Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

DAMPAK SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL,


PRILAKU TIDAK ETIS, DAN MORALITAS MANAJEMEN TERHADAP
KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI PADA
PERUSAHAAN DEVELOPER DI PEKANBARU

Febri Rahmi
Fakultas Ekonomi dan Sosial UIN Sultan Syarif Kasim Riau – Pekanbaru
E-mail: febrirahmi@uin-suska.ac.id

Asni Sovia
Fakultas Ekonomi dan Sosial UIN Sultan Syarif Kasim Riau – Pekanbaru
E-mail: asnisovia@uin-suska.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan sistem


pengendalian internal, perilaku tidak etis dan moralitas manajemen terhadap
kecenderungan kecurangan akuntansi. Sampel penelitian ini adalah staf
akuntansi. pada perusahaan developer di Pekanbaru. Teknik sampel adalah
dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah kuesioner. Analisis
data dengan menggunakan regresi linear berganda.
Berdasarkan analisis statistik secara parsial menemukan: 1) hipotesis
pertama, kedua dan ketiga diterima (sig 0,006, sig 0,004, sig 0,000) yaitu sistem
pengendalian internal, perilaku tidak etis dan moralitas manajemen berpengaruh
signifikan terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Besarnya pengaruh
sistem pengendalian internal, perilaku tidak etis dan moralitas manajemen
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi sebesar 51%, sisanya 49%
dipengaruhi oleh variabel lain.

Kata Kunci: Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Perilaku Tidak Etis,


Moralitas Manajemen, Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

PENDAHULUAN sama yaitu ketidaktepatan dalam


Kasus Kecenderungan membelanjakan sumber dana.
Kecurangan Akuntansi (KKA) di Ketidaktepatan dalam
Indonesia terjadi secara berulang membelanjakan sumber dana
ulang. Media massa banyak membuat organisasi atau lembaga
memberitakan hal tersebut sehingga yang dikelola menjadi rugi. Sebagai
bagi masyarakat kasus KKA contoh, volume produktivitas
sepertinya bukan rahasia lagi. Pada organisasi melemah, belanja sosial
sektor publik, KKA dilakukan dalam organisasi semakin sedikit,
bentuk kebocoran Anggaran kepercayaan masyarakat yang
Pendapatan dan Belanja Negara dilayani beralih ke organisasi lain,
(APBN). Di sektor swasta bentuk dan mitra kerja tidak selera lagi
KKA juga terjadi dalam bentuk yang untuk tetap bekerja sama. Jika
demikian yang terjadi, reputasi dan

48
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

citra organisasi yang terbangun bank, penggelapan terhadap


selama ini menjadi sulit untuk penerimaan kas, pencurian aset
dijadikan daya saing dalam meraih perusahaan, manipulasi pajak,
persaingan pasar yang semakin transaksi tidak resmi, korupsi di
tajam. komisi penyelenggara pemilu dan
Persaingan pasar yang semakin lain sebagainya. Kerugian dari
tajam seiring dengan perkembangan kecurangan akuntansi salah satunya
ekonomi saat ini yang merupakan adalah menurunnya akuntabilitas
hasil dari proses pembangunan telah manajemen yang membuat para
membuat dunia usaha semakin pemegang saham meningkatkan
semarak, kompleks, variatif, dan biaya monitoring terhadap
dinamis. Demi kelangsungan hidup manajemen.
perusahaan, setiap perusahaan Pengendalian internal yang
berusaha untuk menggali segala efektif dapat memberikan manfaat
potensi yang ada agar tetap bertahan yang besar bagi perusahaan dan
dan memenuhi kebutuhan dapat mempercepat proses kegiatan
pelanggannya. Perusahaan perlu yang sedang berlangsung di
mengadakan pemeriksaan internal perusahaan. Sistem Pengendalian
yang memadai serta pengawasan Internal juga merupakan faktor yang
terhadap proses kegiatan perusahaan mempengaruhi adanya
yang berjalan sesuai prosedur yang kecenderungan kecurangan
telah ditentukan. Tujuannya adalah akuntansi. Pengendalian internal
agar perusahaan dapat meningkatkan memegang peran penting dalam
atau mencapai kinerja yang organisasi untuk meminimalisir
diinginkan dan terhindar dari kasus terjadinya kecurangan. Pengendalian
korupsi . internal yang efektif akan menutup
Kasus korupsi terbanyak yang peluang terjadinya perilaku yang
terjadi sepanjang tahun 2014 di tidak etis. (Toyibatun, 2009)
Indonesia menurut Indonesia Perilaku tidak etis muncul
Corruption Watch (2014) adalah karena karyawan merasa tidak puas
Pejabat atau Pegawai dan kecewa dengan hasil yang di
Pemda/Kementerian. Khusus dapat dari perusahaan serta lemahnya
semester II 2014, urutan terbanyak pengawasan manajemen yang dapat
tersangka korupsi adalah Pelaksana membuka keleluasaan karyawan
Proyek (PP), Pejabat Pelaksana untuk melakukan tindakan yang
Teknis Kegiatan (PPTK), Kuasa dapat merugikan perusahaan.
Pengguna Anggaran (KPA), dan Perusahaan dituntut untuk mampu
Pejabat Pembuat Komitmen(PPK). mendorong terbentuknya perilaku
Sementara pada semester I 2014, etis pada karyawannya dalam
urutan terbanyak kedua adalah meminimalisir tendensi terjadinya
direktur, komisaris, konsultan, dan kecurangan akuntansi (Adelin,
pegawai swasta. 2009).
Menurut Pradnyani (2014) Berita yang ditulis oleh liputan
bukti dari kecurangan akuntansi yang 6 SCTV (12 juli 2015) dimana
terjadi di Indonesia diantaranya ratusan masa buruh dan karyawan
adalah adanya likuidasi beberapa berdemo di depan Mahkamah Agung

49
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

tentang tuntutan kenaikan gaji dan bangunan, keterlambatan serah


penghapusan sistem kerja terima sertifikat, pengembalian dana
outsourching. Buruh dan karyawan yang tidak segera diselesaikan,
menuntut kenaikan upah gaji dan ketersediaan fasilitas khusus dan
kenaikan tunjangan kesehatan serta umum, perbedaan kualitas,
pensiun. Gaji dan upah merupakan spesifikasi, dan desain tata letak
kompensasi yang diberikan bangunan, perjanjian pengikatan jual
perusahaan kepada buruh karyawan, beli, akta jual beli dan hak guna
ketika hasil yang diperoleh mereka bangunan, iuran pengelola
bertentangan dengan kebutuhan lingkungan, penjadwalan ulang
buruh dan karyawan. Tindakan yang cicilan, tanah properti yang dijual
dilakukan oleh perusahaan mengalami sengketa, perbedaan luas
disebabkan oleh salah satu dari selisih bangunan, promo brosur yang
adanya tindakan perilaku tidak etis tidak sesuai, keanggotaan
dan kecurangan akuntansi. Perhimpunan Pemilik dan Penghuni
Kasus kecurangan di Indonesia Satuan Rumah Susun, pelayanan
yang perlu menjadi perhatian salah yang tidak memuaskan, dan keluhan
satunya terjadi pada sektor properti lainnya (kompas.com, 2015).
dan REI (Real Estate Indonesia). Hal Peningkatan kasus pada sektor ini
tersebut dikarenakan semakin sebesar 12,7 % dari tahun 2013 yang
banyaknya pengembang proyek yang hanya 121 kasus, mengindikasi
membangun berbagai macam hunian perlunya sistem pengendalian yang
seperti, perumahan, kawasan efektif dan pengawasan terhadap
apartemen dan lain sebagainya. potensi kecurangan di sektor ini.
Semakin berkembangnya suatu Efendi (2010) melakukan
sektor, seperti sektor properti dan penelitian pada Perusahaan
real estate mendorong adanya Developer di Pekanbaru menemukan
kemungkinan terjadi kecenderungan adanya kecurangan yang dilakukan
kecurangan (fraud). oleh para penjual maupun pembeli
Menurut Sudaryatmo (ketua properti guna mengecilkan atau
Yayasan Lembaga Konsumen menghapus pajak yang harus
Indonesia) telah terjadi peningkatan dibayar. Kecurangan ini terjadi
pada pengaduan kasus hukum sektor karena adanya penjualan properti
properti oleh konsumen ke Yayasan dengan harga diskon ke broker
tersebut. Kasus pada sektor ini properti tanpa akta peralihan hak,
berada diurutan kedua setelah sektor hanya kuasa menjual. Transaksi yang
keuangan dan perbankan (Tribun terjadi membuat penjual maupun
Timur, 2015). Berdasarkan data pembeli tidak terkena pajak,
Yayasan Lembaga Konsumen walaupun sudah ada pembayaran dari
Indonesia terdapat 157 kasus broker kepada developer.
pengaduan sektor properti yang Beberapa penelitian
ditujukan kepada sekitar 100 menunjukkan faktor-faktor yang
pengembang. Dari keseluruhan kasus mempengaruhi kecenderungan
terdapat 17 jenis keluhan, seperti kecurangan (fraud). Penelitian
pengembang ingkar janji, Efendi (2010) menunjukkan
keterlambatan serah terima unit Pengendalian Internal, Ketaatan

50
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

aturan akuntansi, asimetri informasi penelitian ini menggunakan variable


dan kesesuaian kompensasi system pengendalian internal, prilaku
berpengaruh positif terhadap tidak etis, moralitas manajemen dan
terjadinya kecenderungan kecenderungan kecurangan
kecurangan Akuntansi. Penelitian Akuntansi. Kedua, objek penelitian
Toyibatun (2009) menunjukan pada perusahaan developer yang
bahwa kesesuaian sistem termasuk dalam program sejuta
pengendalian internal, sistem rumah Real Estate Indonesia (REI).
kompensasi, ketaatan terhadap Adapun judul penelitian ini
aturan, dan perilaku tidak etis adalah “Dampak Sistem
berpengaruh positif terhadap Pengendalian Internal, Prilaku Tidak
terjadinya kecenderungan Etis, Dan Moralitas Manajemen
kecurangan Akuntansi. Penelitian Terhadap Kecenderungan
Satyawati (2014) menunjukan Kecurangan Akuntansi Pada
sistem pengendalian internal, Perusahaan Developer di
moralitas manajemen kesesuaian Pekanbaru.”
kompensasi memiliki pengaruh
negatif terhadap kecenderungan TINJAUAN PUSTAKA
kecurangan akuntansi. 1. Teori Atribusi
Penelitian ini mengacu pada Teori Atribusi (Atribution
penelitian Efendi (2010) dan Theory) merupakan teori dari
Toyibatun (2009). Variabel dalam Harold Kelley (1972-1973)
Penelitian ini adalah sistem dalam teorinya menjelaskan
pengendalian internal, perilaku tidak tentang bagaimana orang menarik
etis dan kecenderungan kecurangan kesimpulan tentang “apa yang
akuntansi. Tambahan variabel menjadi sebab” apa yang menjadi
penelitian ini adalah moralitas dasar seseorang melakukan suatu
manajemen, karena moral perbuatan atau memutuskan untuk
manajemen dapat mempengaruhi berbuat dengan cara-cara tertentu.
kualitas laporan yang dihasilkannya Ada tiga faktor yang menjadi tiga
terutama berkaitan dengan akuntansi factor yang menjadi dasar
Berdasarkan fenomena dan pertimbangan orang untuk
hasil penelitian yang kontradiktif menarik kesimpulan apakah suatu
memotivasi untuk dilakukan tindakan atau perbuatan
penelitian kembali tentang disebabkan oleh sifat dari dalam
kecenderungan kecurangan diri (disposisi) ataukah
akuntansi. Penelian pada perusahaan disebabkan oleh faktor di luar diri.
Developer di Pekanbaru juga pernah Ketiga faktor dasar pertimbangan
dilakukan oleh Efendi (2010), tersebut adalah: 1.
perbedaannya adalah : pertama, Konsensus (Concensus), 2.
variabel yang digunakan oleh Efendi Konsisten (Consistency) 3.
terdiri dari pengendalian internal, Keunikan (Distinctivens)
ketaatan aturan akuntansi, asimetri Teori Atribusi menurut
informasi, kesesuaian kompensasi Ikhsan dan Ishak (2005)
dan kecenderungan kecurangan merupakan suatu proses untuk
Akuntansi. Sementar dalam menginterpretasikan suatu

51
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

peristiwa, alasan, atau sebab rendahnya moral seseorang


perilaku seseorang. Teori ini ingin berdasarkan perkembangan
menjelaskan tentang perilaku penalaran moralnya. Tahapan
seseorang terhadap peristiwa di perkembangan moral terbagi
sekitarnya dan mengetahui alasan- menjadi tiga tahapan yaitu pre-
alasan melakukan perilaku seperti konvensional, konvensional, dan
itu. Teori Atribusi yang post-konvensional. Dalam tahapan
dikemukakan oleh Robbins (2006) yang paling rendah (pre-
menjelaskan perilaku seseorang conventional), individu akan
yang disebabkan oleh faktor melakukan suatu tindakan karena
internal atau faktor eksternal. Jadi takut terhadap hukum/peraturan
dapat disimpulkan bahwa Teori yang ada. Selain itu individu pada
Atribusi adalah teori yang level moral ini juga akan
menjelaskan upaya untuk memandang kepentingan
memahami penyebab dibalik pribadinya sebagai hal yang
perilaku orang lain. utama dalam melakukan suatu
Perilaku ini disebabkan oleh tindakan. Pada tahap kedua
faktor internal dan faktor (conventional), individu akan
eksternal. Perilaku yang mendasarkan tindakannya
disebabkan oleh faktor internal persetujuan teman-teman dan
adalah perilaku yang diyakini keluarganya dan juga pada norma-
berada di bawah kendali atau norma yang ada di masyarakat.
berasal dari dalam diri individu Pada tahap ke tiga perkembangan
seperti ciri kepribadian, motivasi moral adalah ukuran dari tinggi
atau kemampuan. Perilaku yang rendahnya moral seseorang.
disebabkan oleh faktor eksternal Manajemen pada tahapan
adalah perilaku yang diyakini post konvensional menunjukkan
sebagai hasil dari sebab-sebab kematangan moral manajemen
luar atau berasal dari luar diri yang tinggi. Kematangan moral
individu seperti peralatan atau menjadi dasar dan pertimbangan
pengaruh sosial dari orang lain manajemen dalam merancang
(Kusumastuti, 2012). tanggapan dan sikap terhadap isu-
2. Teori Perkembangan Moral isu etis. Perkembangan
Lawrence Kohlberg (25 pengetahuan moral menjadi
Oktober 1927 - 19 Januari 1987) indikasi pembuatan keputusan
adalah seorang psikolog Amerika yang secara etis serta positif
terkenal karena teorinya tentang berkaitan dengan perilaku
tahapan perkembangan moral. Ia pertanggung jawaban sosial.
menjabat sebagai profesor di Karena adanya tanggung jawab
Departemen Psikologi di sosial, manajemen dengan
University of Chicago dan di moralitas yang tinggi diharapkan
Graduate School of Education di tidak melakukan perilaku
Harvard University (Nusantara, menyimpang dan kecurangan
2016). dalam kinerjanya. Moralitas
Tahapan perkembangan manajemen yang tinggi
moral adalah ukuran dari tinggi diharapkan akan menurunkan

52
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

perilaku tidak etis dan kecurangan kecurangan akuntansi. Hal ini


akuntansi yang dilakukan dikarenakan pengendalian internal
manajemen perusahaan. Namun yang efektif memungkinkan
sebaliknya jika yang terjadi terjadinya pengecekan saling
adalah manajemen dengan silang (cross check) terhadap
moralitas yang rendah akan pekerjaan seseorang oleh orang
memicu terjadinya perilaku lain. Hal ini menurunkan peluang
menyimpang dan kecurangan terjadinya kecenderungan
dalam kinerjanya. Termasuk kecurangan. Efendi (2010)
adanya perilaku tidak etis dari menyatakan bahwa salah satu
manajemen dan kecurangan upaya untuk meminimalisir
akuntansi. Moralitas manajemen tindakan kecurangan adalah
yang rendah dapat meningkatkan dengan meningkatan sistem
perilaku tidak etis dan kecurangan pengendalian internal yang
akuntansi yang dilakukan efektif, sehingga terdapat
manajemen perusahaan. pengaruh positif antara
3. Sistem Pengendalian internal pengendalian internal terhadap
dan kecenderungan kecenderungan kecurangan
kecurangan akuntansi akuntansi. Bardasarkan hal di atas
Menurut Frilia (2015) maka hipotesis penelitian ini
dalam penelitiannya menunjukan sebagai berikut
bahwa sistem pengendalian H1 : Sistem Pengendalian
internal berpengaruh signifikan Internal berpengaruh
terhadap kecenderungan signifikan terhadap
kecurangan akuntansi. Pada kecenderungan kecurangan
dasarnya kecurangan terjadi akuntansi.
karena adanya kesempatan, 4. Perilaku tidak etis dan
semakin besar peluang kecenderungan kecurangan
kesempatan untuk melakukan akuntansi
kecurangan maka semakin sering Griffin dan Ebert (2007:58)
pula kecurangan yang akan menyatakan bahwa perilaku tidak
terjadi. Lemahnya pengendalian etis adalah perilaku yang tidak
internal akan membukakan pintu sesuai dengan norma-norma sosial
untuk melakukan kecurangan. yang diterima secara umum,
Sistem pengendalian intern yang sehubungan dengan tindakan
lemah, membuat seseorang tidak yang bermanfat atau yang
takut untuk melakukan tindakan membahayakan. Prinsip tersebut
yang merugikan perusahaan, menunjukkan sikap dari
karena tindakan yang mereka manajemen dalam mengelola
lakukan tidak terdeteksi oleh perusahaan. Prinsip tersebut
siapapun dan sebaliknya. mewakili sikap manajemen dalam
Adelin (2009) dalam mengelola suatu perusahaan atau
penelitiannya menunjukkan instansi. Jika perilaku yang
bahwa sistem pengendalian ditunjukkan manajemen
internal berpengaruh negatif cenderung tidak etis maka
terhadap kecenderungan

53
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

kecenderungan kecurangan manajemen memiliki pengaruh


akuntansi akan semakin tinggi. signifikan terhadap
Menurut Adelin (2009) kecenderungan kecurangan
perilaku tidak etis berpengaruh akuntansi. jika moralitas
signifikan positif terhadap manajemen rendah, maka
kecenderungan kecurangan kemungkinan terjadinya
akuntansi, artinya semakin tinggi kecurangan masih dapat terjadi.
perilaku tidak etis pada suatu Berdasarkan hal di atas maka
perusahaan, maka semakin tinggi hipotesis penelitian sebagai
pula kecenderungan kecurangan berikut:
akuntansi pada perusahaan H3: Moralitas Manajemen
tersebut. Sustriana (2015) dalam berpengaruh signifikan
penelitian menunjukkan bahwa terhadap kecenderungan
perilaku tidak etis berpengaruh kecurangan akuntansi.
signifikan terhadap Kerangka konseptual
kecenderungan kecurangan merupakan gambaran tentang pola
akuntansi. Berdasarkan hal di atas hubungan antar variabel-variabel
maka hipotesis penelitian sebagai yang diteliti. Berdasarkan penjelasan
berikut: yang telah diuraikan diatas, kerangka
H2 : Sikap Tidak Etis konseptual penelitian ini dapat
berpengaruh signifikan digambarkan sebagai berikut:
terhadap kecenderungan Gambar 2.1
kecurangan akuntansi.
Kerangka Konseptual
5. Moralitas manajemen dan
kecenderungan kecurangan
akuntansi
Pradnyani (2014) dalam
penelitiannya menunjukan bahwa
moralitas manajemen tidak
berpengaruh terhadap terjadinya METODE PENELITIAN
kecenderungan kecurangan Jenis penelitian ini adalah
akuntansi. Semakin tinggi tahapan kuantitatif. populasi dalam penelitian
moralitas manajemen (tahapan ini yaitu perusahaan developer yang
postkonvensional), semakin termasuk kedalam Real Estat
manajemen memperhatikan Indonesia (REI) di kota Pekanbaru
kepentingan yang lebih luas dan yang terdaftar di Dinas Perindustrian
universal daripada kepentingan dan Perdagangan Kota Pekanbaru
perusahaan semata, terlebih pada tahun 2015. Lokasi ini dipilih
kepentingan pribadinya. Oleh berdasarkan pertimbangan bahwa
karenanya, semakin tinggi daerah ini merupakan daerah
moralitas manajemen, semakin berpotensi dalam perkembangan
manajemen berusaha ekonomi di masa yang akan dating.
menghindarkan diri dari REI menetapkan Pekanbaru sebagai
kecenderungan kecurangan kota terbaik di Indonesia Pekanbaru
akuntansi. Rahmawati (2012) adalah Kota yang paling mudah,
menunjukan bahwa moralitas paling murah dan paling cepat dalam

54
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

hal pengurusan izin property di penelitian adalah perusahaan


Indonesia, serta adanya kebijakan developer yang termasuk dalam
memberi kemudahan bagi program sejuta rumah Real Estate
pengembang yang membangun Indonesia (REI), dengankriteria
perumahan di Pekanbaru. Sampel sebagai berikut:
1. Perusahaan termasuk kedalam keuangan yang ada di perusahaan
Real Estat Indonesia (REI) developer. Variabel penelitian ini
2. Terdaftar di Dinas Perindustrian terdiri dari 3 variable independen
dan Perdagangan Provinsi Riau yaitu: Sistem Pengendalian Internal
3. Perusahaan telah berjalan lebih (SPI), perilaku tidak etis, moralitas
dari 5 tahun berlokasi di manajemen dan varabel dependen
Pekanbaru yaitu kecenderungan kecurangan
Teknik pengumpulan data akutansi. Indikator dari setiap
dalam penelitian ini adalah dengan variable adalah:
kuesioner terutama pada staf
Tabel 3.1.
Definisi dan Indikator Variabel Penelitian
Variabel dan Konsep Indikator
Pengendalian Internal (X1) 1. Penerapan wewenang dan
Sistem pengendalian internal merupakan suatu tanggung
perencanaan yang meliputi struktur organisasi jawab.
dan semua metode dan alat-alat yang 2. Pencatatan transaksi
dikoordinasikan dan digunakan didalam 3. Aktivitas pengendalian
perusahaan dengan tujuan untuk menjaga 4. Informasi dan komunikasi
keamanan hak milik perusahaan, memeriksa 5. Pemantauan dan evaluasi
ketelitian dan kebenaran data akuntansi,
mendorong efisiensi, dan membantu
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
yang telah ditetapkan. (Raharjo, 2015).

Prilaku Tidak Etis (X2) 1. Menggunakan kendaraan


Perilaku tidak etis merupakan perilaku yang dinas untuk keperluan
menyalahgunakan jabatan, sumber daya pribadi
organisasi, kekuasaan, dan perilaku yang tidak 2. Perilaku manajemen yang
berbuat apa apa sehubungan dengan jabatan menyalahkan sumber daya
dan kekuasaannya. (mustika,2016) organisasi
3. Perilaku manajemen yang
menyalahkan kekuasaan
4. Perilaku manajemen yang
tidak berbuat apa – apa
5. Perilaku manajemen yang
mengabaikan peraturan
Kesesuaian Kompensasi (X3) 1. Kompensasi keuangan
Kesesuaian kompensasi didefinisikan sebagai sesuai dengan prestasi
keseluruhan balas jasa yang diterima oleh karyawan
pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan di 2. Kompensasi diberikan

55
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

organisasi dalam bentuk uang atau lainnya, karna karyawan menguasai


yang dapat berupa gaji, upah, bonus, insentif, dan bertanggung jawab atas
dan tunjangan lainnya. (Hariandja, 2002) pekerjaan
3. Promosi diberikan atas
dasar prestasi kerja
karyawan
4. Penyelesaian tugas dengan
baik
5. Pencapaian pekerjaan
dalam waktu tertentu
6. Kompensasi berdasarkan
kemampuan pengetahuan
dan keahlian dibidangnya
Moralitas Manajemen (X4) 1. Rekayasa laporan keuangan
Kematangan moral manajemen menjadi untuk pertahankan
indikasi pembuatan keputusan yang secara etis pemegang saham
serta positif berkaitan dengan perilaku 2. Rekayasa laporan keuangan
pertanggung-jawaban sosial. Adanya tanggung untuk memperoleh bonus
jawab sosial diharapkan membuat manajemen 3. Rekayasa laporan keuangan
bertindak lebih baik dan tidak melakukan untuk memperlihatkan
penyimpangan-penyimpangan. Manajemen kinerja perusahaan agar
dengan moralitas yang tinggi diharapkan tidak terlihat baik
melakukan tindakan-tindakan yang tidak etis 4. Kelaziman rekayasa laporan
dan melakukan kecurangan akuntansi untuk keuangan setiap periode
memaksimalkan keuntungan pribadi. (Fawzi, 5. Rekayasa laporan keuangan
2011) karna tidak akan merugikan
perusahaan dan tidak
terkena sanksi
6. Pertimbangan direksi
membua laporan keuangan
yang sebenarnya terkait
untuk kepentingan
perusahaan dan
kesejahteraan karyawan
Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Y) 1. Perkecil biaya agar laba
Kecurangan akuntansi sebagai: (1) Salah saji besar.
yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan 2. Tidak mencatat dokumen
keuangan yaitu salah saji atau penghilangan penyuapan kepada pejabat
secara sengaja jumlah atau pengungkapan pemerintah
dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi 3. Perkecil cadangan piutang
pemakai laporan keuangan. macet agar laba besar.
(2) Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak 4. Tidak menerima
semestinya terhadap aset (seringkali disebut pembayaran fiktif.
dengan penyalahgunaan atau penggelapan) 5. Menolak permintaan
berkaitan dengan pencurian aset entitas yang komisaris utama untuk beli
berakibat laporan keuangan tidak disajikan rumah perusahaan dengan

56
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

dengan benar. (IAPI, 2013) harga murah (di bawah


harga pasar).

Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif,


analisis kualitas data dan analisis hipotesis. Analisis statistik deskriptip untuk
mendapatkan informasi mengenai data. Kualitas data diuji dengan uji validitas dan
reliabilitas serta uji normalitas data. Analisis hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linier berganda. Persamaan penelitian ini sebagai
berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µ
Keterangan :
Y = kecenderungan kecurangan akuntansi
α = Konstanta
β(1234) = Koefisien Regresi
X1 = sistem pengendalian internal
X2 = prilaku tidak etis
X3 = moralitas manajemen
µ = Error

HASIL DAN PEMBAHASAN bergerak dalam bidang


Statistik Deskriptif pembangunan perumahan dari
Penelitian ini dilakukan pada berbagai jenis dalam jumlah yang
Perusahaan Developer yang berada besar di atas suatu kesatuan
di Pekanbaru. Penelitian ini lingkungan pemukiman yang
dilakukan untuk mengetahui faktor- dilengkapi dengan prasarana-
faktor yang mempengaruhi prasarana lingkungan dan fasilitas
kecenderungan kecurangan sosial yang diperlukan oleh
akuntansi. Perusahaan Developer masyarakat penghuninya.
merupakan suatu perusahaan yang

Tabel 1
Descriptive Statistics
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Devia
tion
Sistem Pengendalian Internal (X1) 30 8 18 11,67 2,746
Perilaku Tidak Etis (X2) 30 5 12 8,87 2,224
Kesesuaian Kompensasi (X3) 30 20 29 23,67 2,758
Moralitas Manajemen (X4) 30 7 22 14,67 4,188
Kecenderungan Kecurangan 30 13 22 16,17 2,653
Akuntansi (Y)
Valid N (listwise) 30
Sumber: Data olahan SPSS 2016

57
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

Berdasarkan tabel 1, jawaban menunjukkan nilai minimum sebesar


yang diberikan responden terhadap 7, nilai maximum sebesar 22, nilai
variabel X1 (sistem pengendalian rata-rata sebesar 14,67 dan nilai
internal) memiliki nilai minimum 8, standar deviasi 4,188. Jawaban yang
nilai maksimum 18, nilai rata-rata diberikan responden terhadap
sebesar 11,67 dan nilai standar variabel Y (kecenderungan
deviasi 2,746. Jawaban yang kecurangan akuntansi) memiliki nilai
diberikan responden terhadap minimum sebesar 13, nilai maximum
variabel X2 (prilaku tidak etis) sebesar 22, nilai rata-rata sebesar
menunjukkan nilai minimum sebesar 16,17 dan nilai standar devisiasi
5, nilai maximum sebesar 12, nilai sebesar 2,653.
rata-rata sebesar 8,87 dan nilai Semua variabel dapat terpenuhi
standar deviasi 2,224. Jawaban yang uji validitas dan uji reliabilitas
diberikan responden terhadap sebagai berikut:
variabel X4 (moralitas manajemen)
Tabel 2
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Validitas Nilai
Variabel Cronbach’s Nilai Kesimpul
Alpha Kritis an
Sistem Pengendalian Internal valid 0,835 0,60 Reliabel
Prilaku Tidak Etis valid 0,818 0,60 Reliabel
Moralitas Manajemen valid 0,845 0,60 Reliabel
Kecenderungan Kecurangan valid 0,770 0,60 Reliabel
Akuntansi
Sumber: Data olahan SPSS 2016
Hasil uji normalitas dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
menggunakan uji Kolmogorov- model regresi memenuhi asumsi
Smirnov pada tabel 4.3 diatas dapat normalitas, yaitu data terdistribusi
dilihat bahwa nilai Asymp.Sig (2- secara normal.
tailed) sebesar 0,996 > 0,05. Dengan
Tabel 3
Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Mean ,0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1,75879930
Absolute ,075
Most Extreme Differences Positive ,060
Negative -,075
Kolmogorov-Smirnov Z ,411
Asymp. Sig. (2-tailed) ,996
a. Test distribution is Normal.

58
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

Berdasarkan hasil analisis jumlah sampel (n) = 30, jumlah


regresi linier berganda pada tabel variabel (k) = 4, taraf signifikansi α =
4.3, dimana nilai t tabel pada taraf 5% atau 0,05, dan degree of freedom
signifikansi 5% dapat diketahui (df) = n-k-1 = 30 - 4 - 1 = 25, t tabel
sebagai berikut: nilai t tabel dengan adalah 2,060.
Tabel 4
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 1.848 2.664 .694 .494
Sistem Pengendalian
.395 .131 .408 3.020 .006
Interen
Perilaku Tidak Etis .509 .163 .427 3.128 .004
Moralitas manajemen .355 .086 .560 4.134 .000
a. Dependent Variable: Kecendrungan Kecurangan Akuntansi
Sumber: Data olahan SPSS, 2016

Berdasarkan output diatas, pengujian variabel perilaku tidak etis secara


hipotesis dalam penelitian ini dapat parsial memiliki pengaruh yang
dijabarkan sebagai berikut dengan signifikan terhadap kecenderngan
nilai t tabel pada taraf signifikansi kecurangan akuntansi, atau
5% dan df (derajat kebebasan) atau t dengan kata lain hipotesis (H2)
tabel n-k-1 = 25 adalah 2.060: diterima.
a. Sistem pengendalian internal c. Moralitas manajemen
berpengaruh terhadap berpengaruh terhadap
kecenderungan kecurangan kecenderungan kecurangan
akuntansi. akuntansi.
Sistem pengendalian internal Moralitas manajemen diketahui t
diketahui t hitung (3.020) > t tabel hitung (4.134) > t tabel (2.060)
(2.060) dan sig (0,006) < 0,05. dan sig (0,000) < 0,05. Artinya
Artinya variabel sistem variabel moralitas manajemen
pengendalian internal (X1) secara secara parsial memiliki pengaruh
parsial memiliki pengaruh yang yang signifikan terhadap
signifikan terhadap kecenderungan kecurangan
kecenderungan kecurangan akuntansi., atau dengan kata lain
akuntansi, atau dengan kata lain hipotesis (H3) diterima.
hipotesis (H1) diterima. Berdasarkan hasil analisis
b. Perilaku tidak etis berpengaruh regresi pada tabel 4.3 diatas dapat
terhadap kecenderungan dibuat persamaan regresi linier
kecurangan akuntansi. berganda sebagai berikut:
Perilaku tidak etis diketahui t Y = α + + β1X1 + + β2X2 + β3X3 +
hitung (3.128) > t tabel (2.060) β4X4+ µ
dan sig (0,004) < 0,05. Artinya

59
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

Y = 1,848 + 0,395 X1 + 0,509 X2 + meningkatkan kecenderungan


0,355 X3 + µ kecurangan akuntansi sebesar
Berikut penjelasan dari 0,509 dengan asumsi variabel lain
persamaan regresi linier berganda tetap.
yang terbentuk: 4. Nilai koefisien regresi variabel
1. Nilai konstanta (α) sebesar 1,848 moralitas manajemen (3) adalah
Artinya, jika variabel independen sebesar 0,355. Artinya, setiap
tetap maka nilai variabel perubahan 1 satuan variabel
dependen adalah sebesar 1,848. moralitas manajemen , maka
2. Nilai koefisien regresi variabel akan meningkatkan
Sistem pengendalian internal (X1) kecenderungan kecurangan
adalah sebesar 0,395. Artinya, akuntansi sebesar 0,355 dengan
setiap perubahan 1 satuan variabel asumsi variabel lain tetap
Sistem pengendalian internal, 5. Standar error (e) merupakan
maka akan meningkatkan variabel acak dan mempunyai
kecenderungan kecurangan distribusi probabilitas. Standar
akuntansi sebesar 0,395 dengan error (e) mewakili semua faktor
asumsi variabel lain tetap. yang mempunyai pengaruh
3. Nilai koefisien regresi variabel terhadap Y tetapi tidak
perilaku tidak etis (X2) adalah dimasukkan dalam persamaan.
sebesar 0,509 Artinya, setiap Berdasarkan hasil Uji-F dapat
perubahan 1 satuan variabel dilihat tabel 4.4. sebagai berikut:
perilaku tidak etis , maka akan
Tabel 5
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 114.220 3 38.073 11.005 .000b
Residual 89.947 26 3.459
Total 204.167 29
a. Dependent Variable: Kecendrungan Kecurangan Akuntansi
b. Predictors: (Constant), Moralitas manajemen, Sistem Pengendalian
Interen, Perilaku Tidak Etis

60
Berdasarkan tabel 5 diketahui Diperoleh F hitung (11,005) >
F hitung sebesar 11,005 dengan F tabel (2,980) dengan Sig (0,000) <
signifikansi 0,000. Berikut untuk 0,05. Artinya, bahwa semua variabel
memperoleh nilai F hitung adalah: independen (X) yaitu sistem
Df1 (n1=k-1) (n1 = 4-1=3) pengendalian internal(X1), perilaku
Df2 (n2=n-k) (n2 = 30-4=26) tidak etis (X2), moralitas manajemen
Keterangan : (X3) dalam penelitian ini secara
n = jumlah sampel, bersama-sama (simultan)
k = jumlah semua Variabel berpengaruh signifikan terhadap
probabilitas α = 5%, variabel dependen (Y) yaitu
maka nilai f tabelnya adalah 2,980. kecenderungan kecurangan akuntansi
(Lihat pada N1=3 dan N2= 26.
signifikansi F lebih kecil dari 5%)
Tabel 6
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .748 .559 .509 1.860
a. Predictors: (Constant), Moralitas manajemen, Sistem Pengendalian Interen,
Perilaku Tidak Etis
Dari hasil tabel 6 di atas dapat signifikan sistem pengendalian
dilihat bahwa nilai R square sebesar internal terhadap kecenderungan
0,559 dan nilai koefisien determinan kecurangan akuntansi dengan
yang sudah disesuaikan (adjust r tingkat signifikansi di bawah 0,05.
square) sebesar 0,509. Berdasarkan Berdasarkan hasil pengujian
hasil koefisien determinasi diperoleh hipotesis, sistem pengendalian
angka 51% variabel yang diteliti internal diketahui t hitung (3,020)
yaitu sistem pengendalian internal, > t tabel (2.060) dan Sig (0,006) <
perilaku tidak etis, dan moralitas 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen secara bersama dapat hipotesis 1 di terima, artinya
menjelaskan variabel kecenderungan sistem pengendalian internal
kecurangan akuntansi dan sisanya memiliki pengaruh positif
sebesar 49% (100% - 51%) terhadap kecenderungan
dipengaruhi oleh variabel lain. kecurangan akuntansi
Pembahasan Dari hasil penelitian ini
1. Sistem Pengendalian Internal mengindikasikan bahwa hasil uji
dan Kecenderungan empiris penelitian ini sesuai
Kecurangan Akuntansi dengan analisis di dalam teori
Penelitian ini bertujuan atribusi dan teori agensi. Teori
untuk mengetahui pengaruh atribusi menjelaskan tentang
sistem pengendalian internal perilaku seseorang terhadap
terhadap kecenderungan peristiwa di sekitarnya dan
kecurangan akuntansi. Hasil mengetahui alasan-alasan
persamaan regresi 1 untuk melakukan perilaku seperti itu.
menjawab hipotesis 1 Teori Atribusi yang dikemukakan
menunjukkan adanya pengaruh oleh Robbins (2006) menjelaskan

61
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

perilaku seseorang yang menjadi petunjuk bagi perilaku


disebabkan oleh faktor internal. yang diinginkan.
Perilaku yang disebabkan oleh 2. Perilaku Tidak Etis dan
faktor internal adalah perilaku Kecenderungan Kecurangan
yang diyakini berada di bawah Akuntansi
kendali atau berasal dari dalam Berdasarkan hasil pengujian
diri individu seperti ciri hipotesis, prilaku tidak etis
kepribadian, motivasi atau diketahui t hitung (3,128)> t tabel
kemampuan. Jadi, jika faktor (2.060) dan Sig (0,004) < 0,05.
internal memberikan pengaruh Artinya, variabel prilaku tidak etis
negatif terhadap seseorang maka secara parsial memiliki pengaruh
ia akan melakukan perbuatan positif terhadap kecenderungan
menyimpang atau kecurangan. kecurangan akuntansi, atau
Teori agensi menjelaskan dengan kata lain hipotesis (H2)
organisasi sebagai hubungan diterima.
kontrak antara pengelola dan Dari hasil penelitian ini
prinsipal yang sarat dengan mengindikasikan bahwa hasil uji
berbagai kepentingan dari setiap empiris penelitian ini sesuai
pihak. Ketika kepentingan salah dengan analisis di dalam teori
satu pihak terganggu atribusi dan teori agensi. Teori
kesempatannya untuk terpenuhi atribusi menjelaskan tentang
maka ada kemungkinan bagi perilaku seseorang terhadap
mereka untuk berperilaku peristiwa di sekitarnya dan
menyimpang. Oleh karenanya mengetahui alasan-alasan
diperlukan struktur yang dapat melakukan perilaku seperti itu.
membatasi perilaku pengelola Teori Atribusi menurut Ikhsan
salah satunya dalam bentuk dan Ishak (2005) merupakan suatu
pengendalian internal. proses untuk menginterpretasikan
Temuan tersebut konsisten suatu peristiwa, alasan, atau sebab
dengan hasil Efendi (2010), perilaku seseorang.
Rahmawati (2012), Pradnyani Teori Keagenan dilandasi
(2014) dan toyibatun (2009) yang oleh beberapa asumsi. Asumsi-
menunjukan bahwa sistem asumsi tersebut dibedakan
pengendalian internal memiliki menjadi tiga jenis, yakni asumsi
pengaruh positif terhadap tentang sifat manusia, asumsi
terjadinya kecenderungan keorganisasian, dan asumsi
kecurangan akuntansi hal ini informasi. Perilaku tidak etis
dikarenakan pengaruh lingkungan berpengaruh terhadap
(sebagai salah satu komponen kecenderungan kecurangan
pengendalian internal) yang ditata akuntansi sesuai dengan Asumsi
terhadap usaha untuk menekan teori agency yaitu sifat manusia
munculnya kecurangan akuntansi. menekankan pada manusia yang
Penelitian ini menyarankan agar memiliki sifat mementingkan diri
lingkungan dikembangkan sendiri (self interest), memiliki
sedemikian rupa sehingga dapat keterbatasan rasionalitas (bounded
rasionality), dan tidak menyukai

62
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

risiko (risk aversion), dengan manajemen secara parsial


adanya asumsi ini membuat memiliki pengaruh yang
seseorang berperilaku tidak etis signifikan terhadap
sehingga melakukan kecurangan. kecenderungan kecurangan
Hasil penelitian ini akuntansi , atau dengan kata lain
mendukung penelitian yang hipotesis (4) diterima.
dilakukan oleh adelin (2009), Hasil yang didapat sesuai
toyibatun (2009), sustriana (2015) dengan teori tahapan
dan mustika (2016) yang perkembangan moral yang
menyatakan bahwa perilaku tidak menjelaskan tentang ukuran dari
etis berpengaruh positif terhadap tinggi rendahnya moral seseorang
terjadinya kecenderungan berdasarkan perkembangan
kecurangan akuntansi. Hal ini penalaran moralnya. Manajemen
disebabkan semakin tinggi dengan moralitas yang rendah
perilaku tidak etis yang dilakukan akan memicu terjadinya perilaku
oleh seseorang dalam suatu menyimpang dan kecurangan
instansi maka semakin tinggi pula dalam kinerjanya. Termasuk
kecenderungan kecurangan adanya perilaku tidak etis dari
(fraud) yang terjadi. Hal ini manajemen dan kecurangan
disebabkan moralitas merupakan akuntansi. Moralitas manajemen
suatu hal yang mempengaruhi yang rendah dapat meningkatkan
tindakan dan perilaku seorang perilaku tidak etis dan kecurangan
individu. Moralitas yang buruk akuntansi yang dilakukan
akan membuat individu cenderung manajemen perusahaan.
berperilaku tidak etis. Dalam Hasil penelitian ini
suatu organisasi atau instansi, mendukung penelitian yang
perilaku atasan, dan lingkungan dilakukan oleh Rahmawati
kerja merupakan hal penting yang (2012), bahwa moralitas
dapat mempengaruhi tindakan manajemen berpengaruh positif
yang diambil oleh setiap pegawai. terhadap kecenderungan
Dengan demikian semakin kecurangan akuntansi, Semakin
karyawan melakukan tindakan tinggi moralitas yang dimiliki tiap
atau perilaku yang tidak etis maka manajemen sangat berpengaruh
akan semakin tinggi juga terhadap terjadinya
kecenderungan kecurangan kecenderungan kecurangan
(fraud) yang dilakukan karyawan akuntansi pada perusahaan.
maupun manajemen yang berada
di dalamnya. PENUTUP
3. Moralitas Manajemen Kesimpulan
danKecenderungan Penelitian ini secara umum
Kecurangan Akuntansi bertujuan untuk menguji dampak
Berdasarkan hasil pengujian sistem pengendalian internal, prilaku
hipotesis, moralitas manajemen tidak etis, dan moralitas manajemen
diketahui t hitung (4,134) > t tabel terhadap kecenderungan kecurangan
(2.060) dan Sig (0,000) < 0,05. akuntansi pada perusahaan developer
Artinya, variabel moralitas yang berlokasi di Pekanbaru.

63
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

Berdasarkan hasil penelitian dan Saran


pembahasan di bab-bab sebelumnya, Berdasarkan beberapa
maka terdapat beberapa kesimpulan. keterbatasan peneltian yang telah
1. Sistem pengendalian internal diungkapkan, maka diberikan saran
berpengaruh signifikan terhadap untuk peneliti selanjutnya, antara
kecenderungan kecurangan lain:
akuntansi. 1. Penelitian berikutnya disarankan
2. Perilaku Tidak Etis berpengaruh untuk menambahkan metode lain
signifikan terhadap seperti wawancara secara
kecenderungan kecurangan langsung kepada masing-masing
akuntansi. responden yang bersangkutan agar
3. Moralitas Manajemen didapatnya jawaban dari para
berpengaruh signifikan terhadap responden dengan kesungguhan
kecenderungan kecurangan dan keseriusan serta relevan
akuntansi. dengan jawaban yang dituangkan
Keterbatasan responden dalam angket atau
Penelitian ini masih jauh dari kuesionernya. Hal ini juga akan
kesempurnaan dan masih terdapat bermanfaat dalam meningkatkan
keterbatasan-keterbatasan yang ada. keakuratan data yang dihasilkan
Beberapa keterbatasan penelitian ini dan kesesuaian dengan fakta yang
antara lain: ada.
1. Hasil penelitian ini tidak dapat 2. Penelitian selanjutnya disarankan
digeneralisasikan pada lembaga untuk meningkatkan jumlah
lembaga keuangan lainnya. Hal responden agar didapatkan
ini disebabkan kondisi di gambaran yang lebih nyata.
beberapa perusahaan berbeda 3. Penelitian selanjutnya dengan
satu sama lain. Tidak tema yang sama yaitu terkait
dilakukannya metode dengan sistem pengendalian
wawancara dalam penelitian, internal, prilaku tidak etis, dan
mengingat kesibukan dari pihak moralitas manajemen. sebaiknya
responden. memperluas ruang lingkup
2. Responden meminta agar penelitian dan menambah variable
kuesioner ditinggalkan, sehingga penelitiannya.
peneliti tidak bisa
mengendalikan jawaban
responden. Oleh karena itu,
jawaban yang diberikan oleh
responden belum tentu
menggambarkan keadaan
sebenarnya.
3. Data penelitian hanya dilakukan
pada pertanyaan yang sifatnya
tertutup, sehingga peneliti tidak
mendapat argumen secara
langusng dan detail dari
responden secara keseluruhan.

64
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

DAFTAR PUSTAKA Kusumastuti, Nur Ratri. 2012.


“Analisis Faktor-Faktor
Adelin,Vani, 2009. Pengaruh Sistem yang Berpengaruh terhadap
Pengendalian Internal, Kecenderungan
Ketaatan Aturan Akuntansi, Kecurangan Akuntansi
Dan Perilaku tidak Etis dengan Perilaku Tidak Etis
Terhadap Kecenderungan Sebagai Variabel
Kecurangan Akuntansi. Intervening” (skripsi).
Skripsi Program Sarjana Semarang: Unversitas
Ekonomi Universitas Negeri Diponegoro.
Padang. Mustika, Sri Hastuti , Sucahyo
Efendi. Rozi. 2010. Analisis faktor- Heriningsih. 2016.Analisis
faktor yang mempengaruhi Faktor-faktor yang
kecenderungan terjadinya Mempengaruhi
kecurangan Akuntansi. Kecenderungan
Skripsi Program Sarjana Kecurangan(Fraud):
Universitas Islam Negeri Persepsi Pegawai Dinas
Pekanbaru. Kabupaten Way Kanan
Frilia, Figna. 2015. Pengaruh Lampung. Simposium
asimetri informasi, sistem Nasional Akuntansi XIX.
pengendalian intern, dan Lampung.
kesesuaian kompensasi Pradnyani, Niluh Putu Normadewi
terhadap kecenderungan Abdi. 2014. Pengaruh
kecurangan akuntansi (studi kefektifan pengendalian
empiris pada bank swasta internal , ketaatan aturan
yang ada di pekanbaru). akuntansi. Dan asimetri
Jurnal Ekonomi dan ilmu informasi pada
sosial, VOL.2 NO. 3-5 akuntabilitas organisasi
Griffin, Ricky W dan Ebert, Ronald dengan kecenderungan
j. 2007. Binis. Edisi kecurangan akuntansi
Kedelapan. Jakarta: sebagai variabel intervening
Erlangga. (Tesis). Program
Ikhsan, Arfan dan Ishak, Pascasarjana Universitas
Muhammad. 2005. Udayana. Denpasar.
Akuntansi Rahmawati, Ardina P. 2012. Analisis
Keperilakuan.Salemba pengaruh faktor internal
Empat.Jakarta. dan moralitas manajemen
Kompas.com. 2014. Catat, Ini 10 terhadap kecenderungan
Pengembang yang Kerap kecurangan akuntansi.
Diadukan Konsumen. Skripsi Program Sarjana
http://multiparadigma.lectur Fakultas Ekonomika dan
e.ub.ac.id/files/2014/09/034. Bisnis Universitas
pdf Diakses 20 januari Diponegoro
2017. Robbins, Stephen. P. 2006. Perilaku
Organisasi (Drs. Benjamin
Molan), Edisi Bahasa

65
Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 13 Volume I Tahun 2017

Indonesia, PT. Intan Sejati,


Klaten.
Satyawati, Wilma, F. 2014. “
Pengaruh Sistem
Pengendalian Internal,
Moralitas Manajemen, dan
Kesesuaian Kompensasi
terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi (Studi
Kasus Pada Dinas
Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah
Istimewa Yogyakarta).
Skripsi Program Sarjana
Ekonomi Universitas Islam
Indonesia.
Sustriana. 2015. Pengaruh
Pengendalian Internal,
Keataatan aturan akuntansi
, sikap tidak Etis dan
Tingkat Pengalaman
Manajer terhadap
Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi.
Skripsi Program Sarjana
Universitas Islam Negeri
Pekanbaru.
Thoyibatun, Siti. 2009.Faktor-faktor
yang Berpengaruh terhadap
Perilaku Tidak Etis dan
Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi Serta Akibatnya
terhadap Kinerja
Organisasi”. Jurnal
Ekonomi dan Keuangan
,Universitas Negeri Malang.
Tribun Timur. 2015. Hati – Hati
Kasus Properti Terbanyak
Kedua Setelah Perbankan.
http://makassar.tribunnews.c
om/2015/01/04/sekali-lagi-
hati- hati-beli-properti-ini-
masalahnya.Diakses tanggal
24 januari 2017.

66

Anda mungkin juga menyukai