Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH
NAMA : NANANG
NIM : 1900076
KELOMPOK : 1
DOSEN PEMBIMBING:Melzi,M.Farm,Apt
ASISTEN DOSEN :
1. DHEA ANANDA
2. YULINDA ANGGRAINI
OBJEK 6
UJI POTENSI ANTIBIOTIKA
I. Tujuan
1. Untuk mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba uji yang
disebabkan oleh zat baku standar dan zat yang di uji
2. Untuk dapat mengatahui dan memahami cara pengujian potensi dengan
cara difusi
Gejala infeksi terjadi akibat gangguan langsung oleh mikroba dan berbagai zat
toksik yang dihasilkan mikroba. Pada dasarnya suatu infeksi dapat ditangani oleh
sistem pertahanan tubuh, namun adakalanya sistem ini perlu ditunjang oleh
penyebab infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif. Artinya
antibiotik harus bersifat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk
hospes. Toksisitas selektif tergantung kepada struktur yang dimiliki sel bakteri dan
manusia misalnya dinding sel bakteri yang tidak dimiliki oleh sel manusia,
bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap bakteri dan antibiotik
yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat
membandingkan dosis larutan sediaan uji terhadap dosis larutan baku pembanding
yang menghasilkan derajat hambatan yang sama pada mikroorganisme uji (Radji,
2010).
menggunakan dua metode, yaitu metode turbidimetri dan metode lempeng silinder
diuji terhadap zona hambatan oleh dosis antibiotik baku pembanding pada media
antibiotik murni) dapat ditentukan secara kimiawi, fisik dan biologis. Uji biologis
adalah yang termudah untuk melakukan penetapan semacam itu. Cara penetapan
secara mikrobiologis yang digunakan adalah cara penetapan difusi (lempeng) yaitu
zat yang diperiksa berdifusi dari pencadang (reservoir) kedalam medium agar yang
adalah metode Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat
kertas cakram (paper disk) yang tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona
Tujuan dari proses uji sensisitivitas ini adalah untuk mengetahui obat-obat
yang paling cocok (paling poten) untuk kuman penyebab penyakit terutama pada
kasus-kasus penyakit yang kronis dan untuk mengetahui adanya resistensi terhadap
pemberian dosis dibawah dosis pengobatan dan akibat penghentian obat sebelum
senyawa antibiotika dan vitamin tergantung (1) ketepatan diagnosis dokter, (2)
mutu antibiotika dan vitamin tersebut. Mutu sediaan terutama antibiotika, mulai
dalam bahan baku, selama dalam proses pembuatannya sampai diedarkan, biasanya
halnya dengan sediaan vitamin perlu diperlakukan seperti halnya dengan sediaan
mikrobiologi ini akan selalu didapatkan variasi acak pada respon yang diamati,
secara kimia telah menghasilkan berbagai tekhnik penetapan kadar yang waktu
antibiotika dan vitamin akan dilakukan dengan cara-cara kimia atau fisikokimia,
namun untuk beberapa antibiotika dan vitamin atau dalam keadaan tertentu
penetapan potensi tetap harus dilakukan secara mikrobiologi. Lagi pula penetapan
secara mikrobiologi langsung berhubungan dengan khasiat atau efek dari senyawa
IV. Bahan
Antibiotika ( amoxilin)
Medium agar( Nutrient agar)
Bekteri Uji (E.coli)
V Cara Kerja
1. Pertama larurta standar antibiotika dibuat dengan 3 kosentrasi (tinggi
(S3),sedang(S2),Rendah(S1)
VI Hasil
Perhitungan rasio
£L=288
Ys=2851/6 x 3=1425,5
Yu=2806/6 x 3=1403
M'u=1403-1425,5/215,8272=-0,102860
Dijetahu potensu amoksilin pembandingan yang dikeluarkan badan pom RI 983 Ui/mg
78,91/100 x 983ui/mg
=775,6 Ui/mg
VII.Pembahasan
Pada pratikum kali ini dimana kita melakukan uji potensi antibiotik,tujuan kiita
mengatahui untuk mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba yang diukur dengan
menggunakan jangka sorong sehingga kita mengatahui luas hambatan pertumbuhan
mikroba.dimana uji menggunakan sampel antibiotik amoksilin dengan dosis tinggi
sedang dan rendah.
Dimana dalam pratikum kali dimana pengujian potensi antibiotika dilakukan dengan
metode di fusi agar dimana pratikum yang dilakukan dalam tiap cawan petri memiliki
dosis yang berbeda.dimana potensi antibiotika dapat dapat diketahui potensi
antiobiotika tersebut.dimana pada pratikum ini media yang digunakan dala ujibpotensi
antibiotika adalah media NA (natrium agar) dimana kita mengatahui hambatan
pertbuhan mikroba menggukan kertas cakram yang di tetes kan anti biotik tujuan
muntuk melihat hamabat pertumbuhan mikroba
Pada pertama kita lakukan membuat larutan uji standa dan larutan antibiotik dimana
cawan petri yang digunakan sebanyak 6 buah dimana dibuat dengan kosentrasi yang
berbeda ada yang tinggi dan ada sedang maupun ada yang rendah setelah melakukan
kemudian selanjutnya melakuakn pembuatan suspensi bakteri dimana nacl fisiologis
tersebut diambil kemudian dan dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 6ml
setelah bakteri ujibsebanyak 4 ose dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi
nacl fisologi kemudian susupensi bakteri tersebut diambil sebanyak 0,3 ul dengan
mengggunakan pipet mikro tersebut dan dimasukkan ke cawan petri dimana pengerjaan
ini harus dilakukan dengan keadaasn steril sehingga hasill yang tidak terpengaruh daya
hambatan kemudian ituv masukkan media agar kedalam cawan petri kita ketahui
median yang kita pakai ini adalah media NA dimana tujuan menggunakan median NA
untuk mwlihat pertumbuhan pada mikroba setelah kertas cakram tersebut di teteskan
antibiotik sebanyak ul dan selanjutnya kami melakukan pengiring kemudian kertas
cakram itu dimasukkan kedalam cawan petri kemudian di inkubasi selama 37 c selama
24 dimana kita harus melakukan ukuran diameter hambatan kemudian catat.dari hasil
pengerjaan ini perbandingan dosis itu 6:3 dari tabel hasil kita ketahui itu menyatakan
tiap dosis mempunyai nilai yang berbeda dari sedian baku dan sedian uji,dimana kita
harus terlebih dahulu dosis tinggi sedan dan rendah dan pemberian tanda spidol bawah
cawan petri menggunakan pola yang di tentukan dimana hasil tabel dosis tertinggi S3
1021 sedan untuk sedian uji tertinggi dosis adalah U3 yaitu 1001 sedangkan dosis
sedang untuk uji sedian bakau S2 adalah 957 sedangkan sedian uji U2 944 sedang
untuk dosis rendah uji baku yaitu 873 dan untuk sedian uni yaitu 861 dengan kita dapat
simpulkan bahwa setiap dosis berbeda uji tersebut.
Hasil yang kita buat tersebut adanya hambatan bakteri ditandai dengan zona bening
di sikitar cakram kertas.ini menunjukkan bahwa antiobitik yang digunakan berpotensi
menghambat pertumbuhan.pengaruh kosentrasibantibiotika terhadap pertumbuhan
bakteri adalah semakin besar kosentrasi dari antibiotika maka kemampuan antiobiotika
untuk menghambat atau membunuh bakteri akan semakin besar dimana pada cawan
petri adanya hambatan tersebut ditandai dengan ada bewarna bening di sekitar kertas
cakram kemudian diukur dengan menggunakan jangka sorong tersebut sehingga kita
dapat mengatahui hasil besar diamater hambatan mikroba terhadap antibiotik
Dimana pada percobaan ini melakukan perhitungan rasio dimana rasio potensi
amoksilin yangbkami dapat adalah 78,91% dan selanjutnya kita harus melakauka
potensi amoksilin yang diuji adalah hasil kami dapat 77,5,6ui/mg sehingga dengan ini
kita dapat disimpulkan bahwasan dengan dosis yang berbeda daya hambat bening
mikroba diameter juga berbeda begitu juga pada saat pasien mengkosumsi antibiotik
dimana kita setiap antiobiotik berbeda khasiat ada yang menghambat bakteri gram
negatid dan juga menghamabt petumbuhan didnding bakteri positif sehingga kita tahu
kekuatasan dosis antibiotik tersebut dengan dosis yang berbeda.
Dimana kita ketahui mekanisme daya kerja anti mikroba ini terhadap sel dapat
dibedakan atas beberapa kelompok yaitu
VIII.Daftar Pustaka
Anonim,2014.Penuntun Pratikum Analisis Mikrobiologi Farmasi.Universitas Muslim
Indoneisa
Djide,M.N 2003.Mikrobiologi Farmasi.Jurusan Farmasi Unhas. Makassar
Dwidjoseputro,D.1998.Dasar Dasar Mikrobiologi”Djambatan,Jakarta
Ganiswarna,S.G,1995.Farmakologi dan Terapi Edisi IV.Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.Jakarta
Jawetz,G.Meilnick,J,L dan Alderberg,E,A 1991,Mikrobiologi untuk profesi
Kesehatan.EGC.Jakarta
Radji,DR.Maksum.2010.Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedoktera:Bandung
Van Saene,H,.K,F Silvestri L,De la Cai Ma,2005.Infection Control In The Intensive
Care Unit 2nd.Springer.Milan