Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada masa itu pencatatan dilakukan oleh orang-orang pada zaman Mesir kuno di mana
mereka menggunakan metode pencatatan untuk membantu dalam berdagang keluar daerah
negara. Pencatatan dilakukan pada lembaran daun.
Hal ini dilakukan pada saat manusia mulai mengenal uang, metode pencatatan keuangan
semakin banyak dikenal (data sejarah tentang materi pelajaran pencatatan atau pembukuan
yang ditulis dalam bahasa Arab)
Ada 2 bukti:
Mereka menghitung laba atau rugi dengan cara menghitung barang yang dibawa pada
waktu berangkat berlayar dan barang yang dibawa pulang lagi pada saat selesai
berlayar. Maka dari itu perhitungan rugi laba hanya dibuat pada akhir suatu pelayaran.
Gudang-gudang Mesir masalalu dijadikan sebagai tempat penyimpanan barang-
barang berharga seperti emas, gandum, permata, tekstil, bahkan hewan ternak yang
menunjukkan adanya pencatatan atas transaksi-transaksi.
Pada masanya ilmuan melakukan pembongkaran ribuan tabel tanah liat di Babilonia (sistem
pembukuan mereka). Dalam sistem akuntansinya, catatan-catatan umum kebanyakan
ditemukan berupa tabel-tabel.
Tabel pengeluaran tersebut terdiri dari daftar sejumlah uang dan kekayaan yang
dibelanjakan sebagai hasil dari pengguna internal, pembelian dan kerugian. Tabel
pengeluaran kadang diberlakukan sebagai suatu catatan tentang biaya, laba dan produksi juga
dicatat didalamnya.
Sementara itu untuk tabel produksi terdiri dari daftar sederhana mengenai apa yang dibuat
dan kepada siapa dijual. Sebuah catatan tentang obligasi telah dijaga dan terdiri dari
informasi berikut:
Akuntansi di China memiliki Sejarah yang Panjang. Fungsi akuntansi dalam hal pertanggung
jawaban dapat dilacak jauh ke belakang hingga tahun 2200 SM selama Dinasti Hsiu dan
sejumlah dokumen menunjukkan bahwa akuntansi digunakan untuk mengukur kekayaaan
dan membandingkan pencapaian di kalangan bangsawan dan Putri-Putri pada dinasti Xia
( tahun 2000-1500 SM ).
Konfusius Muda ( 551-479 SM ) dulunya pernah menjadi seorang manajer gudang dan
tulisanya menebutkan bahwa pekerjaannya meliputi akuntansi yang seharusnya membuat
catatan penerimaan dan pengeluaran setiap harinya. Diantara ajaran-ajaran Konfusius
terdapat keharusan untuk memelihara sejarah dan catatan akuntansi dipandang sebagai
bagiaian dari sejarah tersebut.
PAda periode Yunani pemerintah membagi secara adil barang kepada rakyatnya. Permulaan
akuntansi mengawasi keseimbangan, uang masuk, pengeluaran dan berakhir pada
keseimbangan. Pandangan terhadap akuntansi dalam sektor swasta ditawarkan dengan
penemuan di Mesir atas ”zenon papyri” yang merupakan dokumen dari abad ketiga sebelum
masehi.
Waktu Mesir sebagai provinsi Yunani, dibawah kepemimipinan Alexander Agung, dokumen
itu menghasilkan bukti bahwa adanya akuntansi Yunani abad ke-4 sebelum masehi.
Zenon adalah administrator saat itu. Setiap departemen bagian diatur oleh seorang supervisor
yang meminjamkan akun sehari-hari dari aktivitas dibawah yurisdiksi. Pengamatan terhadap
dokumen-dokumen tertulis berisikan transaksi, banyak di antara mereka meminjam uang dan
aktiva lainnya yang diterima oleh kepala departemen. Catatan menunjukkan bahwa akun ini
terdiri dari daftar kas dan aktiva lainnya, seperti makanan, minyak, baju dan arus masuk serta
arus keluar. Item yang sama dan total pengeluaran kemudian dikelompokkan bersama
didalam sebuah paragraf.
Pada tahun 1494, Luca Pacioli memublikasikan buku yang berjudul Summa de Aritmatica,
Geometrica Proortioni et Propotionallia. Dalam buku tersebut, terdapat subjudul “Tractus de
Computies et Scriptoris” yang mengajarkan sistem pembukuan berpasangan. Subjudul inilah
yang menjadi cikal bakal munculnya akuntansi.
Buku yang dicetak oleh matematikawan sekaligus pemuka agama ini isinya adalah metode
pembelajaran cara mengelola keuangan yang dibuat secara khusus untuk para usahawan di
kala itu. Setahun setelah buku tersebut dipublikasi, akuntansi mulai diterapkan di Italia.
Pada awal kemunculan akuntansi, masih belum diberi nama itu melainkan disebut dengan
istilah Sistem Pembukuan Berpasangan. “sistem pencatatan semua transaksi menjadi debit
dan ktedit. Kedua bagian ini diatur agar selalu seimbang”
Setelah Perang Dunia II (1939 sampai 1945), pengaruh akuntansi semakin terasa di dunia
barat. Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan standar dan
praktek nasional yang melekat erat dengan hukum dan aturan profesional. Namun beberapa
waktu kemudian, sistem pembukuan berpasangan mulai dikenal di banyak negara-negara
besar yang lainnya.
Eropa Barat: Sesungguhnya sistem pembukuan berpasangan yang sudah menyebar di Eropa
barat mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Terutama di jaman-jaman
pertengahan, yang mana di kala itu terjadi perpindahan progres perdagangan dari Venesia
Italia ke Eropa barat. Bahkan Inggris sempat menjadi pusat perdagangan di masa revolusi
industri ini.
Karena eksodus para pedagang yang terbiasa melakukan pencatatan pembukuan, maka
pembukuan mulai berkembang sistem akuntansi yang beredar di Inggris di kala itu yaitu
sistem pembukuan berpasangan, yang nama inggris-Anglo Saxon. Karena perkembangan
inilah, maka muncul versi-versi baru dengan nama yang berbeda.
Selanjutnya, sistem akuntansi diberi nama sesuai dengan nama orang yang
mengembangkannya atau dari nama negara masing-masing. Seperti misalnya, Sistem Anglo
Saxon di Amerika Serikat dan Inggris serta Sistem Kontinental di Belanda.
Saat ini, sistem akuntansi yang paling banyak digunakan adalah Anglo Saxon. Ini
disebabkan karena Anglo Saxon dapat mencatat berbagai macam transaksi secara lebih
mudah. Di samping itu, sistem Anglo Saxon melakukan pembukuan yang terdapat dalam satu
bagian akuntansi. Sedangkan sistem lain justru memisahkan antara pembukuan dengan
akuntansi. Dari sistem ini, pembukuan dan laporan keuangan dapat tersusun secara sistematis
dan terpadu karena dapat menggambarkan laba, rugi, kekayaan, serta hak milik perusahaan.
Di abad ke 19, Amerika Serikat mempatenkan teori Anglo Saxon 2 menjadi teori yang lebih
komprehensif yang disebut dengan istilah Teori accounting dan ini yang dianggap cikal bakal
lahirnya teori akuntasi modern.
Teori ini mulai berkembang pesat di awal abad 20, yang mana di kala itu, Amerika Serikat
sudah mengenal komputer, yang membuat pengaplikasian akuntansi menjadi lebih mudah.
Tak hanya itu, penambahan teori di dalam pembukuan tersebut juga semakin diperkuat.
Maka dari itu, saat ini, bisa ditemukan teori akuntansi sebagai disiplin ilmu
pengelolaan keuangan yang kompleks dan seakan final. Karena segala bentuk
pengelolaan finansial dari yang tradisional hingga kontemporer ada di sana.
Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusuri pada era penjajahan Belanda sekitar tahun
1642. Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada
tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang
berkedudukan di Jakarta. Pada era penjajahn belanda menerapkan pembukuan dengan sistem
pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping). Kegiatan ekonomi pada masa
penjajahan meningkat cepat selama tahun 1800an dan awal tahun 1900an. Hal ini ditandai
dengan dihapuskannya tanam paksa sehingga pengusaha Belanda banyak yang menanamkan
modalnya di Indonesia. Peningkatan kegiatan ekonomi mendorong munculnya permintaan
akan tenaga akuntan dan juru buku yang terlatih. Akibatnya, fungsi auditing mulai dikenalkan
di Indonesia pada tahun 1907 utk menyusun serta mengontrol pembukuan perusahaan.
Peluang terhadap kebutuhan audit ini akhirnya diambil oleh akuntan Belanda dan Inggris
yang masuk ke Indonesia untuk membantu kegiatan administrasi di perusahaan tekstil dan
perusahaan manufaktur.
Di indonesia pada awalnya menganut sistem kontinental seperti sistem yang dipakai oleh
Belanda. Padahal sebenarnya, sistem kontinental atau bisa juga disebut pembukuan tidak
sama dengan akuntansi. Pengertian akuntansi lebih luas. Pembukuan (Bookkeeping)
merupakan bagian atau elemen prosedural dari akuntansi. Perbedaan antara pembukuan
dengan akuntansi adalah: Pembukuan merupakan aktivitas proses akuntansi meliputi
pencatatan, pengelompokan serta kegiatan lain yang bertujuan untuk menghasilkan informasi
akuntansi yang berdasar pada data. Akuntansi merupakan aktivitas analisa dan inteprestasi
berdasarkan pada data informasi akuntansi. Nasionalisasi atas perusahaan yang dimiliki
Belanda dan pindahnya orang orang Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan
kelangkaan akuntan dan tenaga ahli. Atas dasar nasionalisasi dan kelangkaan akuntan,
Indonesia pada akhirnya berpaling ke praktik akuntansi model Amerika. Namun demikian,
pada era ini praktik akuntansi model Amerika mampu berbaur dengan akuntansi model
Belanda, terutama yang terjadi di lembaga pemerintah.
Pada awal tahun 1990-an, mulai muncul skandal pelaporan keuangan yang dapat
mempengaruhi kepercayaan dan perilaku investor, sehingga pemerintah mendapat tekanan
untuk segera mengatasi dan memperbaiki kualitas pelaporan keuangan. Kejadian kasus yang
cukup menggegerkan adalah kasus Bank Duta. Bank Duta Go Public pada tahun 1990,
namun dianggap gagal dalam mengungkapkan kerugian. Bank Duta juga tidak
menginformasikan semua informasi kepada auditornya tentang masalah tersebut. Sialnya
lagi, auditor Bank Duta ternyata mengeluarkan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
bagi organisasi bisnis tersebut. Kemudian, jatuhnya nilai rupiah pada tahun 1997-1998
menambah deretan persoalan keuangan yang harus diselesaikan pemerintah untuk
memperbaiki kualitas pelaporan keuangan sampai awal 1998, kebangkrutan massal,
collapsenya sistem perbankan, meningkatnya inflasi dan pengangguran yang tak terkendali
memaksa pemerintah bekerja sama dengan IMF untuk melakukan negosiasi.
Berbagai persoalan tersebut telah mendorong pemerintah serta badan yang berwenang
untuk mengeluarkan kebijakan terkait regulasi laporan keuangan diantaranya: (1) Pada
September 1994, pemerintah melalui IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) mengadopsi
seperangkat standar akuntansi keuangan (PSAK). (2) Pemerintah bekerja sama dengan Bank
Dunia (World Bank) melaksanakan proyek Pengembangan Akuntansi yang bertujuan untuk
mengembangkan regulasi akuntansi dan melatih profesi akuntansi. (3) Pada tahun 1995,
pemerintah menetapkan berbagai aturan berkaitan dengan akuntansi dalam Undang-Undang
Perseroan Terbatas. (4) Pada tahun 1995 pemerintah memasukkan kedalam Undang-Undang
Pasar Modal tentang aspek akuntansi/pelaporan keuangan.
Pada era sekarang ini Akuntansi sudah sangat pesat berkembang dan mendapat perhatian
khusus dari suatu bisnis serta keuangan global. Segala keputusan yang bersumber dari
informasi akuntansi, serta pengetahuan terkait isu-isu dalam akuntansi internasional bahkan
menjadi hal yang penting untuk mendapatkan pemahaman yang tepat dalam komunikasi
bisnis.
PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM (PABU)
Menetapkan anggaran dasar/rumah tangga, pedoman pokok garis besar haluan dan
program kerja IAI
Memberikan penilaian atas setuju tidaknya pertanggungjawaban pengurus pusat,
dewan pertimbangan profesi, dan dewan penasehat tentang amanat yang diberikan
oleh kongres sebelumny
Menetapkan kebijakan maupun metoda akuntansi yang dipakai
Proses Penyusunan standar Akuntansi Di Indonesia
Penyusunan standar akuntansi keuangan di Indonesia dapat dikategorikan ke dalam dua
periode yaitu sebelum kongres VIII IAI (September 1998) dan setelah kongres diputuskan
perubahan mendasar dalam proses penyusunan standar akuntansi sebagai berikut:
1. Tahun 1984 telah dikeluarkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) berisi konsep dasar
laporan keuangan dan karakteristik kualitatif informasi.
2. September 1994 telah ditetapkan 35 PSAK yang berlaku untuk seluruh entitas yang
berorientasi laba (swasta)
3. Oktober 1996, telah ditetapkan 37 PSAK.
4. April 1999, telah ditetapkan 55 jenis PSAK dan 4 ISAK
5. April 2002 telah ditetapkan dan disahkan sejumlah 58 PSAK/2002.
6. Maret 2003 telah disahkan PSAK No. 59/2003 tentang Akuntansi Bank Syariah, yang
dilengkapi dengan PAPSI (Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia) dan
Fatwa MUI dalam bentuk 25 Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN). Sedangkan
khusus untuk Organisasi Sektor Publik (OSP) telah ditetapkan dan disahkan pula 3
PSAK (berlaku untuk organisasi pemerintah, yayasan, rumah sakit, LSM, lembaga
pendidikan, maupun lembaga non profit lainnya).
7. Juli 2002 telah ditetapkan dan diterbitkan 11 Pernyataan “ED” untuk Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) berlaku efektif mulai tahun 2004.
8. Tanggal 01 September 2007 telah ditetapkan dan diterbitkan kembali PSAK, terdiri
dari 59 PSAK. Yaitu 58 PSAK untuk entitas bisnis konvensional dan satu PSAK (No.
59) tentang Bank Syariah/LKS; Lembaga Keuangan Syariah; dilengkapi dengan 8
(delapan) pernyataan khusus:1. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah2. PSAK No. 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah3. PSAK
No. 102 Akuntansi Murabahah4. PSAK No. 103 Akuntansi Salam5. PSAK No. 104
Akuntansi Istishna’6. PSAK No. 105 Akuntansi Mudharabah7. PSAK No. 106
Akuntansi Musyarakah
Selain itu, dalam edisi September 2007 ini dilengkapi pula dengan tujuh Interpretasi atas
Standar Akuntansi (ISAK), yaitu:
ISAK No. 01Interpretasi atas paragraf 23 Nomor 21 tentang Penentuan Nilai Pasar
Dividen Pasar
ISAK No. 02Interpretasi atas PSAK No. 21; Pasal 25 tentang Penyajian modal dalam
Neraca dan Pasal 31 tentang Piutang pada Pemesan Saham tentang Penentuan Nilai
Pasar Dividen Pasar.
ISAK No. 03Interpretasi tentang Perlakuan Akuntansi atas Pemberian Sumbangan
atau Bantuan (reformat 2007).
ISAK No. 04Interpretasi atas paragraf 20 PSAK 10 (reformat 2007) tentang Alternatif
Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs (reformat 2007).
ISAK No. 05Interpretasi atas paragraf 14 PSAK 50 (1998) tentang Pelaporan
Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok Tersedia untuk Dijual.
ISAK No. 06Interpetasi tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak Dalam
Mata Uang Asing
ISAK No. 07Interpretasi atas paragraf 5 dan 19 PSAK 4 (reformat 2007) tentang
Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus.Jadi, secara keseluruhan sekarang terdapat 2
kerangka dasar penyajian dan penyusunan laporan keuangan, yaitu konvensional dan
syariah, 65 PSAK (58 PSAK untuk entitas bisnis konvensional dan 7 PSAK untuk
entitas bisnis syariah) dan 7 ISAK