Anda di halaman 1dari 4

1.

Cara Memilih Switch dengan fitur yang cocok sesuai Kebutuhan


Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan tipe switch
berdasarkan kebutuhan jaringan adalah sebagai berikut:
a. Speed atau kecepatan switch dalam meneruskan data.
Menggunakan switch pada jaringan membutuhkan kecepatan yang baik
untuk saling terhubung tanpa ada lost connection. Kecepatan transfer
data pada switch beragam mulai dari 10 Mbps, 10/100 Mbps, dan
10/100/1000 Mbps. Maksud dari ketiga jenis kecepatan transfer data
pada switch ini adalah tergantung dari kecepatan media penghantarnya
seperti kabel. Jika kabel yang digunakan mempunyai kecepatan 10 Mbps
berarti cukup menggunakan switch dengan kecepatan 10 Mbps, jika
menggunakan kabel yang mempunyai kecepatan yang lebih rendah dari
switch malah akan terjadi penyempitan bandwitch pada kabel atau bottle
neck.
b. Switch dengan jenis Managed atau Unmanaged
Pilihan Managed atau Unmanaged Switch bergantung pada kompleks
tidaknya jaringan komputer. Semakin banyak jumlah host dan ditambah
dengan tingkat prioritas lalu lintas data yang tinggi maka switch jenis
Managed adalah pilihan tepat. Jika koneksi pada LAN tidak terlalu
kompleks, artinya aplikasi atau lalu lintas data tidak terlalu beragam dan
tidak membutuhkan prioritas dalam proses transfer maka cukuplah
menggunakan switch jenis Unmanaged. Pilihan Managed dan Unmanaged
juga tergantung pada dana atau budget, biasanya switch Managed
harganya lebih mahal dari switch Unmanaged.
c. Jenis port
Ada 3 jenis port yang biasanya tersedia pada switch, yaitu:
1) Ethernet port dengan konektor RJ45 untuk koneksi kabel jenis UTP
2) Gigabit port dengan konektor SFP atau Small Form Factor Plugable
untuk koneksi kabel jenis fiber optic.
3) Power Over Ethernet atau PoE, selain untuk data transfer kabel
network juga dipakai untuk mengalirkan daya listrik kepada
perangkat tertentu, PoE biasanya dipakai untuk mengalirkan daya
listrik ke perangkat seperti Wifi dan sebagainya.
d. Dimensi dan daya listrik
Dimensi atau ukuran switch beragam mulai dari yang kecil dan ringan
sampai yang besar dan berat. Sesuaikan dengan kondisi rak yang akan
digunakan untuk meletakkan switch tersebut. Pastikan ada ruang yang
cukup untuk menaruh switch dengan posisi yang pas dan mudah
dijangkau. Daya listrik switch ada yang hanya menggunakan DC berdaya
kecil sampai menggunakan listrik AC yang berdaya listrik besar. Pastikan
kebutuhan akan daya listrik menjadi hal yang harus dipertimbangkan juga.
2. Perbedaan antara Sistem Operasi Server dan PC Client
perbedaan antara server dan client sebagai berikut:
1) Server memerlukan spesifikasi yang mumpuni, sedangkan client tidak
memerlukan spesifikasi yang mumpuni.
2) Server memerlukan ruangan khusus, sementara client tidak memerlukan
tempat khusus.
3) Server dikelola oleh orang yang berkompeten, sedangkan client dapat
dioperasikan oleh orang awam.
3. Mode Teks dan Mode Grafik pada Instalasi System Operasi
Sistem operasi merupakan penghubung antara pengguna komputer dengan
perangkat keras komputer. Pengertian sistem operasi secara umum adalah suatu
pengelola seluruh sumber-daya yang terdapat pada sistem komputer dan
menyediakan sekumpulan layanan ke pemakai sehingga memudahkan penggunaan
dan pemanfaatan sumber daya sistem komputer.
Sistem operasi harus diinstal ke dalam komputer agar dapat berfungsi dengan baik.
Dalam instalasi sistem operasi jaringan terdapat beberapa mode pilihan yang
disediakan yaitu berupa mode text dan mode grafik. Instalasi sistem operasi
berbasis text merupakan salah satu mode instalasi sistem operasi komputer dengan
tampilan text. Mode text digunakan jika spesifikasi hardware komputer yang akan
diinstal mempunyai spesifikasi yang rendah. Metode instalasi berbasis text akan
mempercepat proses instalasi walaupun dengan tampilan yang kurang menarik
dibandingkan dengan mode Grafis (GUI).
Metode instalasi sistem operasi berbasis GUI, mempunyai tampilan grafis yang lebih
menarik dan memudahkan dalam proses instalasi sehingga sering dipilih oleh
pemakai sistem operasi. Dengan perkembangan hardware komputer yang semakin
baik menjadikan faktor kecepatan tidak menjadi kendala dalam proses instalasi.
Sistem operasi komputer telah mengalami perkembangan yang sangat pesat baik
untuk keperluan stand alone maupun jaringan. Ada banyak sistem operasi komputer
yang dapat digunakan dalam sebuah komputer baik stand alone maupun jaringan
diantaranya adalah Microsoft Windows Series (Win 3.1, Win 9x, Win ME, Win 2000,
Win XP, Win NT), Unix, San Solaris, Linux Series (Redhat, Debian, SUSE, Mandrake,
Knoppix), Mac, dan lain sebagainya. Masing-masing sistem operasi memiliki
kelebihan dan kekurangan sehingga diperlukan analisis dalam memilih sistem
operasi mana yang sesuai dengan kebutuhan.
4. Pemulihan Jaringan / Network Recovery
Pemulihan jaringan adalah proses memulihkan dan menggunakan operasi kerja
normal pada jaringan computer.
Ini memungkinkan administrator jaringan untuk mendapatkan kembali dan
memulihkan operasi pada jaringan setelah offline, terputus, terhempas, atau
peristiwa lainnya menghentikan operasi jaringan normal
Pemulihan jaringan terutama dilakukan oleh administrator jaringan atau ahli mesin.
Alasan untuk pemulihan jaringan tidak terbatas pada:
a) Masalah perangkat keras jaringan - Seperti router, switch atau perangkat lain
yang telah berhenti berfungsi
b) Masalah konektivitas internet - Jaringan menjadi offline setelah Internet,
jaringan backbone, leased line atau koneksi satelit terputus
c) Serangan jaringan - Jaringan menjadi tidak tersedia atau menjadi offline
karena serangan berbasis jaringan apa pun seperti DoS, DDoS, atau Ping of
Death
d) Bencana alam atau akibat ulah manusia - Beberapa atau semua infrastruktur
jaringan utama musnah setelah gempa bumi, banjir, kebakaran, atau
terorisme
Biasanya pemulihan jaringan dapat mencakup:
a. Mengkonfigurasi ulang router, sakelar, firewall, atau perangkat lain
b. Memasang dan menggunakan kabel baru, switch dan komponen jaringan
lainnya
c. Memindai, mengidentifikasi, dan menghapus virus, malware, atau
kerentanan lainnya
d. Mengembalikan Image OS komputer, server dan router dari cadangan
Dalam jaringan perusahaan, pemulihan jaringan umumnya dilakukan melalui
rencana pemulihan jaringan formal
5. Jenis Power PoE pada Switch
PoE merupakan akronim dari Power Over Ethernet. POE sendiri bisa diartikan
sebagai penyaluran tenaga listrik menggunakan kabel jaringan atau kabel Ethernet.
Dimana listrik selanjutnya dialirkan memanfaatkan kabel twisted pair, baik UTP
atau STP sebagai media transmisi daya. POE ini sangat bermanfaat. Terutama saat
melakukan instalasi perangkat wireless di luar ruangan ataupun di dalam ruangan
yang besar. Dimana dengan menggunakan POE, Anda tidak harus melakukan
penarikan kabel power yang tentu cukup merepotkan dan memakan biaya. POE
dengan standar IEEE 802.3af menjadi POE yang umum dgunakan. POE dengan
standar ini memiliki maksimum power per port sebesar 15,4 W. Tetapi kini ada pula
POE dengan standar baru berupa IEEE 802.3at yang memiliki maksimum power per
port lebih besar, yakni mencapai 34,2 W.POE standar baru ini dihadirkan seperlu
mendukung perangkat-perangkat baru. Dimana dewasa ini sebagian besar
perangkat wireless kekinian hadir dengan kebutuhan supply power yang lebih
besar. Sehingga dibutuhkan POE standar baru dengan maksimum power yang lebih
besar pula.
Mengetahui Fungsi POE,
Sudah menjadi rahasia umum, bila tidak mudah mendapatkan sumber power saat
memasang perangkat IP Camera, IP Phone, atau Access Point. Dalam hal inilah POE
dibutuhkan sebagai solusi. POE merupakan alternatif terbaik ketika sulit mencari
sumber power yang mendukung kebutuhan perangkat. Tentu bisa dibayangkan
betapa repot dan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan saat proses instalasi IP
camera dan Access Point di ruang besar. Karena dalam instalasi kedua perangkat
tersebut setidaknya dibutuhkan 2 tarikan kabel UTP, baik untuk kabel listrik
ataupun untuk data, serta power outletnya. Adapun penggunaan POE memberi
keuntungan cukup tidak perlu repot karena hanya dibutuhkan satu tarikan kabel
UTP saja.
Bagaimana Bila Perangkat Tidak Support POE?
Ada hal penting yang tidak boleh dilupa. Saat memilh IP Camera, Access point, switch, atau IP
Phone, pastikan lebih dulu setiap perangkat tersebut mendukung penggunaan POE standar.
Dalam hal ini tidak masalah apakah Anda memilih POE standar 802.3af ataupun 802.3at yang
merupakan standar anyar. Hal ini agar Anda tidak salah memilih perangkat yang tidak support
atau tidak compatible dengan POE.
Namun, bagaimana bila perangkat yang dimiliki ternyata tidak mendukung POE? Apakah harus
membeli perangkat baru? Bila demikian tentu harus mengeluarkan anggaran lagi. Tidak perlu
khawatir, adapun bila ternyata perangkat yang Anda miliki tidak mendukung POE ada perangkat
lain yang bisa digunakan sebagai penghubung. Seperti midspan atau bisa juga menggunakan
POE injector yang dipasang pada setiap perangkat.
Midspan memiliki bentuk mirip sebuah switch. Hanya saja fungsinya berbeda. Midspan berfungsi
untuk injeksi power ke perangkat yang support penggunaan POE. Akan tetapi, untuk kemudahan
lebih direkomendasikan menggunakan POE switches karena lebih simpel, cukup menggunakan
satu perangkat saja.
Sementara untuk routerboard disarankan untuk cek spek produk lebih detil. Karena beberapa
routerboard mendukung fitur POE-in dan sebagian yang lain mendukung POE-out. Untuk
routerboard dengan fitur POE-in, artinya routerboard dapat digunakan untuk menerima power
yang berasal dari interface ether POE secara simpel tanpa power melalui power jack.
Sementara untuk routerboard dengan POE-out. Fitur POE-out ini berfungsi memberi supply
power untuk perangkat yang tersambung pada interface yang mendukung POE-out. POE-out
sendiri bisa dikonfigurasi menggunakan perintah khusus. Sehingga port dapat dikonfigurasi
secara independen.

Anda mungkin juga menyukai