Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT, Rencana Aksi Kegiatan Penyehatan Lingkungan
Tahun 2015-2019 ini dapat disusun sebagai panduan dalam pelaksanaan kedepan dalam rangka
meningkatkan status kesehatan masyarakat melalui peningkatan kualitas kesehatan lingkungan.

Buku ini memuat tujuan, sasaran, arah kebijakan, strategi dan indikator serta target Penyehatan
Lingkungan selama lima tahun mendatang (2015-2019) yang harus dijadikan acuan bagi setiap
pemangku kegiatan penyehatan lingkungan baik di tingkat pusat maupun daerah.

Rencana Aksi Kegiatan Penyehatan Lingkungan merupakan salah satu pedoman penilaian laporan
akuntabilitas kinerja satuan kerja Direktorat Kesehatan Lingkungan dan juga diharapkan dapat
menjadi salah satu pedoman bagi penyusunan perencanaan tahunan (RKAKL).

Kami meyakini bahwa Rencana Aksi Kegiatan ini belum sempurna dan terus akan dimutahirkan untuk
mengakomodir perkembangan kondisi internal dan eksternal pembangunan kesehatan di bidang
Kesehatan Lingkungan. Oleh karena itu, masukan dari semua pihak sangat dibutuhkan. Kepada
seluruh penyusun buku ini, kami mengucapkan terima kasih atas segala upayanya. Semoga Rencana
Aksi Kegiatan ini dapat mencapai tujuan penyusunannya.

Jakarta, Desember 2017


DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan ( Hal 1-3)

BAB II Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis (Hal 4-5)

BAB III Arahan Kebijakan dan Strategis (Hal 6)

BAB IV Rencana Kinerja dan Pendanaan Program (Hal 7-10)

BAB V Pemantauan, Penilaian dan Pelaporan (Hal 11-15)

BAB VI Penutup (Hal 16)


Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Pembangunan bidang kesehatan diarahkan agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya sebagai prasyarat agar mereka dapat hidup lebih produktif dalam
kehidupan dan penghidupannya. Dengan demikian masyarakat akan memperoleh
keadilan dan kemandirian guna mewujudkan hidup sehat, mandiri dan berkeadilan.
Pembangunan kesehatan diwujudkan dalam program-program yang merupakan prioritas
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan dengan mempertimbangkan
komitmen internasional, regional dan kebijakan lokal.
Dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah pada periode 2015-2019,
dititik beratkan pada upaya mewujudkan Nusantara Sehat dengan meningkatkan
kemampuan negara dan masyarakat secara terintegrasi dengan mengutamakan
kemampuan sumber daya sendiri berbasis budaya bangsa. Program-program yang akan
dilaksanakan difokuskan guna mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat seperti gizi
masyarakat, penyakit menular, penyakit tidak menular serta pengendalian faktor risikonya.
Salah satu program utama adalah Program Kesehatan Masyarakat dengan tujuan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui perbaikan kualitas media lingkungan
dan pembudayaan hidup bersih dan sehat.
Penyehatan lingkungan merupakan upaya pengendalian faktor risiko penyakit baik menular
maupun tidak menular melalui peningkatan kemampuan penyehatan, pengendalian dan
pengamanan terhadap media lingkungan baik secara fisik, biologi, kimia maupun sosial.
Sesuai dengan RPJMN 2015-2019 dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019,
dalam Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Penyehatan Lingkungan disusun indikator kinerja kegiatan
guna memperoleh gambaran tentang jangkauan pelayanan, kualitas pengelolaan kegiatan,
permasalahan yang dihadapi serta dampak yang terjadi.
Diharapkan dengan pengelolaan kegiatan yang baik dan benar, koordinasi dan komunikasi yang
dinamis secara lintas sektor dan lintas program, kemampuan informasi dan edukasi yang baik
serta didukung oleh regulasi sebagai NSPK dapat terwujud tujuan dan sasaran kegiatan yang
ditetapkan.
Dengan mengacu kepada RPJMN 2015 – 2019, dan Renstra Kemenkes 2015 – 2019 telah
disusun RAK Penyehatan Lingkungan 2015 – 2019 yang merupakan acuan pelaksanaan
kegiatan penyehatan lingkungan selama kurun waktu 2015 - 2019. Berdasarkan dokumen
tersebut diatas, dijabarkan RAK Penyehatan Lingkungan di tingkat Eselon II dalam bentuk
kegiatan, indikator, target, pendanaan, dan kerangka regulasi. RAK tersebut akan menjadi
acuan dalam penyelenggaraan kegiatan penyehatan lingkungan sampai akhir tahun 2019.
B. Gambaran Umum
Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 163 ayat 1
mengamanatkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin
ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai resiko buruk bagi kesehatan.
Selain itu, dalam UU tersebut pasal 163 ayat 1 menyatakan bahwa Pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan
tidak mempunyai resiko buruk bagi kesehatan. Ketersedian lingkungan yang sehat dan
tidak mempunyai resiko buruk bagi kesehatan dapat dicapai melalui kegiatan kesehatan
lingkungan, sesuai peraturan pemerintah No.66 tahun 2014 tentang kesehatan
lingkungan yang mendefinisikan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan
penyakit dan atau ganguan kesehatan dari faktor resiko lingkungan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi maupun sosial.
Kegiatan utama untuk mewujudkan kualitas lingkungan sehat melalui kegiatan teknis
penyehatan, pengamanan dan pengendalian pada media air, udara, tanah, pangan,
sarana bangunan dan vektor atau binatang pembawa penyakit. Dalam melaksanakan
kegiatan utama untuk mewujudkan kualitas lingkungan sehat direktorat kesehatan
lingkungan, melaksanakan program penyehatan lingkungan berupa : penyehatan air dan
sanitasi dasar, penyehatan udara, tanah dan kawasan, penyehatan pangan dan
pengamanan limbah dan radiasi. Pendekatan kegiatan penyehatan lingkungan yang
digunakan untuk mendorong mewujudkan kualitas lingkungan sehat melalui Konseling,
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan intervenesi kesehatan lingkungan.
Kondisi kualitas lingkungan sampai tahun 2014 dapat digambarkan bahwa sebagian
besar target indikator kegiatan penyehatan lingkungan sudah tercapai. Adapun ukuran
indikator yang tercapai terlihat pada akses air minum yang layak sebesar 67,73 % dari
target 67 %, Desa yang melaksanakan STBM sebanyak 20.497 desa dari target 20.000
desa, Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 68,24 % dari
target 62 %, rumah yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 61,8% dari target 61 %,
Kabupaten yang menyelenggarakan kab/kota sehat 66,07% dari target 65 %, tempat
pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan 75,21% dari target 70 %,
kab/kota yang melaksanakan pembinaan pengolahan limbah medis di fasyankes 76,71%
dari target 75%. Sedang kondisi kualitas lingkungan yang belum memenuhi target
digambarkan pada kualitas air minum yang memenuhi syarat pencapaian baru 77 % dari
target 100 %, penduduk yang menggunakan jamban sehat pencapaian baru 60,91 % dari
target 75% daerah potensial yang melaksanakan strategi adaptasi dampak kesehatan
akibat perubahan iklim pencapaian baru 82,76 % dari target 100 %.
Masalah kesehatan lingkungan lainnya yang dihadapi di Indonesia antara lain :
banyaknya kasus-kasus pencemaran lingkungan (pencemaran air, udara, limbah B3,
radiasi dan kebisingan), dampak perubahan iklim terhadap penularan penyakit baik
secara langsung maupun tidak langsung pada penyakit menular, tidak menular dan
new/re emerging diseases , serta juga dampak kesehatan akibat bencana.
Tempat-tempat umum dimana masyarakat berkumpul selain dapat menjadi sumber
penularan penyakit juga merupakan cerminan budaya masyarakat Indonesia
mempengaruhi tingkat minat wistawan yang mempengaruhi devisa Negara dari sektor
pariwisata yang potensial. Penyelenggaraan inspeksi kesehatan lingkungan di tempat-
tempat umum masih banyak yang harus ditingkatkan antara lain pasar rakyat, sekolah,
fasyankes, terminal, bandara, stasiun, pelabuhan, bioskop, hotel dan tempat umum
lainnya (minimal wajib mengelola 2 tempat-tempat umum contoh pasar rakyat dan
sekolah).

Penyelengaraan kesiapsiagaan menghadapi bencana baik sebelum, pada saat dan


paska kejadian/kedaruratan membutuhkan intervensi penyehatan lingkungan pada
kondisi khusus. Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa selama periode Pembangunan
Jangka Menengah 2010-2014 kondisi kualitas lingkungan dari upaya penyehatan
lingkungan melalui ukuran indikator pencapaian akses air minum berkualitas dan
implementasi desa melaksankan STBM telah tercapai.

C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
2. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan
4. Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
5. Peraturan Pemerintah No 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
6. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
7. Peraturan Pemerintah No 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum
8. Permenkes No 80 Tahun 1990 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan dan
Bangunan Hotel
9. Permenkes No 416 Tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
10. Permenkes No 1138 Tahun 2005 dan Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan
Menteri Dalam Negeri No 34 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kab/
Kota Sehat
11. Permenkes No 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
12. Permenkes No 736 Tahun 2010 tantang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air
Minum
13. Permenkes No 1077 Tahun 2011 tentang Penyehatan Udara dalam Ruang
14. Permenkes No 1096 Tahun 2011 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasa Boga
15. Permenkes No 43 Tahun 2014 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Depot Air Minum
(DAM)
16. Permenkes No 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
17. Permenkes No 13 Tahun 2015 tentang Pelayanan Kesling di Puskesmas
18. Permenkes No 70 Tahun 2016 tentang Kesling Kerja Perkantoran dan Industri
19. Permenkes No 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesling dan Persyaratan
Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi Kolam Renang, SPA, Permandian
Umum
20. Kepmenkes No 288 Tahun 2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan
Umum
21. Kepmenkes No 1098 Tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan
dan Restoran
22. Kepmenkes No 942 Tahun 2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan
Jajanan
23. Kepmenkes No 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit
24. Kepmenkes No 519 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pasar Sehat
25. Kepmenkes No 1428 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Puskesmas
26. Kepmenkes No 1429 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah
27. Kepmenkes No 44 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Bandara dan Pelabuhan Sehat

D. Tugas Pokok dan Fungsi


Kelembagaan Direktorat Kesehatan Lingkungan seperti tertuang dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Th 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan, Bab IV, Bagian Kelima, Pasal 181 mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di bidang kesehatan lingkungan.

Dalam Pasal 182 Direktorat Kesehatan Lingkungan menyelenggarakan fungsi :


1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar,
penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan kawasan, serta pengamanan
limbah dan radiasi;
2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar,
penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan kawasan, serta pengamanan
limbah dan radiasi;
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyehatan
air dan sanitasi dasar, penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan
kawasan, serta pengamanan limbah dan radiasi;
4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyehatan air dan
sanitasi dasar, penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan kawasan, serta
pengamanan limbah dan radiasi;
5. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyehatan air dan sanitasi dasar,
penyehatan pangan, dan penyehatan udara, tanah, dan kawasan, serta pengamanan
limbah dan radiasi; dan
6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

Dalam Pasal 183 disebutkan bahwa Direktorat Kesehatan Lingkungan terdiri atas :
a. Sub Direktorat Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar;
b. Sub Direktorat Penyehatan Pangan;
c. Sub Direktorat Penyehatan Udara, Tanah dan Kawasan;
d. Sub Direktorat Pengamanan Limbah dan Radiasi;
e. Sub Bagian Tata Usaha;
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
Bab II
Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

a. Visi
“ Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong”.

b. Misi
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan
yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

c. Tujuan
Tujuan kegiatan penyehatan lingkungan adalah meningkatnya status kesehatan
masyarakat melalui peningkatan kualitas kesehatan lingkungan yang dibuktikan dengan
capaian persentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan sebesar 40%
atau 206 kab/kota dari 514 kab/ kota. Untuk mewujudkan hal tersebut maka ada
beberapa hal juga yang perlu dicapai yaitu :
a) Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM sebanyak 45.000 desa/kelurahan
dari 81.874 desa/ kelurahan
b) Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan sebesar 50% atau 117.001
SAM dari 234.002 SAM
c) Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 58%
atau 86.182 TTU dari 148.590 TTU
d) Persentase RS yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar sebsar 36%
atau 720 RS dari 2.000 RS
e) Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan
sebesar 32% atau 20.948 TPM dari 65.462 TPM
f) Jumlah kab/kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat sebanyak 386 kab/
kota dari 514 kab/ kota
d. Sasaran
Sasaran kegiatan penyehatan lingkungan adalah meningkatnya penyehatan dan
pengawasan kualitas lingkungan dengan terwujudnya kab/kota yang memenuhi kualitas
kesehatan lingkungan (Indikator Kinerja Utama/ IKU). Adapun Indikator Kinerja Kegiatan
(IKK) untuk mencapai sasaran tersebut adalah :
a) Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM
b) Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan
c) Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan
d) Persentase RS yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar
e) Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan
f) Jumlah kab/kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat
Secara detail indikator-indikator tersebut tercantum dalam tabel berikut

Tabel 1.
Indikator sasaran dan target kegiatan Direktorat Kesehatan Lingkungan
Tahun 2015 - 2019

Tahun (target)
No Indikator Keterangan
2015 2016 2017 2018 2019
% Kabupaten/Kota yang
RPJMN, Renstra,
1 memenuhi kualitas kesehatan 20 25 30 35 40
RAP, RAK, IKU
lingkungan

Jumlah Desa/Kelurahan yang RPJMN, Renstra,


2 25000 30000 35000 40000 45000
melaksanakan STBM RAP, RAK, IKK

% Sarana air minum yang RPJMN, Renstra,


3 30 35 40 45 50
dilakukan pengawasan RAP, IKK

% Tempat- Tempat Umum


(TTU) yang memenuhi syarat RPJMN, Renstra,
4 50 52 54 56 58
kesehatan RAP, RAK, IKK

% RS yang melakukan
Renstra, RAP,
5 pengelolaan limbah medis 10 15 21 28 36
RAK, IKK
sesuai standar
% Tempat Pengelolaan
Renstra, RAP,
6 Makanan (TPM) yang 8 14 20 26 32
RAK, IKK
memenuhi syarat kesehatan
Jumlah Kabupaten/Kota yang
Renstra, RAP,
7 menyelenggarakan tatanan 346 356 366 376 386
RAK, IKK
kawasan sehat

Ketujuh indikator ditetapkan pada awal tahun 2015 yang berada pada dokumen RPJMN 2015-
2019 dan Renstra 2015-2019. Kedua dokumen tersebut merupakan dokumen perencanaan 5
tahunan, dimana RPJMN merupakan terbitan Presiden sementara Renstra merupakan
terbitan Kemenkes. Tetapi selain dokumen perencanaan 5 tahunan, Presiden pun
menerbitkan dokumen perencanaan tahunan yang disebut RKP (Rencana Kerja Pemerintah).
Pada penerbitan RKP Th 2015 dan Th 2016 masih mengacu seluruhnya pada RPJMN 2015-
2019. Namun berbeda saat penerbitan RKP Th 2017, dimana selain mengacu pada RPJMN
2015-2019 terdapat hal yang perlu dipertajam pelaksanaannya. Pada RKP Th 2017 terdapat 1
buah tambahan indikator yaitu Jumlah pasar yang diawasi yang memenuhi syarat kesehatan.
Sebenarnya pasar merupakan salah satu lokus pada indikator Jumlah TTU (Tempat-Tempat
Umum) yang memenuhi syarat kesehatan. Namun atas arahan Presiden maka pasar menjadi
satu indikator tersendiri. Target Th 2017 yang ditetapkan untuk indikator jumlah pasar yang
diawasi yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 1000 pasar. Selanjutnya untuk Th 2018 dan
2019, target yang ditetapkan sebesar 1500 pasar dan 2000 pasar. Selain indikator pasar,
terdapat 2 indikator yang penyajian targetnya agak berbeda pada RKP Th 2017 yaitu indikator
Jumlah TTU (Tempat-Tempat Umum) yang memenuhi syarat kesehatan dan Jumlah RS yang
melaksanakan pengelolaan limbah medis. Pada RPJMN 2015-2019 dan Renstra 2015-2019,
target kedua indikator tersebut disajikan dalam persentase. Sementara pada RKP Th 2017,
disajikan dalam absolut. Tidak ada perubahan target dalam hal ini karena baseline data yang
dipakai tetap sama yaitu baseline data dasar pada akhir tahun 2013. Pada akhir tahun 2013,
jumlah TTU yang terdaftar sebesar 250.914 TTU dan jumlah RS yang terdaftar sebesar 2.039
RS. Hasil perumusan target dengan provinsi, diperoleh target persentase pada tahun 2017
sebesar 54 % untuk indikator Jumlah TTU (Tempat-Tempat Umum) yang memenuhi syarat
kesehatan dan 21 % untuk indikator Jumlah RS yang melaksanakan pengelolaan limbah medis.
Adapun jika target tahun 2017 disajikan dalam absolut maka target indikator Jumlah TTU
(Tempat-Tempat Umum) yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 135.494 TTU dan target
indikator Jumlah RS yang melaksanakan pengelolaan limbah medis sebesar 428 RS. Untuk
tahun 2018 dan 2019, target indikator Jumlah TTU (Tempat-Tempat Umum) yang memenuhi
syarat kesehatan sebesar 140.512 TTU dan 145.530 TTU. Dan untuk indikator Jumlah RS yang
melaksanakan pengelolaan limbah medis sebesar 571 RS dan 734 RS.
Bab III
Arah Kebijakan dan Strategi

Arah kebijakan kementerian kesehatan yang terkait Penyehatan Lingkungan adalah


penguatan pelayanan kesehatan primer. Kemampuan Puskesmas diarahkan untuk
meningkatkan mutu system informasi kesehatan mutu perencanaan di tingkat Puskesemas
dan kemampuan teknis untuk pelaksanan deteksi dini masalah kesehatan, pemberdayaan
masyarakat dan pemantauan kualitas kesehatan lingkungan. Secara teknis kebijakan kegiatan
penyehatan lingkungan adalah peningkatan keterpaduan program preventif dan promotif
penyehatan lingkungan

Strategi meningkatnya kesehatan lingkungan berdasarkan Renstra adalah :


1. Penyusunan regulasi daerah dalam bentuk peraturan Gubernur, Walikota/Bupati yang
dapat menggerakkan sektor lain di daerah untuk berperan aktif dalam pelaksanaan
kegiatan penyehatan lingkungan seperti peningkatan ketersediaan sanitasi dan air minum
layak serta tatanan kawasan sehat
2. Meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna sesuai dengan kemampuan dan kondisi
permasalahan kesehatan lingkungan di masing-masing daerah
3. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam wirausaha sanitasi
4. Penguatan POKJA Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) melalui pertemuan
jejaring AMPL, Pembagian peran SKPD dalam mendukung peningkatan akses air minum
dan sanitasi
5. Peningkatan peran Puskesmas dalam pencapaian kecamatan/kabupaten Stop Buang Air
Besar Sembarangan (SBS) minimal satu puskesmas memiliki satu Desa SBS
6. Meningkatkan peran daerah potensial yang melaksanakan strategi adaptasi dampak
kesehatan akibat perubahan iklim

Sedangkan secara teknis strategi Penyehatan Lingkungan adalah sebagai berikut :


1. Melaksanakan review dan memperkuat regulasi tentang baku mutu kesehatan lingkungan
dan persyaratan kesehatan media lingkungan
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi bidang penyehatan lingkungan
3. Melaksanakan intensifikasi, akselerasi dan inovasi program penyehatan lingkungan
4. Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia di bidang penyehatan lingkungan
5. Memperkuat jejaring kerja dan kemitraan bidang penyehatan lingkungan
6. Memperkuat manajemen logistik dan aset bidang penyehatan lingkungan
7. Meningkatkan surveilans dan aplikasi teknologi informasi bidang penyehatan lingkungan
8. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pendampingan teknis bidang penyehatan
lingkungan
9. Mengembangkan dan memperkuat sistem pembiayaan program
10. Meningkatkan pengembangan teknologi tepat guna, rekayasa lingkungan dan analisis
risiko kesehatan lingkungan serta analisis dampak kesehatan lingkungan
Bab IV
Rencana Kinerja dan Pendanaan Program

A. Rencana Kinerja Kegiatan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015-2019


Dalam rangka pencapaian indikator kinerja disusunlah Rencana Kinerja Kegiatan Penyehatan
Lingkungan sebagai berikut

Tabel 2. Rencana Kegiatan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015-2019

No Sasaran Kegiatan (Output)/Komponen Target Volume

2015 2016 2017 2018 2019

1 NSPK Penyehatan Lingkungan 20 27 30 33 36

a. Menyusun/mereviu Permenkes
b. Menyusun/mereviu Petunjuk Pelaksanaan
Bidang Kesehatan Lingkungan
c. Menyusun/mereviu Petunjuk Teknis Bidang
Kesehatan Lingkungan
d. Menyusun/mereviu Modul Pelatihan

2 SDM yang Ditingkatkan Kapasitasnya Bidang 6.500 7.900 8.700 9.600 10.500
Penyehatan Lingkungan

a. Pelatihan Tenga kesehatan/masyarakat dalam


rangka peningkatan kualitas pelayanan bidang
kesehatan lingkungan
b. Orientasi Tenaga Kesehatan/Masyarakat dalam
rangka peningakatan kualitas pelayanan bidang
kesehatan
c. Advokasi/Sosialisasi NSPK bidang Kesehatan
Lingkungan

3 Dukungan Sarana dan Prasarana Penyehatan 650 703 780 860 950
Lingkungan

a. Menyediakan media KIE termasuk NSPK bidang


kesehatan lingkungan
b. Menyediakan bufferstock Bidang Kesehatan
Lingkungan
c. Menyediakan peralatan bidang kesehatan
lingkungan
d. Menyediakan alat pengolah data bidang
kesehatan lingkungan
4 Bimbingan Teknis dan Evaluasi Penyehatan 325 384 425 470 520
Lingkungan
Melakukan bimbingan
teknis/fasilitasi/supervisi/jejaring kerja/kemitraan
dalam rangka pembinaan bidang kesehatan
lingkungan

5 Sistem Informasi dan Surveilans Penyehatan 30 35 40 45 50


Lingkungan

Melaksanakan surveilans bidang kesehatan


lingkungan

6 Dukungan Layanan Manajemen 5 5 5 5 5


a. Melaksanakan layanan perencanaan dan
anggaran bidang kesehatan lingkungan
b. Melaksanakan layanan keuangan dan BMN
bidang kesehatan lingkungan
c. Melaksanakan layanan kepegawaian bidang
kesehatan lingkungan
B. Pendanaan Program Kegiatan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015-2019

Sebagai input pencapaian indikator kinerja maka diperlukan pendanaan per output
sebagaimana terinci dalam tabel berikut

Tabel 3. Pendanaan Kegiatan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015-2019

No Sasaran Kegiatan (Output)/Komponen Alokasi Dana (juta rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019

1 NSPK Penyehatan Lingkungan 11.153 12.270 13.500 14.850

a. Menyusun/mereviu Permenkes
b. Menyusun/mereviu Petunjuk Pelaksanaan
Bidang Kesehatan Lingkungan
c. Menyusun/mereviu Petunjuk Teknis Bidang
Kesehatan Lingkungan
d. Menyusun/mereviu Modul Pelatihan

2 SDM yang Ditingkatkan Kapasitasnya Bidang 144.629 117.390 119.130 210.040


Penyehatan Lingkungan

a. Pelatihan Tenga kesehatan/masyarakat dalam


rangka peningkatan kualitas pelayanan bidang
kesehatan lingkungan
b. Orientasi Tenaga Kesehatan/Masyarakat dalam
rangka peningakatan kualitas pelayanan bidang
kesehatan
c. Advokasi/Sosialisasi NSPK bidang Kesehatan
Lingkungan

3 Dukungan Sarana dan Prasarana Penyehatan 93.322 109.220 110.080 92.640


Lingkungan

a. Menyediakan media KIE termasuk NSPK


bidang kesehatan lingkungan
b. Menyediakan bufferstock Bidang Kesehatan
Lingkungan
c. Menyediakan peralatan bidang kesehatan
lingkungan
d. Menyediakan alat pengolah data bidang
kesehatan lingkungan

4 Bimbingan Teknis dan Evaluasi Penyehatan 159.487 164.440 170.880 177.970


Lingkungan

Melakukan bimbingan
teknis/fasilitasi/supervisi/jejaring kerja/kemitraan
dalam rangka pembinaan bidang kesehatan
lingkungan

5 Sistem Informasi dan Surveilans Penyehatan 41.130 64.410 75.850 17.430


Lingkungan
Melaksanakan surveilans bidang kesehatan
lingkungan

6 Dukungan Layanan Manajemen 15.260 16.870 18.560 20.420

a. Melaksanakan layanan perencanaan dan


anggaran bidang kesehatan lingkungan
b. Melaksanakan layanan keuangan dan BMN
bidang kesehatan lingkungan
c. Melaksanakan layanan kepegawaian bidang
kesehatan lingkungan

Total 384,174 464,981 484,60 508,00 532,70


Bab V
Pemantauan, Penilaian dan Pelaporan

a. Mekanisme dan Jadwal Pemantauan

Mekanisme pemantauan dilakukan melalui pelaporan secara manual dan elektronik. Pelaporan
manual dilakukan setiap tiga bulan sekali dimulai dari laporan secara berjenjang dari puskesmas
kepada kabupaten/kota, kemudian dilaporkan kepada provinsi dan diteruskan ke pusat. Laporan
secara elektronik telah digunakan pada Indikator desa/kelurahan yang melaksanakan STBM ,
Sarana Air Minum yang dilakukan pengawasan, TPM yang memenuhi syarat kesehatan, RS yg
melaksanakan Pengelolaan Limbah Medis dan Kab/Kota Sehat.
b. Penilaian dan Definisi Operasional masing-masing indikator sebagai berikut :

Masing-masing indikator dinilai berdasarkan definisi operasional dan cara penilaian sebagai
berikut

Tabel 4. Penilaian dan Definisi Operasional Indikator

No Indikator Definisi Operasional Cara Penilaian


1 Persentase Peningkatan kualitas kesling Numerator :
kab/kota yang pada kab/kota dengan kriteria Jumlah kumulatif kab/kota yg
memenuhi kualitas minimal 4 dari 6 kriteria yang memenuhi minimal 4 kriteria
kesehatan meliputi:
lingkungan 1. Memiliki Desa/kel Denominator :
melaksanakan STBM minimal Jumlah seluruh kab/kota dalam
20% waktu tertentu
2. Menyelenggarakan
kab/kota sehat
3. Melakukan pengawasan
kualitas air minum minimal
30%
4. TPM memenuhi syarat
kesehatan minimal 8 %
5. TTU memenuhi syarat
kesehatan minimal 30%
6. RS melaksanakan
pengelolaan limbah medis
minimal 10%
2 Jumlah Desa/ Jumlah desa/kel yg Menghitung secara kumulatif
kelurahan yg melaksanakan Sanitasi Total desa yg telah terverifikasi
melaksanakan Berbasis Masyarakat (SBS, sebagai desa yg melaksanakan
STBM CTPS, PAMMRT, PLRT, PLCRT) STBM yaitu memenuhi kriteria :
adalah jumlah kumulatif 1. Telah dilakukan pemicuan
desa/kelurahan yg terverifikasi STBM
melaksanakan STBM 2. Telah memiliki natural leader
3. Telah memiliki Rencana Kerja
Jumlah kumulatif
Masyarakat (RKM)
desa/kelurahan yg terverifikasi
sebagai desa melaksaakan
STBM dengan memenuhi
kriteria :
1. Telah dilakukan pemicuan
STBM
2. Telah memiliki natural
leader
3. Telah memiliki Rencana
Kerja Massyarakat (RKM)
3 Persentase sarana Persentase sarana air minum Numerator :
air minum yang yg diawasi kualitas hasil Jumlah sarana air minum yg
dilakukan produksinya secara eksternal diperiksa dan dibuktikan dengan
pengawasan oleh Dinas Kesehatan kab/kota hasl pemeriksaan parameter
dan Kantor Kesehatan fisik, kimia dan mikrobiologi
Pelabuhan (KKP) yg dibuktikan dalam tahun berjalan
dengan hasil pemeriksaan
kualitas air minum untuk Denominator :
parameter fisik, kimia dan Jumlah seluruh sarana air
mikrobiologi dalam tahun minum
berjalan
Sarana Air Minum terdiri dari :
• Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM)/Badan
Penyelenggara Air Minum
(BPAM)/Perusahaan swasta
Bidang Air Minum yg
terdaftar di Persatuan
Penyelenggara Air Minum
Seluruh Indonesia
(PERPAMSI) dan sarana air
minum perpipaan bukan
PDAM
• Depot Air Minum (DAM)
• Sarana air minum komunal
bukan jaringan perpipaan :
sumur gali, sumur pompa
tangah, sumur bor dengan
pompa, mata air, mobil
tangka/terminal air,
perlindungan Mata Air
(PMA), Penampungan Air
Hujan (PAH)

4 Persentase TTU yg memenuhi syarat Numerator :


tempat-tempat kesehatan adalah tempat dan Jumlah TTU yg memenuhi
umum (TTU) yang fasilitas umum minimal sarana syarat kesehatan berdasarkan
memenuhi syarat pendidikan, pasar rakyat dan inspeksi kesling sesuai standar
kesehatan puskesmas yg memenuhi dalam kurun waktu 1 tahun
syarat kesehatan
• Sarana pendidikan dasar yg Denominator :
dimaksud adalah Sekolah Jumlah TTU terintegrasi di
Dasar (SD/MI), Sekolah wilayah Kab/Kota dalam kurun
Menengah Pertama
waktu 1 tahun yg sama
(SMP/MTs) dan yg
sederajat milik permerintah
dan swasta yg terintegrasi.
• Pasar rakyat yg dimaksud
adalah pasar yg berlokasi
permanen, ada pengelola,
sebagian besar barang yg
diperjual belikan yaitu
kebutuhan dasar sehari-
hari dengan fasilitas
infrastruktur sederhana,
dan dikelola oleh
Pemerintah Daerah dan
Badan Usaha Milik Daerah

5 Persentase Rumah RS yg dimaksud adalah rumah Numerator :


sakit yang sakit yang terdaftar di Jumlah RS yang mengelola
melakukan Kementerian Kesehatan limbah medis sesuai peraturan
pengelolaan Republik Indonesia.
limbah medis Pengelolaan limbah medis Denominator:
sesuai standar sesuai standar adalah minimal Jumlah RS yang terdaftar di
melakukan pemilahan limbah Kemenkes
(antara limbah medis dan non-
medis) dan pengolahan limbah
secara mandiri (on site) atau
bekerja sam dengan pihak yg
memiliki izin (off site)

6 Pesentase tempat Persentase TPM yg memenuhi Numerator :


pengelolaan syarat kesehatan adalah Jumlah TPM yg memenuhi
makanan (TPM) Tempat Pengelolaan Makanan syarat kesehatan
yang memenuhi yg memenuhi persyaratan
syarat kesehatan hygiene sanitasi yg dibuktikan Denominator :
dengan sertifikat laik higiene Jumlah TPM yg terdaftar
sanitasi
TPM adalah Tempat
Pengelolaan Makanan siap saji
yg terdiri dari rumah makan,
restoran, jasa boga, depot air
minum, sentra makanan
jajanan, kantin sekolah

7 Jumlah kabupaten Kab/kota yang Jumlah kumulatif


/kota yang menyelenggarakan kawasan Kabupaten/Kota yg telah
menyelenggarakan sehat adalah kab/kota yang menyelenggarakan tatanan
tatanan kawasan membentuk tim pembina, kawasan sehat/ pendekatan
sehat forum kab/kota sehat serta Kabupaten/Kota Sehat
melaksanakan minimal 2
tatanan wajib dari 9 Tatanan
Kawasan Sehat yaitu : (1)
Kawasan Permukiman, Sarana,
dan Prasarana Umum, (2)
Kawasan Sarana Lalu Lintas
Tertib dan Pelayanan
Transportasi, (3) Kawasan
Pertambangan Sehat, (4)
Kawasan Hutan Sehat, (5)
Kawasan Industri dan
Perkantoran Sehat, (6)
Kawasan Pariwisata Sehat, (7)
Ketahanan Pangan dan Gizi, (8)
Kehidupan Masyarakat yang
Mandiri, (9) Kehidupan Sosial
yang Sehat
Bab VI
Penutup

Rencana aksi kegiatan penyehatan lingkungan dalam periode waktu 2015-2019 disusun untuk
memberikan peta jalan bagi upaya penyelesaian masalah kesehatan lingkungan di masa depan serta
merupakan acuan dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan
penilaian dalam kurun waktu 5 tahun.
Diharapkan melalui penyusunan rencana aksi kegiatan penyehatan lingkungan memberikan kontribusi
yang bermakna dalam pembangunan kesehatan khususnya untuk menurunkan angka kematian,
kesakitan dan kecacatan akibat penyakit serta pencapaian sasaran program berdasarkan komitmen
nasional dan global.

Anda mungkin juga menyukai