Morfologi dan perilaku sungai hanya dapat dipahami dengan baik apabila disertai
dengan pengamatan-pengamamatan dan pengukuran-pengukuran yang dicatat untuk
dipakai sebagai data empiric. Informasi sebab akibat dan data empiric sangat diperlukan
dalam kegiatan pemanfaatan sungai (untuk perancangan, pelaksanaan, ataupun operasi
dan pemeliharaan)
Jenis pengukuran sungai :
1. pengukuran geodetik
2. pengukuran elevasi muka air
3. pengukuran kedalaman
4. pengukuran kecepatan
5. pengukuran debit
6. pengukuran transport sediment
1. Pengukuran geodetik
Pengukuran geodetik sungai terdiri dari pemetaan situasi sungai, pengukuran
tampangn melintang, pengukuran tampang memanjang. Sesuai dengan keperluannya,
pengukuran tersebut dapat mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda, antara lain
spesifikasi dalam interval waktu pengukuran, syarat pengikatan, ataupun skala
penggambaran yang disyaratkan.
4. Pengukuran kecepatan
a. Pengukuran kedalaman dengan model pengapung
• model pengapung adalah model yang paling sederhana dalam pengukuran
kecepatan aliran, sekaligu yang paling kurang teliti
• yang diukur adalah interval waktu yang diperlukan oleh pengapung untuk
menempuh suatu jarak yang telah ditentukan.
• Nilai kecepatan rata-rata merupakan perkalian antara faktor koreksi (0,6-0,9)
dengan kecepatan pengapung.
• Nilai faktor koreksi sangat tidak konsisten, tergantung pada kedalaman aliran,
koreksi angin dipermukaan, dll
• Tingkat ketelitian dapat ditingkatkan dengan membuat kalibrasi pada berbagai
kedalaman aliran.
• Pengapung harus digunakan pada penggal sungai yang lurus dengan jarak sekurang-
kurangnya 20 m
• Pada sungai yang relatif lebar, pengukuran kecepatan dengan pengapung harus
dilakukan lebih dari satu lintasan.
Catatan:
• Pemberat yang digunakan berbeda antara kecepatan aliran tinggi dan kecepatan
aliran rendah.
• Untuk kecepatan aliran tinggi menggunakan pemberat yang relatif lebih berat
serta luas tampang relatif besar, dan cebaliknya.
• Seperti halnya peralatan pengukuran yang lain, kalibrasi harus dilakukan dan
diperhitungkan dalam interpretasi hasil
Yang hampir mirip dengan metoda aritmatik adalah debit parsial qi dihitung
berdasarkan segmen yang diwakili oleh vertikal, atau
b b
q i =d iVi i + i +1
2 2
2. perhitungan debit metoda grafis
a. metode integrasi garis
• distribusi vertikal kecepatan digambar untuk setiap vertikal, kemudian luasan
antara kurva dan vertikal dihitung dengan planimeter
• kecepatan rerata dihitung dengan salah satu cara yang telah disebutkan, kemudian
area dihitung dengan persamaan
d
∫ v( dy ) = V d
0
• luasan parsial diukur atau dihitung kemudian diskalakan pada tampang melintang,
sehingga diperoleh titik-titik. Suatu garis lengkung ditarik menghubungkan titik-
titik yang telah diperoleh tersebut
• apabila skala x untuk jarak S1 skala y untuk luasan distribusi kecepatan adalah S2,
dan a luasan bagian yang terarsir, maka debit adalah:
Q = A × S1 × S 2
Dengan:
Vi = kecepatan yang diwakili oleh kontur kecepatan
Ai = luasan parsial untuk kontur yang bersangkutan
6. Pengukuran sedimen
Suatu informasi tentang kapasitas angkutan sedimen pada suatu sungai adalah hal
yang penting pada teknik sungai, karena informasi ini akan diperlukan untuk menganalisa
perubahan morfologi sungai maupun analisa perubahan morfologi sungai maupun
perolaku sungai. Total transport sediment biasanya akan berupa angkutan melayang
(suspended load), dan angkutan dasar (bed load)
Suspended load adalah material yang dibawa oleh air diatas lapis dasar, terdiri
dari material-material yang melayang-layang untuk waktu tertentu, dapat berupa material
pasir dan material lain yang lebih halus seperti lempung dan lanau. Sedang bed load
adalah material yang dibawa oleh air melalui lapisan dasarnya, dengan cara meloncat,
menggeser, atau menggelinding.
Beberapa alat ukur untuk sediment dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. bed material sampler
alat ini dipakai untuk mengambil tanah dasar sungai, untuk kemudian dianalisa
tentang sifat-sifatnya. Pengambilan material dasar dapat dengan dua cara, yaitu dengan
mengeruk sepanjang dasar atau dengan menggali kedasar sungai sampai kedalaman
tertentu
2. bed load sampler
pengukuran bed load sampler ini sangat sulit karena alat yang dimasukkan sering
mengganggu aliran pada lapisan dasar, sehingga bed load yang diukur kurang mendekati
keadaan yang sebenarnya. Baisanya hasilnya perlu dikombinasi dengan perhitungan bed
load secara teoritik.
3. suspended load sampler
biasanya berupa “integrating sampler”, yaitu menangkap langsung sediment
melayang pada berbagai kedalaman.