Diajukan Oleh :
Ida Bagus Kade Tresna Budi
NIM 1614101032
SKRIPSI
Diajukan kepada
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Ida Bagus Kade Tresna Budi
NIM 1614101032
i
PROPOSAL
Menyetujui
ii
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL............................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………...iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1. Tujuan Umum........................................................................................11
2. Tujuan Khusus.......................................................................................11
1. Manfaat Teoritis.....................................................................................11
2. Manfaat Praktis......................................................................................12
iii
2.2.2 Definisi Hak Merek........................................................................16
DAFTAR RUJUKAN
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
menjadi luas dan pemasaran dari suatu produk sampai melewati batas-batas
tahun 1883 di Paris, London, Stocholm Right dan pada tahun 1994 Indonesia
(Astarini,2009:22).
apabila pelaksanaan dan penegakan HKI yang tidak benar maka termasuk
1
pada umumnya berhubungan dengan perlindungan penerapan ide dan informasi
yang memiliki nilai komersial yang juga berarti hasil dari pemikiran dan
kecerdasan manusia yang dapat berbentuk penemuan, desain, seni, karya tulis
yang efektif dan memadai terhadap HKI serta untuk menjamin agar tindakan
dan prosedur untuk menegakkan HKI tidak kemudian menjadi penghalang bagi
Hak Cipta, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 yang mengatur tentang Hak
Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
disebut HKI) ialah hak yang diberikan bagi pemiliknya atas benda yang tidak
berwujud, dalam hal ini berupa nama atau logo untuk membedakan barang/jasa
satu sama lain. Merek dapat mencegah terjadinya persaingan usaha tidak sehat
karena dengan Merek, suatu produk barang atau jasa dapat dibedakan asal muasal,
kualitas, serta jaminan keasliannya. Pemegang atau pemilik Merek berhak atas
2
Berbagai instrumen hukum baik internasional maupun nasional telah
mengenai hak eksklusif bagi pemilik Merek maupun bagi konsumen. Konvensi
antara kepentingan para pihak yakni produsen, konsumen dan pelaku usaha.
Hukum nasional tidak akan terlepas dari pengaruh hukum internasional, demikian
zaman kolonial hingga saat ini. Ketika masih di bawah kekuasaan Belanda, di
(Rafianti,2013:1).
3
Perkembangan perdagangan yang semakin luas ini menyebabkan maraknya
oleh pemerintah untuk mengatur tentang hak merek yang pada awalnya diatur oleh
dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek masih terdapat kekurangan
dan belum dapat menampung perkembangan kebutuhan masyarakat di bidang Merek dan
Indikasi Geografis serta belum cukup menjamin pelindungan potensi ekonomi lokal dan
nasional sehingga perlu diganti, dalam era perdagangan global, sejalan dengan konvensi
internasional yang telah diratifikasi Indonesia, peranan Merek dan Indikasi Geografis
menjadi sangat penting terutama dalam menjaga persaingan usaha yang sehat,
Menengah dan industri dalam negeri untuk lebih meningkatkan pelayanan dan
memberikan kepastian hukum bagi dunia industri, perdagangan, dan investasi dalam
serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, perlu didukung oleh suatu
memadai.
Undang-Undang ini sanksi pidana denda diperberat. Salah satu hal yang diatur
Di zaman modern ini, salah satu jenis industri HKI yang tumbuh pesat
4
dan secara nyata memberikan kontribusi terhadap pendapatan negara adalah
industri sepatu/sandal, baju, tas, jam tangan, jaket, celana dan aksesoris
penampilan. Hal ini memberikan peluang yang sangat besar dan dapat
journal.uajy.ac.id).
pasaran industri di Singaraja sekarang ini berasal dari luar negeri maupun
Asics, New Balance, Vans, Nike, Adidas & masih banyak lagi berlomba-lomba
industri sepatu juga sangat kompetitif dalam jenis maupun bentuknya misalnya
sepatu running, sepatu pantofel, sepatu boot, sepatu futsal, sepatu sneakers,
high heels, flat shoes, wedges, dan lainnya ditambah dengan keberagaman
seringkali merek yang membuat harga suatu produk menjadi mahal bahkan
menjadi terkenal dan laku di pasar tentu saja akan cenderung membuat
terkenal, bahkan dalam hal ini akhirnya muncul persaingan tidak sehat. Salah
5
satu penggunaan merek terkenal yang sering dipakai untuk memproduksi
Citra merek berpengaruh dalam niat membeli suatu produk bagi konsumen
banyak konsumen mementingkan citra merek dalam memilih produk. Citra merek
yang baik menunjukan kualitas dari produk tersebut. Citra suatu produk terkenal
juga mempengarui niat membeli konsumen terhadap produk palsunya. Jadi citra
produk selanjutnya, begitu juga dengan produk palsu yang menyerupai produk
merek terkenal. Merek tersebut sangat dipercaya konsumen dengan kualitas yang
tiruan\imitasi dari barang yang asli (original). Kata KW berasal dari kualitas yang
Maka dari itu, seringkali merek dipalsukan karena nilai ekonomisnya yang
sangat tinggi sehingga mengakibatkan pemilik merek yang asli merasa dirugikan
dan jatuhnya reputasi merek yang telah dibangun dengan susah payah dan biaya
yang tidak sedikit. Namun, tidak hanya kepentingan pemilik merek asli saja yang
dirugikan, tetapi konsumen juga merasa dirugikan karena membeli produk yang
tidak sesuai dengan ekspekstasinya sebagai timbal balik dari pembayaran yang
konsumen kita dapat mengetahui apa penyebab konsumen ingin membeli produk
palsu. Kita ambil saja contohnya merek sepatu converse. Merek sepatu converse
dikenal dikalangan anak muda dengan harga menengah keatas, dari hal tersebut
6
banyak produsen yang menyalahgunakan merek tersebut dengan membuat produk
bermerek dengan harga yang relatif murah, hal seperti inilah yang mendorong
konsumen sering melakukan pembelanjaan. Dalam hal ini, produk palsu dapat
tentang merek. Namun tetap saja para produsen tidak menaati ketentuan yang
berlaku karena melihat adanya minat konsumen yang tinggi terhadap barang palsu
yang harganya jauh lebih murah dari pada barang asli dan juga undang-undang
yang di terapkan pemerintah tidak memiliki efek jera yang setimpal dengan hasil
yang di dapat sehingga para pelaku tidak takut untuk melakukan kecurangan
yang mana dalam ketentuan Pasal 100 Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 yang
menyatakan bahwa setiap orang yang dengan tanpa hak menggunakan merek yang
sama pada keseluruhannya dengan merek terdaftar milik pihak lain untuk barang
pidana penjara dan/atau pidana denda. Namun masih saja banyak pelaku usaha
yang memproduksi barang dengan memakai merek yang sudah terdaftar atau
merek palsu yang nantinya akan diedarkan di pasar-pasar selain itu merugikan
7
pemerintah (pajak), investor atau pemegang merek. Pasal 100 Undang-Undang
No 20 tahun 2016 menyatakan bahwa Setiap Orang yang dengan tanpa hak
milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diproduksi dan/atau
dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (Dua miliar rupiah).
para pekerja dan konsumen, sebagai pengguna meskipun mereka secara langsung
dapat membedakan merek terkenal asli dengan merek terkenal palsu tetapi mereka
tidak menghiraukan demi menunjang gaya hidup, keadaan seperti inilah yang
kepercayaan pihak asing atau investor terhadap jaminan perlindungan merek yang
perlindungan hak atas merek yang diberikan oleh pemerintah Indonesia dalam hal
hubungan dagang selain itu kerugian juga dialami dari sisi pekerja.
Pemerintah dalam mengawasi produk palsu harus melihat dalam sisi penegakan
8
hanya mencederai persaingan usaha dan melukai hak konsumen, barang-barang
palsu yang umumnya berasal dari dalam negeri sendiri maupun dari luar negeri
ataupun kota-kota besar yang ada di Indonesia. Singaraja merupakan ibu kota
kabubaten Buleleng. Kota singaraja adalah salah satu contoh kota yang
membuat terhambatnya daya kreativitas dan inovasi generasi muda. Selain itu
pemalsuan atau peniruan merek juga akan berdampak kepada kekacauan di bidang
perekonomian bangsa kita yang mayoritas terdiri dari usaha kecil dan menengah
negeri maupun swasta, serta pemalsuan juga akan membuat hak-hak yang terdapat
Kasus yang akan diangkat dalam skripsi ini adalah Fenomena yang sedang
terkenal (luxrury good) tetapi barang yang beredar adalah barang bermerek
terkenal palsu seperti baju (sepatu (Nike, Adidas, Converse) dan lainnya yang
bermerek palsu memang terletak pada harganya yang jauh lebih murah berkisar
Rp. 50.000 -Rp. 350.000 dibandingkan dengan harga aslinya yakni yang berkisar
9
Pasar Anyar Singaraja yang merupakan pasar kota Singaraja menyediakan
barang dan harga murah yang menarik banyak peminat dari kalangan menengah
sepatu, jam dan yang lainnya menjual barang-barang merek palsu. Peredaran
barang palsu dianggap dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup sosial masyarakat
oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng. Oleh karena itulah, peneliti sangat tertarik
Merek dan Indikasi Geografis. Untuk itulah, Penulis menuangkan tulisan ini
10
Dari latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan
sebagai berikut :
hukum.
pembahasan masalah tidak terlalu luas. Penulis membatasi masalah yang akan
Undang Nomor 20 Tahun 2016 terkait pemasaran merek terkenal palsu di Pasar
Berdasarkan latar belakang yang terurai tersebut di atas maka penulis menarik
11
1. Faktor apa yang mempengaruhi sehingga terjadi pemalsuan dan predaran
barang palsu di Pasar Anyar Singaraja?
2. Bagaimanakah Implementasi Ketentuan Pidana sebagaimana diatur dalam
Pasal 100 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 terkait pemalsuan merek
terkenal di Pasar Anyar Singaraja?
1.5 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini berguna baik secara teoritis maupun secara praktis, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
12
IMPLEMENTASI PASAL 100 UNDANG UNDANG NOMOR 20 TAHUN
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
ilmu hukum.
b. Bagi Masyarakat
terhadap merek.
c. Bagi Pemerintah
maupun konsumen.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
suatu peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya.
Secara sederhana HKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten Dan Hak Merk.
Namun jika dilihat lebih rinci HKI merupakan bagian dari benda (Saidin :
Intellectual Property Right. Istilah tersebut terdiri atas tiga kata kunci, yaitu
merupakan kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir seperti
teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan
sesuatu atas kekayaan intelektual tersebut, yang diatur oleh norma-norma atas
hukum-hukum yang berlaku (Sutedi, 2009 : 38). Jadi dapat disimpulkan bahwa
Hak Kekayaan Intelektual atau disingkat “HKI” adalah hak yang timbul atas
hasil olah pikir otak manusia yang menghasilkan suatu produk atau proses yang
berguna untuk manusia. Secara umum dapat dikatakan bahwa obyek yang
diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena
14
Haki juga melindungi merek (sebagai contoh nama atau symbol yang
sedang membeli sesuatu yang dibuat oleh perusahaan yang telah menemukan
peruhaan untuk menuntut orang-orang yang telah meniru merek mereka tanpa
izin (Lindsey,2013:3).
Ruang limgkup yang telah diatur dalam perstujuan TRIPs (Trade Related
2. Merek
3. Indikasi geografis
5. Paten
15
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri
Sirkuit Terpadu
Tanaman..
gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk dua
dimensi dan atau tiga dimensi, suara hologram, atau kombinasi dari dua atau
lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan atau jasa yang diproduksi
oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan atau jasa
Merek 15/2001 diberikan suatu definisi tentang merek, yaitu tanda yang berupa
dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
16
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai merek, dapat diartikan bahwa
merek merupakan sebuah tanda dari barang atau jasa yang diproduksi oleh
seseorang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa
Hak atas Merek merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh Negara
kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka
Subyek Hak Merek adalah pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum
Merek untuk jangka waktu tertentu menggunakan sendiri merek tersebut atau
membuat izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau
badan hukum. Pemilik merek dapat terdiri satu orang, atau bersama-sama atau
badan hukum (Sudarto Gautama, 1992 : 54-55). Hak khusus tersebut bukan
tetapi karena diberikan negara kepada pemilik merek yang telah melakukan
pendaftaran mereknya. Negara tidak akan memberikan hak-hak atas merek, jika
tidak melalui proses pendaftaran terlebih dahulu. Penggunaan hak atas merek
tidak bebas waktunya, melainkan hak itu dibatasi dengan jangka waktu tertentu
Merek sebagai hak atas kekayaan intelektual pada dasarnya adalah sebagai
tanda untuk mengidentifikasi asal barang dan jasa dari suatu perusahaan dengan
barang atau jasa perusahaan lain. Merek juga sebagai ujung tombak
perdagangan barang dan jasa karena melalui merek, pengusaha dapat menjaga
17
dan memberikan jaminan akan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan dan
mencegah tindakan persaingan yang tidak jujur dari pengusaha lain yang
kepada konsumen mengenai barang atau jasa yang dihasilkan oleh pengusaha.
dalam rangka pendistribusian barang atau jasa membuat merek semakin tinggi
jasa yang dihasilkannya. Hal tersebut yang menjadikan merek selalu unggul
asing, yang belum terdaftar kemudian didaftarkan oleh pihak yang tidak berhak.
Akibatnya permohonan pendaftaran pemilik merek yang asli ditolak oleh kantor
merek setempat karena dianggap serupa dengan merek yang sudah terdaftar
Pemalsuan Merek dapat terjadi ketika suatu produk palsu atau produk
merek dapat dikatakan sebagai kejahatan ekonomi, karena para pemalsu merek
tidak hanya menipu dan merugikan konsumen dengan produk palsunya namun
18
Pelanggaran merek yang mirip dengan pemalsuan merek adalah peniruan
label dan kemasan produk. Bedanya, pada pemalsuan merek label atau kemasan
produk yang digunakan adalah tiruan dari yang aslinya, sedangkan pada
namanya sendiri. Pelaku peniruan ini bukanlah seorang kriminal, tetapi lebih
produk pesaing atau menggunakan merek yang begitu mirip sehingga dapat
mengenai tata caranya juga dijelaskan dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia No. 67 Tahun 2016 tentang Pendaftaran Merek. Berikut ini
melalui kuasa;
19
4. Nama negara dan tanggal permintaan merek yang pertama
sisi.
e. Kelas barang dan/atau kelas jasa serta uraian jenis barang dan/atau jenis
jasa.
20
Merek Palsu adalah merek tiruan\imitasi dari merek yang asli (original).
Kata KW berasal dari kualitas yang konotasinya imitasi atau tiruan awalnya
istilah KW digunakan untuk membedakan barang asli dan barang palsu yang
sampai ada istilah KW yang jelek karena sudah jauhdari kualitas asli
produk tiruan lainnya, seperti HP, jam tangan, baju bermerek dan
Merek terkenal atau well known makr.merek terkenal memiliki reputasi tinggi
negeri.
21
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa pelanggaran atas
hak merek terjadi ketika suatu merek, biasanya merek terkenal asing, yang
kantor merek setempat karena dianggap serupa dengan merek yang sudah
merek berlaku adanyan sanksi pidana, sebagaimana diatur dalam Pasal 100-
Pasal 100 :
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek yang sama
miliar rupiah).
22
3. Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), yang jenis barangnya mengakibatkan gangguan
rupiah).
Pasal 101 :
milik pihak lain untuk barang dan/atau produk yang sama atau sejenis
milik pihak lain untuk barang dan/atau produk yang sama atau sejenis
Pasal 102 :
atau patut diduga mengetahui bahwa barang dan/atau jasa dan/atau produk
Pasal 100 dan Pasal 101 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
23
(satu) tahun atau denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
tidaknya penegakan hukum suatu aturan hukum tergantung tiga unsur sistem
undangan dan budaya hukum merupakan hukum yang hidup (living law) yang
24
Dalam teori ini terdapat adagium yang menyatakan “fiat justitia et
ditegakkan. Hukum tidak dapat berjalan atau tegak bila tidak ada aparat
dengan aparat penegak hukum yang baik maka keadilan hanya angan-
peraturan sudah baik, tetapi kualitas penegak hukum rendah maka akan
5-6):
“To begin with, the legal sytem has the structure of a legal system
consist of elements of this kind: the number and size of courts; their
jurisdiction…Strukture also means how the legislature is
organized…what procedures the police department follow, and so
on. Strukture, in way, is a kind of crosss section of the legal
system…a kind of still photograph, with freezes the action.”
Struktur dari sistem hukum terdiri atas unsur berikut ini, jumlah dan
25
berwenang mereka periksa), dan tata cara naik banding dari pengadilan
ditata, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh presiden,
prosedur ada yang diikuti oleh kepolisian dan sebagainya. Jadi struktur
2. Substansi Hukum
mencakup hukum yang hidup (living law), bukan hanya aturan yang ada
26
peraturan-peraturan yang tertulis sedangkan peraturan-peraturan yang
hukum jika tidak ada aturan yang mengaturnya”. Sehingga bisa atau
undangan.
3. Budaya Hukum
27
kaitannya dengan kesadaran hukum masyarakat. Semakin tinggi
baik dan dapat merubah pola pikir masyarakat mengenai hukum selama
2001:8).
Hubungan antara tiga unsur sistem hukum itu sendiri tak berdaya,
adalah apa yang dikerjakan dan dihasilkan oleh mesin, sedangkan kultur
hukum adalah apa saja atau siapa saja yang memutuskan untuk
28
in other word, is the climinate of social thought and social force
wich determines how law is used, avoided, or abused”.
Kultur hukum menyangkut budaya hukum yang merupakan sikap
penegakan hukum tidak akan berjalan secara efektif (Putri dkk, 2017:4).
sosial tidak lain hanya merupakan ide-ide yang ingin diwujudkan oleh
ke dalam praktek hukum, atau dengan kata lain, jaminan akan adanya
penegakan hukum (law enforcement) yang baik (Fuady, 2003 : 40). Jadi
2002 : 97).
bahwa berbicara soal hukum pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari
29
struktur dan kultur hukum. Kesemuanya itu sangat berpengaruh
BAB III
METODE PENELITIAN
satu komponen penentu sebagai suatu syarat metode yang dipergunakan untuk
pencarian data karya tulis ini adalah metode penelitian. Secara harfiah metode
diartikan suatu jalan yang harus ditempuh sebagai penyelidikan atau penelitian
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni, yang bertujuan untuk
2013 : 17).
30
teori dan prakteknya” (Surachmad, 1970 : 56). Menurut Soetrisno Hadi yang
dimaksudnya ialah agar menjaga ilmu pengetahuan yang dicapai dari suatu
reaserch dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya (Hadi, 1979 : 4).
Penelitian yang akan penulis angkat adalah penelitian hukum empiris. Salah
satu ciri penelitian hukum empiris yakni penelitian dilakukan beranjak dari
adanya kesenjangan antara das sollen dan das sein. Das sollennya adalah Pasal
Geografis dan sedangkan Das sein dalam penelitian ini adalah beredarnya
hukum empiris, hukum dikonsepkan sebagai suatu gejala empiris yang dapat
identifikasi hukum
yang diharap mampu memberi kejelasan uraian dari suatu substansi karya
ilmiah. Berdasarkan pada rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang
31
1. Pendekatan perundang-undangan (statue approach) adalah pendekatan
sedang dihadapi.
Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini bersumber dari data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang bersumber dari penelitian
langsung di lapangan, yaitu suatu data yang di peroleh langsung dari sumber
pertama di lapangan yaitu baik dari responden maupun informan. Dalam Hal ini
lokasi yaknni Dirjen HKI, dan tempat-tempat yang menjual sepatu palsu di Pasar
Anyar Singaraja.
(autoritatif). Bahan hukum tersebut terdiri dari : UUD tahun 1945, Pasal
32
2. Bahan Hukum Sekunder adalah bahan hukum yang erat hubungannya
dengan Merek.
dalam penjualan merek terkenal palsu yang ada di Pasar Anyar Singaraja.
b. Teknik Studi Dokumen adalah teknik awal yang digunakan dalam setiap
Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Hak Merek dan Indikasi Geografis
33
sepatu di Pasar Anyar Singaraja mengenai merek terkenal palsu yang
Teknik yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik non probability
sampling yang memberikan peran yang sangat besar dalam penelitian untuk
penentuan pengambilan sampel. Dalam hal ini tidak ada ketentuan pasti berapa
sampel yang harus diambil agar dapat mewakili populasinya. Teknik cara sampel
ini diterapkan apabila data tentang populasinya sedikit. (Suratman dan Philips
pemilik penjual merek terkenal palsu yang ada di Pasar Anyar Singaraja.
Bentuk dari non probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling yang sampelnya dipilih atau di tentukan sendiri, yang
pertimbangan kebutuhan data penelitian, subyek dari penelitian ini terdiri dari:
a) Dirjen HKI
b) Dinas Perdagangan
c) Pemilik dari toko sepatu yang menjual sepatu tiruan di kota Singaraja.
34
digunakan untuk menjawab permasalahan yang timbul dalam proposal ini.
bebagai variabel sosial. Studi ini disifatkan sebagai ekplorasi, jadi tidak bertujuan
(Burhan, 2011:69). Segala sesuatu yang dinyatakan responden, baik secara tertulis
maupun lisan serta perilaku nyata yang dipelajari dan diteliti sebagai sesuatu yang
utuh. dengan mengambil kesimpulan berdasarkan pemikiran yang logis dari hasil
wawancara dengan para informan maupun dari data yang di peroleh dari studi
35
36
BAB IV
adalah 1.364,73 km2 dan pantai sepanjang 157,05 km. Kabupaten Buleleng
sendiri terletak di bagian utara Pulau Bali yang berbatasan dengan Laut
kecamatan yang ada di Kabuapten Buleleng. Salah satu pasar yang ada di
intelektual;
intelektual;
5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan
(disdagperin.bulelengkab.go.id):
perlindungan konsumen.
perdagangan, perindustrian,kemetrologian.
Perindustrian.
bidang, yaitu sub Unit 1 Pidum, Unit II Tipiter dan Harda, Unit III Tipikor,
A. KASAT RESKRIM
Bertugas dan bertanggung jawab tentang segala sesuatu dalam lingkup
pelaksanaan tugas SATUAN RESERSE:
1. Melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan masalah-masalah
Perencanan, Pengorganisasian, dan control terhadap tugas anggota.
2. Melakukan koordinasi dengan kesatuan lain dan instansi samping.
3. Melakukan supersif staf.
4. Mengendalikan tugas-tugas yang bersifat khusus terutama operasi
yang dibebankan.
B. Kaur Bin Ops RESKRIM
1. Membantu Kasat Reskrim melakukan pengawasan terhadap anggota
Unit Reskrim, Urmindik, Urmin, Ur Tahti dan Ur Indentifikasi.
2. Membantu kasat Reskrim dalm menyiapkan administrasi, formulir-
formulir yang ditentukan untuk pelaksanaan tugas anggota reskrim.
3. Membantu kasat Reskrim menjamin ketertiban dan ketentuan
pengisian formulir-formulir, register-register penyidikan.
4. Memberikan input data kepada Kasat Reskrim melalui Urmidik,
Urmin, Ur Tahti, Ur Indentifikasi dalam Pulahjianta.
5. Membantu kasat reskrim dalam melancarkan, mengontrol
menertibkan petunjuk cara pengisian register yang dibutuhkan
untuk administrasi penyidikan.
C. TUGAS POKOK KA UNIT
1. Melaksanakan pemanggilan, pemeriksaan dan pemberkasan kasus
atau tindak pidana yang akan atau sedang atau telah terjadi.
2. Menertibkan daftar pencarian orang maupun barang guna
pencarian/penyelidikan.
3. Memyelesaikan semaksimal mungkin kasus-kasus yang sedang
ditangani dan bekerjasama dengan unbin ops dalam pemanggilan,
SPDP dan administrasi lain.
4. Melakukan pemberkasan perkara dan mengajukan kepada Ur Bin
Ops untuk dikoreksi dan dikirim kekejari.
5. Menyiapkan data-data yang ditangani.
Buleleng sendiri banyak penjual yang menjual barang palsu, namun belum
tersebut perlu adanya pengaduan dari pihak yang dirugikan. Jika kita
masyarakat.
ini sebagaimana bisa kita lihat dengan mata telanjang baik itu yang ada
merek terkenal asing tetapi dengan kualitas palsu atau KW. Oleh karena
barang palsu lebih mudah karena tidak seperti barang asli yang
membedakan mana barang asli dan mana yang palsu atau KW.
tersedianya alat-alat dan bahan untuk membuat sama seperti yang asli.
masyarakat lebih suka dan tertarik dengan barang palsu karena kami
merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa yang
berikut.
Resor Buleleng sebagai berikut, bahwa selama ini belum adanya laporan
tersebut termasuk salah satu dalam delik aduan. Memang benar jika kita
lihat dalam praktiknya di lapangan, banyak kios atau ruko yang ada di
Pasar Anyar Singaraja yang menjual barang dengan merek palsu. Sehingga
maret 2020)..
yang juga menyatakan bahwa sebagai pihak yang bergerak dalam bidang
perdagangan, kami tidak bisa memberikan kebijakan yang tegas baik itu
dalam bentuk sanksi maupun denda terhadap para pelaku usaha yang
Merek serta para pedagang juga mengetahui bahwa barang yang mereka
jual merupakan barang palsu atau barang yang tidak memiliki lisensi
terkait Hak Merek, akan tetapi para pedagang tetap menjual barang palsu
murah untuk dijual kembali untuk mendapat keuntugan yang lebih tinggi.
Selain hal tersebut para pedagang juga enggan untuk mengurus ijin atau
lisensi terhadap barang yang mereka jual karena memerlukan biaya yang
4.3 Pembahasan
digunakan untuk membayar upah tenaga kerja atau buruh yang bekerja
mengancam buruh yang bekerja di sektor industri pakaian dan barang dari
620,2 miliar, industri farmasi dan kosmetika sebesar Rp 268,4 miliar serta
(http://ipnews.acaciapat.com).
umumnya berasal dari dalam negeri sendiri maupun dari luar negeri akan
masyarakat.
barang palsu lebih mudah karena tidak seperti barang asli yang untuk
ekonomisnya yang sangat tinggi. Akibatnya pemilik merek yang sah atas
dengan susah payah dan biaya tidak sedikit. Namun, tidak hanya
dilakukan (Kurnia,2011:99).
Sektor perdagangan dunia, Indonesia sering diserbu barang palsu
minded) dan tingkat konsumtif akan gaya hidup yang tinggi dalam
karena gengsi seseorang terletak pada barang yang dipakai atau jasa
pula
status sosial, apalagi merek itu terkenal yang merupakan produk asli
yang sulit didapat dan dijangkau oleh kebanyakan orang dapat menjadi
Singaraja
mengenai berjalan atau tidaknya suatu peraturan itu pada suatu wilayah
tertentu. Oleh karena itulah tolak ukur dari efektifnya suatu peraturan itu
diukur dari keseimbangan antara hukum yang sedang berlaku dengan fakta
yang terjadi di lapangan, dengan kata lain keseimbangan antara das solen
artinya suatu peristiwa tidak bisa dilakukan penegakan hukum, jika belum
Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis dalam Pasal 100 hingga
Pasal 100 :
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak menggunakan Merek yang sama
miliar rupiah).
ayat (1) dan ayat (2), yang jenis barangnya mengakibatkan gangguan
kesehatan, gangguan lingkungan hidup, dan/atau kematian manusia,
rupiah).
Pasal 101 :
milik pihak lain untuk barang dan/atau produk yang sama atau sejenis
milik pihak lain untuk barang dan/atau produk yang sama atau sejenis
Pasal 102 :
atau patut diduga mengetahui bahwa barang dan/atau jasa dan/atau produk
Pasal 100 dan Pasal 101 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) tahun atau denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
pelanggaran merek :
atau kemiripan pada pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lain
dilindungi sebelumnya.
dalam mana seseorang untuk menarik para langganan orang lain kepada
hak merek dapat ditemui dengan mudah di okum setiap sudut Pasar yang
(Kusuma, 2014:18).
Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis ini, secara
konkret menandakan adanya kesenjangan antara das sollen dengan das sein
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
di Kabupaten Buleleng.
DAFTAR PUSTAKA :
Buku :
Ali, Zainudin. 2009. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
Amirudin dan Zainal. 2014. Pengantar Metode Penelitian Hukum.Jakarta: PT.
Raja Grafika Persada
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Predana Media
Group.
Damian, Edy. 2003. Hak Kekayaan Intelektual. Bandung: PT. Alumni.
Friedman, M. Lawrence. 2009. Sistem Hukum: Perspektif Ilmu Sosial (The Legal
System A Social Science Perspective). Bandung: Nusa Media.
Hadi, Prasetyo Purwandoko. 1997. Hak Kekayaan Intelektual. Yoyakarta: Buku
Biru.
Hariyani, Iswi. 2017. Buku Pintar HaKI dan Warisan Budaya. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Ibrahim, Jhony. 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang:
Banyu Media.
Jened, Rahmi. 2015. Hukum Merek (Trademark Law). Jakarta: PT Kharisma Putra
Utama
Laksana. 2019. Himpunan Lengkap Undang-Undang Hak Cipta, Paten, Merek
dan Indikasi Geografis, Serta Hak Kekayaan Intelektual. Tanggerang: Tim
Redaksi.
Lindsey, dkk. 2013. Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar. Bandung: PT
Alumni.
Saidin. 2016. Buku Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta: Rajawali
Press.
Suratman dan Philips Dhillah. 2015. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Alfabeta.
Sunggono, Bambang. 2012. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Sutedi, Adrian. 2013. Hak Atas Kekayaan Intelektual. Jakarta: Sinar Grafika