Anda di halaman 1dari 6

TABEL HASIL ANALISIS JURNAL

1. Intervensi 1 (Electronic Medication Administration Records)

”Effect Of An Electronic Medication Administration Record Application On Patient Safety”


No Author, Tahun, Sampel Teknik Analisa Data Hasil
Tempat
1. Noelia Vicente O, a. Penelitian ini dilakukan di a. Design penelitian ini adalah quasi-eksperimen a. Hasil dari studi ini menyebutkan
Teresa Gramage C. unit rawat inap dan bedah, dengan pre dan post implementasi. bahwa terdapat 5456 MARs yang
2017. Hospital di sebuah rumah sakit b. Penelitian ini dilakukan di rumah sakit diamati (2835 pada pra
Universitario Ramon pendidikan di Spanyol. pendidikan, ruang rawat inap serta bedah yang implementasi dan 2621 pada post
Cajal, Spain. b. Dalam penelitian ini tidak menerapkan aplikasi eMAR, bekerja implementasi). Dimana pada studi
disebutkan berapa jumlah meggunakan CPOE dan memiliki lemari ini terdapat dau fase kategori
sampelnya. Namun, yang pengeluaran otomatis. Perangkat lunak CPOE MAR diantaranya adalah dilihat
terlibat dalam penelitian ini Precriwin® (Baxtrin®) dilengkapi dengan sistem dari klasifikasi Anatomi Kimia
adalah petugas kesehatan di keputusan dasar klinis (CDSS), seperti alergi Terapi (ACT) dan kelas
rumah sakit tersebut, terdiri obat dan peringatan penggunaan obat, pengobatan. Klasifikasi ACT ini
dari: dokter, perawat dan informasi kandungan obat, dan diintergrasikan terdiri dari: saluran pencernaan
apoteker. dengan aplikasi tambahan di bidang farmasi. dan metabolisme, darah, sistem
c. Catatan perawat dalam pre implementasi : kardiovaskular, sistem
Semua berbasis kertas, dalam kasus MAR, perkemihan, sistem
setelah pengeluaran resep obat yang di buat muskuloskeletal, sistem
secara elektronik, dokter lalu mencetak catatan persyarafan dan lain sebagainya.
medis dan pendokumentasian administrasi obat Sedangkan pada kelas pengobatan
yang dilakukan oleh perawat. terdiri dari: kelas 1 (obat resiko
d. Catatan perawat dalam post implementasi : rendah), kelas 2 (obat resiko
Catatan perawat dibuat menggunakan sistem sedang) dan kelas 3 (obat resiko
elektronik (eMAR) serta catatan kertas, dalam tinggi).
kasus MAR setelah resep dibuat perawat b. Hasil dalam penelitian
langsung melakukan pendokumentasian mengatakan, secara keseluruhan,
pemberian obat selanjutnya untuk memberikan tingkat ME – MAR menurun dari
tanda bahwa waktu pemberian obat untuk 48.0% menjadi 36.9% di fase pre
pasien sudah jatuh tempo. implementasi dan post
e. Sebelumnya dalam tahap pengumpulan data, implementasi ( p < . 05 )
para peneliti meminta staf kesehatan yang c. Penggunaan aplikasi eMAR
terlibat untuk menemukan penyebab kesalahan secara signifikan mengurangi
tersebut. Data lain termasuk unit rumah sakit, tingkat kesalahan pencatatan
karakteristik pasien (jenis kelamin dan usia), administrasi obat dan potensi
tanggal, shift, obat-obatan, zat aktif, kelompok risikonya. Penyebab utama ME -
Anatomi Kimia Terapi (ATC), dosis, rute, MAR adalah kegagalan untuk
waktu pemberian, dan deskripsi terperinci mengikuti prosedur kerja, dengan
tentang bagaimana kesalahan tersebut terjadi demikian strategi baru harus
dan dampaknya pada pasien. dikembangkan untuk
f. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan mengintegrasikan penggunaan
Chi-Square test dan Fisher’s Exact test. aplikasi eMAR ke dalam jadwal
harian perawat untuk
meningkatkan prosedur kerja.

2. Intervensi 2 (Electronic Prescribing)


“Peresepan Elektronik (E-Prescribing) Dalam Menurunkan Kesalahan Penulisan Resep”
No Author, Tahun, Sample Teknik Analisa Data Hasil
Tempat
2. Fidya Cahya Sabila, Studi ini Tidak ditemukan. Hasil dari penelitian ini yakni :
Rasmi Zakiah merupakan studi a. Tendensi kesalahan peresepan pada resep elektronik dan non-
Oktarlina, Nurul yang elektronik menunjukkan bahwa resep dokter junior mempunyai
Utami, 2018, menjelaskan tendensi kesalahan yang lebih besar dibanding resep yang di buat
Universitas Lampung. bagaimana oleh dokter senior.
penerapan b. Adapun manfaat dari implementasi e-prescribing yaitu:
peresepan 1) Keselamatan pasien dapat ditingkatkan melalui penggunaan
elektronik (E- e-prescribing dengan meningkatkan keterbacaan resep,
Prescribing) mengurangi waktu yang diperlukan untuk meresepkan obat
dilakukan. Oleh dan mengurangi kesalahan pemberian obat dan mengurangi
karena itu tidak efek samping obat.
terdapat populasi 2) Peningkatan pemeliharaan obat dan penghematan biaya
dan sampel pasien.
dalam studi 3) Proses penyaluran data secara otomatis masuk, sehingga
tersebut. tidak perlu mencatat.
4) Sistem otomatis dengan sedikit orang yang terlibat.
5) Kode obat diperiksa dari kode resep.
6) Labeling dengan barcode
c. Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan e-prescribing yaitu
diantaranya:
1) Pendaftaran/ sign on
Pada tahapan ini, dokter, apoteker dan staff kesehatan
lainnya memiliki wewenang dalam menggunakan user. Tipe
autentikasi data yang digunakan hanyalah username dan
password.
2) Indentifikasi pasien
Pada tahapan ini, dokter memasukan data lengkap pasien ke
dalam sistem peresepan elektronik seperti (first name, last
name, date of birth, zip code).
3) Melihat riwayat pasien
Terdapat tiga hal yang dilakukan pada tahap ini:
a) Memperbaharui riwayat pengobatan pasien.
b) Mengoreksi kembali riwayat kesehatan pasien dengan
melihat kembali riwayat penyakit sebelumnya.
c) Mencocokkan dengan beberapa sumber riwayat pasien.
4) Melihat obat
Dokter akan membuat resep dengan memilih obat dan
menentukan dosis obat yang sesuai berdasarkan diagnosis
penyakit dan riwayat penyakit yang telah diketahui dari hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan
laboratorium.
5) Memasukkan obat
Pada tahap ini, dokter dapat memberikan alternatif obat
dengan dosis yang disesuaikan apabila obat yang dipilih
tidak tersedia di apotek.
6) Memeriksa dan mengidentifikasi resep
Setelah semua obat yang dipilih dibuatkan resep, pada tahap
ini dokter akan mengirimkan resep tersebut ke pihak apotek.
7) Memilih farmasi
Dokter mengirimkan resep yang sudah diinputkan ke apotek
agar obat yang sudah tertera dalam resep dapat segera
diproses.
8) Melihat status resep dari farmasi
Pada tahap ini apotek akan melihat resep yang dikirim
dokter dengan membuka user, lalu memproses obatnya dan
selanjutnya diberikan kepada pasien.

3. Intervensi 3 (Penelitian High Alert Medications)


”Pengaruh Pelatihan High Alert Medications Terhadap Kepatuhan Perawat dalam Penerapan Prinsip Benar Pemberian Obat Di
RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta”

No Author, Tahun, Sampel Teknik Analisa Data Hasil


Tempat
3. Irni Sofiani1 , Sri Sundari, 2016, a. Populasi dalam a. Data dikumpulkan melalui Hasil dari penelitian ini adalah:
Universitas Muhamadiyah penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi a. Hasil yang diperoleh dalam penelitian
Yogyakarta petugas kesehatan dokumen. ini bahwa pelatihan membuat
rumah sakit b. Jenis penelitian adalah deskriptif perubahan terhadap pengetahuan dan
sebanyak 90 orang. menggunakan jenis penelitian sikap terhadap sasaran keselamatan
b. Sampel penelitian campuran (mixed methodology) pasien tentang peningkatan keamanan
ini sebanyak 16 dengan kuasi eksperimen. obat-obatan yang perlu diwaspadai.
orang dengan b. Sebelum diberikan pelatihan, petugas
rincian: belum memahami standar SKP III yang
Dokter: 5 orang harus dilaksanakan dan komitmen yang
Apoteker: 2 orang rendah pada beberapa petugas,
Asisten Farmasi: 3 sehingga pelatihan perlu diadakan rutin
orang dan pimpinan harus menunjukkan
Bidan: 2 orang komitmen tinggi dan berupaya
Perawat: 4 orang. membangun budaya patient safety,
c. Teknik pengambilan selalu membangun semangat dan
sample adalah motivasi petugas.
dengan purposive c. Setelah dilakukan pelatihan, pada
sampling. tahapan membuat dokumen kebijakan/
prosedur, tingkat pemahaman masing-
masing individu dalam melaksanakan
prosedur tiap petugas berbeda sehingga
dapat menyebabkan kesulitan
interpretasi untuk menjabarkannya ke
dalam panduan, maka rumah sakit
perlu melakukan studi banding,
bimbingan ahli, tukar informasi dan
pengalaman dalam pelaksanaan High
Alert Medication.

Anda mungkin juga menyukai