Anda di halaman 1dari 7

BELAJAR DAN BERBAGI – Artikel September - 2017

Batasan Nilai kVARH Agar Tidak Kena Denda PLN

Apa hubungan Daya Reaktif kVAR dengan Faktor


Daya dan berapa batasan nilai kVARH agar tidak
kena denda PLN ?

Sebagai kompensasi terhadap kerugian PLN yang diakibatkan karena pelanggan B memakai arus
yang lebih besar untuk daya yang sama, maka PLN memberlakukan denda untuk kelebihan
pemakaian kVAR tersebut.
Kenapa jadi kelebihan pemakaian kVAR yang didenda, sementara yang menyebabkan kerugian
PLN adalah faktor daya pelanggan B yang rendah ?

Penjelasannya adalah sebagai berikut :

Pada segitiga daya diatas, disebutkan Cos Ø adalah faktor daya dimana nilainya merupakan
Cosinus sudut Ø yang besarnya sudut Ø tersebut akan bertambah bila garis vector kVAR
bertambah panjang dan akan mengecil bila garis vector kVAR berkurang.

Untuk mencari nilai kVAR dari pelanggan B, kembali kita gunakan rumus segitigadaya diatas,
yaitu :

S = √( P2 + Q2 )

Pada pelanggan B, untuk 1.5 kW arus yang diserap adalah 9.74 A, sehingga S (VA) adalah :

S = VxI
S = 220 x 9.74
S = 2142 VA

Sehingga nilai Q (kVAR) didapat :

S = √( P2 + Q2 )
Q = √( S2 - P2 )
Q = √( 21422 - 15002 )
Q = 1529 VAR atau 1.52 kVAR

Total pemakaian kVAR pelanggan B dalam sebulan (kVARH) adalah :

1.52 kVAR x 8 jam x 30 hari = 364.8 kVARH.


Halaman | 1
BELAJAR DAN BERBAGI – Artikel September - 2017

Batas kVAR yang dibolehkan oleh PLN adalah pada faktor daya 0.85, jadi pemakaian kVAr yang
dibatasi PLN adalah :

P = V x I x Cos Ø
I = P / (220 x Cos Ø)
I = 1.5 kW / (220 x 0.85)
I = 8A

S (kVA) pelanggan B pada 0.85 adalah :

S = VxI
S = 220 x 8
S = 1760 VA atau 1.76 kVA

Maka kVAR pelanggan B pada Cos Ø 0.85 adalah

S = √( P2 + Q2 )
Q = √( S2 - P2 )
Q = √( 17602 - 15002 )
Q = 920.6 VAR atau 0.9 kVAR

Total batasan pemakaian kVAR pelanggan B dalam sebulan (kARH) adalah :

0.9 kVAR x 8 jam x 30 hari = 221 kVARH

Jadi kelebihan pemakaian kAVRH pelanggan B adalah sebesar :

364.8 kVARH – 221 kVARH = 143.8 kVARH

Kelebihan sebesar 143.8 kVARH inilah yang dibebankan oleh PLN ke pelanggan B.
Bila tarif denda pemakaian kelebihan kVARH adalah Rp. 1000/kVARH, maka pelanggan B akan
dikenai denda kVARH sebesar :

143.8 kVARH x Rp. 1000/kVARH = Rp. 143.800

Sekarang terlihat, pelanggan A lebih beruntung dari pelanggan B, karena disamping membayar
pemakaian energi listrik kWH juga pelanggan B dikenai denda karena memakai lebih kVARH dari
yang dibatasi.
Dari penjelasan diatas dapat dilihat hubungan faktor daya dengan kVAR dan batas pemakaian
kVARH untuk setiap pelanggan.

Halaman | 2
BELAJAR DAN BERBAGI – Artikel September - 2017

Akibat Yang Ditimbulkan Dari Kelebihan Pemakaian Daya Reaktif

Salah satu akibat dari kelebihan pemakaian daya telah dibahas sebelumnya yaitu dikenai denda
oleh PLN. Disamping itu ada hal lain yang sangat merugikan akibat kelebihan pemakaian kVARH
ini, yaitu :

1. Pemanfaatan Kontrak Daya dengan PLN tidak maksimal

Pada contoh sebelumnya telah dijelaskan bahwa pelanggan A untuk beban 1.5 kW hanya
menyerap arus sebesar 8 A atau menggunakan kontraknya sebesar :

kVA (S) = V x I
kVA (S) = 220 x 8 = 1760 VA dari kontrak 2200 VA

sehingga masih ada sisa yang bisa dimanfaatkan sebesar

2200 – 1760 = 240 VA

Sementra pelanggan B untuk beban yang sama telah menyerap arus sebesar 9.74 A atau
menggunakan kontraknya sebesar :

kVA (S) = V x I
kVA (S) = 220 x 9.74 = 2142 VA dari kontrak 2200 VA

sehingga sisa yang bisa dimanfaatkan hanya sebesar :

2200 – 2142 = 58 VA

Dari perhitunganterlihat, semakin bagus nilai faktor daya dengan kata lain semakin kecil pemakaian
kVAR maka kita bisa memaksimalkan kontrak daya dengan PLN.

2. Timbulnya rugi-rugi akibat pemakaian arus yang lebih besar

Seperti kita ketahui, semakin besar arus yang mengalir pada suatu penghantar, maka semakin
besar rugi - rugi yang ditimbulkan disepanjang penghantar tersbut.

Rugi - rugi yang ditimbulkan pada jaringan tersebut akan menjadi daya tambahan pada pelanggan
yang akan menambah beban biaya tagihan pelanggan itu sendiri.

3. Kapasitas Transformator menjadi lebih besar

Halaman | 3
BELAJAR DAN BERBAGI – Artikel September - 2017

Pada pelanggan industri yang memiliki transformator sendiri, dengan rendahnya fakor daya maka
kapasitas transformator yang digunakan akan mejadi lebih besar, hal ini telah dijelaskan pada pada
Artikel Kapasitas Transformator dan kemampuan beban yang disuplaynya.

Untuk penjelasan lebih lengkap terkait akibat yang ditimbulkan dari kelebihan pemakaian daya
reaktif dapat dilihat pada artikel Kerugian akibat Rendahnya Faktor Daya ( Power Faktor ).

Bagaimana Cara Mengurangi Pemakaian Daya Reaktif ?

Setelah kita mengetahui kerugian akibat kelebihan pemakaian daya raktif, maka perlu dilakukan
usaha untuk mengurangi pemakaianannya.
Sebuah instalasi listrik pasti memerlukan daya reaktif. Peralatan - peralatan tertentu memerlukan
daya reaktif untuk beroperasi.

Bila kebutuhan daya reaktif tersebut besar dan tidak disediakan oleh pelanggan, maka daya reaktif
dari PLN yang akan diserap oleh peralatan tersebut.

Sehingga bila melebihi batas yang ditetapkan oleh PLN, maka pelanggan tersebut akan
dikenai biaya pemakaian kelebihan daya reaktif.

Untuk mengurangi pemakaian daya reaktif dari PLN tersebut adalah dengan cara memperbaiki nilai
faktor daya dari instalasi yang terpasang.

Cara memperbaikinya adalah dengan memasang capasitor bisa dengan nilai yang konstan ( fix
capacitor ) ataupun variable capacitor yand diatur melalui Capacitor Bank.

Besar atau kecilnya Capacitor tersebut berada dalam satuan kVAR. kVAR inilah yang nantinya
menyuplai kebutuhan daya reaktif peralatan, sehingga tidak lagi menggunakan daya reaktif
dari PLN.

Metode untuk meningkatkan faktor daya tesebut ada beberapa cara, seperti berikut :

1. Metode Praktis 0.86

Ini merupakan cara paling gampang untuk menetukan daya reaktif.


Jika nilai faktor daya dan kebutuhan daya reaktifnya sebuah instalasi tidak diketahui, cukup
menggunakan metode 0.86 ini.

Nilai 0.86 adalah faktor daya yang aman dari denda PLN.

Contoh :

Jika instalasi pelanggan hanya diketahui kontraknya saja yaitu 10 kVA.


Untuk kebutuhan kVAR nya adalah :

Halaman | 4
BELAJAR DAN BERBAGI – Artikel September - 2017

kVAR (Q) = 10 kVA x 0.5 x (2/3) = 3.33 kVAR

Rumus praktis ini berdasarkan hitungan sebagai berikut :

Cos Ø = 0.86

Sehingga

o
Ø = Arc Cosinus 0.86 ( Invers dari Cos ) = 30
Sin Ø = Sin 30 = 0.5
kVAR (Q) = 10 kVA x 0.5
kVAR (Q) = 5kVAR x 2/3 = 3.33 kVAR

Jadi daya reaktif (kVAR) 1/3 diambil dari PLN sehigga kita tidak memakai lebih dan tidak kena
denda dan 2/3 nya kita sediakan sendiri berupa Capacitor tambahan yang terpasang diinstalasi.

2. Metode Tagihan Bulanan

Nilai kVAR yang disediakan didapat dari besarnya denda pemakaian kVARH yang dikenai PLN.
Hal ini dapat dilihat pada tagihan listrik yang dibayarkan setiap bulannya. Bila pada tagihan pada
bulan tertentu sebuah pelanggan dikenai denda kVARH sebesar 800 kVARH.

Maka rata - rata pemakaian kVAR setiap jam oleh pelanggan tersebut adalah :

= 8000 kVARH : ( 30 hari x 24 jam ) = 11.1 kVAR / jam

Nilai 11.1 kVAR adalah nilai kekurangan kVAR yang harus disediakan agar pelanggan tersebut
tidak dikenai denda setiap bulannya.

Metode ini memerlukan data tagihan PLN setiap bulannya. Sehingga nilai kVAR yang didapat akan
lebih bagus bila kwitansi tagihan PLN dan informasi besarnya denda kVARH setiap bulan dapat
dirata-ratakan dari tagihan selama 5 s/d 10 bulan.

Metode ini hanya untuk menghindari denda kVARH PLN, karena kVAR yang didapat dari
perhitungan diatas hanya untuk mencapai faktor daya 0.86 saja.

Bila diinginkan untuk lebih hemat lagi, agar faktor dayanya bisa diatas 0.86, misalkan 0.9 maka
hitungan praktisnya nilai kVAR tersebut dikalikan 2, sehingga dari perhitungan diatas kVAR yang
ideal adalah :

= 2 x 11.1 kVAR = 22.1 kVAR

3. Metode Pengukuran dan Perhitungan


Halaman | 5
BELAJAR DAN BERBAGI – Artikel September - 2017

Pada metode ini sebuah instlasi pelanggan dilakukan pengukuran dan pengambilan data dengan
peralatan metering, yaitu data daya ( P ), data arus ( I ) dan data tegangan ( V ).
Untuk keakuratan data yang terkumpul, sebaiknya dilakukan beberapa kali pengambilan
pengukuran pada saat jam sibuk, yaitu ketika pemakaian daya full.

Contoh :

Dari hasil beberapa kali pengukuran didapat data rata - rata pada sebuah pelanggan PLN 1 phasa
adalah sebagai berikut :

P = 2 kW
V = 220
I = 15 A

Dengan rumus :

P = V x I x Cos Ø

Didapat faktor daya (Cos Ø) :

Cos Ø = P : ( V x I )
Cos Ø = 2000 : ( 220 x 15 )
Cos Ø = 2000 : 3300 = 0.6

Faktor daya pelanggan didapat sebesar : 0.6

Untuk mencari nilai kVAR dari pelanggan, kembali kita gunakan rumus segitiga daya, yaitu :
2 2
S=√(P +Q )

Untuk 2 kW arus yang diserap adalah 15 A, sehingga S ( VA ) adalah :

S=VxI
S = 220 x 15
S = 3300 VA

Sehingga nilai Q ( kVAR ) didapat :

2 2
S=√(P +Q )
2 2
Q=√(S -P )
2 2
Q = √ ( 3300 - 2000 )

Halaman | 6
BELAJAR DAN BERBAGI – Artikel September - 2017

Q = 2624 VAR atau 2.6 kVAR


Dari hasil pencarian, kVAR yang digunakan oleh pelanggan tersebut adalah : 2.6 kVAR.

Jika pelanggan tersebut ingin memperbaiki faktor dayanya, misalkan menjadi 0.95, maka
kVAR yang dibutuhkan untuk mencapai 0.95 adalah :

Beban adalah sebesar 2 kW, tegangan tetap pada 220 V dan faktor daya 0.95, arus yang
digunakan adalah :

Dengan rumus :

P = V x I x Cos Ø

Dicari arus yang digunakan :

I = P : ( V x Cos Ø )
I = 2000 : ( 220 x 0.95 )
I = 2000 : 209 = 9.56 A

Untuk 2 kW arus yang diserap adalah 9.56 A, sehingga S ( VA ) adalah :

S = VxI
S = 220 x 9.56 S = 2103 VA

Sehingga nilai Q ( kVAR ) didapat :


2 2
S = √(P +Q )
2 2
Q = √(P -Q )
2 2
Q = √ ( 2103 - 2000 )

Q = 650 VAR atau 0.65 kVAR

Dari hasil pencarian, kVAR yang digunakan oleh pelanggan tersebut adalah : 0.65 kVAR.
Jadi yang harus disediakan oleh pelanggan tersebut agar faktor dayanya naik dari 0.6 ke 0.95
adalah sebesar :

2.6 kVAR – 0.65 kVAR = 1.95 kVAR

Editor : SONNY.S

Sumber :
https://direktorilistrik.blogspot.co.id/2017/01/batasan-nilai-kvarh-agar-tidak-kena-denda-PLN.html
Halaman | 7

Anda mungkin juga menyukai