Anda di halaman 1dari 192

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA ANTARA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN


METODE EKSPOSITORI PADA KONSEP EKOSISTEM
TERINTEGRASI NILAI
(Penelitian Quasi Eksperimen di MA At-Taqwa Tangerang)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi
Persyaratan mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
SITI MAHMUDAH
NIM : 104016100419

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE
LEARNING) TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION)
HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA KONSEP EKOSISTEM YANG
BERNUANSA NILAI

Oleh
SITI MAHMUDAH
NIM: 104016100419

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Dr. Zulfiani
NIP.150368741

Disahkan Oleh:
Ketua Jurusan

Ir.Mahmud M. Siregar, M.Si


NIP: 150222933
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA ANTARA


PEMBELARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN METODE EKSPOSITORI
PADA KONSEP EKOSISTEM TERINTEGRASI NILAI”. (Quasi Eksperimen di MA
At-Taqwa Tangerang) diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada, 29 Maret 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) Program Studi Pendidikan Biologi.

Jakarta, 29 Maret 2010

Panitia Ujian Munaqasyah

Tanggal Tanda Tangan


Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)
Baiq Hana Susanti, M.Sc ............ ............
NIP. 150 299 933
Sekertaris (Sekertaris Jurusan Pendidikan IPA)
Nengsih Juanengsih, M.Pd ........... ............
NIP. 19790510 200604 2001
Penguji I
Prof. Dr. Zurinal Z ............ ............
NIP. 150 170 330
Penguji II
Baiq Hana Susanti, M.Sc ............ ............
NIP. 150 222 933

Mengetahui :
Dekan,

Prof. Dr. Dede. Rosyada, MA


NIP. 19571005 198703 1 003
ABSTRACT

Siti Mahmudah, The Different of Result Learn Biology between Cooperative


Learning Type STAD (Student Team Achievement Division) and Expository
Method (Quasi Experiment in MA At-Taqwa Tangerang). Majors Education of
Natural Sciences, Biology Program Study Education, Faculty Science Tarbiyah
and Teachership, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.
This research aim to know which one better of result learn biology cooperative
learning type Student Team Achievement Division or expository method and how
are the students respon in ecosystem concept value. This research held in MA At-
Taqwa Tangerang. Taking samples were done by using random sampling
technique. Sample research amount to 52 students of X class, which is divided
two group, that is X-c class student as a experiment group and X-b class student
as a group control. Hypothesis that raised is null hypothesis ( Ho) which is not
different of result learn biology between cooperative learning type Student Team
Achievement Division and expository method in ecosystem concepts value and
alternative hypothesis ( Ha) that is different of result learn biology between
cooperative learning type Student Team Achievement Division and expository
method in ecosystem concepts value in ecosystem concepts value. Data analysis
use uji-t ( t-test ). In this research are obtained ( t-count ) equal to 3,77, with 5%
signification level and degree of freedom (db) equal to 50 obtained (t-table)
equal to 2,00. The result is ( t-count ) bigger than (t-table) ( 3,77 > 2,00). It means
null hypothesis ( Ho) is refused and alternative hypothesis (Ha) is accepted
expressing there are different of result learn biology between cooperative learning
type Student Team Achievement Division and expository method in ecosystem
concepts value in ecosystem concepts’s value. The result of this research, result
learn biology of cooperative learning type Student Team Achievement Division
better than result learn biology of expository method in ecosystem concepts’s
value.

Keyword: cooperative learning, STAD (Student Team Achievement Division),


expository method, result learn, and value

i
ABSTRAK

Siti Mahmudah, Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa antara Pembelajaran


Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) Dengan Metode
Ekspositori Pada Konsep Ekosistem Terintegrasi Nilai (Quasi Eksperimen di MA
At-Taqwa Tangerang). Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program
Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah hasil belajar biologi
yang lebih tinggi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode
ekspositori. Penelitian ini di laksanakan di MA At-Taqwa Tangerang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling.
Sampel penelitian berjumlah 52 siswa kelas X, yang terbagi dua menjadi dua
kelompok, yaitu siswa kelas X-c sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas
X-b sebagai kelompok kontrol. Hipotesis yang diajukan adalah hipotesis nihil
(Ho) yaitu tidak terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem yang
terintegrasi nilai dan hipotesis alternatif (Ha) yaitu terdapat perbedaan hasil
belajar biologi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode
ekspositori pada konsep ekosistem yang terintegrasi nilai. Analisis data
menggunakan uji-t. Dalam penelitian ini diperoleh t-hitung sebesar 3,77, dengan
taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (db) sebesar 50 diperoleh t-tabel
sebesar 2,00. Dengan demikian t-hitung lebih besar dibandingkan t-tabel (3,77 >
2,00). Hal ini berarti hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
diterima yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori pada konsep
ekosistem yang terintegrasi nilai. Maka kesimpulan penelitian ini adalah hasil
belajar biologi yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil belajar biologi menggunakan metode ekspositori
pada konsep ekosistem yang terintegrasi nilai.

Kata kunci: pembelajaran kooperatif, STAD (Student Team Achievement


Division), metode ekspositori, hasil belajar, dan nilai .

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi.Wabarokatuh.

Segala puji bagi Allah, dengan rahmat dan hidayah-Nya yang selalu
tercurah kepada seluruh hamba-Nya. Penulis senantiasa memanjatkan puji syukur
kepada-Nya atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga skripsi ini
dapat terselesaikan. Salawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW yang telah mengarahkan umatnya kepada jalan
kebenaran dan untuk menuju cahaya kemulyaan.
Skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa antara
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe STAD (Student Team
Achievement Division) dengan Metode Ekspositori pada Konsep Ekosistem
Terintegrasi Nilai” ini disusun sebagai salah satu tugas akhir untuk mendapat
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) .
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah mendukung dan membantu atas terselesainya skripsi ini, orang-
orang tersebut adalah :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada selaku Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA.
3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan IPA.
4. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, selaku Pembimbing yang telah memberikan masukan
serta bersedia meluangkan waktunya untuk bimbingan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu terima kasih atas doa, dukungan, motivasi, serta kasih
sayangnya yang telah diberikan selama ini serta kakak-kakak dan adik-adikku
yang selalu memberikan bantuan, semangat dan perhatiannya selama ini.

iii
6. Seluruh dosen pengajar Program Studi Pendidikan IPA Biologi.
7. Bapak Drs. Anto Supriyatno selaku Kepala Sekolah MA At-Taqwa
Tangerang.
8. Guru dan staf di MA At-Taqwa Tangerang khususnya untuk Ibu Qurrata
A’yun S.Si selaku guru biologi terima kasih atas bantuannya selama ini.
9. Segenap pimpinan dan karyawan/karyawati perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10. Teman-teman terbaikku: Huda, Siti Aflaha, Fitri, Yanti, Iis, Yuyun, Sri, Mila
yang selalu memberikan masukan dan motivasi serta teman-teman Jurusan
IPA angkatan 2003 dan 2004 yang tidak dapat disebutkan namanya satu
persatu.
11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
adanya keterbatasan kemampuan penulis sehingga diperlukan proses belajar yang
lebih baik lagi, namun penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak
yang terkait.

Jakarta, November 2009

Penulis

iv
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep Ekosistem
Ranah Kognitif
No. Indikator Σ %
C1 C2 C3
Menjelaskan tingkatan-tingkatan
1. organisasi dalam ekosistem. 1** 2*, 0 2 4%

Menyebutkan contoh populasi,


2. 0 13*, 47* 11* 3 6%
komunitas, dan ekosistem
3. Mengidentifikasi peran dan fungsi
komponen-komponen penyusun 3*, 42** 0 0 2 4%
ekosistem.
4. Menyebutkan peranan komponen biotik
6 0 0 1 2%
dalam ekosistem
5. Menyebutkan fungsi komponen 8*, 12, 9, 32*, 33,
7, 23* 9 18%
ekosistem 34* 40*
6. Membedakan organisme autotrof dan
heterotrof dalam ekosistem. 0 10 0 1 2%

7. Menjelaskan aliran energi, rantai 4*, 14*18, 17*,


5*, 31, 45, 1
makanan, jaring-jaring makanan, dan 20, 21, 46, 19, 32%
26*, 6
siklus biogeokimia dalam ekosistem. 48*, 49, 22, 50
8. Menjelaskan interaksi antarkomponen
dalam ekosistem. 25** 36** 0 2 4%

9. Memberi contoh interaksi 41*, 43**,


antarkomponen ekosistem. 35**, 0 4 8%
44*
10. Mendeskripsikan dengan contoh 15,
peristiwa suksesi dan faktor-faktor yang 29, 30** 16**, 27, 6 12%
mempengaruhinya. 28**
11. Menyebutkan tipe-tipe ekosistem.
24, 37*, 38*, 39 0 4 8%
Keterangan: *valid
**validasi konten

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................1
B. Identifikasi Masalah ..........................................................................7
C. Pembatasan Masalah ........................................................................7
D. Perumusan Masalah .........................................................................7
E. Tujuan Penelitian ..............................................................................8
F. Manfaat Penelitian ...........................................................................8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS ......................................................................................... 9
A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 9
1. Hakikat Pembelajaran Menurut Teori Konstruktivisme ............ 9
a. Konstruktivisme .................................................................... 9
b. Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran IPA ........... 13
c. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ................................. 21
d. Metode Ekspositori ............................................................. 24
e. Pembelajaran IPA dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD dan Metode Ekspositori .......................................... 26
2. Nilai-nilai Sains ....................................................................... 26
a. Pengertian Nilai .................................................................. 26
b. Nilai Sains .......................................................................... 28
3. Hasil Belajar Biologi ............................................................... 30
a. Pengertian Belajar .............................................................. 30

v
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar......................... 32
c. Hasil Belajar ....................................................................... 34
d. Konsep Ekosistem .............................................................. 36
B. Keterkaitan Konsep Ekosistem dengan Nilai dalam Sains ........... 37
C. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 41
D. Kerangka Pikir .............................................................................. 42
E. Pengajuan Hipotesis ...................................................................... 44
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 45
A. Tujuan Penelitian .......................................................................... 45
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 45
C. Metode Penelitian ......................................................................... 45
D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 46
E. Variabel Penelitian ........................................................................ 46
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 47
G. Instrumen Penelitian ..................................................................... 48
1. Tes Kognitif .......................................................................... 48
2. Angket/Kuesioner .................................................................. 49
H. Kalibrasi Instrumen ....................................................................... 49
1. Uji Validitas ........................................................................... 50
2. Uji Reliabilitas ....................................................................... 51
3. Tingkat Kesukaran ................................................................. 52
4. Daya Pembeda Soal ............................................................... 53
I. Teknik Analisis Data ..................................................................... 53
1. Analisis Data Kuantitatif ........................................................ 53
a. Uji Normalitas ................................................................. 53
b. Uji Homogenitas .............................................................. 53
2. Analisis Data Kualitatif .......................................................... 55
J. Hipotesis Statistik ......................................................................... 55
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................56
A. Hasil Penelitian ..............................................................................56
1. Hasil Pre Test .......................................................................... 56

vi
a. Kelas Eksperimen ............................................................ 56
b. Kelas Kontrol ................................................................... 56
2. Hasil Post Test ........................................................................ 56
a. Kelas Eksperimen ............................................................ 56
b. Kelas Kontrol ................................................................... 57
B. Pengujian Prasyarat Analisis ...........................................................57
1. Uji Normalitas Data .................................................................57
a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................................... 57
b. Uji Normalitas Kelas Kontrol .......................................... 58
2. Uji Homogenitas Data .............................................................58
a. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen ............................... 58
b. Uji Homogenitas Kelas Kontrol ....................................... 58
C. Analisis Data ...................................................................................59
1. Uji-t (t-test) ...............................................................................59
2. Uji Hipotesis Statistik ...............................................................60
3. Respons Siswa Terhadap Pembelajaran yang Bernuansa Nilai
Religi dan Nilai Praktis .............................................................60
D. Pembahasan.....................................................................................61
1. Hasil Belajar Biologi Siswa .....................................................61
2. Respons Siswa terhadap Pembelajaran bernuansa Nilai ..........63
3. Keterbatasan dalam Penelitian .................................................64
BAB V. PENUTUP ...........................................................................................66
A. Kesimpulan ....................................................................................66
B. Saran................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................67
LAMPIRAN........................................................................................................70

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan antara Pembelajaran Kooperatif dan Metode


Pembelajaran Konvensional ........................................................... 18
Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 20
Tabel 2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...................... 23
Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 46
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Ekosistem yang bernuansa Nilai Religi dan Praktis
............................................................................................................................... 49
Tabel 3.3 Derajat Validiasi Soal ........................................................................... 51
Tabel 3.4 Derajat Reliabilitas Soal ....................................................................... 52
Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran ................................................................................ 53
Tabel 4.1 Tabel Skor Pre Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................ 56
Tabel 4.2 Tabel Skor Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................... 57
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Liliefors ................................. 58
Tabel 4.4 Hasil Pemgujian Homogenitas dengan Uji Fisher ................................ 59
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Kuesioner................................................................. 60

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ......................................................................44

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus ............................................................................................................ 71
2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ................. 74
3. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ........................ 80
4. Tes Hasil Belajar ............................................................................................ 86
5. Kunci Jawaban ................................................................................................ 89
6. Kisi-kisi Penguasaan Konsep Ekosistem ........................................................ 90
7. Pembagian Kelompok STAD (Student Team Achievement Division) .......... 99
8. Lembar Kerja Siswa ..................................................................................... 100
9. Tes Individu .................................................................................................. 104
10. Angket Respons Siswa terhadap Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai 106
11. Kisi-kisi Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai ......................... 109
12. Daya Pembeda Uji Coba dengan ANATES .................................................. 112
13. Tingkat Kesukaran Uji Coba dengan ANATES ........................................... 113
14. Korelasi Butir dan Skor Total dengan ANATES .......................................... 114
15. Reliabilitas Uji Coba dengan ANATES........................................................ 115
16. Rekap Analisis Butir dengan ANATES ........................................................ 116
17. Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Pre Test) Kelas Eksperimen ..................... 117
18. Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Pre Test) Kelas Kontrol ............................ 118
19. Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Post Test) Kelas Eksperimen .................... 119
20. Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Post Test) Kelas Kontrol .......................... 120
21. Perhitungan Mean, Median, dan Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi)
dan Varians Pre Test Biologi Siswa Kelompok Eksperimen .................... 121
22. Perhitungan Mean, Median, dan Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi)
dan Varians Pre Test Biologi Siswa Kelompok Kontrol ............................ 124
23. Perhitungan Mean, Median, dan Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi)
dan Varians Post Test Biologi Siswa Kelompok Eksperimen ................... 127
24. Perhitungan Mean, Median, dan Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi)
dan Varians Post Test Biologi Siswa Kelompok Kontrol ........................... 130

x
25. Uji Normalitas Data ...................................................................................... 133
26. Uji Homogenitas Data ................................................................................... 136
27. Pengujian Hipotesis...................................................................................... 139
28. Perhitungan Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai ................... 142
29. Hasil Rekapitulasi Perhitungan Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa
Nilai............................................................................................................... 150
30. Harga Kritik dari r-Product Moment ........................................................... 155
31. Nilai Persentil untuk Distribusi F................................................................. 156
32. Lembar Uji Referensi
33. Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi
34. Surat Pernyataan Ilmiah
35. Surat Bimbingan
36. Surat Izin Penelitian
37. Surat Keterangan dari MA Attaqwa Tangerang

xi
SURAT PERNYATAAN ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Siti Mahmudah
NIM : 104016100419
Jurusan/Semester : Pendidikan IPA-Pendidikan Biologi / 12 (Dua Belas)
Angkatan Tahun : 2004
Alamat : Jl. KH. Mu’min No.1 Kamps.Attaqwa Rt.04/09
Kel.Belendung Kec. Benda Tangerang-Banten 15123.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi dengan judul “PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI


SISWA ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT
TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) DENGAN METODE EKSPOSITORI
PADA KONSEP EKOSISTEM TERINTEGRASI NILAI” adalah benar hasil
karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1. Nama : Dr. Zulfiani, M.Pd
NIP : 19760309 20050112 002

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima konsekuensi secara akademis, apabila ternyata skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.

Jakarta, 22 Juni 2010


Yang Menyatakan,

Siti Mahmudah
Penulis & Peneliti

xii
xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan masyarakat Indonesia berjalan kian hari kian cepat.
Salah satu faktor yang berpengaruh sangat besar terhadap kecepatan ini
adalah pembangunan nasional. Ada banyak pengaruh yang memberikan arah
kepada pembangunan nasional. Pengaruh yang sangat menonjol berasal dari
penerapan ilmu dan teknologi. Seirama dengan perkembangan itu, tidak
hanya terjadi perbenturan dan pergeseran nilai-nilai yang dianut masyarakat,
tetapi bahkan terjadi pula perubahan-perubahan nilai.
Tugas pendidikan tidak hanya terbatas pada mengalihkan hasil-hasil
ilmu dan teknologi. Selain itu, bidang pendidikan bertugas pula menanamkan
nilai-nilai baru yang dituntut oleh perkembangan ilmu dan teknologi pada diri
anak didik dalam kerangka nilai-nilai dasar yang telah disepakati oleh bangsa
Indonesia. 1
Undang-Undang No.2 Tahun 1989 maupun UU no.20/2003
merumuskan Tujuan Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Hal ini berarti tujuan pendidikan sains pun
harus mencakup ranah kognitif, psikomotor, dan ranah afektif.
Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam kehidupan
sehari-hari. Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang ada,
menuntut sekolah sebagai lembaga pendidikan formal untuk dapat

1 Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: PT. Gramedia,


1990), h. 1
2

menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Salah satu cara yang


dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
mengembangkan sistem pembelajaran yang lebih baik khususnya bidang
ilmu pengetahuan alam (IPA).
Belajar merupakan suatu proses yang menghasilkan perubahan dalam
hal memperoleh pengetahuan dan perubahan tingkah laku seseorang . Untuk
menghasilkan perubahan tidaklah mudah, ada faktor-faktor tertentu yang
dapat mempengaruhi proses tersebut. Dalam pengajaran IPA guru harus
memahami hakikat proses pembelajaran IPA yang meliputi aspek kognitif,
afektif dan psikomotor. Setara dengan pendapat yang diungkapkan Gordon
dalam Mulyasa menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung
dalam konsep kompetensi belajar yaitu pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap dan minat. 2
Sekolah merupakan sarana formal yang digunakan untuk belajar.
Pada proses pembelajaran seharusnya siswa dapat berperan aktif untuk
mengembangkan potensi dirinya. Akan tetapi, masih banyak sekolah yang
gurunya berperan sebagai pusat dari kegiatan belajar mengajar sehingga
siswa menjadi pasif.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan di MA At-Taqwa Tangerang
di Jl. KH. Mu’min Rt 05/09 Belendung Benda Tangerang, kegiatan
pembelajaran masih terpusat pada guru. Jadi siswa hanya aktif mendengarkan
apa yang diajarkan oleh guru. Siswa menerima informasi dan pengetahuan
secara verbal sehingga menyebabkan siswa merasa jenuh dengan
pembelajaran yang demikian. Padahal pembelajaran yang tepat dapat
mempengaruhi motivasi siswa untuk lebih giat dan bersemangat untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapainya. Siswa hanya diberikan
kesempatan bertanya setelah pelajaran selesai. Hanya siswa tertentu yang
aktif bertanya apabila tidak mengerti dengan materi yang telah dipelajarinya.
Selain itu, siswa menganggap biologi itu pelajaran yang membosankan

2 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,


2005), h. 38-39
3

karena terlalu banyak hafalan. Selain itu, siswa kurang antusias dan terlihat
jenuh saat guru menerangkan pelajaran biologi. Keadaan ini sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, siswa membutuhkan
metode yang tepat dan menarik supaya lebih mudah untuk menerima konsep-
konsep yang berhubungan dengan biologi.
Tahun 2006 pemerintah memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang menekankan pada pengembangan kompetensi dasar yang
dimiliki oleh siswa. Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum
2004 yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
Pengembangan kurikulum ini mengacu pada Standar Pendidikan Nasional
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional seperti yang dinyatakan dalam
pasal 36 ayat 1. 3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dirancang
agar dapat menghasilkan lulusan yang kompeten (memiliki pengetahuan,
sikap, dan nilai-nilai dasar yang tercermin dari kebiasaan berpikir dan
bertindak. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menekankan pada
ketercapaian kompetensi siswa, berorientasi pada hasil belajar dan
keberagaman, menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi, sumber
belajar yang bukan hanya guru, serta penilaian yang menekankan pada proses
dan hasil belajar. 4
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kompetensi
siswa yaitu dengan memberikan metode dan pendekatan yang bervariasi
sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar. Guru dalam memberikan
pelajaran menggunakan metode dan pendekatan, untuk melayani, mendidik
dan mengajar agar sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, maka perlu
diterapkan suatu pembelajaran yang mengacu pada teori belajar kognitif.
Relevansi dari teori ini dalam pengajaran IPA dijabarkan melalui
konstruktivis, siswa secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri.
Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi dengan pendekatan

3 Depdiknas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), h. 15


4 R. Bambang A. Soekisno, Bagaimanakah Perjalanan Kurikulum Nasional (pada pendidikan
dasar dan menengah), http://rbaryans.wordspress.com/2007/05 (22 Nopember 2007)
4

konstruktivis adalah pembelajaran kooperatif, karena pembelajaran kooperatif


merupakan strategi alternatif untuk mencapai tujuan IPA yang antara lain
memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan
bagaimana bersikap, menanamkan sikap hidup ilmiah, memberikan
keterampilan untuk melakukan pengamatan, mendidik siswa untuk mengenal,
mengetahui cara kerja serta mengahrgai para ilmuwan penemunya dan
menggunakan serta menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan
permasalahan. 5
Pembelajaran kooperatif juga merupakan suatu model pembelajaran
yang dibentuk dalam suatu kelompok kecil di mana siswa bekerjasama dalam
mengoptimalkan keterlibatannya dan anggota kelompoknya dalam belajar.
Menurut Tantra dan Tengah (1999) dalam Selamat, siswa diberikan dua
macam tanggung jawab pada belajar kooperatif yaitu, mempelajari dan
menyelesaikan materi tugas yang diberikan serta menyakinkan diri dan
anggota kelompok lainnya. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif mempunyai
tiga tingkatan sasaran, yaitu kooperatif, kompetisi, dan individualisasi. Ketiga
sasaran ini penting diupayakan dalam proses pembelajaran. Sasaran
kooperatif merupakan hal yang paling dominan dalam interaksi belajar
mengajar. Tiga tingkatan sasaran dalam pembelajaran kooperatif tersebut
yang membedakan dengan model berkelompok biasa. 6
Pembelajaran kooperatif dapat membantu pembentukan kepribadian
siswa. Kepribadian dapat dikembangkan dengan bekerja sama dengan orang
lain untuk mencapai hal-hal yang baik. Kerja sama sangat diperlukan dalam
pembelajaran kooperatif sebagai bentuk interaksi siswa di lingkungan kelas,
terutama untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Menurut Johnson and Johnson dalam Zuchdi, sejak tahun 1970-an di
Amerika Serikat terjadi suatu gerakan dalam pendidikan yang disebut
Cooperative Learning ‘belajar secara kooperatif’ berbagai pendekatan untuk

5 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 142


6 I Nyoman Selamat, Pengembangan Pembelajaran Kooperatif Melalui Metode Bermain
untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa pada Konsep-konsep Kimia SMU, h. 37
5

mengajarkan kepada murid-murid cara bekerja sama dalam mengerjakan


tugas-tugas akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila proses
pendidikan tersebut dilakukan secara efektif, pembelajaran yang bersifat
akademik dan yang bersifat sosial berlangsung dengan lebih baik. 7
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang
diterapkan salah satunya STAD. STAD merupakan pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok
digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran dengan cara kooperatif ini bertujuan untuk menciptakan
suasana yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dengan bekerja
satu sama lain dengan anggota kelompoknya. Tercapainya tujuan
pembelajaran akan terjadi dengan sendirinya seiring dengan peningkatan
minat dan motivasi belajar karena minat belajar berkorelasi positif dengan
hasil belajar. 8
Selain dengan pembelajaran kooperatif, metode ekspositori
merupakan metode yang tepat untuk biologi karena dengan bantuan alat
bantu dan media dapat memperjelas penyampaian informasi sehingga
memudahkan siswa untuk memahami konsep-konsep biologi tanpa
menghafal.
Jadi dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan peserta
didik diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap, dan minat agar dapat melakukan sesuatu dalam
bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung
jawab. 9 Di antara aspek-aspek tersebut, nilai merupakan aspek penting yang
perlu dikembangkan. Menurut Manan yang dikutip dalam Suroso nilai adalah
serangkaian sikap yang menimbulkan atau menyebabkan pertimbangan yang
harus dibuat untuk menghasilkan suatu standar atau serangkaian prinsip dan

7 Darmiyati Zuchdi, Pendekatan Pendidikan Nilai secara Komprehensif sebagai suatu


Alternatif Pembentukan Akhlak Bangsa, Cakrawala Pendidikan, No. 3 Th. XX Juni 2001, h. 164
8 Isjoni, Op. Cit, h. 16
9 Mega Iswari, Pendidikan untuk Mempersiapkan Anak Menghadapi Era-Globalisasi,
Pedagogi Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. II No. 1 Juni 2001, h. 3
6

aktivitas yang dapat diukur. 10 Dengan demikian nilai dimaknai sebagai


standar pertimbangan perilaku dalam kehidupan seseorang.
Sains/biologi merupakan bidang studi yang memberikan banyak
kesempatan untuk mengungkapkan nilai-nilai, sebab sains menyentuh banyak
segi kehidupan manusia. Nilai-nilai dan pengajaran sains saling berkaitan.
Proses pengungkapan nilai-nilai seseorang tergantung pada pengetahuan
tentang fakta-fakta dan konsep-konsep tersebut dengan tingkat nilai-nilai,
seorang guru membuat pengetahuan yang diajarkannya menjadi relevan
dengan kehidupan sehari-hari. 11 Nilai-nilai yang terkandung dalam sains
antara lain: nilai religius, nilai praktis, nilai intelektual, nilai ekonomi, dan
nilai sosio-budaya. Pengajaran sains yang disertai pengungkapan nilai-nilai
yang terkandung dalam konsep ekosistem. Karena ekosistem membahas hal-
hal yang berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup seperti : faktor biotik
dan abiotik yang mendukung kehidupan makhluk itu sendiri serta interaksi
antara makhluk hidup dengan lingkungan maupun antara makhluk hidup
dengan makhluk hidup lainnya.
Dengan demikian, pembelajaran kooperatif dan metode ekspositori
akan memberikan suasana berbeda bagi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar untuk memahami dan mempelajari nilai-nilai yang terkandung
dalam konsep ekosistem khususnya nilai religi dan praktis sehingga akan
mempengaruhi hasil belajar yang maksimal.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik
untuk mengambil judul : “PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
DENGAN METODE EKSPOSITORI PADA KONSEP EKOSISTEM
TERINTEGRASI NILAI.” (Sebuah quasi eksperimen di Madrasah
Aliyah At-Taqwa Tangerang)

10 Suroso Adi Yudianto, Op. Cit., h. 51-52


11 I Wayan Suja, Pendekatan Nilai-nilai Kemanusiaan (Human Values) dalam
Pembelajaran Sains, Aneka Widya STKIP Singaraja, Edisi Khusus TH.XXXIII September 2000,
7

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru, bukan pada siswa.
2. Dengan model pembelajaran yang ada siswa cenderung merasa jenuh
sehingga mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar (KBM) .
3. Metode yang kurang tepat menyebabkan hasil belajar juga rendah.
4. Adanya pergeseran nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga diperlukan penanaman nilai-nilai
yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, agar masalah yang dikemukakan
tidak meluas, maka :
1. Siswa yang dimaksud dibatasi pada siswa kelas X tahun ajaran
2008/2009 MA at-Taqwa Tangerang.
2. Strategi pembelajaran dibatasi pada pembelajaran kooperatif tipe STAD
untuk kelas eksperimen dan metode ekspositori untuk kelas kontrol.
3. Nilai-nilai ekosistem yang dikaitkan dibatasi pada nilai praktis dan nilai
religius.
4. Objek penelitian dibatasi pada ranah kognitif hasil belajar biologi siswa
kelas X semester 2 pada konsep Ekosistem.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu : Manakah yang menunjukkan hasil belajar
biologi yang lebih tinggi, pembelajaran kooperatif tipe STAD atau dengan
metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai ? Bagaimanakah
respon siswa terhadap nilai yang terkandung pada konsep ekosistem?

h. 99
8

E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini tujuan yang peneliti inginkan, yaitu: mengetahui
manakah yang menunjukkan hasil belajar biologi yang lebih tinggi,
pembelajaran kooperatif tipe STAD atau dengan metode ekspositori pada
konsep ekosistem terintegrasi nilai dan bagaimanakah respon siswa terhadap
nilai yang terkandung pada konsep ekosistem?

F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Sebagai sumber informasi mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD
dan metode ekspositori serta penerapannya di dalam kelas.
2. Sebagai suatu alternatif yang dapat berguna bagi perbaikan metode belajar
agar pembelajaran menjadi lebih baik dan berkualitas.
3. Sebagai bekal untuk membantu peningkatan hasil belajar biologi yang
lebih optimal.
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pembelajaran Teori Konstruktivisme
a. Konstruktivisme
Teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori
belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini
biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan
kognitif. Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk
belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari lahir
hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud
dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan.
Seperti yang dikutip Poedjiadi (1999) dalam Hamzah, Piaget
mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh
seseorang, melainkan melalui tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif anak
bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya. Sedangkan, perkembangan kognitif itu sendiri
merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidakseimbangan
dan keadaan keseimbangan. 1
Konstruktivis adalah salah satu filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi kita sendiri. Von
Glasersfeld menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari
kenyataan. Tetapi pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi
kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. 2 Pandangan konstruktivis
Abruscato dan Slavin dalam pembelajaran mengatakan, bahwa anak-anak

1Hamzah, Teori Belajar Konstruktivisme,


http://akhmadsudrajat.wordpres.com/2008/08/20/teori-belajar-konstruktivisme/ (9 Januari 2008)
2 Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2007), h. 37
10

diberi kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar


secara sadar, sedangkan guru yang membimbing siswa ke tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi. 3
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang
bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang
dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru,
apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan
pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang
mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan
konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:4
1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah
ada.
2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri
pengetahuan mereka.
3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui
proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan
pembelajaran terbaru.
4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan
dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan
pemahamannya yang sudah ada.
5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama.
Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya
tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan
pengalaman pelajar untuk menarik minat pelajar.
Menurut konsep konstruktivisme, pengetahuan seseorang bersifat
temporer, terus berkembang, terbentuk dengan mediasi masyarakat dan budaya.
Pengetahuan itu tidak pernah berhenti berkembang. Pengetahuan dalam diri
seseorang terbentuk ketika seseorang mengalami tempaan kognitif. Melalui

3 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9 Januari 2009)


4 http://www.wikipedia.org/konstruktivisme ( 9Januari 2009)
11

perspektif ini belajar dapat dipahami sebagai proses terbentuknya konflik


kognitif yang bergulir dengan sendirinya dalam diri seseorang ketika yang
bersangkutan memperoleh pengalaman kongkrit, wacana kolaboratif, dan
kegiatan melakukan refleksi. 5 Jadi pengetahuan seseorang akan terus
berkembang apabila selalu memperoleh pengalaman untuk mengasah struktur
kognitif dalam dirinya.
Menurut rujukan konstruktivisme setiap orang yang belajar
sesungguhnya membangun pengetahuannya sendiri. 6 Dalam hal ini siswa harus
aktif untuk dapat mengembangkan pengetahuan mereka.

Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat


dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa
siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya
berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain, siswa
tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan berbagai
ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru. Sehubungan dengan hal di
atas, Tasker mengemukakan tiga penekanan dalam teori belajar
konstruktivisme sebagai berikut. Pertama adalah peran aktif siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna. Kedua adalah pentingnya
membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna.
Ketiga adalah mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang
diterima. 7
Implikasi dari pandangan dengan konstruktivisme di sekolah ialah
pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke
siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman
nyata. Senada dengan pernyataan ini peneliti pendidikan sains Piaget
mengungkapkan bahwa belajar sains merupakan proses konstruktif yang

5 A. Syukur Ghazali, Menerapkan Paradigma Konstruktivisme melalui Strategi Belajar


Kooperatif dalam Pembelajaran Bahasa, JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL. 9,
NO. 2, OKTOBER 2002, h. 116
6 Nuryani Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UM Press, 2005), h.
169
7 Hamzah, Op Cit.
12

menghendaki partisipasi aktif dari siswa, sehingga di sini peran guru berubah,
dari sumber dan pemberi informasi menjadi pendiagnosa dan fasilitator
belajar siswa. 8
Pembelajaran dan perspektif konstruktivisme mengandung empat
kegiatan inti. Pertama, pembelajaran konstruktivisme berkaitan dengan
pengetahuan awal (prior knowledge) siswa. Kedua, pembelajaran
konstruktivisme mengandung kegiatan pengalaman nyata (experience).
Ketiga, dalam pembelajaran terjadi interaksi sosial (social interaction).
Keempat, pembelajaran konstruktivisme membentuk kepekaan siswa
terhadap lingkungan (sense making). 9
Implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan
anakyang dikutip Poedjiadi (1999) adalah sebagai berikut: (1) tujuan
pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan
individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan
setiap persoalan yang dihadapi, (2) kurikulum dirancang sedemikian rupa
sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan
dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memcahkan masalah
seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah
dalam kehidupan sehari-hari dan (3) peserta didik diharapkan selalu aktif dan
dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah
berfungsi sebagai mediator, fasilitator, dan teman yang membuat situasi yang
kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik. 10
Menurut Vygotsky, implikasi utama dalam pembelajaran
menghendaki seting kelas berbentuk pembelajaran kooperatif, dengan siswa
berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah
yang efektif masing-masing zona perkembangan terdekat mereka.
Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terhadap siswa yang
rendah hasil belajarnya, karena siswa itu dapat meningkatkan motivasi, hasil

8 Nuryani Rustaman, Op Cit., h. 171


9 Ibid
10 Hamzah, Op Cit.
13

belajar dan menyimpan materi pelajaran yang lebih lama karena ia


mengkonstruk pemahamannya dari pengalaman sendiri. 11
Sains/IPA merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis,
yang mengandung pertanyaan, pencarian, pemahaman, serta penyempurnaan
jawaban tentang suatu gejala dan karakteristik alam sekitar. Sains/IPA
merupakan suatu kebutuhan yang dicari manusia karena memberikan suatu
cara berpikir sebagai suatu struktur pengetahuan yang utuh. 12 Metode
Science mengajar kita bagaimana cara memecahkan masalah, bagaimana
mengambil kesimpulan, dengan cara yang teratur, dan menghemat tenaga,
pikiran dan waktu. 13 Oleh karena itu, siswa harus membangun atau
mengkonstruk pengetahuan yang belum mereka ketahui di alam agar mereka
dapat memahami apa yang mereka cari tentang sains/IPA itu sendiri. Dengan
demikian proses pembelajaran sains/IPA tidak hanya mengembangkan
aktivitas yang berkaitan dengan keterampilan-keterampilan ilmiah tetapi juga
mengajarkan siswa untuk berpikir dalam mengkonstruk pengetahuan mereka
sendiri.

b. Pembelajaran Kooperatif dalam Pembelajaran IPA


Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran
dalam bentuk kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri atas siswa-
siswa dengan tingkatan kemampuan yang berbeda, menggunakan aneka
macam aktivitas pembelajaran untuk mengembangkan pemahaman mereka
tentang suatu subjek. Masing-masing anggota kelompok tidak hanya
mempelajari apa yang diajarkan tetapi juga saling membantu anggota
kelompoknya untuk berprestasi. 14

11 Perdy Karuru, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting


Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Siswa
SLTP, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 45, Tahun Ke-9, November 2003, h. 791-792
12 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2005), h.
211
13 Soekarno, dkk, Dasar-dasar Pendidikan Science, (Jakarta: Bharara, 1973), h. 25
14 Kagan, Spencer. Cooperative Learning, http: www.KaganOnline.com (9 Januari
2009)
14

Belajar kooperatif adalah sejenis belajar berkelompok yang


melibatkan 4-6 orang peserta didik. Di dalam kelompok ini, peserta didik
bekerja bersama-sama di bawah pengawasan pendidik menyelesaikan tugas
yang disediakan oleh guru. Di dalam diskusi kelompok tersebut, peserta didik
mengemukakan pendapatnya dan seorang anggota kelompok dapat diangkat
sebagai pimpinan kelompok untuk mengambil inisiatif menyimpulkan hasil
diskusi. 15
Eggen dan Kauchak mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai
sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling -
membantu dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu belajar kooperatif ini
juga dinamakan “belajar teman sebaya.”
Menurut Slavin (1997) seperti yang dikutip dalam Nur dan
Wikandari, pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dengan
siswa bekerja dalam kelompok yang memiliki kemampuan heterogen.
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengacu pada metode
pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu
dalam belajar.
Menurut Ibrahim dkk (2000), model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan penting
pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman,
dan pengembangan keterampilan sosial. 16
Menurut Rustaman et al. (2003), Pembelajaran kooperatif merupakan
salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena
mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri
melalui berpikir rasional .
Menurut Sugandi (2002) sistem pembelajaran gotong royong atau
cooperative learning merupakan sistem pengajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa

15 A. Syukur Ghazali, Op Cit., h. 115


16 Anwar Holil, Pembelajaran Kooperatif,
http://anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan_inovatif.html (9 Januari 2009)
15

dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan


pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari
sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar
kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang
bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok. Hubungan kerja
seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang
dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan
kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain
selama belajar bersama dalam kelompok. Untuk mencapai hasil yang
maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong
royong, yaitu: 17
a. Saling ketergantungan.
Saling ketergantungan didasari dengan adanya kepentingan yang sama
atau perasaan di antara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang
merupakan merupakan keberhasilan anggota yang lain atau sebaliknya.
b. Tanggung jawab perseorangan.
Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam
anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya,
karena tujuan pembelajaran kooparetif adalah menjadikan setiap anggota
kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya
c. Tatap muka.
Adanya interaksi langsung antar siswa tanpa adanya perantara. Tidak
adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi dan
saling hubungan timbal balik yang positif sehingga dapat mempengaruhi
hasil pendidikan dan pengajaran.
d. Komunikasi antar anggota.
Untuk memperoleh informasi para siswa perlu mengadakan perbaikan-
perbaikan. Komunikasi sangat penting untuk menyampaikan ide dari

17 Ina Karlina, S.Pd, Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sebagai Salah


Satu Strategi Membangun Pengetahuan Siswa, (9 Januari 2009)
16

masing-masing anggota. 18
e. Proses kelompok.
Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah
(proses kelompok) merupakan tujuan terpenting yang diharapkan dapat
dicapai pembelajaran kooperatif.
Definisi-definisi di atas menyimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan sekumpulan strategi pembelajaran dalam kelompok-
kelompok kecil yang digunakan guru agar siswa saling membantu dan
bekerja sama mempelajari sesuatu untuk mencapai prestasi mereka.
Shepardson dalam Ghazali menyebutkan beberapa ciri Belajar Kooperatif
(BK) seperti berikut ini: 19
1. Pendidik harus mengupayakan terwujudnya interaksi antarpeserta didik yang
berada dalam sebuah kelompok (student-to-student interaction).
2. Pendidik harus menciptakan interdependensi positif di kalangan anggota
kelompok. Artinya, masing-masing anggota kelompok harus diupayakan
terlibat dalam kegiatan belajar ini.
3. Kemampuan masing-masing anggota kelompok diperhitungkan secara adil
(individual accountability).
4. Strategi BK menekankan pada pencapaian tujuan bersama (group process
skill).
Menurut Arends dalam Holil, pembelajaran yang menggunakan model
kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 20
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan
materi belajar.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang
dan rendah.
3. Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis

18 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 60-61


19 A. Syukur Ghazali, Menerapkan Paradigma Konstruktivisme melalui Strategi Belajar
Kooperatif dalam Pembelajaran Bahasa, JURNAL PENDIDIKAN & PEMBELAJARAN, VOL.
9, NO. 2, OKTOBER 2002: 115-131, h.
20 Anwar Holil, Op Cit.
17

kelamin yang berbeda-beda.


4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif menurut Carin adalah: (a)
setiap anggota memiliki peran, (b) terjadi hubungan interaksi langsung di
antara siswa, (c) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya
dan juga teman-teman sekelompoknya, (d) guru membantu mengembangkan
keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, (e) guru hanya
berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. 21
Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya: 22
a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi
akademis.
b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif
berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.
d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok daripada
individu.
Menurut Lickona ada delapan bentuk pembelajaran kooperatif, yaitu:
(1) belajar berpasangan (learning partners), (2) susunan duduk berkelompok
(cluster group seating), (3) belajar bertim (student team learning), (4) belajar
dengan membahas berbagai topik dalam tim (Jigsaw learning), (5) mengetes
tim (team testing), (6) proyek kelompok kecil (small-group learning), (7)
kompetisi dalam tim (team competision), dan (8) proyek untuk seluruh kelas
(Whole-class project). Sedangkan menurut Slavin, terdapat lima metode
utama dalam pembelajaran bertim (Student Teams Learning). Tiga
diantaranya, berlaku secara umum pada senua bidang studi, yaitu sebagai
berikut: ”Student Teams-Achievement Division (STAD), Teams-Games
Tournaments (TGT), and Jigsaw II’. Sedangkan dua metode lainnya hanya
berlaku secara khusus, yaitu: ”Cooperative Integrated Reading and

21 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9 Januari 2009)


18

Composition (CIRC)” untuk pengajaran membaca dan menulis pada tingkat


2-8, dan ”Team Accelerated Instruction (TAI)” untuk pengajaran matematika
pada 3-6. Dari kelima metode pembelajaran kooperatif di atas penulis
menggunakan metode ”Student Teams-Achievement Division (STAD).” 23
Pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran IPA selain dapat
mempermudah dalam proses pembelajarannya, tetapi juga dapat
mengembangkan nilai sosialnya seperti interaksi antara guru dengan siswa,
antara siswa dengan siswa lainnya, komunikatif, serta bersifat multi arah.
Sebaliknya, pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang bersifat
tradisional di kelas yang didominasi oleh metode ceramah dan ekspositorik,
sehingga proses belajar lebih banyak didominasi oleh guru (teacher
centered). Menurut Johnson dan Johnson kelemahan pembelajaran
konvensional jika dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif adalah
sebagai berikut :
Tabel 2. 1 Perbandingan antara Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran
Konvensional
Kelompok Pembelajaran Kooperatif Kelompok Pembelajaran
Konvensional
1. saling tergantung secara posistif 1. tidak ada saling ketergantungan
2. tidak ada pertanggungjawaban
2. pertanggungjawaban secara individual
individual 3. homogen
4. menunjuk seorang pemimpin
3. heterogen 5. bertanggung jawab hanya
4. kepemimpinan bergantian untuk dirinya
5. bertanggung jawab satu sama lain 6. hanya menekan pada tugas
6. pada tugas dan pemeliharaan 7. keterampilan sosial diabaikan
7. keterampilan sosial diajarkan
secara langsung 8. guru mengabaikan fungsi
8. guru mengamati dan campur kelompok
tangan 9. tidak memperhatikan
9. memperhatikan keefektifan proses kefektifan proses kelompok
kelompok

22 Ina Karlina, S.Pd, Op Cit.


23 I Wayan Koyan, Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan
Penalaran Verbal terhadap Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn),
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Singaraja, No. 1TH.XXXVI Januari 2003, h. 3
19

Menurut Lickona ada beberapa keuntungan dari penggunaan


pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut : 24
1. Mengajarkan nilai-nilai kerjasama
2. Membangun masyarakat di dalam kelas
3. Mengajarkan dasar keterampilan hidup
4. Meningkatkan prestasi akademik
5. Menawarkan suatu alternatif jalan keluar (other alternative to tracking),
dan
6. Memiliki potensi untuk memperlunak aspek negatif dari kompetisi.
Terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada
dalam model pembelajaran kooperatif yaitu: 25
a. Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.
b. Functioning (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina
hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
c. Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang
dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan
menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.
d. Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk
merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif,
mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran
untuk memperoleh kesimpulan.
Urutan langkah-langkah perilaku guru menurut model
pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends (1997) adalah
sebagaimana terlihat pada tabel 2. 2. 26

24 I Wayan Koyan, Op Cit., h. 4


25 Ina Karlina, Op Cit.
26 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9 Januari 2009)
20

Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Kooperatif


Fase Tingkahlaku Guru
Guru menyampaikan semua tujuan
Fase 1:
pelajaran yang ingin dicapai pada
Menyampaikan tujuan dan
pelajaran
memotivasi siswa
tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Guru menyajikan informasi kepada siswa


Fase 2: dengan jalan demonstrasi atau lewat
Menyajikan informasi bahan
bacaan.

Guru menjelaskan kepada siswa


bagaimana
Fase 3:
caranya membentuk kelompok belajar
Mengorganisasikan siswa ke
dan
dalam kelompok-kelompok
membantu setiap kelompok agar
belajar
melakukan
transisi secara efisien.

Guru membimbing kelompok-kelompok


Fase 4:
belajar pada saat mereka mengerjakan
Membimbing kelompok bekerja
tugas
dan belajar
mereka.

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang


materi yang telah dipelajari atau
Fase 5: masingmasing
Evaluasi kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.

Guru mencari cara-cara untuk


Fase 6: menghargai
Memberikan penghargaan baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok.

Sumber: (Arends, 1997) dalam Yusuf

Menurut Slavin dalam Karuru pendekatan konstruktivis dalam


pengajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif, atas dasar
teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-
konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep
itu dengan temannya.
Thompson berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif turut
21

menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran IPA. Di dalam


pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok
kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang
terdiri dari 4 atau 5 siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud
kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis
kelamin dan suku.
Metode adalah suatu cara mengajar, yang berfungsi sebagai alat untuk
mencapai tujuan pengajaran. Semakin baik metode yang digunakan, maka
akan semakin efektif dan efisien pula pencapaian tujuannya. 27
Guru dalam memberikan pelajaran menggunakan metode dan
pendekatan, untuk melayani, mendidik dan mengajar agar sesuai dengan
situasi dan kondisi siswa, maka perlu diterapkan suatu pembelajaran yang
pada teori belajar kognitif. Relevansi dari teori ini dalam pengajaran IPA
dijabarkan melalui konstruktivis, siswa secara aktif membangun pengetahuan
mereka sendiri. Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi dengan
pendekatan konstruktivis adalah pembelajaran kooperatif, karena
pembelajaran kooperatif merupakan strategi alternatif untuk mencapai tujuan
IPA yang antara lain meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerja sama
dengan orang lain, berpikir kritis dan pada saat yang sama dapat
meningkatkan prestasi akademiknya. 28 Jadi siswa harus aktif membangun
pengetahuan mereka sendiri salah satunya dengan belajar kooperatif untuk
mencapai tujuan IPA.

c. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu
pembelajaran kelompok yang paling awal ditemukan dan populer di kalangan
para ahli pendidikan dari Johns Hopkins University dan telah banyak

27 Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Modul 1-6, (Direktorat Jenderal Pembinaan


Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka,1992), h. 39
28 Prayekti, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Berorientasi pada Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division), Jurnal Tekeldikdas, Vol. 2, No.1,
Juli 2002 : 121-134, h. 122
22

diterapkan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang sangat mudah


diterapkan. 29 Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
menekankan pada aktivitasnya dan interaksi di antara siswa untuk saling
memotivasi dan saling menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi
yang maksimal. 30 Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi
kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen,
terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. 31
Pembelajaran dalam STAD dilakukan dengan presentasi, bukan hanya
oleh 4-5 anggota tim, tetapi guru juga melakukan presentasi. Siswa mengikuti
kuis individual untuk menunjukkan berapa banyak yang telah mereka
pelajari. Skor kuis individu dijumlahkan untuk membentuk sebuah tim skor,
dan tim adalah imbalan atas kinerja mereka. Tim yang terdiri dari siswa
dengan berbagai kemampuan akademis, genders, dan ras. 32
Pembelajaran tipe STAD dicirikan oleh suatu struktur tugas, tujuan,
dan penghargaan kooperatif. Siswa bekerja sama dalam situasi semangat
pembelajaran kooperatif seperti membutuhkan kerjasama untuk mencapai
tujuan bersama dan mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan
tugas. 33
Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima tahapan utama. 34
Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat
dalam tabel 2. 3 berikut ini:

29 Ibid, h. 126
30 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 74
31 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9 Januari 2009)
32 http:://www.ed.gov/pub/EPTW/eptw10/eptw10u.html (9 Januari 2009)
33 Perdy Karuru, Op Cit., h. 791
34www.disdikklungkung.net/PENERAPAN_MODELPEMBELAJARANKOOPERATIF
_TYPE_STADDENGANMEDIAVCD.htm (28 Januari 2009)
23

Tabel 2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


Presentasi kelas Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru
dengan menggunakan metode pembelajaran.
Siswa mengikuti presentasi guru dengan
seksama sebagai persiapan untuk mengikuti
tes berikutnya

Kerja kelompok Kelompok terdiri dari 4-5 orang. Dalam


kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-
sama mendiskusikan masalah yang dihadapi,
membandingkan jawaban, atau memperbaiki
miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja
sama dengan sebaik-baiknya dan saling
membantu dalam memahami materi pelajaran

Tes Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan


kelompok, siswa diberikan tes secara
individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak
diperkenankan saling membantu

Peningkatan skor individu Setiap anggota kelompok diharapkan


mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini
akan memberikan kontribusi terhadap
peningkatan skor rata-rata kelompok

Penghargaan kolompok Kelompok yang mencapai rata-rata skor


tertinggi, diberikan penghargaan.

Ide dasar STAD adalah bagaimana memotivasi siswa dalam


menguasai materi yang disajikan serta menumbuhkan suatu kesadaran bahwa
belajar itu penting, bermakna dan menyenangkan. 35 Guru yang menggunakan
STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi
akademik baru kepada siswa setia minggu menggunakan presentasi verbal
atau teks. Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa
diberi kuis. Kuis itu diskor, dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor
perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi
berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang

35 Prayekti, Op Cit., h. 126


24

lalu. 36
Penyajian kelas maksudnya adalah pengajaran yang dilakukan oleh
guru di dalam kelas. Pengajaran di dalam kelas pada STAD tidak begitu
berbeda dengan kegiatan pengajaran biasa, hanya pengajaran yang diberikan
harus difokuskan pada materi yang dibahas saja. Setelah guru menyajikan
materi sebanyak satu atau dua kali, barulah kemudian siswa bekerja dalam
kelompok menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Dalam STAD, siswa akan
disusun beranggotakan empat siswa yang beragam dalam kemampunnya
ataupun jenis kelaminnya. Fungsi ditentukannya kelompok dalam STAD
adalah untuk saling meyakinkan bahwa semua anggota dapat bekerja sama
dalam belajar, lebih khusus untuk menyiapkan semua anggota dalam
menghadapi tes perorangan dengan baik. Kelompok menjadi hal yag sangat
penting dalam STAD, karena dalam kelompok harus tercipta suatu kerja
kooperatif antar siswa sebaya untuk mencapai kemampuan akademik yang
diharapkan. Untuk menentukan anggota suatu kelompok terlebih dahulu
siswa disusun berdasarkan ranking (peringkat) nilai rapor.
Kemudian guru memberikan tes untuk mengetahui skor individu
maupun kelompok. Langkah terakhir adalah pengakuan kelompok, dilakukan
dengan memberikan pujian sebagian penghargaan atas usaha yang dilakukan
kelompok selama belajar. Pujian ini diberikan kepada kelompok yang
mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama. 37
d. Metode Ekspositori
Metode ini sering dianggap sama dengan metode demonstrasi. Metode
ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua
dimensi atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau
sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang diperlukan. 38
Mengajar dengan metode ekspositori berarti memadukan antara
metode demonstrasi dengan metode ceramah. Dalam menggunakan metode

36 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9 Januari 2009)


37 Prayekti, Op Cit., h. 122
38 Nuryani Rustaman, Op Cit., h.108
25

ini seorang guru harus menyajikan dan memperagakan benda pada tempat
yang dapat dilihat oleh seluruh siswa sehingga siswa dapat memahami
informasi yang disampaikan dengan baik.
Pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori guru
cenderung menggunakan kontrol proses pembelajaran yang aktif, sementara
siswa relatif pasif menerima dan mengikuti apa yang disajikan oleh guru.
Pembelajaran ekspositori ini merupakan suatu proses pembelajaran yang
berpusat pada guru (”teacher centered”), guru menjadi sumber dan pemberi
informasi utama. Meskipun dalam ekspositori digunakan metode lain selain
ceramah dan dilengkapi atau didukung dengan penggunaan media,
penekanannya tetap pada proses penerimaan pengetahuan (materi pelajaran)
bukan pada proses pencarian dan konstruksi pengetahuan. 39
Tahapan pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut: 40
1. Tahap Pendahuluan
Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, siswa mencatat bila perlu.
2. Tahap Penyajian Materi
Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan ceramah dan tanya
jawab, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi untuk memperjelas
materi yang disajikan dan diakhiri dengan penyampaian ringkasan atau
latihan.
3. Tahap Penutup
Guru melaksanakan evaluasi berupa tes dan kegiatan tindak lanjut
seperti penugasan dalam perbaikan dan pengayaan atau pendalaman
materi.

39 Wahyudin Nur Nasution, Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan Ekspositori


terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir, h.5
40 Ibid
26

e. Pembelajaran IPA dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


dan Metode Ekspositori
Berbagai upaya dilakukan sebagai langkah untuk menyempurnakan
kurikulum serta peningkatan kualitas pembelajaran sains untuk mencapai
tujuan pembelajaran IPA yang maksimal. Pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achivement Division (STAD) menjadi salah satu alternatif
metode untuk meningkatkan hasil belajar IPA terutama biologi. Dengan
adanya model pembelajaran ini akan menarik minat siswa dalam proses
pembelajaran dan membantu para siswa untuk mencapai proses IPA,
keterampilan IPA, sikap ilmiah, sikap demokratis dan penerapannya di dunia
nyata. STAD dapat menyajikan proses belajar yang lebih bermakna dan
menyenangkan karena siswa bisa lebih dekat dan akrab dengan teman sebaya
mereka di kelas karena pembelajaran dilakukan dengan cara berkelompok.
Kebanyakan sekolah menggunakan metode ekspositori yang metodenya
berupa metode ceramah, tanya jawab dan juga di dukung oleh metode
demonstrasi. Akan tetapi dalam metode tersebut peranan guru lebih dominan
karena siswa hanya mendengarkan dan hanya menerima pengetahuan tanpa
adanya proses pencarian dan membangun pengetahuan.

2. Nilai-nilai Sains
a. Pengertian Nilai
Menurut Mardiatmaja nilai adalah suatu hakikat suatu hal, yang
menyebabkan hal itu pantas dikejar oleh manusia demi peningkatan kualitas
manusia atau pantas dicintai, dihormati, dikagumi atau yang berguna untuk
suatu tujuan. 41
Manan berpendapat bahwa nilai adalah serangkaian sikap yang
menimbulkan atau menyebabkan pertimbangan yang harus dibuat untuk
menghasilkan suatu standar atau serangkaian prinsip dan aktivitas yang dapat

41 Susriyati Mahanal, Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PLKH) sebagi


Pendidikan Nilai, Pendidikan Nilai, Tahun 2, No. 1 Nopember 1996, h. 74
27

diukur. 42 Pendapat Milton yang dikutip Kosasih (1985) bahwa memaknai


nilai sebagai suatu kepercayaan atau keyakinan yang bersumber pada sistem
nilai seseorang mengenai apa yang pantas atau tidak pantas dilakukan
seseorang. Dengan demikian nilai dimaknai sebagai standar penuntun
perilaku dalam kehidupan seseorang.
Fraenkel (1977:6-7) mengatakan bahwa nilai adalah ”an idea, a
concept about what some one thinks is important in life”. Ide atau konsep
tentang apa yang difikirkan dan dianggap penting oleh seseorang ini akan
menjadi standar berperilaku. Jika Fraenkel lebih memandang nilai itu berada
pada fikiran manusia, maka lain lagi dengan Al-Ghazali. Al-Ghazali
memandang bahwa keberadaan nilai itu ada dalam lubuk hati serta menyatu
raga di dalamnya menjadi suara dan mata hati atau hati nurani. 43
Definisi-definisi di atas menyimpulkan bahwa nilai adalah
serangkaian sikap yang dapat dijadikan sebagai standar berperilaku serta
menyatu dalam hati nurani.
Kluckhohn mendefinisikan nilai sebagai konsepsi (tersirat atau
tersurat, yang sifatnya membedakan individu atau ciri-ciri kelompok) dari apa
yang diinginkan, yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan antara dan
tujuan akhir tindakan. Bertens (1999) menganalisis ciri-ciri nilai ke dalam
tiga kategori, yaitu: pertama, nilai itu berkaitan subyek. Kedua, nilai tampil
dalam suatu konteks praktis, ketika subyek ingin membuat sesuatu. Ketiga,
nilai menyangkut sifat-sifat yang ditambahkan subyek pada sifat-sifat yang
dimiliki obyek. 44
Menurut Ivone Ambroise (1987), ”value is an abstract reality”.
Maksudnya nilai yang abstrak itu dapat dilacak dari tiga realitas, yaitu pola
tingkah laku, pola berpikir, dan sikap-sikap dari individu (pribadi atau
kelompok. Karena itu di dalam suatu masyarakat terdapat banyak individu

42 Mega Iswari, Pendidikan Nilai untuk Mempersiapkan Anak Menghadapi Era-


Globalisasi, Jurnal Pedagogi, Vol II No. 1 Juni 2001, h. 3
43 Sa’dun Akbar, Pelakonan sebagai Pendekatan Unggulan dalam Pendidikan Nilai,
Pendidikan Nilai Tahun 1 No. 2 Mei 1996, h. 69
44 Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Nilai, (bandung: Alfabeta, 2004), h. 13
28

dan banyak kelompok, maka nilai-nilai itu tidak perlu sama bagi seluruh
masyarakat, dan ketidaksamaan nilai itu bisa memacu timbulnya konflik. 45
Pendidikan nilai salah satu jenis pendekatannya adalah pendekatan
penanaman nilai yaitu suatu pendekatan yang memberi penekanan pada
penanaman nilai sosial dalam diri anak. Menurut Superka et al. (1976), tujuan
pendidikan nilai menurut pendekatan ini adalah diterimanya nilai-nilai sosial
tertentu oleh anak, berubahnya nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
sosial yang diinginkan. 46
Nilai-nilai ditanamkan pada seseorang melalui proses sosialisasi,
melalui sumber berbeda-beda: keluarga, lingkungan sosial, lembaga
pendidikan, agama, media massa, tradisi dan sebagainya. Dengan penanaman
nilai, maka siswa akan lebih memahami apa yang dikandung oleh suatu
materi atau pelajaran supaya mereka juga dapat menerapkan nilai-nilai yang
telah mereka ketahui dalam kehidupan sehari-hari.

b. Nilai Sains
Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak
hanya produk saja, akan tetapi juga mencakup pengetahuan seperti
keterampilan keingintahuan, keteguhan hati, dan juga keterampilan dalam hal
melakukan penyelidikan ilmiah. 47
Science mempunyai nilai-nilai dalam kehidupan. Nilai-nilai ada dan
menjadi bagian integral dari suatu proses pendidikan, baik di dalam sekolah
maupun di dalam masyarakat umum.
Secara singkat, nilai-nilai science yang dapat ditanamkan dalam
pendidikan science adalah: 48
1) Kecakapan berfikir dan bekerja menurut langkah-langkah yang teratur.

45 Sumarsono, Pendidikan Nilai: Karakteristik, Peluang, dan Pelaksanaan, Aneka


Widya STKIP Singaraja, Edisi Khusus TH. XXXIII September 2000, h. 3
46 Mega Iswari, Op Cit., h..5
47 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf
48 Soekarno, dkk, Op Cit., h. 24-26
29

2) Keterampilan mengadakan pengamatan dan penggunaan alat-alat dalam


eksperimentasi.
3) Memiliki sikap ilmiah, di antara lain:
a) Tidak berprasangka dalam mengambil keputusan.
b) Sanggup menerima gagasan-gagasan dan saran-saran baru (toleran).
c) Sanggup mengubah kesimpulan dari hasil eksperimennya bila ada
bukti-bukti yang meyakinkan benar.
d) Bebas dari ketakhyulan.
e) Dapat membedakan antara fakta dan opini.
f) Membuat perencanaan teliti sebelum bertindak.
g) Teliti, hati-hati dan seksama dalam bertindak.
h) Ingin tahu, apa, bagaimana, dan mengapa demikian ?
i) Mengahargai pendapat dan penemuan para ahli science.
j) Menghargai baik isi maupun metode science.
Secara lebih rinci dapat dijelaskan tentang pengertian ke lima nilai
dalam sains adalah sebagai berikut: 49
1) Nilai praktis suatu bahan ajar adalah nilai yang dapat meberi
kemanfaatan langsung atau segi-segi praktis bagi kehidupan manusia dan
pemahaman/penguasaan tentang sains itu sendiri.
2) Nilai religius suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat
membangkitkan rasa percaya, menambah keyakinan dan keimanan
seseorang bahwa segala sesuatu yang ada mesti ada yang
menciptakannya dan mengaturnya, yang akhirnya menyadari dan
menghayati atas kekuasaan Allah dengan segala sifatnya sehinga
manusia mesti bertaqwa kepada-Nya.
3) Nilai pendidikan suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat
memberi inspirasi ide atau gagasan cemerlang untuk diterapkan ke
bidang teknik atau mental dalam pemenuhan kebutuhan, keinginan, dan
hasratnya bagi kesejahteraan serta membedakan kehidupan manusia

49 Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam sebagai Sumber Pendidikan Nilai, (Bandung:
Mughni Sejahtera, 2005), h. 16-17
30

dengan hewan.
4) Nilai intelektual suatu bahan ajar adalah nilai yang melandasi kecerdasan
manusia untuk mengambil sikap dan perilaku yang tepat setelah belajar
bahan ajar itu dengan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat mistik
maupun provokatif, dan segala sesuatunya dipikirkan berdasarkan hukum
sebab-akibat, serta sikap kritis.
5) Nilai sosio-politik suatu bahan ajar adalah kandungan nilai yang dapat
memberikan petunjuk untuk bersikap dan berperilaku sosial yang baik
maupun berpolitik yang baik dalam kehidupannya.

3. Hasil Belajar Biologi


a. Pengertian Belajar
Di kalangan ahli Psikologi terdapat keragaman dalam cara
menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Namun, menurut
Hilgard dan Whiterington baik secara eksplisit maupun secara implisit pada
akhirnya terdapat kesamaan maknanya, ialah bahwa definisi maupun konsep
dasar belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku
atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.
Perubahan itu mungkin merupakan suatu penemuan informasi atau
penguasaan suatu keterampilan yang telah ada. Mungkin pula bersifat
penambahan atau perkayaan dari informasi atau pengetahuan atau
keterampilan yang telah ada. Bahkan, mungkin pula merupakan reduksi atau
menghilangkan sifat kepribadian tertentu atau perilaku tertentu yang tidak
dikehendaki. 50
Belajar merupakan aktivitas atau usaha perubahan tingkah laku yang
terjadi pada dirinya atau diri individu. Perubahan tingkah laku tersebut
merupakan pengalaman-pengalaman baru. Dengan belajar individu
mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Perubahan dalam kepribadian
yang menyatakan sebagai suatu pola baru dan pada reaksi yang berupa

50 Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2005), Cet. 8, h.
31

kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. 51


Ciri-ciri kegiatan yang disebut “belajar” yaitu: 52
1) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu
yang belajar, baik aktual maupun potensial.
2) Perubahan itu pada dasarnya berupa didapatkannya kemampuan baru,
yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
3) Perubahan itu terjadi karena usaha.
Chaplin mengemukakan bahwa belajar adalah perolehan tingkah
alaku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Sedangkan
Witting mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap
yang terjadi dalam segala macam (keseluruhan) tingkah laku organisme
sebagai hasil pengalaman.
Hintzman berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang
tejadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. 53
Pendapat-pendapat di atas menyimpulkan bahwa belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku yang relatif secara keseluruhan sebagai hasil
dari pengalaman untuk memperoleh informasi dan pengetahuan.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang sebagai hasil
pengalaman. Menurut Bloom perubahan tersebut meliputi tiga ranah/matra,
yaitu: matra kognitif, afektif dan psikomotorik.
1) Kognitive domain
a) Knowledge (pengetahuan, ingatan) yaitu kemampuan mengingat
materi pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.
b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh).
1) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan) yaitu kemampuan
menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke dalam komponen-

51 http://media.diknas.go.id/media/document/5302.pdf (9 Januari 2009)


52 Noor Suparyanti, dkk, Psikologi Pendidikan, Modul 1-6, (Direktorat Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka,1992), h. 4
53 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2003), h. 90
32

komponen atau bagian-bagian sehingga susunannya dapat dimengerti.


c) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan
baru) yaitu kemampuan menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu
keseluruhan.
d) Application (menilai) yaitu kemampuan menafsirkan atau
menggunakan materi pelajaran yang sudah dipelajari ke dalam situasi
baru atau konkret.
2) Affective domain
a) Receiving (sikap menerima) yaitu merupakan kepekaan menerima
rangsangan (stimulus) baik berupa situasi maupun gejala.
b) Responding (memberikan respons) berkaitan dengan reaksi yang
diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang.
c) Valuing (nilai) berkaitan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimulus yang datang
d) Organization (organisasi) yaitu penerimaan terhadap berbagai nilai
yang berbeda berdasarkan suatu sistem nilai tertentu yang lebih tinggi
e) Characterization (karakterisasi) merupakan keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya.
3) Psycomotor domain
a) Initiatory level.
b) Pre-rotine level.
c) Rountinized level.
Target jangkauan mengenai pencapaian level sebagaimana dijajarkan
di tiap-tiap domain/matra. Ketiga jenis ranah tersebut digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam proses belajar.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar


Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu
perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Ternta
banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar seseorang. Adapun
33

faktor-faktor itu adalah: 54


1) Faktor individu yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri.
Faktor-faktor individu meliputi:
a) Kematangan/pertumbuhan. Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil
jika taraf pertumbuhan pribadi telah dapat memungkinkannya;
potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk itu.
b) Kecerdasan/intelejensi. Di samping kematangan, dapat tidaknya
seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan
/dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya.
c) Latihan atau ulangan. Karena terlatih dan sering mengulang sesuatu,
maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi
makin dikuasai dan makin mendalam.
d) Motivasi. Motif merupkan pendorong bagi suatu organisme untuk
melakukan sesuatu.
e) Sifat-sifat pribadi seseorang. Sifat-sifat kepribadian yangada pada diri
seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai di
mana kah hasil belajarnya dapat dicapai.
2) Faktor sosial yaitu faktor-faktor yang ada di luar individu. Seperti:
a) Keadaan keluarga. Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-
macam itu mau tidak mau turut menetukan bagaimana dan sampai di
mana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak.
b) Guru dan cara mengajar. Bagaimana sikap dan kepribadian guru,
tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara
guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya,
turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dicapai anak.
c) Alat-alat pelajaran. Sekolah yang mempunyai alat pelajaran yang
cukup dapat mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.
d) Motivasi sosial. Anak dapat menyadari apa gunanya belajar dan apa
tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu, jika diberi

54 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ((Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992),


h. 103-105
34

perangsang, diberi motivasi yang baik dan sesuai. Motivasi sosial


dapat timbul dari orang-orang di sekitarnya.
e) Lingkungan dan kesempatan. Banyak anak-anak yang tidak dapat
belajar dengan hasil baik dan tidak dapat mempertinggi belajarnya
akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya
pekerjaan, pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta faktor-
faktor lain di luar kemampuannya.

c. Hasil Belajar Biologi


Hasil belajar atau prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai
oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu prestasi
belajar bukan ukuran, tetapi dapat diukur setelah melakukan kegiatan belajar.
Keberhasilan seseorang dalam mengikuti program pembelajaran dapat dilihat
dari prestasi belajar seseorang tersebut. 55
Menurut Gagne dkk hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati
melalui penampilan siswa. 56 Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri individu (faktor internal)
maupun faktor yang berasal dari luar individu (faktor eksternal). Salah satu
faktor internal yang berpengaruh adalah keinginan siswa untuk belajar.
Sedangkan salah satu faktor eksternal adalah metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.
Menurut Syaefudin Azwar, “Hasil belajar adalah performa maksimal
seseorang dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan
atau telah dipelajari”
Secara umum Reigeluth dalam Nurdin Ibrahim mengatakan bahwa
hasil pembelajaran secara umum dapat dikategorisasikan menjadi tiga (tiga
indikator), yaitu: (1) efektivitas pembelajaran, yang biasanya diukur dari
tingkat keberhasilan (prestasi) siswa dari berbagai sudut, (2) efisiensi

55 http://www.geocities.com/guruvalah (9 Januari 2009)


35

pembelajaran, yang biasanya diukur dari waktu belajar dan atau biaya
pembelajaran, (3) daya tarik pembelajaran, yang selalu diukur dari tendensi
siswa ingin belajar secara terus menerus. 57
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa proses pembelajaran akan
berhasil dengan baik jika tingkat keberhasilan siswa akan tercapai apabila
pembelajaran itu efektif, efisien, dan dapat menarik siswa untuk terus belajar.
Karena hasil belajar adalah suatu hasil usaha secara maksimal bagi seseorang
dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan atau telah
dipelajari.
Empat langkah utama yang menjadi tugas guru dalam pembelajaran,
yaitu perumusan tujuan pembelajaran, metode, alat, dan evaluasi
pembelajaran. Keempat langkah ini dalam pelaksanaannya terkait satu sama
lainnya. Dalam hal ini terutama adalah evaluasi hasil pembelajaran.
Sains merupakan proses di mana orang secara sistematis
mengumpulkan informasi tentang dunia alam (natural world), yang disertai
dengan sistem nilai dan sikap dalam proses saintifik. Menurut Carin dan Sund
sains adalah sistem pengetahuan tentang alam semesta yang diperoleh melalui
pengumpulan data dengan observasi dan eksperimen terkontrol yang di
dalamnya memuat proses, produk, dan sikap manusia.
Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada
siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesara Tuhan Yang Maha Esa.
Rumusan tujuan ini memiliki kesamaan substansi dengan apa yang
dikemukakan Abruscato bahwa pembelajaran sains di sekolah secara umum
ditujukan untuk mengembangkan kreativitas, berpikir kritis, dan
pembentukan warga negara yang baik (“good citizenship”). 58

56 I Wayan Koyan, Op Cit., h. 7


57 Efi, Perbandingan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Teknik Jigsaw dengan STAD,
Skripsi Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Biologi, (Jakarta: Universitas Islam Syarif
Hidayatullah, 2007), h. 32
58 Wahyudin Nur Nasution, Efektivitas Strategi Pembelajaran Kooperatif dan
Ekspositori terhadap Hasil Belajar Sains Ditinjau dari Cara Berpikir, h. 3
36

Beberapa prosedur pengukuran hasil belajar, pengukuran secara


tertulis, secara lisan dan melalui observasi. Dalam pembelajaran biologi
prosedur yang banyak digunakan adalah prosedur tertulis dan prosedur
observasi. Prosedur tertulis dipakai untuk mengukur hasil belajar yang
sifatnya kognitif dan afektif. Sedangkan prosedur observasi digunakan untuk
mengukur hasil belajar yang sifatnya psikomotor.

4. Konsep Ekosistem
Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan
lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan
lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal
balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur biotik dengan abiotik
membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Pola-pola interaksi terjadi
dalam berbagai tingkatan, mulai dari individu, populasi, komunitas, sampai
tingkatan ekosistem. Interaksi antara faktor-faktor biotik dan abiotik secara
garis besar dapat dilihat pada pola rantai makanan, aliran energi, jaring-jaring
makanan, dan sistem biogeokimia.
Proses pengaliran energi dapat terjadi suatu interaksi. Aliran energi
terjadi karena adanya peristiwa makan-memakan. Peristiwa makan-memakan
membentuk suatu rantai makanan. Rantai makanan saling terkait membentuk
jaring-jaring makanan. Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi
dari makhluk yang satu ke makhluk yang lainnya melalui sederetan
organisme yang makan dan yang dimakan. Para ilmuwan ekologi mengenal
tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai
saprofit.
Siklus biogeokimia juga terjadi pada ekosistem. Siklus biogeokimia
merupakan siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen
abiotik ke biotik dan kembali lagi ke abiotik. Siklus biogeokimia antara lain
siklus nitrogen, siklus karbon dioksida, siklus oksigen, dan siklus air. Dalam
keberadaannya, ekosistem selalu mengalami perkembangan.
37

Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan


disebut suksesi. Suksesi dibedakan menjadi dua, yaitu suksesi primer dan
suksesi sekunder. Suksesi primer terjadi jika komunitas asal terganggu yang
menyebabkan hilangnya komunitas secara total sehingga di komunitas asal
tersebut terbentuk habitat baru. Suksesi sekunder terhadi bila suatu komunitas
mengalami gangguan baik secara alami maupun buatan dan tidak merusak
total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat
lama dan kehidupan masih ada. Hubungan komunitas dengan lingkungan
membentuk berbagai ekosistem.
Ditinjau dari penyusunnya, suatu ekosistem terdiri atas unsur abiotik,
produsen, konsumen, dan dekomposer. Ekosistem terbagi menjadi ekosistem
darat dan ekosistem perairan. Ekosistem darat terbagi atas bioma gurun,
bioma padang rumput, bioma hutan basah, bioma hutan gugur, taiga, dan
bioma tundra. Ekosistem perairan dibagi menjadi ekosistem air tawar dan
ekosistem air laut. Ekosistem air tawar terdiri dari sungai dan danau,
sedangkan ekosistem air laut terdiri dari ekosistem laut, ekosistem pantai,
ekosistem estuari, dan ekosistem terumbu karang. Seluruh ekosistem di bumi
ini membentuk satu kesatuan yang disebut biosfer. 59

B. Keterkaitan Konsep Ekosistem dengan Nilai-nilai dalam Sains


Suatu lingkungan di mana terjadi interaksi antara faktor-faktor abiotik
dengan organisme yang hidup di dalamnya dan antarorganismenya disebut
ekosistem. Awalnya Allah menciptakan berbagai ekosistem adalah dalam
keadaan seimbang, tetapi kemudian menjadi rusak karena perbuatan manusia.

59 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf
38

”Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak


melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang?” (Q.S. Al-Mulk, 67:3)
Komponen-komponen ekosistem mencakup: faktor abiotik, produsen,
konsumen, detrivora dan dekomposer. Di antara komponen-komponen
ekosistem terjadi interaksi, saling membutuhkan dan saling memberikan apa
yang menjadi sumber penghidupannya. Kita tidak dapat menyangkalnya,
bahwa penyokong kehidupan di dunia adalah diciptakannya oleh Allah mula-
mula faktor abiotik yang menyokong kehidupan di dunia tumbuh-tumbuhan
sebagai produsen; kemudian tumbuh-tumbuhan menjadi penyokong
kehidupan organisme lainnya (binatang dan manusia) sebagi konsumen
maupun detrivora, dan akhirnya dekomposer (bakteri dan jamur)
mengembalikan unsur-unsur pembentuk makhluk hidup kembali menjadi
faktor-faktor abiotik; demikian seterusnya terjadilah daur ulang materi dan
aliran energi di alam secara seimbang. Sumber energi untuk kehidupan di
bumi adalah energi matahari, kemudian diikat dan digunakan oleh tumbuhan
untuk mensintesis zat-zat anorganik sederhana menjadi zat-zat organik yang
mengandung energi.
Adanya saling ketergantungan antara faktor abiotik dengan faktor
biotik, dan hubungan antar komponen di dalam faktor biotik sendiri,
menunjukkan bahwa manusia bergantung kepada makhluk hidup lannya
maupun kehidupan antar manusia sendiri. Pelajaran ini memberikan petunjuk
bahwa manusia tidak bisa menyombongkan diri atau tidak merasa butuh
terhadap lainnya, apalagi manusia sebagai insan sosial sehingga tidak
sepantasnya manusia yang satu membunuh yang lainnya.
Faktor abiotik sangat menentukan dalam sebaran dan kepadatan
organisme dalam suatu daerah. Hal ini berkaitan dengan adaptasi dan suksesi
organisme terhadap faktor-faktor lingkungannya; bisa melalui adaptasi
morfologi, sosiologi dan adaptasi perilaku dari organisme yang berada dalam
lingkungan yang ditempatinya. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa:
39



”Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa Kami menghalau air ke bumi
yang tandus lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman yang
daripadanya (dapat) binatang-binatang dan mereka sendiri, maka apakah
mereka tidak memperhatikan?” (Q.S. As-Sajadah (32): 27)

Ayat tersebut juga menggambarkan hubungan faktor abiotik dengan


faktor abiotik, hubungan antara faktor abiotik dengan faktor biotik, dan
hubungan anrata faktor biotik dengan faktor biotiknya.

1. Hubungan Faktor Abiotik dengan Faktor Abiotik


Surat As-Sajadah ayat 27 tersebut menyebutkan bahwa air
mempengaruhi keadaan tanah menjadi subur atau tandus. Tanah menjadi
subur apabila terdapat cukup air yang berguna untuk menumbuhkan berbagai
tumbuhan, yang mendukung kehidupan suatu organisme lainnya (hewan dan
manusia).
2. Hubungan Faktor Biotik dengan Faktor Biotik
Kehidupan suatu organisme tidak bisa sendiri-sendiri, tetapi
bergantung kepada organisme lainnya, baik untuk kepentingan sumber-
sumber penghidupannya atau makanan, perkembangbiakan, maupun sebagai
habitat (tempat tinggal). Untuk mendapatkan sumber-sumber penghidupan
tersebut, terjadilah interaksi antara organisme lainnya melalui apa yang
disebut ”Rantai Makanan” dan ”Jaring-jaring Makanan” di alam, sehingga
makhluk hidup bisa mempertahankan kehidupan dan penghidupannya di
bumi. Al-Qur’an surat As-Sajadah ayat 27 itupun menggambarkan adanya
Rantai Makanan.
3. Hubungan Faktor Abiotik dengan Faktor Biotik
Al-Qur’an surat Qaaf ayat 9 menyebutkan:


40

”Kami turunkan dari langit air hujan, yang berkat (bermanfaat), lalu Kami
tumbuhkan dengan dia kebun-kebun dan biji (tanam-tanaman) yang akan
dipanen.” (Q.S. Qaaf (50): 9)
Bagian di permukaan bumi yang bisa didiami oleh makhluk hidup
atau adanya kehidupan suatu organisme disebut biosfer. Daerah-daerah
tertentu yang memperlihatkan dominasi populasi atau komunitas tertentu
disebut Bioma, seperti daerah tundra, stepa, taiga, gurun, hutan hujan tropis,
dan sebagainya. Adanya berbagai bentuk Bioma ini sudah disebutkan dalam
Al-Qur’an , yaitu:

☺ ☯

”Dan Kami turunkan awan dan yang tercurah (hujan). Supaya Kami
tumbuhkan dengan air itu biji dan tanaman. Dan kebun-kebun yang berlapis-
lapis.” (Q.S.An-Naba:14-15)
Lingkungan abiotik yang cocok bagi adaptasi dan suksesi suatu
organisme disebut habitat, dan habitat khusus bagi suatu populasi disebut
Niche atau Nicchia.
4. Kandungan Nilai Pembelajaran Ekosistem
a. Nilai Praktis
1) Dengan menganalisis komponen-komponen ekosistem yang
ada pada suatu daerah dapat diketahui bahwa ekosistem itu
tergolong seimbang atau tidak seimbang, sehingga dapat
diprediksi pertumbuhan dan perkembangan suatu populasi
yang akan mendominasi atau suksesi di sana.
2) Dengan melakukan inventarisasi sumber daya alam hayati
(SDAH) di suatu daerah dapat diketahui keberadaan suatu
populasi dari tahun ke tahun, populasi mana yang mengalami
kelangkaan sehingga perlu dilakukan tindakan pelestariaannya.
41

b. Nilai Religi
1) Adanya fenomena daur ulang materi dan siklus energi di alam,
kejadian daur hidup pada tumbuhan maupun hewan, dan
berbagai bentuk keanekaragaman makhluk hidup dengan
kemampuan adaptasinya, memberikan petunjuk adanya Tuhan
Yang Maha Kuasa sehinga manusia wajib menyembah-Nya
dan taat kepada firman-firman-Nya.
2) Setelah kita membandingkan struktur berbagai jenis makhluk
hidup yang ada dalam ekosistem, kita wajib mensyukuri atas
penciptaan manusia sebagai makhluk hidup yang paling
sempurna dibandingkan organisme lainnya sehingga
sepatutnya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT.

C. Hasil Penelitian yang Relevan


Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh pengetahuan dan informasi dari sumber tertentu. Banyak metode
yang digunakan untuk mencapai hasil dari kegiatan belajar mengajar.dalam
konstruktivisme, kegiatan belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Salah
satu model pembelajaran dalam konstruktivisme adalah pembelajaran
kooperatif.
Penelitian yang telah ada mengatakan bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif tipe STAD menunjukkan hasil belajar yang lebih baik. Penelitian
Tri Dyah Prastiti (1999) dalam Prayekti yang berjudul : ”Penerapan
Pembelajaran Kooperatif dengan Metode STAD pada Pengajaran Soal Cerita
Matematika Kelas VI di SDN Penanggungan Kodya Malang” menyebutkan
bahwa siswa yang mendapat pembelajaran soal cerita melalui metode belajar
kooperatif (STAD) adalah 50,26% dan prestasi belajar siswa yang mendapat
42

pembelajaran soal cerita dengan cara biasa adalah 34,65%. 60 Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif lebih baik dibandingkan
dengan pembelajaran dengan cara biasa.
Penelitian I Made Surianta yang berjudul : ”Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Media VCD Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IX B SMP Negeri 1
Banjarangkan Tahun 2008/2009”, menyatakan bahwa nilai hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dari siklus I sampai pada siklus II. Peningkatan ini
ditunjukkan dengan dengan kenaikan rata-rata nilai hasil belajar sebesar 6,68
pada siklus I menjadi 7,01 pada siklus II. Begitu pula dengan perolehan nilai
10 terjadi peningkatan dari hanya diperoleh oleh seorang siswa pada siklus I
menjadi diperoleh sebanyak 5 orang siswa pada siklus II. Untuk nilai
terendah pada siklus I sebesar 3 meningkat menjadi 4 pada siklus II.
Sedangkan untuk ketuntasan klasikal juga terjadi peningkatan dari 70% pada
siklus I menjadi 83% pada siklus II. Dengan demikian penerapan metode
kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan optimal. 61
Menurut Perdy Karuru dalam jurnalnya yang berjudul ”Penerapan
Pendekatan Keterampilan Proses dalam Seting Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP”,
menyimpulkan respon siswa terhadap komponen kegiatan belajar mengajar
yaitu berminat mengikuti pembelajaran berikutnya jika digunakan
pembelajaran yang berorientasi pendekatan keterampilan proses dalam seting
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil belajar siswa yang diajar
pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting
pembelajaran tipe STAD lebih baik daripada siswa yang diajar tidak
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. 62

D. Kerangka Pikir

60 Prayekti, Op Cit., h. 128


61 I Made Surianta, Op Cit.
62 Perdy Karuru, Op Cit.,h. 804
43

Belajar dilakukan untuk melakukan perubahan dalam hal membagun


pengetahuan dan tingkah laku yang meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan UU No. 20 Tahun
1989 menerangkan untuk mencapai lulusan yang kompeten yaitu lulusan
yang memiliki pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai dasar yang tercermin dari
kebiasaan berpikir dan bertindak salah satunya dengan penggunaan metode
dan pendekatan yang bervariasi. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan metode ekspositori dalam proses pembelajaran akan berguna bagi
siswa untuk membantu siswa belajar dengan metode yang berbeda sehingga
mereka akan merasa nyaman untuk memahami konsep-konsep IPA terutama
biologi. Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengembangkan
keaktifan siswa, meningkatkan kemampuan kerja sama dengan kelompok,
berbagi tanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan,
bersosialisasi dengan lingkungan di sekitar mereka. Dalam hal ini terutama
saling bekerja sama untuk mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung pada
materi pembelajaran sains yang belum mereka ketahui.
Penggunaan media atau alat bantu pada metode ekspositori dapat
mempengaruhi motivasi dalam belajar walaupun proses pembelajaran tetap
berpusat pada guru.
Biologi sebagai bagian dari IPA/Sains. Belajar biologi sesungguhnya
mengandung banyak unsur berpikir. Dalam pembelajaran biologi siswa tidak
hanya diharapkan memperoleh pengetahuan serta pemahaman tentang fakta-
fakta dan konsep-konsep. Dalam sains/biologi banyak mengandung nilai-nilai
yang dapat mengungkap tentang fakta-fakta dan konsep-konsep yang relevan
dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang terkandung dalam suatu materi
dapat ditanamkan pada diri siswa dengan mengintegrasikan nilai-nilai
tersebut dengan apa yang ada di sekitar mereka untuk mereka terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai merupakan daya pendorong dan dijadikan
sebagai prinsip kehidupan seseorang yang dapat dilacak dari tiga realitas,
yaitu: pola tingkah laku, pola berpikir dan sikap.
44

Penerapan pembelajaran yang berbeda antara pembelajaran kooperatif


tipe STAD dan ekspositori akan berbeda pula hasil belajar yang akan dicapai
dalam tujuan pembelajaran yang optimal, siswa juga akan memperoleh
pengalaman berbeda dengan kedua variasi pembelajaran tersebut.

Tujuan pembelajaran

Metode/pendekatan
bervariasi

Pembelajaran kooperatif Metode ekspositori


Tipe STAD

Hasil belajar biologi

Kognitif Afektif Psikomotor

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

E. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir, maka hipotesis
penelitian yang diajukan dirumuskan sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem
yang bernuansa nilai.
45

Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran


kooperatif tipe STAD dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem
yang bernuansa nilai.
Berdasarkan hipotesis di atas maka diduga bahwa dengan penggunaan cara
dan metode yang berbeda yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
ekspositori maka hasil belajarnya menunjukkan skor yang berbeda.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah yang
menunjukkan hasil belajar biologi yang lebih tinggi, pembelajaran kooperatif
tipe STAD atau dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem
terintegrasi nilai dan bagaimanakah respon siswa terhadap nilai yang
terkandung pada konsep ekosistem?

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah At-Taqwa Tangerang.
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2009 (semester II
tahun ajaran 2008/2009).

C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuasi eksperimen atau
eksperimen semu. Desain penelitian berbentuk randomized control pretest-
posttest design. Yaitu desain penelitian dimana kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dipilih secara acak, masing-masing kelompok diberikan
pretes dan postes.
Pre-test ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat
dikuasai oleh peserta didik. 1 Isi atau materi tes awal menekankan pada
bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui atau dikuasai peserta
didik sebelum pelajaran diberikan kepada peserta didik. Sedangkan tes akhir
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi
pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-

1 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2005), h. 69

45
46

baiknya oleh peserta didik. 2 Isi atau materi tes akhir ini adalah pelajaran
yang tergolong penting yang telah diajarkan kepada peserta didik, biasanya
naskah tes akhir ini sama dengan naskah pada tes awal.
Adapun desain penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen T1 X T2

Kontrol T1 T2

Keterangan:
T1 : Pretest
T2 : Posttest
X : Perlakuan yang diberikan pada siswa

D. Populasi dan Sampel


Populasi target adalah seluruh siswa MA At-Taqwa. Populasi
terjangkau adalah seluruh siswa kelas X MA At-Taqwa tahun ajaran
2006/2007. Sampel adalah siswa kelas X-b dan X-c MA At-Taqwa pada
tahun ajaran 2008/2009. Kelas X-c sebagai kelas eksperimen dan kelas X-b
sebagai kelas kontrol. Teknik pemilihan sampel dengan teknik Purposive
Sampling.

E. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran
kooperatif (Cooperative Learning) tipe STAD dengan. Sedangkan
penanaman nilai-nilai sains. Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil
belajar biologi siswa.
1. Variable X (Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning) Tipe STAD dengan Penanaman Nilai-nilai Sains)

2 Ibid, h. 70
47

a. Definisi Konseptual
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil untuk memerikan motivasi dan untuk
membangun pemahaman dari pengalaman mereka sendiri.
STAD (Student Team Achievement Division) merupakan salah satu
dari variasi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya terdiri atas 4-5
anggota kelompok yang heterogen. Dalam STAD siswa saling
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
b. Definisi Operasional
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model
pembelajaran yang mengkoordinasikan anggota kelompok untuk saling
bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas
kelompok secara bersama-sama.
2. Variabel Y (Hasil Belajar Biologi Siswa )
a. Definisi Konseptual
Hasil belajar adalah penguasaan keterampilan dan konsep suatu
mata pelajaran yang diukur melalui tes setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran. Hasil belajar biologi adalah hasil yang dicapai siswa setelah
mengikuti pelajaran biologi yang diketahui melalui hasil tes pelajaran
tersebut.
b. Definisi Operasional
Hasil belajar biologi adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh
siswa dalam mata pelajaran biologi pada konsep ekosistem. Hasil belajar
biologi tentang konsep ekosistem dapat diketahui setelah diberikan tes
pada materi ekosistem dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
STAD.

F. Teknik Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan data tes dan data non tes sebagai instrumen penelitian.
48

Adapun urutan pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:


1. Melakukan observasi terhadap kelas-kelas yang akan dijadikan sampel
dalam penelitian ini serta menentukan kelas yang akan dijadikan kelompok
eksperimen dan kelas yang akan dijadikan kelompok kontrol.
2. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan memberikan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada bahasan tentang ekosistem
kepada kelas yang dijadikan kelas eksperimen. Sedangkan pada kelas
kontrol pembelajaran biologi dengan menggunakan metode konvensional.
3. Memberikan soal-soal tes tentang konsep ekosistem dan non tes pada
kedua kelas dengan soal-soal yang sama. Soal non tes diberikan untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran biologi dengan metode
STAD dan nilai yang terkandung dalam konsep ekosistem.
Mengevaluasi hasil tes dan non tes yang diperoleh dari kedua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemudian
hasil tes tersebut dianalisis dan dipersiapkan untuk dijadikan laporan hasil
penelitian.

G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tes Kognitif
Tes kognitif berupa tes tertulis yang diberikan kepada responden
dalam bentuk tes objektif (multiple choice) dengan lima option sebanyak 30
soal. Tes pengetahuan ini digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa
terhadap konsep ekosistem yang telah dipelajari. Sebelum soal-soal itu
diberikan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa melalui pre test
dan post test. Soal-soal itu telah diujicobakan dan dinyatakan valid dan
reliabel. Dari 50 soal pilihan ganda yang diujicobakan, 20 soal yang
dinyatakan valid berdasarkan perhitungan yang menggunakan ANATES.
Soal yang akan dipergunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 soal maka
dilakukan validitas konten kepada 10 soal yang lain.
49

Setelah soal-soal tersebut dinyatakan valid dan realiabel maka soal-


soal tersebut diberikan kepada siswa sebagai soal pre test untuk mengetahui
pemahaman awal siswa tentang konsep ekosistem, siswa kelas eksperimen
dan siswa kelas kontrol diberikan soal-soal pre test dan post test sebanyak 30
soal pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar kedua kelompok tersebut
dan juga untuk mengetahui dampak dari variabel bebas yang diterapkan pada
kelompok eksperimen.
Di antara soal-soal yang valid antara lain : 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11,
13, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 24, 26, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 40, 44, 47, 48, 49, 50.

2. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini diberikan kepada siswa untuk
memperoleh respon siswa terhadap pembelajaran dengan penanaman nilai
sains. Angket ini bersifat tertutup dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Angket
yang digunakan berjumlah 30 soal terdiri dari 20 butir pertanyaan positif dan
10 butir pertanyaan negatif.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Ekosistem yang Bernuansa Nilai Religi dan Praktis
Indikator No Butir Soal ∑ (+) ∑ ( -) ∑ %
Rasa Syukur kepada Allah 3, 4, 9, 19, 22 3 2 5 16,67%
Bukti Keberadaan Allah 10, 17, 21 1 2 3 10%
Perumpamaan Allah sebagai
1, 5, 6, 7, 14, 15, 5 1 6 20%
pelajaran bagi Manusia
Ekosistem beserta 2, 8, 13, 20, 24, 26, 27,
5 5 10 33,33%
Komponennya 28, 29, 30
Manfaat Mempelajari Konsep
11, 12, 16, 18, 23, 25, 6 0 6 20%
Ekosistem
Total 20 10 30 100%

H. Kalibrasi Instrumen
Sebelum penelitian dilaksanakan, dilakukan uji instrumen melalui:
50

1. Uji Validitas
Menurut Arikunto dalam Riduwan validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. 3
Instrumen dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Untuk mengetahui
bahwa hasil evaluasi maka tiap butir soal harus diukur validitasnya,
adapun pengukuran validitas tiap butir soal yaitu dengan mempergunakan
korelasi Produk Momen dari Pearson melalui rumus sebagai berikut: 4
N ∑ ΧΥ − (∑ Χ )(∑ Υ )

rxy =
[N ∑ Χ 2
− (∑ Χ ) N
2
][ (∑ Υ ) − (∑ Υ ) ]
2 2

Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y (Validitas butir soal)
X = Nilai suatu butir soal
Y = Nilai soal
N = Jumlah peserta tes
Dalam penelitian ini validitas butir soal dilakukan dengan
menggunakan program ANATES untuk butir soal pilihan ganda.
Berdasarkan pengujian validitas instrument penelitian yang sudah
disesuaikan dengan r tabel, dari 50 butir soal yang valid berjumlah 20
butir. Karena butir soal yang dipergunakan dalam instrumen penelitian ini
berjumlah 30 soal maka ada 10 soal yang diperbaiki dengan validitas
konten/isi.
Adapun kriteria acuan sebagai nilai pembanding untuk
menginterpretasikan validitas dapat dilihat pada tabel 3. 1

3 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,


(Bandung : Alfabeta, 2005), h. 97
4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
51

Tabel 3. 4 Derajat Validitas Soal


Rentang Keterangan
0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
0,6 – 0,79 Tinggi
0,4 – 0,59 Cukup
0,2 – 0,39 Rendah
0,0 – 0,19 Sangat Rendah

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan suatu alat evaluasi karena memiliki taraf
keterpercayaan yang tinggi. Suatu tes yang baik akan memiliki reliabilitas
yang tinggi, dimana tes tersebut akan menghasilkan skor yang relatif tidak
berubah walaupun diberikan situasi yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini
soal yang digunakan berupa soal pilihan ganda (multiple choice) maka
digunakan rumus K-R 20 sebagai berikut : 5

n S − ∑ pq
2

r11 = n − 1 S2

Keterangan :
r11= Reliabilitas soal secara keseluruhan
P = Proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap item
Q = Proporsi siswa yang menjawab item dengan salah. (Q = 1 – P)

∑ PQ = Jumlah hasil perkalian antara P dan Q


n = Banyaknya item
S = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar Varians)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ANATES dalam untuk
menghitung reliabilitas soal tes.
Adapun kriteria acuan sebagai nilai pembanding untuk
mengiterpretasikan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3. 2

Edisi Revisi, h. 72
52

Tabel 3. 5 Derajat Reliabilitas Soal


Rentang Keterangan
0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
0,6 – 0,79 Tinggi
0,4 – 0,59 Cukup
0,2 – 0,39 Rendah
0,0 – 0,19 Sangat Rendah

3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif
konvensional paling sederhana dan mudah. Semakin besar indeks
menunjukkan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar
oleh sebagian siswa atau seluruh siswa. Sebaliknya, jika sebagian kecil atau
tidak ada sama sekali siswa yang menjawab benar menunjukkan butir sukar.
Dalam proses penghitungan peneliti menggunakan ANATES. Rumus yang
digunakan untuk mencari tingkat kesukaran suatu soal adalah sebagai
berikut:
B
P= N
Keterangan:
P = Proporsi (Indeks Kesukaran)
B = Jumlah siswa yang menjawab benar
N = Jumlah peserta tes
Adapun kriteria yang menunjukan tingkat kesukaran dapat dilihat
tabel 3.3.

5 Ibid, h. 102
53

Tabel 3. 6 Tingkat Kesukaran


Rentang Keterangan
0,76 – 1,00 Mudah
0,75 – 0,26 Sedang
0,00 – 0,25 Sukar

4. Daya Pembeda Soal


Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam
membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan
kelompok siswa yang kurang pandai. Dalam proses penghitungan peneliti
menggunakan ANATES. Rumus yang digunakan untuk mencari daya
pembeda suatu soal adalah sebagai berikut: 6
(Ba − Bb )
D= 0,5 N

Keterangan:
Ba = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas
Bb = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah
N = Jumlah peserta tes
Adapun kriteria yang baik sebagi daya pembeda adalah: > 0,30

I. Teknik Analisis Data


1. Analisis Data Kuantitatif
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistibusi normal atau tidak. Menguji normalitas sampel dengan
menggunakan rumus Liliefors dengan taraf signifikan α = 0,05. 7

LO = F(Zi) – S(Zi)

Keterangan :

6 Drs. Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
UIN Press, 2006), h. 103-104
7 Sudjana, Metoda Statistika Edisi ke-6, (Bandung: Tarsito, 1996), hal.466
54

LO = Harga mutlak terbesar


F(Zi) = Peluang angka baku
S(Zi) = Proporsi angka baku
Kriteria pengujian populasi ini dianggap berdistribusi normal jika :
Lhitung < Ltabel : Berdistibusi normal
Lhitung > Ltabel : Tidak Berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas
Untuk menguji variasi dari populasi homogen, maka dilakukan uji
homogenitas dengan menggunakan rumus uji Fisher dengan taraf
signifikan α = 0,05. 8
Variansterbesar
Rumus uji Fisher : Fhitung = Variansterkecil
Hipotesis statistik :
Ho : Varians populasi homogen
Ha : Varians populasi tidak homogen
Kriteria pengujian :
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel
Ha ditolak jika Fhitung > Ftabel
Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya
untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh pembelajaran kooperatif dengan
mengaitkan nilai sains terhadap hasil belajar biologi maka dilakukan analisis
data dengan menggunakan rumus uji “t”, sebagai berikut: 9
Mx − My
t0 =
⎛ ∑ x2 + ∑ y2 ⎞⎛ 1 1 ⎞⎟
⎜ ⎟⎜ +
⎜ Nx + Ny − 2 ⎟⎜ N x N y ⎟
⎝ ⎠⎝ ⎠

Keterangan :

Mx = mean/nilai rata-rata hasil kelompok eksperimen

8 Ibid, h. 250
9 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 280
55

My = mean/nilai rata-rata hasil kelompok kontrol


Nx = jumlah siswa kelompok eksperimen
Ny = jumlah siswa kelompok kontrol
t0 = nilai t hitung
Kriteria Hipotesis, jika:
a. jika thitung > ttabel, maka tolak Ho dan Ha diterima
b. jika thitung < ttabel, maka terima Ho dan Ha ditolak
Adapun taraf signifikan yang digunakan pada uji t adalah α = 0,05
c. Analisis Data Kualitatif
Dalam menganalisis data penulis menggunakan cara persentase.
Persentase artinya setiap data dipresentaikan setelah dibuat tabulasi dalam
jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif jawaban.
Pedoman yang digunakan dalam mencari persentase setiap data adalah : 10
f
P= Χ100 0 0
N
Keterangan :
P = Persentase untuk setiap kategori jawaban
f = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden

J. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan diujikan adalah sebagai berikut :
Ho: μE < μK
Ha: μE > μK
Keterangan:
Ho = Hipotesis nihil
Ha = Hipotesis alternatif
μE = Hasil belajar siswa kelas eksperimen
μK = Hasil belajar siswa kelas kontrol

10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya,


1989), h.131
56

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pre Test
a. Kelas Eksperimen
Skor Pre test yang didapatkan pada kelas eksperimen sebelum
diberikan perlakuan yaitu skor maksimum 63 dan minimum 40 dengan
rata-rata mencapai 48,5 dan standar deviasi mencapai 8,91.
b. Kelas Kontrol
Skor Pre test yang didapatkan pada kelas kontrol sebelum
diberikan perlakuan yaitu skor maksimum 60 dan minimum 30 dengan
rata-rata 44,96dan estándar debíais mencapai 7,98.
Adapun penyajian data skor pre test Kelas Eksperimen dan
Kontrol (Tabel 4.1).
Tabel 4.1 Skor Pre Test Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

N 26 26
Max 63 60
Min 40 30

X 48,5 44,96
SD 8,91 7,98

2. Hasil Post Test


a. Kelas Eksperimen
Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan cara
memberikan post test maka didapatkan skor maksimum 93, minimum 57, dan
nilai rata-rata 71,62 dengan standar deviasi perimen 10,32.
57

b. Kelas Kontrol
Pada kelas kontrol skor maksimum 77, minimum 43 dan nilai rata-
rata 56,19 dengan standar deviasi 9,00 (Tabel 4.2).

Tabel 4.2 Skor Post Test Kelas Eksperimen dan Kontrol


Data Eksperimen Kontrol
N 26 26
Max 93 77
Min 57 43

X 71,62 56,19
SD 10,32 9,00

Berdasarkan rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada kedua kelas


tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep ekosistem yang
terintegrasi nilai lebih tinggi yaitu mencapai 71,62 sedangkan yang
menggunakan metode ekspositori mencapai 56,19. Hal ini menunjukkan
adanya perbedaan hasil belajar biologi pada pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan metode ekspositori.

B. Pengujian Prasyarat Analisis


1. Uji Normalitas Data
a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Untuk mengetahui data yang telah diperoleh berdistribusi normal
atau tidak pada kelas eksperimen, maka peneliti melakukan uji normalitas
dengan menggunakan uji Liliefors. Hasil perhitungan uji normalitas
kemampuan awal (pre test) pada kelas eksperimen diperoleh Lhitung 0,031
< 0,173 Ltabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 26. Sedangkan hasil
perhitungan uji normalitas tes kemampuan akhir (post test) diperoleh
Lhitung 0,007 < 0,173 Ltabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 26, maka
58

hipotesis nol (Ho) diterima, yang berarti bahwa data kelompok eksperimen
berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Kelas Kontrol
Hasil perhitungan uji normalitas untuk data untuk hasil tes
kemampuan awal (pre test) pada kelompok kontrol diperoleh Lhitung 0,015
< 0,173 Ltabel, hasil uji normalitas tes kemampuan akhir (post test)
diperoleh Lhitung 0,100 < 0,173 Ltabel pada taraf signifikansi 5% dengan N =
26, maka hipotesis nol (Ho) diterima, yang berarti bahwa data kelompok
kontrol berdistribusi normal .
Tabel 4. 4
Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Liliefors
Lhitung
α Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Ltabel Kesimpulan
Pre Test Post test Pre Test Post Test
0,05 0,015 0,100 0,031 0,007 0,173 Normal

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa data kelas


eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Data


a. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen
Hasil uji homogenitas kelompok eksperimen didapatkan harga Fhitung 1,34,
sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan
pembilang 25 dan derajat kebebasan penyebut 25 adalah 1,942, karena Fhitung <
Ftabel maka Ho diterima.
b. Uji Homogenitas Kelas Kontrol
Pengujian homogenitas kelas kontrol didapatkan hasil perhitungan dengan
harga Fhitung 1,27, sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan
derajat kebebasan pembilang 25 dan derajat kebebasan penyebut 25 adalah 1,942,
karena Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima.
59

Tabel 4. 5
Hasil Pengujian Uji Homogenitas dengan Uji Fisher
Kelompok Jumlah Fhitung Ftabel Keputusan
Kontrol 26 1,27 1,942 Homogen
Eksperimen 26 1,34 1,942 Homogen

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat disimpulkan bahwa data dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol tersebut homogen.

C. Analisis Data
Dari hasil pengujian prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas
dengan uji Liliefors dan uji homogenitas dengan uji Fisher diketahui bahwa
data dari kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen sehingga dapat
dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t.

1. Uji-t (t-test)
Analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian dilakukan dengan uji-
t pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (df = n1 + n2
– 2 atau 26 + 26 – 2 = 50), maka diperoleh harga thitung sebesar 3,77.
Berdasarkan tabel distribusi “t” untuk taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan
derajat kebebasan (df = 26 + 26 – 2 = 50) diperoleh harga ttabel sebesar 2,00.
Jika thitung > ttabel, maka tolak Ho dan Ha diterima
Jika thitung < ttabel, maka terima Ho dan Ha ditolak
Dengan db = 50 diperoleh ttabel sebesar 2,00 pada taraf signifikan α =
0,05 dan dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,77, maka dengan
demikian perhitungan yang diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,77 > 2,00, sehingga
dapat disimpulkan bahwa Ho tolak dan Ha diterima. Dengan demikian berarti
terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajar dengan
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang diajar dengan metode
ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai.
60

2. Uji Hipotesis Statistik


Setelah analisis data diperoleh kemudian dilakukan pengujian
hipotesis statistik.
Hipotesa statistik pada hasil penelitian ini adalah:
Ho = µE < µK
Ha = µE > µK
Ho = tolak Ho karena µE > µK ( 71,62 < 56,19)
Ha = terima Ha atau tolak Ho karena µE > µK (71,62 > 56,19)
Maka berdasarkan hipotesa statistik tersebut, dapat dirumuskan suatu
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang
diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang diajar
dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai.

3. Respons Siswa Terhadap Pembelajaran yang Bernuansa Nilai Religi


dan Nilai Praktis
Dalam proses pembelajaran peneliti mengaitkan nilai-nilai religi dan
nilai praktis yang terkandung pada konsep ekosistem. Untuk mengetahui
respon siswa terhadap pembelajaran ekosistem bernuansa nilai yaitu dengan
menyebarkan kuesioner yang terdiri dari 30 pernyataan. Hasil rekapitulasi
persentase kuesioner pada konsep ekosistem yang bernuansa nilai disajikan
sebagai berikut :
Tabel 4.6
Rekapitulasi Data Kuesioner
Nilai Indikator Persentase Rata-rata
Rasa Syukur kepada Allah 83,83%
Bukti Keberadaan dan
97,43%
Kekuasaan Allah
Religi 89,91%
Perumpamaan Allah
sebagai pelajaran bagi 88,46%
Manusia
Manfaat Ekosistem beserta
77,01%
Komponennya
83,02%
Praktis Manfaat Mempelajari
89,02%
Konsep Ekosistem
Rata-rata 87,15 %
61

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa


bersikap positif terhadap pengintegrasian nilai-nilai religi dan praktis pada
konsep ekosistem.

D. Pembahasan
1. Hasil Belajar Biologi Siswa
Deskripsi data pretes kelas eksperimen diperoleh X 48,5 dan X
kontrol 44,96 dan melalui post test yang dilakukan kepada kelas eksperimen
diperoleh X 71,62 dan pada kelas kontrol diperoleh X 56,19. Skor rata-rata
post test biologi siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe STAD lebih besar daripada skor rata-rata post test biologi
siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ekspositori.
Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis antara variabel
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD (X)
dan hasil belajar biologi siswa (Y) diperorleh thitung sebesar 3,77 yang lebih
besar dari ttabel = 2,00 (3,77 > 2,00) Berdasarkan perhitungan analisis data
melalui uji hipotesis dengan uji-t, maka perbedaan skor hasil belajar biologi
siswa dari kedua kelompok tersebut signifikan.
Pada kelompok eksperimen, guru menyampaikan materi secara garis
besar dan menggunakan contoh perumpamaan supaya siswa lebih mudah
mengingat dan memahami apa yang disampaikan. Siswa diberikan tugas dan
bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas tersebut secara berkelompok
sehingga memacu mereka untuk saling membantu teman kelompok
memahami konsep yang dipelajari. Metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD melatih siswa untuk lebih aktif juga memacu siswa saling berlomba
dan bersaing untuk memperoleh kelompok terbaik. Hal tersebut memotivasi
siswa untuk memperoleh nilai sebaik-baiknya. Metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat menciptakan suasana yang berbeda sehingga
siswa akan lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran. Pemberian
penghargaan juga menjadi alasan mereka untuk menjadi yang terbaik.
62

Pada kelompok kontrol karena metode yang digunakan adalah metode


yang biasa digunakan oleh guru yaitu ceramah dan tanya jawab dapat
membuat siswa merasa bosan dan jenuh. Pendekatan ekspositori cenderung
individualis karena mereka hanya mendengarkan penjelasan guru, tidak ada
diskusi kelompok dan kerjasama antar sesama siswa yang dapat melatih
mereka untuk aktif mengemukakan pendapat. Oleh karena itu siswa kurang
terpacu untuk termotivasi dalam belajar.
Sehubungan dengan itu, Prayekti mengemukakan bahwa keterampilan
siswa selama pembelajaran tidak banyak berbeda di antara kelas-kelas sampel,
umunya siswa yang pandai cenderung lebih egois dan individual, tetapi
setelah mengetahui bahwa penghargaan akan diberikan oleh guru jika terjadi
kerjasam yang baik dalam kelompok, maka siswa menyadari pentingnya
kerjasama dalam kelompok sehingga tidak ada lagi siswa yang ingin
menonjolkan diri. 1
Menurut Ibrahim, dkk. pembelajaran kooperatif memiliki dampak
yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu
memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Cooper
mengungkapkan keuntungan dari pembelajaran kooperatif, antara lain: 1)
siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam
pembelajaran, 2) siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi, 3) meningkatkan ingatan siswa, dan 4) meningkatkan kepuasan siswa
terhadap materi pembelajaran. 2
Hal yang sama disampaikan oleh Newman dan Thompson bahwa
STAD memiliki dampak yang positif terhadap pembelajaran karena dapat
meningkatkan prestasi akademik siswa, hubungan yang baik antar sesama
siswa, kebersamaan, saling mendukung, dan lain-lain.3

1
Prayekti, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Berorientasi pada Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division), Jurnal Tekeldikdas, Vol. 2, No.1,
Juli 2002 : 121-134, h. 132
2
Doantara Yasa, Metode Pembelajaran Kooperatif, http : //www. Ipotes.wordpress.com/
(9 Januari 2009)
3
Kagan, Spencer. Cooperative Learning, http: www.KaganOnline.com (9 Januari
2009)
63

2. Respons Siswa terhadap Pembelajaran bernuansa Nilai


Hasil analisis pada 30 pernyataan dari kuesioner yang diberikan
menunjukkan bahwa siswa memberi respons positif terhadap pembelajaran
yang bernuasa nilai. Hal ini terlihat dari hasil rata-rata persentase kuesioner
nilai imtak secara keseluruhan dari 5 indikator sebesar 87,15 %. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki respons positif terhadap
nilai-nilai yang terkandung dalam konsep ekosistem.
Berdasarkan hasil penelitian Muchsin yang menyimpulkan bahwa
nilai-nilai agama (etik atau moral Islam) dapat menumbuhkan motivasi
berprestasi (achievement motive) yang tinggi, sikap ilmiah dan ilmu yang
tinggi. Oleh karenanya menumbuhkembangkan nilai-nilai tersebut adalah hal
penting yang patut dipertimbangkan dalam sistem pembelajaran. 4
Dalam Suroso dijelaskan bahwa kandungan nilai bahan ajar setidaknya
mengandung dua macam nilai, yaitu nilai kemanfaatan dan nilai religius, serta
bentuk-bentuk rahmat lainnya yang bisa diterapkan untuk kehidupan manusia.
Nilai kemanfaatan merupakan nilai materialnya, sedangkan nilai religius
merupakan nilai spiritualnya. 5
Konsep ekosistem juga mengandung nilai kemanfaatan dan nilai
religius seperti yang telah dijelaskan pada ayat di atas. Alam semesta
diciptakan sebagai bentuk kasih sayang (rahmat) Allah dan mengandung nilai-
nilai yang harus dipelajari manusia yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Nilai religius dapat diwujudkan dengan rasa syukur dan percaya
bahwa Allah itu ada. Allah menunjukkan keberadaan dan kekuasaan-Nya
dengan adanya alam ini. Ekosistem yang terdapat di alam memberikan banyak
manfaat bagi makhluk hidup. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan alam
ini dengan sebaik-baiknya dengan menjaga dan melestarikannya sebagai
wujud rasa syukur kepada Allah.

4
Ibid, h. 84
5
Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai, (Bandung, Mughni
Sejahtera, 2005), hal. 68
64

E. Keterbatasan dalam Penelitian


Dalam penelitian ini ditemukan beberapa kekurangan diantaranya
adalah:
1. Siswa merasa kaku di awal pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD karena pembelajaran ini tidak pernah
dilakukan sebelumnya.
2. Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
(Student Team Achievement Division) membutuhkan waktu yang banyak
agar lebih maksimal.
3. Keterbatasan media di sekolah membuat peneliti kurang optimal dalam
menyampaikan materi untuk membantu pemahaman siswa.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini, maka dapat disimpulkan:
1. Hasil belajar biologi antara kelompok siswa yang menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dengan rata-rata 71,62
daripada kelompok siswa yang menggunakan metode ekspositori dengan
rata-rata 56,19.
2. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,77 > 2,00
pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Terdapat perbedaan hasil belajar
biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan metode
ekspositori pada konsep ekosistem yang terintegrasi nilai.
3. Hasil analisis kuesioner yang diberikan menunjukkan bahwa siswa
memberi respons positif terhadap konsep ekosistem terintegrasi nilai nilai.
Dilihat rata-rata persentase kuesioner secara keseluruhan dari 5 indikator
sebesar 87,15 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
memiliki merespon dengan baik nilai-nilai yang terkandung dalam konsep
ekosistem.

B. Saran
1. Sebelum pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan guru dapat
memberikan sosialisasi tentang pembelajaran kooperatif khususnya tipe
STAD terlebih dahulu sebelum agar siswa terbiasa dengan istilah
pembelajaran kooperatif.
2. Pengunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan tidak hanya
pada konsep ekosistem saja, akan tetapi perlu diteliti juga konsep-konsep
sains yang lainnya.
3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang baik dalam meningkatkan hasil belajar baik kognitif,
psikomotor maupun afektif siswa.

66
67
67

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun. Pelakonan sebagai Pendekatan Unggulan dalam Pendidikan Nilai.


Pendidikan Nilai. Tahun 1 No. 2 Mei 1996

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi


Aksara. 2002.

. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta. 2002.

Depdiknas. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2008.

Efi, Perbandingan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Teknik Jigsaw dengan
STAD. Skripsi Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Biologi.
Jakarta: Universitas Islam Syarif Hidayatullah, 2007

Ghazali,, Syukur. Menerapkan Paradigma Konstruktivisme melalui Strategi


Belajar Kooperatif dalam Pembelajaran Bahasa, JURNAL PENDIDIKAN
& PEMBELAJARAN, VOL. 9, NO. 2. OKTOBER 2002

Hamzah, Teori Belajar Konstruktivisme,


http://akhmadsudrajat.wordpres.com/2008/08/20/teori-belajar-
konstruktivisme/ (9 Januari 2008)

http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf (9Januari 2009)

http://www.wikipedia.org/konstruktivisme (9Januari 2009)

http://www.ed.gov/pub/EPTW/eptw10/eptw10u.html (9 Januari 2009)

http://www.geocities.com/guruvalah (28 Januari 2009)

http://www.puskur.net/inc/mdl/070_Model_PKH (22 November 2007)


http://rbaryans.wordspress.com/2007/05 (22 November 2007)

http://www.disdikklungkung.net/PENERAPAN_MODELPEMBELAJARANKO
OPERATIF_TYPE_STADDENGANMEDIAVCD.htm (28 Januari 2009)

Holil, Anwar. Pembelajaran Kooperatif,


http://anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan_inovatif.html (9
Januari 2009)
68

Isjoni. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2009

Iswari, Mega. Pendidikan Nilai untuk Mempersiapkan Anak Menghadapi Era-


Globalisasi, Pedagogi Jurnal Ilmu Pendidikani, Vol II No. 1 Juni 200.

Karlina, Ina. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sebagai Salah


Satu Strategi Membangun Pengetahuan Siswa.
http://www.sd_binatalenta/pend_pembelajarankooperatif_ina.pdf (9
Januari 2009)

Karuru, Perdy. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting


Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran IPA Siswa SLTP, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No.
45, Tahun Ke-9, November 2003.

Koyan, I Wayan. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan


Penalaran Verbal terhadap Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn). Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP
Singaraja. No. 1TH.XXXVI Januari 2003.

Mahanal, Susriyati. Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PLKH)


sebagi Pendidikan Nilai. Pendidikan nilai. Tahun 2, No. 1 Nopember
1996.

Makmun, Abin Syamsudin. Psikologi Kependidikan, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya. 2005.

Mansyur. Strategi Belajar Mengajar. Modul 1-6, Direktorat Jenderal Pembinaan


Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. 1992.

Mulyasa,. E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Reaja Rosdakarya.


2005.

Nasution, Wahydin Nur. Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan


Ekspositori terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir

Prayekti. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Berorientasi pada Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement
Division), Jurnal Tekeldikdas, Vol. 2, No.1, Juli 2002 : 121-134.

Rustaman, Nuryani. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press, 2005

Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT.


Rajagrafindo Persada. 2007
69

Selamat, I Nyoman. Pengembangan Pembelajaran Kooperatif Melalui Metode


Bermain untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa pada
Konsep-konsep Kimia SMU

Semiawan, Conny dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: PT. Gramedia.


1990

Soekarno, dkk,. Dasar-dasar Pendidikan Science. Jakarta: Bharara, 1973

Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta:


UIN Press. 2006

Spencer, Kagan. Cooperative Learning. http:// www.KaganOnline.com (9 Januari


2009)

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya,


1989

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2005

Suja, I Wayan. Pendekatan Nilai-nilai Kemanusiaan (Human Values) dalam


Pembelajaran Sains, Aneka Widya STKIP Singaraja. Edisi Khusus
TH.XXXIII September 2000

Suparyanti, Noor, dkk, Psikologi Pendidikan, Modul 1-6, Direktorat Jenderal


Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. 1992

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya. 2003

Yasa, Doantara. Metode Pembelajaran Kooperatif, http :


//www.ipotes.wordpress.com/ (9 Januari 2009)

Yudianto, Suroso Adi. Manajemen Alam sebagai Sumber Pendidikan Nilai.


Bandung: Mughni Sejahtera. 2005
Lampiran 1

SILABUS
Nama Sekolah : MA At-Taqwa
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas :X
Semester :2
Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Sumber/Bahan/Alat
Waktu
Mendeskripsikan peran Konsep ekosistem • Menjelaskan definisi Jenis 2 X 40’ Sumber:
komponen ekosistem • Tingkatan • Melakukan tanya jawab tiap tingkatan tagihan: Buku acuan yang
dalam aliran energi dan organisasi tentang tingkatan organisasi Tugas relevan, lingkungan
daur biogeokimia serta kehidupan organisasi kehidupan. kehidupan kelompok, sekitar.
pemanfaatan komponen • Memberi contoh
ekosistem bagi populasi, komunitas Bentuk
kehidupan dan ekosistem. instrument: Bahan:
Lembar Lembar Kerja Siswa
• Komponen • Melakukan pengamatan • Mengidentifikasi kerja siswa
ekosistem dengan alam sekitar peran dan fungsi
untuk menunjukkan komponen-
komponen-komponen komponen penyusun
penyusun ekosistem.
ekosistem.mengerj • Memebedakan
• Mendiskusikan materi organisme autotrof
secara berkelompok. dan heterotrof dalam
• Mengerjakan LKS. ekosistem.
• Menyebutkan
relung/ nisia dalam
ekosistem.
• Menunjukkan fungsi

 
komponen
ekosistem.
• Interaksi antar • Menjelaskan bentuk- • Menyebutkan Jenis 2 X 40’ Sumber :
komponen bentuk interaksi antar bentuk-bentuk tagihan: Buku bacaan yang
ekosistem. komponen ekosistem. interaksi antar Tugas relevan, artikel ilmiah
• Siswa mengerjakan LKS komponen kelompok,
secara berkelompok ekosistem. Bahan:
sambil berdiskusi. • Memberi contoh Bentuk Lembar kerja siswa
• Siswa mempresentasikan interaksi antar instrumen:
hasil diskusi. komponen Lembar
ekosistem. kerja siswa,
hasil
presentasi

• Aliran energi • Menjelaskan urutan aliran • Mendefinisikan Jenis


energi pada rantai aliran energi, rantai tagihan: 2 X 40 ‘ Sumber:
makanan dan jaring-jaring makanan, dan Tugas
jaring-jaring kelompok, Buku acuan yang
makanan.
• Siswa mengerjakan tes makanan. tes essay relevan
individu. • Memberi contoh
aliran energi dalam Bentuk Bahan:
rantai makanan dan instrumen:
Gambar Karton bergambar
jaring-jaring
makanan.

• Daur biogeokimia • Menjelaskan terjadinya • Mendeskripsikan


daur biogeokimia di alam. peristiwa terjadinya
• Siswa berdiskusi tentang daur biogeokimia.
materi yang telah
dijelaskan kemudian
mempresentasikannya.

 
• Suksesi dan tipe- • Menjelaskan peristiwa • Mendeskripsikan Jenis 2 X 40’ Sumber:
tipe ekosistem. terjadinya suksesi di alam dengan contoh tagihan:
dan faktor-faktor yang peristiwa suksesi Tugas Buku acuan yang
mempengaruhinya. dan faktor-faktor kelompok relevan
• Menjelaskan tipe-tipe yang
ekosistem. mempengaruhinya. Bentuk Bahan:
• Siswa mengerjakan LKS • Membedakan tipe- instrumen:
secara berkelompok. tipe ekosistem. Lembar Artikel, lembar kerja
• Siswa mengerjakan tes • Memberi contoh kerja siswa siswa
individu ke-2. tipe-tipe ekosistem.
• Siswa diberikan post test

 
74
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


KELOMPOK EKSPERIMEN

Sekolah : MA AT-TAQWA TANGERANG


Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : X/2
Konsep : Ekosistem
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit

Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan


materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan
ekosistem

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi


dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen ekosistem bagi
kehidupan

Indikator : 1. Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem.


2. Menyebutkan contoh populasi, komunitas, dan ekosistem
3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-komponen
penyusun ekosistem.
4. Membedakan organisme autotrof dan heterotrof dalam
ekosistem.
5. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring
makanan, dan siklus biogeokimia dalam ekosistem.
6. Menjelaskan interaksi antarkomponen dalam ekosistem.
7. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem.
8. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya

Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu :
1. Memahami tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem.
2. Menyebutkan contoh populasi, komunitas, dan ekosistem.
3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-komponen penyusun ekosistem.
4. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem.
5. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan siklus
biogeokimia dalam ekosistem.
6. Memahami interaksi antarkomponen dalam ekosistem.
7. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem.
8. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya

Materi : - Tingkatan organisasi kehidupan, komponen ekosistem


- Aliran energi, rantai makanan, siklus biogeokimia
- Interaksi dalam ekosistem, Jenis ekosistem, suksesi
75
Nilai Sains : Agama
- Awal mulanya kehidupan di dunia ini diciptakan oleh Tuhan,
yang pertama kali membentuk faktor abiotik dan kemuadian
memberikan kehidupan bagi tumbuh-tumbuhan yang merupakan
produsen bagi makhluk lain. Dan kemudian dekomposer
mengembalikan lagi unsur-unsur pembentuk makhluk hidup,
kembali ke alam dan kemudian akan dipergunakan lagi untuk
kelangsungan kehidupan.
- Tanah, air, udara dan cahaya adalah ciptaan Tuhan. Air sebagai
sumber kehidupan utama bagi kehidupan semua makhluk hidup
ciptaan–Nya. Cahaya sangat dibutuhkan oleh tumbuhan berhijau
daun yang diambil dari energi matahari dan dipergunakan
sebagai proses foto sintesis. Segala sesuatu itu berjalan secara
teratur dan seakan-akan tidak pernah berhenti karena segala
sesuatu yang ada di muka bumi ini sudah ada yang mengaturnya
yaitu Allah SWT.
- Dimuka bumi ini Tuhan tidak menciptakan kelompok yang
hidup sendiri terpisah dan terasing dari individu atau kelompok
lain. Tetapi satu sama lain saling membutuhkan. Tuhan
menciptakan segala sesuatu dibumi ini berpasang-pasangan.
- Makhluk hidup sebagai ciptaan Tuhan di alam tidak bisa hidup
sendiri-sendiri tetapi masing-masing bergantung pada organisme
lain, baik untuk memperoleh makanan, perkembangbiakan
maupun tempat tinggal, oleh karena itu manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan yang harus saling menghargai, tolong-
menolong, tidak merampas hak-hak orang lain sehingga tercipta
suatu kerukunan dalam suatu masyarakat.
- Adanya fenomena daur ulang materi dan siklus energi di alam,
keajaiban daur hidup pada tumbuhan maupun hewan, dan
berbagai bentuk keanekaragaman makhluk hidup dengan
kemampuan adaptasinya, memberikan petunjuk adanya Tuhan
Yang Maha Kuasa sehingga manusia wajib mennyembah-Nya
dan taat kepada firman-firman-Nya.

Praktis :
- Berdasarkan prinsip ekologis manusia dengan kemampuan
potensi akalnya mampu mengubah lingkungan apa saja sesuai
dengan kehendaknya tanpa harus khawatir dampak negatifnya.
- Dengan adanya air dalam suatu ekosistem sangat berpengaruh
terhadap berbagai aspek kehidupan tumbuhan dan hewan.
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah memiliki fungsi
tertentu seperti halnya hewan yang dapat berguna sebagai
konsumen.
- Dengan menganalisis komponen-komponen ekosistem yang ada
di suatu daerah dapat diketahui bahwa ekosistem itu tergolong
seimbang atau tidak seimbang, sehingga dapat diprediksi
pertumbuhan dan perkembangan suatu populasi yang akan
mendominasi atau suksesi di sana.
- Dengan melakukan inventarisasi sumber daya alam hayati
(SDAH) di suatu daerah dapat diketahui keberadaan suatu
76
populasi dari tahun ke tahun, populasi mana yang mengalami
kelangkaan sehingga perlu dilakukan tindakan pelestariannya.

Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi dan pembelajaran kooperatif tipe STAD


Skenario Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-1: 2 × 40 menit
Kegiatan pendahuluan:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa berdo’a bersama-sama 2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya 2 menit

3. Siswa diberikan pretes 20 menit

4. Tahap Persiapan 7 menit


- Membentuk kelompok yang terdiri atas 4-5 orang
dengan berbeda jenis kelamin dan ranking.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menerangkan setting pembelajaran kooperatif tipe
STAD

Kegiatan Inti:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Tahap Penyajian Materi/Presentasi kelas 15 menit
- Guru menjelaskan materi tingkatan organisasi
kehidupan dan komponen ekosistem.
- Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama
sebagai persiapan mengikuti tes.

2. Tahap Belajar Kelompok 14 menit


- Guru memerintahkan siswa untuk kembali pada
masing-masing kelompok.
- Guru mengajak siswa ke lapangan.
- Guru membagikan LKS kepada setiap siswa untuk
memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.

Kegiatan Akhir/Penutup:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa diminta oleh guru untuk menyimpulkan hasil 5 menit
diskusi masing-masing kelompok.
2. Siswa ditugaskan membuat ringkasan materi. 5 menit
77
b. Pertemuan ke-2: 2 × 40 menit
Kegiatan pendahuluan:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa berdo’a bersama-sama 2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya 2 menit

3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya 3 menit


tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu
4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: 5 menit
a. Bagaimana interaksi antarkomponen ekosistem?
b. Apa yang dimaksud dengan rantai makanan dan
jaring-jaring makanan?

Kegiatan Inti:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Tahap Penyajian Materi 24 menit
- Siswa menyimak penjelasan guru mengenai
interaksi antarkomponen ekosistem dan rantai
makanan serta jaring-jaring makanan
- Guru memerintahkan siswa untuk kembali pada
masing-masing kelompok
- Guru membagikan LKS kepada setiap siswa untuk
memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.
2. Tahap Belajar Kelompok 24 menit
- Siswa membahas materi yang telah diberikan
secara berkelompok
- Guru memonitor dan membimbing aktivitas kerja
tiap kelompok.
- Siswa memberikan kesimpulan materi yang
dibahas

Kegiatan Akhir/Penutup:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa diberikan tes individu pertama 20 menit

c. Pertemuan ke-3: 2 × 40 menit


Kegiatan pendahuluan:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa berdo’a bersama-sama 2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya 2 menit

3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya 3 menit


tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu
4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: 5 menit
a. Piramida ekologi?
b. Daur biogeokimia?
78
Kegiatan Inti:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Tahap Penyajian Materi 24 menit
- Siswa menyimak penjelasan guru mengenai
interaksi antarkomponen ekosistem dan rantai
makanan serta jaring-jaring makanan
- Guru memerintahkan siswa untuk kembali pada
masing-masing kelompok STAD.
- Guru membagikan LKS kepada setiap siswa untuk
memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.
2. Tahap Belajar Kelompok 24 menit
- Siswa membahas materi yang telah diberikan
secara berkelompok
- Guru memonitor dan membimbing aktivitas kerja
tiap kelompok.
- Siswa memberikan kesimpulan materi yang
dibahas

Kegiatan Akhir/Penutup:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa diberikan tes individu kedua 20 menit

d. Pertemuan ke-3: 2 × 40 menit


Kegiatan pendahuluan:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa berdo’a bersama-sama 2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya 2 menit

3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya 3 menit


tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu
4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: 5 menit
c. Suksesi?
d. Tipe-tipe ekosistem?

Kegiatan Inti:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Tahap Penyajian Materi 24 menit
- Siswa menyimak penjelasan guru mengenai
interaksi antarkomponen suksesi dan tipe-tipe
ekosistem
- Guru memerintahkan siswa untuk kembali pada
masing-masing kelompok STAD
- Guru membagikan LKS kepada setiap siswa untuk
memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.
2. Tahap Belajar Kelompok 24 menit
- Siswa membahas materi yang telah diberikan
secara berkelompok
- Guru memonitor dan membimbing aktivitas kerja
tiap kelompok.
- Siswa memberikan kesimpulan materi yang
79
dibahas

Kegiatan Akhir/Penutup:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa diberikan postes 20 menit
2. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok
terbaik

Sumber Belajar : Buku Biologi Kelas X Penerbit Bumi Aksara, Buku Biologi kelas X
Penerbit Yudhistira, LKS
Penilaian :
Jenis tagihan : pre test dan post test, LKS.
Bentuk instrumen : pilihan ganda, uraian objektif, dan uraian non-objektif

Mengetahui, Tangerang, Mei 2009


Guru Pamong Bidang Pembelajaran, Peneliti,

Ibu Qurrata A’yuni S.Si Siti Mahmudah


NIM. 104016100419
80

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


KELOMPOK KONTROL

Sekolah : MA AT-TAQWA TANGERANG


Mata Pelajaran : BIOLOGI
Kelas/Semester : X/2
Konsep : Ekosistem
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit

Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan


materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan
ekosistem

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran


energi dan daur biogeokimia serta pemanfaatan komponen
ekosistem bagi kehidupan

Indikator : 1. Menjelaskan tingkatan-tingkatan organisasi dalam


ekosistem.
2. Menyebutkan contoh populasi, komunitas, dan ekosistem
3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-komponen
penyusun ekosistem.
4. Membedakan organisme autotrof dan heterotrof dalam
ekosistem.
5. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring
makanan, dan siklus biogeokimia dalam ekosistem.
6. Menjelaskan interaksi antarkomponen dalam ekosistem.
7. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem.
8. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya

Tujuan Pembelajaran :
Siswa mampu :
1. Memahami tingkatan-tingkatan organisasi dalam ekosistem.
2. Menyebutkan contoh populasi, komunitas, dan ekosistem.
3. Mengidentifikasi peran dan fungsi komponen-komponen penyusun ekosistem.
4. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem.
5. Menjelaskan aliran energi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan siklus
biogeokimia dalam ekosistem.
6. Memahami interaksi antarkomponen dalam ekosistem.
7. Menyebutkan contoh interaksi antarkomponen ekosistem.
8. Mendeskripsikan dengan contoh peristiwa suksesi dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
81

Materi : Tingkatan organisasi kehidupan, komponen ekosistem,


aliran energi, jaring-jaring makanan, siklus
biogeokimia, interaksi dalam ekositem, jenie ekosistem,
dan suksesi
Nilai Sains : Agama
- Awal mulanya kehidupan di dunia ini diciptakan oleh
Tuhan, yang pertama kali membentuk faktor abiotik dan
kemuadian memberikan kehidupan bagi tumbuh-tumbuhan
yang merupakan produsen bagi makhluk lain. Dan
kemudian dekomposer mengembalikan lagi unsur-unsur
pembentuk makhluk hidup, kembali ke alam dan kemudian
akan dipergunakan lagi untuk kelangsungan kehidupan.
- Tanah, air, udara dan cahaya adalah ciptaan Tuhan. Air
sebagai sumber kehidupan utama bagi kehidupan semua
makhluk hidup ciptaan–Nya. Cahaya sangat dibutuhkan
oleh tumbuhan berhijau daun yang diambil dari energi
matahari dan dipergunakan sebagai proses foto sintesis.
Segala sesuatu itu berjalan secara teratur dan seakan-akan
tidak pernah berhenti karena segala sesuatu yang ada di
muka bumi ini sudah ada yang mengaturnya yaitu Allah
SWT.
- Dimuka bumi ini Tuhan tidak menciptakan kelompok yang
hidup sendiri terpisah dan terasing dari individu atau
kelompok lain. Tetapi satu sama lain saling membutuhkan.
Tuhan menciptakan segala sesuatu dibumi ini berpasang-
pasangan.
- Makhluk hidup sebagai ciptaan Tuhan di alam tidak bisa
hidup sendiri-sendiri tetapi masing-masing bergantung pada
organisme lain, baik untuk memperoleh makanan,
perkembangbiakan maupun tempat tinggal, oleh karena itu
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang harus saling
menghargai, tolong-menolong, tidak merampas hak-hak
orang lain sehingga tercipta suatu kerukunan dalam suatu
masyarakat.
- Adanya fenomena daur ulang materi dan siklus energi di
alam, keajaiban daur hidup pada tumbuhan maupun hewan,
dan berbagai bentuk keanekaragaman makhluk hidup
dengan kemampuan adaptasinya, memberikan petunjuk
adanya Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga manusia wajib
mennyembah-Nya dan taat kepada firman-firman-Nya.

Praktis :
- Berdasarkan prinsip ekologis manusia dengan kemampuan
potensi akalnya mampu mengubah lingkungan apa saja
sesuai dengan kehendaknya tanpa harus khawatir dampak
negatifnya.
82

- Dengan adanya air dalam suatu ekosistem sangat


berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan tumbuhan
dan hewan.
Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah memiliki fungsi
tertentu seperti halnya hewan yang dapat berguna sebagai
konsumen.
- Dengan menganalisis komponen-komponen ekosistem yang
ada di suatu daerah dapat diketahui bahwa ekosistem itu
tergolong seimbang atau tidak seimbang, sehingga dapat
diprediksi pertumbuhan dan perkembangan suatu populasi
yang akan mendominasi atau suksesi di sana.
- Dengan melakukan inventarisasi sumber daya alam hayati
(SDAH) di suatu daerah dapat diketahui keberadaan suatu
populasi dari tahun ke tahun, populasi mana yang
mengalami kelangkaan sehingga perlu dilakukan tindakan
pelestariannya.

Metode Pembelajaran : Ekspositori, ceramah dan tanya jawab


Skenario Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-1: 2 × 40 menit
Kegiatan pendahuluan:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa berdo’a bersama-sama 2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya 2 menit

3. Siswa diberikan pretes 20 menit

4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: 3 menit


a. Definisi ekosistem?
b. Hal yang berkaitan dengan ekosistem?

Kegiatan Inti:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan 30 menit
dibahas dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Guru menjelaskan tingkatan organisasi kehidupan dan
komponen-komponen ekosistem dengan ceramah dan
gambar tingkatan organisasi kehidupan.
2. Guru memberikan pertanyaan materi yang telah 10 menit
disajikann.
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis dari
guru.
3. Siswa mencatat rangkuman materi atau konsep yang 3 menit
sudah dijelaskan oleh guru.
83

Kegiatan Akhir/Penutup:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa diminta oleh guru untuk menyimpulkan materi 5 menit
pelajaran pada pertemuan ini .
2. Siswa ditugaskan untuk mengerjakan LKS di rumah 5 menit
b. Pertemuan ke-2: 2 × 40 menit
Kegiatan pendahuluan:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa berdo’a bersama-sama 2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya 2 menit

3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya 3 menit


tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu
4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: 5 menit
a. Bagaimana interaksi antarkomponen ekosistem?
b. Apa yang dimaksud dengan rantai makanan dan
jaring-jaring makanan?

Kegiatan Inti:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Guru menjelaskan materi dengan metode ceramah 40 menit
sambil memberikan gambar tentang interaksi makhluk
hidup pada rantai makanan dan jaring makanan.
Siswa menyimak penjelasan guru mengenai interaksi
antarkomponen ekosistem dan rantai makanan serta
jaring-jaring makanan
2. Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang 10 menit
telah disajikan.
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis dari
guru.
3. Siswa mencatat rangkuman materi atau konsep yang 8 menit
sudah dijelaskan oleh guru.

Kegiatan Akhir/Penutup:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa diminta oleh guru untuk menyimpulkan materi 5 menit
pelajaran pada pertemuan ini .
2. Siswa ditugaskan untuk menggambar contoh jaring- 5 menit
jaring makanan.
84

c. Pertemuan ke-3: 2 × 40 menit


Kegiatan pendahuluan:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa berdo’a bersama-sama 2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya 2 menit

3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya 3 menit


tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu
4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: 5 menit
a. Piramida ekologi?
b. Daur biogeokimia?

Kegiatan Inti:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai tingkatan 40 menit
piramida ekologi dan daur biogeokimia.
2. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis dari 10 menit
guru.
3. Siswa mencatat rangkuman materi atau konsep yang 8 menit
sudah dijelaskan oleh guru.

Kegiatan Akhir/Penutup:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa diminta oleh guru untuk menyimpulkan materi 5 menit
pelajaran pada pertemuan ini .
2. Siswa ditugaskan untuk menggambar macam-macam 5 menit
daur biogeokimia.

d. Pertemuan ke-3: 2 × 40 menit


Kegiatan pendahuluan:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa berdo’a bersama-sama 2 menit

2. Siswa diabsen kehadirannya 2 menit

3. Siswa mengingat-ingat kembali pengetahuannya 3 menit


tentang materi yang telah diajarkan minggu lalu
4. Siswa digali pengetahuan awalnya tentang: 5 menit
c. Suksesi?
d. Tipe-tipe ekosistem?
85

Kegiatan Inti:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai tingkatan 30 menit
suksesi dan tipe-tipe ekosistem
2. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan kuis dari 5 menit
guru.
3. Siswa mencatat rangkuman materi atau konsep yang 8 menit
sudah dijelaskan oleh guru.

Kegiatan Akhir/Penutup:
No. Kegiatan Pembelajaran Waktu
1. Siswa diminta oleh guru untuk menyimpulkan materi 5 menit
pelajaran pada pertemuan ini .
2. Siswa diberikan postes 20 menit
Sumber Belajar : Buku Biologi Kelas X Penerbit Bumi Aksara, Buku Biologi
kelas X Penerbit Yudhistira, LKS
Penilaian :
Jenis tagihan : pre test dan post test, LKS.
Bentuk instrumen : pilihan ganda, uraian objektif, dan uraian non-objektif

Mengetahui, Tangerang, Mei 2009


Guru Pamong Bidang Pembelajaran, Peneliti,

Ibu Qurrata A’yuni S.Si Siti Mahmudah


NIM. 104016100419
85
Lampiran 4

TES HASIL BELAJAR BIOLOGI

PETUNJUK
A. Tujuan dan Bentuk
1. Bacalah basmalah sebelum anda mengerjakan soal-soal berikut.
2. Tes hasil belajar ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain, yakni diberikan untuk
mengumpulkan data-data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Soal adalah pilihan ganda dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda
(X) pada jawaban yang paling tepat a, b, c, d atau e.
4. Jawaban anda yang diberikan tidak akan mempengaruhi nilai anda, atas bantuan dan
partisipasi anda mengisi tes ini, kami ucapkan terima kasih.
B. Biodata Responden
1. Nama :
2. Kelas :
Mata pelajaran : Biologi
Konsep : Ekosistem
Waktu : 30 Menit

1. Sekelompok individu sejenis yang menghuni areal tertentu disebut …


a. komunitas c. individu e. habitat
b. biosfer d. populasi
2. Urutan organisasi kehidupan dari yang sederhana ke yang paling kompleks tingkat organisasinya
adalah …
a. individu – populasi – komunitas – biosfer d. populasi–individu – komunitas – biosfer
b. individu – komunitas – biosfer – populasi e. biosfer– komunitas– populasi – individu
c. komunitas – populasi – biosfer – individu
3. Kesatuan antara faktor biotik dan abiotik disebut…
a. populasi c. habitat e. nisia
b. komunitas d. ekosistem
4. Di bawah ini manakah urutan yang benar mengenai rantai makanan dalam ekosistem air…
a. zooplankton-fitoplankaton-ikan kecil-ikan besar-pengurai
b. zooplankton-fitoplankton-pengurai-ikan besar-ikan kecil
c. fitoplakton-ikan kecil-zooplankton-ikan besar-pengurai
d. fitoplankton-zooplankton-ikan kecil-ikan besar-pengurai
e. fitoplankton-zooplankton-ikan besar-pengurai-ikan kecil
5. Rantai makanan adalah...
a. suatu proses makan dan dimakan antar faktor biotik dengan urutan tertentu
b. suatu proses makan dan dimakan yang kompleks antar faktor biotik
c. suatu proses makan dan dimakan antara faktor biotik secara bebas
d. suatu penguraian organisme yang telah mati
e. suatu penguraian oleh organisme saprofit menjai fragmen atau bahan hancuran
5. Komponen biotik berikut ini yang berfungsi mengubah daun kering manjadi humus adalah…
a. pengurai c. herbivora e. konsumen II
b. produsen d. konsumen I
6. Komponen abiotik yang tidak dapat dipengaruhi oleh komponen biotik adalah...
a. udara c. air e. cahaya
b. tanah d. gaya tarik bumi
7. Beberapa ekor cacing yang terdapat di sebidang tanah pada konsep ...
a. spesies c. komunitas e. populasi
b. individu d. ekosistem
8. Di alam terjadi aliran energi dan siklus materi. Perbedaan dari kedua peristiwa tersebut adalah...
86
a. aliran energi menuju ke satu arah sedangkan siklus materi bersifat siklus
b. aliran energi bersifat siklus sedangkan siklus materi menuju ke satu arah
c. aliran energi bersifat bolak-balik sedangkan siklus materi searah
d. aliran energi bersifat periodik sedangkan siklus materi bersifat nonperiodik
e. aliran energi bersifat nonperiodik sedangkan siklus materi bersifat periodik
9. Di dalam proses suksesi sering ditemukan organisme yang melakukan invasi dan dapat hidup,
sehingga membuka kemungkinan organisme lain tumbuh pada ekosistem ini, disebut...
a. organisme pionir d. organisme pembuka
b. organisme autotrof e. organisme heterotrof
c. komunitas pembuka
10. Pada suatu ekosistem terdapat komponen biotik sebagai berikut :
1. burung bangau 4. katak
2. ular sawah 5. rumput
3. belalang
Bila terjadi proses makan dan dimakan maka urutan aliran makanan yang benar adalah ...
a. 1-2-3-4-5 c. 3-4-2-1-5 e. 5-4-3-2-1
b. 2-3-4-5-1 d. 5-3-4-2-1
11. Berdasarkan definisi konsumen, pernyataan-pernyataan di bawah ini yang tidak benar adalah ...
a. hewan dan manusia termasuk konsumen
b. mampu menyusun senyawa organik dan anorganik
c. hidupnya bergantung pada senyawa organik yang sudah jadi
d. tidak mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik
e. kebutuhan zat makanannya secara langsung atau tidak langsug diperoleh dari tumbuhan
12. Bioma yang dicirikan oleh suhu yang tinggi dan hujan hampir setiap hari adalah ...
a. taiga c. gurun e. . hutan konifer
b. tundra d hutan hujan trofik
13. Bentuk interaksi makhluk hidup yang hanya menguntungkan satu pihak disebut ...
a. predasi c. protokoperasi e. komensalisme
b. kompetisi d. mutualisme
14. Peristiwa perubahan suatu komunitas baru disebut ...
a. adaptasi c. suksesi e. regenerasi
b. evolusi d. reboisasi
15. Salah satu faktor yang dapat menghambat kecepatan suksesi ekosistem pada suatu daerah berikut
ini adalah ...
a. luasnya komunitas asal yang rusak
b. jenis tumbuhan yang terdapat di sekitarnya
c. kehadiran pemencar alat perkembangbiakan tumbuhan
d. macam-macam substrat baru yang terbentuk
e. jenis hewan dan tumbuhan yang karena adanya perubahan
16. Pada proses suksesi sering ditemukan jenis organisme yang berfungsi sebagai vegetasi perintis
adalah tumbuhan ...
a. paku-pakuan c. berbatang keras e. alga dan lumut
b. lumut dan tumbuhan bunga d. tumbuhan air
17. Komponen-komponen penyusun ekosistem dapat dikelompokkan menjadi dua komponen utama
yaitu...
a. antibiotik dan biotik d. antibiotik dan antibiotik
b. biotik dan antibiotik e. abiotik dan antibiotik
c. abiotik dan biotik
18. Tanaman yang tumbuh di tempat terbuka memiliki buah yang lebih baik dibandingkan tanaman
yang tumbuh di tempat teduh. Faktor yang mempengaruhinya adalah...
a. suhu c. cahaya e. suhu tubuh
b. kelembaban d. tingkat kesuburan
19. Pasangan yang merupakan simbiosis mutualisme adalah...
a. benalu dengan teh d. semut dan kutu rambut
b. kerbau dan burung jalak e. anggrek dan inangnya
87
c. ikan hiu dan remora
20. Hewan-hewan berikut yang memiliki ketergantungan secara langsung dengan tumbuhan adalah...
a. tikus, babi hutan dan beruang d. rusa, jerapah dan kerbau
b. burung pipit, burung bangau, dan burung jalak e. ikan mujair, ikan mas dan ikan gurame
c. ayam, itik, dan burung unta

21. Suatu wilayah memiliki musim dingin yang lebih panjang dibanding musim panas sehingga jenis
tumbuhan dan hewan yang hidup di sana sangat sedikit. Karakteristik demikian dijumpai pada
bioma ...
a. taiga c. gurun e. hutan gugur
b. sabana d. tundra
22. Porositas dan drainase yang tidak teratur menyebabkan tumbuhan sukar untuk mengambil air, hal
ini dapat kita jumpai di daerah ...
a. gurun pasir c. padang rumput e. hutan tropis
b. taiga d. tundra
23. Pada ekosistem akuarium ikan memperoleh oksigen dari…
a. hasil respirasi tumbuhan d. hasil fotosintesis tumbuhan
b. hasil respirasi ikan sendiri e. hasil respirasi siput
c. hasil respirasi ikan dan tumbuhan
24. Contoh di bawah ini yang merupakan interaksi antar individu dalam satu populasi adalah…
a. hubungan antara ayam dengan cacing d. seekor anjing menyusui anaknya
b. seekor anjing dengan kucing e. hubungan manusia dengan cacing pita
c. padi dan rumput dalam sebidang sawah
25. Interaksi antarpopulasi yang bersifat kompetisi diantara 2 organisme berikut yang paling benar
adalah …
a. harimau dengan harimau di hutan d. kerbau dengan burung jalak
b. padi dengan burung e. katak pohon dan katak sawah
c. kerbau dan harimau
26. Interaksi sapi dan kambing di padang rumput adalah …
a. kompetisi c. parasit e. simbiosis
b. predasi d. komensalisme
27. Peranan dari dekomposer dalam suatu ekosistem adalah ...
a. mengubah energi matahari menjadi yang tersimpan dalam makanan
b. mengubah energi yang tersimpan dalam makanan sebagian kembali ke alam
c. memanfaatkan energi makanan untuk aktivitas tubuhnya
d. mengubah energi matahari menjadi energi untuk aktivitas tubuhnya
e. mengubah energi matahari menjadi energi kimia
28. Dalam suatu piramida makanan, organisme yang menempati dasar piramida adalah ...
a. tumbuhan c. ayam e. belalang
b. kodok d. ulat
29. Energi yang terkandung dalam karbohidrat hasil fotosintesis berasal dari...
a. sinar matahari c. karbondioksida dan air e. oksigen dan molekuler
b. klorofil d. C, H, dan O
30. Untuk memberikan gambaran yang jelas hubungan organisme di dalam suatu ekosistem secara
kuantitatif digunakan ...
a. piramida ekologi d. nisia organisme
b. jaring-jaring makanan e. produktivitas organisme
c. rantai makanan
88
Lampiran 5

KUNCI JAWABAN
1. D 11. B 21. D
2. A 12. D 22. A
3. D 13. E 23. D
4. D 14. C 24. D
5. A 15. B 25. D
6. D 16. E 26. A
7. E 17. C 27. B
8. A 18. C 28. A
9. A 19. B 29. B
10. D 20. D 30. A
85
Lampiran 4

TES HASIL BELAJAR BIOLOGI

PETUNJUK
A. Tujuan dan Bentuk
1. Bacalah basmalah sebelum anda mengerjakan soal-soal berikut.
2. Tes hasil belajar ini bertujuan ilmiah, tidak ada maksud lain, yakni diberikan untuk
mengumpulkan data-data dalam rangka menyelesaikan studi kesarjanaan (S1) di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Soal adalah pilihan ganda dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda
(X) pada jawaban yang paling tepat a, b, c, d atau e.
4. Jawaban anda yang diberikan tidak akan mempengaruhi nilai anda, atas bantuan dan
partisipasi anda mengisi tes ini, kami ucapkan terima kasih.
B. Biodata Responden
1. Nama :
2. Kelas :
Mata pelajaran : Biologi
Konsep : Ekosistem
Waktu : 30 Menit

1. Sekelompok individu sejenis yang menghuni areal tertentu disebut …


a. komunitas c. individu e. habitat
b. biosfer d. populasi
2. Urutan organisasi kehidupan dari yang sederhana ke yang paling kompleks tingkat organisasinya
adalah …
a. individu – populasi – komunitas – biosfer d. populasi–individu – komunitas – biosfer
b. individu – komunitas – biosfer – populasi e. biosfer– komunitas– populasi – individu
c. komunitas – populasi – biosfer – individu
3. Kesatuan antara faktor biotik dan abiotik disebut…
a. populasi c. habitat e. nisia
b. komunitas d. ekosistem
4. Di bawah ini manakah urutan yang benar mengenai rantai makanan dalam ekosistem air…
a. zooplankton-fitoplankaton-ikan kecil-ikan besar-pengurai
b. zooplankton-fitoplankton-pengurai-ikan besar-ikan kecil
c. fitoplakton-ikan kecil-zooplankton-ikan besar-pengurai
d. fitoplankton-zooplankton-ikan kecil-ikan besar-pengurai
e. fitoplankton-zooplankton-ikan besar-pengurai-ikan kecil
5. Rantai makanan adalah...
a. suatu proses makan dan dimakan antar faktor biotik dengan urutan tertentu
b. suatu proses makan dan dimakan yang kompleks antar faktor biotik
c. suatu proses makan dan dimakan antara faktor biotik secara bebas
d. suatu penguraian organisme yang telah mati
e. suatu penguraian oleh organisme saprofit menjai fragmen atau bahan hancuran
5. Komponen biotik berikut ini yang berfungsi mengubah daun kering manjadi humus adalah…
a. pengurai c. herbivora e. konsumen II
b. produsen d. konsumen I
6. Komponen abiotik yang tidak dapat dipengaruhi oleh komponen biotik adalah...
a. udara c. air e. cahaya
b. tanah d. gaya tarik bumi
7. Beberapa ekor cacing yang terdapat di sebidang tanah pada konsep ...
a. spesies c. komunitas e. populasi
b. individu d. ekosistem
8. Di alam terjadi aliran energi dan siklus materi. Perbedaan dari kedua peristiwa tersebut adalah...
86
a. aliran energi menuju ke satu arah sedangkan siklus materi bersifat siklus
b. aliran energi bersifat siklus sedangkan siklus materi menuju ke satu arah
c. aliran energi bersifat bolak-balik sedangkan siklus materi searah
d. aliran energi bersifat periodik sedangkan siklus materi bersifat nonperiodik
e. aliran energi bersifat nonperiodik sedangkan siklus materi bersifat periodik
9. Di dalam proses suksesi sering ditemukan organisme yang melakukan invasi dan dapat hidup,
sehingga membuka kemungkinan organisme lain tumbuh pada ekosistem ini, disebut...
a. organisme pionir d. organisme pembuka
b. organisme autotrof e. organisme heterotrof
c. komunitas pembuka
10. Pada suatu ekosistem terdapat komponen biotik sebagai berikut :
1. burung bangau 4. katak
2. ular sawah 5. rumput
3. belalang
Bila terjadi proses makan dan dimakan maka urutan aliran makanan yang benar adalah ...
a. 1-2-3-4-5 c. 3-4-2-1-5 e. 5-4-3-2-1
b. 2-3-4-5-1 d. 5-3-4-2-1
11. Berdasarkan definisi konsumen, pernyataan-pernyataan di bawah ini yang tidak benar adalah ...
a. hewan dan manusia termasuk konsumen
b. mampu menyusun senyawa organik dan anorganik
c. hidupnya bergantung pada senyawa organik yang sudah jadi
d. tidak mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik
e. kebutuhan zat makanannya secara langsung atau tidak langsug diperoleh dari tumbuhan
12. Bioma yang dicirikan oleh suhu yang tinggi dan hujan hampir setiap hari adalah ...
a. taiga c. gurun e. . hutan konifer
b. tundra d hutan hujan trofik
13. Bentuk interaksi makhluk hidup yang hanya menguntungkan satu pihak disebut ...
a. predasi c. protokoperasi e. komensalisme
b. kompetisi d. mutualisme
14. Peristiwa perubahan suatu komunitas baru disebut ...
a. adaptasi c. suksesi e. regenerasi
b. evolusi d. reboisasi
15. Salah satu faktor yang dapat menghambat kecepatan suksesi ekosistem pada suatu daerah berikut
ini adalah ...
a. luasnya komunitas asal yang rusak
b. jenis tumbuhan yang terdapat di sekitarnya
c. kehadiran pemencar alat perkembangbiakan tumbuhan
d. macam-macam substrat baru yang terbentuk
e. jenis hewan dan tumbuhan yang karena adanya perubahan
16. Pada proses suksesi sering ditemukan jenis organisme yang berfungsi sebagai vegetasi perintis
adalah tumbuhan ...
a. paku-pakuan c. berbatang keras e. alga dan lumut
b. lumut dan tumbuhan bunga d. tumbuhan air
17. Komponen-komponen penyusun ekosistem dapat dikelompokkan menjadi dua komponen utama
yaitu...
a. antibiotik dan biotik d. antibiotik dan antibiotik
b. biotik dan antibiotik e. abiotik dan antibiotik
c. abiotik dan biotik
18. Tanaman yang tumbuh di tempat terbuka memiliki buah yang lebih baik dibandingkan tanaman
yang tumbuh di tempat teduh. Faktor yang mempengaruhinya adalah...
a. suhu c. cahaya e. suhu tubuh
b. kelembaban d. tingkat kesuburan
19. Pasangan yang merupakan simbiosis mutualisme adalah...
a. benalu dengan teh d. semut dan kutu rambut
b. kerbau dan burung jalak e. anggrek dan inangnya
87
c. ikan hiu dan remora
20. Hewan-hewan berikut yang memiliki ketergantungan secara langsung dengan tumbuhan adalah...
a. tikus, babi hutan dan beruang d. rusa, jerapah dan kerbau
b. burung pipit, burung bangau, dan burung jalak e. ikan mujair, ikan mas dan ikan gurame
c. ayam, itik, dan burung unta

21. Suatu wilayah memiliki musim dingin yang lebih panjang dibanding musim panas sehingga jenis
tumbuhan dan hewan yang hidup di sana sangat sedikit. Karakteristik demikian dijumpai pada
bioma ...
a. taiga c. gurun e. hutan gugur
b. sabana d. tundra
22. Porositas dan drainase yang tidak teratur menyebabkan tumbuhan sukar untuk mengambil air, hal
ini dapat kita jumpai di daerah ...
a. gurun pasir c. padang rumput e. hutan tropis
b. taiga d. tundra
23. Pada ekosistem akuarium ikan memperoleh oksigen dari…
a. hasil respirasi tumbuhan d. hasil fotosintesis tumbuhan
b. hasil respirasi ikan sendiri e. hasil respirasi siput
c. hasil respirasi ikan dan tumbuhan
24. Contoh di bawah ini yang merupakan interaksi antar individu dalam satu populasi adalah…
a. hubungan antara ayam dengan cacing d. seekor anjing menyusui anaknya
b. seekor anjing dengan kucing e. hubungan manusia dengan cacing pita
c. padi dan rumput dalam sebidang sawah
25. Interaksi antarpopulasi yang bersifat kompetisi diantara 2 organisme berikut yang paling benar
adalah …
a. harimau dengan harimau di hutan d. kerbau dengan burung jalak
b. padi dengan burung e. katak pohon dan katak sawah
c. kerbau dan harimau
26. Interaksi sapi dan kambing di padang rumput adalah …
a. kompetisi c. parasit e. simbiosis
b. predasi d. komensalisme
27. Peranan dari dekomposer dalam suatu ekosistem adalah ...
a. mengubah energi matahari menjadi yang tersimpan dalam makanan
b. mengubah energi yang tersimpan dalam makanan sebagian kembali ke alam
c. memanfaatkan energi makanan untuk aktivitas tubuhnya
d. mengubah energi matahari menjadi energi untuk aktivitas tubuhnya
e. mengubah energi matahari menjadi energi kimia
28. Dalam suatu piramida makanan, organisme yang menempati dasar piramida adalah ...
a. tumbuhan c. ayam e. belalang
b. kodok d. ulat
29. Energi yang terkandung dalam karbohidrat hasil fotosintesis berasal dari...
a. sinar matahari c. karbondioksida dan air e. oksigen dan molekuler
b. klorofil d. C, H, dan O
30. Untuk memberikan gambaran yang jelas hubungan organisme di dalam suatu ekosistem secara
kuantitatif digunakan ...
a. piramida ekologi d. nisia organisme
b. jaring-jaring makanan e. produktivitas organisme
c. rantai makanan
88
Lampiran 5

KUNCI JAWABAN
1. D 11. B 21. D
2. A 12. D 22. A
3. D 13. E 23. D
4. D 14. C 24. D
5. A 15. B 25. D
6. D 16. E 26. A
7. E 17. C 27. B
8. A 18. C 28. A
9. A 19. B 29. B
10. D 20. D 30. A
Lampiran 6

Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep Ekosistem

No. Indikator Soal Tingkat Kunci


Kognitif Jawaban
1. Menjelaskan 1. Sekelompok individu sejenis yang menghuni areal tertentu disebut … Cl C
tingkatan-tingkatan a. biosfer c. populasi e. habitat
organisasi kehidupan b. komunitas d. individu
dalam ekosistem 2. Urutan organisasi kehidupan dan yang sederhana ke yang paling kompleks tingkat C2 A
organisasinya adalah …
a. individu populasi komunitas biosfer d. populasi—individu komunitas biosfer
— — — — —

b. individu komunitas biosfer populasi e. biosfer— komunitas— populasi individu


— — — —

c. komunitas populasi biosfer individu


— — —

2. Memberi contoh 13. Beberapa ekor cacing yang terdapat di sebidang tanah pada konsep … C2 E
populasi, komunitas a. spesies c. komunitas e. populasi
dan ekosistem b. individu d. Ekosistem
47. Peranan dari dekomposer dalam suatu ekosistem adalah … C2 B
a. mengubah energi matahari menjadi yang tersimpan dalam makanan
b. mengubah energi yang tersiinpah dalam makanan sebagian kembali ke alam
c. memanfaatkan energi makanan untuk aktivitas tubuhnya
d. mengubah energi matahari menjadi energi untuk aktivitas tubuhnya
e. mengubah energi matahari menjadi energi kimia
3. Mengidentifikasi 3. Kesatuan antara fàktor biotik dan abiotik disebut.,. Cl D
peran dan fungsi a. populasi c. habitat e. nisia
komponen penyusun b. komunitas d. ekosistem
ekosistem
42. Interaksi antarpopulasi yang bersifat kompetisi diantara 2 organisme berikut yang paling C2 D
besar adalah …
a. kerbau dengan burung jalak d. harimau dengan harimau di hutan
b. kerbau dan harimau e. katak pohon dan katak sawah
c. padi dengan burung
4. Menyebutkan 6. Pada ekosistem sawah, padi merupakan produsen dan dapat dikonsumsi oleh konsumen C1 D
peranan komponen tingkat I. Yang bertindak sebagai konsumen tingkat I adalah...
biotik dalam a. tikus, belalang, ular, kucing d. tikus, belalang, kambing, manusia
ekosistem b. tikus, burung kecil, belalang, manusia e. ular, tikus, kambing, manusia
c. belalang, nyamuk, kambing, burung kecil

5. 8. Komponen biotik berikut iniyang berfimgsi iuengubah daun kering manjacli humus C1 A
adalah...
a. pengurai c. herbivora e. konsumen II
b. produsen d. konsumen I
12. Faktor-faktor fisik yang merupakan Iingkungan abiotik suatu organisme adalah... C1 A
a. air, suhu, tanah, udara d. udara, kelembaban, suhu, cacing
b. cacing, tanah, suhu, udara e. air, udara, cacing, kelembaban
c. suhu, tanah, cacing, kelembaban
34. Tanaman yang nimbuh di tempat terbuka memiliki buah yang lebih baik dibandingkan C1 A
tanaman yang tumbuh di tempat teduh. Faktor yang mempengaruhinya adalah...
a. suhu c. cahaya e. suhu tubuh
b. kelembaban d. tingkat kesuburan
9. Di bawah ini hewan yang tidak termasuk detrivor, adalah... C2 C
a. kutu kayu c. ulat sutera e. cacing tanah
b. keluwing d. rayap
32. Komponen-komponen penyusun ekosistem dapat dikelompokkan menjadi dua komponen C2 C
utama yaitu …
a. antibiotik dan biotik d. antibiotik dan antibiotik
b. biotik dan antibiotik e. abiotik dan antibiotik
c. abiotik dan biotik
33. Cacing, kupu-kupu, dan bakteri merupakan komponen … C2 A
a. biotik c. abiotik e. detrivor
b. pengurai d. Konsumen
40. Pada ekosistem akuarium ikan memperoleh oksigen dari... C2 D
a. hasil respirasi tumbuhan d. hasil fotosintesis tumbuhan
b. hasil respirasi ikan sendiri e. basil respirasi siput
c. hasil respirasi ikan dan tumbuhan
7. Peristiwa berikut yang tidak menunjukkan bahwa komponen biotik dapat secara langsung C3 A
mempengaruhi lingkungan abiotik, adalah...
a. pemberian pupuk untuk nienyuburkan tanah
b. cacing tanah meaggemburkan dan menyuburkan tanah
c. Rhizobium radiocicola meninggikan kadar nitrogen dalani tanah
d. tumbuhan hijau berfotosintesis meninggikan kadar oksigen di udara
e. manusia membuang sampah sembarangan menyebabkan banjir
23. Berdasarkan defmnisi konsumen, pemyataan-pernyataan di bawah mi yang tidak benar C3 B
adalah …
a. hewan dan manusia termasuk konsurnen
b. niampu menyusun senyawa organik dan anorganik
c. hidupnya bergantung pada senyawa organik yang sudah jadi
d. tidak niampu menyusun senyawa organik dan senyawa anorganik
e. kebutuhan zat makanannya secara langsung atau tidak langsug diperoteh dari tumbuhan

10. Komponen biotik yang bersifat autotrof adalah …


.
Lampiran 7

Pembagian Kelompok STAD (Student Tean Achievement Division)

No. Nama Kelompok


1 Lailatul Qadriah A
2 Wildan Saefudin B
3 Amirudin C
4 Tri Prasetya D
5 Titi Suhartini E
6 Fahmi Hidayatullah E
7 Manis Putri Lestari D
8 Dede Istiqomah C
9 Anisah Oktavia B
10 Lisa Fatillah A
11 Bahrul Muhith A
12 Nasrul Haqiqi B
13 Khairunnisa C
14 Hasanudin D
15 Habbie Maulana E
16 A. Zahrudin E
17 Desi Kumalasari D
18 Asri Afifah C
19 Mamay Nuryani B
20 Diana A
21 Ahya Shofa Tartila A
22 Fachrul Husaini B
23 Eva Wati C
24 Nurman D
25 Ahmad Azhar E
26 Nurlaila E
LEMBAR KERJA SISWA 1
Tujuan:
menjelaskan tentang ekosistem dan komponen penyusunnya.

Dasar Teori :
Allah menciptakan bumi dan segala isinya terdiri atas benda hidup dan benda tak
hidup. Semua komponen yang ada di bumi diciptakan memiliki fungsi masing-
masing dan saling mendukung satu sama lain. Ekosistem merupakan kesatuan
fungsional antara makhluk hidup dan lingkungannya saling berinteraksi
membentuk suatu sistem.

Alat :
1. Kertas 2. Pulpen/pensil

Cara Kerja :
Lakukan diskusi berdasarkan pemahaman siswa tentang konsep ekosistem. Para
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan permasalahan
berikut :
pict0.jpg

1. Dalam ekosistem terdapat tingkatan organisasi kehidupan. Sebutkan tingkatan


organisasi kehidupan mulai dari tingkatan yang rendah hingga tingkatan yang
tinggi!
2. Ada berapa macam komponen penyusun ekosistem? Sebutkan komponen-
komponen tersebut!
3. Dalam ekosistem ada pula yang disebut relung/nisia. Apa yang dimaksud
dengan relung/nisia?
4. Ada berapa macam relung/nisia dalam satu ekosistem? Sebutkan dan jelaskan!
LEMBAR KERJA SISWA 2

Tujuan:
Menjelaskan tentang interaksi antarkomponen ekosistem, jaring-jaring makanan
dan rantai makanan.

Dasar Teori:
Makhluk hidup melakukan hubungan timbal balik membentuk interaksi dengan
komponen-komponen lain yang tak hidup. Hubungan timbal balik itu juga akan
membentuk jaring-jaring makanan dan rantai makanan yang satu sama lain saling
mempengaruhi.

Alat:
1. Kertas 2. Pulpen/pensil 3. Sawah

Cara Kerja:
Siswa diajak ke lapangan untuk melihat sceara langsung kondisi ekosistem sawah.
Lakukan diskusi berdasarkan pemahaman siswa tentang konsep ekosistem. Para
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan permasalahan
berikut.
1. Sebutkan bentuk-bentuk interaksi yang terjadi pada suatu ekosistem sawah?
Berikan contohnya!
2. Berilah contoh rantai makanan dan jaring-jaring makanan pada ekosistem ini?
LEMBAR KERJA SISWA 3

Tujuan:
Menjelaskan tentang piramida ekologi dan daur biogeokimia

Dasar Teori:
Piramida ekologi merupakan gambaran tentang hubungan antarorganisme di
dalam suatu sistem secara kuantitatif. Daur biogeokimia merupakan perpindahan
materi yang melibatkan berbagai komponen ekosistem yang saling terkait berupa
senyawa kimia dan perpindahannya melewati komponen biotik dan komponen
abiotik.

Alat:
1. Kertas 2. Pulpen/pensil

Cara Kerja:
Lakukan diskusi berdasarkan pemahaman siswa tentang konsep ekosistem. Para
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan permasalahan
berikut.
Coba buat piramida jumlah dan kasus berikut ini!
1. Dalam suatu kolam terdapat 10.000 fitoplankton. 400 zooplankton, 200 ikan
herbivora dan 20 ikan karnivora
2. pada sebatang tanaman sengon hidup 10 ekor burung pemakan biji dan 200
ekor serangga pemakan daun sengon. Di samping ito, terdapat pula 2 ekor burung
pemakan serangga dan serangga pemakan serangga lain sebanya 10 ekor.
LEMBAR KERJA SISWA 4

Tujuan:
Menjelaskan tentang suksesi dan tipe tipe ekosistem

Dasar Teori:
Allah Maha Kuasa, dengan segala kuasanya Dia dapat menghancurkan
serta menumbuhkan kembali bumi dengan makhluk-maknhluk tertentu. Hal
tersebut merupakan peristiwa suksesi. Selain itu, Dia juga meneiptakan macam-
macam tipe ekosistem yang berbeda satu saina lain ciri maupun makhluk hidup
yang terdapat di dalamnya.

Alat:
1. Kertas 2. Pulpen/pensil

Cara Kerja:
Lakukan diskusi berdasarkan pemahaman siswa tentang konsep ekosistem. Para
siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan permasalahan
berikut.
1. Cobalah berikan salah satu contoh suksesi yang kalian ketahuit Bagaimana
prosesnya?
2. Sebutkan tipe-tipe ekosistem! Buatlah tabel perbandingan masing-masing tipe
ekosistem tersebut!
ANGKET RESPONS SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN EKOSISTEM
BERNUANSA NILAI

Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah terlebih dahulu dengan teliti setiap pernyataan yang tersedia.
2. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda cek list (√ )
3. Pengisisan angket ini tidak akan mempengaruhi nilai belajar biologi kamu, sehingga
isilah dengan penuh kejujuran
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

No. Pernyataan SS S TS STS


Seseorang yang memiliki jiwa terdidik harus memiliki prinsip
dan istiqomah dalam menempuh ajaran yang telah ditentukan
oleh-Nya dalam kehidupan bermasyarakat. Sepertu halnya
1.
perilaku lebah yang senanstiasa pergi mencari makanan dan
pulang ke sarangnya tidak mengalami hambtaran atau tersesat di
jalan.
Berdasarkan prinsip ekologis manusia dengan kemampuan
2. potensi akalnya mampu mengubah lingkungan apa saja sesuai
dengan kehendaknya tanpa harus khawatir dampak negatifnya.
Kegiatan mengelola, menjaga dan melestarikan kekayaan alam
secara baik merupakan kewajiban kita sebagai rasa syukur atas
3.
anugerah Tuhan agar dapat diwariskan kepada anak cucu di
kemudian hari.
Salah satu bukti bahwa kita bersyukur terhadap apa yang Tuhan
4. berikan adalah dengan merusak lingkungan yang ada di sekitar
kita.
Kita harus dapat bermanfaat bagi orang lain seperti halnya
5. tumbuhan selain sebagai produsen juga sebagai penghasil
oksigen.
Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu
6. seperti halnya tumbuhan selain sebagai produsen juga sebagai
penghasil oksigen bagi alam ini.
Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu
7.
seperti halnya hewan yang dapat berguna sebagai konsumen.
Hutan memberikan manfaat yang sangat besar bagi
kelangsungan hidup manusia, maka untuk meningkatkan
8.
perekonomian adalah dengan jalan menjual kayunya dari hasil
penebangan pohon-pohon di hutan cagar alam.
Allah Maha Pengasih menciptakan tumbuh-tumbuhan sebagai
9. produsen sehingga manusia harus bersyukur dan
memanfaatkannya dengan baik.
Adanya daur materi di alam yang berlangsung terus menerus
10.
menunjukkan gejala alam ada yang mengaturnya.
Belajar di luar kelas sangat menyenangkan karena langsung
11. berhubungan dengan alam sehingga dapat secara langsung
mempelajari komponen-komponen yang ada di alam.
Adanya berbagai macam bentuk kehidupan yang beraneka
12. ragam di muka bumi ini mengajarkan kepada kita untk
menghargai adat istiadat yang berlaku.
Mencabut tanaman langka sebagai salah satu cara memanfaatkan
13.
alam.
Lebah biasanya membuat sarang-sarangnya di gunung-gunung.
Hal ini sebagai isyarat kepada kita bahwa baik seorang pelajar
14. maupun pengajar harus memiliki jiwa merdeka (bebas) sehingga
jiwanya bebas melangkah dengan seizin Allah SWT tidak
bergantung pada siapapun.
Lebah menghasilkan madu dalam jumlah yang banyak, melebihi
kebutuhan makannya diumpamakan sebagai orang yang
15.
berdagang dengan mengeluarkan modal yang banyak tetapi
menghasilkan keuntungan yang sangat sedikit.
Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem yang
16. teratur memberikan pelajaran kepada kita untuk taat kepada
Allah dan memperhatikan kehidupan setiap makhluk.
Allah Maha Melihat sehingga saya akan mengubah data di
17. lapangan supaya sesuai dengan teori meskipun tidak sesuai
dengan hasil praktikum.
Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem mendorong
18. manusia untuk selalu memelihara dan melestarikan flora dan
fauna.
Bersyukur atau tidak terhadap apa yang Tuhan berikan
19.
merupakan hak setiap orang.
Dengan adanya air dalam suatu ekosistem sangat berpengaruh
20.
terhadap berbagai aspek kehidupan tumbuhan dan hewan.
Adanya ketidakseimbangan dalam suatu ekosistem semata-mata
21. disebabkan oleh ulah manusia sendiri tidak ada campur tangan
Tuhan.
Membuang sampah sembarangan sebagai bukti rasa syukur kita
22.
kepada Allah SWT.
Dengan mempelajari ekosistem kita dapat berhati-hati dalam
23.
menjaga keseimbangan alam.
Kita dapat mengetahui pentingnya udara selain untuk bernapas,
24. tetapi juga sebagai salah satu komponen yang membantu proses
fotosintesis tumbuhan.
Mempelajari ekosistem, kita dapat mengetahui pentingnya
25.
peranan makhluk hidup lain bagi manusia.
26. Hutan selain dapat memberikan hasil yang dapat dimanfaatkan
untuk manusia dapat juga sebagai penyerap air untuk mencegah
banjir.
Di alam tidak hanya makhluk hidup yang memiliki manfaat,
27. cahaya matahari merupakan salah satu energi terbesar yang
diberikan Allah untuk semua makhluk.
Keseimbangan alam harus dijaga karena dapat merugikan dan
28.
berdampak buruk bagi makhluk hidup.
Keterkaitan antar komponen biotik dan komponen abiotik sangat
29.
berpengaruh bagi keseimbangan alam.
Mikroorganisme yang merugikan ternyata memiliki manfaat
30. bagi yang alam, karena dapat memanfaatkan energi dari
organisme yang telah mati.
Kisi-kisi Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai

No. Nilai Indikator Pernyataan


1. Nilai Religi Rasa Syukur kepada Allah 3. Kegiatan mengelola, menjaga dan melestarikan kekayaan alam secara baik
merupakan kewajiban kita sebagai rasa syukur atas anugerah Tuhan agar
dapat diwariskan kepada anak cucu di kemudian hari.
4. Salah satu bukti bahwa kita bersyukur terhadap apa yang Tuhan berikan
adalah dengan merusak lingkungan yang ada di sekitar kita.
9. Allah Maha Pengasih menciptakan tumbuh-tumbuhan sebagai produsen
sehingga manusia harus bersyukur dan memanfaatkannya dengan baik.
19. Bersyukur atau tidak terhadap apa yang Tuhan berikan merupakan hak
setiap orang.
22. Membuang sampah sembarangan sebagai bukti rasa syukur kita kepada
Allah SWT.

Bukti Keberadaan dan 10. Adanya daur materi di alam yang berlangsung terus menerus
kekuasaan Allah menunjukkan gejala alam ada yang mengaturnya.
17. Allah Maha Melihat sehingga saya akan mengubah data di lapangan
supaya sesuai dengan teori meskipun tidak sesuai dengan hasil praktikum.
21. Adanya ketidakseimbangan dalam suatu ekosistem semata-mata
disebabkan oleh ulah manusia sendiri tidak ada campur tangan Tuhan.

Pelajaran bagi Manusia 1. Seseorang yang memiliki jiwa terdidik harus memiliki prinsip dan
istiqomah dalam menempuh ajaran yang telah ditentukan oleh-Nya dalam
kehidupan bermasyarakat. Sepertu halnya perilaku lebah yang senanstiasa
pergi mencari makanan dan pulang ke sarangnya tidak mengalami
hambtaran atau tersesat di jalan.
5. Kita harus dapat bermanfaat bagi orang lain seperti halnya tumbuhan
selain sebagai produsen juga sebagai penghasil oksigen.
6. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu seperti
halnya tumbuhan selain sebagai produsen juga sebagai penghasil oksigen
bagi alam ini.
7. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi tertentu seperti
halnya hewan yang dapat berguna sebagai konsumen.
14. Lebah biasanya membuat sarang-sarangnya di gunung-gunung. Hal ini
sebagai isyarat kepada kita bahwa baik seorang pelajar maupun pengajar
harus memiliki jiwa merdeka (bebas) sehingga jiwanya bebas melangkah
dengan seizin Allah SWT tidak bergantung pada siapapun.
15. Lebah menghasilkan madu dalam jumlah yang banyak, melebihi
kebutuhan makannya diumpamakan sebagai orang yang berdagang dengan
mengeluarkan modal yang banyak tetapi menghasilkan keuntungan yang
sangat sedikit.
2. Nilai Praktis Ekosistem beserta 2. Berdasarkan prinsip ekologis manusia dengan kemampuan potensi
Komponennya akalnya mampu mengubah lingkungan apa saja sesuai dengan
kehendaknya tanpa harus khawatir dampak negatifnya.
8. Hutan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelangsungan hidup
manusia, maka untuk meningkatkan perekonomian adalah dengan jalan
menjual kayunya dari hasil penebangan pohon-pohon di hutan cagar
alam.
13. Mencabut tanaman langka sebagai salah satu cara memanfaatkan alam.
20. Dengan adanya air dalam suatu ekosistem sangat berpengaruh terhadap
berbagai aspek kehidupan tumbuhan dan hewan.
24. Kita dapat mengetahui pentingnya udara selain untuk bernapas, tetapi
juga sebagai salah satu komponen yang membantu proses fotosintesis
tumbuhan.
26. Hutan selain dapat memberikan hasil yang dapat dimanfaatkan untuk
manusia dapat juga sebagai penyerap air untuk mencegah banjir.
27. Di alam tidak hanya makhluk hidup yang memiliki manfaat, cahaya
matahari merupakan salah satu energi terbesar yang diberikan Allah
untuk semua makhluk.
28. Keseimbangan alam harus dijaga karena dapat merugikan dan berdampak
buruk bagi makhluk hidup.
29. Keterkaitan antar komponen biotik dan komponen abiotik sangat
berpengaruh bagi keseimbangan alam.
30. Mikroorganisme yang merugikan ternyata memiliki manfaat bagi yang
alam, karena dapat memanfaatkan energi dari organisme yang telah mati.

Manfaat Mempelajari 11. Belajar di luar kelas sangat menyenangkan karena langsung berhubungan
Konsep Ekosistem dengan alam sehingga dapat secara langsung mempelajari komponen-
komponen yang ada di alam.
12. Adanya berbagai macam bentuk kehidupan yang beraneka ragam di muka
bumi ini mengajarkan kepada kita untk menghargai adat istiadat yang
berlaku.
16. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem yang teratur
memberikan pelajaran kepada kita untuk taat kepada Allah dan
memperhatikan kehidupan setiap makhluk.
18. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem mendorong manusia
untuk selalu memelihara dan melestarikan flora dan fauna.
23. Dengan mempelajari ekosistem kita dapat berhati-hati dalam menjaga
keseimbangan alam.
25. Mempelajari ekosistem, kita dapat mengetahui pentingnya peranan
makhluk hidup lain bagi manusia.
Lampiran 12
Daya Pembeda Uji Coba dengan ANATES

Jumlah Subyek= 20
Klp atas/bawah(n)= 5
Butir Soal= 50
Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL
TES PG.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 1 3 2 1 20.00
2 2 5 3 2 40.00
3 3 5 3 2 40.00
4 4 3 0 3 60.00
5 5 5 0 5 100.00
6 6 3 2 1 20.00
7 7 1 2 -1 -20.00
8 8 5 0 5 100.00
9 9 2 1 1 20.00
10 10 3 2 1 20.00
11 11 5 2 3 60.00
12 12 1 1 0 0.00
13 13 3 0 3 60.00
14 14 2 0 2 40.00
15 15 1 1 0 0.00
16 16 1 0 1 20.00
17 17 3 1 2 40.00
18 18 0 0 0 0.00
19 19 2 2 0 0.00
20 20 0 1 -1 -20.00
21 21 3 2 1 20.00
22 22 2 2 0 0.00
23 23 4 1 3 60.00
24 24 1 0 1 20.00
25 25 1 3 -2 -40.00
26 26 3 0 3 60.00
27 27 1 2 -1 -20.00
28 28 1 0 1 20.00
29 29 2 0 2 40.00
30 30 1 1 0 0.00
31 31 1 0 1 20.00
32 32 4 1 3 60.00
33 33 4 3 1 20.00
34 34 5 3 2 40.00
35 35 4 3 1 20.00
36 36 3 1 2 40.00
37 37 1 1 0 0.00
38 38 3 0 3 60.00
39 39 4 1 3 60.00
40 40 1 0 1 20.00
41 41 4 1 3 60.00
42 42 3 1 2 40.00
43 43 2 0 2 40.00
44 44 2 1 1 20.00
45 45 2 1 1 20.00
46 46 1 1 0 0.00
47 47 2 0 2 40.00
48 48 3 1 2 40.00
49 49 3 2 1 20.00
50 50 3 2 1 20.00
Lampiran 13

Tingkat Kesukaran Uji Coba dengan ANATES

Jumlah Subyek= 20
Butir Soal= 50
Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL
TES PG.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 10 50.00 Sedang
2 2 16 80.00 Mudah
3 3 13 65.00 Sedang
4 4 7 35.00 Sedang
5 5 11 55.00 Sedang
6 6 6 30.00 Sukar
7 7 7 35.00 Sedang
8 8 12 60.00 Sedang
9 9 7 35.00 Sedang
10 10 11 55.00 Sedang
11 11 14 70.00 Sedang
12 12 4 20.00 Sukar
13 13 7 35.00 Sedang
14 14 4 20.00 Sukar
15 15 7 35.00 Sedang
16 16 2 10.00 Sangat Sukar
17 17 8 40.00 Sedang
18 18 4 20.00 Sukar
19 19 5 25.00 Sukar
20 20 5 25.00 Sukar
21 21 9 45.00 Sedang
22 22 9 45.00 Sedang
23 23 7 35.00 Sedang
24 24 4 20.00 Sukar
25 25 4 20.00 Sukar
26 26 4 20.00 Sukar
27 27 6 30.00 Sukar
28 28 4 20.00 Sukar
29 29 5 25.00 Sukar
30 30 5 25.00 Sukar
31 31 4 20.00 Sukar
32 32 6 30.00 Sukar
33 33 13 65.00 Sedang
34 34 18 90.00 Sangat Mudah
35 35 13 65.00 Sedang
36 36 9 45.00 Sedang
37 37 6 30.00 Sukar
38 38 4 20.00 Sukar
39 39 8 40.00 Sedang
40 40 1 5.00 Sangat Sukar
41 41 8 40.00 Sedang
42 42 5 25.00 Sukar
43 43 5 25.00 Sukar
44 44 7 35.00 Sedang
45 45 6 30.00 Sukar
46 46 5 25.00 Sukar
47 47 5 25.00 Sukar
48 48 6 30.00 Sukar
49 49 6 30.00 Sukar
50 50 9 45.00 Sedang
Lampiran 14

Korelasi Skor Butir dan Skor Total dengan ANATES


Jumlah Subyek= 20
Butir Soal= 50
Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL
TES PG.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0.184 -
2 2 0.372 Sangat Signifikan
3 3 0.377 Sangat Signifikan
4 4 0.489 Sangat Signifikan
5 5 0.779 Sangat Signifikan
6 6 0.224 -
7 7 -0.127 -
8 8 0.738 Sangat Signifikan
9 9 0.277 Signifikan
10 10 -0.015 -
11 11 0.517 Sangat Signifikan
12 12 0.110 -
13 13 0.431 Sangat Signifikan
14 14 0.592 Sangat Signifikan
15 15 -0.050 -
16 16 0.196 -
17 17 0.274 Signifikan
18 18 -0.050 -
19 19 0.127 -
20 20 -0.233 -
21 21 0.004 -
22 22 0.104 -
23 23 0.450 Sangat Signifikan
24 24 0.225 -
25 25 -0.165 -
26 26 0.454 Sangat Signifikan
27 27 -0.036 -
28 28 0.156 -
29 29 0.254 -
30 30 0.127 -
31 31 0.133 -
32 32 0.465 Sangat Signifikan
33 33 0.204 -
34 34 0.324 Signifikan
35 35 0.223 -
36 36 0.144 -
37 37 0.164 -
38 38 0.523 Sangat Signifikan
39 39 0.461 Sangat Signifikan
40 40 0.472 Sangat Signifikan
41 41 0.480 Sangat Signifikan
42 42 0.254 -
43 43 0.360 Sangat Signifikan
44 44 0.085 -
45 45 0.244 -
46 46 -0.021 -
47 47 0.445 Sangat Signifikan
48 48 0.325 Signifikan
49 49 0.204 -
50 50 0.070 -

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:


df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
Lampiran 15

RELIABILITAS TES
Rata2= 18.05
Simpang Baku= 5.61
KorelasiXY= 0.55
Reliabilitas Tes= 0.71
Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL
TES PG.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 3 Ahmad Sabila ... 17 12 29
2 1 Ahmad Badroin 15 12 27
3 11 Mey Supratiwi 12 13 25
4 4 Ba'dhu Latif ... 12 11 23
5 20 Windawati 12 11 23
6 8 Irma Firdaus 13 9 22
7 7 Fahrunisa 9 12 21
8 2 Ahmad Fauzan 12 7 19
9 9 Khairul Hidayat 8 10 18
10 15 Nurbaiti Siva 9 9 18
11 13 Nia Kurnia 10 7 17
12 16 Qiqi Komarudin 9 8 17
13 19 Teuku Wisnu 8 8 16
14 18 Siti Nazroh 8 7 15
15 12 Miftahul Jannah 6 8 14
16 5 Deddi Mahyudi 7 6 13
17 10 Mar'atun Soleha 10 3 13
18 17 Rihlatul Hayati 10 3 13
19 14 Novie Thalia 4 6 10
20 6 Doni Ramdhani 3 5 8

KELOMPOK UNGGUL & ASOR


======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL
TES PG.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 3 Ahmad Sabila ... 29 - 1 1 1 1 1 -
2 1 Ahmad Badroin 27 1 1 1 1 1 - 1
3 11 Mey Supratiwi 25 1 1 1 - 1 1 -
4 4 Ba'dhu Latif ... 23 - 1 1 - 1 1 -
5 20 Windawati 23 1 1 1 1 1 - -
Jml Jwb Benar 3 5 5 3 5 3 1

8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 3 Ahmad Sabila ... 29 1 1 - 1 - 1 1
2 1 Ahmad Badroin 27 1 - - 1 - 1 -
3 11 Mey Supratiwi 25 1 - 1 1 - - 1
4 4 Ba'dhu Latif ... 23 1 1 1 1 - - -
5 20 Windawati 23 1 - 1 1 1 1 -
Jml Jwb Benar 5 2 3 5 1 3 2

15 16 17 18 19 20 21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 3 Ahmad Sabila ... 29 - - 1 - 1 - -
2 1 Ahmad Badroin 27 1 - 1 - - - 1
3 11 Mey Supratiwi 25 - 1 - - 1 - -
4 4 Ba'dhu Latif ... 23 - - - - - - 1
5 20 Windawati 23 - - 1 - - - 1
Jml Jwb Benar 1 1 3 0 2 0 3

22 23 24 25 26 27 28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 3 Ahmad Sabila ... 29 1 1 - - 1 - -
2 1 Ahmad Badroin 27 - - - 1 - - 1
3 11 Mey Supratiwi 25 1 1 1 - 1 1 -
4 4 Ba'dhu Latif ... 23 - 1 - - 1 - -
5 20 Windawati 23 - 1 - - - - -
Jml Jwb Benar 2 4 1 1 3 1 1

29 30 31 32 33 34 35
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35
1 3 Ahmad Sabila ... 29 1 - - 1 1 1 1
2 1 Ahmad Badroin 27 - 1 1 1 1 1 -
3 11 Mey Supratiwi 25 - - - - 1 1 1
4 4 Ba'dhu Latif ... 23 - - - 1 1 1 1
5 20 Windawati 23 1 - - 1 - 1 1
Jml Jwb Benar 2 1 1 4 4 5 4

36 37 38 39 40 41 42
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42
1 3 Ahmad Sabila ... 29 - - 1 1 1 1 -
2 1 Ahmad Badroin 27 1 1 - 1 - 1 1
3 11 Mey Supratiwi 25 - - 1 1 - - -
4 4 Ba'dhu Latif ... 23 1 - 1 1 - 1 1
5 20 Windawati 23 1 - - * - 1 1
Jml Jwb Benar 3 1 3 4 1 4 3

43 44 45 46 47 48 49
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49
1 3 Ahmad Sabila ... 29 1 - 1 - 1 1 1
2 1 Ahmad Badroin 27 - 1 - 1 - 1 -
3 11 Mey Supratiwi 25 - 1 1 - - - 1
4 4 Ba'dhu Latif ... 23 - - - - 1 - 1
5 20 Windawati 23 1 - - - - 1 -
Jml Jwb Benar 2 2 2 1 2 3 3

50
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50
1 3 Ahmad Sabila ... 29 -
2 1 Ahmad Badroin 27 -
3 11 Mey Supratiwi 25 1
4 4 Ba'dhu Latif ... 23 1
5 20 Windawati 23 1
Jml Jwb Benar 3

Kelompok Asor
Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL
TES PG.ANA
1 2 3 4 5 6 7
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 5 Deddi Mahyudi 13 - 1 1 - - 1 -
2 10 Mar'atun Soleha 13 - - - - - - -
3 17 Rihlatul Hayati 13 1 1 1 - - - 1
4 14 Novie Thalia 10 - 1 1 - - 1 -
5 6 Doni Ramdhani 8 1 - - - - - 1
Jml Jwb Benar 2 3 3 0 0 2 2

8 9 10 11 12 13 14
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 5 Deddi Mahyudi 13 - 1 1 1 - - -
2 10 Mar'atun Soleha 13 - - - - 1 - -
3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - - - - -
4 14 Novie Thalia 10 - - 1 1 - - -
5 6 Doni Ramdhani 8 - - - - - - -
Jml Jwb Benar 0 1 2 2 1 0 0

15 16 17 18 19 20 21
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 5 Deddi Mahyudi 13 - - - - - - -
2 10 Mar'atun Soleha 13 1 - 1 - 1 - -
3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - - 1 1 1
4 14 Novie Thalia 10 - - - - - - -
5 6 Doni Ramdhani 8 - - - - - - 1
Jml Jwb Benar 1 0 1 0 2 1 2

22 23 24 25 26 27 28
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 5 Deddi Mahyudi 13 - - - 1 - - -
2 10 Mar'atun Soleha 13 1 1 - 1 - 1 -
3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - 1 - 1 -
4 14 Novie Thalia 10 - - - - - - -
5 6 Doni Ramdhani 8 1 - - - - - -
Jml Jwb Benar 2 1 0 3 0 2 0

29 30 31 32 33 34 35
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35
1 5 Deddi Mahyudi 13 - - - - 1 1 1
2 10 Mar'atun Soleha 13 - - - - - - 1
3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - - 1 - 1
4 14 Novie Thalia 10 - 1 - - 1 1 -
5 6 Doni Ramdhani 8 - - - 1 - 1 -
Jml Jwb Benar 0 1 0 1 3 3 3

36 37 38 39 40 41 42
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42
1 5 Deddi Mahyudi 13 - - - 1 - - 1
2 10 Mar'atun Soleha 13 - 1 - - - - -
3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - - - 1 -
4 14 Novie Thalia 10 - - - - - - -
5 6 Doni Ramdhani 8 1 - - - - - -
Jml Jwb Benar 1 1 0 1 0 1 1

43 44 45 46 47 48 49
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49
1 5 Deddi Mahyudi 13 - - - - - - -
2 10 Mar'atun Soleha 13 - - 1 - - 1 1
3 17 Rihlatul Hayati 13 - - - - - - -
4 14 Novie Thalia 10 - - - 1 - - 1
5 6 Doni Ramdhani 8 - 1 - - - - -
Jml Jwb Benar 0 1 1 1 0 1 2

50
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50
1 5 Deddi Mahyudi 13 1
2 10 Mar'atun Soleha 13 -
3 17 Rihlatul Hayati 13 1
4 14 Novie Thalia 10 -
5 6 Doni Ramdhani 8 -
Jml Jwb Benar 2
Lampiran 16

Rekap Analisis Butir dengan ANATES

Rata2= 18.05
Simpang Baku= 5.61
KorelasiXY= 0.55
Reliabilitas Tes= 0.71
Butir Soal= 50
Jumlah Subyek= 20
Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\ANWAR AZIS\MY DOCUMENTS\VALIDASI SOAL
TES PG.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 20.00 Sedang 0.192 -
2 2 40.00 Mudah 0.371 Sangat Signifikan
3 3 40.00 Sedang 0.371 Sangat Signifikan
4 4 60.00 Sedang 0.511 Sangat Signifikan
5 5 100.00 Sedang 0.763 Sangat Signifikan
6 6 20.00 Sukar 0.194 -
7 7 -20.00 Sedang -0.083 -
8 8 100.00 Sedang 0.717 Sangat Signifikan
9 9 20.00 Sedang 0.262 -
10 10 20.00 Sedang -0.047 -
11 11 60.00 Sedang 0.525 Sangat Signifikan
12 12 0.00 Sukar 0.087 -
13 13 60.00 Sedang 0.454 Sangat Signifikan
14 14 40.00 Sukar 0.567 Sangat Signifikan
15 15 0.00 Sedang -0.045 -
16 16 20.00 Sangat Sukar 0.180 -
17 17 40.00 Sedang 0.291 Signifikan
18 18 0.00 Sukar -0.050 -
19 19 0.00 Sukar 0.122 -
20 20 -20.00 Sukar -0.196 -
21 21 20.00 Sedang 0.047 -
22 22 0.00 Sedang 0.084 -
23 23 60.00 Sedang 0.415 Sangat Signifikan
24 24 20.00 Sukar 0.247 -
25 25 -40.00 Sukar -0.142 -
26 26 60.00 Sukar 0.430 Sangat Signifikan
27 27 -20.00 Sukar -0.026 -
28 28 20.00 Sukar 0.201 -
29 29 40.00 Sukar 0.269 -
30 30 0.00 Sukar 0.122 -
31 31 20.00 Sukar 0.178 -
32 32 60.00 Sukar 0.453 Sangat Signifikan
33 33 20.00 Sedang 0.218 -
34 34 40.00 Sangat Mudah 0.308 Signifikan
35 35 20.00 Sedang 0.218 -
36 36 40.00 Sedang 0.120 -
37 37 0.00 Sukar 0.174 -
38 38 60.00 Sukar 0.522 Sangat Signifikan
39 39 60.00 Sedang 0.460 Sangat Signifikan
40 40 20.00 Sangat Sukar 0.460 Sangat Signifikan
41 41 60.00 Sedang 0.478 Sangat Signifikan
42 42 40.00 Sukar 0.269 -
43 43 40.00 Sukar 0.354 Sangat Signifikan
44 44 20.00 Sedang 0.070 -
45 45 20.00 Sukar 0.254 -
46 46 0.00 Sukar -0.026 -
47 47 40.00 Sukar 0.417 Sangat Signifikan
48 48 40.00 Sukar 0.334 Signifikan
49 49 20.00 Sukar 0.194 -
50 50 20.00 Sedang 0.084 -
Lampiran 18
Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Pre Test) Kelas Kontrol

Nomor Soal
No. Responden Jumlah X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Agung M.H 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 9 30
2 Aida Makbullah 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 15 50
3 Amanda Nuraini 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 18 60
4 Asep Ridwan 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 11 37
5 Dinul Haq 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 12 40
6 Dwi Maimunah 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 10 33
7 Fika Ayu A. 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 15 50
8 Ijal Faris 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 15 50
9 Masupi 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 13 43
10 Ninis K 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 18 60
11 Nisfah Aulia 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 13 43
12 Nur Atikah 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 12 40
13 Rahmat Hidayat 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 13 43
14 Shalahudin A. 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 13 43
15 Siti Anisah 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 11 37
16 Siti Aliyah 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 14 47
17 Siti Fajriah 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 15 50
18 Siti Isnaini H. 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 15 50
19 Slamet Zaim 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 14 47
20 Syarif H. 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 11 37
21 Umi Kultsum 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 9 30
22 Yogi Agustiawan 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 14 47
23 Yulistiani 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 15 50
24 Lisnawati 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 12 40
25 Hayati Nufus 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 15 50
26 Hilyatus Sa'adah 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 13 43
Jumlah 21 12 15 13 11 10 12 10 13 9 7 13 11 9 11 8 11 9 13 15 10 7 11 14 10 11 12 12 14 11 Max 60
Min 30
Mean 44.231
Median 43
Modus 50
Lampiran 17

Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Pre Test) Kelas Eksperimen


Nomor Soal
No. Responden Jumlah X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 A. Bahrul Muhit 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 14 47

2 Ahmad Azhar 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 15 50
3 Ahmad Zarudin 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 14 47
4 Ahya Sofa T. 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 16 53
5 Anisah Octavia 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 12 40
6 Asri Afifah 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 14 47
7 Dede Istiqomah 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 15 50
8 Desi Kumala S. 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 16 53
9 Diana 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 13 43
10 Eva Wati 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 14 47
11 Fahmi H 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 16 53

12 Habbie Maulana 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 13 43
13 Hasannudin 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 14 47

14 Khoirunnisa 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 14 47
15 Lailatul Q. 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 19 63
16 Lisa Fatillah 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 13 43
17 Mamay Nuraini 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 15 50
18 Manis Putri L. 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 17 57
19 Muh. Amirudin 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 16 53
20 Nasrul Haqiqi 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 13 43
21 Titi Suhartini 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 15 50
22 Tri Prastiya 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 18 60
23 Wildan S. 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 19 63
24 Fachrul 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 12 40
25 Nurman 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 14 47
26 Nurlaila 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 14 47
Jumlah 21 17 12 12 13 15 15 13 15 13 15 11 14 10 12 16 14 12 13 12 12 10 12 11 11 12 13 11 9 9 Max 63
Min 40
Mean 49.34615
Median 47
Modus 47
Lampiran 20
Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Post Test) Kelas Kontrol

Nomor Soal
No. Responden Jumlah X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Agung M.H 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 14 47
2 Aida Makbullah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 22 73
3 Amanda Nuraini 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 23 77
4 Asep Ridwan 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 15 50
5 Dinul Haq 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 15 50
6 Dwi Maimunah 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 14 47
7 Fika Ayu A. 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 18 60
8 Ijal Faris 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 15 50
9 Masupi 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 15 50
10 Ninis K 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 20 67
11 Nisfah Aulia 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 16 53
12 Nur Atikah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 18 60

13 Rahmat Hidayat 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 14 47

14 Shalahudin A. 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 14 47
15 Siti Anisah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 21 70
16 Siti Aliyah 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 13 43
17 Siti Fajriah 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 16 53
18 Siti Isnaini H. 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 16 53
19 Slamet Zaim 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 20 70
20 Syarif H. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 15 50
21 Umi Kultsum 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 16 53
Yogi
22 Agustiawan 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 18 60
23 Yulistiani 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 20 67
24 Lisnawati 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 73
25 Hayati Nufus 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 19 63
26 Hilyatus Sa'adah 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 16 53
Jumlah 25 24 19 16 16 15 17 12 15 10 16 14 13 13 13 12 17 13 18 14 11 14 13 11 16 14 12 11 18 14 Max 77
Min 43
Mean 57.15
Median 53
Modus 50
Lampiran 19
Tabel. Data Skor Hasil Belajar (Post Test) Kelas Eksperimen

Nomor Soal
No. Responden Jumlah X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A. Bahrul
1 Muhit 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 20 67
2 Ahmad Azhar 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 18 60
3 Ahmad Zarudin 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 18 60
4 Ahya Sofa T. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 20 67
5 Anisah Octavia 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 19 63
6 Asri Afifah 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 17 57
7 Dede Istiqomah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 24 80
8 Desi Kumala S. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 23 77
9 Diana 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 25 83
10 Eva Wati 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 22 73
11 Fahmi H 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 19 63
Habbie
12 Maulana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 17 57
13 Hasannudin 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 17 57

14 Khoirunnisa 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 20 67
15 Lailatul Q. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 27 90
16 Lisa Fatillah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 25 83
17 Mamay Nuraini 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 21 70
18 Manis Putri L. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 23 77
19 Muh. Amirudin 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 23 77
20 Nasrul Haqiqi 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 24 80
21 Titi Suhartini 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 26 87
22 Tri Prastiya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 25 83
23 Wildan S. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 28 93
24 Fachrul 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 22 73
25 Nurman 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 18 60
26 Nurlaila 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 20 67
Jumlah 25 24 25 22 24 20 20 16 21 18 19 16 21 15 22 18 20 16 15 20 18 19 16 16 17 17 14 14 15 18 Max 93
Min 57
Mean 71.962
Median 71.5
Modus 67
Lampiran 21

Perhitungan Mean, Median, Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi), dan


Varians Nilai Pretes Biologi Siswa Kelompok Eksperimen

1. Distribusi Frekuensi
a. Rentang adalah data terbesar dikurangi data terkecil
U = 63; L = 40
R =U–L+1
= 63 – 40 + 1
= 24
b. Banyaknya kelas interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 26
= 1 + 3,3 (1,414)
= 1 + 4,669
= 5,669 dibulatkan menjadi 6
c. Panjang kelas interval
i =R/K
= 24 / 6
=4
Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen
Interval NilaiTengah Frekuensi Batas
No. Kelas (XA) XA 2 Absolut Kumulatif Nyata FXA FXA2
1 40 - 43 41.5 1722.25 7 7 29.5 -35.5 290.5 12055.75
2 44 - 57 45.5 2070.25 6 13 35.5 - 41.5 273 12421.5
3 48 - 51 49.5 2450.25 4 17 41.5 - 47.5 198 9801
4 52 - 55 51.5 2652.25 5 22 47.5 - 53.5 257.5 13261.25
5 56 - 59 57.5 3306.25 1 23 53.5 - 59.5 57.5 3306.25
6 60 - 63 61.5 3782.25 3 26 59.5 - 65.5 184.5 11346.75
Jumlah 26 1261 62192.5

2. Mean
Mean dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mx = ∑ FX
N
= 1261
26
= 48,5
3. Median
Median dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
⎡1 / 2 N − fkb ⎤
Mdn =L+ ⎢ ⎥ ×i
⎣ fi ⎦

= 51,5 + ½ (26) – 17 ×4
5
= 51,5 + (-4 /3 ) × 4
= 51,5 – 5.32
= 46,2
4. Modus
Modus dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mo =L + fa ×i dimana fa = 3 – 2 = 1
fa + fb fb=3–3=0

= 51,5 + 1 ×4
1+ 4

= 51,5 + (0,2 × 4)
= 52,3

5. Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑ FX ⎛ ∑ FX
2
2

SD = −⎜ ⎟
N ⎜ N ⎟
⎝ ⎠
Keterangan :
SD = Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑ FX 2
= Jumlah dari hasil perkalian midpoint yang telah dikuadratkan

dengan frekuensi masing-masing.

∑ FX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dengan frekuensi

masing-masing
Maka,
2
82034,5 ⎛ 1442 ⎞
SD = −⎜ ⎟
26 ⎝ 26 ⎠
= 3155.17 − 3075.81

= 79,36

= 8,91
6. Varian (S2)
S2 = SD2
Maka,
S2 = (8,91)2
= 79,36
Lampiran 22

Perhitungan Mean, Median, Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi), dan


Varians Nilai Pretes Biologi Siswa Kelompok Kontrol

2. Distribusi Frekuensi
a. Rentang adalah data terbesar dikurangi data terkecil
U = 60; L = 30
R =U–L+1
= 60 – 30 + 1
= 31
b. Banyaknya kelas interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 26
= 1 + 3,3 (1,414)
= 1 + 4,669
= 5,669 dibulatkan menjadi 6
c. Panjang kelas interval
i =R/K
= 31 / 6
= 6,167 dibulatkan menjadi 6

Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol


Interval Nilai Tengah Frekuensi
No. Kelas (XA) XA 2 Absolut Kumulatif FXA FXA2
1 30 - 35 32.5 1056.25 3 3 97.5 3168.75
2 36 - 41 38.5 1482.25 6 9 231 8893.5
3 42 - 47 44.5 1980.25 8 17 356 15842
4 48 - 53 50.5 2550.25 6 23 303 15301.5
5 54 - 59 56.5 3192.25 1 24 56.5 3192.25
6 60 - 65 62.5 3906.25 2 26 125 7812.5
Jumlah 26 1169 54210.5

3. Mean
Mean dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mx = ∑ FX
N
= 1169
26
= 44,96
4. Median
Median dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
⎡1 / 2 N − fkb ⎤
Mdn =L+ ⎢ ⎥× i
⎣ fi ⎦

= 41,5 + ½ (26) – 9 ×6
17
= 41,5 + (1 /13 ) × 6
= 41,5 + 1,41
= 42.9
5. Modus
Modus dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mo =L + fa ×i dimana fa = 8 – 6 = 2
fa + fb fb=8–6=2

= 41,5 + 2 ×6
2 + 2

= 41,5 + (0,5 × 6)
= 44,5

6. Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑ FX ⎛ ∑ FX
2
2

SD = −⎜ ⎟
N ⎜ N ⎟
⎝ ⎠
Keterangan :
SD = Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑ FX 2
= Jumlah dari hasil perkalian midpoint yang telah dikuadratkan

dengan frekuensi masing-masing.

∑ FX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dengan frekuensi

masing-masing
Maka,
2
54210,5 ⎛ 1169 ⎞
SD = −⎜ ⎟
26 ⎝ 26 ⎠
= 2085.02 − 2021.40

= 63,62

= 7,98
7. Varian (S2)
S2 = SD2
Maka,
S2 = (7,98)
= 63,62
Lampiran 23

Perhitungan Mean, Median, Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi), dan


Varians Nilai Biologi Siswa Kelompok Eksperimen

1. Distribusi Frekuensi
a. Rentang adalah data terbesar dikurangi data terkecil
U = 93; L = 57
R =U–L+1
= 93 – 57 + 1
= 37
b. Banyaknya kelas interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 (1,414)
= 1 + 4,669
= 5,669 dibulatkan menjadi 6
c. Panjang kelas interval
i =R/K
= 37 / 6
= 6,167 dibulatkan menjadi 6
Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen
Interval NilaiTengah Frekuensi
No. Kelas (XA) XA 2 Absolut Kumulatif FXA FXA2
1 57 - 63 60 3600 8 7 480 28800
2 64 - 70 67 4489 5 13 335 22445
3 71 - 77 74 5476 5 17 370 27380
4 78 - 84 81 6561 5 22 405 32805
5 85 - 92 88 7744 2 23 176 15488
6 93 - 100 96 9216 1 26 96 9216
Jumlah 26 1862 136134

2. Mean
Mean dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mx = ∑ FX
N
= 1862
26
= 71,62
3. Median
Median dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mdn = L + ½ N – fkb ×i
Fi

= 69,5 + ½ (26) – 13 ×6
5
= 69,5 + (0 /5 ) × 6
= 69,5 + 0
= 69,5
4. Modus
Modus dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mo =L + fa ×i dimana fa = 5 – 5 = 0
fa + fb fb=5–5=0

= 69,5 + 0 ×6
0 + 1

= 69,5 + 0
= 69,5

5. Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑ FX ⎛ ∑ FX
2
2

SD = −⎜ ⎟
N ⎜ N ⎟
⎝ ⎠
Keterangan :
SD = Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑ FX 2
= Jumlah dari hasil perkalian midpoint yang telah dikuadratkan

dengan frekuensi masing-masing.

∑ FX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dengan frekuensi

masing-masing
Maka,
2
136134 ⎛ 1862 ⎞
SD = −⎜ ⎟
26 ⎝ 26 ⎠

= 5235,92 − 5129,42

= 106,5
= 10,32
6. Varian (S2)
S2 = SD2
Maka,
S2 = (10,32)2
= 106,5
Lampiran 24

Perhitungan Mean, Median, Modus, Simpangan Baku (Standar Deviasi), dan


Varians Postes Biologi Siswa Kelompok Kontrol

1. Distribusi Frekuensi
a. Rentang adalah data terbesar dikurangi data terkecil
U = 77; L = 43
R =U–L+1
= 77 – 43 + 1
= 35
b. Banyaknya kelas interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 26
= 1 + 3,3 (1,414)
= 1 + 4,669
= 5,669 dibulatkan menjadi 6
c. Panjang kelas interval
i =R/K
= 35 / 6
= 5,837 dibulatkan menjadi 6
Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol
Interval NilaiTengah Frekuensi
No. Kelas (XA) XA 2 Absolut Kumulatif FXA FXA2
1 43 - 48 45.5 2070.25 5 5 227.5 10351.25
2 49 - 54 51.5 2652.25 10 15 515 26522.5
3 55 - 61 57.5 3306.25 3 18 172.5 9918.75
4 62 - 67 64.5 4160.25 4 22 258 16641
5 68 - 73 70.5 4970.25 3 25 211.5 14910.75
6 74 - 79 76.5 5852.25 1 26 76.5 5852.25
Jumlah 26 1461 84196.5

2. Mean
Mean dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mx = ∑ FX
N
= 1461
26
= 56,19
3. Median
Median dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
⎡1 / 2 N − fkb ⎤
Mdn =L+ ⎢ ⎥× i
⎣ fi ⎦

= 61,5 + ½ (26) – 18 ×6
4
= 61,5 + (-5 /4 ) × 6
= 61,5 – 7,5
= 54
4. Modus
Modus dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Mo =L + fa ×i dimana fa = 4 – 3 = 1
fa + fb fb=4–3=1

= 61,5 + 1 ×6
1+1

= 61,5 + (1 × 6)
= 64,5

5. Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑ FX ⎛ ∑ FX
2
2

SD = −⎜ ⎟
N ⎜ N ⎟
⎝ ⎠
Keterangan :
SD = Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑ FX 2
= Jumlah dari hasil perkalian midpoint yang telah dikuadratkan

dengan frekuensi masing-masing.

∑ FX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dengan frekuensi

masing-masing
Maka,
2
84196,5 ⎛ 1461 ⎞
SD = −⎜ ⎟
26 ⎝ 26 ⎠

= 3238,33 − 3157,31

= 81,02

= 9,00
6. Varian (S2)
S2 = SD2
Maka,
S2 = (9,00)
= 81
Lampiran 21
A. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sample yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak, uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors.
Proses perhitungan uji normalitas adalah sebagai berikut :
a. Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar (kolom X)
b. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data (kolom Zi) dengan rumus:
Χ−Χ
Ζi = dengan Χ adalah rata-rata (mean)
SD
c. Nilai Zi dikonsultasikan pada table F (Kolom Zt)
d. Untuk kolom F(Zi) :
Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0,5 – Zt
Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0,5 + Zt
e. Untuk kolom S(Zi)
S(Zi) = Nomor Responden
Jumlah Responden
f. Kolom [F(Zi) – S(Zi)] merupakan harga mutlak dari selisih antara F(Zi) – S(Zi)
g. Menentukan harga terbesar dari harga mutlaktersebut untuk mendapakan Lo
hitung.
h. Apabila Lo hitung < Lo tabel berarti data tersebut berdistribusi normal.
1) Uji Normalitas Kelas Eksperimen
a) Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes) Siswa Kelompok Eksperimen
Tabel Uji Normalitas Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen

No. XA F FX x x2 Fx2 Zi Zt F(Zi) Fkb S(Zi) F(Zi) - S(Zi)


(X-X)
1 40 2 80 -9.42 88.736 177.4728 -1.502392 0.4332 0.0668 2 0.0769231 -0.01012308
2 43 5 215 -6.42 41.216 206.082 -1.023923 0.3413 0.1587 7 0.2692308 -0.11053077
3 47 6 282 -2.42 5.8564 35.1384 -0.385965 0.1517 0.3483 13 0.5 -0.1517
4 50 4 200 0.58 0.3364 1.3456 0.092504 0.0359 0.5359 17 0.6538462 -0.11794615
5 53 5 265 3.58 12.816 64.082 0.5709729 0.2157 0.7157 22 0.8461538 -0.13045385
6 57 1 57 7.58 57.456 57.4564 1.2089314 0.3869 0.8869 23 0.8846154 0.00228462
7 60 1 60 10.58 111.94 111.9364 1.6874003 0.4545 0.9545 24 0.9230769 0.03142308
8 63 2 126 13.58 184.42 368.8328 2.1658692 0.4850 0.985 26 1 -0.015
1285 1022.346

Lhitung terbesar = 0,031


Ltabel =0,173 (diperoleh dari harga kritis uji Liliefors untuk N = 26 dan taraf signifikan
α = 0,05). Dengan demikian Lhitung < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal.
b) Hasil Tes Kemampuan Akhir (Postes) Siswa Kelompok Eksperimen

Tabel Uji Normalitas Data Hasil Postes Kelas Eksperimen

x
No. XA F FX x2 Fx2 Zi Zt F(Zi) Fkb S(Zi) F(Zi) - S(Zi)
(X-X)
-
1 57 3 171 14.96 223.802 671.4048 -1.4073377 0.4207 0.0793 3 0.1153846 -0.0360846
-
2 60 3 180 11.96 143.042 429.1248 -1.1251176 0.3708 0.1292 6 0.2307692 -0.1015692
3 63 2 126 -8.96 80.2816 160.5632 -0.8428975 0.2995 0.2005 8 0.3076923 -0.1071923
4 67 4 268 -4.96 24.6016 98.4064 -0.466604 0.1808 0.3192 12 0.4615385 -0.1423385
5 70 1 70 -1.96 3.8416 3.8416 -0.1843838 0.0714 0.4286 13 0.5 -0.0714
6 73 2 146 1.04 1.0816 2.1632 0.0978363 0.0398 0.5398 15 0.5769231 -0.0371231
7 77 3 231 5.04 25.4016 76.2048 0.4741298 0.1808 0.6808 18 0.6923077 -0.0115077
8 80 2 160 8.04 64.6416 129.2832 0.75635 0.2764 0.7764 20 0.7692308 0.0071692
9 83 3 249 11.04 121.882 365.6448 1.0385701 0.3508 0.8508 23 0.8846154 -0.0338154
10 87 1 87 15.04 226.202 226.2016 1.4148636 0.4207 0.9207 24 0.9230769 -0.0023769
11 90 1 90 18.04 325.442 325.4416 1.6970837 0.4554 0.9554 25 0.9615385 -0.0061385
12 93 1 93 21.04 442.682 442.6816 1.9793039 0.44772 0.94772 26 1 -0.05228
1871 2930.962

Lhitung terbesar = 0,007


Ltabel =0,173 (diperoleh dari harga kritis uji Liliefors untuk N = 26 dan taraf signifikan
α = 0,05). Dengan demikian Lhitung < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal.

2) Uji Normalitas Kelas Kontrol


a) Hasil Tes Kemampuan Awal (Pretes) Siswa Kelompok Kontrol
Tabel Uji Normalitas Data Hasil Pretes Kelas Kontrol

x
No. XA F FX x2 Fx2 Zi Zt F(Zi) Fkb S(Zi) F(Zi) - S(Zi)
(X-X)
1 30 2 60 -14.62 213.74 427.49 -1.8229426 0.4656 0.0344 2 0.0769231 -0.0425231
2 33 1 33 -11.62 135.02 135.02 -1.4488778 0.4265 0.0735 3 0.1153846 -0.0418846
3 37 3 111 -7.62 58.064 174.19 -0.9501247 0.3289 0.1711 6 0.2307692 -0.0596692
4 40 3 120 -4.62 21.344 64.033 -0.5760599 0.2190 0.281 9 0.3461538 -0.0651538
5 43 5 215 -1.62 2.6244 13.122 -0.201995 0.0793 0.4207 14 0.5384615 -0.1177615
6 47 3 141 2.38 5.6644 16.993 0.2967581 0.1179 0.6179 17 0.6538462 -0.0359462
7 50 5 250 5.38 28.944 144.72 0.6708229 0.2486 0.7486 22 0.8461538 -0.0975538
8 53 1 53 8.38 70.224 70.224 1.0448878 0.3508 0.8508 23 0.8846154 -0.0338154
9 57 1 57 12.38 153.26 153.26 1.5436409 0.4382 0.9382 24 0.9230769 0.0151231
10 60 2 120 15.38 236.54 473.09 1.9177057 0.4726 0.9726 26 1 -0.0274
1160 1672.2
Lhitung terbesar = 0,0015
Ltabel =0,173 (diperoleh dari harga kritis uji Liliefors untuk N = 26 dan taraf signifikan
α = 0,05). Dengan demikian Lhitung < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal.

b) Hasil Tes Kemampuan Akhir (Postes) Siswa Kelompok Kontrol


Tabel Uji Normalitas Data Hasil Postes Kelas Kontrol
No. XA F FX x x2 Fx2 Zi Zt F(Zi) Fkb S(Zi) F(Zi) - S(Zi)
(X-X)
1 43 1 43 -10.85 117.7225 117.7225 -1.098178 0.3643 0.1357 1 0.0384615 0.09723846
2 47 4 188 -6.85 46.9225 187.69 -0.69332 0.2549 0.2451 5 0.1923077 0.05279231
3 50 5 250 -3.85 14.8225 74.1125 -0.389676 0.1517 0.3483 9 0.3461538 0.00214615
4 53 5 265 -0.85 0.7225 3.6125 -0.086032 0.0319 0.4681 14 0.5384615 -0.0703615
5 60 3 180 6.15 37.8225 113.4675 0.6224696 0.2324 0.7324 17 0.6538462 0.07855385
6 63 2 126 9.15 83.7225 167.445 0.9261134 0.3238 0.8238 19 0.7307692 0.09303077
7 67 2 134 13.15 172.9225 345.845 1.3309717 0.4082 0.9082 21 0.8076923 0.10050769
8 70 1 70 16.15 260.8225 260.8225 1.6346154 0.4484 0.9484 23 0.8846154 0.06378462
9 73 2 146 19.15 366.7225 733.445 1.9382591 0.4732 0.9732 25 0.9615385 0.01166154
10 77 1 77 23.15 535.9225 535.9225 2.3431174 0.4901 0.9901 26 1 -0.0099
26 1479 2540.085

Lhitung terbesar = 0,100


Ltabel =0,173 (diperoleh dari harga kritis uji Liliefors untuk N = 26 dan taraf signifikan
α = 0,05). Dengan demikian Lhitung < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal.
B. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher yaitu dengan
rumus :
2
S1
Fh = 2
, di mana S2 adalah varian yang diperoleh dari kuadrat standar deviasi.
S2
Keterangan :
F = Uji Fisher, dimana nilai tabel distribusi F untuk α = 0,05, dengan dk penyebut 25
dan dk pembilang 25.
2
S1 = Varians terbesar
S22 = Varians terkecil
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel
1. Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen
Uji homogenitas kelompok eksperimen melalui nilai varians hasil pretes dan
postes kelompok eksperimen, dengan kriteria Ho diterima jika Fhitung < Ftabel, artinya
sampel tidak mempunyai varians yang berbeda dalam arti sampel homogen, dan Ho
ditolak jika Fhitung > Ftabel, artinya sampel mempunyai varians yang berbeda dalam arti
sampel tidak homogen.
Dari data hasil penelitian didapat keterangan sebagai berikut :
S12 = 106,5
S22 = 79,36
2
S1
Dengan rumus Fh = 2
,
S2
106,5
maka Fh =
79,36
= 1,34
Setelah Fhitung didapat, kemudian dikonsultasikan ke daftar tabel distribusi F,
dengan dk pembilang 25 dan dk penyebut 25 pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu
sebagai berikut :
20 24 30

4 6
Diketahui F (0,05, dk = 20; 24) = 2,02
F (0,05, DK = 30; 24) = 1,89
Maka Ftabel =(4 x 2,02) + (6 x 1,89)
= 8,08 +11,34
= 1,942
Karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,34 < 1,942, maka disimpulkan bahwa dengan
demikian Ho diterima dan data tersebut memiliki varians homogen.

2. Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Kontrol


Uji homogenitas kelompok kontrol melalui nilai varians hasil pretes dan postes
kelompok kontrol, dengan kriteria Ho diterima jika Fhitung < Ftabel, artinya sampel tidak
mempunyai varians yang berbeda dalam arti sampel homogen, dan Ho ditolak jika
Fhitung > Ftabel, artinya sampel mempunyai varians yang berbeda dalam arti sampel
tidak homogen.
Dari data hasil penelitian didapat keterangan sebagai berikut :
S12 = 81,00
S22 = 63,62
2
S1
Dengan rumus Fh = 2
,
S2
81,00
maka Fh =
63,62
= 1,27
Setelah Fhitung didapat, kemudian dikonsultasikan ke daftar tabel distribusi F,
dengan dk pembilang 25 dan dk penyebut 25 pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu
sebagai berikut :
20 24 30

4 6
Diketahui F (0,05, dk = 20; 24) = 2,02
F (0,05, DK = 30; 24) = 1,89
Maka Ftabel =(4 x 2,02) + (6 x 1,89)
= 8,08 +11,34
= 1,942
Karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,27 < 1,942, maka disimpulkan bahwa dengan
demikian Ho diterima dan data tersebut memiliki varians homogen.
PENGUJIAN HIPOTESIS

Untuk pengujian hipotesis, maka langkah-langkahnya adalah:


1. Hipotesa statistik
Ho = µE < µK
Ha = µE > µK
Keterangan :
Ho = Hipotesis Nihil
Ha = Hipotesis Alternatif
µE = Hasil belajar biologi siswa menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada ekosistem yang bernuansa nilai
µK = Hasil belajar biologi siswa menggunakan metode konvensional
Adapun kriteria pengujian hipotesis dengan uji-t adalah:
Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
2. Uji signifikansi dengan uji-t (t-test)
Pengujian hipotesis dengan uji-t pada taraf signifikansi 5% (ά = 0,05) dengan
derajat kebebasan (dk = n1 + n2 -2 atau 26 + 26 – 2 = 50) digunakan rumus:
Mx − My
t0 =
⎛ ∑ x2 + ∑ y2 ⎞⎛ 1 1 ⎞⎟
⎜ ⎟⎜ +
⎜ Nx + Ny − 2 ⎟⎜ N x N y ⎟
⎝ ⎠⎝ ⎠

Keterangan :

Mx = mean/nilai rata-rata hasil kelompok eksperimen

My = mean/nilai rata-rata hasil kelompok kontrol


Nx = jumlah siswa kelompok eksperimen
Ny = jumlah siswa kelompok kontrol
t0 = nilai t hitung
Mx =
∑ dx My =
∑ dy
Nx Ny
588 336
= =
26 26
= 12,62
= 22,62
(∑ dX ) 2
(∑ dY ) 2

∑x ∑ dX ∑y = ∑ dY
2
= 2
− 2 2

N N
= 15572 -
(588) 2
(336) 2
= 6468 -
26 26
= 15572 – 13297,85 = 6468 – 4342,15
= 2274,15 = 2125.85
Setelah diperoleh nilai-nilai tersebut maka masukkan ke dalam rumus

Mx − My
t0 =
⎛ ∑ x2 + ∑ y2 ⎞⎛ 1 1 ⎞⎟
⎜ ⎟⎜ +
⎜ Nx + Ny − 2 ⎟⎜ N x N y ⎟
⎝ ⎠⎝ ⎠

22,62 − 12,62
=
⎛ 2274,15 + 2125,85 ⎞⎛ 1 1 ⎞
⎜ ⎟⎜ + ⎟
⎝ 26 + 26 − 2 ⎠⎝ 26 26 ⎠

10
=
⎛ 4400⎞⎛ 2 ⎞
⎜ ⎟⎜ ⎟
⎝ 50 ⎠⎝ 26 ⎠
10
=
(88)(0,08)
10
=
7,04
= 3,77

3. Harga t-tabel
Untuk menentukan harga t-tabel, maka dilakukan pengujian satu arah pihak kanan
dengan taraf signifikansi 5% (ά = 0,05) dan derajat kebebasan (dk = n1 + n2 -2 atau
26 + 26 – 2 = 50). Sehingga diperoleh harga t-tabel sebesar 2,00. (Lihat tabel Nilai
Persentil untuk Distribusi t).
4. Kesimpulan
Berdasarkan kriteria di atas, maka hasil pengujian hipotesis penelitian ini termasuk
kriteria nomor satu yaitu t-hitung > t-tabel yaitu 3,77> 2,00, sehingga dapat
didefinisikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu, kesimpulan dari
penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada konsep ekosistem yang
ernuansa nilai. Dalam hal ini, terlihat bahwa hasil belajar biologi siswa yang
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD proses pembelajaran
biologi pada konsep ekosistem lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
biologi siswa yang menggunakan metode konvensional pada proses pembelajaran
biologi pada konsep ekosistem.
Lampiran 28

Perhitungan Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai

P 10
1. SS = X 100% = X 100% = 38,46%
f 26
P 16
S = X 100% = X 100% = 61,54%
f 26
P 0
TS = X 100% = X 100% = 0
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 3
2. SS = X 100% = X 100% =11,54%
f 26
P 18
S = X 100% = X 100% = 69,23%
f 26
P 5
TS = X 100% = X 100% = 19,23%
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 9
3. SS = X 100% = X 100% = 34,62%
f 26
P 17
S = X 100% = X 100% = 65,38%
f 26
P 0
TS = X 100% = X 100% = 0
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 15
4. SS = X 100% = X 100% = 57,69%
f 26
P 6
S = X 100% = X 100% = 23,08%
f 26
P 4
TS = X 100% = X 100% = 15,38%
f 26
P 1
STS = X 100% = X 100% = 3,85%
f 26
P 5
5. SS = X 100% = X 100% = 19,23%
f 26
P 19
S = X 100% = X 100% = 73,08%
f 26
P 2
TS = X 100% = X 100% = 7,69%
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 8
6. SS = X 100% = X 100% = 30,77%
f 26
P 15
S = X 100% = X 100% = 57,69%
f 26
P 3
TS = X 100% = X 100% =11,54%
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 10
7. SS = X 100% = X 100% = 38,46%
f 26
P 16
S = X 100% = X 100% = 61,54%
f 26
P 0
TS = X 100% = X 100% = 0
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 12
8. SS = X 100% = X 100% = 46,15%
f 26
P 5
S = X 100% = X 100% = 19,23%
f 26
P 7
TS = X 100% = X 100% = 26,92%
f 26
P 2
STS = X 100% = X 100% = 7,69%
f 26

P 12
9. SS = X 100% = X 100% = 46,15%
f 26
P 11
S = X 100% = X 100% = 42,31%
f 26
P 3
TS = X 100% = X 100% =11,54%
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 12
10. SS = X 100% = X 100% = 46,15%
f 26
P 10
S = X 100% = X 100% = 38,46%
f 26
P 4
TS = X 100% = X 100% = 15,38%
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 5
11. SS = X 100% = X 100% = 19,23%
f 26
P 19
S = X 100% = X 100% = 73,08%
f 26
P 2
TS = X 100% = X 100% = 7,69%
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 10
12. SS = X 100% = X 100% = 38,46%
f 26
P 12
S = X 100% = X 100% = 46,15%
f 26
P 2
TS = X 100% = X 100% = 7,69%
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 14
13. SS = X 100% = X 100% = 53,85%
f 26
P 8
S = X 100% = X 100% = 30,77%
f 26
P 4
TS = X 100% = X 100% = 15,38%
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 10
14. SS = X 100% = X 100% = 38,46%
f 26
P 10
S = X 100% = X 100% = 38,46%
f 26
P 4
TS = X 100% = X 100% = 15,38%
f 26
P 2
STS = X 100% = X 100% = 7,69%
f 26

P 5
15. SS = X 100% = X 100% = 19,23%
f 26
P 14
S = X 100% = X 100% = 53,85%
f 26
P 5
TS = X 100% = X 100% = 19,23%
f 26
P 2
STS = X 100% = X 100% = 7,69%
f 26

P 9
16. SS = X 100% = X 100% = 34,62%
f 26
P 13
S = X 100% = X 100% = 50%
f 26
P 3
TS = X 100% = X 100% =11,54%
f 26
P 1
STS = X 100% = X 100% = 3,85%
f 26

P 5
17. SS = X 100% = X 100% = 19,23%
f 26
P 13
S = X 100% = X 100% = 50%
f 26
P 5
TS = X 100% = X 100% = 19,23%
f 26
P 3
STS = X 100% = X 100% =11,54%
f 26

P 10
18. SS = X 100% = X 100% = 38,46%
f 26
P 11
S = X 100% = X 100% = 42,31%
f 26
P 5
TS = X 100% = X 100% = 19,23%
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26
P 10
19. SS = X 100% = X 100% = 38,46%
f 26
P 7
S = X 100% = X 100% = 26,92%
f 26
P 8
TS = X 100% = X 100% = 30,77%
f 26
P 1
STS = X 100% = X 100% = 3,85%
f 26

P 6
20. SS = X 100% = X 100% = 23,08%
f 26
P 15
S = X 100% = X 100% = 57,69%
f 26
P 4
TS = X 100% = X 100% = 15,38%
f 26
P 1
STS = X 100% = X 100% = 3,85%
f 26

P 8
21. SS = X 100% = X 100% = 30,77%
f 26
P 12
S = X 100% = X 100% = 46,15%
f 26
P 6
TS = X 100% = X 100% = 23,08%
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 11
22. SS = X 100% = X 100% = 42,31%
f 26
P 11
S = X 100% = X 100% = 42,31%
f 26
P 2
TS = X 100% = X 100% = 7,69%
f 26
P 2
STS = X 100% = X 100% = 7,69%
f 26

P 7
23. SS = X 100% = X 100% = 26,92%
f 26
P 19
S = X 100% = X 100% = 73,08%
f 26
P 0
TS = X 100% = X 100% = 0
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 12
24. SS = X 100% = X 100% = 46,15%
f 26
P 11
S = X 100% = X 100% = 42,31%
f 26
P 3
TS = X 100% = X 100% =11,54%
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 5
25. SS = X 100% = X 100% = 19,23%
f 26
P 19
S = X 100% = X 100% = 73,08%
f 26
P 2
TS = X 100% = X 100% = 7,69%
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 8
26. SS = X 100% = X 100% = 30,77%
f 26
P 14
S = X 100% = X 100% = 53,85%
f 26
P 4
TS = X 100% = X 100% = 15,38%
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 9
27. SS = X 100% = X 100% = 34,62%
f 26
P 17
S = X 100% = X 100% = 65,38%
f 26
P 0
TS = X 100% = X 100% = 0
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 7
28. SS = X 100% = X 100% = 26,92%
f 26
P 6
S = X 100% = X 100% = 23,08%
f 26
P 11
TS = X 100% = X 100% = 42,31%
f 26
P 2
STS = X 100% = X 100% = 7,69%
f 26

P 6
29. SS = X 100% = X 100% = 23,08%
f 26
P 8
S = X 100% = X 100% = 30,77%
f 26
P 12
TS = X 100% = X 100% = 46,15%
f 26
P 0
STS = X 100% = X 100% = 0
f 26

P 6
30. SS = X 100% = X 100% = 23,08%
f 26
P 16
S = X 100% = X 100% = 61,54%
f 26
P 3
TS = X 100% = X 100% =11,54%
f 26
P 1
STS = X 100% = X 100% = 3,85%
f 26
Hasil Rekapitulasi Perhitungan Angket Pembelajaran Ekosistem Bernuansa Nilai

No. Nilai Indikator Pernyataan Persentase


1. Nilai Religi Rasa Syukur kepada Allah 3. Kegiatan mengelola, menjaga dan melestarikan kekayaan
alam secara baik merupakan kewajiban kita sebagai rasa
syukur atas anugerah Tuhan agar dapat diwariskan kepada
anak cucu di kemudian hari.
4. Salah satu bukti bahwa kita bersyukur terhadap apa yang
Tuhan berikan adalah dengan merusak lingkungan yang
ada di sekitar kita.
9. Allah Maha Pengasih menciptakan tumbuh-tumbuhan 83,83%
sebagai produsen sehingga manusia harus bersyukur dan
memanfaatkannya dengan baik.
19. Bersyukur atau tidak terhadap apa yang Tuhan berikan
merupakan hak setiap orang.
22. Membuang sampah sembarangan sebagai bukti rasa
syukur kita kepada Allah SWT.

Bukti Keberadaan dan 10. Adanya daur materi di alam yang berlangsung terus
kekuasaan Allah menerus menunjukkan gejala alam ada yang
mengaturnya.
17. Allah Maha Melihat sehingga saya akan mengubah data
di lapangan supaya sesuai dengan teori meskipun tidak
97,43%
sesuai dengan hasil praktikum.
21. Adanya ketidakseimbangan dalam suatu ekosistem
semata-mata disebabkan oleh ulah manusia sendiri tidak
ada campur tangan Tuhan.
Pelajaran bagi Manusia 1. Seseorang yang memiliki jiwa terdidik harus memiliki
prinsip dan istiqomah dalam menempuh ajaran yang telah
ditentukan oleh-Nya dalam kehidupan bermasyarakat.
Sepertu halnya perilaku lebah yang senanstiasa pergi
mencari makanan dan pulang ke sarangnya tidak
mengalami hambtaran atau tersesat di jalan.
5. Kita harus dapat bermanfaat bagi orang lain seperti
halnya tumbuhan selain sebagai produsen juga sebagai
penghasil oksigen.
6. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi
tertentu seperti halnya tumbuhan selain sebagai produsen
juga sebagai penghasil oksigen bagi alam ini.
7. Segala sesuatu yang diciptakan Tuhan memiliki fungsi
88,46%
tertentu seperti halnya hewan yang dapat berguna sebagai
konsumen.
14. Lebah biasanya membuat sarang-sarangnya di gunung-
gunung. Hal ini sebagai isyarat kepada kita bahwa baik
seorang pelajar maupun pengajar harus memiliki jiwa
merdeka (bebas) sehingga jiwanya bebas melangkah
dengan seizin Allah SWT tidak bergantung pada
siapapun.
15. Lebah menghasilkan madu dalam jumlah yang banyak,
melebihi kebutuhan makannya diumpamakan sebagai
orang yang berdagang dengan mengeluarkan modal yang
banyak tetapi menghasilkan keuntungan yang sangat
sedikit.
2. Nilai Praktis Ekosistem beserta 2. Berdasarkan prinsip ekologis manusia dengan
77,01%
Komponennya kemampuan potensi akalnya mampu mengubah
lingkungan apa saja sesuai dengan kehendaknya tanpa
harus khawatir dampak negatifnya.
8. Hutan memberikan manfaat yang sangat besar bagi
kelangsungan hidup manusia, maka untuk meningkatkan
perekonomian adalah dengan jalan menjual kayunya dari
hasil penebangan pohon-pohon di hutan cagar alam.
13. Mencabut tanaman langka sebagai salah satu cara
memanfaatkan alam.
20. Dengan adanya air dalam suatu ekosistem sangat
berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan
tumbuhan dan hewan.
24. Kita dapat mengetahui pentingnya udara selain untuk
bernapas, tetapi juga sebagai salah satu komponen yang
membantu proses fotosintesis tumbuhan.
26. Hutan selain dapat memberikan hasil yang dapat
dimanfaatkan untuk manusia dapat juga sebagai
penyerap air untuk mencegah banjir.
27. Di alam tidak hanya makhluk hidup yang memiliki
manfaat, cahaya matahari merupakan salah satu energi
terbesar yang diberikan Allah untuk semua makhluk.
28. Keseimbangan alam harus dijaga karena dapat
merugikan dan berdampak buruk bagi makhluk hidup.
29. Keterkaitan antar komponen biotik dan komponen
abiotik sangat berpengaruh bagi keseimbangan alam.
30. Mikroorganisme yang merugikan ternyata memiliki
manfaat bagi yang alam, karena dapat memanfaatkan
energi dari organisme yang telah mati.
Manfaat Mempelajari 11. Belajar di luar kelas sangat menyenangkan karena
Konsep Ekosistem langsung berhubungan dengan alam sehingga dapat
secara langsung mempelajari komponen-komponen yang
ada di alam.
12. Adanya berbagai macam bentuk kehidupan yang
beraneka ragam di muka bumi ini mengajarkan kepada
kita untk menghargai adat istiadat yang berlaku.
16. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem
yang teratur memberikan pelajaran kepada kita untuk
taat kepada Allah dan memperhatikan kehidupan setiap
makhluk.
18. Hasil mempelajari kehidupan dalam suatu ekosistem
mendorong manusia untuk selalu memelihara dan
melestarikan flora dan fauna.
23. Dengan mempelajari ekosistem kita dapat berhati-hati
dalam menjaga keseimbangan alam.
25. Mempelajari ekosistem, kita dapat mengetahui
pentingnya peranan makhluk hidup lain bagi manusia.
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
No. PRETEST POSTTEST Beda (dx) dx2 No. PRETEST POSTTEST Beda (dy) dy2
1 30 47 17 289 1 47 67 20 400
2 50 73 23 529 2 50 60 10 100
3 60 77 17 289 3 47 60 13 169
4 37 50 13 169 4 53 67 14 196
5 40 50 10 100 5 40 63 23 529
6 33 47 14 196 6 47 57 10 100
7 50 60 10 100 7 50 80 30 900
8 50 50 0 0 8 53 77 24 576
9 43 50 7 49 9 43 83 40 1600
10 60 67 7 49 10 47 73 26 676
11 43 53 10 100 11 53 63 10 100
12 40 60 20 400 12 43 57 14 196
13 43 47 4 16 13 47 57 10 100
14 43 47 4 16 14 47 67 20 400
15 37 70 33 1089 15 63 90 27 729
16 47 43 -4 16 16 43 83 40 1600
17 50 53 3 9 17 50 70 20 400
18 50 53 3 9 18 57 77 20 400
19 47 70 23 529 19 53 77 24 576
20 37 50 13 169 20 43 80 37 1369
21 30 53 23 529 21 50 87 37 1369
22 47 60 13 169 22 60 83 23 529
23 50 67 17 289 23 63 93 30 900
24 40 73 33 1089 24 40 73 33 1089
25 50 63 13 169 25 47 60 13 169
26 43 53 10 100 26 47 67 20 400
Jumlah 336 6468 588 15572
12.9230769 2125.85 22.6153846 2274.15385
112896 345744
4342.154 13297.85

148.3038
43 47 47 47 47 50 50 50
53 53 53 53 60 60 67 67

Frekuensi
No. Interval Kelas NilaiTengah (XA) XA 2 Absolut Kumulatif Batas Nyata FXA FXA2
1 43 - 48 45.5 2070.25 5 5 42.5 227.5 10351.25
2 49 - 54 51.5 2652.25 12 17 48.5 618 31827
3 55 - 61 57.5 3306.25 2 19 54.5 115 6612.5
4 62 - 67 64.5 4160.25 3 22 61.5 193.5 12480.75
5 68 - 73 70.5 4970.25 3 25 67.5 211.5 14910.75
6 74 - 79 76.5 5852.25 1 26 73.5 76.5 5852.25
Jumlah 26 79.5 1442 82034.5

12

10

8
Frekuensi
Absolut 6

0
42.5 48.5 54
Bata
50 50 50 53
70 70 73 77

4.5 61.5 67.5 73.5


as Nyata Kelas
40 40 43 43 43 43 43 47 47
50 50 50 50 53 53 53 53 53

Frekuensi
No. Interval Kelas NilaiTengah (XA) XA 2 Absolut Kumulatif Batas Nyata FXA FXA2
1 40 - 43 41.5 1722.25 7 7 39.5 290.5 12055.75
2 44 - 57 45.5 2070.25 6 13 43.5 273 12421.5
3 48 - 51 49.5 2450.25 4 17 47.5 198 9801
4 52 - 55 51.5 2652.25 5 22 51.5 257.5 13261.25
5 56 - 59 57.5 3306.25 1 23 55.5 57.5 3306.25
6 60 - 63 61.5 3782.25 3 26 59.5 184.5 11346.75
63.5
Jumlah 26 1261 62192.5

6.394829642 7

0
39.5 43.5 47.5 51.5 55.5 59.5
47 47 47 47
57 60 63 63

63.5
57 57 57 60 60 60 63 67
73 73 77 77 77 80 83 83

Frekuensi
No. Interval Kelas NilaiTengah (XA) XA 2 Absolut Kumulatif FXA FXA2
1 57 - 63 60 3600 8 7 56.5 480 28800
2 64 - 70 67 4489 5 13 63.5 335 22445
3 71 - 77 74 5476 5 17 70.5 370 27380
4 78 - 84 81 6561 5 22 77.5 405 32805
5 85 - 92 88 7744 2 23 84.5 176 15488
6 93 - 100 96 9216 1 26 92.5 96 9216
100.5
Jumlah 26 1862 136134

11.0059273

8
7
6
5
Frekuensi
Absolut 4
3
2
1
0
56.5 63.5 70.5 77.5 84.5 92.5 100.5
Batas Nyata Kelas
67 67 67 70
83 87 90 93
30 30 33 37 37 37 40 40
43 47 47 47 50 50 50 50

Frekuensi
No. interval kelas nilai tengah (XA) XA 2 absolut kumulatif Batas Kelas FXA FXA2
1 30 - 35 32.5 1056.25 3 3 29.5 97.5 3168.75
2 36 - 41 38.5 1482.25 6 9 35.5 231 8893.5
3 42 - 47 44.5 1980.25 8 17 41.5 356 15842
4 48 - 53 50.5 2550.25 6 23 47.5 303 15301.5
5 54 - 59 56.5 3192.25 1 24 53.5 56.5 3192.25
6 60 - 65 62.5 3906.25 2 26 59.5 125 7812.5
65.5
Jumlah 26 1169 54210.5

Skor Terbe 60
Skor Terke 30

Menentukan Rentang
R= Skor Terbesar - Skor Terkecil
30
Menentukan banyak kelas
BK = 1 + 3,3 log n
1 + 3,3 log 26 8
1 + 3,3 (1,4148) 7
1 + 4,4669
6
5669
Menentukan Panjang Kelas 5
Frekuensi
I= R 4
Absolut
BK
3
Menentukan Mean
2
8.397290798 1
0
29.5 35.5 41.5 47.5 53.5 5
Batas Nyata Kelas
43 43 43 43
53 57 60 60

59.5 65.5
43 47 47 47 47 50 50 50
53 53 60 60 60 63 63 67

Frekuensi
No. Interval Kelas NilaiTengah (XA) XA 2 Absolut Kumulatif FXA FXA2
1 43 - 48 45.5 2070.25 5 5 42.5 227.5 10351.25
2 49 - 54 51.5 2652.25 10 15 48.5 515 26522.5
3 55 - 61 57.5 3306.25 3 18 54.5 172.5 9918.75
4 62 - 67 64.5 4160.25 4 22 61.5 258 16641
5 68 - 73 70.5 4970.25 3 25 67.5 211.5 14910.75
6 74 - 79 76.5 5852.25 1 26 73.5 76.5 5852.25
79.5
Jumlah 26 1461 84196.5

10
9
8
7
6
Frekuensi
Absolut 5
4
3
2
1
0
42.5 48.5 54.5 61.5 67.5 73.5 79.5
Batas Nyata Kelas
50 50 53 53 53
67 70 73 73 77
Lampiran 5

Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep Ekosistem

No. Indikator Soal Tingkat Kunci


kognitif jawaban
1. Menjelaskan 1. Sekelompok individu sejenis yang menghuni areal tertentu disebut … C1 C
tingkatan-tingkatan a. biosfer c. populasi e. habitat
organisasi kehidupan b. komunitas d. individu
dalam ekosistem 2. Urutan organisasi kehidupan dari yang sederhana ke yang paling kompleks tingkat C2 A
organisasinya adalah …
a. individu – populasi – komunitas – biosfer d. populasi–individu – komunitas – biosfer
b. individu – komunitas – biosfer – populasi e. biosfer– komunitas– populasi – individu
c. komunitas – populasi – biosfer – individu

2. Memberi contoh 13. Beberapa ekor cacing yang terdapat di sebidang tanah pada konsep ... C2 E
populasi, komunitas a. spesies c. komunitas e. populasi
dan ekosistem b. individu d. Ekosistem
47. Peranan dari dekomposer dalam suatu ekosistem adalah ... C2 B
a. mengubah energi matahari menjadi yang tersimpan dalam makanan
b. mengubah energi yang tersimpan dalam makanan sebagian kembali ke alam
c. memanfaatkan energi makanan untuk aktivitas tubuhnya
d. mengubah energi matahari menjadi energi untuk aktivitas tubuhnya
e. mengubah energi matahari menjadi energi kimia

3. Mengidentifikasi 3. Kesatuan antara faktor biotik dan abiotik disebut… C1 D


peran dan fungsi a. populasi c. habitat e. nisia
komponen- b. komunitas d. ekosistem
komponen penyusun 42. Interaksi antarpopulasi yang bersifat kompetisi diantara 2 organisme berikut yang paling C2 D
ekosistem besar adalah …

a. kerbau dengan burung jalak d. harimau dengan harimau di hutan


b. kerbau dan harimau e. katak pohon dan katak sawah
c. padi dengan burung

4. Menyebutkan 6. Pada ekosistem sawah, padi merupakan produsen dan dapat dikonsumsi oleh konsumen C1 D
peranan komponen tingkat I. Yang bertindak sebagai konsumen tingkat I adalah...
biotik dalam a. tikus, belalang, ular, kucing d. tikus, belalang, kambing, manusia
ekosistem b. tikus, burung kecil, belalang, manusia e. ular, tikus, kambing, manusia
c. belalang, nyamuk, kambing, burung kecil

5. Menyebutkan fungsi 8. Komponen biotik berikut ini yang berfungsi mengubah daun kering manjadi humus C1 A
komponen ekosistem adalah…
a. pengurai c. herbivora e. konsumen II
b. produsen d. konsumen I C1 A
12. Faktor-faktor fisik yang merupakan lingkungan abiotik suatu organisme adalah...
a. air, suhu, tanah, udara d. udara, kelembaban, suhu, cacing
b. cacing, tanah, suhu, udara e. air, udara, cacing, kelembaban
c. suhu, tanah, cacing, kelembaban C1 C
34. Tanaman yang tumbuh di tempat terbuka memiliki buah yang lebih baik dibandingkan
tanaman yang tumbuh di tempat teduh. Faktor yang mempengaruhinya adalah...
a. suhu c. cahaya e. suhu tubuh
b. kelembaban d. tingkat kesuburan C2 C
9. Di bawah ini hewan yang tidak termasuk detrivor, adalah…
a. kutu kayu c. ulat sutera e. cacing tanah
b. keluwing d. rayap C2 C
32. Komponen-komponen penyusun ekosistem dapat dikelompokkan menjadi dua komponen
utama yaitu...
a. antibiotik dan biotik d. antibiotik dan antibiotik
b. biotik dan antibiotik e. abiotik dan antibiotik
c. abiotik dan biotik C2 A
33. Cacing, kupu-kupu, dan bakteri merupakan komponen...
a. biotik c. abiotik e. detrivor
b. pengurai d. Konsumen C2 D
40. Pada ekosistem akuarium ikan memperoleh oksigen dari…
a. hasil respirasi tumbuhan d. hasil fotosintesis tumbuhan
b. hasil respirasi ikan sendiri e. hasil respirasi siput
c. hasil respirasi ikan dan tumbuhan C3 A
7. Peristiwa berikut yang tidak menunjukkan bahwa komponen biotik dapat secara langsung
mempengaruhi lingkungan abiotik, adalah...
a. pemberian pupuk untuk menyuburkan tanah
b. cacing tanah menggemburkan dan menyuburkan tanah
c. Rhizobium radiocicola meninggikan kadar nitrogen dalam tanah
d. tumbuhan hijau berfotosintesis meninggikan kadar oksigen di udara
e. manusia membuang sampah sembarangan menyebabkan banjir C3 B
23. Berdasarkan definisi konsumen, pernyataan-pernyataan di bawah ini yang tidak benar
adalah ...
a. hewan dan manusia termasuk konsumen
b. mampu menyusun senyawa organik dan anorganik
c. hidupnya bergantung pada senyawa organik yang sudah jadi
d. tidak mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik
e. kebutuhan zat makanannya secara langsung atau tidak langsug diperoleh dari tumbuhan
6. Membedakan 10. Komponen biotik yang bersifat autotrof adalah… C2 C
organisme autotrof a. cacing c. fitoplakton e. ulat
dan heterotrof dalam b. burung d. belalang
ekosistem
7. Menjelaskan aliran 5. Rantai makanan adalah... C1 A
energi, rantai a. suatu proses makan dan dimakan antar faktor biotik dengan urutan tertentu
makanan, jaring- b. suatu proses makan dan dimakan yang kompleks antar faktor biotik
jaring makanan dan c. suatu proses makan dan dimakan antara faktor biotik secara bebas
siklus biogeokimia d. suatu penguraian organisme yang telah mati
dalam ekosistem e. suatu penguraian oleh organisme saprofit menjai fragmen atau bahan hancuran
31. Jumlah materi yang dibentuk oleh setiap taraf trofi dari rantai makanan per satuan luas atau C1 D
volume disebut ...
a. produktivitas primer d. kecepatan produktivitas
b. produktivitas sekunder e. produktivitas kotor
c. perpindahan energi
4. Di bawah ini manakah urutan yang benar mengenai rantai makanan dalam ekosistem air… C2 D
a. zooplankton-fitoplankaton-ikan kecil-ikan besar-pengurai
b. zooplankton-fitoplankton-pengurai-ikan besar-ikan kecil
c. fitoplakton-ikan kecil-zooplankton-ikan besar-pengurai
d. fitoplankton-zooplankton-ikan kecil-ikan besar-pengurai
e. fitoplankton-zooplankton-ikan besar-pengurai-ikan kecil
14. Di alam terjadi aliran energi dan siklus materi. Perbedaan dari kedua peristiwa tersebut
adalah... C2 C
a. aliran energi menuju ke satu arah sedangkan siklus materi bersifat siklus
b. aliran energi bersifat siklus sedangkan siklus materi menuju ke satu arah
c. aliran energi bersifat bolak-balik sedangkan siklus materi searah
d. aliran energi bersifat periodik sedangkan siklus materi bersifat nonperiodik
e. aliran energi bersifat nonperiodik sedangkan siklus materi bersifat periodik
18. Tanaman serelia tikus kucing serigala
Perhatikan rantai makanan di atas ! Energi dalam rantai makanan mengalir dari ... C2 E
a. serigala ke tanaman serelia c. kucing ke tikus e. serelia ke tikus
b. serigala ke kucing d. serigala ke kucing
20. Serigala berada pada tingkat trofik ...
a. herbivor d. dekomposer C2 C
b. heterotrof tingkat kedua e. konsumen
c. heterotrof ketiga
21. Urutan berikut ini sering terjadi adalah ... C2 C
a. spesies langka spesies terancam spesies punah
b. spesies punah spesies terancam spesies langka
c. spesies terancam spesies langka spesies punah
d. spesies terancam spesies punah spesies langka
e. spesies langka spesies punah spesies terancam
46. Energi yang terkandung dalam karbohidrat hasil fotosintesis berasal dari... C2 D
a. C, H, dan O c. klorofil e. oksigen dan molekuler
b. karbondioksida dan air d. sinar matahari
48. Untuk memberikan gambaran yang jelas hubungan organisme di dalam suatu ekosistem C2 A
secara kuantitatif digunakan ...
a. piramida ekologi d. nisia organisme
b. jaring-jaring makanan e. produktivitas organisme
c. rantai makanan
49. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hubungan atarorganisme pada C2 A
masing-masing taraf trofi, maka lebih tepat digunakan piramida ...
a. biomassa dan piramida energi d. jumlah dan piramida energi
b. ekologi dan piramida energi e. jumlah dan piramida ekologi
c. jumlah dan piramida biomassa
17. Pada suatu ekosistem terdapat komponen biotik sebagai berikut : C3 D
1. burung bangau 4. katak
2. ular sawah 5. rumput
3. belalang
Bila terjadi proses makan dan dimakan maka urutan aliran makanan yang benar adalah ...
a. 1-2-3-4-5 c. 3-4-2-1-5 e. 5-4-3-2-1
b. 2-3-4-5-1 d. 5-3-4-2-1
19. Pada no. 18 materi dan energi yang berpindah dari tanaman serelia ke serigala C3 A
menyebabkan energi yang tersedia menjadi ...
a. menurun, tetapi kepadatan populasi serigala selalu meningkat
b. meningkat, tetapi kepadatan populasi serigala selalu menurun
c. menurun, tetapi kepadatan populasi mungkin meningkat atau menurun
d. meningkat atau menurun, tetapi kepadatan populasi serigala tetap
e. menurun sehingga kepadatan populasi serigala menurun
22. Dalam suatu ekosistem terdapat populasi plankton, ikan kecil, ikan besar, dan parasit pada C3 B
ikan besar, jika terjadi penurunan populasi parasit pada ikan besar maka ...
a. populasi ikan besar naik, ikan kecil naik, plankton turun
b. populasi ikan besar naik, ikan kecil turun, plankton naik
c. populasi ikan besar turun, ikan kecil naik, plakton turun
d. populasi ikan besar naik, ikan kecil naik, plankton naik
populasi plakton turun, ikan kecil naik, ikan besar turun
50. Kelemahan memakai piramida jumlah untuk memberikan gambaran hubungan antara C3 B
organisme dalam suatu ekosistem adalah ...
a. salah menghitung jumlah organisme dalam suatu ekosistem
b. organisme yang menghuni suatu daerah tidak tetap
c. gambaran yang diperoleh tidak berlaku umum
d. piramida jumlah bentuknya tidak jelas
e. piramida jumlah memberikan gambaran terlalu rinci

8. Menjelaskan 25. Bentuk interaksi makhluk hidup yang hanya menguntungkan satu pihak disebut ... C1 C
interaksi a. kompetisi c. komensalisme e. protokoperasi
antarkomponen b. predasi d. mutualisme
ekosistem 36. Hewan-hewan berikut yang memiliki ketergantungan secara langsung dengan tumbuhan C2 B
adalah...
a. tikus, babi hutan dan beruang d. burung pipit, burung bangau, dan burung jalak
b. rusa, jerapah dan kerbau e. ikan mujair, ikan mas dan ikan gurame
c. ayam, itik, dan burung unta
9. Memberi contoh 35. Pasangan yang bukan merupakan simbiosis adalah... C1 D
interaksi a. benalu dengan teh d. semut dan kutu rambut
antarkomponen b. ikan hiu dan remora e. anggrek dan inangnya
ekosistem 41. Contoh di bawah ini yang merupakan interaksi antar individu dalam satu populasi adalah… C2 D
a. hubungan antara ayam dengan cacing d. seekor anjing menyusui anaknya
a. seekor anjing dengan kucing e. hubungan manusia dengan cacing pita
43. Interaksi sapi dan kambing di padang rumput adalah … C2 A
a. kompetisi c. parasit e. simbiosis
b. predasi d. komensalisme
44. Pernyataan di bawah ini yang bukan merupakan contoh interaksi antar populasi dalam C2 C
komunitas adalah…
a. kerbau dan sapi pada suatu padang rumput
b. manusia berburu dengan sekawanan anjing hutan
c. ayam jantan mengejar ayam betina
d. manusia dan hewan peliharaannya
e. sekelompok serigala berebut makanan dengan sekawanan harimau

10. Mendeskripsikan 29. Makhluk hidup yang pertama kali hidup di suatu lingkungan yang ekstrim (yang C1 B
dengan contoh sebelumnya tidak ada kehidupan) disebut ...
peristiwa suksesi dan a. vegetasi c. perenial e. produser
faktor-faktor yang b. pionir d. dekomposer
mempengaruhinya 30. Pada proses suksesi sering ditemukan jenis organisme yang berfungsi sebagai vegetasi C1 B
perintis adalah tumbuhan ...
a. berbatang keras c. paku-pakuan e. tumbuhan air
b. alga dan lumut d. lumut dan tumbuhan bunga
16. Di dalam proses suksesi sering ditemukan organisme yang melakukan invasi dan dapat C2 A
hidup, sehingga membuka kemungkinan organisme lain tumbuh pada ekosistem ini,
disebut...
a. organisme pionir d. organisme pembuka
b. organisme autotrof e. organisme heterotrof
c. komunitas pembuka
15. Sawah yang digarap petani dapat mengalami suksesi sekunder. Syarat yang tidak C3 B
menyebabkan suksesi sekunder dapat terjadi adalah...
a. berkembang setelah ekosistem alam rusak total
b. berkembang setelah ekosistem alam tidak rusak total
c. akibat kegiatan manusia
d. terbentuk habitat baru
e. habitat yang ada rusak total
27. Diantara beberapa perubahan berikut yang tidak terjadi selama suksesi ekosistem, adalah... C3 B
a. perkembangan komunitas semakin kompleks
b. perkembangan sifat substrat atau tanah
c. menurunnya tingkat kepadatan dan ketinggian tumbuhan
d. meningkatnya produktivitas karena perkembangan komunitas
e. meningkatnya sumber daya alam lingkungan
28. Manakah yang tidak termasuk faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan suksesi C3 B
ekosistem pada suatu daerah berikut ini adalah ...
a. luasnya komunitas asal yang rusak
b. jenis tumbuhan yang terdapat di sekitarnya
c. kehadiran pemencar alat perkembangbiakan tumbuhan
d. macam-macam substrat baru yang terbentuk
e. jenis hewan dan tumbuhan yang karena adanya perubahan

11. Menyebutkan tipe- 24. Bioma yang dicirikan oleh suhu yang tinggi dan hujan hampir setiap hari adalah ... C1 E
tipe ekosistem a. tundra c. gurun e. hutan hujan trofik
ekosistem b. taiga d. hutan konifer
37. Untuk beradaptasi dengan kekurangan air, tumbuhan menahun di gurun mempunyai C
daun…
a. lebar dan tipis c. seperti duri e. lebar
b. lebar dan tebal d. tipis
38. Suatu wilayah memiliki musim dingin yang lebih panjang dibanding musim panas D
sehingga jenis tumbuhan dan hewan yang hidup di sana sangat sedikit. Karakteristik C2
demikian dijumpai pada bioma ...
a. taiga c. gurun e. hutan gugur
b. sabana d. tundra A
39. Porositas dan drainase yang tidak teratur menyebabkan tumbuhan sukar untuk mengambil
air, hal ini dapat kita jumpai di daerah ...
a. gurun pasir c. padang rumput e. hutan tropis C1
b. taiga d. tundra
No. Persentase Persentase
SS S TS STS No. SS S TS STS
1 10 16 0 0 1 0.3846 0.6154 0 0
2 3 18 5 0 2 0.1154 0.6923 0.1923 0
3 9 17 0 0 3 0.3462 0.6538 0 0
4 15 6 4 1 4 0.5769 0.2308 0.1538 0.0385
5 5 19 2 0 5 0.1923 0.7308 0.0769 0
6 8 15 3 0 6 0.3077 0.5769 0.1154 0
7 10 16 0 0 7 0.3846 0.6154 0 0
8 12 5 7 2 8 0.4615 0.1923 0.2692 0.0769
9 12 11 3 0 9 0.4615 0.4231 0.1154 0
10 12 10 4 0 10 0.4615 0.3846 0.1538 0
11 5 19 2 0 11 0.1923 0.7308 0.0769 0
12 10 12 4 0 12 0.3846 0.4615 0.1538 0
13 14 8 4 0 13 0.5385 0.3077 0.1538 0
14 10 10 4 2 14 0.3846 0.3846 0.1538 0.0769
15 5 14 5 2 15 0.1923 0.5385 0.1923 0.0769
16 9 13 3 1 16 0.3462 0.5 0.1154 0.0385
17 5 13 5 3 17 0.1923 0.5 0.1923 0.1154
18 10 11 5 0 18 0.3846 0.4231 0.1923 0
19 10 7 8 1 19 0.3846 0.2692 0.3077 0.0385
20 6 15 4 1 20 0.2308 0.5769 0.1538 0.0385
21 8 12 6 0 21 0.3077 0.4615 0.2308 0
22 11 11 2 2 22 0.4231 0.4231 0.0769 0.0769
23 7 19 0 0 23 0.2692 0.7308 0 0
24 12 11 3 0 24 0.4615 0.4231 0.1154 0
25 5 19 2 0 25 0.1923 0.7308 0.0769 0
26 8 14 4 0 26 0.3077 0.5385 0.1538 0
27 9 17 0 0 27 0.3462 0.6538 0 0
28 7 6 11 2 28 0.2692 0.2308 0.4231 0.0769
29 6 8 12 0 29 0.2308 0.3077 0.4615 0
30 6 16 3 1 30 0.2308 0.6154 0.1154 0.0385
Total 9.9615 14.923 4.4231 0.6923
X 0.3321 0.4974 0.1474 0.0231
1
0.807692
1
0.807692
0.923077
0.884615
1
0.653846
0.884615
0.846154
0.923077
0.846154
0.846154
0.769231
0.730769
0.846154
0.692308
0.807692
0.653846
0.807692
0.769231
0.846154
1
0.884615
0.923077
0.846154
1
0.5
0.538462
0.846154

Anda mungkin juga menyukai