UNIT III Penerapan Literasi
UNIT III Penerapan Literasi
DI SEKOLAH DASAR
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
BAB I PENGANTAR............................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................................1
B. Tujuan Penyusunan.................................................................................................................4
C. Masalah.....................................................................................................................................4
D. Solusi.........................................................................................................................................5
BAB II IMPLEMENTASI KEGIATAN LITERASI..............................................................................6
A. Persiapan..................................................................................................................................6
B. Pelaksanaan.............................................................................................................................8
Bab III STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN............................................................10
A. Tujuan......................................................................................................................................10
B. Peta Konsep Strategi Literasi dalam Pembelajaran..........................................................10
C. Indikator Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SD.......................................................12
D. Contoh Praktik Pembelajaran Dengan Strategi Literasi di SD.........................................14
E. Pengatur Grafis (Graphic Organizer)...................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................36
i
KATA PENGANTAR
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2014 telah mengeluarkan kebijakan
penataan implementasi Kurikulum 2013 melalui Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Berdasarkan kebijakan
tersebut implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap mulai tahun pelajaran
2014/2015 semester 2 sampai dengan tahun pelajaran 2018/2019.
Sampai dengan tahun pelajaran 2017/2018, Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di 93,892
(60%) sekolah dasar. Selanjutnya, untuk tahun pelajaran 2018/2019 implementasi Kurikulum
2013 diperluas menjadi 53.702 SD atau sekitar 40%. Dengan penambahan jumlah tersebut,
ditargetkan seluruh SD (148,697) telah melaksanakan Kurikulum 2013.
Tahun Pelajaran 2018/2019 akan dilaksanakan pelatihan Kurikulum 2013 dengan
menggunakan perangkat pendukung Kurikulum 2013 yang telah disiapkan serta panduan
teknis Kurikulum 2013. Seluruh perangkat tersebut merupakan revisi modul tahun 2017 dan
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman secara teknis tentang kebijakan dan substansi
Kurikulum 2013, meningkatkan kompetensi pelaksana Kurikulum 2013, dan meningkatkan
kompetensi guru dalam merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran dan penilaian
di sekolah.
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
menuntut guru untuk melakukan penguatan karakter siswa yang menginternalisasikan nilai-
nilai utama PPK yaitu relijiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong-royang dan integritas
dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu, untuk membangun
generasi emas Indonesia, maka perlu dipersiapkan peserta didik yang memiliki keterampilan
Abad 21 seperti khususnya keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah (critical
thinking and problem solving skills), keterampilan untuk bekerjasama (collaboration skills),
kemampuan untuk berkreativitas (creativities skills), dan kemampuan untuk berkomunikasi
(commnication skills).
PPK merupakan platform pendidikan nasional yang memperkuat Kurikulum 2013. Modul
Pelatihan Kurikulum 2013 ini telah mengintegrasikan tiga strategi implementasi PPK yaitu
pendidikan karakter berbasis kelas, pendidikan karakter berbasis budaya sekolah, dan
pendidikan karakter berbasis masyarakat sehingga implementasi Kurikulum 2013 menjadi
bagian integral dalam penguatan pendidikan karakter, kecakapan literasi, dan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills/HOTS).
Kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan dan revisi naskah modul pelatihan Kurikulum
2013. Disadari bahwa naskah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan masukan
sangat diperlukan untuk penyempurnaan naskah lebih lanjut. Besar harapan kami semoga
naskah modul ini dapat berguna dan membantu peningkatan mutu pendidikan melalui
Kurikulum 2013.
Jakarta, Januari 2018
Direktur Pembinaan SD
Wowon Widaryat
ii
NIP. 195801251981031002
iii
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang
Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik
dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku
sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik di rumah maupun di
lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi pada awalnya
dimaknai 'keberaksaran' dan selanjutnya dimaknai 'melek' atau 'keterpahaman'. Pada
langkah awal, “melek baca dan tulis" ditekankan karena kedua keterampilan berbahasa
ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal.
Peta jalan Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud (2017) mendefinisikan literasi
sebagai:
a. suatu rangkaian kecakapan membaca, menulis, dan berbicara, kecakapan berhitung,
dan kecakapan dalam mengakses dan menggunakan informasi;
b. sebagai praktik sosial yang penerapannya dipengaruhi oleh konteks;
c. sebagai proses pembelajaran dengan kegiatan membaca dan menulis sebagai
medium untuk merenungkan, menyelidik, menanyakan, dan mengkritisi ilmu dan
gagasan yang dipelajari; dan
d. sebagai pemanfaatan teks yang bervariasi menurut subjek, genre,dan tingkat
kompleksitas bahasa.
Menurut Word Economic Forum (2016), peserta didik memerlukan 16 keterampilan agar
mampu bertahan di abad XXI, yakni literasi dasar (bagaimana peserta didik menerapkan
keterampilan berliterasi untuk kehidupan sehari-hari), kompetensi (bagaimana peserta
didik menyikapi tantangan yang kompleks), dan karakter (bagaimana peserta didik
menyikapi perubahan lingkungan mereka). Dalam lingkup karakter, penguatan
pendidikan karakter (PPK) di Indonesia mengacu pada lima nilai utama, yakni (1) religius,
(2) nasionalis, (3) mandiri, (4) gotong royong, (5) integritas (Depdikbud, 2016).
Nilai karakter ini dapat terwujud melalui upaya untuk meningkatkan kecakapan
multiliterasi peserta didik pemahaman multiliterasi, dengan fokus pada literasi baca-tulis,
literasi budaya dan kewargaan, literasi sains, literasi numerasi, literasi digital, dan literasi
finansial. Adapun pembelajaran yang bersifat multiliterasi ini memadukan karakter
1
dengan penekanan pada lima karakter PPK di atas serta kompetensi abad ke-21 yang
mengembangkan kreativitas, kecakapan berpikir kritis, kemampuan komunikasi, serta
kolaborasi. Semuanya ini diharapkan dapat menjadi bekal kecakapan hidup sepanjang
hayat. Keterkaitan antara multiliterasi, kompetensi abad ke-21, dan nilai karakter utama
ini adalah sebagai berikut.
2
Indonesia National Assassment Program (INAP) mengevaluasi kemampuan siswa dalam
hal membaca, matematika, dan sains.
Data ini selaras dengan temuan CCSU (2017) terkait negara paling literat di dunia
(World’s Most Literate Nation) yang menempatkan Indonesia pada peringkat 60 dari 61
negara yang disurvei. Survei yang mengukur indeks ketersebaran informasi dan budaya
masyarakat dalam menggunakan informasi melalui surat kabar, informasi digital dan
perpustakaan ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum melek informasi.
Kondisi ini jelas memprihatinkan karena terkait dengan kemampuan kemampuan dan
memahami bacaan sebagai dasar bagi pemerolehan pengetahuan, keterampilan, dan
pembentukan sikap peserta didik. Oleh sebab itu, dibentuklah Satuan Tugas Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) sebagai salah satu alternatif untuk menumbuhkembangkan budi
pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka
menjadi pembelajar sepanjang hayat (Wiedarti dan Kisyani-L. ed., 2016).
Salah satu pelatihan tersebut adalah pelatihan dan/atau penyegaran instruktur Kurikulum
2013. Materi yang disajikan terutama menekankan pada peningkatan keterampilan
mengelola pembelajaran dengan strategi literasi untuk meningkatkan kecakapan
multiliterasi siswa, membentuk karakter, dan mengembangkan kompetensi abad ke-21.
3
Materi penyegaran Kurikulum 2013 ini terwujud dalam bentuk modul, materi presentasi,
dan alat bantu berwujud pengatur grafis yang memandu aktivitas peserta untuk
mendalami dan mengimplementasi strategi literasi dalam pembelajaran. Semua
perangkat ini diharapkan dapat memandu instruktur dan pemangku kepentingan di
jenjang nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah dalam pelaksanaan,
pengembangan, dan penguatan strategi literasi dalam pembelajaran.
B. Tujuan Penyusunan
Tujuan penyusunan materi penyegaran ini adalah untuk:
1. Memberikan inspirasi kepada peserta pelatihan untuk memanfaatkan beragam sumber
belajar, termasuk buku-teks-pelajaran dan buku-nonteks-pelajaran dalam
pembelajaran.
2. Memandu peserta pelatihan menggunakan strategi literasi dalam pembelajaran guna
meningkatkan pemahaman siswa terhadap bacaan, kemampuan berpikir siswa, dan
kecakapan komunikasi siswa.
C. Masalah
Masalah 1
Pengembangan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi
khususnya mengembangkan minat baca belum berjalan secara optimal di sekolah karena
beberapa guru memiliki pemahaman berbeda atau kurang memadai tentang literasi. Guru
seharusnya dapat menjadi teladan yang baik bagi siswanya. Saat guru meminta siswa
membaca, guru pun juga perlu membaca untuk memberi contoh yang baik bagi
siswanya. Tradisi literasi (kemampuan komunikasi yang artikulatif secara verbal dan
tulisan serta kemampuan menyerap informasi melalui bacaan) juga belum tumbuh secara
koheren dalam diri beberapa guru.
Masalah 2
Upaya untuk menyosialisasikan dan meningkatkan kemampuan literasi di sekolah belum
membuahkan hasil yang optimal karena kurangnya pendampingan dan pelatihan untuk
meningkatkan kesadaran dan kemampuan literasi guru. Selain itu, materi ajar dan bahan
bacaan yang tersedia di sekolah belum dimanfaatkan secara optimal untuk
mengembangkan kemampuan literasi siswa.
4
D. Solusi
Guru perlu memahami bahwa upaya pengembangan literasi tidak berhenti ketika anak
dapat membaca dengan lancar. Pengembangan literasi perlu terjadi pada pembelajaran
di semua mata pelajaran melalui upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir analitis,
kritis, kreatif, dan memecahkan masalah. Para guru perlu memasukkan strategi literasi
dalam pembelajarannya. Pengembangan kemampuan literasi di sekolah akan membantu
meningkatkan kemampuan belajar siswa. Penggunaan bacaan atau bahan ajar yang
bervariasi, disertai dengan perencanaan yang baik dalam kegiatan pembelajaran
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa.
5
BAB II IMPLEMENTASI KEGIATAN LITERASI
Penumbuhan literasi di sekolah dapat dilakukan melalui kegiatan rutin dan kegiatan
insidental. Kegiatan tersebut dilakukan dalam tiga tahapan literasi yaitu tahap pembiasaan,
pengembangan dan pembelajaran. Agar dapat melaksanakan tiga tahapan literasi tersebut
diperlukan kegiatan persiapan, sebagai berikut.
A. Persiapan
1. Rapat Koordinasi
Kegiatan ini dilaksanakan untuk membicarakan tentang maksud dan tujuan
dilaksanakannya literasi di sekolah. Rapat koordinasi diikuti oleh:
a. Kepala Sekolah
b. Para Wakil Kepala Sekolah
c. Staf Wakil Kepala Sekolah
Tujuan rapat koordinasi ini antara lain:
a. Pemahaman tentang literasi
b. Pembentukan tim literasi sekolah (TLS)
c. Menyusun program kerja literasi sekolah
d. Mempersiapkan materi literasi
6
3. Sosialisasi
a. Sosialisasi pada Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dan komitmen guru dan
karyawan tentang pelaksanaan kegiatan literasi di sekolah.
b. Sosialisasi pada Siswa
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang literasi, tujuan
pelaksanaan literasi dan mekamisme pelaksanaan literasi.
c. Sosialisasi pada Komite Sekolah dan Orang Tua Siswa.
Sosialisasi pada komite sekolah dan orang tua siswa bertujuan untuk memberikan
adanya kegiatan literasi di sekolah dan berharap agar komite dan orang tua siswa
mendukung program tersebut. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut diperlukan
narasumber yang memahami dan mampu menjelaskan tentang literasi di sekolah.
7
B. Pelaksanaan
1. Tiga Kegiatan GLS
Pada dasarnya ada tiga kegiatan pelaksanaan GLS di sekolah, yaitu Kegiatan
Pembiasan, Kegiatan Pengembangan, dan Kegiatan Pembelajaran. Berikut adalah
skema tiga kegiatan tersebut.
Secara lebih rinci, ihwal ketiga tahapan pelaksanaan GLS dapat dipelajari dalam
Desain Induk GLS dan Panduan GLS di SD.
8
Penjelasan lebih lengkap mengenai hal ini dapat dicermati dalam buku “Desain Induk GLS.”
9
BAB III STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Tujuan utama penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran adalah untuk membangun
pemahaman siswa, keterampilan menulis, dan keterampilan komunikasi secara menyeluruh.
Selama ini berkembang pendapat bahwa literasi hanya ada dalam pembelajaran bahasa
atau di kelas bahasa. Pendapat ini tentu saja tidak tepat karena literasi berkembang rimbun
dalam bidang matematika, sains, ilmu sosial, teknik, seni, olahraga, kesehatan, ekonomi,
agama, prakarya dll. (cf. Robb, L, 2003).
Konten dalam pembelajaran adalah apa yang diajarkan, adapun literasi adalah bagaimana
mengajarkan konten tersebut. Oleh sebab itu, bidang-bidang yang telah disebutkan dan
lintas bidang memerlukan strategi literasi dalam pembelajarannya. Strategi literasi dalam
pembelajaran akan menguatkan karakter siswa dan mengembangkan kompetensinya
sebagai warga global di abad ke-21.
10
11
C. Indikator Strategi Literasi dalam Pembelajaran di SD
Pada dasarnya, Kurikulum 2013 telah menekankan implementasi strategi literasi untuk
meningkatkan kecakapan berpikir tinggi peserta didik di SD. Daftar cek untuk strategi literasi
di bawah ini mendata kegiatan literasi yang perlu ada untuk menguatkan langkah-langkah
pembelajaran dalam Kurikulum 2013 di SD. Namun bukannya tidak mungkin bahwa strategi
tersebut diimplementasikan dalam ungkapan kalimat yang serupa. Perlu menjadi catatan
bahwa nomor yang tersaji tidak merujuk pada urutan (dalam pembelajaran hal tersebut tidak
harus urut).
Kelas/Semester :
Tema dan :
Subtema
Alokasi Waktu :
12
SD Kelas Tinggi
a. mengidentifikasi kosakata baru dan menebak
maknanya melalui fitur teks (gambar atau
konteks kalimat)
b. Membuat peta konsep/graphic organizer
untuk mengungkapkan pemahaman terhadap
teks
c. Membuat catatan/ringkasan selama
membaca
d. Think aloud selama membaca dan
mendiskusikan pemahamannya dengan
guru/teman
3 Setelah membaca/belajar
a. Mengambil kesimpulan tentang materi
pembelajaran dan mengaitkannya dengan
kehidupan sehari-hari.
b. Melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran
c. Melakukan konfirmasi terhadap
prediksi/pertanyaan yang dibuat pada
kegiatan pendahuluan
(cf. Wilson and Chavez, 2014; Robb, 2003)
130217 KP
13
berwujud visualisasi teks dan/atau respon indrawi lain; dramatisasi; refleksi pemahaman
dengan membuat teks bentuk lain: lisan, tulisan, audio, visual, audio visual, kinestesik.
(6) Pengatur grafis (graphic organizers)1 adalah berbagai bentuk tabel atau grafik untuk
membantu pemahaman dengan cara mengorganisasikan ide/pikiran/gagasan.
Metode membaca:
Sebelum Membaca
1
Pusat Bahasa, 2005.
14
Pertanyaan Sebelum Membaca:
Pertanyaan yang dapat ditanyakan kepada peserta didik selama dibacakan buku atau
membaca bersama guru antara lain:
15
- Apakah artinya... (kosakata baru/sulit)? Dapatkah kamu menebak artinya?
16
Contoh Jurnal Membaca Untuk SD Kelas Rendah
Elemen bacaan:
Judul
Penulis:
Ilustrator:
Tahun terbit:
Sub judul:
Daftar Pertanyaan
(Apa lagi yang ingin kamu ketahui tentang tokoh/cerita dalam buku ini?)
17
b. Kegiatan dengan buku pengayaan dan/atau teks pelajaran untuk SD kelas rendah
SD Kelas 1
4.2 Menceritakan kegiatan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam kehidupan
sehari-hari di rumah
3.8 Merinci ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan
pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa yang santun secara lisan dan tulisan yang dapat
dibantu dengan kosa kata bahasa daerah
Sumber Pembelajaran:
Sintak Pembelajaran
PENDAHULUAN:
2. Guru menunjukkan sampul buku, membacakan nama penulis dan ilustrator buku
dan mengajak siswa menebak isi buku.
KEGIATAN INTI:
1. Siswa menyimak buku yang dibacakan guru lalu mendiskusikan kata-kata sulit.
18
2. Siswa menebak arti kata-kata sulit dan menempelkannya pada kamus dinding.
3. Dalam kelompok, siswa memasangkan kartu gambar alat kebersihan dan kata-kata
tentang alat kebersihan.
6. Siswa melafalkan kalimat ajakan dengan intonasi dan irama yang benar.
KEGIATAN PENUTUP:
2. Guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran: materi mana yang dirasa sulit,
dan bagaimana melakukannya dengan lebih baik, sikap-sikap baik yang perlu
dikembangkan dalam kelompok, dll. Siswa menyimpulkan nilai karakter dari materi
pembelajaran.
Metode membaca:
Sebelum Membaca
19
o Membuat daftar pertanyaan:
Informasi apa yang akan saya dapatkan dari buku ini?
Apa yang akan saya ketahui dari membaca buku ini?
20
- Membaca ringkas dengan menandai ide pokok, kata kunci, dan elemen visual
seperti tabel, bagan, gambar, dll.
- Mencatat kata kunci dan kata-kata sulit di jurnal membaca.
- Menulis ulang ide pokok dan pertanyaan terhadap bacaan di jurnal membaca.
- Setelah membaca ringkas, peserta didik mengamati daftar pertanyaan pada
jurnal membaca dan membaca ulang untuk menemukan jawabannya.
- Apabila peserta didik belum dapat menemukan ide pokok dari bacaan, peserta
didik dapat membaca ulang untuk memastikan pemahamannya.
Pertanyaan-pertanyaan khusus terkait cerita dapat ditanyakan oleh guru pada kegiatan
membacakan buku atau membaca bersama peserta didik untuk meningkatkan:
21
o Menulis/menggambar pemahaman terhadap cerita/alur cerita dengan
peta cerita/mind map/gambar.
o Membuat daftar pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui lebih lanjut
tentang cerita/daerah tempat cerita berasal, dll.
o Membuat bagan tanggapan terhadap cerita/tokoh cerita.
o Melakukan riset sederhana tentang daerah tempat cerita berasal.
o Mengisi jurnal membaca.
Elemen bacaan:
Judul
Penulis:
Ilustrator:
Tahun terbit:
Sub judul:
Daftar Pertanyaan
(Apa lagi yang ingin kamu ketahui tentang tokoh/cerita dalam buku ini?)
22
d. Kegiatan dengan buku pengayaan dan/atau teks pelajaran untuk SD kelas tinggi
SD Kelas 4
Tema: Daerah Tempat Tinggalku
Kompetensi Dasar IPA:
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar
4.4 Menyajikan hasil percobaan antara hubungan dengan gaya dan gerak
Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi tokoh-tokoh yang terdapat pada teks fiksi secara verbal,
tulisan, dan visual.
Sumber Pembelajaran:
Buku Siswa Kelas 4
Salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah tempat tinggal siswa
PENDAHULUAN:
1. Guru dan peserta didik mendiskusikan tujuan pembelajaran.
2. Guru dan peserta didik melakukan curah gagasan tentang apa yang mereka telah ketahui
dan apa yang mereka ingin pelajari dari cerita rakyat yang akan dibaca dan gaya dorong
dan gaya tarik (tabel T-I-P).
KEGIATAN INTI:
1. Siswa membaca cerita rakyat dan membuat mind map alur dan karakteristik tokoh-tokoh
cerita selama mereka membaca.
2. Siswa mencatat kata-kata sulit dan menebak maknanya.
3. Siswa membandingkan mind map dengan teman dan mendiskusikannya.
4. Siswa mendiskusikan ciri-ciri cerita rakyat dan perbedaannya dengan jenis cerita yang
lain. Siswa menyimpulkan tentang ciri-ciri cerita fiksi.
5. Siswa mempraktikkan percobaan mendorong dan menarik meja yang tertulis pada buku
siswa.
6. Siswa mencatat hasil pengamatannya dan membuat tabel perbandingan antara gaya tarik
dan gaya dorong.
KEGIATAN PENUTUP:
1. Siswa mengecek tabel T-I-P yang mereka buat dan membuat tanda pada hal-hal yang
telah mereka pelajari. Siswa mengisi kolom P dengan kata kunci pada materi
pembelajaran.
23
2. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran:
Mengapa kita memerlukan cerita (fiksi/rakyat)? Apa manfaatnya?
Pekerjaan apa dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan gerak menarik dan mendorong?
2. Guru dan siswa mendiskusikan sikap-sikap baik yang perlu dikembangkan siswa dalam
kerja kelompok.
24
17 Tabel Lima Indera Mengindentifikasi lima indera dan bagaimana
pengaruhnya terhadap pengalaman orang dalam
sebuah teks.
18 Gambar dengan Caption Menggambar dan menulis caption baru
berdasarkan informasi dalam teks.
19 Peta Gagasan Utama Mengidentifikasi gagasan utama dan gagasan
dan Penjelas penjelas dalam teks.
20 Sebab-Akibat Menentukan sebab dan akibat sebuah peristiwa
dalam teks.
21 Tabel Ringkasan Membuat ringkasan sebuah teks.
22 Daftar Cek Menceritakan Menggunakan daftar cek untuk membantu
Kembali menceritakan kembali isi sebuah teks.
25
Berikut ini contoh wujud pengatur grafis tersebut.
Membuat Prediksi
Awal
Tengah
Akhir
TAHU-INGIN-PELAJARI
Nama: Tanggal:
26
Bacaan:
Bacalah judul teks! Tuliskan informasi yang sudah kamu ketahui tentang topik tersebut (baris
T)! Tuliskan pertanyan-pertanyaan yang ingin kamu temukan jawabannya di dalam teks yang
akan kamu baca (baris I)I Kemudian bacalah teks tersebut! Jawablah pertanyaan yang sudah
kamu buat sebelumnya (P)!
Tahu
Ingin
Pelajari
27
TAHU-INGIN-BAGAIMANA
Nama: Tanggal:
Bacaan:
Bacalah judul teks! Tuliskan informasi yang sudah kamu ketahui tentang topik tersebut (baris
T)! Tuliskan pertanyan-pertanyaan yang ingin kamu temukan jawabannya di dalam teks yang
akan kamu baca (baris I)! Kemudian tuliskan bagaimana caranya kamu akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di atas (baris B)!
Tahu
Ingin
Bagaimana
28
TAHU-INGIN-BAGAIMANA-PELAJARI
Nama: Tanggal:
Bacaan:
Bacalah judul teks! Tuliskan informasi yang sudah kamu ketahui tentang topic tersebut (baris
T)! Tuliskan pertanyan-pertanyaan yang ingin kamu temukan jawabannya di dalam teks yang
akan kamu baca (baris I)! Kemudian tuliskan bagaimana caranya kamu akan menjawab
pertanyaan-pertanyaan di atas (baris B)! Setelah membaca teks, tuliskan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaanmu (baris P)!
Tahu
Ingin
Bagaiman
a
Pelajari
29
SIKLUS
30
ADIK SIMBA
Nama: Tanggal:
Apa? Di mana?
Mengapa? Bagaimana?
31
BERPIKIR-BERPASANGAN-BERBAGI
32
TABEL FAKTA-OPINI
Nama: Tanggal:
Teks:
Tuliskan fakta-fakta yang kamu temukan di dalam teks! Tuliskan pernyataan berbentuk opini
yang kamu temukan di dalam teks! Jelaskan darimana kamu tahu bahwa pernyataan tersebut
adalah fakta atau opini!
33
CAPTION
Nama: Tanggal:
Teks:
Carilah gambar atau ilustrasi di dalam teks!. Buatlah caption untuk gambar tersebut! Bila sudah
ada caption sebelumnya, buatlah caption baru yang bermakna sama!
Gambar/ilustrasi tentang:
Caption lama:
Caption baru:
Gambar/ilustrasi tentang:
Caption lama:
Caption baru:
34
GAMBAR DENGAN CAPTION
Nama: Tanggal:
Teks:
Carilah informasi di dalam teks yang dapat diubah isinya dalam bentuk gambar atau ilustrasi!
Gambarkan hal itu di dalam kotak di bawah dan tambahkan caption!
Informasi tentang:
Caption:
Informasi tentang:
Caption:
35
DAFTAR PUSTAKA
Beers, C. S., Beers, J. W., & Smith, J. O. (2009). A Principal’s Guide to Literacy Instruction.
New York: Guilford Press.
Robb, L. 2003. Teaching Reading in Social Studies, Science, and Math: Practical Ways to
Weave Comprehension Strategies Into Your Content Area Teaching. New York:
Scholastic Professional Books.
Pusat Bahasa, 2005. Seri Glosarium: Glosarium Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan
Nasional.
Wiedarti, Pangesti dan Kisyani-Laksono (ed.). 2016. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah.
Jakarta: Dikdasmen, Kemdikbud.
Wilson, A.A. and Chavez, K.J. 2014. Reading and Representing Across the Content Areas: A
Clasroom Guide. New York: Teachers College Press, Columbia University.
Satgas GLS Ditjen Dikdasmen, 2016a. “Strategi Literasi dalam Pembelajaran
di Sekolah Dasar (Modul Materi Penyegaran Instruktur Kurikulum 2013)”. Jakarta.
Satgas GLS Ditjen Dikdasmen, 2016b. “Strategi Literasi dalam Pembelajaran di Sekolah
Menengah Atas”. Jakarta.
Tim GLN Kemendikbud, 2017. “Peta Jalan Gerakan Literasi Nasional”. Jakarta.
36