Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan

bayi[ CITATION Run \l 1033 ]

D. Tinjauan Umum Tentang Bayi Baru Lahir

1. Pengertian bayi baru lahir normal

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia

kehamilan genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang

kepala atau letak sungsang yang melewati vagina tanpa memakai

alat. Neonatus adalah bayi baru lahir yang menyesuaikan diri dari

kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus [ CITATION

Tan18 \l 1033 ]

2. Ciri-ciri bayi baru lahir

a. Berat badan 2,500-4.000 gram.

b. Panjang badan 48-52 cm.

c. Lingkar dada 30-38 cm.

d. Lingkar kepala 33-35 cm.

e. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit.

f. Pernapasan ±40-60 kali/menit

75
g. Kulit kemerah-merahan dan llicin karena jaringan subkutan

cukup.

h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna.

i. Kuku agak panjang dan lemas.

j. Genitalia: pada perempuan, labia mayora sudah menutupi labia

minora; pada laki-laki, testis sudah turun, skrotum sudah ada.

k. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

l. Refleks moro atau gerak memeluk jika di kagetkan sudah baik.

m. Refleks grasp atau menggenggam sudah baik.

n. Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecoklatan.[ CITATION Tan18 \l 1033 ]

3. Asuhan bayi baru lahir normal

Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan

yang diberikan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran.

Aspek penting dari asuhan segera setelah lahir adalah:

a. Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit

bayi dengan ibu.

1) Pastikan agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara

kulit bayi dengan kulit ibu.

2) Ganti handuk/kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut

dengan selimut dan memastikan bahwa kepala telah

76
terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas

tubuh.

3) Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi

setiap 15 menit.

4) Apabila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi.

5) Apabila suhu bayi kurang dari 36,5ºC, segera hangatkan

bayi.

b. Mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit

ibunya sesegera mungkin

1) Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini

antara ibu dan bayi penting untuk mempertahankan panas

yang benar pada bayi baru lahir dan ikatan batin dan

pemberian ASI.

2) Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi tetap

siap dengan menunjukkan rooting reflek. Jangan paksakan

bayi untuk menyusu

3) Jangan pisahkan bayi sedikitnya satu jam setelah

persalinan.

c. Menjaga pernapasan

1) Memeriksa pernafasan dan warna kulit setiap 5 menit

2) Jika tidak bernafas, lakukan hal-hal sebagai berikut:

keringkan bayi dengan selimut atau handuk hangat,

gosoklah punggung bayi dengan lembut.

77
3) Jika belum bernafas setelah 1 menit mulai resusitasi.

4) Bila bayi sianosis/kulit biru, atau sukar bernafas/frekuensi

pernafasan 30>60 kali/menit, berikan oksigen dengan

kateter nasal.

d. Merawat mata

1) Berikan Eritromicin 0,5% atau Tetrasiklin 1%, untuk

mencegah penyakit mata krl klamidia.

2) Berikan tetes mata perak nitrat atau Neosporin segera

setelah lahir[ CITATION Kho10 \l 1033 ]

4. Asuhan bayi selama masa nifas

a. Terdapat minimal tiga kali kunjungan ulang bayi baru lahir:

1) Pada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1)

2) Pada usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2)

3) Pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3)

b. Lakukan pemeriksaan fisik, timbang berat, periksa suhu dan

kebiasaan makan bayi.

c. Periksa tanda bahaya

1) Tidak mau minum atau memuntahkan semua

2) Kejang

3) Bergerak hanya jika dirangsang

4) Napas cepat (≥ 60 kali/menit)

5) Napas lambat (≤ 30 kali/menit)

6) Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat

78
7) Merintih

8) Teraba demam (suhu ketiak >37,5ºC)

9) Teraba dingin (suhu ketiak < 36ºC)

10)Nanah yang banyak dimata

11)Pusar kemerahan meluah ke dinding perut

12)Diare

13)Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki

14)Perdarahan

c. Periksa tanda-tanda infeksi kulit superficial, seperti nanah keluar

dari umbilicus, adanya lebih dari 10 pustula di kulit,

pembengkakan, kemerahan dan pengerasan kulit.

d. Bila terdapat tanda bahaya atau infeksi, rujuk bayi ke fasilitas

kesehatan.

e. Pastikan ibu memberikan ASI ekslusif.

f. Tingkatkan kebersihan dan rawat kulit, mata serta tali psat

dengan baik.

g. Ingatkan orang tua untuk mengurus akte kelahiran bayinya

h. Rujuk bayi untuk mendapatkan imunisasi pada waktunya

i. Jelaskan kepada orang tua untuk waspada terhadap tanda

bahaya pada bayinya[ CITATION Kem13 \l 1033 ].

5. Manfaat inisiasi menyusu dini (IMD)

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu

segera setelah melahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari putting

79
susu sendiri (tidak disodorkan ke puting susu). (Inisiasi Menyusu

Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian

ASI Eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian,

bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan

mencegah anak kurang gizi)[ CITATION Mar151 \l 1033 ].

IMD adalah proses menyusu yang dimulai secepatnya. IMD

dilakukan dengan cara membiarkan bayi kontak kulit dengan kulit

ibunya setidaknya selama satu jam pertama setelah lahir atau

hingga proses menyusu awal berakhir. Cara bayi melakukan IMD

ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari

payudara[ CITATION Fik16 \l 1033 ].

Adapun manfaat Inisiasi Menyusu Dini yang dijelaskan secara

umum yaitu:

a. Mencegah hipotermia, karena dada ibu menghangatkan bayi

dengan tepat selam bayi merangkak mencari payudara.

b. Bayi dan ibu menjadi lebih tenang, tidak stress, pernapasan dan

detak jantung lebih stabil, dikarenakan oleh kontak antara kulit

ibu dan bayi.

c. Imunisasi dini, mengecap dan menjilati permukaan kulit ibu

sebelum mulai mengisap puting adalah cara alami bayi

mengumpulkan bakteri-bakteri baik yang ia perlukan untuk

membangun system kekebalan tubuhnya.

80
d. Mempererat hubungan ikatan ibu dan anak (Bonding

Atthacment) karena 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan

siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama.

e. Makanan non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan

berasa dari susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini

dapat mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan

alergi lebih awal.

f. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil

menyusu ekslusif dan akan lebih lama disusui.

g. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di

puting susu dan sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada puting

ibu merangsang pengeluaran hormone oksitosin.

h. Bayi mendapat ASI kolostrum-ASI yang pertama kali keluar.

Cairan emas ini kadang juga dinamakan the gift of life. Bayi

yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu

mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan.

Kolostrum, ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh,

penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk

pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum

akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang

masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini.

i. Ibu dan ayah akan sangat bahagia bertemu dengan bayinya

untuk pertama kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah

81
mendapat kesempatan mengazankan anaknya di dada ibunya.

Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah.

j. Meningkatkan angka keselamatan hidup bayi di usia 28 hari

pertama kehidupannya.

k. Perkembangan psikomotorik lebih cepat

l. Menunjang perkembangan koknitif

m. Mencegah perdarahan pada ibu

n. Mengurangi risiko terkena kangker payudara dan

ovarium[ CITATION Mar151 \l 1033 ]

E. Tinjauan Umum Tentang Kurang Energi Kronik (KEK)

1. Pengertian Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil

Masalah gizi pada ibu hamil masih sebagai fokus masalah

antara lain Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kurang Energy Kronik

(KEK). Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan

dimana status gizi seseorang buruk disebabkan karena kurangnya

konsumsi pangan sumber energi yang mengandung zat gizi makro

yang berlangsung lama atau menahun [ CITATION Rah13 \l 1033 ].

Kehamilan merupakan suatu investasi yang perlu

dipersiapkan, dalam proses ini gizi memiliki peran penting untuk

menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin. Studi

membuktikan bahwa ibu dengan status gizi kurang dapat

menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, melahirkan bayi

82
dengan berat badan lahir yang rendah, dan selanjutnya dapat

berdampak pada malnutrisi antargenerasi.

Kenaikan berat badan hamil merupakan berat dari

beberapa komponen dalam tubuh ibu hamil yang mengalami

perkembangan selama masa kehamilan. Ibu dengan status gizi

kurang (underweight) dengan IMT kurang dari 18,5kg/m 2 memiliki

simpanan gizi yang kurang oleh karenanya pada saat hamil harus

menaikkan berat badannya lebih banyak dibandingkan ibu yang

normal atau gemuk. Rekomendasi kenaikan berat badan ibu

selama kehamilan berdasarkan status gizi ibu yaitu IMT prahamil

ibu.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik

(KEK)

a. Pengertian pola konsumsi

Pola konsumsi adalah berbagai informasi yang memberikan

gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang

dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas

untuk suatu kelompok masyarakat tertentu [ CITATION Sul11 \l

1033 ].

Pola konsumsi menurut Sri Handajani adalah tingkah

laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi akan

makanan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pilihan

makanan.

83
Menurut Suhardjo pola konsumsi diartikan sebagai cara

seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makan dan

mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh

fisiologis, psikologis, budaya dan sosial.

Pola konsumsi didefinisikan sebagai karakteristik dari

kegiatan yang berulang kali dari individu dalam memenuhi

kebutuhannya akan makanan, sehingga kebutuhan fisiologis,

sosial dan emosionalnya dapat terpenuhi [ CITATION Sul11 \l 1033 ].

Pola konsumsi menurut beberapa pakar yaitu cara

pemenuhan kebutuhan zat gizi yang diperoleh dari makanan

yang digunakan sebagai bahan energi tubuh. Pola konsumsi

adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi

seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu [ CITATION

Bal09 \l 1033 ].

Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas

hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat

gizi yang diperlukan tubuh didalam susunan hidangan dan

perbandingannya yang satu dengan yang lain. Kuantitas

menunjukkan kuantum masing-masing zat gizi terhadap

kebutuhan tubuh.

b. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pada Ibu Hamil

Makanan tambahan adalah makanan bergizi sebagai tambahan

selain makanan utama bagi kelompok sasaran guna memenuhi

84
kebutuhan gizi. Salah satu kebijakan dan upaya yang ditempuh

pemerintah untuk mengatasi masalah kekurangan gizi pada

balita dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), dilakukan

dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan.

Pemberian PMT Pemulihan dimaksudkan sebagai tambahan,

bukan sebagai pengganti makanan utama sehari-hari pada

sasaran [ CITATION Can15 \l 1033 ].

Ibu hamil yang berisiko KEK adalah ibu hamil yang

mempunyai ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23.5 cm.

Makanan Tambahan Pemulihan bumil KEK adalah makanan

bergizi yang diperuntukkan bagi ibu hamil sebagai makanan

tambahan untuk pemulihan gizi. Hari Makan Bumil (HMB)

adalah jumlah hari makan ibu hamil yang mendapat makanan

tambahan pemulihan berbasis makanan lokal yakni sekali

sehari selama 90 hari berturut-turut.

c. Tingkat Pendapatan

Tingkat Pendapatan keluarga berperan dalam menentukan

status kesehatan seseorang terutama ibu hamil, karena

berbanding lurus dengan daya beli keluarga. Keluarga mampu

membeli bahan makanan tergantung dari besar kecilnya

pendapatan perbulannya. Semakin tinggi pendapatan maka

akan semakin tinggi pula jumlah pembelanjaannya [ CITATION

Sap14 \l 1033 ]. Keluarga dengan pendapatan terbatas

85
kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan

makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi

dalam tubuhnya.

Pendapatan keluarga atau tersedianya uang dalam

keluarga menentukan berapa banyak kebutuhan sandang,

pangan, dan papan keluarga dapat dibeli atau dimiliki. Secara

umum, pola penggunaan sumber keuangan ini sangat

dipengaruhi oleh gaya hidup keluarga. Keluarga dengan

pendapatan yang baik lebih memiliki kemungkinan untuk dapat

menyisihkan lebih banyak dana untuk membeli makanan.

Sehingga diharapkan keluarga dengan pendapatan baik akan

memiliki keluarga dengan status gizi baik. Walupun demikian,

tidak selalu pendapatan tinggi menjamin terpenuhinya

kecukupan gizi karena selain pendapatan keluarga, status gizi

juga dipengaruhi oleh hal seperti pengetahuan, pola makan,

masalah kesehatan dan lain-lain. Hal ini akan berdampak

terhadap status gizi ibu hamil yang pada umumnya akan

menurun[ CITATION Fik17 \l 1033 ].

d. Ketersediaan Pangan di Rumah Tangga

Ketersediaan pangan di rumah tangga berpengaruh

terhadap konsumsi ibu hamil karena penentuan konsumsi

makan harus memperhatikan nilai gizi makanan dan

kecukupan zat gizi yang dianjurkan. Hal tersebut dapat

86
ditempuh dengan penyajian hidangan yang bervariasi dan

dikombinasi, ketersediaan pangan, macam serta jenis bahan

makanan mutlak diperlukan untuk mendukung usaha tersebut.

Disamping itu jumlah bahan makanan yang dikonsumsi juga

menjamin tercukupinya kebutuhan zat gizi yang diperlukan

oleh tubuh..

Ketersediaan bahan pangan ditingkat keluarga secara

tidak langsung mempengaruhi pola konsumsi dari seluruh

anggota keluarga. Keluarga yang dapat memenuhi tingkat

ketersediaan bahan pangan dalam kehidupan sehari- harinya

dan dapat memanfaatkan bahan pangan tersebut dengan

sebaik-baiknya maka secara tidak langsung akan mendapat

pemenuhan asupan zat gizi dengan yang diperlukan.

e. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan biasanya dikaitkan dengan tingkat

pendidikan seseorang yang akan berpengaruh terhadap

pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Pendidikan yang kurang menghambat perkembangan

seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal[ CITATION

Not07 \l 1033 ]. Pendidikan yang tinggi memudahkan seseorang

menerima informasi lebih banyak dibandingkan dengan

87
pendidikan rendah. Pengetahuan tentang kesehatan yang

tinggi menunjang perilaku hidup sehat dalam pemenuhan gizi

ibu selama kehamilan. Pendidikan kesehatan pada hakekatnya

merupakan suatu usaha untuk menyampaikan pesan

kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu.

Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut

masyarakat dapat memperoleh pengetahuan tentang

pentingnya asupan nutrisi selama kehamilan. Pengetahuan

juga merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba[ CITATION Not07 \l

1033 ].

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentukknya tindakan seseorang (over

behavior). Sedangkan pengetahuan yang dicakup dalam

domain kognitif mempunyai enam tingkatan yakni :

1) Tahu (know)

Tahu artinya sebagai pengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkatan

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang terjadi

antara lain, menyebutkan, menguraikan, mengatakan dan

88
sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui

dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara

benar.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya).

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menggunakan

materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen,

tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih

ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam

suatu keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk meletakkan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

f. Sosial Budaya

89
Daerah yang memiliki keyakinan yang kuat terhadap social

budaya dalam kehidupan sehari-harinya dapat menimbulkan

pengaruh budaya terhadap sikap makanan. Dalam hal ini sikap

terhadap makanan, masih banyak terdapat pantangan, tahayul,

tabu dalam masyarakat yang menyebabkan konsumsi makanan

menjadi rendah [ CITATION Sup12 \l 1033 ].

Pantangan makan adalah jenis makanan yang tidak

boleh dimakan oleh ibu hamil sehingga dapat mengganggu

kesehatannya. Adanya pantangan terhadap makanan atau

minuman tertentu dikarenakan makanan atau minuman

tersebut membahayakan jasmani dan rohani bagi yang

mengonsumsinya. Banyak berpantang makanan tertentu saat

hamil dapat memperburuk keadaan ibu dan janin yang

dikandungnya.

g. Kebiasaan atau Pola Makan

Kebiasaan atau pola makan pada ibu hamil

mempengaruhi status gizi ibu dan janin yang dikandungnya.

Status gizi wanita, terutama pada masa usia subur, merupakan

elemen pokok dari kesehatan reproduksi karena keterkaitan

ibu hamil dengan pertumbuhan dan perkembangan janin yang

dikandungnya, yang pada akhirnya berdampak terhadap masa

dewasanya. (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat,

2014).

90
Kebiasaan atau pola makan ibu hamil dalam penelitian

ini adalah kebiasaan makan ibu dalam pengaturan jumlah,

jenis makanan, dan frekuensi dengan maksud tertentu seperti

mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau

membantu kesembuhan penyakit.

Peran mikronutrien juga sangat penting terhadap

kesehatan reproduksi ibu, antara lain karena fungsinya di

dalam system imunitas yang berakibat terhadap mudahnya

mengalami berbagai penyakit infeksi.

Ibu hamil akan mengalami peningkatan kebutuhan energi

dan zat gizi terjadi seiring pertambahan usia kehamilan.

Selama hamil diperlukan tambahan energi sebesar (80.000

Kal/280 hari) (Hytten dan Leith, 1971 dalam IOM, 1990, AKG

2013).

h. Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan

oleh agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasite), bukan

disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti

keracunan). Penyakit infeksi merupakan faktor yang

mempengaruhi kesehatan dan keselamatan ibu. Status gizi

kurang akan meningkatkan kepekaan ibu terhadap risiko

terjadinya infeksi, dan sebaliknya infeksi dapat meningkatkan

risiko kurang gizi (Achadi, 2007).

91
Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula

terjadinya kurang gizi sebagai akibat menurunnya nafsu

makan, adanya gangguan penyerapan dalam saluran

pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat gizi oleh adanya

penyakit. Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi kurang

merupakan timbal balik, yaitu hubungan sebab akibat. Penyakit

infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi

yang jelek dapat mempermudah infeksi, penyakit infeksi terkait

status gizi yaitu TB, diare dan malaria[ CITATION Sup12 \l 1033

].

i. Sanitasi Lingkungan

Malnutrisi timbul akibat interaksi dari berbagai

lingkungan. Kejadian ini terjadi sebagai hasil saling

mempengaruhi dari berbagai faktor, antara lain faktor fisik,

biologis dan budaya. Jelliffe (1996), menyatakan bahwa ada

enam faktor ekologi yang perlu dipertimbangkan sebagai

penyebab malnutrisi, yaitu keadaan infeksi, social ekonomi,

produksi pangan, konsumsi makanan, pengaruh budaya, serta

pelayanan kesehatan dan pendidikan.

Ruang lingkup sanitasi lingkungan adalah kepemilikan

jamban dan jenis jamban, ketersediaan air bersih,

ketersediaan sistem pembuangan air limbah. Menurut Chandra

(2006), sanitasi lingkungan adalah cara atau usaha individu

92
atau masyarakat untuk memantau dan mengendalikan

lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan

serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk penyehatan

lingkungan fisik antara lain penyediaan air bersih, mencegah

terjadinya pencemaran udara, air dan tanah serta memutuskan

rantai penularan penyakit dan lain-lain yang dapat

membahayakan serta menimbulkan kesakitan pada manusia

atau masyarakat.

j. Personal Hygiene

Personal Hygiene adalah salah satu kemampuan dasar

manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan

kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan

kondisi kesehatannya yang dinyatakan terganggu keperawatan

dirinya jika tidak dapat melakukan keperawatan diri (DepKes,

2000).

Menurut Andarmoyo (2012), personal hygiene berasal

dari Bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya

perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan

adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan

kesehatan seseorang untuk kesejahteraan baik fisik dan

pisikisnya.

Ibu hamil yang memiliki personal hygine baik apabila

93
dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi :

kebersihan kulit, gigi, mulut, rambut, hidung, telinga, kaki, kuku

dan genetalia, serta kebersihan dan kerapian pakaiannya.

Ibu juga harus memperhatikan higienitas makanan yang

dikonsumsi. Sebab makanan dapat menjadi perantara

masuknya bakteri dan virus yang dapat menimbulkan penyakit.

Oleh karena itu, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi makanan

seperti telur, ikan dan daging, dalam keadaan matang.

Penerapan dan kebiasaan hidup bersih dapat

dilakukan dengan membiasakan diri untuk selalu mencuci

tangan sebelum makan dengan menggunakan air bersih dan

sabun, menyajikan makanan dalam tempat tertutup, memasak

dengan suhu yang tepat, dan mencuci sayur dan buah dengan

bersih [ CITATION Fik15 \l 1033 ].

3. Akibat Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Ibu yang mengalami Kurang Energi Kronik (KEK) selama

masa kehamilan akan berdampak negatif pada siklus kehidupan

keturunannya. Ibu KEK umumnya memiliki kenaikan berat badan

hamil yang rendah (tidak memadai untuk mendukung

kehamilannya). Akibatnya berat badan bayi yang dilahirkan

rendah atau biasa disebut dengan Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) yang ditandai dengan berat badan lahir kurang dari 2.500

gram[ CITATION Fik15 \l 1033 ].

94
Akibat lain yang ditimbulkan karena ibu menderita KEK

saat kehamilan adalah terus menerus merasa letih, kesemutan,

muka tampak pucat, kesulitan sewaktu melahirkan dan air susu

yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi,

sehingga bayi akan kekurangan air susu ibu pada waktu

menyusui. Akibat pada janin yang dikandung ibu adalah bisa

menyebabkan keguguran, pertumbuhan janin terganggu,

perkembangan otak janin terhambat hingga kemungkinan

nantinya kecerdasan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya

(prematur) dan kematian pada bayi[ CITATION Fik15 \l 1033 ].

4. Cara Penilaian Status Gizi

Secara garis besar, metode penilaian status gizi dibedakan

menjadi dua yaitu metode langsung dan tak langsung. Metode

langsung dibagi menjadi empat, yaitu klinis, biokimia, biofisik dan

antropometri. Sedangkan metode tidak langsung dibagi menjadi

tiga, yaitu survei konsumsi, statistic vital, dan faktor ekologi.

a. Penilaian status gizi secara langsung :

Penilaian status gizi secara langsung dibagi mejadi empat

yaitu klinis, biokimia, biofisik dan antropometri.

Penilaian status gizi secara klinis adalah metode yang

sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode

ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang

dihubungkan dengan ketik cukupan zat gizi. Hal ini dapat

95
dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues)

seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-

organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar

tiroid.

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah

pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratoris yang

dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan

tubuh yang digunakan anatar lain : darah, urine, tinja, dan juga

beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode

penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi

(khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari

jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu

seperti kejadian buta senja epidemic (epidemic of night

blindness). Cara yang digunakan adala tes adaptasi gelap.

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh

dimensi fisik manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka

antropometri adalah berhubungan dengan berbagai macam

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai

tingkat umur dan tingkat gizi. Antropomentri sebagai indikator

status gizi dapat dilakukan dengan beberapa parameter ukuran

tunggal, antara lain : berat badan (BB), tinggi badan (TB),

lingkar kepala (LK), lingkar lengan atas (LILA), lingkar dada

96
(LD), lingkar pinggul (LP), dan tebal lemak di bawah kulit

(LLBK).

Pada penelitian ini parameter yang akan digunakan

adalah pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Pengukuran

LILA juga sebagai salah satu cara pengukuran antropometri

untuk mengetahui keadaan gizi ibu hamil dan WUS

(Kementerian Kesehatan, 2011). Pengukuran LILA cukup

respresentatif, ukuran LILA ibu hamil terkait erat dengan

indeks masa tubuh (IMT) ibu hamil. Semakin tinggi IMT ibu

hamil diikuti pula dengan semakin tinggi ukuran LILA ibu.

Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan yang telah

ditetapkan. Terdapat tujuh langkah pengukuran LILA yang

telah ditetapkan sebagai berikut : (Supariasa, 2002). 1)

Tetapkan posisi bahu dan siku, 2) letakkan pita antara bahu

dan siku, 3) tentukan titik tengah lengan, 4) lingkarkan pita

LILA pada tengah lengan, 5) pita jangan terlalu ketat, 6) pita

jangan terlalu longgar, 7) cara pembacaan skala benar.

Hal -hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran

LILA adalah pengukuran dilakukan dibagian tengah antara

bahu dan siku lengan kiri. Lengan harus dalam posisi bebas,

lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau

kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak

97
kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya tidak

rata.

Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan yaitu

kurang dari 23.5 cm dan diatas atau sama dengan 23.5 cm.

Apabila hasil pengukuran <23.5 cm berarti risiko KEK dan ≥

23.5 cm berarti tidak berisiko KEK (Depkes RI, 1994).

b. Penilaian status gizi secara tidak langsung :

Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi mejadi tiga

yaitu survei konsumsi makanan, statistic vital dan faktor

ekologi.

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan

status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan

jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi

maknan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi

berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu.

Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan

zat gizi.

Pengukuran status gizi dengan statistic vital adalah

dengan menganalisis data beberapa statistic kesehatan seperti

angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan

kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang

berhubungan dengan gizi. Penggunaanya dipertimbangkan

sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status

98
gizi masyarakat.

Ekologi merupakan suatu pengetahuan yang mengkaji

tentang hubungan timbal balik antara organisme hidup dengan

lingkungannya. Bengoa mengumpulkan bahwa malnutrisi

merupakan masalah ekonomi sebagai hasil interaksi beberapa

faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan

yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti

iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.

5. Tanda dan gejala KEK

Tanda-tanda klinis KEK meliputi :Berat badan ibu < 40 kg

atau tampak kurus dan LILA kurang dari 23,5 cm, tinggi badan <

145 cm, ibu menderita anemia dengan Hb < 11 gr%, lelah, letih,

lesu, lemah, lunglai, bibir tampak pucat, nafas pendek, denyut

jantung meningkat, susah buang air besar, nafsu makan berkurang,

kadang–kadang pusing, mudah mengantuk[ CITATION Ast12 \l 1033 ].

6. Dampak KEK

Dari hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa sebagian

besar ibu hamil mengalami KEK karena disebabkan kurangnya

asupan nutrisi yang mengandung gizi seimbang. Pada trimester I

biasanya ibu hamil mengalami nausea (mual) ataupun emesis

(muntah) yang menyebabkan ibu kurang mengkonsumsi makanan

yang mengandung gizi seimbang atau bervariasi, sehingga

absorbsi makanan didalam tubuh tidak berlangsung dengan baik

99
yang dapat mempengaruhi dampak kesehatan ibu dan

janin[ CITATION Ast12 \l 1033 ].

a. Terhadap Ibu

Ibu lemah dan kurang nafsu makan, perdarahan dalam masa

kehamilan, kemungkinan terjadi infeksi tinggi, anemia atau

kurang darah

b. Terhadap Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum

waktunya (premature), perdarahan setelah persalinan, serta

persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

c. Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus,

bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada

bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan

berat badan lahir rendah (BBLR).

7. Penatalaksanan Kekurangan Energi Kronik

Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko KEK

pada wanita usia subur juga dianjurkan, makanan cukup dengan

pedoman gizi seimbang, hidup sehat, tunda kehamilan,

pertahankan kondisi kesehatan, bila hamil periksa kehamilan

kepada petugas kehamilan (ANC), diberi penyuluhan dan

100
melaksanakan anjuran. Beri informasi tentang tablet Fe dan

menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe 60 mg

minimal 90 hari, anjurkan ibu untuk ANC teratur, anjurkan ibu

mengatur konsumsi makanan yang bergizi, anjurkan ibu untuk

istirahat cukup, observasi BB dan pengukuran LiLA, pemberian

makanan PMT, pelaksanaan asuhan kebidanan. [ CITATION Ast12 \l

1033 ].

F. Standar Asuhan Kebidanan

Standar asuhan kebidanan menurut keputusan menteri

kesehatan RINo:938/Menkes/SK/VII/2007 adalah acuan dalam proses

pengambilan keputusan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai

dengan wewenang dan ruang lingkup praktik kebidanan berdasarkan

ilmu dan kiat kebidanan mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa

dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi

dan pencatatan asuhan kebidanan. (Menteri Kesehatan Republik

Indonesia, 2007).

1. Standar I pengkajian

a. Pernyataan standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, releva dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien. Kriteria pengkajian terdiri dari :

1) Data tetap akurat dan lengkap.

101
2) Terdiri dari Data Subjektif (hasil anamnesa, biodata,

keluhan utama, riwayat obtetric, riwayat kesehatan dan latar

belakang sosial budaya).

3) Data Objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologis dan

pemeriksaan penunjang).

2. Standar II perumusan diagnosa dan/atau masalah kebidanan

a. Pernyataan standar

Bidan menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk

menegakkan diagnosa masalah kebidanan yang tepat.

b. Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah Kebidanan

Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.

1) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.

2) Dapat disesuaikan dengan asuhan kebidanan secara

mandiri, kolaborasi dan rujukan.

3. Standar III Perencanaan

a. Pernyataan standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa

dan masalah yang ditegakkan.

b. Kriteria perencanaan

1) Rencana tindakan di susun berdasarkan prioritas masalah

dan kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi, dan

asuhan secara komprehensif.

102
2) Melibatkan klien atau pasien dan keluarga.

3) Mempertimbangkan kondisi psikologis, sosial budaya klien

dan keluarga.

4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan

klien berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa

asuhan yang diberikan bermanfaat bagi klien.

5) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,

sumber daya serta fasilitas yang ada.

4. Standar IV Implementasi

a. Pernyataan standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif dan aman berdasarkan evidence based

kepada klien atau pasien dalam bentuk upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitative. Dilaksanakan secara

mandiri, kolaborasi dan rujukan.

b. Kriteria standar

1) Memperhatikan keunikan klien sebagai mahluk bio-psiko-

spiritual-kultural.

2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari

klien atau keluarga (inform consent).

3) Melaksnakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based

4) Melibatkan klien atau pasien dalam setiap tindakan.

5) Menjaga privasi klien.

103
6) Melaksnakan prinsip pencegahan infeksi.

7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara

berkesinambungan.

8) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada

dan sesuai.

9) Melakukan tindakan sesuai standar.

10)Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

5. Standar V Evaluasi

a. Pernyataan standar

Bidan melakukan evaluasi secara rinci dan berkesinambungan

untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan,

evaluasi dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

Kriteria evaluasi.

1) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melakukan

asuhan sesuai kondisi klien.

2) Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan kepada

kilen atau keluarganya.

3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar.

4) Hasil evaluasi ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi klien

atau pasien.

6. Standar VI Pencatatan Asuhan Kebidanan

a. Pernyataan standar

104
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat

dan jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan

dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.

b. Kriteria Pencatatan Asuhan Kebidanan

Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan

pada formulir yang tersedia (Rekam medis/KMS/Status

pasien/Buku KIA)

1) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

2) S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

3) O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan

4) A adalah hasil analisis, mencatat diagnosa dan masalah

kebidanan

5) P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan

yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan

segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan,

dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.

G. Teori Hukum Kewenangan Bidan

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia

nomor 28 tahun 2017 tentang izin penyelenggaran praktik bidan,

kewenangan yang di miliki bidan meliputi :

1. Pasal 18

Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki

kewenangan untuk memberikan:

105
a. Pelayanan kesehatan ibu

b. Pelayanan kesehatan anak

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana.

2. Pasal 19

a. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal

18 huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil,

masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara

dua kehamilan.

b. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi pelayanan:

1) Konseling pada masa sebelum hamil

2) Antenatal pada kehamilan normal

3) Persalinan normal

4) Ibu nifas normal

5) Ibu menyusui

6) Konseling pada masa antara dua kehamilan.

c. Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan:

1) Episiotomi

2) Pertolongan persalinan normal

3) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

106
4) Penanganankegawatdaruratan, dilanjutkan dengan

perujukan

5) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil

6) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

7) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air

susu ibu esklusif

8) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum

9) Penyuluhan dan konseling

10)Bimbingan pada kelompok ibu hamil dan

11)Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.

3. Pasal 20

a. Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 18 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak

balita, dan anak prasekolah.

b. Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Bidan berwenang melakukan:

1) Pelayanan neonatal esensial

2) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan

perujukan

3) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak

prasekolah dan

4) Konseling dan penyuluhan.

107
c. Pelayanan noenatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf a meliputi inisiasi menyusui dini, pemotongan dan

perawatan tali pusat, pemberian suntikan Vit K, pemberian

imunisasi HB0, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemantauan

tanda bahaya, pemberian tanda identitas diridan merujuk kasus

yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dan tepat waktu

ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang lebih mampu.

d. Penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan dengan perujukan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:

1) Penanganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui

pembersihan jalan nafas, ventilasi tekanan positif, dan/atau

kompresi jantung

2) Penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir dengan

BBLR melalui penggunaan selimut atau fasilitasi dengan

cara menghangatkan tubuh bayi dengan metode kangguru

3) Penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan

alkohol atau povidon iodine serta menjaga luka tali pusat

tetap bersih dan kering.

4) Membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru

lahir dengan infeksi gonore (GO).

5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak

prasekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c

meliputi kegiatan penimbangan berat badan, pengukuran

108
lingkar kepala, pengukuran tinggi badan, stimulasi deteksi

dinidan intervensi dini peyimpangan tumbuh kembang balita

dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP)

e. Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) huruf d meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi

(KIE) kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru

lahir, ASI eksklusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir,

pelayanan kesehatan, imunisasi, gizi seimbang, PHBS dan

tumbuh kembang.

4. Pasal 21

Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan

dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 18

huruf c, Bidan berwenang memberikan:

a. Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan

dan keluarga berencana.

b. Pelayanan kontrasepsi oral, kondom dan suntikan.

5. Pasal 22

Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Bidan

memiliki kewenangan memberikan pelayanan berdasarkan:

a. Penugasan dari pemerintah sesuai kebutuhandan/atau

b. Pelimpahan wewenang melakukan tindakan pelayanan

kesehatan secara mandapat dari dokter.

109
6. Pasal 23

a. Kewenangan memberikan pelayanan berdasarkan penugasan

dari pemerintah sesuai kebutuhan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 22 huruf a, terdiri atas:

1) Kewenangan berdasarkan program pemerintah; dan

2) Kewenangan karena tidak adanya tenaga kesehatan lain di

suatu wilayah tempat Bidan bertugas.

b. Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh

Bidan setelah mendapatkan pelatihan.

c. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah

Daerah bersama organisasi profesi terkait berdasarkan modul

dan kurikulum yang terstandarisasi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

d. Bidan yang telah mengikuti pelatihan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) berhak memperoleh sertifikat pelatihan.

e. Bidan yang diberi kewenangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus mendapatkan penetapan dari kepala dinas

kesehatan kabupaten/kota.

7. Pasal 24

a. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Bidan ditempat

kerjanya, akibat kewenangan sebagaimana dimaksud dalam

110
Pasal 23 harus sesuai dengan kompetensi yang diperolehnya

selama pelatihan.

b. Untuk menjamin kepatuhan terhadap penerapan kompetensi

yang diperoleh Bidan selama pelatihan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Dinas kesehatan kabupaten/kota harus

melakukan evaluasi pascapelatihan di tempat kerja Bidan.

c. Evaluasi pascapelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilaksanakan paling lama 6 (enam) bulan setelah pelatihan.

8. Pasal 25

a. Kewenangan berdasarkan program pemerintah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a, meliputi:

1) Pemberian pelayanan alat kontrasepsi dalam rahim dan alat

kontrasepsi bawah kulit

2) Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus

penyakit tertentu

3) Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai dengan

pedoman yang ditetapkan

4) Pemberian imunisasi rutin dan tambahan sesuai program

pemerintah

5) Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang

kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja dan

penyehatan lingkungan

111
6) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra

sekolah dan anak sekolah.

7) melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan

penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS)

termasuk pemberian kondomdan penyakit lainnya.

8) pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan

Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi.

9) melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas.

b. Kebutuhan dan penyediaan obat, vaksin dan/atau kebutuhan

logistik lainnya dalam pelaksanaan Kewenangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), harus dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

9. Pasal 26

a. Kewenangan karena tidak adanya tenaga kesehatan lain di

suatu wilayah tempat Bidan bertugas sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 23 ayat (1) huruf b tidak berlaku, dalam hal telah

tersedia tenaga kesehatan lain dengan kompetensi dan

kewenangan yang sesuai.

b. Keadaan tidak adanya tenaga kesehatan lain di suatu wilayah

tempat Bidan bertugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota

setempat.

112
10. Pasal 27

a. Pelimpahan wewenang melakukan tindakan pelayanan

kesehatan secara mandat dari dokter sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 22 huruf diberikan secara tertulis oleh dokter pada

Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama tempat Bidan

bekerja.

b. Tindakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) hanya dapat diberikan dalam keadaan di mana

terdapat kebutuhan pelayanan yang melebihi ketersediaan

dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama

tersebut.

c. Pelimpahan tindakan pelayanan kesehatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan:

d. Tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kompetensi yang

telah dimiliki oleh Bidan penerima pelimpahan.

1) Pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap di bawah

pengawasan dokter pemberi pelimpahan.

2) Tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk mengambil

keputusan klinis sebagai dasar pelaksanaan tindakan.

3) Tindakan yang dilimpahkan tidak bersifat terus menerus.

e. Tindakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) menjadi tanggung jawab dokter pemberi mandat,

113
sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dengan pelimpahan

yang diberikan.

11. Pasal 28

Dalam melaksanakan praktik kebidanannya, Bidan berkewajiban

untuk:

a. Menghormati hak pasien.

b. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan

pelayanan yang dibutuhkan.

c. Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat

ditangani dengan tepat waktu.

d. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.

e. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangan-undangan.

f. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelayanan

lainnya yang diberikan secara sistematis.

g. Mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar

prosedur operasional.

h. Melakukan pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan Praktik

Kebidanan termasuk pelaporan kelahiran dan kematian.

i. Pemberian surat rujukan dan surat keterangan kelahiran.

j. Meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui

pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.

114
12. Pasal 29

Dalam melaksanakan praktik kebidanannya, Bidan memiliki hak:

a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan

pelayanannya sesuai dengan standar profesi, standar

pelayanan, dan standar prosedur operasional.

b. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien

dan/atau keluarganya.

c. Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan

kewenangan.

d. Menerima imbalan jasa profesi.

115
H. Kerangka Teori

1. Pengkajian
2. Perumusan diagnosa
dan/atau masalah
kebidanan
3. Perencanaan sesuai teori:
a. Timbang berat badan
dan ukur tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
Ibu c. Ukur tinggi fundus uteri
hamil d. Pemberian tablet 1. Kesehatan
32-34 tambah darah (minimal ibu
90 tablet selama 2. Kesehatan
minggu
kehamilan). janin
e. Pemberian imunisasi TT
f. Pemeriksaan HB
g. Pemeriksaan VDRL
h. Perawatan payudara
senam payudara dan
pijat tekan payudara
i. Pemeliharaan tingkat
kebugaran/ senam ibu
hamil
j. Temu wicara dalam
rangka persiapan
persalinan
k. Pemeriksaan protein
urine atas indikasi
l. Pemeriksaan reduksi
urine atas indikasi
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Laporan
pelaksanaan asuhan
kebidanan

116
1. Pengkajian
2. Perumusan diagnosa dan/atau
masalah kebidanan
1. Kese
Ibu 3. Perencanaan sesuai teori: hatan
bersalin a. Pemantauan kala satu ibu
dan BBL dengan menggunakan 2. Kese
partograf, pantau his setiap hatan
30 menit dan VT setiap 4 jam, bayi
cek kandung kemih, baru
pemenuhan kebutuhan cairan
dan nutrisi. Menghadirkan
keluarga untuk mendampingi,
ajarkan teknik relaksasi
b. Penatalaksanaan kala II,
evaluasi kemajuan
persalinan, ajarkan teknik
mengedan, penetalaksanaan
persalinan.
c. Penatalaksanaan kala III,
memastikan janin tunggal
atau tidak, suntik oksitosin 10
IU/IM, PTT dan masase.
d. Asuhan segera bayi baru
lahir, keringkan, isap lendir,
jepit dan potong tali pusat,
IMD dan jaga bayi agar tetap
hangat
e. Pemantauan kala IV, periksa
tekanan darah, nadi,
pernapasan, suhu, tinggi
fundus, kandung kemih, dan
perdarahan setiap 15 menit
pada satu jam peratama dan
30 menit satu jam kedua.
Pemenuhan kebutuhan cairan
dan nutrisi, serta istirahat
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Laporan pelaksanaan asuhan
kebidanan

117
1. Pengkajian
2. Perumusan diagnosa dan/atau
masalah kebidanan
3. Perencanaan sesuai teori:
a. Periksa tanda-tanda vital, TFU
dan pengeluaran lochia 1. Keseh
atan
b. Konseling kebutuhan dasar ibu
ibu
nifas 2. Keseh
c. Konseling masa nifas atan
Ibu d. Konseling manfaat ASI Bayi
nifas e. Konseling perubahan fisiologis
pada ibu nifas
f. Jelaskan tanda bahaya masa
nifas
g. Konseling KB
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Laporan
pelaksanaan asuhan kebidanan

118
I. Kerangka Konsep

Input Proses Output

1. Pengkajian
Data subjektif: Mengeluh susah
tidur
Data objektif: BB: 45 kg, TB:
153 cm, LILA: 21 cm, TFU: 24
cm.
Ibu hamil
2. Perumusan diagnosa dan/atau
Ny “S” Usia
masalah kebidanan pada klien
kehamilan
Ny.S dengan KEK.
33 minggu
3. Perencanaan sesuai teori,
umur ibu 22
standar pelayanan kehamilan
tahun 1. Kesehat
dan masalah selama hamil pada
dengan an Ny
Ny.S “S”
KEK
a. Timbang berat badan setiap 2. Kesehat
kali kunjungan an janin
b. Ukur LiLA setiap kali
kunjungan
c. Melakukan palpasi Leopold
d. Pemberian konseling gizi
seimbang, peningkatan
variasi dari jumlah makanan
e. Tanda bahaya kehamilan,
pemberian ASI secara
ekslusif
f. Anjurkan ibu untuk rajin
mengonsumsi tablet Fe
g. Pemberian makanan
tambahan
h. Diskusikan rencana
persalinan
i. Anjurkan ibu kunjungan
ulang
j. Konseling dampak KEK
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Laporan
pelaksanaan asuhan
kebidanan

119
1. Pengkajian data subjektif dan data
objektif
2. Perumusan diagnosa dan/atau masalah
kebidanan pada klien Ny ”S”
3. Perencanaan sesuai teori, standar
pelayanan persalinan dan masalah
selama bersalin pada Ny “S” 1.Kesehatan
a. Pemantauan kala I dengan Ny ”S”
Ibu penggunakan partograf, pantau his 2. Kesehatan
bersalin setiap 30 menit dan VT setiap 4 jam, bayi baru
Ny “S”dan lahir Ny
cek kandung kemih, pemenuhan ”S”
BBL Ny
kebutuhan cairan dan nutrisi.
“S”
Menghadirkan keluarga untuk
mendampingi,
b. Penatalaksanaan kala II, evaluasi
kemajuan persalinan, ajarkan teknik
mengedan, penetalaksanaan
persalinan.
c. Penatalaksanaan kala III,
memastikan janin tunggal atau tidak,
suntik oksitosin 10 IU/IM, PTT dan
masase.
d. Asuhan segera bayi baru lahir,
keringkan, isap lendir, jepit dan
potong tali pusat, IMD dan jaga bayi
agar tetap hangat.
e. Pemantauan kala IV, periksa
tekanan darah, nadi, pernapasan,
suhu, tinggi fundus, kandung kemih,
dan perdarahan setiap 15 menit
pada satu jam peratama dan 30
menit satu jam kedua. Pemenuhan
kebutuhan cairan dan nutrisi, serta
istirahat
f. Pemeriksaan fisik BBL
g. Pemberian vitamin K dan tetes mata
pada bayi 1 jam pertama kelahiran
h. Pemberian imunisasi HB0 dalam
waktu 24 jam
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Laporan
pelaksanaan asuhan kebidanan

120
1. Pengkajian data subjektif dan
data objektif
2. Perumusan diagnosa dan/atau
masalah kebidanan pada klien
Ibu nifas
Ny “S”
Ny “S” 1. Kesehat
3. Perencanaan sesuai teori,
an Ny.S
standar pelayanan massa 2. Kesehat
an Bayi
nifas dan masalah selama
Ny.S
masa nifas pada Ny “S”
a. Kunjungan nifas (K I 0-48
jam), (K II hari 3-7), (K III
hari 8-28), (K IV hari 29-
42)
b. Observasi tanda-tanda
vital ibu
c. Observasi kontraksi
uterus, TFU dan
perdarahan
d. Konseling kebutuhan
dasar pada ibu nifas dan
menyusui
e. Bimbing ibu cara menyusui
f. Jelaskan tanda bahaya
masa nifas
g. Konseling KB
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Laporan
Pelaksanaan asuhan
kebidanan

121
BAB III
METODE LAPORAN KASUS

A. Desain Laporan Tugas Akhir

Metode yang digunakan dalam asuhan komprehensif pada ibu

hamil, bersalin, bayi baru lahir, neonatus dan nifas ini adalah metode

penelitian deskriptif dan jenis penelitian deskriptif yang digunakan

adalah studi penelaahan kasus (Case Study), yakni dengan cara

meneliti suatu permasalahan yang berhubungan dengan kasus itu

sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus

yang muncul sehubungan dengan kasus maupun tindakan dan reaksi

kasus terhadap suatu perlakuan.

B. Tempat Dan Waktu

Tempat dilakukan asuhan kebidanan komprehensif adalah di

Pustu Bonda yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Topore yang

di Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat,

waktu pelaksanaan asuhan komprehensif yaitu Bulan Januari s.d

Maret Tahun 2020.

C. Sasaran

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seorang ibu

hamil yang usia kehamilannya 33 minggu, kemudian diikuti sampai

dengan 2 minggu masa nifas. Teknik pengambilan sampel atau subjek

penelitian yang akan digunakan adalah Purposive Sampling yaitu

pengambilan sampel secara Purposive didasarkan pada suatu

122
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri

atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Pertimbangan dalam pengambilan kasus Laporan Tugas Akhir, karena

klien dalam hal ini Ny “S” hamil dengan masalah KEK, seperti yang

diketahui salah satu tugas bidan yaitu memberikan asuhan kehamilan,

dan penatalaksanaan kasus KEK , bidan dalam pelaksanaan

praktiknya memiliki kewenangan untuk memberikan penyuluhan

tentang gizi seimbang sebagai penatalaksanaan risiko KEK.

D. Tehnik Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer dikumpulkan dengan cara:

a. Pengamatan/observasi dengan menggunakan lembar observasi

ibu hamil, lembar observasi persalinan kala I, kala II, kala III dan

kala IV, lembar observasi bayi baru lahir, lembar observasi ibu

nifas 6 jam setelah persalinan, lembar observasi ibu nifas dan

neonatus. Pemeriksaan/pengukuran dengan metode

pengumpulan data melalui suatu pengamatan dengan

menggunakan panca indera maupun alat.

b. Wawancara : Wawancara dilakukan untuk mendapatkan

informasi yang lengkap dan akurat melalui jawaban tentang

masalah-masalah yang terjadi pada ibu. Wawancara dilakukan

dengan menggunakan pedoman wawancara ibu hamil.

123
2. Data sekunder : Dokumentasi, buku KIA, buku Register kunjungan

ANC, dan laporan PWS KIA Puskesmas.

E. Triangulasi Data

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti

melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya

peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data.

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif,

wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang

sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk

mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik

yang sama.

124
Gambar 1.

Triangulasi “Teknik” pengumpulan data (bermacam-macam) cara pada

sumber yang sama

Observasi
Partisipatif

Wawancara
mendalam Sumber data yang
pertanyaan sama
terbuka dan
tertutup

Dokumentasi

Gambar 2.

Triangulasi “sumber” pengumpulan data (satu teknik pengumpulan

data pada bermacam-macam sumber data Bidan, Ibu hamil Ny “S” dan

keluarga Ny “S”)

Bidan

Wawancara Ny “S”
mendalam

Suami Ny “S”
danKeluarga Ny “S”

125
F. Alat dan Bahan

Secara umum bahan penelitian adalah zat, obat, alat dan suplai

yang dibutuhkan dalam penelitian. Contoh alat dan bahan yang

digunakan dalam Laporan Tugas Akhir antara lain:

a. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan

pemeriksaan fisik: tensimeter, stetoskop, dopler/lenek, timbangan

badan, termometer, pita LILA, meteran, handscoon, timbangan

berat badan bayi, masker, celemek, partus set, bengkok, dan jam

b. Alat dan bahan yang digunakan untuk wawancara: Format asuhan

kebidanan kebidanan pada ibu hamil,bersalin dan nifas.

c. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan studi

dokumentasi: Dokumentasi, buku KIA, buku Register kunjungan

ANC, Laporan PWS KIA Puskesmas

126
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

Lokasi penelitian berada di wilayah kerja Puskesmas Topore, di

bawah pimpinan Asraruddin, SKM sebagai kepala Puskesmas.

Puskesmas Topore berada di desa Topore Kecamatan Papalang,

dengan wilayah kerja meliputi yaitu desa Topore, Papalang, Batu

Empa, Toabo, Salokayu, Suka Damai, Boda-boda dan Sisango.

Puskesmas Topore diresmikan tahun 1999 dengan keadaan geografis

wilayah kerjanya sebagian besar berbukit dan bergunung, dengan

jarak kurang lebih 65 km dari ibu kota Kabupaten Mamuju. Luas

wilayah kerja Puskesmas Topore sekitar 197,6 km 2.. Adapun batas

wilayah kerja Puskesmas Topore adalah:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sampaga,

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kalumpang,

3. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Kalukku

4. dan sebelah barat berbatasan dengan selat Makassar.

Sumber daya manusia berjumlah 26 orang, diantaranya dokter

umum 1 orang, dokter gigi 1 orang, bidan 17 orang, perawat 5 orang,

dan pegawai struktural 2 orang.

Puskesmas Topore memiliki 11 unit Poskesdes, 11 team Puskel,

32 unit Posyandu, 2 unit kendaraan roda 4 dan 13 unit kendaraan roda

2. Dengan Jenis Pelayanan dalam gedung yang diberikan di

Puskesmas Topore yaitu KIA, poli umum, gigi, gizi, apotik, rawat inap

127
dan UGD yang melayani 24 jam. Pelayanan luar gedung, imunisasi,

posbindu, posyandu, usila, surveilans, kesling, UKS, Promkes, DDTK.

Jadwal pelayanan dalam gedung yaitu hari senin-kamis dan sabtu

melayani pukul 08.00-12.00 dan pada hari jumat melayani pukul 08.00-

11.00. Jenis layanan luar gedung dilaksanakan pada hari jumat pukul

08.00-11.00.

Berdasarkan data jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Topore pada Tahun 2017 berjumlah 23.939 jiwa. Menurut jenis

kelamin, jumlah laki-laki sebesar 11.094 jiwa, sedangkan penduduk

perempuan sebesar 12.845 jiwa.

Berdasarkan data tahun 2017 jumlah kunjungan rawat jalan di

Puskesmas Topore adalah 24.420 dan rawat inap 426 dengan 10

penyakit terbanyak seperti ispa, hipertensi, gastritis, penyakit lain pada

saluran pernapasan bagian atas, penyakit pada sistem otot dan

jaringan pengikat, diare, penyakit kulit alergi, KLL, penyakit kulit infeksi

dan chepalgia.

128
B. Studi Kasus

1. Standar I Pengkajian

No Register :

Tanggal Kunjungan : 1 Februari 2020, pukul 17.15 WITa

Tanggal pengkajian : 1 Februari 2020, pukul 17.20 WITa

Nama pengkaji : Ni Wayan Asri Bawanti

a. Identitas Istri / suami

Nama : Ny “S” / Tn “A”

Umur : 22 tahun / 24 tahun

Nikah / lamanya : 1 kali / ± 5 tahun

Suku : Mamuju / Mamuju

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SD /SMP

Pekerjaan : IRT / petani

Alamat : Desa Bonda, Kecamatan Papalang

b. Tinjauan buku KIA

1) Riwayat kehamilan sekarang

Kehamilan ketiga keguguran 2 kali, HPHT tanggal 17

Juni 2019, HTP tanggal 26 Maret 2020, LILA 21 cm,

tinggi badan 153 cm, pergerakan janin mulai ditrasakan

sejak bulan Oktober 2019 sampai sekarang di sebelah

kiri perut ibu, ibu belum pernah menjadi akseptor KB

sebelumnya tidak pernah menderita penyakit hipertensi

129
jantung, tubekulosis, diabetes melitus, tidak ada riwayat

penyakit menular seksual, tidak merokok, tidak

mengkonsumsi alkohol, tidak ada riwayat alergi obat dan

makanan.

2) Riwayat kunjungan kehamilan

a) Tanggal 5 September 2019 keluhan mual dan

muntah, tekanan darah 100/70 mmHg, berat badan

40 kg, umur kehamilan 7 minggu 1 hari, TFU belum

ada teraba, tidak oedema pada tungkai, dianjurkan

kembali pada tanggal 6 September 2019.

b) Tanggal 14 September 2019 keluhan mual muntah

dan, tekanan darah 100/70 mmHg, berat badan 40

kg, umur kehamilan 12 minggu 5 hari, TFU 2 jari atas

sympisis, ballotement, Hb: 13,8 gr/dl pemberian tablet

B6, B12, Vit C. Nasihat yang diberikan makan sedikit

tapi sering, tempat pemeriksaan PKM Lembang,

dianjurkan kembali jika ada keluhan.

c) Tanggal 28 September 2019, keluhan mual muntah

dan pusing tekanan darah 90/60 mmHg, berat badan

41 kg, umur kehamilan 14 minggu 5 hari, TFU

pertengahan pusat sympisis, ball, pemberian tablet

B12, B6, B Com, nasihat yang diberikan makan

130
sedikit tapi sering, tempat pemeriksaan PKM

Lembang, dianjurkan kembali bilaada keluhan.

d) Tanggal 29 oktober 2019, keluhan pusing, mual,

muntah, TD 90/60 mmHg, berat badan 39 kg, umur

kehamilan 19 minggu 1 hari, TFU 3 Jrbpst, ball,

pemberian SF, LC, VC, nasihat yang diberikan makan

sayur, istirahat yang cukup, tempat pemeriksaan PKM

Lembang, dianjurkan kembali jika ada keluhan.

e) Tanggal 23 November 2019, keluhan pusing, mual,

muntah, TD 90/60 mmHg, berat badan 43 kg, umur

kehamilan 22 minggu, TFU setinggi pusat, ball,

pemberian SF, LC, VC, nasihat yang diberikan makan

sayur, istirahat yang cukup, tempat pemeriksaan PKM

Lembang, dianjurkan kembali jika ada keluhan.

f) Tanggal 15 Desember 2020, keluhan pusing, TD

90/60 mmHg, berat badan 44 kg, umur kehamilan 25

minggu 1 hari, TFU setinggi pusat, ball, pemberian

SF, LC, VC, nasihat yang diberikan makan sayur,

istirahat yang cukup, tempat pemeriksaan PKM

Lembang, dianjurkan kembali jika ada keluhan.

g) Tanggal 04 Januari 2020, keluhan susah tidur, TD

80/p mmHg, berat badan 45 kg, umur kehamilan 28

minggu 5 hari, TFU 24 cm, kepala, PuKa, DJJ 143

131
kali/menit, Hb 14 gr/dl pemberian SF, LC, VC, nasihat

yang diberikan makan sayur, istirahat yang cukup,

tempat pemeriksaan PKM Lembang, dianjurkan

kembali jika ada keluhan.

h) Tanggal 24 Januari 2020, tidak ada keluhan, TD

90/60mmHg, berat badan 47 kg, umur kehamilan 31

minggu 4 hari, TFU 25 cm, kepala, PuKa, DJJ 138

kali/menit, pemberian SF, LC, VC, nasihat yang

diberikan minum susu, istirahat yang cukup, tempat

pemeriksaan Posyandu Bonda, dianjurkan kembali

tanggal 24-02-2020 atau jika ada keluhan.

c. Riwayat Reproduksi

1) Menstruasi

Menarche 13 tahun, siklus haid 28-30 hari, durasi 4-5

hari dan tidak pernah merasakan nyeri perut hebat setiap

menstruasi.

2) Ginekologi

Ibu tidak pernah menderita penyakit seperti keputihan

yang berlebihan

3) Riwayat keluarga berencana (KB)

Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB sebelumnya.

d. Riwayat psikososial spiritual dan ekonomi

132
Ibu dan keluarga senang dengan kehamilannya, hubungan

Ibu dan keluarga baik, pengambil keputusan adalah suami,

ibu dan keluarga selalu berdo’a kepada Allah SWT untuk

diberi kesehatan dan kelancaran selama kehamilan sampai

persalinannya, bisaya persalinan ditanggung oleh BPJS,

suami sebagai pencari nafkah keluarga.

e. Pola kebiasaan sehari hari

1) Asupan gizi

Makan 3 kali sehari, porsi 1 satu piring yang terdiri dari

nasi, sayur, ikan dan buah-buahan, dan air putih 8-9

gelas belimbing sehari.

2) Personal Hygiene

Mandi 2 kali sehari, keramas setiap hari, menggosok gigi

3 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari.

3) Eliminasi

BAB 1 kali sehari dan BAK 5-6 kali sehari.

4) Istirahat

Tidur siang ± 2 jam tidur malam 8-9 jam.

5) Aktifitas

Sehari hari mengurus rumah tangga dan melakukan

pekerjaan rumah dibantu oleh mertua.

133
f. Pengetahuan

Kurangnya pengetahuan Ibu tentang gizi seimbang,

pengetahuan ibu mengenai tanda bahaya kehamilan dan

hal-hal yang tidak boleh di lakukan saat hamil sangat baik.

g. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum baik

2) Kesadaran composmentis

3) Tanda – tanda vital, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi

81 kali/menit, pernapasan 21 kali/menit, suhu 36,6 oc, BB

47 kg, tinggi badan 153 cm, LiLA 21 cm.

4) Kepala dan wajah, rambut tampak kusam dan tidak

rontok, tidak ada benjolan dan nyeri tekan, wajah tampak

segar, konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ada

caries pada gigi. Telinga simetris kiri dan kanan tidak ada

secret.

5) Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

pembesaran vena jugularis.

6) Payudara simetris kiri dan kanan, puting terbentuk,

hiperpigmentasi pada areola mammae, tidak ada nyeri

tekan dan tidak ada benjolan.

7) Abdomen tidak ada luka bekas operasi, nampak linea

nigra, tonus otot tegang, tidak nyeri tekan, leopold I

pertengahan pusat dan procesus xipodeus teraba

134
bokong, leopold II teraba bagian keras memanjang

seperti papan di sebelah kanan perut ibu, leopold III

teraba bagian bulat keras dan melenting, leopold IV jari

tanggan pemeriksa dapat bertemu, denyut jantung janin

terdengar jelas dengan frekuensi 134 kali/menit, TFU 32

cm, LP 85 cm, tafsiran berat janin 2720gram.

8) Ekstremitas

Simetris kiri dan kanan tidak oedema tidak ada varices.

2. Standar II Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

G3P0A2, getasi 32 minggu 5 hari, punggung kanan, presentase

kepala, BAP, tunggal, hidup, keadaan janin baik dan ibu dengan

KEK.

3. Standar III Rencana Tindakan

a. Beritahu Ibu hasil pemeriksaan

b. Jelaskan tentang faktor KEK bagi kehamilan pada ibu

c. Jelaskan dan anjurkan ibu mengkomsumsi gizi seimbang

d. Anjurkan Ibu rutin meminum tablet Fe yang telah diberikan

e. Jelaskan pada Ibu hal – hal yang tidak boleh dilakukan selama

hamil

f. Ajarkan pada ibu cara menghitung pergerakan janin

g. Mendiskusikan tentang persiapan persalinan

h. Diskusikan pada Ibu untuk kunjungan berikutnya

135
4. Standar VI Implementasi

Tanggal 01 Februari 2020, pukul 17. 30 WITa

a. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan, janin dalam keadaan

baik dan ibu dengan KEK. tekanan darah 100/70 mmHg.

b. Menjelaskan kepada ibu tentang dampak KEK bagi kehamilan.

c. Menganjurkan Ibu rutin meminum tablet Fe yang telah diberikan

oleh bidan.

d. Menjelaskan pada ibu hal – hal yang tidak dilakukan selama

hamil, seperti merokok/terpapar asap rokok, minum minuman

yang bersoda/beralkohol, jamu, tidur terlentang lebih 10 menit,

mengkonsumsi obat – obatan tanpa resep dokter.

e. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi beraneka ragam pangan

lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energy protein dan

vitamin serta mineral sebagai pemeliharaan dan pertumbuhan

dan perkembangan janin serta cadangan selama masa

menyusui.

f. Memberitahu menu makan yang baik untuk pemenuhan gizi ibu

yaitu:

1) Sarapan, 1 piring nasi atau penggantinya. Satu butur telur

ceplok. Satu mangkuk sayuran ( daun singkong, katuk atau

daun kelor). 1 gelas susu. 1 Potong buah pepaya

2) Selingan, 1 potong kue tradisional/biscuit kelapa. 1 gelas jus

buah

136
3) Makan siang, 1-2 piring nasi atau penggantinya. 2 potong

sedang tempe atau tahu. 1 potong ikan goreng. 1 mangkuk

sayuran. 1 buah jeruk.

4) Selingan, 1 potong kue tradisional/biscuit kelapa. 1 gelas jus

buah

5) Makan malam, 1-2 piring nasi atau penggantinya. 2 potog

sedang tempe atau tahu. Satu potong semur daging/ikan.

Satu mangkuk sayuran. 1 buah apel/buah yang tersedia

g. Mengajarkan ibu cara menghitung pergerakan janin yaitu

meletakkan gelang karet 10 buah di tangan sebelah kanan dan

setiap kali janin bergerak karet di pindahkan 1 buah ke tangan

kiri, begitupun selanjutnya jika gelang karet yang di tangan

kanan habis dalam 10 jam berarti keadaan janin baik-baik saja,

namun jika pergerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam,

lakukan konsultasi ke tenaga kesehatan.

h. Mendiskusikan tentang persiapan persalinan: tempat

melahirkan, kendaraan, biaya dan donor.

i. Mendiskusikan dengan ibu untuk kunjungan ulang tanggal 06

Februari 2019 atau jika ada keluhan.

137
5. Standar V Evaluasi

Ibu mengetahui hasil pemeriksaannya. Janinnya baik-baik saja dan

ibu dengan KEK, ibu telah mengetahui dampak KEK bagi

kehamilan, ibu telah mengetahui tentang makanan seimbang, ibu

mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan untuk rutin

mengonsumsi tablet Fe yang telah diberikan dan bersedia untuk ke

Puskesmas apabila terjadi tanda bahaya kehamilan, ibu mengerti

dan mau melakukan anjuran bidan, ibu telah mengerti cara

menghitung pergerakan janin, ibu berencana melahirkan di pustu

Bonda atau puskesmas Topore, ibu menyiapkan motor bila sudah

ada tanda-tanda persalinan, biaya ditanggung BPJS, dan belum

menyiapkan siapa yang akan mendonor. Ibu bersedia untuk

dikunjungi lagi pada tanggal 08 Februari 2020.

138
6. Standar VI Pendokumentasian Asuhan kebidanan
Asuhan kehamilan
Tabel 3. Pendokumentasian Asuhan Kehamilan I

Nama : Ny Tanggal : 01 Februari 2020 Nama


“S” Tempat : Di rumah Ny “S” dan Paraf
Umur : 22
tahun
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
17.15 WITa Subjektif (S)
Kehamilan ketiga keguguran 2 kali,
HPHT tanggal 17 Juni 2019, tinggi
badan 153 cm, pergerakan janin
mulai ditrasakan sejak bulan Oktober
2019 sampai sekarang di sebelah kiri
perut ibu, ibu belum pernah menjadi
akseptor KB sebelumnya tidak
pernah menderita penyakit hipertensi
jantung, tubekulosis, diabetes Ni Wayan
melitus, tidak riwayat penyakit Asri
menular seksual, tidak merokok, tidak Bawanti
mengkonsumsi alkohol, tidak ada
riwayat alergi obat dan makanan.
Objektif (O)
HTP tanggal 26 Maret 2020, keadaan
umum baik, tekanan darah 100/70
mmHg, nadi 81 x/menit, pernapasan
21 x/menit, suhu 36,6 0C. Lila 21 cm,
TB 153 cm dan BB 47 kg. Mata
konjungtiva merah muda, sclera
putih. Wajah tidak ada oedema.
Payudara puting menonjol,
hiperpigementasi pada areola
mammae, tidak ada nyeri tekan dan
tidak ada benjolan. Abdomen teraba
bokong, leopold I pertengahan pusat
dan procesus xipodeus teraba
bokong, leopold II teraba bagian
keras memanjang seperti papan di
sebelah kanan perut ibu, leopold III
teraba bagian bulat keras dan
melenting, leopold IV jari tanggan
pemeriksa dapat bertemu, denyut

139
Lanjutan Tabel 3.

jantung janin terdengar jelas dengan


frekuensi 134 kali/menit TFU 32 cm,
DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur
disebelah kanan perut Ibu. Frekuensi
134 kali/menit, LP 85 cm, TBJ 2720
gram, tidak ada oedema pada
ekstermitas atas dan bawah.
Analisa (A)
G3P0A2, getasi 32 minggu 5 hari,
punggung kanan, presentase kepala,
BAP, tunggal, hidup, keadaan janin
baik dan ibu dengan KEK.
Penatalaksanaan (P) Ni Wayan
17.30 WITa 1. Memberitahu kepada Ibu hasil Asri
pemeriksaan, ibu dengan Bawanti
masalah KEK, tekanan darah
100/70 mmHg.
ibu sudah mengetahui
keadaannya saat ini
17.45 WITa 2. Menjelaskan kepada ibu tentang
dampak KEK bagi kehamilan.
Ibu telah mengetahui dampak
KEK bagi kehamilan.
17.47 WITa 3. Menganjurkan Ibu rutin meminum
tablet Fe yang telah diberikan
oleh bidan.
ibu mengerti dan bersedia
melakukan anjuran bidan untuk
rutin mengonsumsi tablet Fe yang
telah diberikan.
17.53 WITa 4. Menjelaskan pada Ibu hal – hal
yang tidak boleh dilakukan
selama hamil, seperti,
merokok/terpapar asap rokok,
minum yang bersoda / beralkohol,
jamu, tidur terlentang lebih 10
menit, mengkonsumsi obat –

140
Lanjutan Tabel 3.

obatan tanpa resep dokter.


Ibu bersedia ke pelayanan
kesehatan.
17. 55 WITa 5. Menganjurkan ibu untuk
mengonsumsi beraneka ragam
pangan lebih banyak untuk
memenuhi kebutuhan energy
protein dan vitamin serta mineral
sebagai pemeliharaan dan
pertumbuhan dan perkembangan
janin serta cadangan selama
masa menyusui. Ni Wayan
Ibu mengerti dengan saran yang Asri
diberikan. Bawanti
17.57 WITa 6. Memberitahu menu makan yang
baik untuk pemenuhan gizi ibu
yaitu:
a. Sarapan, 1 piring nasi atau
penggantinya. Satu butur telur
ceplok. Satu mangkuk
sayuran ( daun singkong,
katuk atau daun kelor). 1
gelas susu. 1 Potong buah
papaya
b. Selingan, 1 potong kue
tradisional/biscuit kelapa. 1
gelas jus buah
c. Makan siang, 1-2 piring nasi
atau penggantinya. 2 potong
sedang tempe atau tahu. 1
potong ikan goreng. 1
mangkuk sayuran. 1 buah
jeruk.
d. Selingan, 1 potong kue
tradisional/biscuit kelapa. 1
gelas jus buah
e. Makan malam, 1-2 piring nasi
atau penggantinya. 2 potog
sedang tempe atau tahu. Satu
potong semur daging/ikan.
Satu mangkuk

141
Lanjutan Tabel 3.

sayuran. 1 buah apel/buah


yang tersedia,
Ibu mengerti dengan saran
yang diberikan, dan akan
mencoba menerapkan menu
makan yang di anjurkan. Ni Wayan
18.00 WITa 7. Mengajarkan ibu cara menghitung Ari
pergerakan janin yaitu yaitu Bawanti
meletakkan gelang karet 10 buah
di tangan sebelah kanan dan
setiap kali janin bergerak karet di
pindahkan 1 buah ke tangan kiri,
begitupun selanjutnya jika gelang
karet yang di tangan kanan habis
dalam 10 jam berarti keadaan
janin baik-baik saja, namun jika
pergerakan kurang dari 10 kali
dalam 10 jam, lakukan konsultasi
ke tenaga kesehatan.
Ibu telah mengerti cara
menghitung pergerakan janin.
18.05 WITa 8. Mendiskusikan tentang persiapan
persalinan. Ibu berencana
bersalin di Pustu Papalang atau
Puskesmas Topore, biaya
ditanggung BPJS, ibu
menyiapkan motor bila sudah ada
tanda–tanda persalinan, ibu
belum menetukan siapa
pendonor.
Ibu telah mempersiapkan
persalinannya. Dan bersedia ke
fasilitas kesehatan bila ada tanda
– tanda melahirkan.
18.10 WITa 9. Mendiskusikan tentang persiapan
Mendiskusikan dengan Ibu untuk
kunjungan ulang tanggal 22
Februari 2020 atau jika ada
keluhan, ibu bersedia untuk

142
Lanjutan Tabel 3.

dikunjungi lagi pada tanggal 22 Ni Wayan


Februari 2020. Ari
Bawanti

Tabel 4. Pendokumentasian Asuhan Kehamilan II

Nama : Ny Tanggal : 22 Februari 2020 Nama


“S” Tempat : Di rumah Ny “S” dan paraf
Umur : 22 thn
Pukul Pendokumentasian ( SOAP )
16. 15 WITa Subjektif (S)
Ibu merasakan nyeri punggung,
mengeluh pusing dan mudah lelah,
ibu makan teratur, dan istirahat yang
cukup.
Objektif (O)
Keadaan umum baik, tekanan darah
100/80 mmHg, pernapasan 22
x/menit, suhu 36,5 oc, LILA 22 cm BB
49 kg. Mata, sklera putih, konjungtiva Ni Wayan
merah muda, pemeriksaan Asri
abdomen, leopold I tinggi fundus Bawanti
teraba 3 jari dibawah px, bagian janin
teraba bokong, leopold II teraba
bagian keras memanjang seperti
papan di sebelah kanan perut ibu,
leopold III teraba bagian bulat keras
dan melenting, leopold IV jari
tanggan pemeriksa dapat bertemu,
TFU 33 cm, DJJ 136 x/menit, LP 87
cm, TBJ 2871 gram., tidak oedema
pada esktremitas atas dan bawah.
Analisa (A)
Gestasi 35 minggu 5 hari. Puka
presentasi kepala, BAP, hidup,
tunggal, keadaan Ibu dan janin baik.

143
Lanjutan Tabel 4.

Penatalaksanaan (P)
16. 20 WITa 1. Menyampaikan hasil
pemeriksaan, ibu dalam keadaan
baik, tekanan darah 100/70
mmHg.
Ibu merasa bersyukur Ni Wayan
mengetahui keadaannya saat ini. Ari
Menjelaskan pada ibu penyebab Bawanti
keluhan yang dialaminya yaitu
karena postur tubuh yang
berubah serta meningkatnya
beban berat yang dibawa dalam
rahim; Ibu mengerti dengan apa
yang disampaikan dan tidak
merasa khawatir
16. 35 WITa 3. Menganjurkan ibu untuk
mengonsumsi beraneka ragam
pangan lebih banyak untuk
memenuhi kebutuhan energy
protein dan vitamin serta mineral
sebagai pemeliharaan dan
pertumbuhan dan perkembangan
janin serta cadangan selama
masa menyusui.
Ibu sudah mengerti dan bersedia
mengikuti anjuran bidan.
16. 40 WITa 4. Menganjurkan ibu untuk rajin
minum tablet tambah darah dan
mengonsumsi buah dan sayur
setiap hari.
Ibu mengatakan setiap hari
hanya mengonsumsi buah
pisang, kadang-kadang makan
buah jeruk, ibu selalu
mengonsumsi sayur bayam dan
sayur daun kelor. Ibu minum
tablet tambah darah di malam
hari sebelum tidur.
16. 43 WITa 5. Menganjurkan ibu untuk minum
susu dan mengonsumsi biscuit

144
Lanjutan Tabel 4.

ibu hamil.
Ibu selalu minum susu di pagi
hari dan rajin mengonsumsi
makanan tambahan yang di
berikan oleh bidan.
16. 47 WITa 6. Mengingatkan kembali agar ibu Ni Wayan
mencoba beragam menu makan Ari
untuk ibu hamil yang telah di Bawanti
contohkan.
Ibu telah mencoba mengikuti
menu makan yang telah di
berikan pada kunjungan
sebelumnya, ibu kadang
mengganti sumber protein
dengan tempe maupun tahu, ibu
rutin mengonsumsi buah papaya,
pisang dan jus alpukat.
16. 50 WITa 7. Memberi sanjungan atas
pencapaian yang telah ibu
peroleh.
Ibu Nampak tersenyum dan
merasa lega atas peningkatan
kesehatannya
16.53 WITa 8. Menganjurkan ibu ke Puskesmas
Topore apabila ada keluhan.
Ibu mengerti dengan apa yang
disampaikan.

145
Tabel 5. Pendokumentasian Asuhan Kehamilan III

Nama : Ny Tanggal 29 Februari 2020 Nama


“S” Tempat Dirumah Ny “S” dan paraf
Umur : 22
Thn
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
17.00 WITa Subjektif (S)
Ibu merasa berat badannya
bertambah, nafsu makannya makin
bertambah, ibu makan 3-4 kali sehari,
ibu suka makan camilan biscuit dan
sering membuat jus alpukat.
Objektif (O)
Keadaan umum baik, tanda – tanda
vital, tekanan darah 100/60 mmHg,
pernapasan 20 kali/menit, nadi 60
kali/menit, suhu 36,7 oc, LILA 22,5 cm
BB 51 kg, Mata, sklera putih,
konjungtiva merah muda. Ni Wayan
Pemeriksaan abdominal, leopold I Asri
tinggi fundus teraba 2 jari bawah Bawanti
processus xipodeus bagian janin
teraba bokong, leopold II teraba
bagian keras memanjang seperti
papan di sebelah kanan perut ibu,
leopold III teraba bagian bulat keras
dan melenting, leopold IV jari
tanggan pemeriksa dapat bertemu,
TFU 34 cm, DJJ 137 x/menit, LP 88
cm, tafsiran berat janin 2992 gram,
tidak ada oedema pada ekstermitas
atas dan bawah.
Analisa (A)
Getasi 36 minggu 5 hari, PUKA,
presentase kepala, BAP, hidup,
tunggal, keadaan Ibu dan janin baik.
Penatalaksanaan
17 .25 WITa 1. Menyampaikan hasil
pemeriksaan pada ibu. Keadaan
ibu baik, tekanan darah 100/60

146
mmHg.
Lanjutan Tabel 5.

Ibu merasa tenang mengetahui


keadaannya saat ini.
17.35 WITa 2. Menganjurkan Ibu untuk istirahat
yang cukup, tidur malam paling Ni Wayan
sedikit 6-7 jam dan usahakan Asri
siangnya tidur/berbaring 1-2 jam. Bawanti
Posisi tidur sebaiknya miring kiri.
Ibu mengerti dan mau melakukan
anjuran bidan.
3. Memberitahu ibu agar tetap
17.40 WITa menjaga pola makannya dan
rajin mengonsumsi tablet tambah
darah di malam hari.
Ibu mengerti dan merasa senang
atas perubahannya dan selalu
minum tablet tambah darah di
malam hari sebelum tidur.
4. Mengingatkan ibu untuk banyak
17.45 WITa mengonsumsi sayur daun kelor,
minum susu di pagi hari dan
mengonsumsi camilan di waktu
senggang.
Ibu biasa mengonsumsi sayur
kelor, minum susu di pagi hari
mengonsumsi camilan 3-4 kali
sehari dan jika ingin, camilan
yang di konsumsi seperti biskuit
5. Menganjurkan ibu untuk tidak
17.50 WITa banyak minum saat malam hari,
tetapi memperbanyak minum
pada siang hari;
Ibu mengerti dengan apa yang di
sampaikan
6. Menganjurkan ibu ke Puskesmas
17.52 WITa Topore apabila ada keluhan.
Ibu mengerti dengan apa yang
disampaikan.

147
Tabel 6. Pendokumentasian Asuhan Kehamilan IV

Nama : Ny Tanggal 07 Maret 2020 Nama


“S” Tempat Dirumah Ny “S” dan paraf
Umur : 22
Tahun
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
07.00 WITa Subjektif (S)
Ibu mengeluh nyeri perut bagian
bawah dan sering kencing, ibu
mengatakan selalu ingin makan
camilan, ibu makan camilan seperti
biscuit kelapa dan kadang jajanan
tradisional buatan sendiri seperti
terang bulan, ibu makan teratur dan
istirahat yang cukup.
Objektif (O)
Keadaan umum baik, tanda – tanda
vital, tekanan darah 100/70 mmHg, Ni Wayan
pernapasan 20 kali/menit, nadi 80 Asri
kali/menit, suhu 36,7 oc, LILA 23,3 cm Bawanti
BB 52 kg, Mata, sklera putih,
konjungtiva merah muda.
Pemeriksaan abdominal, leopold I
tinggi fundus teraba 2 jari bawah
processus xipodeus bagian janin
teraba bokong, leopold II teraba
bagian keras memanjang seperti
papan di sebelah kanan perut ibu,
leopold III teraba bagian bulat keras
dan melenting, leopold IV jari
tanggan pemeriksa dapat bertemu,
TFU 34 cm, DJJ 140 x/menit, LP 90
cm, tafsiran berat janin 3060 gram,
tidak ada oedema pada ekstermitas
atas dan bawah.
Analisa (A)
Getasi 37 minggu 5 hari, PUKA,
presentase kepala, BAP, hidup,
tunggal, keadaan Ibu dan janin baik

148
Lanjutan Tabel 6.

Penatalaksanaan
07.15 WITa 1. Menyampaikan hasil
pemeriksaan kepada ibu bahwa
keadaannya dan janinnya dalam
kondisi yang baik,
Ibu tampak bersyukur atas
kondisi kesehatannya dan
janinnya.
07.20 WITa 2. Menjelaskan kepada ibu
penyebab keluhan yang
dialaminya yaitu sakit perut
dirasakan merupakan sakit perut
tanda-tanda persalinan/sakit
pendahuluan. Nyeri bagian
bawah dan sering kencing
disebabkan oleh penekanan
kepala janin pada kandung
kemih sehingga menyebabkan
kandung kemih cepat penuh.
Ibu mengerti yang telah
disampaikan. Ni Wayan
07.25 WITa 3. Menjelaskan kepada ibu tentang Asri
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu Bawanti
kontak langsung antara ibu dan
bayi segera setelah bayi lahir
yang diletakkan antara kedua
payudara ibu untuk memberikan
kesempatan kepada bayi
mencari puting ibu dan menyusu
sendiri.
Ibu mengerti yang telah
disampaikan.
07.30 WITa 4. Menjelaskan kepada ibu manfaat
IMD yaitu bayi terhindar dari
kedinginan dikarenakan
terhangatkan oleh ibu, hubungan
emosional ibu dan bayi akan
lebih dekat. Kuman-kuman yang
ada pada dada ibu akan menjadi
vaksin alamiah bagi bayi dan
kontraksi ibu baik akibat

149
Lanjutan Tabel 6.

hisapan, tendangan kaki


maupun gerakan bayi akan
merangsang keluarnya hormon
oksitosin yang berguna untuk
kontraksi sehingga perdarahan
dapat terminimalisir.
Ibu mengerti yang
disampaikan. Ni Wayan
07.35 WITa 5. Meminta pendapat ibu mengenai Asri
IMD, Bawanti
Ibu mengatakan bahwa IMD
sangat bagus dan bermanfaat.
07.40 WITa 6. Meminta kesediaan ibu untuk
dilakukan IMD pada saat setelah
persalinan nantinya,
Ibu masih merasa khawatir dan
ragu untuk dilakukan IMD.
Meyakinkan ibu kembali tentang
IMD yaitu selain bermanfaat bagi
ibu dan bayi, bayi tidak akan
terjadi hal yang tidak diinginkan
atau jatuh dari dada ibu karena
ibu sendiri akan menahan dan
memegang bayi.
Ibu mengerti yang telah
disampaikan dan ibu bersedia
untuk dilakukan IMD segera
setelah bayi lahir.
07.45 WITa 7. Menganjurkan ibu untuk tetap
mempertahankan pola
makannya, menjaga pola
istirahat dan banyak minum air
putih di siang hari minimal 10
gelas.
Ibu mengerti dengan apa yang
disampaikan.
07.50 WITa 8. Menganjurkan ibu untuk
mempersiapkan berkas yang
dibutuhkan dalam administrasi

150
Lanjutan Tabel 6.

Puskesmas nantinya yaitu


berupa kartu keluarga, KTP
suami istri dan surat keterangan
tidak mampu dari kantor desa,
ibu bersedia untuk menyiapkan
berkas yang dibutuhkan saat
administrasi di Puskesmas.
Ibu mengerti dan menerima Ni Wayan
saran yang diberikan. Asri
7.55 WITa 9. Memberi sanjungan kepada ibu Bawanti
atas perubahan yang telah
dicapai.
Ibu tersenyum dan
mengucapkan terimakasih.
08.00 WITa 10. Menganjurkan ibu ke
Puskesmas Topore apabila ada
keluhan.
Ibu mengerti dengan apa yang
disampaikan.

151
Tabel 7. Pendokumentasian Asuhan Kehamilan V

Nama : Ny Tanggal 14 Maret 2020 Nama


“S” Tempat Dirumah Ny “S” dan paraf
Umur : 22
Tahun
Pukul Pendokumentasian (SOAP)
07.00 WITa Subjektif (S)
Tidak ada keluhan yang berarti,
keluhan hanya seperti biasanya
merasakan sakit perut semakin
sering. Istirahat cukup dan makan
teratur. Berkas yang dibutuhkan
dalam administrasi Puskesmas telah
siap yaitu kartu keluarga, KTP suami
istri dan surat keterangan tidak
mampu.
Objektif (O)
Keadaan umum baik, tanda – tanda Ni Wayan
vital, tekanan darah 100/80 mmHg, Asri
pernapasan 20 kali/menit, nadi 74 Bawanti
kali/menit, suhu 36,7 oc, LILA 23,7 cm
BB 53 kg, Mata, sklera putih,
konjungtiva merah muda.
Pemeriksaan abdominal, leopold I
tinggi fundus teraba 3 jari bawah
processus xipodeus bagian janin
teraba bokong, leopold II teraba
bagian keras memanjang seperti
papan di sebelah kanan perut ibu,
leopold III teraba bagian bulat keras
dan melenting, leopold IV jari
tanggan pemeriksa tidak dapat
bertemu, TFU 34 cm, DJJ 140
x/menit, LP 90 cm, tafsiran berat janin
3060 gram, tidak ada oedema pada
ekstermitas atas dan bawah.
Analisa (A)
Getasi 38 minggu 5 hari, PUKA,
presentase kepala, BDP, hidup,
tunggal, keadaan Ibu dan janin baik

152
Lanjutan Tabel 7.

Penatalaksanaan
07.15 WITa 1. Menyampaikan hasil
pemeriksaan kepada ibu bahwa
keadaannya dan janinnya dalam
kondisi yang baik,
Ibu tampak bersyukur atas
kondisi kesehatannya dan
janinnya.
07.20 WITa 2. Mengingatkan ibu kembali
bahwa sakit perut yang
dirasakan merupakan tanda-
tanda persalinan.
Ibu sudah sangat mengetahui
penyebab nyeri yang dirasakan.
07.25 WITa 3. Mendiskusikan persiapan
persalinan agar aman dan
selamat (amanat persalinan), ibu
akan melahirkan di Pustu Bonda
ditolong oleh bidan dan
didampingi keluarga, dana
persalinan di tanggung BPJS, Ni Wayan
kendaraan yang digunakan ke Asri
Pustu apabila akan melahirkan Bawanti
adalah motor yang merupakan
kendaraan pribadi, metode KB
yang digunakan setelah
melahirkan adalah suntik 3 bulan
dan untuk sumbangan darah
apabila dibutuhkan belum
diketahui.
07.30 WITa 4. Menganjurkan ibu untuk
menyiapkan keluarga yang
diperkirakan sama dengan
golongan darahnya untuk
diperiksa golongan darahnya.
Ibu bersedia menganjurkan
keluarganya untuk diperiksa
golongan darahnya.

153
Lanjutan Tabel 7.

07.15 WITa 5. Menganjurkan ibu sering jalan-


jalan agar kepala janin semakin
menurun.
Ibu bersedia melakukan yang Ni Wayan
telah disampaikan. Asri
07.20 WITa 6. Menganjurkan ibu untuk tetap Bawanti
menjaga kondisi kesehatannya.
Ibu bersedia melakukan yang
telah disampaikan.
07.25 WITa 7. Menganjurkan ibu segera
ke Puskesmas apabila perut
semakin sakit atau tembus
kebelakang, ada keluar darah
atau lendir dari jalan lahir dan
mengingatkan ibu kembali untuk
tidak melahirkan dirumah
dikarenakan tidak adanya
peralatan atau obat apabila
terjadi sesuatu yang tidak
inginkan.
Ibu bersedia melakukan yang
telah disampaikan.

154
C. Pembahasan

Asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny”S” di

Puskesmas Topore Kecamatan Papalang Provinsi Sulawesi Barat

dilakukan selama kurang lebih 1 bulan yaitu pada tanggal 01 Februari

s.d 14 Maret 2020.

Tanggal 01 Februari 2020 pengkajian pertama kali dilakukan

pada Ny.“S” sebagai pasien kunjungan kehamilan di Puskesmas

Topore Kec. Papalang Kab. Mamuju Prov. Sulawesi Barat yang

menjadi sasaran dalam studi kasus Laporan Tugas Akhir

Hasil pengumpulan data pada Ny ”S” didapatkan bahwa

kehamilannya yang ketiga dan pernah keguguran 2 kali, umur

kehamilan 32 minggu 5 hari. Ny “S” berdasarkan catatan buku KIA ibu

telah melakukan kunjungan sebanyak 8 kali, dalam hal ini kunjungan

ibu sudah sesuai dengan standar kunjungan selama kehamilan

minimal 4 kali kunjungan dengan kunjungan I dengan usia kehamilan

<12 minggu[ CITATION Pra10 \l 1033 ]

Pemeriksaan kunjungan kehamilan pertama tanggal 22 Februari

2020, berdasarkan data subjektif ibu mengatakan merasakan nyeri

punggung, mengeluh pusing dan mudah lelah, berdasarkan data

objektif hasil pemeriksaan fisik didapatkan LiLA Ny “S” 22 cm dan

berat badan 49 kg sehingga analisa yang dapat disimpulkan adalah

155
ibu dengan KEK. Dalam hal ini sejalan dengan pendapat Supriasa

(2010) bahwa Tanda-tanda klinis KEK meliputi :ibu tampak kurus dan

LILA kurang dari 23,5 cm, lelah, dan kadang–kadang pusing. Adapun

penatalaksanaan yang diberikan kepada Ny “S” yaitu menganjurkan

ibu untuk mengonsumsi beraneka ragam makanan dengan porsi lebih

banyak sesuai dengan usia kehamilan ibu dan kondisi KEK yang

dialami oleh ibu, menganjurkan ibu untuk rajin minum tablet tambah

darah dan mengonsumsi buah dan sayur setiap hari, menganjurkan

ibu untuk minum susu dan mengonsumsi PMT yang di berikan oleh

Puskesmas berupa biscuit ibu hamil . sesuai dengan pendapat Astuti

(2012) bahwa penatalaksanaan KEK yaitu beri informasi tentang

tablet Fe dan menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe

60 mg minimal 90 hari, ANC teratur, konsumsi makanan yang bergizi,

istirahat cukup, observasi BB dan pengukuran LiLA dan pemberian

makanan PMT.

Kunjungan kehamilan ke II Tanggal 29 Februari 2020 Ibu merasa

berat badannya bertambah, nafsu makannya makin bertambah, ibu

makan 3-4 kali sehari, ibu suka makan camilan, biscuit dan sering

membuat jus alpukat. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan LILA 22,5

cm BB 51 kg. Adapun penatalaksanaan yang diberikan yaitu

menganjurkan Ibu untuk istirahat yang cukup, memberitahu ibu agar

tetap menjaga pola makannya dan rajin mengonsumsi tablet tambah

darah mengingatkan ibu untuk banyak mengonsumsi sayur daun

156
kelor, minum susu di pagi hari dan mengonsumsi camilan di waktu

senggang dan menganjurkan ibu untuk tidak banyak minum saat

malam hari, tetapi memperbanyak minum pada siang hari.

Tanggal 07 Maret 2020, kunjungan kehamilan ketiga Ibu dengan

keluhan sering buang air kecil, ini merupakan hal yang fisiologis sebab

adanya penekanan pada kandung kemih oleh kepala janin sehingga

ibu merasakan selalu ingin buang air kecil hal ini sejalan dengan

teori[ CITATION Pra10 \l 1033 ]. Bahwa peningkatan frekuensi berkemih

disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin

sehingga kandung kemih tertekan, kapasitas kandung kemih

berkurang dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat. Hasil

pemeriksaan fisik LILA 23,3 cm BB 52 kg. Adapun penatalaksanaan

yeng diberikan yaitu menjelaskan penyebab sering buang air kecil

yang dialami ibu serta menganjurkan ibu agar tetap memperbanyak

minum di siang hari minimal 8 gelas sehari serta mengurangi minum

di malam hari hal ini sejalan dengan pendapat [ CITATION Han10 \l 1033 ]

maka penatalaksanaan yang diberikan yaitu KIE tentang penyebab

sering kencing, kosongkan kandung kemih ketika ada dorongan,

perbanyak minum pada siang hari dan kurangi minum di malam hari

jika menganggu tidur, berbaring miring kiri saat tidur untuk

meningkatkan diuresis dan tidak perlu menggunakan obat

farmakologis.

157
Tanggal 14 Maret 2020, kunjungan kehamilan keempat Ibu Tidak

ada keluhan yang berarti, keluhan hanya seperti biasanya merasakan

sakit perut semakin sering. Istirahat cukup dan makan teratur. Hasil

pemeriksaan LILA 23,7 cm BB 53 kg. Penatalaksanaan

Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu dan

jani dalam kondisi yang baik, mengingatkan ibu kembali bahwa sakit

perut yang dirasakan merupakan tanda-tanda persalinan,

mendiskusikan tentang P4K persiapan persalinan agar aman dan

selamat (amanat persalinan), menganjurkan ibu untuk menyiapkan

keluarga yang diperkirakan sama dengan golongan darahnya untuk

diperiksa golongan darahnya, menganjurkan ibu untuk

mempersiapkan alat transportasi, menganjurkan ibu sering jalan-jalan

agar kepala janin semakin menurun, menganjurkan ibu untuk tetap

menjaga kondisi kesehatannya, menganjurkan ibu segera ke

Puskesmas apabila mendapati tanda-tanda persalinan.

158
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. “S” di Puskesmas

Topore Kecamatan Papalang Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi

Barat tanggal 01 Februari s.d 14 Maret 2020, maka penulis dapat

menyimpulkan

1. Berdasarkan pengumpulan semua data subjektif dan objektif Ny

“S” selama pengkajian masa kehamilan, ditemukan bahwa Ny S

mengalami KEK selama kehamilan, telah dilakukan asuhan

kehamilan sesuai dengan standar asuhan kebidanan sehingga

tidak terjadi risiko komplikasi selama kehamilan.

2. Hasil pengumpulan data subjektif dan data objektif, diagnosa

yang didapatkan selama kehamilan Ny “S” tidak didapatkan

diagnosa yang bersifat patologis yang bisa membahayakan

kesehatan ibu dan janinnya.

3. Setelah menentukan diagnosa maka dilakukan perencanaan

asuhan kebidanan pada Ny “S” sesuai dengan standar asuhan

kebidanan untuk mencegah terjadinya komplikasi.

159
4. Penatalaksanaan asuhan kebidanan dilakukan pada Ny “S”

selama kehamilan sesuai dengan perencanaan.

5. Evaluasi dari asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ny

“S” didapatkan bahwa keadaan selama kehamilan berlangsung

normal.

6. Pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan SOAP

pada Ny “S” selama kehamilan di wilayah kerja Puskesmas

Topore tanggal 01 Februari – 14 Maret 2020.

B. Saran

1. Bagi tenaga kesehatan baik bidan atau tenaga kesehatan

lainnya diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan

pelayanan yang komprehensif pada ibu hamil dengan resiko

KEK sesuai dengan kewenangan serta dapat memberikan

tindakan promotif dan tindakan preventif mengenai masalah

kurang energi kronik (KEK) dengan memberikan program khusus

yang dapat meningkatkan status gizi pada ibu hamil KEK.

2. Bagi pasien diharapkan lebih patuh dengan konseling-konseling

yang telah diberikan dengan rutin melakukan kunjungan

kehamilan agar dapat terdeteksi kemungkinan yang terjadi.

160
161

Anda mungkin juga menyukai