Anda di halaman 1dari 20

BAHAYA KANDUNGAN ZAT ADITIF PADA

MAKAN YANG DIKONSUMSI BAGI TUBUH


MANUSIA

Disusun
Oleh :

Nama..............................
NPM: ............................

YAYASAN PEMBANGUNAN KAMPUS JABAL GHAFUR


UNIVERSITAS JABAL GHAFUR – SIGLI
FAKULTAS FKIP BIOLOGI
2017
KATA PENGANTAR

 Puji dan syukur di panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

perkenaan dan penyertaan-Nya penulis masih dapat diberi kesempatan untuk

menyelesaikan hasil penelitian tentang “Zat Aditif Makanan”.

  Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu

Alfrida Payuk, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Biologi yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam proses pembuatan laporan ini. Tanpa tuntunan dari

beliau, penulis tidak akan bisa menyelesaikan laporan ini dengan baik. Uraian dalam

makalah ini penulis susun berdasarkan buku dan sumber website yang relevan

dengan topik tersebut.

 Di dalam laporan ini membahas berbagai manfaat dan akibat buruk dari zat

aditif. Namun, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan

ini. Penulis memohon kiranya pembaca dapat memaklumi keberadaan penulis

sebagai pelajar yang masih membutuhkan tuntunan dari berbagai pihak.

            Akhir kata, penulis tetap berharap laporan ini dapat berguna dan memberi

manfaat baik bagi pembaca. Namun, kritik dan saran sangat di harapkan dari

pembaca.

            Sekian, terima kasih.                                                          

   

Penulis
Februari 2017

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................... 3

C. Tujuan................................................................................................. 3

D. Manfaat............................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 4

A. Pengertian Zat Aditif.......................................................................... 4

B. Jenis-Jenis Zat aditif........................................................................... 4

C. Makanan Yang Mengandung Zat Aditif............................................. 7

D. Dampak Negatif dari Zat aditif........................................................... 7

E. Upaya Penanggulangan Dampak Negatif Zat Aditif.......................... 8

F. Kelebihan dan Kekurangan zat Aditif................................................ 8

BAB III PENUTUP................................................................................................ 9

A. Kesimpulan......................................................................................... 9

B. Saran................................................................................................... 9
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar belakang

Setiap hari kita memerlukan makanan untuk mendapatkan energi (karbohidrat

dan lemak) dan untuk pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang rusak

(protein). Selain itu, kita juga memerlukan makanan sebagai sumber zat penunjang

dan pengatur proses dalam tubuh, yaitu vitamin, mineral, dan air.

Supaya orang tertarik untuk memakan suatu makanan, seringkali kita perlu

menambahkan bahan-bahan tambahan ke dalam makanan yang kita olah. Bisa kita

perkirakan bahwa seseorang tentu tidak akan punya selera untuk memakan sayur sop

yang tidak digarami atau bubur kacang hijau yang tidak memakai gula. Dalam hal

ini, garam dan gula termasuk bahan tambahan. Keduanya termasuk jenis zat aditif

makanan. Zat aditif bukan hanya garam dan gula saja, tetapi masih banyak bahan-

bahan kimia lain.

Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan

makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa,

memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain.

Penggunaan zat aditif sendiri sudah berlangsung sejak lama di masyarakat,

baik yang sintetis maupun alami. Dan saat ini hampir semua orang sangat bergantung

pada penggunaan zat aditif ini dalam kehidupannya. Dalam industri makanan dan

minuman, zat aditif ini merupakan faktor kunci untuk menghasilkan produk yang

baik dan disenangi konsumen. Sedangkan penggunaannya untuk keperluan rumah

tangga bertujuan untuk meningkatkan citarasa dari suatu makanan.


B. Rumusan masalah

1.   Apa pengertian dari zat aditif dan apa saja jenis-jenisnya ?

2.   Bagaimanakah makanan yang dikatakan mengandung zat aditif ?

3. Apa dampak negatif yang muncul bagi orang yang mengkonsumsi zat aditif ?

4. Bagaimana cara menanggulangi dampak negatif akibat mengkonsumsi zat aditif ?

5.   Apa kelebihan dan kekurangan dari zat aditif ?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui arti dari zat aditif beserta jenis-jenisnya.

2. Agar dapat mengetahui dan memahami berbagai makanan yang mengandung zat

aditif.

3. Untuk mengetahui dampak negatif bagi orang yang mengkonsumsi zat aditif.

4. Untuk mengetahui cara menanggulangi dampak negatif akibat mengkonsumsi zat

aditif.

5. Agar dapat memahami kelebihan dan kekurangan dari zat aditif.

D. Manfaat

1. Dapat memberikan kontribusi dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat

mengenai cara melihat dan memilih makanan yang mengandung zat aditif atau

tidak agar mereka lebih bijak dalam memilih makanan yang aman untuk mereka

konsumsi.

2. Dapat mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat,dengan adanya sosialisasi dan

pemahaman yang baik mengenai zat aditif maka masyarakat akan mendapatkan

rasa aman dan terlindungi dari zat berbahaya tersebut.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Zat Aditif

Istilah zat aditif sendiri mulai familiar di tengah masyarakat Indonesia setelah

merebak kasus penggunaan formalin pada beberapa produk olahan pangan, tahu,

ikan dan daging yang terjadi pada beberapa bulan belakangan. Formalin sendiri

digunakan sebagai zat pengawet agar produk olahan tersebut tidak lekas

busuk/terjauh dari mikroorganisme. Penyalahgunaan formalin ini membuka

kacamata masyarakat untuk bersifat proaktif dalam memilah-milah mana zat aditif

yang dapat dikonsumsi dan mana yang berbahaya. Zat aditif makanan merupakan zat

yang biasanya ditambahkan ke dalam makanan selama pengolahan untuk

menyimpannya untuk waktu yang lama.

Secara umum, zat aditif makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1). Aditif sengaja, yaitu aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan

tujuan tertentu, seperti untuk meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan

keasaman dan kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa, dan lain sebagainya.

2). Aditif tidak sengaja, yaitu aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah

sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan.

Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif dapat berasal dari sumber alamiah

seperti lesitin, asam sitrat, dan lain-lain, dapat juga disintesis dari bahan kimia yang

mempunyai sifat serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia,

maupun sifat metabolismenya seperti karoten, asam askorbat, dan lain-lain.


Pada umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan, yaitu lebih pekat, lebih

stabil, dan lebih murah. Walaupun demikian ada kelemahannya yaitu sering terjadi

ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan,

dan kadang-kadang bersifat karsinogen yang dapat merangsang terjadinya kanker

pada hewan dan manusia.

Zat aditif makanan atau lebih dikenal dengan bahan tambahan makanan

(BTM) mungkin tidak begitu familiar di telingan masyarakat, tapi jenis-jenis dari

bahan tambahan pangan pasti sudah banyak digunakakn oleh masyarakat sehari-hari.

Zat aditif atau BTM merupakan semua jenis zat yang ditambahkan dalam makanan

maupun minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Zat aditif yang ada di pasarana

memiliki banyak macam, beberapa jenis dari zat aditif diantaranya pewarna,

pengawet, pemanis, penyedap, pengental, pengemulsi, serta masih banyak yang lain.

Penambahan zat aditif ini bertujuan untuk memperbaiki warna, citarasa,

penampakan, tekstur, flavor, serta memperpanjang daya simpan dari suatu makanan.

Zat aditif sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu zat aditif alami dan sintetis. Zat

aditif alami merupakan zat aditif yang berasal dari tanaman, hewan, dan produk

turunannya yang tidak mengalami proses pengolahan industri dan tidak ditambahkan

bahan-bahan kimia. Sedangkan zat aditif sintetis merupakan zat aditif yang

diproduksi oleh industri modern dengan menggunakan berbagai campuran bahan-

bahan kimia. Kedua jenis zat aditif ini memiliki keunggulan dan kekurangan masing-

masing dan memiliki peminat sendiri-sendiri.

Peningkatan permintaan zat aditif di masyarakat menjadi peluang para

produsen untuk memproduksi zat aditif dengan berbagai macam dan jenisnya yang
sangat banyak. Dan penggunaan zat aditif sintetis ini semakin hari semakin

meningkat penggunaannya oleh industri makanan dan minuman serta rumah tangga.

Banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan zat aditif sintetis ini karena

alasan kepraktisan dan hasil yang didapatkan bisa maksimal. Namun, penggunaan zat

aditif sintetis dalam makanan dan minuman dibatasi oleh aturan pemerintah dalam

UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan. Pembatasan ini bertujuan untuk membatasi

penggunaan zat aditif sintetis yang berlebihan dalam makanan yang kita konsumsi

sehari-hari, karena bagaimanapun zat aditif sintetis terbuat dari bahan-bahan kimia

yang asing bagi tubuh. Akumulasi bahan-bahan kimia ini dalam waktu lama pasti

akan memberikan efek negatif bagi tubuh, hal inilah yang menjadi alasan terkait

pembatasan penggunaan zat aditif sintetis. 

Sedangkan untuk zat aditif alami merupakan semua jenis zat tambahan

makanan yang berasal dari alam tanpa menggunakan pengolahan dan bahan

tambahan kimiawi. Pada awal penggunaan zat aditif, jenis alami inilah yang banyak

digunakan, tetapi seiring berjalannya waktu dan meningkatnya kebutuhan akan zat

aditif, banyak orang beralih dari zat aditif alami ke zat aditif sintetis. Alasan

kepraktisan dan hasil yang lebih baik menjadi alasan utama masyarakat meniggalkan

zat aditif alami ini. Namun, meskipun demikian ada beberapa masyarakat yang masih

setia menggunakan zat aditif alami ini, dengan alasan keamanan dan tanpa efek

samping, membuat masyarakat tetap setia. Zat aditif alami memiliki kelebihan tidak

menimbulkan efek samping berbahaya bagi tubuh, karena berasal dari bahan alami

dan tidak ditambahkan bahan-bahan kimia. Namun, kelemahan dari zat aditif alami

ini adalah kepraktisan dan hasil yang dihasilkan tidak sebaik zat aditif sintetis.
Pemilihan penggunaan zat aditif sintetis maupun alami memiliki keunggulan

dan kelemahan masing-masing. Dan yang perlu diperhatikan ketika anda memilih

penggunaan zat aditif sintetis adalah batasi penggunaannya, jangan terlalu banyak

mengkonsumsinya dan jangan terlalu sering. Karena sekali lagi zat aditif sintetis

terbuat dari bahan-bahan yang asing bagi tubuh, sehingga akumulasinya dalam tubuh

dapat menimbulkan reaksi tertentu pada tubuh. Lebih bijak dan selektif dalam

memilih makanan yang akan kita konsumsi adalah cara cerdas untuk menjaga tubuh

kita.

B. Jenis-Jenis Zat Aditif

Zat aditif pada makanan, ada yang berasal dari alam dan ada yang buatan

(sintetik). Untuk zat aditif alami tidak banyak menyebabkan efek samping. Lain

halnya dengan zat aditif sintetik.

Beberapa zat aditif dari alam yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari,

yaitu :

1. Pewarna.

Contohnya : Daun pandan (hijau), kunyit (kuning), buah coklat (coklat), wortel

(orange), anato (orange), karamel (cokelat hitam), beta karoten (kuning) dan klorofil

(hijau).

2. Penyedap.

Contohnya : Pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar.


3. Pengawet.

Contohnya : asam cuka (untuk acar), gula (untuk manisan), dan garam (untuk asinan

ikan/telur). Selain itu beberapa bahan alam misalnya saja penambahan air jeruk atau

air garam yang dapat digunakan untuk menghambat terjadinya proses reaksi waktu

coklat (browing reaction) pada buah apel.

4. Pengemusi.

Contohnya : putih telur.

Beberapa zat aditif sintetik yang sering digunakan dalam beraneka jenis makanan,

yaitu :

1. Zat Pewarna

           Zat pewarna adalah bahan yang dapat memberi warna pada makanan,

sehingga makanan tersebut lebih menarik. Tartrazin adalah pewarna makanan buatan

yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140.

Contoh pewarna sintetik: biru berlian (biru), coklat HT (coklat), eritrosit (merah) dan

hijau FCF (hijau).

2. Penyedap Rasa dan Aroma (flavor).

           Penyedap rasa dan aroma yang banyak digunakan berasal dari golongan ester.

Contoh: Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel), butil butirat (rasa

nanas), isobutil propionat (rasa rum).

3. Penguat Rasa (flavour echancer).


           Bahan penguat rasa atau penyedap makanan yang paling banyak digunakan

adalah MSG (Monosodium Glutamate) yang sehari-hari dikenal dengan nama vetsin.

MSG sebagai penguat rasa makanan dan juga untuk melezatkan makanan. MSG

merupakan zat aditif makanan buatan, sedangkan yang alami diantaranya adalah

bunga cengkeh.

4. Zat Pemanis Buatan.

Bahan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya

sakarin(kemanisannya 500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), dan natrium

siklamat (kemanisannya 50x gula) dan serbitol.

5. Pengawet.

           Pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi,

pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan

mikroorganisme. Zat pengawet dimaksudkan untuk memperlambat oksidasi yang

dapat merusak makanan.

Contoh  bahan  pengawet  dan  penggunaannya :  

 Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk minuman ringan,kecap

,acar ketimun dalam botol dan saos.

 Natrium  nitrat  (NaNo3),  untuk  daging  olahan  dan  keju.

 Natrium nitrit (NaNo2), untuk daging olahan, daging awetan dan kornet kalangan.
 Asam propionate, untuk roti dan sediaan keju olahan.

6. Anti  Oksidan.

Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi. Contohnya :

 Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan  

pada  daging  olahan,  kaldu,  dan  buah  kalangan.

 Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan.

 Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan, margarine

dan mentega.

7. Pengemulsi,Pemantap dan Pengental.

Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi

yang homogen pada makanan. Gom Arab adalah bahan aditif alami yang gunanya

untuk mengemulsi minyak dan air agar dapat bersatu. Garam alginat dan gliserin

merupakan bahan aditif  buatan yang digunakan untuk menstabilkan dan

memekatkan suatu makanan sehinggga dapat membuat makanan bertekstur lembut

dan rata.

Contoh : agar-agar, gelatin, dan gom arab.

8. Pemutih dan Pematang  Tepung.

Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung

sehingga  dapat  memperbaiki  mutu  pemanggangan.

Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat

9. Pengatur  Keasaman.
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat

keasaman  makanan. 

Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, ammonium bikarbonat, asam

klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat

10. Antikempal.

Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk.

Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam

meja).

11.Pengeras.

Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.

Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat

(pada buah kalangan).

12. Sekuestran.

Merupakan bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan.

Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim),

kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA.

13. Penambahgizi.

Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk

memperbaik gizi makanan.

Contohnya: Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.


C. Contoh Makanan Yang Mengandung Zat Aditif Berbahaya         

Zat aditif yang terkandung dalam mie instan :

 Pemanis   : Gula

 Pengawet  : - Natrium Benzoat

- Natrium Metabisolfit

 Antioksidan : TBHQ

 Pengatur keasaman

  Pewarna       : tartazin Cl 191405

  Penguat rasa : - dinatrium inosinat

                - monoatrium glutamat

 Penguat rasa  : nabati dan tripolifosfat

D. Dampak Negatif dari Zat Aditif yang Terdapat pada Makanan

Dampak negatif Zat Aditif pada Mie Instan :

1. Gula

Mengkonsumsi gula berlebihan memang dapat memperburuk kesehatan

tubuh. Karena itu, gula sering kali dihindari untuk mencegah berbagai penyakit,

seperti serangan jantung, selulit, dan penumpukan lemak. Namun, menurut sebuah

penelitian, konsumsi gula dalam tingkat yang aman pun dapat memiliki efek buruk

bagi kesehatan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh University of Utah, para peneliti

memberikan takaran gula yang sama dengan takaran gula diet sehat manusia, kepada

tikus betina. Hasilnya, ditemukan bahwa tikus betina tersebut, meninggal dua kali

lebih cepat setelah mengonsumsi makanan yang sebagian besarnya mengandung

gula.

2. Natrium Benzoat

Dampak negatif pada Natrium benzoat :

 Kandungan bahan pengawet yang ada pada mie instan umumnya tidak terlalu

besar. Akan tetapi, jika dikonsumsi terus menerus tentu akan berkomulasi dan

menimbulkan efek terhadap kesehatan

  Dampak lain adalah kanker. Dikonsumsi secara berlebihan dapat timbul efek

samping berupa edema(bengkak ) yang dapat terjadi karena retensi atau

tertahannya cairan dalam tubuh

 Naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma lantaran

pengikatan air oleh natrium

 Natrium benzoat bisa memicu terjadinya serangan asma

3. TBHQ

Penuaan dan penyakit degeneratif seperti kanker kardiovaskuler,

penyumbatan pembuluh darah yang meliputi hiperlipidemik, aterosklerosis, stroke,

dan tekanan darah tinggi serta terganggunya sistem imun tubuh dapat disebabkan

oleh stress oksidatif.


Stress oksidatif adalah keadaan tidak seimbangnya jumlah oksidan dan

prooksidan dalam tubuh. Pada kondisi ini, aktivitas molekul radikal bebas

atau reactive oxygen species (ROS) dapat menimbulkan kerusakan seluler dan

genetika. Kekurangan zat gizi dan adanya senyawa xenobiotik dari makanan atau

lingkungan yang terpolusi akan memperparah keadaan tersebut.

4. Pengatur Keasaman

Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankanderajat

keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amoniumsulfat, amonium

bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asamtentrat, dan natrium

bikarbona.

5. Tartazin Cl 19140

Pada penggunaannya, dilaporkan muncul reaksi hipersensitifitas (alergi) pada

penderita asma, tumor pada anak-anak dan intolerasi pada aspirin. Hal itu bisa terjadi

karena tertelan tartrazin ataupun kontak langsung kulit dengan tartrazin. Insidensi

kejadian intoleransi terhadap tartrazin ini relatif sedikit, sehingga disimpulkan

penggunaannya pada dosis minimal masih dianggap cukup aman. Namun, setiap

bahan makanan yang mengandung tartrazin harus disebutkan pada label kemasan. Di

Amerika, FDA (Food and Drug Administration) secara rutin memeriksa kalau-kalau

ada produk yang mengandung tartrazin namun tidak mencantumkannya.

6. Monoatrium Glutamat

Berikut adalah beberapa efek samping dan gangguan spesifik yang

berhubungan dengan MSG menurut Blaylock :


 Kejang

 Mual

 Alergi

 Ruam

 Serangan asma

 Sakit kepala

 Hilang ingatan

E. Upaya Menanggulangi Dampak Negatif Akibat Mengkonsumsi Zat Aditif

Cara mengurangi dampak negatif pada mie instan :

1. Ganti Air

Saat merebus mie instant tentunya terdapat air kuah yang tersisa. Jika mie

tersebut berupa mie kuah, maka setelah mie direbus buanglah kuah dari hasil rebusan

tadi. Kemudian gantilah dengan air panas lain. Hal ini bertujuan agar zat pengawet

dan lainnya yang terkandung dalam mie instant terbuang bersama kuah tadi.

2. Jangan Merebus Bumbu

Saat membuat mie instant biasanya sudah tertera bagaimana cara memasak

yang benar. Akan tetapi beberapa orang malah memasak mie dengan mencampurkan

bumbu saat merebus. Tentunya ini akan menimbulkan dampak yang lebih berbahaya.
Dampak tersebut muncul dari MSG yang direbus. MSG yang dipanaskan akan

berubah menjadi zat karsinogen yang sangat berbahaya karena mampu terjadinya

kanker.

3. Kurangi Bumbu Dan Ganti Dengan Bumbu Alami

Seperti yang diketahui bumbu yang disiapkan oleh pabrikan terdapat bebagai

macam zat yang berbahaya bagi tubuh. Untuk itu kurangi penggunaan bumbu

tersebut dan gantilah dengan bumbu dapur alami. Bumbu dapur alami seperti

bawang, merica, garam kemiri, dll.

4. Hindari Konsumsi berlebihan

Salah satu cara terbaik untukmenghindari dampat negatif dari mengkonsumsi

mie instant tentunya adalah tidak mengkonsumsi berlebihan dan tidak

mengkonsumsi  secara rutin.

F. Kelebihan dan kekurangan zat aditif.

1. Kelebihan zat aditif.

           Penggunaan zat aditif memiliki keuntungan meningkatkan mutu makanan dan

pengaruh  negatif  bahan  tambahan  pangan  terhadap  kesehatan. Agar makanan

dapat tersedia dalam bentuk yang lebih menarik dengan rasa yang enak, rupa dan

konsentrasinya baik serta awet maka perlu ditambahkan bahan makanan atau dikenal

dengan nama lain “food additive”. Zat aditif juga menambah rasa dan membuat

makanan terlihat lebih menarik secara visual, mencegah makanan dari rak menjadi

basi dan meningkatkan kehidupan, mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur yang

menyebabkan keracunan makanan.


2. Kekurangan zat aditif.

           Bahan aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis,

apalagi bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka

waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal,

dan lain-lain.  Zat aditif juga dapat menyebabkan reaksi alergi terhadap orang-orang

seperti diare, ruam kulit, gangguan perut, nyeri dada, asma, sensasi kesemutan, mual

atau meningkatnya panas tubuh.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Zat aditif makanan merupakan zat yang biasanya ditambahkan ke dalam

makanan selama pengolahan untuk menyimpannya untuk waktu yang

lama. Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat kita simpulkan bahwa perilaku

menyimpang pengusaha adalah mencampurkan bahan bahan bahaya kedalam

makanan masyarakat yang rata-rata menyukai bahkan bisa menjadi menu makan

sehari-hari. Tapi, ternyata hal itu sangat membahayakan bagi pengkonsumsi bila
dikonsumsi secara berlebihan atau secara rutin. Dengan adanya masalah ini

masyarakat harus pandai dalam hal saji,karena makanan yang bersifat cepat saji jelas

tidak baik bagi kesehatan.

B. Saran

Setelah kita mengetahui kelebihan dan kekurangan zat aditif, sekiranya kita

jadi lebih tau dan memahami mengenai zat aditif sehingga dapat lebih bijak dalam

memilah-milih jenis makanan apa yang baik untuk dikonsumsi karena yang cepat

belum tentu tepat dan jika tidak tepat maka tidak akan sehat. kurangi atau bahkan

hindari sesuatu yang dapat merusak kesehatan pilih bahan dan cara yang tepat sesuai

aturan walau sedikit butuh proses tapi hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan

yaitu sehat dan aman bagi kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai