39
40 Bagian Satu * Embriologi Umum
"{
{
{
Gambar 3.1 Dari cadangan folikel primordial, setiap hari sebagian mulai tumbuh dan berkembang menjadi folikel sekunder (pre-
antral), dan pertumbuhan ini tidak bergantung pada FSH. Kemudian, seiring dengan perkembangan siklus, sekresi F5H merekrut
folikel-folikel primer untuk memulai pembentukan folikel sekunder (antral, Graaf). Selama beberapa hari terakhir pematangan
folikel sekunder, estrogen yang dihasilkan oleh sel folikular dan sel teka, merangsang peningkatan produksi LH oleh hipofisis
(Gambar 3.13), dan hormon ini menyebabkan folikel masuk ke stadium pre-ovulasi, menuntaskan meiosis l, dan masuk ke tahap
meiosis ll, saat sel ini terhenti pada tahap metafase sekitar 3 jam sebelum ovulasi.
primer menuntaskan meiosis I dan folikel masuk ke teka interna, mengalami vaskularisasi oleh pembuluh
stadium preovulasi. Meiosis II yuga dimulai, tetapi sekitar. Di bawah pengaruh LH, sel-sel ini memben-
oosit terhenti pada metafase sekitar 3 jam sebelum
ovulasi. Sementara itu, permukaan ovarium mulai
menoniol secara lokal, dan di apeks, muncul suatu Korelasi Klinis
titik avaskular (stigma). Tingginya konsentrasi LH
meningkatkan aktivitas kolagenase, menyebabkan Ovulasi
dicernanya serat-serat kolagen yang mengelilingi Selama ovulasi, sebagian wanita merasa sedikit
folikel. I(adar prostaglandin juga meningkat sebagai nyeri yang dikenal sebagai nyeri tengah bulan
respons terhadap lonjakan LH dan menyebabkan karena biasanya terjadi pada pertengahan
kontraksi otot lokal di dinding ovarium. I(ontraksi siklus haid. Ovulasi juga biasanya disertai oleh
ini mendorong keluar oosit yang bersama-sama peningkatan suhu basal, yang dapat dipantau'
dengan sel granulosa di sekitarnya dari regio kumulus untuk membantu mengetahui kapan oosit
ooforus, Iepas bebas (ovulasi) dan mengapung dibebaskan. Sebagian wanita tidak dapat
keluar dari ovarium (lihat Gambar 3.2 dan 3.3). mengalami ovulasi karena konsentrasi gona-
Sebagian sel kumulus ooforus kemudian menata dotropin yang rendah. Pada kasus-kasus
dirinya dengan mengelilingi zona pelusida untuk semacam ini, dapat diberikan suatu bahan
membentuk korona radiata (lihat Gambar 3.4 untuk merangsang pelepasan gonadotropin
sampai 3.6). dan karenanya, ovulasi. Meskipun efektlf,
obat-obat semacam ini sering menyebabkan
ovulasi multipel sehingga kemungkinan ke-
Korpus Luteurn
hamilan multipel 10 kali lebih tinggi pada
Setelah ovulasi, sel granulosa yang tetap berada di wanita ini dibandingkan dengan populasi
dinding folikelyang pecah, bersama dengan sel dari umum.
Bab 3* Minggu Pertama Perkembangan: Ovulasi Hingga lmplantasi 4l
Gambar 3.2 A. Folikel preovulasi menonjol keluar permukaan ovarium. B. Ovulasi. Oosit, berada pada metafase meiosis ll,
dikeluarkan dari ovarium bersama dengan sejumlah besar sel kumulus ooforus.Sel folikular yang tetap berada di dalam folikel
yang kolaps berdiferensiasi menjadi sel luteum. C. Korpus luteum. Perhatikan ukuran korpus luteum yang besar, akibat hipertrofi
dan akumulasi lemak dalam sel granulosa dan sel teka interna. Selain itu, kavitas folikel terisi oleh fibrin.
Tempat ovulasi
H d+:li€Fffffi]flH
,'d
i+ ,pwmt'
Gambar 3.4 Hubungan fimbriae dan ovarium. Fimbriae mengambil oosit dan menyapunya ke dalam tuba uterina,
oleh gerakan silia di lapisan epitel. Setelah berada di gonadotropin (hCG; gonadotropin korion ma-
dalam tuba, sel-sel kumulus menarik prosesus sito- nusia), suatu hormon yang dikeluarkan oleh
plasmanya dari zona pelusida dan kehilangan kontak sinsitiotrofoblas mudigah yang sedang terbentuk.
dengan oosit. Korpus luteum terus tumbuh dan membentuk
Setelah berada di tuba uterina, oosit didorong korpus luteum kehamilan (korpus luteum
oleh silia dengan kecepatan transportasi diatur oleh graviditatis). lada akhir bulan ketiga, struktur ini
status endokrin selama dan setelah ol.ulasi. Pada mungkin berukuran sepertiga sampai setengah dari
manusia, oosit yang telah dibuahi mencapai lumen ukuran total ovarium. Sel-sel luteum yang berwarna
uterus dalam waktu sekitar 3 sampai 4hari. kekuningan terus mengeluarkan progesteron sampai
akhir bulan keempat; setelah ini, sel-sel tersebut
Korpus Albikans secara perlahan mengalami regresi karena sekresi
Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan progesteron oleh komponen trofoblastik plasenta
mencapai perkembangan maksimal sekitar t hari sudah memadai untuk mempertahankan kehamilan.
setelah ovulasi. Badan ini mudah dikenali sebagai Pengangkatan korpus luteum kehamilan sebelum
tonjolan kekuningan di permukaan ovarium. bulan keempat biasanya menyebabkan abortus.
Kemudian korpus luteum menciut akibat degenerasi
sel luteum dan membentuk masa jaringan parut FERTILISASI
fibrotik, korpus albikans. Secara bersamaan, Fertilisasi (pembuahan), proses penyatuan gamet
produksi progesteron menurun yang memicu pria dan wanita, terjadi di daerah ampula tuba
perdarahan haid. Jika oosit dibuahi, degenerasi uterina. Ini adalah bagian terlebar tuba dan terletak
korpus luteum akan dihambat oleh h uman chorionic dekat dengan ovarium (Gambar 3.4). Spermatozoa
Bab 3* Minggu Pertama Perkembangan: Ovulasi Hingga lmplantasi 43
Membran akrosom
dalam larut
e)
Oosit sekunder dalam
€i.: pembelahan meiotik ll
o
o
Penyatuan membran
sel sperma dan oosit
l.rfl
Gambar 3.5 A. Mikrograf elektron scanning pengikatan sperma ke zona pelusida. B.Tiga fase penetrasi oosit. Pada fase 1,
spermatozoa menembus sawar korona radiata;pada fase 2,satu atau lebih spermatozoa menembus zona pelusida;pada fase 3, satu
spermatozoa menembus membran oosit sambil kehilangan membran plasmanya sendiri. lnset memperlihatkan spermatosit
normal dengan tudung kepala akrosom.
44 Bagian Satu .i. Embriologi Umum
Pronukleus pria
"o'(f ,, u"'
*l*at'
15
s
&"
;t,S
t.
"@
a
.lb
'd
,'€o
s@6 .s qF u..rD
.a At l.c
::.,o
lo
G
ss s t
a
@
p sq-6
's d
ds qb
A B
Gelendong, Pronukleus wanita Sentrosom
pembelahan maturasi ll
Gambar 3.6 A. Oosit segera sesudah ovulasi yang memperlihatkan gelendong pada pembelahan meiotik kedua. B. Sebuah
spermatozoa telah menembus oosit yang telah menyelesaikan pembelahan meiotiknya yang kedua. Kromosom oosit tersusun
dalam nukleus vesikular, pronukleus wanita. Kepala beberapa spermatozoa tertahan di zona pelusida. C. Pronukleus wanita dan
pria. D,E. Kromosom tersusun pada gelendong, terbelah secara'longitudinal, dan bergerak ke kutub yang berlawanan. F. Stadium
dua sel.
mungkin tetap dapat hidup di dalam saluran Kapasitasi adalah periode pengondisian di
reproduksi wanita selama beberapa hari. saluran reproduksi wanita yang pada manusia
Hanya 17o sperma yang mengendap di vagina berlangsung sekitar 7 iam. Sebagian besar dari
masuk ke serviks, tempat sperma tersebut mungkin pengondisian ini, yang terjadi di tuba uterina,
bertahan hidup berjam-jam. Pergerakan sperma dari melibatkan interaksi epitelial antara sperma dan
serviks ke tuba uterina terutama terjadi melalui permukaan mukosa tuba. Selama periode ini,
dorongan dirinya sendiri, meskipun gerakan tersebut selubung glikoprotein dan protein plasma semen
juga mungkin dibantu oleh gerakan cairan yang disingkirkan dari membran plasma yang menutupi
tercipta oleh silia uterus. Perjalanan dari serviks ke regio akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang
oviduktus memerlukan waktu minimal 2 sampai 7 telah terkapasitasi dapat menembus sel-sel korona
jam, dan setelah mencapai istmus, sPerma menjadi radiata dan mengalami reaksi akrosom.
kurang gesit dan berhenti bermigrasi. Saat ovulasi, Reaksi akrosom yang terjadi setelah pengikatan
sperma kembali gesit, mungkin karena kemoatraktan ke zona pelusida, dipicu oleh protein-protein zona.
yang dihasilkan oleh sel-sel kumulus di sekitar sel Reaksi ini memuncak pada pelepasan enzim-enzim
telur, dan berenang menuju ampula, tempat yang diperlukan untuk menembus zona pelusida,
pembuahan biasanya terjadi. Spermatozoa tidak termasuk bahan mirip-akrosin dan mirip-tripsin
mampumembuahi oosit segera setelahtiba di saluran (Gambar 3.5), Fase pembuahan mencakup fase 1,
genitalia wanita karena harus menjalani (") penetrasi korona radiata; fase 2, penetrasi zona
kapasitasi dan (b) reaksi akrosom untuk mem- pelusida; dan fase 3, penyatuan membran sel sperma
peroleh kemampuan ini. dan oosit .
Bab 3* Minggu Percama Perkembangan: Ovulasi Hingga lmplantasi 4S
Fase l: Penetrasi Korona Radiata kepala maupun ekor spermatozoa masuk ke dalam
Dari ZO0 sampai 300 ;uta spermatozoa yang sitoplasma oosit, tetapi membranplasma ditinggalkan
diletakkan di saluran genitalia wanita, hanya 300 di belakang di permukaan oosit. Segera setelah
sampai 500 yang mencapai tempat pembuahan. spermatozoa masuk ke oosit, sel telur berespons
Hanya salah satu dari jumlah ini yang membuahi sel dengan tiga cara:
telur. Dip erkirakan bahwa spermatozoa- spermatozoa l. Reaksi korteks dan zona. Akibat pembebasan
yang lain membantu spermatozoa yang membuahi granula oosit di korteks yang mengandung
untuk menembus sawar pelindung gamet wanita. enzim-enzim lisosom maka (a) membran oosit
Sperma yang telah menialani kapasitasi dapat bebas menjadi tidak dapat ditembus oleh spermatozoa
melewati sel-sel korona (Gambar 3.5). lain, dan (b) zona pelusida mengubah struktur
dan komposisinya untuk mencegah pengikatan
Fase 2: PenetrasiZona Pelusida
dan penetrasi sperma. Reaksi-reaksi ini mencegah
Zona inr adalah suatu selubung glikoprotein yang
polispermi (penetrasi Iebih dari satu spermatozoa
mengelilingi sel telur yang mempermudah dan
ke dalam oosit).
mempertahankan pengikatan sperma dan memicu
2. Melaniutkan pembelahan meiotik kedua.
reaksi akrosom. Baik pengikatan maupun reaksi
Oosit menuntaskan pembelahan meiotik kedua-
akrosom diperantarai oleh ligan ZP3, suatu protein
nya segera setelah masuknya spermatozoa. Salah
zona pelusida. Pelepasan enzim-enzim akrosom
satu dari sel anak yang hampir tidak mendapat
(akrosin) memungkinkan sperma menembus zona
sitoplasma, dikenal sebagai badan polar kedua;
dan berkontak dengan membran plasma oosit sel anak yang lain adalah oosit definitif.
(Gambar 3.5). Permeabilitas zona pelusida berubah
Kromosomnya (ZZplusX) tertata dalam sebuah
ketika kepala sperma berkontak dengan permukaan
nukleus vesikular yang dikenal sebagai pro-
oosit. Kontak ini menyebabkan pelepasan enzim-
nukleus wanita (lihat Gambar 3.6 dan 3.7).
enzim lisosom dari granula korteks yang melapisi
3. Pengaktifan metabolik sel telur. Faktor yang
membran plasma oosit. Sebaliknya, enzim-enzim ini
mengaktifkan ini mungkin dibawa oleh sperma-
mengubah sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk
lozoa. Pengaktifan pascafusi dapat dianggap
mencegah penetrasi sperma dan menginaktifkan
untuk meliputi proses selular dan molekular awal
tempat-tempat reseptor spesifik-spesies untuk
yang berkaitan dengan embriogenesis dini.
spermatozoa di permukaan zona. Spermatozoa lain
dapat ditemukan terbenam di zona pelusida, tetapi Spermatozoa, sementara itu, bergerak ma;u
hanya satu yang tampaknya dapat menembus oosit hingga terletak berdekatan dengan pronukleus
(Gambar 3.6). wanita. Nukleus spermatozoa membengkak dan
membentuk pronukleus pria (Gambar 3.6); ekor
Fase 3: Fusi Membran Sel Sperma dan Oosit terlepas dan berdegenerasi. Secara morfologis,
Perlekatan awal spermake oosit sebagian diperantarai pronukleus pria dan wanita tidak dapat dibedakan,
oleh interaksi integrin oosit dan ligannya, disintegrin, dan akhirnya, keduanya berkontak erat dan ke-
di sperma. Setelah melekat, membran plasma sperma hilangan selubung nukleusnya (Gambar 3.7A)
dan sel telur menyatu (Gambar 3.5). I(arena Selama pertumbuhan pronukleus pria dan wanita
membran plasma yang membungkus tudung kepala (keduanya haploid), masing-masing pronukleus
akrosom lenyap sewaktu reaksi akrosom, penyatuan harus mereplikasikan DNAnya. Jika tidak, masing-
sebenarnya terjadi antara membran oosit dan masing sel dari zigot dua-sel hanya memiliki separuh
membran yang membungkus bagian p osterior kepala dari jumlah normal DNA. Segera setelah sintesis
sperma (Gambar 3.5). Pada manusia, baik bagian DNA, kromosom tertata pada gelendong sebagai
46 Bagian Satu * Embriologi Umum
Gambar 3.7 A.Foto phase contrast dari stadium pronukleus oosit manusia yang telah dibuahi dengan pronukleus pria dan wanita,
B. Stadium dua-sel pada zigot manusia.
Teiah dikembangkan dan diuji secaraklinis cara ini memperlihatkan peningkatan angka
roxlu'1pil" pria. Pilini mengandung androgen prematuritas (kehamilan <37 minggu), berat
sintetik yang mencegah sekresi FSH dan LH badan lahir rendah (<z.Soo g), dan mortalitas
serta menghentikan produksi sperma (70% bayi. Sebagian besar efek samping ini
sampai 90o/o pria) atau menguranginya hingga disebabkan oleh seringnya kelahiran multipel
ke tingkat infertilitas. (kembar dua, tiga, dan sebagainya) pada
Alat kontrasepsi dalam rahim (aXnn.; kehamilan ARL Namun, studi-studi terakhir
intrauterine device, IUD) diletakkan di rongga menunjukkan bahwa pada kehamilan tunggal
uterus. Mekanisme kerjanya dalam mencegah karena ARI terjadi peningkatan angka berat
kehamilan belum jelas tetapi mungkin badan lahir rendah dan malformasi bayi.
memiliki efeklangsungpada sperma dan oosit Sebagian dari pendekatan yang digunakan
atau menghambat tahap preimplantasi per- untukARl adalah:
kembangan. Fertilisasi in vitro (in uitro fertilization,
Obat RU-486 (mifepriston) menye- IVF) ovum manusia dan pemindahan
babkan abortus jika diberikan dalam B minggu mudigah sering dilakukan di laboratorium di
dari haid sebelumnya. Obat ini memicu haid, seluruh dunia. Pertumbuhan folikel di ovarium
mungkin melalui efeknya sebagai bahan dirangsang dengan pemberian gonadotropin.
antiprogesteron. Oosit diambil dengan laparoskopi dari folikel
Vasektomi atau ligasi tuba adalah cara ovarium dengan suatu aspirator tePat sebelum
kontrasepsi yang efektif dan kedua prosedur ovulasi saat oosit berada dalam stadium lanjut
bersifat reversibel, meskipun tidak pada se- pembelahan meiotik pertama. Sel telur di-
mua kasus. letakkan dalam medium biakan biasa, dan
sperma segera ditambahkan. Sel telur yang
Ir"r{"ert[flEta:; telah dibuahi dipantau hingga stadium
Infertilitas adalah masalah pada I5o/o sampai delapan-sel dan kemudian dimasukkan ke
30% pasangan suami-istri. Infertilitas pria uterus agar berkembang hingga aterm.
dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah Untungnya, karena mudigah tahap-pre-
sperma dan/atau gangguan motilitas. Dalam implantasi resisten terhadap gangguan tera-
keadaan normal, ejakulat memiliki volume 3 togenik, risiko terjadinya malformasi akibat
sampai 4 ml, dengan sekitar 100 juta sperma prosedur-prosedur in vitro rendah.
per mililiter. Pria dengan sperma 20 juta per I(ekurangan IVF adalah angka keber-
mililiter atau 50 juta sperma per ejakulat total hasilannya yang rendah; hanya 20o/o ovum
biasanya subur. Infertilitas pada wanita dapat yang dibuahi dapat ditanam dan berkembang
disebabkan oleh sejumlah penyebab, termasuk hingga aterm. I(arena itu, untukmeningkatkan
oklusi tuba uterina (terutama akibat penyakit kemungkinan keberhasilan kehamilan, empat
radang panggul), mukus serviks yang "tidak atau lima ovum dikumpulkan, dibuahi, dan
bersahabat", imunitas terhadap spermatozoa, dimasukkan ke dalam uterus. Pendekatan ini
tidak terjadinya ovulasi, dan lain-lain. kadang-kadang menyebabkan kehamilan
Satu persen dari semua kehamilan di multipel.
Amerika Serikat terjadi melalui assisted Gamete intrafallopian transfer (CIff)
reproductiue technology (enf; teknologi memasukkan oosit dan sperma ke dalam
pembantu reproduksi). Anak dari konsepsi ampula tuba fallopii (tuba uterina), tempat
48 Bagian Satu * Embriologi Umum
ffilpoher $"8 Perkembangan zigot dari stadium dua-sel hingga ke stadium morula lanjut.Stadium dua-sel tercapai sekitar 30 jam
setelah pembuahan; stadium empat-sel tercapai setelah sekitar 40 jam; stadium 12- sampai 16-sel tercapai setelah sekitar 3 hari;
dan stadium morula lanjut tercapai setelah sekitar 4 hari. Selama periode ini, blastomer dikelilingi oleh zona pelusida yang lenyap
pada akhir hari keempat.
Bab 3 .1. Minggu Pertama Perkembangan: Ovulasi Hingga lmplantasi 49
1X J\
t/
/\
nonggu blastokista
Vt
mbrioblas
\@
\ '6i-
6 atau trofoblas
Bagian Satu .f. Embriologi Umum
sehingga bersifat multipotery bukan pluri- Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan: (n)
poten, namun para ilmuwan sedang mencari endometrium atau lapisan mukosa di dinding
metode untuk mengatasi kekurangan ini. Sel bagian dalam; (b) miometrium, lapisan tebal otot
tunas dewasa yang diambil dari otak tikus polos; dan (c) perimetrium, lapisan peritoneum
telah digunakan untuk menyembuhkan pe- yang menutupi dinding sebelah luar (lihat Gambar
nyakit Parkinson pada tikus yang menyirat- 3.11). Dari pubertas (tt sampai 13 tahun) hingga
kan bahwa pendekatan ini memberi harapan. menopause (45 sampai 50 tahun), endometrium
I(ekurangan dari pendekatan ini adalah mengalami perubahan dalam siklus sekitar 28 hari di
rendahnya laju pembelahan sel yang khas bawah pengaruh hormon ovarium. Selama siklus
untuk sel ini serta sedikitnya jumlah yang haid ini, endometrium melewati tiga stadium, fase
menyebabkan sel-sel ini sulit diisolasi dalam folikular atau proliferatif, fase sekretorik atau
jumlah memadai untuk eksperimen. progestasional, dan fase haid (lihat Gambar 3.11
sampai 3.13). Fase proliferatif dimulai pada akhir
ZEgmt &,bnceinrmarl fase haid, berada di bawah pengaruh estrogen, dan
Jumlah pasti zigot abnormal yang terbentuk sejajar dengan pertumbuhan folikel ovarium. Fase
tidak diketahui karena zigot ini biasanya sekretorik dimulai sekitar 2 sampai 3 hari setelah
lenyap dalam 2 sampai 3 minggu setelah ovulasi sebagai respons terhadap progesteron yang
pembuahan, sebelum wanita yang ber- dihasilkan oleh korpus luteum. Jika tidak terjadi
sangkutan menyadari ia hamil sehingga tidak pembuahan, pelepasan endometrium (lapisan
dapat dideteksi. Diperkirakan bahwa hampir kompaktum dan spongiosum) akan menandai
50o/a kehamilan berakhir dalam abortus dimulainya fase haid. Jika terjadi pembuahan,
spontan dan bahwa separuh dari kehilangan endometrium akan membantu implantasi dan ikut
ini terj adi akibat kelainan kromosom. Ab ortus membentuk plasenta.
ini adalah cara alami untuk menyaring Pada saat implantasi, mukosa uterus berada dalam
mudigah yang cacat, mengurangi insidens fase sekretorik (Gambar 3.11 dan 3.12), yaitu saat
malformasi kongenital. Tanpa fenomena ini, kelenjar-kelenjar dan arteri-arteri uterus bergelung-
sekitar l2o/o (br,tkan2o/o sampai3%) bayi akan gelung dan jaringan menjadi'tebal-basahl Akibatnya,
memiliki cacat lahir. dapat dikenali adanya tiga lapisan di endometrium:
Melalui penggunaan kombinasi IVF dan lapisan kompaktum di bagian superfisial, lapisan
reaksi berantai polimera se (p olymerase chain spongiosum di tengah, dan lapisan basale yang
reaction, PCR), saat ini sedang dilakukan tipis (Gambar 3.12). Dalam keadaan normal,
pemeriksaan penyaring molekular untuk blastokista manusia tertanam di endometrium di
mendeteksi mudigah dengan cacat genetik. sepanjang dinding anterior atau posterior korpus
Sebuah blastomer dari mudigah stadium- uteri, tempat blastokista itu terbenam di antara
stadium awal dapat dikeluarkan danDNAnya lubang-lubang kelenjar (Gambar 3.12).
diamplifikasi untuk dianalisis. Prosedur Jika oosit tidakdibuahi, venula dan ruang sinusoid
semacam ini akan semakin sering ditemukan secara bertahap dipenuhi oleh sel darah, dan tampak
seiring dengan bertambahnya informasi dari diapedesis darah yang ekstensif ke daiam jaringan.
Human Genome Project tentang sekuens dan Saat fase haid dimulai, darah keluar dari arteri-arteri
gen spesifik yang berkaitan dengan berbagai superfisial, dan kepingan-kepingan kecil stroma dan
sindrom. kelenjar terlepas. Selama 3 sampai 4hari ke depan,
52 Bagian Satu * Embriologi Umum
Saat
duplikasi
DNA
Korpus luteum
4 hari
4,5-5 hari
6asfihar 3."1 f Proses-proses selama minggu pertama pembentukan manusia. i, oosit segera setelah ovulasi; 2, pembuahan,
sekitar 12 sampai 24 jam setelah ovulasi;3,stadium pronukleus pria dan wanita;4,gelendong pada pembelahan mitotik pertama;
5, stadiu m dua-sel (usia sekita r 30 jam); 6, moru la yang mengandu ng 1 2 sampai 1 6 blastomer (usia sekitar 3 hari); Z stadiu m morula
lanjutyang tiba dilumen uterus (usia sekitar4 hari);8,stadium blastokista dini (usia sekitar4,5 hari;zona pelusida telah lenyap);dan
9,fase awal implantasi (usia blastokista sekitar 6 hari).Ovarium memperlihatkan stadium-stadium transformasi antara folikel primer
dan folikel preovulasi serta korpus luteum. Endometrium uterus diperlihatkan dalam stadium progestasional.
t,
.:ri r,:: .t a-..
..:
:-il '(,): r *\ '\
',!.)j,*.
'-
(f-
\
lmplantasidimulai Kelenjar
Lapisan kompaktum
Lapisan spongiosum
Lapisan
basale
28
Fase progestasional Fase hamil
atau sekretorik
Sambar 3.i? Perubahan pada mukosa uterus yang berkorelasi dengan perubahan di ovarium. lmplantasi blastokista telah
menyebabkan terbentuknya korpus luteum kehamilan yang berukuran besar. Aktivitas sekretorik endometrium meningkat
bertahap akibat banyaknya progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum kehamilan.
Bab 3* Minggu Pertama Perkembangan: Ovulasi Hingga lmplantasi 53
-,
i:j
+. *,,'Tqrr.
"'Potalamus
Keleniar hipofisis.- '
+
GonadotroPin
.(\
FSH LH
,.-
/ --<^ '/
/\\
,3, r i;i
in' "i
d*
,..!r:!! t1:
:l!';]
a*..&l i,,Sf' *l)
t'
'" \
'
*/ \r;-/
';.;i,
Lapisan kompaktum
Lapisan spongiosum
Lapisan
basale
04 14 21 28
Fase haid Fase proliferatif Fase sekretorik Fase haid
tidak dapat ditembus oleh spermatozoa lain; dan (c) kembang menjadi mudigah sejati, terletak di salah
kepala sperma terpisah dari ekornya, membengkak, satu kutub blastokista. Massa sel luar yang me-
dan membentukpronukleus pria (Gambar 3.6 dan ngelilingi massa sel dalam dan rongga blastokista
3.7). Setelah kedua pronukleus mereplikasi DNA akan membentuk trofoblas.
mereka, kromosom ayah dan ibu saling bercampur, Uterus saat implantasi berada dalam fase sekre-
memisah secara longitudinal, dan menjalani torik, dan blastokista tertanam di endometrium di
pembelahan mitotik, menghasilkan stadium dua-sel. sepanjang dinding anterior atau posterior. Jika tidak
Hasil pembuahan adalah (a) pemulihan jumlah terjadi fertilisasi, fase haid akan dimulai, dan lapisan
diploid kromosom, (b) penentuan ienis kelamin spongiosum dan kompaktum endometrium akan
kromosomal, dan (c) inisiasi pembelahan. dilepaskan. Lapisan basale tetap tinggal untuk
Pembelahan (cleauage) adalah serangkaian membentuk kembali lapisan lain sewaktu siklus
pembelahan mitotik yang menyebabkan ber- berikutnya.
tambahnya jumlah sel, blastomer yang menjadi
semakin kecil pada setiap pembelahan. Setelah tiga MASALAH UNTUK DIPECAHKAN
kali pembelahan, blastomer mengalami pemadatan
(compaction) untuk menjadi gulungan sel yang l. Apo penyabab primer infertilitas pada pria dan
wanita?
terkemas rapat dengan lapisan bagian dalam dan
bagian luar-Blastomeryang telah padat ini membelah 2. Seorang wanitq telah mengalami beberapa kali
untukmenghasilkan morula 1 6-sel. Sewaktu morula serangan penyakit radang panggul dan kini ingin
masuk ke uterus pada hari ketiga atau keempat memiliki anak. Namun, ia mengalami kesulitan
pembuahary mulailah terbentuk suatu rongga, dan untuk hamil. Ap a kemungkinan b esar mas alahny a?,
terbentuk blastokista. Massa sel dalam, yang dan apayang akan Ands sarankan?
terbentuk pada saat pemadatan dan akan ber-