Anda di halaman 1dari 11

PENGAUDITAN 2

“PENGAUDITAN SIKLUS PENGELUARAN”

NAMA KELOMPOK : 5

1. A.A. ISTRI WINDA MAHESWARI (01)


2. I GUSTI SURYA ADITYA (07)
3. NI KADEK MIRAH MASDIARI (25)
4. NI LUH PUTU SUKARNIASIH (30)

AKUNTANSI G / 2017
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
4.1 Sifat Siklus Pengeluaran
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan
akuisisi dan pembayaran barang dan jasa. Aktivitas utama dari siklus pengeluaran adalah 1)
Membeli barang dan jasa – transaksi pembelian. 2) melakukan pembayaran-transaksi
pengeluaran kas.

4.2.Tujuan Audit Siklus Pengeluaran


Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus
pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan audit
spesifik dari program audit siklus pengeluaran. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran
mencakup tujuan-tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua
situasi yang dihadapi klien. Untuk mencapai tujuan audit spesifik tersebut, auditor menggunakan
bagian dari metode perencanaan dan pengujian audit.

Katagori Asersi Kelompok Transaksi atau Tujuan Audit Spesifik


Saldo
Eksistensi atau Kejadian Transaksi Mencatat pembelian barang,
jasa, dan aktiva produktif
Saldo
yang diterima selama periode
berjalan (EO1).

Mencatat transaksi
pengeluaran kas yang
dilakukan selama periode
berjalan kepada pemasok dan
kreditor (E02).

Mencatat hutang usaha yang


mencerminkan jumlah hutang
perusahaan per tanggal neraca
(E03).
Kelengkapan Transaksi Semua pembelian (Cl) dan
pengeluaran kas (C2) yang
Saldo
dilakukan selama periode
beijalan telah dicatat.

Hutang usaha meliputi semua


jumlah yang temtang kepada
pemasok barang dan jasa per
tanggal neraca (C3).
Hak dan Kewajiban Transaksi Perusahaan bertanggung
jawab atas hutang yang
Saldo
berasal dan pencatatan
transaksi pembelian (Ri).

Hutang usaha merupakan


kewajiban perusahaan per
tanggal neraca (R2).
Penilaian atau Alokasi Transaksi Semua transaksi pembelian
(VAI) dan pengeluaran kas
Saldo
(VA2) telah dinilai dengan
menggunakan GAAP dan
dijurnal, diikhtisarkan, serta
diposting dengan benar.

Hutang usaha dinyatakan


dalam jumlah yang benar
(VA3). Saldo beban yang
berkaitan telah sesuai dengan
GAAP (VA4).
Penyajian dan Pengungkapan Transaksi Rincian pembelian (PD1) dan
pengeluaran kas (PD2)
Saldo
mendukung penyajiannya
dalam laporan keuangan
termasuk kiasifikasi dan
pengungkapannya yang
berkaitan.

Hutang usaha (PD3) dan


beban terkait (PD4) telah
diidentifikasi dan
dikiasifikasikan dengan benar
dalam laporan keuangan.

Pengungkapan yang memadai


yang telah dibuat berkaitan
dengan komitmen, kewajiban
kontinjen, dan penjaminan
serta hutang pihak yang
mempunyai hubungan
istimewa (PD5).
4.3.Materialitas, Risiko Bawaan, dan Strategi Audit
Transaksi dalam siklus pengeluaran kadangkala tidak hanya berpengaruh secara individual pada
hanya satu rekening saja, tetapi dapat berpengaruh pada lebih satu transaksi. Faktor-faktor risiko
melekat yang berhubungan dengan transaksi-transaksi siklus pengeluaran meliputi :
1. Seberapa banyak volume transaksi.
2. Kemungkinan adanya pembelian dan pengeluaran kas yang tidak diotorisasi.
3. Kemungkinan adanya pembelian aktiva yang tidak memadai.
4. Dalam kasus kapitalisasi kas atau penentuan biaya periodic harus mempertimbangkan
terhadap aspek kesinambungan dalam akuntansinya.
Keempat factor tersebut sangat menentukan seberapakah tingkat risiko melekat dalam transaksi
siklus ini. Menghadapi kemungkinan tersebut, auditor harus merumuskan strategi dengan
menggabungkan tingkat risiko pengendalian yang rendah dan pengujian substansi dalam siklus
pengeluaran.

4.4.Pemahaman Struktur Pengendalian Intern


Auditor harus memahami ketiga aspek struktur pengendalian intern yang ada dalam transaksi
siklus pengeluaran, yaitu lingkungan pengendalian, system akuntansi, dan prosedur
pengendalian. Pemahaman tersebut sangat berguna dalam menentukan strategi audit dalam
rangka pengujian substansi.
1. Aspek lingkungan pengendalian secara umum yang terkait dengan siklus pengeluaran
Auditor harus memahami struktur organisasi klien yang berkaitan dengan aktivitas siklus
pengeluaran ini, sebagai contoh : semua proses pembelian barang-barang dibawah
kendali direktur operasi, pencatatan dibawah kendali kontroler, sedangkan proses
pengeluaran kas dibawah kendali direktur keuangan, pengaturan pembelian aktiva tetap
(capital expendictures) dan kebijaksanaan investasi strategis lainnya akan
dipertimbangkan bagaimana pelaksanaanya. Untuk memperoleh pemahaman terhadap
bagan organisasi, auditor harus melakukan wawancara (inquiry) kepada manajemen.

2. Sistem akuntansi secara umum yang terkait dengan siklus pengeluaran


Pemahaman terhadap system akuntansi menyebabkan auditor harus mempelajari metode
pengolahan data, dokumen-dokumen kunci, serta catatan yang digunakan dalam
penanganan transaksi siklus pengeluaran. Untuk itu auditor harus mempelajari manual
akuntansi, bagan alir system akuntansi, dan melakukan wawancara dengan petugas
bagian akuntansi untuk mengetahui proses pengolahan transaksi dalam siklus
pengeluaran.
3. Prosedur Pengendalian secara umum yang terkait dengan siklus pengeluaran
Auditor harus memahami bagaimana kecenderungan kelima kategori prosedur
pengendalian dalam operasi transaksi siklus pengeluaran ini. Kelima kategori tersebut
antara lain :
a. Adanya otorisasi yang memadai.
b. Adanya pemisahan tugas.
c. Adanya dokumen dan catatan akuntansi.
d. Adanya akses kearah pengendalian.
e. Pengecekan yang di lakukan oleh personel yang independent.
Auditor harus melakukan evaluasi apakah prosedur pengendalian dalam perusahaan
benar-benar telah berjalan dengan baik. Prosedur pengendalian yang tidak memenuhi
kelima criteria tersebut mempunyai kecenderungan risiko audit yang tinggi.

4.5. Pertimbangan Aktivitas Pengendalian Transaksi Pembelian


Ada dua jenis pengendalian komputer, yaitu :
1. Pengendalian umum, yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan yang mempunyai
pengaruh pervasif terhadap aplikasi komputer.
2. Pengendalian aplikasi, yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi yang
terkomputerisasi, seperti siklus pengeluaran.
Dokumen Dan Catatan Yang Umum

Sejumlah dokumen dan catatan umum yang tercakup dalam siklus pengeluaran bagi perusahaan
yang menggunakan sistem data-base, catatan transaksi akan disimpan dalam suatu database dan
auditor perlu memahami tabel-tabel utama yang menggerakkan akses ke informasi dalam sistem
ini, serta bagaimana tabel-tabel tersebut berkaitan satu sama lain. Meskipun demikian, dokumen
dan catatan berikut akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi :
1. Permintaan Pembelian
Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan oleh orang atau departemen yang
berwenang kepada departemen pembelian.
2. Pesanan Pembelian
Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada penjual atau pemasok untuk
membeli barang atau jasa sebagaimana tertulis dalam pesanan tersebut.
3. Laporan Penerimaan
Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang menunjukkan jenis dan kuantitas
barang yang diterima dari pemasok.
4. Faktur Penjual
Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang dikirim atau jasa yang
diberikan, jumlah yang harus dibayar, termin pembayaran, serta tanggal tagihan tersebut.
5. Voucher
Suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang harus dibayar,
dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang telah diterima. Formulir ini digunakan
untuk mengotorisasi pencatatan dan pembayaran kewajiban. Banyak sistem pembelian
memerlukan paket voucher yang lengkap sebelum menyetujui pembayaran. Paket
voucher ini biasanya berisi salian permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan
penerimaan, faktur penjual, dan voucher yang sesuai semua dokumentasi yang
mendukung transaksi pembelian.
6. Laporan Pengecualian
Laporan yang berisi informasi tentang transaksi-transaksi yang diidentifikasi untuk
diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi komputer.
7. Ikhtisar Voucher
Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu batch atau selama hari
itu.
8. Register Voucher
Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang telah mendapat persetujuan
untuk dibayar.
9. File Induk Pemasok yang Telah Disetujui
File komputer yang berisi informasi tentang penjual dan pemasok yang telah disetujui
untuk membeli jasa dan serta melakukan pembayaran kepadanya.
10. File Pemesanan Pembelian Terbuka
File komputer tentang pesanan pembelian yang telah dikirim ke para pemasok tetapi
barang atau jasa belum diterima.
11. File Penerimaan
File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas persediaan yang diterima dari
pemasok.
12. File Transaksi Pembelian
File komputer yang berisi data mengenai voucher yang telah disetujui atas pembelian
yang telah diterima. File ini digunakan untuk mencetak register voucher dan
memutakhirkan file hutang usaha, persediaan, serta buku besar.
13. File Induk Hutang Usaha
File komputer yang berisi data tentang voucher yang belum dibayar yang telah disetujui.
File ini dapat disusun oleh pemasok. File ini harus ditambahkan ke saldo dalam akun
pengendali hutang usaha.
14. File Suspensi atau Penolakan
File komputer yang menahan transaksi-transaksi yang belum diproses karena ditolak oleh
program aplikasi komputer.

4.6.Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman


Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan atau
wawancara, observasi, menelaah dokumen, atau menelaah kembali pengalaman auditor pada
audit pada periode sebelumnya pada klien tersebut. Dokumentasi pemahaman dilakukan dengan
menggunakan kuisioner, flowchart, atau memo, atau uraian tertulis naratif.
Berikut adalah contoh pertanyaan dalam kuisioner transaksi pengeluaran kas :
Fungsi Contoh Pertanyaan
Pembayaran utang Apakah semua pengeluaran
dilakukan dengan cek?
Apakah penandatanganan cek
memeriksa keberadaan
dokumen pendukung?
Apakah voucher dan
dokumen pendukung dicap
lunas apabila ditandatangani?
Apakah cek yang bernomer
urut digunakan?
Apakah ada pembatasan
akses ke buku cek dan tanda
tangan cek?
Pencatatan pengeluaran kas Apakah ada pemisahan tugas
pelaksanaan dengan pencatat
transaksi pengeluaran kas?
Apakah ada pengecekan
independen kesesuaian
jumlah jurnal dan diposting
dengan ringkasa voucher
harian?
Apakah rekonsiliasi bank
independent secara periodik
disusun?
Apakah pencatatan
pengeluaran kas dicatat
sesegera mungkin?

4.7.Penetapan Risiko Pengendalian


Salah saji dan pengendalian yang perlu, dikembangkan auditor berdasar pengetahuannya
atas pengelolahan transaksi pengeluaran kas atau Checklist standar milik kantor akuntan
publiknya. Melalui pemahaman struktur pengendalian intern klien, audito akuntan publiknya.
Melalui pemahaman struktur pengendalian intern klien, auditor dapat mengetahui apakah
pengendalian yang diperlukan, telah dirancang, dan dijalankan oleh klien.
Pengujian pengendalian yang dilakukan dapat menghasilkan bukti mengenai efektivitas
rancangan dan operasi pengendalian dan transaksi pengeluaran kas, bukti tersebut kemudian
digunakan untuk menetapkan resiko pengendalian untuk setiap asersi yang signifikan yang
terkait dengan transaksi pengeluaran kas.
FUNGSI SALAH SAJI PENGENDALIAN PENGUJIAN
PONTENSIAL YANG PERLU PENGENDALIAN
Pembayaran utang Cek dikeluarkan atas Penandatanganan Mengamati
pembelian tanpa cek menelaah penandatanganan
otorisasi voucher dan cek pelaksana
dokumen pengecekan
pendukung dokumen pendukung

Sebuah Voucher Voucher dan Memeriksa


dilayar dua kali dokumen keberadaan cap
pendukung dicap lunas atas cek
lunas apabila telah terbayar
dibuatkan ceknya.

Pencatatan Pengeluaran cek Penggunaan cek


pengeluaran kas tidak dicatat Bernomer urut Pemeriksaan bukti
penggunaan cek
bernomer urut.

Kesalahan dibuat Adanya rekonsiliasi Memeriksa


dalam pencatatan bank independent rekonsiliasi bank.
cek secara priodik

4.8.Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian pengeluaran kas dan pencatatan meliputi langkah-langkah
beriku:
1. Untuk setiap sampel voucher, mintakan cancelled check
2. Memeriksa cancelled check untuk melihat apakah telah ada tanda tangan yang sah
3. Membandingkan voucher dengan cencelled check, serta memeriksa nomor,
tanggal, penerimaan cek dan jumlah.
4. Mengusut voucher dan cencelled check ke pemostingan ke buku pembantu utang
dagang dan penjualan dalam register voucher, kemudian:
o Menelaah perjurnalan dalam register voucher untuk menentukan
klasifikasi rekening yang tepat.
o Memeriksa ketetapan perhitungan dalam register voucher untuk suatu
priode tertentu, serta mengusut jumlahnya ke penjualannya.
o Mengamati sepintas register voucher untuk menemukan intem yang tidak
wajar.
5. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpanan yang diperoleh melalui kempat
langkah diatas.
Daftar Pustaka
https://dexsuar.wordpress.com/2013/10/08/audit-siklus-pengeluaran/
https://akuntansiterapan.com/2010/06/16/audit-siklus-pengeluaran/
https://www.slideshare.net/tarymarthen/makalah-auditing-ii-kel-4-audit-siklus-pengeluaran-ii-
jiantari-c-301-09-013

Anda mungkin juga menyukai