Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sebagai perawat yang professional harus selalu berfikir kritis dari


setiap tahap kita harus selalu berfikir kritis karena untuk keberhasilan
perawatan terutama dalam tahap evaluasi.
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara
obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakn sebelumnya. Evaluasi
merupakan suatu proses untuk menjelaskan secara sistematis untuk mencapai
obyektif, efisien, dan efektif, serta untuk mengetahui dampak dari suatu
kegiatan dan juga membantu pengambilan keputusan untuk perbaikan satu
atau beberapa aspek program perencanaan yang akan datang.
Evaluasi merupakan pengawasan manajerial untuk mendapat hasil
yang sesungguhnya dibandingkan dengan hasil yang diharapkan. Oleh karena
itu evaluasi sangat di butuhkan setelah kita melakukan pengkajian, diagnosis,
perencanaan, dan pelaksanaan. Evaluasi juga merupakan tahap penentuan
apakah tujuan yang diterapkan sudah tercapai atau perlu dimodifikasi
kembali.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dari makalah ini
yaitu :
1. Apa yang dimaksud terapi komplementer?
2. Apa yang dimaksud evaluasi ?
3. Bagaimana evaluasi dalam komplementer ?
4. Bagaimana penilaian keberhasilan evaluasi dalam komplementer ?
5. Bagaimana type pernyataan evaluasi ?
6. Bagaimana langkah-langkah penting dalam pencacatan evaluasi dalam
komplementer ?

1
7. Bagaimana cara mengukur pencapaian tujuan evaluasi dalam komplementer ?
8. Apa saja bentuk evaluasi dalam keperawatan komplementer ?
9. Bagaimana format evaluasi dalam keperawatan komplementer ?
10. Bagaimana contoh asuhan keperawatan komplementer ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulisan makalah untuk mengetahui tahap evaluasi dalam keperawatan
komplementer.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini, yaitu :
a. Mengetahui pengertian terapi komplementer
b. Mengetahui pengertian evaluasi
c. Memahami evaluasi dalam komplementer
d. Mengetahui penilaian keberhasilan evaluasi dalam komplementer
e. Memahami type pernyataan evaluasi
f. Mengetahui langkah-langkah penting dalam pencacatan evaluasi dalam
komplementer
g. Memahami cara mengukur pencapaian tujuan evaluasi dalam
komplementer.
h. Memahami bentuk evaluasi dalam keperawatan komplementer
i. Mengetahui format evaluasi dalam keperawatan komplementer
j. Mengetahui contoh asuhan keperawatan komplementer

D. Manfaat Penulisan
Tulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada berbagai pihak di
antaranya penting juga bagi seorang perawat agar mengerti tentang proses
evaluasi dalam keperawatan komplementer untuk menunjang profesi sebagai
seorang perawat yang profesional.

2
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP

BAB II

PEMBAHASAN

3
A. Pengertian Terapi Komplementer
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung atau pelengkap pengobatan konvensional atau
sebagai pengobatan pilihan lain di luar pengobatan yang konvensional.
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer
adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan
komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional
yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan
diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya,
jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
Proses keperawatan komplementer, meliputi :
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan sesuai dengan Nursing Diagnosis Handbook
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan.

B. Pengertian Evaluasi Keperawatan


Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektivitas asuhan keperawatan
antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon
perilaku klien yang tambil. (Craven dan Hirnle,2000)
Evaluasi adalah membandingkan suatu hasil atau tindakan dengan standar
untuk tujuan pengambilan keputusan yang tepat sejauh mana tujuan tercapai.
Evaluasi keperawatan komplementer adalah membandingkan efek atau hasil
suatu tindakan keperawatan komplementer dengan norma atau kriteria tujuan
yang sudah dibuat.
C. Tujuan Evaluasi Dalam Komplementer
1. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien,

4
2. Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas dari tindakan
komplementer yang telah diberikan,
3. Mendapatkan umpan balik,
4. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan,
5. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan.

D. Penilaian Keberhasilan Evaluasi


Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu
berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam penilaian ternyata tujuan belum
terpenuhi, maka perlu dicari penyebabnya. Hal tersebut dapat terjadi karena :
1. Tujuan tidak realistis,
2. Tindakan komplementer yang tidak tepat,
3. Terdapat faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

a. Alasan pentingnya penilaian :


1) Menghentikan tindakan kegiatan yang tidak berguna,
2) Untuk menambah ketepatgunaan tindakan komplementer,
3) Sebagai bukti hasil dari tindakan komplementer,
4) Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik komplementer.

b. Dimensi dalam penilaian :


1) Keberhasilan dari tindakan komplementer yang dikaitkan dengan
pencapaian tujuan,
2) Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk uang,
waktu, tenaga dan bahan atau peralatan yang diperlukan.

c. Pengukuran hasil penilaian :

5
1) Keadaan fisik, misalnya pegal-pegal sudah berkurang atau hilang, sudah
bisa tidur dengan nyenyak,
2) Psikologis dan sikap, misalnya berkembangnya sikap positif keluarga
terhadap perawatan anggota keluarga yang sakit,
3) Pengetahuan dan perubahan perilaku, misalnya pasien melaksanakan
petunjuk-prtunjuk yang berkaitan dengan perawatan berkelanjutan di
rumah.

d. Metode Penilaian :
1) Observasi langsung : mengamati secara langsung perubahan yang terjadi
setelah diberikan tindakan komplementer,
2) Wawancara (anamnesa) : wawancara pasien atau keluarga berkaitan
dengan perubahan sikap, apakah telah menjalankan anjuran yang
diberikan,
3) Memeriksa laporan : dapat dilihat dari rencana tindakan yang dibuat dan
tindakan komplementer yang dilaksanakan sesuai dengan rencana,
4) Latihan simulasi, berguna dalam menentukan perkembangan kesanggupan
melaksanakan kegiatan setelah tindakan komplementer diberikan.

E. Type Pernyataan Evaluasi Dalam Komplementer


Type pernyataan tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan
sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses tindakan
keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
1. Pernyataan Evaluasi Formatif
Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada saat
atau setelah dilakukan tindakan.
2. Pernyataan Evaluasi Sumatif
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan
sesuai waktu pada tujuan dan ditulis pada catatn perkembangan.

6
F. Langkah-Langkah Penting Dalam Pencatatan Evaluasi
Di dalam pencacatan evaluasi, terdapat langlah-langkah penting yang harus
dilakukan :

1. Mengumpulkan data perkembangan pasien.


2. Membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
denagn menggunakan kriteria pencapain tujuan yang telah ditetapkan.
3. Mengukur dan membandingkan perkembangan pasien denagn standar normal
yang berlaku,
4. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.

G. Mengukur Pencapaian Tujuan Evaluasi Dalam Komplementer


Mengukur pencapaian, meliputi :
1. Kognitif : meliputi pengetahuan klien terhadap penyakitnya, mengontrol
gejala, pengobatan, aktivitas, resiko komplikasi, pencegahan dan lainnya.
a. Interview
Dalam proses interview perawat menggunakan beberapa strategi untuk
mengetahui tingkat pengetahuan klien strategi tesebut mencakup :
1) Recall knowledge (menanyakan kepada klien untuk mengetahui
beberapa fakta),
2) Komprehensif (menyatakan informasi yang spesifik dengan kata-kata
anda sendiri),
3) Aplikasi fakta (menanyakan tindakan apa yang akan klien ambil
terkait dengan status kesehatannya).
2. Affektif (emosional): meliputi tukar-menukar perasaan, cemas yang
berkurang, kemauan berkomunikasi dan sebagainya.
a. Observasi langsung
b. Feedback.
3. Psikomotor : observasi langsung apa yang telah dilakukan klien.

7
4. Perubahan fungsi tubuh dan gejala.

H. Bentuk Evaluasi
Evaluasi telah diklasifikasikan berdasarkan apa yang dinilai dan kapan.
Terdapat 3 type evaluasi yang menjelaskan apa yang perlu dievaluasi : struktur,
proses dan hasil. Setiap tipe memiliki fokus dan kriteria yang berbeda dan
sebagaimana didefinisikan berikut ini :
1. Evaluasi Struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan
sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara
langsung atau tidak langsung memengaruhi dalam pemberian pelayanan.
Persediaan perlengkapan, fasilitas fisik, ratio perawat-pasien, dukungan
administrasi, pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf keperawatan
dalam area yang diinginkan.
Struktur : fasilitas fisik, perlengkapan, layanan dan kualifikasi pegawai/
tenaga
2. Evaluasi Proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan dan
sesuai wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses
mencakup jenis informasi yang didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan
fisik, validasi dari perumusan diagnosa keperawatan dan kemampuan teknikal
perawat.
Proses : Tindakan keperawatan dalam setisp proses keperawatan
komplementer yang mencakup :
Adekuasi : Jumlah dan kualitas
Kesesuaian : relevan dengan setiap komponen dan situasi pasien
Efektifitas : kemampuan untuk memfasilitasi kriteria hasil pasien
Efisiensi : konservasi waktu, energy dan sumber daya pasien, tim

8
kesehatan, dan lembaga.
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil berfokus pada perubahan yang ditunjukkan pada status
kesehatan pasien sebagai hasil asuhan keperawatan komplementer yang
diberikan. Kriteria hasil ditulis dalam hal respons atau status kesehatan pasien.
Respons prilaku pasien merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan
akan terlihat pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil.

I. Format Evaluasi
Catatan perkembangan berisi diagnosa keperawatan spesifik mencakup
implementasi tindakan, reaksi pasien dan adanya data tambahan yang terkait
dengan diagnosa keperawatan tertentu. Status masalah dan kriteria hasil serta
rekomendasi untuk melanjutkan atau memodifikasi rencana asli juga dicatat
dalam evaluasi. Adapun ukuran pencapaian tujuan pada tahap evaluasi meliputi:
a. Masalah teratasi : jika klien menunjukkan perubahan sesuai
dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
b. Masalah sebagian teratasi : jika klien menunjukkan perubahan sebahagian dari
kriteria hasil yang telah ditetapkan.
c. Masalah tidak teratasi : jika klien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah
ditetapkan dan atau bahkan timbul masalah/ diagnosa keperawatan baru.
Untuk penentuan masalah teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak teratasi
adalah dengan cara membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan kriteria hasil
yang telah ditetapkan.
(S) Subjective: informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien
setelah tindakan diberikan.
(O) Objective : informasi yang didapat berupa hasil pengamatan,
penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah
tindakan dilakukan.
(A) Analisis : membandingkan antara informasi subjective dan

9
objective dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian
diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi
sebahagian, atau tidak teratasi.
(P) Planning : rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisa.

J. Contoh Asuhan Keperawatan Komplemeter


I. Pengkajian
A. Identitas Klien
1. Nama : Ny. SY
2. Jenis kelamin : Perempuan
3. Alamat : Jln. Pulau Roti
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Mahasiswa
6. No. Hp : -
7. Agama : Hindu
B. Keluhan Utama
Pasien mengatakan kepalanya terasa pusing
C. Keluhan tambahan :
Pasien mengatakan selain merasa pusing, badanya terasa lemas
D. Riwayat Keluhan Utama dan Keluhan Tambahan :
Pasien mengatakan merasa pusing karena kurang istirahat dan semalam
bergadang
E. Riwayat menggunakan perawatan
Pasien mengatakan tidak menggunakan perawatan apapun
F. Riwayat Alergi : -
G. Data Fokus masalah pemenuhan kebutuhan dasar
P : Nyeri kepala
Q : Seperti berputar-putar
R : Kepala bagian belakang

10
S : Skala 3 (0 – 10)
T : Nyeri terasa terus-menerus
H. Data fokus pemeriksaan fisik
TD : 110/ 70 mmHg
RR : 20 x/menit
Nadi : 84 x/menit
Suhu :36,10C
Kesadaran : CM
GCS : E4V5M6
I. Data penunjang (LAB/ X-Ray) : -
J. Data pemeriksaan komplementer
1. Nama titik yang bermasalah
a. Taiyang
b. Shuaiqu
c. Hegu
d. Touwei
2. Lokasi bermasalah
a. Pelipis kiri dan kanan
b. Diatas telinga 1,5 cun diatas batas tumbuh rambut
c. Antara pangkal tulang jempol tangan dan pangkal tulang telunjuk tangan
d. 3 jari diatas alis, sudut dahi.

II. Analisa data


Data Standar Normal Masalah

DS : 1. Pasien mengatakan Nyeri akut


tidak mengalami
Pasien mengatakan nyeri
nyeri
kepala sejak kemarin pagi
2. Pasien mengatakan
dengan skala nyeri 3 (0-10)
skala nyeri
nyeri terasa seperti berputar-
berkurang menjadi

11
putar dan terasa terus- 1
menerus 3. Pasien tampak tidak
meringis
DO :
4. Tidak ada nyeri
1. Pasien tampak tekan pada titik
meringis yang bermasalah
2. Pasien tampak (taiyang, shuaiqu,
memegang daerah hegu, touwei)
yang terasa nyeri
3. Terdapat titik tekan
pada taiyang,
shuaiqu, hegu,
touwei

III.Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis yang ditandai dengan pasien
mengatakan nyeri pada bagian kepala bagian belakang sejak kemarin pagi dengan
skala nyeri 3, nyeri terasa seperti berputar-putar dan terasa terus menerus, pasien
tampak meringis, terdapat titik tekan pada taiyong, shuaiwu hegu, touwei.

IV. Rencana Keperawatan


No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1 Nyeri akut NOC : NIC : 1.Untuk


berhubungan mengetahui skala
Pain Level Accupresure
dengan agen nyeri setelah
cedera Setelah 1.Kaji intensitas pemberian
biologis yang diberikan nyeri setelah tindakan
ditandai asuhan pemberian
dengan keperawatan tindakan
pasien selama 1 x 20 2.Membantu proses
2.Tentukan titik-

12
mengatakan menit titik yang akan penyembuhan
nyeri pada diharapkan distimulasi sesuai pada pasien
bagian kepala nyeri yang dengan tujuan dengan akupoint
bagian dirasakan yang diinginkan pada titik yang
belakang pasien dapat (taiyang, shuaiqu, bermasalah
sejak kemarin berkurang hegu, touwei)
pagi dengan dengan kriteria 3.Lakukan 3.Penekanan
skala nyeri 3, hasil : penekanan dilakukan ±2
nyeri terasa selama ± 2 menit menit agar
1.Pasien
seperti di setiap titik memberikan efek
mengatakan
berputar- yang bermasalah yang signifikan
nyeri yang
putar dan 4.Berikan terapi
dirasakan
terasa terus minuman herbal 4.Minuman herbal
berkurang
menerus, bawang berlian sangat membantu
menjadi 1
pasien dan asuratik yang memberikan efek
2.Tidak ada
tampak ada setelah relaksasi serta
nyeri tekan
meringis diberikan meredakan nyeri
pada titik
tindakan yang sedang
yang
dirasakan
bermasalah
(taiyang,
shuaiqu,
hegu,
touwei)
3.Pasien tidak
tampak
meringis

V. Implementasi Keperawatan
No Hari / Implementasi Evaluasi Paraf
Tanggal /

13
Waktu

1. Jumat, 18 1.Mengkaji intensitas 1.Pasien mengatakan


November nyeri setelah nyeri yang dirasakan
2016 pemberian tindakan terus menerus
2.Menentukan titik-titik 2.Titik yang bermasalah
Pukul
yang akan distimulasi dan memerlukan
10.00 wita
sesuai dengan tujuan penekanan yaitu
yang diinginkan taiyang, shuaiqu, hegu,
(taiyang, shuaiqu, dan touwei
hegu, touwei)
3.Melakukan penekanan 3.Penekanan dilakukan
selama ± 2 menit di selama kurang lebih 2
setiap titik yang menit di setiap titik
bermasalah
4.Memberikan terapi 4.Pasien telah diberikan
minuman herbal minuman herbal
bawang berlian dan bawang berlian
asuratik yang ada
setelah diberikan
tindakan
5. Menganjurkan pasien
untuk kontrol kembali

VI. Evaluasi Keperawatan

No. Hari / Tgl/Jam Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf


1 Jumat, 18 Nyeri akut S: Pasien mengatakan nyeri yang
November b/d agen dirasakan mulai berkurang
2016 Pukul cidera dari skala nyeri 3 menjadi 2
10.02 Wita biologik

14
O: Pasien tidak tampak meringis,
masih terdapat nyeri tekan
pada titik yang bermasalah
yaitu taiyang, shuaiqu, hegu,
touwei

A : Nyeri Akut

P : Lanjutkan intervensi :
5. Ajurkan pasien untuk
kontrol kembali

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung atau pelengkap pengobatan konvensional atau sebagai
pengobatan pilihan lain di luar pengobatan yang konvensional. Proses

15
keperawatan komplementer, meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi keperawatan sesuai dengan Nursing Diagnosis Handbook,
implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan. Evaluasi keperawatan
komplementer adalah membandingkan efek atau hasil suatu tindakan
keperawatan komplementer dengan norma atau kriteria tujuan yang sudah
dibuat. Proses evaluasi dalam keperawatan kompelemnter dibagi menjadi :
evaluasi struktur, evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Untuk penentuan masalah
teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak teratasi adalah dengan cara
membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah
ditetapkan. (S) Subjective: informasi berupa ungkapan yang didapat dari
klien setelah tindakan diberikan, (O) Objective : informasi yang didapat
berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat
setelah tindakan dilakukan, (A)Analisis : membandingkan antara
informasi subjective dan objective dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian
diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak
teratasi, (P) Planning : rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisa.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka kami dapat memberikan saran yang
kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri yaitu agar lebih
memahami mengenai konsep Evaluasi dalam Keperawatan Komplementer.
Demi mewujudkan kualitas pelayanan yang baik dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Cristensen, Paula J. 2009. Proses Keperawatan : Aplikasi Model


Konseptual.Ed.4.Jakarta: EGC.

Doenges, E & Burley. T.J.2006. Aplication of Nursing Process and Nursing


Diagnosis.

16
Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan ;Konsep dan Praktik. Ed.1.
Jakarta : Medika Salemba

Rohmah, Nikmatur & Saiful Walid. 2012. Proses Keperawatan : Teori & Aplikasi.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan : Diagnosa NANDA,


Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC, Ed. 9. Jakarta : EGC

17

Anda mungkin juga menyukai