Anda di halaman 1dari 7

D-3.1/3.

STANDAR PENILAIAN

A.PENDAHULUAN

Pendidikan sebagaimana yang dinyatakan di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 angka 1 adalah: usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.

Paradigma pendidikan tersebut selanjutnya dirumuskan ke dalam fungsi dan tujuan pendidikan
nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3
menetapkan bahwa: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa;
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi parameter utama untuk merumuskan
standar nasional pendidikan sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 35 sebagai berikut:

(1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang
harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
(3) Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya
secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian
mutu pendidikan.
(4) Ketentuan mengenai standar nasional pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Fungsi standar nasional pendidikan adalah untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan
sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
Standar Penilaian merupakan salah satu dari 8 (delapan) standar nasional pendidikan sebagaimana
yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1)Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

Penilaian dalam pendidikan merupakan proses mengumpulkan dan menafsirkan informasi yang
dapat digunakan untuk memberitahu: (i) peserta didik dan para orang tuanya mengenai kemajuan
dan hasil belajar peserta didik yang mencakup sikap, keterampilan, pengetahuan, dan perilaku; dan
(ii) berbagai pihak yang berkaitan dengan pembuatan keputusan pendidikan mengenai peserta didik
(pembelajaran, diagnostik, penempatan, promosi, kelulusan, perencana kurikulum, pengembangan
program, dan kebijakan).Mengingat pentingnya penilaian dalam pendidikan, penilaian perlu memiliki
standar untuk menjamin berlangsungnya proses belajar dan perolehan hasil belajar pada satuan
pendidikan tertentu.

Dengan adanya standar penilaian diharapkan dapat:

 membantu dan menjamin bahwa penilaian peserta didik diselenggarakan sesuai dengan
kaedah penilaian yang berlaku, etika, dan berkenaan dengan hak-hak peserta didik dan pihak-
pihak lain yang terpengaruh dengan penilaian peserta didik.
 meningkatkan pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, informatif, tepat
waktu, dan berguna.
 membantu dan menjamin bahwa penilaian peserta didik diselenggarakan secara praktis,
terbuka; ekonomis; dan sesuai secara kultur, sosial, dan politik.

 membantu dan menjamin bahwa penilaian peserta didik akan memberikan informasi yang
objektif, akurat, dan dapat dipercaya hasilnya mengenai hasil belajar dan kinerja peserta didik.

Standar penilaian digunakan sebagai acuan dalam pengembangan dan pelaksanaan penilaian
terhadap peserta didik pada satuan pendidikan tertentu.

A. TUJUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan bertujuan
membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang:

a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur;
b. berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
c. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
d. toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.
B. PRINSIP DAN PENDEKATANPENILAIAN

a. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan
pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
b. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai.
c. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender.
d. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik.
g. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku.
h. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan.

i. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.

j. edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan peserta
didik

b. Pendekatan Penilaian

Penilaian menggunakan pendekatan sebagai berikut:

a. Acuan Patokan.

Semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada
indikator hasil belajar. Sekolah menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhannya.
b. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

1) seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar
yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai< 75 dari hasil tes formatif; dan

2) seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar
yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai > 75 dari hasil tes formatif.

Implikasi dari kriteria ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut:

1) diberikan remedial individual sesuai dengan kebutuhan kepada peserta didik yang
memperoleh nilai kurang dari 75;

2) diberikan kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya ke kompetensi dasar berikutnya


kepada peserta didik yang memperoleh nilai 75 atau lebih dari 75; dan

3) diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan apabila lebih dari 75% peserta didik
memperoleh nilai kurang dari 75.

C. CARA PENILAIAN

Penilaian sesuai dengan kebutuhannyadapat menggunakan berbagai cara, baik tes maupun non-tes,
untuk memantau kemajuan belajar, proses belajar, dan hasil belajar peserta didik.

Cara apa pun yang digunakan dalam penilaian, hal yang terpenting adalah bahwa hasilpenilaian
harus memberikan informasi yang akurat tentang pencapaian kompetensi peserta didik. Selain itu,
cara yang digunakan harus edukatif, adil bagi semua peserta didik, dan terbuka bagi semua pihak.

D. PELAKSANAAN PENILAIAN

Penilaian harus dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh
gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik. Penilaian mencakup (a) penilaian secara
internal dan (b) penilaian secara eksternal sebagaimana yang dijelaskan berikut ini.

a. Penilaian Internal

Secara internal, penilaian dilakukan oleh pendidik dalam bentuk penilaian kelas, baik formatif
maupun sumatif, untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar di kelas.
Penilaian formatif merupakan penilaian yang dilaksanakan secara berkala dengan kurun waktu
tertentu di setiap semester tertentu setelah berlangsungnya pembelajaran setiap satu atau lebih
kompetensi dasar. Hasil penilaian formatif digunakan untuk perbaikan, pengayaan, atau remedial
sesuai dengan kebutuhannya.

Penilaian sumatif merupakan penilaian yang dilaksanakan secara berkala pada setiap akhir
semester dan akhir tahun pelajaran setelah berlangsungnya pembelajaran seluruh kompetensi
dasar.Hasil penilaian sumatifyang diperoleh pada setiap tahun pelajaran dalam bentuk Ulangan
Umum digunakan untuk penentuan kenaikan kelas. Pada akhir masa belajar peserta didik pada
satuan pendidikan tertentu, penilaian sumatif dilaksanakan dalam bentuk Ujian Sekolah.

Penilaian formatif dan sumatif sebagai perwujudan dari penilaian kelas memainkan peranan
penting dalam menggali potensi dan prestasi peserta didik. Penilaian kelas menjadi wahana untuk
mengumpulkan bukti apa yang telah diketahui, dimengerti, dan dilakukan oleh peserta didik.
Selain itu, hasil penilaian kelas bisa membantu untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kesulitan
belajarpeserta didik.

Penilaian kelas dilakukan dengan melalui tahapan sebagai berikut:

a. Mengembangkan dan Memilih Metode Penilaian.

Metode penilaian yang dikembangkan dan dipilih hendaknya cocok atau sesuai dengan tujuan
dan konteks penilaian.

b. Mengumpulkan Informasi Penilaian

Peserta didik hendaknya dilengkapi dengan kesempatan yang cukup untuk menunjukkan
sikap, keterampilan, pengetahuan, atau perilkau yang sedang dinilai.

c. Menimbang dan Menskor Kinerja Peserta Didik

Prosedur untuk menimbang atau menskor kinerja peserta didik hendaknya sesuai dengan
metode penilaian yang digunakan dan konsisten digunakan dan termonitor.

d. Menafsirkan Hasil Penilaian

Prosedur untuk menafsirkan hasil penilaian hendaknya menghasilkan informasi yang akurat
dan informatif yang mencerminkan mengenai kinerja peserta didik dalam kaitannya dengan
tujuan pembelajaran.

e. Melaporkan Temuan Penilaian

Laporan hasil penilaian hendaknya dibuat secara jelas, akurat, dan praktis kepada pihak yang
diinginkan menerima laporan hasil penilaian.
Guru menyiapkan kriteria khusus untuk menilai hasil belajar peserta didik dengan berdasarkan
pada standar hasil belajar dan tingkat kinerja yang diharapkan. Kriteria ini sangat penting untuk
melaksanakan penilaian dan pelaporan kemajuan belajar peserta didik. Guru dapat menggunakan
wawasan, pengetahuan tentang belajar, dan pengalaman mereka berinteraksi dengan peserta
didik untuk membuat pertimbangan mengenai kinerja peserta didik dalam hubungannya dengan
hasil belajar untuk setiap mata pelajaran dan tingkat kelas.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan oleh guru dalam penilaian kelas adalah
sebagai berikut:

• penilaian kelas berbasis kompetensi;


• pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil
saja], menuju ke penilaian autentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil];
• memperkuat penilaian acuan patokan (PAP) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada
posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal);
• penilaian tidak hanya mengacu pada level kompetensi dasar, tetapi juga pada level
kompetensi inti dan kompetensi lulusan;
• mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.

b. Penilaian Eksternal

Secara eksternal, penilaian diselenggarakan oleh pihak luar satuan pendidikan yang hasilnya
dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:

a. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;


b. dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; dan
c. penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan; dan
d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk
meningkatkan mutu pendidikan.

E. PELAPORAN HASIL PENILAIAN

Hasil penilaian, baik internal maupun eksternal, wajib dilaporkan kepada:

 peserta didik,

 orang tua peserta didik, dan

 pihak-pihak yang berkepentingan.


Laporan memuat deskripsi kemajuan belajar dan hasil belajar secara utuh dan menyeluruh. Hasil
penilaian dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik dan memberikan
umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai