Anda di halaman 1dari 48

Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti
Untuk SMK/MAK
Kelas X Semester 1

Penulis:
▪ Ma’sumatun Ni’mah
▪ Arief Nur Rahman Al-Aziiz
Daftar Isi

BAB I BAB II

BAB III BAB IV

BAB V BAB VI
Bab I
Tujuh Al-Asma’u Al-Husna
A. Mengenal Tujuh Al-Asma’u Al-Husna Allah Swt.

B. Implementasi Pemahaman Tujuh Al-Asma’u


Al-Husna
A. Mengenal Tujuh Al-Asma’u Al-Husna
Allah Swt.
Makna dan Dalil Al-Asma’u Al-Husna Allah
Swt.

Nama Tujuh al-Asma’u Ayat-ayat Al-Qur’an tentang


al-Husna Allah Swt. al-Asma’u al-Husna

1. Al-Karim = Mahamulia ▪ Al-Hasyr [59]: 24


2. Al-Mu’min = Maha Pemberi
Keamanan
3. Al-Wakil = Maha Pemelihara ▪ Taha [20]: 6-8
4. Al-Matin = Mahakukuh
5. Al-Jami’ = Maha Menghimpun ▪ Al-A’raf [7]: 180
6. Al-Adl = Mahaadil
7. Al-Akhir = Mahaakhir
B. Implementasi Pemahaman Tujuh
Al-Asma’u Al-Husna

a. Memuliakan dan berbakti kepada orang tua

b. Menghormati orang yang lebih tua

c. Memuliakan dan menghormati guru

a. Berpartisipasi dalam menjaga keamanan rumah


b. Berpartisipasi dalam menjaga keamanan sekolah
c. Berpartisipasi dalam menjaga keamanan lingkungan
sekitar
a. Membantu acara keagamaan di lingkungan sekitar

b. Berani mengajukan diri sebagai pengurus organisasi

c. Mandiri mengurus diri sendiri

a. Percaya diri

b. Teguh pendirian
c. Meneguhkan hati orang lain
a. Mengedepankan musyawarah dalam mengambil
keputusan
b. Menjaga persatuan dan kesatuan

c. Memperbanyak amal kebaikan

a. Menempatkan sesuatu pada tempatnya

b. Menjadi pemimpin yang adil

c. Berlaku adil dalam jual beli


a. Selalu berusaha meningkatkan ibadah dan ilmu

b. Bertobat atas segala dosa dan kesalahan

c. Mengajak orang lain berbuat baik


Bab II
Berbusana Sesuai Ketentuan Syariat
Islam

A. Perintah Berbusana sesuai Ketentuan Syariat Islam


B. Perilaku Berbusana sesuai Syariat Islam dan Hikmahnya
A. Perintah Berbusana sesuai Ketentuan
Syariat Islam

Pengertian Dalil-dalil Syarat-syarat


busana berbusana berbusana
menurut syariat sesuai syariat sesuai syariat
Islam Islam Islam

Busana menurut ▪ An-Nur [24]: 49 ▪ Bersih dan suci


syariat Islam tidak
hanya berfungsi ▪ Al-Ahzab [33]: 59 ▪ Terbuat dari bahan
menutup dan yang diperbolehkan
melindungi tubuh,
tetapi menutup ▪ H.R. Muslim ▪ Tidak tipis dan tidak
aurat dari orang memperlihatkan
lain yang bukan lekuk tubuh
mahramnya.
B. Perilaku Berbusana sesuai Syariat
Islam dan Hikmahnya

1. Ketentuan Berbusana bagi


Seorang Muslim

• Menutup aurat

• Tidak terbuat dari emas dan sutra

• Tidak menyerupai busana perempuan


2. Ketentuan Berbusana bagi Seorang
Muslimah

• Menutup aurat

• Mengenakan jilbab dan kerudung

• Tidak tembus pandang

• Tidak memperlihatkan bentuk dan lekuk tubuh

• Tidak bertabaruj

• Tidak menyerupai busana laki-laki


Bab III
Perilaku Jujur

A. Makna dan Dalil Perilaku Jujur


B. Perilaku Jujur dalam Keseharian dan Manfaatnya
A. Makna dan Dalil Perilaku Jujur

2. Perilaku Jujur 3. Ayat Al-Qur’an


1. Pengertian
dibedakan Menjadi dan Hadis tentang
Jujur Tiga Perilaku Jujur

Jujur dalam bahasa Jujur dalam niat Surah Al-Ma’idah [5]: 8


Arab yaitu sadaqa dan
as-Sidqu yang artinya Jujur dalam perkataan Surah At-Taubah [9]: 119
benar, nyata, atau
berkata benar. Secara Surah Al-Ahzab [33]: 70
istilah, jujur diartikan Jujur dalam perbuatan
kesesuaian antara Surah As-Saff [61]: 2-3
perkataan dan
perbuatan dengan H.R. Muslim
kebenaran atau
keyakinan. H.R. Ahmad
1. Perilaku Jujur 2. Manfaat
dalam Perilaku Jujur
Kehidupan
B. Perilaku dalam
Sehari-hari Jujur dalam Keseharian
Keseharian
▪ Menyampaikan kebenaran yang dan ▪ Meningkatkan keimanan
diketahui
Manfaatnya
▪ Tidak menyontek saat ujian
▪ Mendapat kepercayaan orang lain
▪ Bertanya saat belum memahami
pelajaran ▪ Mudah membina hubungan atau
interaksi dengan orang lain
▪ Menepati janji ▪ Menjadi orang yang amanah dan
tanggung jawab
▪ Mengembalikan barang pinjaman
atau temuan kepada pemiliknya ▪ Terhindar dari perbuatan tercela
▪ Mengakui kesalahan yang
diperbuat
▪ Meminta izin saat meninggalkan
rumah
Bab IV
Sumber Hukum Islam

A. Macam-Macam Sumber Hukum Islam


B. Penerapan Sumber Hukum Islam dalam Keseharian
A. Macam-Macam Sumber Hukum
Islam

Hadis dan
Al-Qur’an Ijtihad
Sunah
1. Al-Qur’an

a. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan bentuk masdar dari kata
kerja, qara’a yang berarti bacaan; berbicara tentang
sesuatu yang ditulis; atau melihat dan menelaah.
Secara istilah, definisi Al-Qur’an disampaikan oleh
banyak ulama salah satunya disampaikan DR. Subhi
as-Salih. Menurut DR. Subhi as-Salih definisi
Al-Qur’an yaitu Kalam Allah Swt. yang merupakan
mukjizat dan diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw., ditulis dalam mushaf, diriwayatkan secara
mutawatir, serta membacanya bernilai ibadah.
b. Kedudukan Al-Qur’an sebagai Sumber Hukum
Islam
Al-Qur’an merupakan sumber rujukan hukum utama.
Kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam sebagai
berikut.
1) Sebagai rujukan pertama dalam menetapkan hukum atau
ketentuan suatu perkara dalam kehidupan.
2) Al-Qur’an merupakan sumber hukum utama. Oleh karena
itu, segala ketentuan hukum dari sumber lain yang bertentangan
dengan ketentuan Al-Qur’an dipandang batal dan tidak
boleh digunakan. Diperlukan kajian mendalam sebelum
menentukan suatu ketentuan dalam ajaran Islam.
3) Sebagian ketentuan dalam Al-Qur’an hanya bersifat garis
besar dan ada pula yang telah dijelaskan secara terperinci.
c. Kandungan Hukum dalam Al-Qur’an
Kandungan hukum dalam Al-Qur’an dibagi menjadi empat
aspek sebagai berikut.
1) Hukum peribadatan dan muamalah.
2) Kisah-kisah para nabi.
3) Informasi kehidupan dan alam semesta di antaranya informasi
tentang terbentuknya alam semesta dan penciptaan manusia.
4) Janji dan ancaman Allah Swt. terhadap seluruh manusia.

d. Dalalah Al-Qur’an
Dalalah adalah kandungan pengertian yang terdapat pada suatu
kata atau kalimat dalam nas Al-Qur’an. Dalalah Al-Qur’an terbagi
menjadi dua, yaitu dalalah qat‘i dan dalalah zanniy.
2. Hadis dan Sunah

a. Definisi Hadis dan Sunah

Hadis Sunah
Menurut ahli fikih, hadis adalah Sunah yaitu segala yang dinukilkan
segala perkataan, perbuatan, dan dari Nabi Muhammad saw.
ketetapan Nabi Muhammad saw. mencakup perkataan, perbuatan,
Hadis Nabi Muhammad saw. ketetapan, pengajaran, sifat,
diceritakan secara turun-temurun tingkah laku, perjalanan hidup baik
dari satu generasi kepada generasi terjadi sebelum masa kerasulan
berikutnya. Oleh karena itu, dalam maupun sesudah kerasulan. Sunah
ilmu hadis dikenal tiga istilah yaitu Nabi Muhammad saw. terbagi
Sanad, Matan, dan Rawi. menjadi tiga, yaitu sunah qauliah,
sunah fi‘liah, dan sunah taqririah.
b. Kedudukan
c. Fungsi hadis
hadis sebagai d. Klasifikasi
terhadap
sumber hukum hadis
Al-Qur’an
Islam

Hadis Memerinci ketentuan dalam


berkedudukan Al-Qur’an
Mutawatir
sebagai sumber
hukum kedua
dalam Islam Memperkuat hukum yang
setelah ditentukan dalam Al-Qur’an Ahad
Al-Qur’an.
Pernyataan Memberikan penjelasan
ketentuan dalam Al-Qur’an
tersebut
terdapat pada
Menetapkan hukum yang
Surah belum disebutkan dalam
al-Hasyr [59]: 7 Al-Qur’an
Hadis Mutawatir Hadis Ahad
De Ma De Ma
fin ca fin ca
isi m isi m

Hadis mutawatir Hadis ahad adalah


Sahih
Mutawatir hadis yang
adalah hadis yang
Lafzi diriwayatkan oleh
diriwayatkan oleh
para perawi satu jalur atau Hasan
dengan banyak beberapa jalur
jalur periwayatan. periwayatan yang
Mutawatir tidak mencapai Daif
Maknawi derajat mutawatir.
3. Ijtihad

a. Definisi Ijtihad
Kata ijtihad berasal dari bahasa Arab, ijtahada-
yajtahidu-ijtihadan yang artinya segala kemampuan,
bersungguh-sungguh mencurahkan tenaga, atau
bekerja secara optimal. Secara istilah, ijtihad artinya
menggunakan pikiran dengan penuh kesungguhan
untuk menemukan hukum atau ketentuan tentang
sesuatu hal berdasarkan aturan dalam Al-Qur’an dan
hadis serta kaidah berijtihad.
b. Syarat-Syarat c. Kedudukan d. Cara-Cara
Mujtahid Ijtihad Ijtihad

1) Memahami isi Al-Qur’an dan hadis, 1) Kias


terutama berkaitan dengan hukum. Hukum yang
dihasilkan dari
ijtihad tidak boleh 2) Istihsan atau Istislah
2) Menguasai bahasa Arab dengan
bertentangan
segala kelengkapannya untuk
menafsirkan Al-Qur’an dan hadis. dengan Al-Qur’an 3) Istishab
dan hadis.
Pernyataan tersebut
3) Menguasai ilmu usul fikih dan 4) Maslahah Mursalah
kaidah-kaidah fikih yang luas. dijelaskan dalam
hadis riwayat
Darimi. 5) Al-’Urf
4) Mengetahui ijma‘ para ulama dan
perkembangan hukum dalam Islam.
6) Suddu Zara’i
5) Memahami keadaan masyarakat,
baik dari sisi adat istiadat, kebiasaan,
sosial, hingga psikologi masyarakat.
B. Penerapan Sumber Hukum Islam
dalam Keseharian

Menjadikan
Taat
Al-Qur’an
Berperilaku Beribadah
sebagai
Ikhlas kepada Allah
Pedoman
Swt.
Hidup
Menjadikan
Al-Qur’an Taat
Berperilaku Beribadah
sebagai
Ikhlas kepada Allah
Pedoman
Hidup Swt.

▪Mendengarkan bacaan ▪Rela menerima segala ▪Mempelajari perintah


ayat Al-Qur’an ketetapan Allah Swt. dan larangan dalam
beribadah sesuai hukum
▪Membaca dan ▪Tidak memilih satu Islam
menghafalkan Al-Qur’an aturan dengan
mengabaikan aturan lain ▪Melaksanakan ibadah
▪Memahami dan sesuai perintah Allah
mentadaburi Al-Qur’an ▪Melaksanakan aturan Swt.
▪Mengamalkan Allah Swt. dengan baik
▪Menerapkan tata cara
kandungan Al-Qur’an beribadah sesuai hadis
dan ijtihad ulama
▪Mengajarkan Al-Qur’an
Bab V
Substansi Dakwah
Nabi Muhammad saw. di Mekah
A. Dakwah Nabi Muhammad saw. Periode Mekah
B. Meneladan Sifat dan Perilaku Nabi Muhammad saw.
A. Dakwah
3. Strategi
1.
Nabi Dakwah
Kerasulan Muhammad Nabi
Nabi Muhammad
saw. Periode saw. di
Muhammad
saw. Mekah Mekah

2. Misi Dakwah Nabi


Muhammad saw. di Mekah
3. Strategi
2. Misi Dakwah
1. Kerasulan Nabi Dakwah Nabi
Nabi Muhammad
Muhammad saw. Muhammad saw.
saw. di Mekah
di Mekah

a. Mengajarkan a. Secara
Q.S. Al-Alaq [96]:
tauhid atau sembunyi-
1-5
akidah. sembunyi
b. Menanamkan (Ad-Da’wah Bi
kemuliaan Al-Sirr).
Q.S. Al-Muddassir akhlak. a. Secara terang-
[74]: 1-7 c. Membangun terangan
kebudayaan (Ad-Da’wah Bi
yang beradab. Al-Jahr).
d. Menyampaikan a. Dengan
agama yang keimanan dan
menjadi rahmat kesabaran.
bagi seluruh
alam.
B. Meneladan Sifat dan Perilaku
Nabi Muhammad saw.

1. Rela berkorban dalam membela agama.


2. Berani membela kebenaran.
3. Jujur dan rendah hati.
4. Sabar dan tabah menghadapi cobaan.
5. Tidak mudah putus asa dan menyerah dalam berdakwah.
Bab VI
Perilaku Mujahadah An-Nafs,
Husnuzan, dan Ukhuwah

A. Dalil tentang Perilaku Mujahadah An-Nafs, Husnuzan,


dan Ukhuwah
B. Kandungan Dalil tentang Perilaku Mujahadah
An-Nafs, Husnuzan, dan Ukhuwah
A. Mengamalkan Perilaku Mujahadah An-Nafs,
Husnuzan, dan Ukhuwah serta Hikmahnya
A. Dalil tentang Perilaku
Mujahadah An-Nafs, Husnuzan,
dan Ukhuwah

3. Hadis
tentang
1. Q.S. Perilaku
Al-Hujurat Mujahadah
An-Nafs,
[49]:10 Husnuzan, dan
2. Q.S. Ukhuwah
Al-Hujurat
[49]: 12
1. Surah Al-Hujurat [49] Ayat 10

Artinya: Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara


karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang
berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
mendapat rahmat.
Sesungguhnya orang-
orang mukmin

Kosakata
Surah
Damaikanlah al-Hujurat [49] Bersaudara
ayat 10

Antara kedua saudaramu


Hukum Bacaan Surah al-Hujurat [49] ayat 10

Gunnah Alif lam Ikhfa Mad tabi’i


qamariah Izhar
hakiki Mad arid
syafawi lissukun
2. Surah al-Hujurat [49] Ayat 12

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka,


sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing
sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
Jauhilah

a. Kosakata
Janganlah
Surah
menggunjing al-Hujurat [49] Prasangka
ayat 12

Janganlah kamu
mencari-cari Dosa
kesalahan orang lain
Hukum Bacaan Surah al-Hujurat [49] ayat 12

Mad jaiz Qalqalah Idgam Alif lam


munfasil sugra bigunnah syamsiah

Ikhfa Idgam
syafawi bilagunnah
3. Hadis tentang Perilaku Mujahadah An-Nafs,
Husnuzan, dan Ukhuwah

Hadis tentang Perilaku Mujahadah An-Nafs

”Orang yang perkasa


Rasulullah saw. bukanlah orang yang
bersabda, ”Mujahid menang dalam
perkelahian, tetapi orang
adalah orang yang
yang perkasa adalah
berjihad terhadap orang yang
jiwanya.” mengendalikan dirinya
(H.R. Ahmad) ketika marah.” (H.R.
Bukhari dan Muslim)
Hadis tentang Hadis tentang
Husnuzan Ukhuwah

Rasulullah saw. bersabda,


Rasulullah saw.
”Seorang mukmin bagi mukmin
bersabda, ”Jauhilah
lainnya bagaikan sebuah
prasangka sebab bangunan yang saling
prasangka itu menguatkan satu sama lainnya.”
sejahat-jahatnya (H.R. Bukhari dan Muslim)
perkataan (hati).”
(Muttafaq ‘Alaih)
”Perumpamaan orang-orang mukmin dalam
saling mencintai, saling mengasihi, dan
saling menyayangi, seperti satu tubuh.
Apabila satu organ tubuh merasa sakit, akan
menjalar kepada semua organ tubuh, yaitu
tidak dapat tidur dan terasa demam.” (H.R.
Muslim)
B. Kandungan Dalil tentang Perilaku
Mujahadah An-Nafs, Husnuzan, dan Ukhuwah

Kandungan Surah Kandungan Surah 3. Kandungan Hadis


al-Hujurat [49] ayat 10 al-Hujurat [49] ayat 12 tentang Perilaku
Mujahadah An-Nafs,
Husnuzan, dan
Ukhuwah

Perintah Allah Swt.


Perintah bertakwa kepada kaum muslimin
kepada Allah Swt. dan untuk menjauhi perilaku
menjaga ukhuwah atau berprasangka buruk,
persaudaraan mencari-cari kesalahan
antarsesama mukmin. orang lain, dan
bergunjing atau gibah.
3. Kandungan Hadis tentang Perilaku
Mujahadah An-Nafs, Husnuzan, dan Ukhuwah

a. Kandungan hadis
b. Kandungan hadis c. Kandungan hadis
tentang mujahadah
tentang husnuzan tentang ukhuwah
An-Nafs

▪ Rasulullah saw. menjelaskan


▪ Hadis yang diriwayatkan oleh bahwa persaudaraan
Ahmad, Rasulullah saw. antarmuslim bagaikan satu
menyebut bahwa perilaku
melawan hawa nafsu
▪ Rasulullah saw. bangunan. Sebuah bangunan
akan runtuh apabila salah satu
merupakan jihad yang besar. memerintahkan umat
bagiannya rusak. Begitu pula
▪ Rasulullah saw. juga Islam untuk menjauhi dengan persaudaraan umat
memerintahkan umatnya prasangka buruk Islam, jika umat Islam
untuk senantiasa terpecah belah karena suatu
mengendalikan diri. Hadis ini kepada orang lain.
permasalahan, persaudaraan
diriwayatkan oleh Bukhari dan tersebut akan hancur layaknya
Muslim. bangunan yang rusak.
C. Mengamalkan Perilaku Mujahadah
An-Nafs, Husnuzan, dan Ukhuwah serta
Hikmahnya

Mengamalkan Mengamalkan
Perilaku Perilaku
Mujahadah Mengamalkan Ukhuwah dan
An-Nafs dan Perilaku Hikmahnya
Hikmahnya Husnuzan dan
Hikmahnya
a. Pengamalan
perilaku Mengamalkan b. Hikmah
mujahadah Perilaku perilaku
An-Nafs Mujahadah mujahadah
dalam An-Nafs dan An-Nafs
keseharian Hikmahnya

1) Meningkatkan kesabaran.
1) Meningkatkan keimanan 2) Dapat mempertimbangkan
dan ketakwaan kepada kebutuhan hidup sesuai
kemampuan diri.
Allah Swt. 3) Meningkatkan rasa syukur kepada
2) Melaksanakan perintah Allah Swt.
Allah Swt. seperti salat, 4) Mempererat tali silaturahmi.
5) Terhindar dari maksiat.
puasa, zakat, dan haji.
6) Terhindar dari perselisihan.
3) Menjauhi perbuatan 7) Mengurangi rasa gelisah, cemas,
tercela. iri, dan tidak puas.
8) Meningkatkan keimanan.
a. Pengamalan
perilaku Mengamalkan b. Hikmah
husnuzan Perilaku perilaku
dalam Husnuzan dan husnuzan
keseharian Hikmahnya

1) Memberi semangat kepada orang 1) Terhindar dari penyesalan dalam


lain yang hendak melakukan hubungan antarsesama.
kebaikan. 2) Tulus dalam menjalin
2) Bersabar dalam menghadapi persahabatan.
cobaan. 3) Selalu merasa senang dan
3) Memeriksa kebenaran berita yang bahagia atas kebahagiaan orang
didengar. lain.
4) Memercayai kemampuan yang 4) Timbulnya ketenangan dan
dimiliki. ketenteraman dalam hidup.
5) Bersikap ramah kepada teman. 5) Meningkatkan keimanan yang
6) Bersyukur kepada Allah Swt.
dimiliki.
a. Macam-
Mengamalkan b. Hikmah
Macam
Perilaku perilaku
perilaku
Ukhuwah dan Ukhuwah
Ukhuwah
Hikmahnya

1) Dicintai oleh Allah Swt.


2) Memiliki banyak teman dan
saudara.
1) Ukhuwah islamiah 3) Memperoleh kemudahan jika
2) Ukhuwah insaniah menghadapi kesulitan hidup.
4) Memperkuat persaudaraan
3) Ukhuwah wataniah sesama muslim.
5) Terhindar dari perpecahan dan
konflik.

Anda mungkin juga menyukai