Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP KESEHATAN MASYARAKAT

DOSEN PENGAMPU : Nurchairina

DISUSUN OLEH:

1. Andina Hafiizhaharani (1915401051)


2. Dian Safitri (19154010520)
3. Okta Mawarni (1915401053)

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ASI dan Kepentingannya”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Kesehatan Masyarakat.

Adapun makalah tentang “Konsep Kesehatan Masyarakat” ini telah saya usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan
terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya saya mengharapkan semoga dari makalah ini tentang ASI dan Kepentingannya ini
dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Bandar Lampung, 23 Juli 2020

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………..1


KATA PENGANTAR ………………………………………………2
DAFTAR ISI ………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. 4

1.1 Latar Belakang ……………………………………..4


1.2 Rumusan Masalah …………………………………...4
1.3 Tujuan………………………………………………...4
BAB II PEMBAHASAN……………………………………..................5

2.1 Sejarah Kesehatan Masyarakat………………………………….................... 5


2.2 Periode-Periode Perkembangan Kesehatan
Masyarakat………………………...............................6
2.3 Perkembangan Kesehatan Masyarakat Di indonesia.......................................13

BAB III PENUTUP …………………………………………........................................17


3.1 Kesimpulan ............................................................................................17
3.2 Saran .....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yng di hadapi oleh
masyarakat kita saat ini. Semakin maju teknologi di bidang kedokteran, semakin
pula banyak macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu saja
dipengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri. Tapi apakah benar hanya
faktor tingkah laku saja yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat?
sebelum membahas tentang masalah kesehatan masyarakat tentunya lebih baik jika
kita memahai konsep dari kesehatan masyarakat itu terlebih dahulu.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah kesehatan masyarakat ?
2. Apa periode-periode Ilmu kesehatan masyarakat ?
3. Bagaimana perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia ?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah kesehatan masyarakat
2. Mengetahui periode perkembangan masyarakat
3. Mengetahui perkembangan masyarakat kesehatan masyarakat di indonesia

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT


Kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi Yunani, yakni Asclepius
dan Higeia. Berdasarkan mitos Yunani Asclepius di sebutkan sebagai seorang dokter
pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan
apa yang telah ia tempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati
penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tersebut
(surgical procedur) dengan baik. Higeia seorang asistennya, yang diceritakan sebagai
istrinya juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan
Higeia pendekatan/penanganan masalah kesehatan adalah Asclepius melakukan
pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang.
Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan
melalui “Hidup Seimbang” menghindari makanan atau minuman beracun, makan
makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat dan melakukan olahraga.
Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut akhirnya muncul dua aliran
atau pendekatan mengenai masalah-masalah kesehatan. Kelompok atau aliran pertama
cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit) di sebut pendekatan Kuratif
(pengobatan), umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan praktisi lainnya.
Sedangkan kelompok kedua cenderung melakukan upaya pencegahan penyakit dan
meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadinya penyakit. Dalam
perkembangan selanjutnya seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok
profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (Curative Health Care) dan pencegahatan
preventif (Preventive Health Care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan
pendekatan yang dilakukan, antara lain sebagai berikut:
Pertama, pendekatan kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara
individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak
antara petugas kesehatan (dokter, dokter gigi dan sebagainya) dengan pasien/sasaran
cenderung jauh. Sedangkan pendekatan preventif, sasaran atau pasien adalah
masyarakat (bukan perorangan) masalah-masalah yang ditangani pada umumnya juga

5
masalah-masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan masalah individu.
Hubungan antara petugas kesehatan dengan masyarakat (sasaran)lebih bersifat
kemitraan tidak seperti antara dokter-pasien,
Kedua, pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif artinya kelompok ini hanya
menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter hanya menunggu pasien datang ke
puskesmas atau klinik. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah, maka
selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya penyakit. Sedangkan
kelompok preventif lebih mengutamakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu
adanya masalah tetapi mencari masalah. Petugas kesehatan masyarakat tidak hanya
menunggu pasein datang di kantor atau tempat praktik mereka, tetapi harus turun ke
masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat dan
melakukan tindakan.
Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih
kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal
manusia terdiri dari kesehatan, bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek
satu dan lainnya. Sedangkan pedekatan preventif melihat klien sebagai mahluk yang
utuh dengan pendekatan holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena
terganggunya sistem biologi individual tetapi dalam konteks yang luas, aspek biologis,
psikologis, dan sosial. Dengan demikian pendekatannya pun tidak individual dan
parsial tetapi harus secara menyeluruh atau holistic.

B. PERIODE-PERIODE PERKEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT


A. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan (Pre Scientific Period)
Greene (1984)
Sejarah perkembangan kesehatan masyarakat, tidak hanya dimulai pada munculnya
ilmu pengetahuan melainkan sudah dimulai sebelum berkembangnya ilmu
pengetahuan modern. Dari kebudayaan beberapa Negara seperti Babylonia, Mesir,
Yunani dan Roma telah tercatat bahwa manusia telah melakukan usaha untuk
menanggulangi masalah-masalah kesehatan masyarakat dan penyakit. Telah
ditemukan pula pada zaman tersebut, tercatat dokumen-dokumen tertulis bahkan

6
peraturan-peraturan tertulis yang mengatur tentang pembuangan air limbah
(drainase), pemukiman pembangunan kota, pengaturan air minum dan sebagainya.
Pada zaman ini juga diperoleh catatan bahwa telah dibangun tempat pembuangan
kotoran (latrin) umum, meskipun alasan dibuatnya latrine tersebut bukan karena
kesehatan. Dibangunnya latrine umum pada saat itu bukan karena tinja atau
kotoran manusia dapat menularkan penyakit tetapi tinja menimbulkan bau tak
sedap dan pandangan yang tidak enak. Demikian juga masyarakat membuat sumur
pada waktu itu. Alasan meraka minum air kali yang mengalir dan sudah kotor terasa
tidak enak, bukan karena minum air kali dapat menyebabkan penyakit.
Hanlon (1974)
Pada zaman Romawi kuno telah dikeluarkan suatu peraturan yang mengharuskan
masyarakat mencatat pembangunan rumah, melaporkan adanya binatang-binatang
yang berbahaya dan binatang-binatang piaraan yang menimbulkan bau dan
sebagainya. Bahkan pada waktu itu telah ada keharusan pemerintah kerajaan untuk
melakukan supervisi atau peninjauan kepada tempat-tempat minuman, warung
makan, tempat-tempat prostitusi dan sebagainya.
1. Abad pertama sampai abad ke-7
a) Hanlon (1964)
Pada masa ini berbagai penyakit menyerang penduduk. Di berbagai
tempat terjadi endemik atau wabah penyakit. Bahkan begitu banyaknya
penyakit menular dan, oleh karena itu kesehatan masyarakat mulai
dirasakan pentingnya.
b) Notoatmodjo (2005)
Penyakit kolera menjalar dari Inggris ke Afrika kemudian ke Asia dan
akhirnya sampai ke Asia Selatan. Pada abad ke-7 India menjadi pusat
endemic kolera. Selain kolera penyakit lepra menyebar dari Mesir ke Asia
kecil dan Eropa melalui emigran. Upaya-upaya yang dilakukan adalah
perbaikan lingkungan yaitu hygiene dan sanitasi, pengusahaan air minum
yang bersih, pembuangan sampah, ventilasi rumah telah menjadi bagian
kehidupan masyarakat waktu itu.

7
2. Abad ke-13 sampai abad ke-17
Pada masa ini kejadian endemic Pes yang paling dahsyat terjadi di China dan
India, diperkirakan 13 juta orang meninggal. Catatan lain di India, Mesir dan
Gaza 13.000 orang meninggal setiap harinya, atau selama wabah tersebut
jumlah kematian mencapai 60 juta orang. Peristiwa tersebut dikenal dengan
“The Black Death”. Pada abad tersebut kolera juga menjadi masalah di
beberapa tempat. Tahun 1603 terjadi kematian 1 diantara 6 orang karena
penyakit menular. Tahun 1965 meningkat menjadi 1 diantara 5 orang. Tahun
1759 tercatat penyakit-penyakit lain yang mewabah diantaranya Dipteri,
Tifus dan Disentri.
B. Periode Ilmu Pengetahuan (Scientific Period)
1. Abad ke-18 sampai permulaan abad ke-19 (Kebangkitan Ilmu Pengetahuan)
Pada abad ilmu pengetahuan, mulai ditemukan berbagai macam penyebab
penyakit dan vaksin sebagai pencegah penyakit. Louis Pasteur telah berhasil
menemukan vaksin untuk mencegah penyakit cacar. Joseph Lister menemukan
asam carbol (carbolic acid) untuk sterilisasi ruang operasi. William Marton
menemukan ether sebagai anestesi pada waktu operasi.
Penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah mulai
dilakukan pada tahun 1832 di Inggris. Pada waktu itu sebagian besar rakyat
Inggris terserang epidemi (wabah) kolera, terutama terjadi pada masyarakat
yang tinggal di perkotaan yang miskin. Kemudian parlemen Inggris membentuk
komisi untuk penyelidikan dan penanganan masalah wabah kolera ini.
Edwin Chadwich seorang pakar sosial sebagai ketua komisi ini akhirnya
melaporkan hasil penyelidikannya sebagai berikut: Masyarakat hidup di suatu
kondisi sanitasi yang jelek, sumur penduduk berdekatan dengan aliran air kotor
dan pembuangan kotoran manusia. Air limbah yang mengalir terbuka tidak
teratur, makanan yang dijual di pasar banyak dirubung lalat dan kecoak.
Disamping itu ditemukan sebagian besar masyarakat miskin, bekerja rata-rata
14 jam per hari, dengan gaji yang dibawah kebutuhan hidup. Sehingga sebagian
masyarakat tidak mampu membeli makanan yang bergizi.

8
Laporan Chadwich ini dilengkapi dengan analisis data statistik yang bagus dan
sahih. Berdasarkan laporan hasil penyelidikan Chadwich ini, akhirnya parlemen
mengeluarkan undang-undang yang isinya mengatur upaya-upaya peningkatan
kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan, sanitasi tempat-tempat
kerja, pabrik dan sebagainya. Pada tahun 1848, John Simon diangkat oleh
pemerintah Inggris untuk menangani masalah kesehatan penduduk
(masyarakat).
2. Akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20
Mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga kesehatan yang professional.
Pada tahun 1893 John Hopkins, seorang pedagang wiski dari Baltimore Amerika
mempelopori berdirinya universitas dan di dalamnya terdapat sekolah
(Fakultas) Kedokteran. Mulai tahun 1908 sekolah kedokteran mulai menyebar
ke Eropa, Canada dan sebagainya. Dari kurikulum sekolah-sekolah kedokteran
tersebut, terlihat bahwa kesehatan masyarakat sudah diperhatikan. Mulai tahun
kedua para mahasiswa sudah mulai melakukan kegiatan penerapan ilmu di
masyarakat.
Pengembangan kurikulum sekolah kedokteran sudah didasarkan kepada suatu
asumsi bahwa penyakit dan kesehatan itu merupakan hasil interaksi yang
dinamis antara factor genetik, lingkungan fisik, lingkungan sosial, kebiasaan
perorangan dan pelayanan kedokteran/kesehatan.
Dari segi pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 1855 pemerintah
Amerika telah membentuk Departemen Kesehatan yang pertama kali. Fungsi
departemen ini adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk,
termasuk perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan.
Departemen kesehatan ini sebenarnya merupakan peningkatan departemen
kesehatan kota yang telah dibentuk di masing-masing kota seperti Baltimor
telah terbentuk pada tahun 1798, South Carolina tahun 1813, Philadelphia
tahun 1818 dan sebagainya.
Pada tahun1872 telah diadakan pertemuan orang-orang yang mempunyai
perhatian kesehatan masyarakat baik dari universitas maupun dari pemerintah

9
di kota New York. Pertemuan tersebut menghasilkan Asosiasi Kesehatan
Masyarakat Amerika (Notoatmodjo, 2005).
3. Pada awal periode rekonstruksi
Disebut sebagai jaman kontradiksi dan peluang. Waktu untuk meningkatkan
kemakmuran di negara maju, dalam upaya penuntasan kemiskinan dari mereka
yang kurang mampu di seluruh dunia. Disebut jaman peluang, karena dalam
melihat kemajuan ilmiah dan teknologi luar biasa sehingga mampu membuka
pemandangan dan kemungkinan tak terbatas untuk memecahkan permasalahan
kuno tentang kemiskinan dan penyakit (Gunaratne 1977). Berbagai penemuan
dan inovasi selama dan sesudah perang dunia kedua memberikan dorongan
luar biasa untuk aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Penemuan dan
produksi massal seperti kina, dichloro diphenyl trichloroethane (DDT), penisilin
dan sulfonamide, pengembangan vaksin dan obat baru yang efektif untuk
mencegah dan mengendalikan penyakit menular, pengenalan pil KB dan
suntikan, pengenalan dan penggunaan komputer dan perbaikan dalam
pencitraan teknologi (X-ray dan CT Scan) memfasilitasi aplikasi canggih dalam
praktek kesehatan masyarakat. Kemajuan dalam mikrobiologi dan imunologi
memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan vaksin dan teknologi
diagnostic.
C. Perkembangan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Liberalisme Dan Sesudahnya
Dekade setelah perang dunia kedua membawa pergeseran nilai yang ditandai
dengan fokus dibidang kesehatan masyarakat dan harapan masyarakat. Di negara
maju, penyakit menular yang telah begitu lama manjadi fokus utama kesehatan
masyarakat telah surut. Dengan polio menjadi yang terakhir dari epidemi yang
mengejutkan, mampu menurunkan korban dengan pemberian imunisasi, antibiotic,
atau pengendalian epidemiologi atau lingkungan.(Rogers 1990)
Masa perkembangan epidemiologi modern dimulai pada tahun 1950-an, dimulai
dengan studi follow up terhadap dokter-dokter di Inggris untuk memperlihatkan
adanya hubungan yang kuat antara kebiasaan merokok dan perkembangan penyakit
kanker paru.

10
Dengan penaklukan fasisme dan diikuti dengan runtuhnya komunisme, liberalisme
muncul kembali. Ini dilambangkan dalam pernyataan Badan Kesehatan Dunia
(WHO), bahwa kesehatan dan kesejahteraan adalah hak asasi bagi semua manusia
(WHO, 1968). Hal ini adalah kewajiban bagi Negara untuk memberikan hak tersebut
kepada penduduk mereka. Dalam beberapa kondisi, konflik antara kesehatan
masyarakat sebagai suatu keharusan dan hak-hak sipil kembali muncul. Ini tetap
menjadi isu yang paling tangguh yang harus dihadapi oleh kesehatan masyarakat.
Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19
mempunyai dampak yang sangat luas terhadap segala aspek kehidupan manuasia,
termasuk kesehatan.
D. Sejarah Dan Perkembangan Kesehatan Masyarakat Di Negara Berkembang
Untuk melindungi kesehatan rakyat dan pekerjanya, penguasa kolonial menegakkan
hukum serupa dengan yang berlaku di negaranya. Undang-undang kesehatan
masyarakat yang spesifik bervariasi disetiap penguasa kolonial.
Namun, jejak yang masih ada seperti undang-undang kesehatan masyarakat,
undang-undang kepemerintahan, undang-undang sipil, undang-undang pabrik,
undang-undang vaksinasi dan undang-undang tentang penyakit menular masih
berlaku selama beberapa dekade. Para kolonial telah mencanangkan inisiatif
penting dalam pencegahan dan pengendalian kesehatan masyarakat internasioanl
melalui vaksinasi cacar yang awalnya diberikan pada para pekerja administrasi
kolonial dan kemudian pada pekerja kasarnya.
Misionaris agama dari Eropa dan Amerika juga melakukan ekspedisi ke seluruh
dunia bersama dengan kekuasaan kolonial. Banyak dari mereka, memiliki latar
belakang medis allopathic, sehingga kemudian mendirikan lembaga-lembaga
perawatan medis serta system pendidikan umum, termasuk sekolah keperawatan
dari medis. Misionaris ini mendirikan klinik kesehatan atau apotik pada awalnya
dan kemudian berkembang menjadi rumah sakit di Negara-negara kolonial.
Diakhir abad ke-18 terjadi suatu momentum peningkatan dalam pendidikan
kesehatan masyarakat, yaitu dengan pembentukan program sarjana dan
pascasarjana yang dirancang khusus untuk kesehatan masyarakat, awalnya di
negara-negara asal koloni kemudian dikembangkan di koloni-koloni mereka.

11
Sekolah perintis kesehatan masyarakat didirikan di negara-negara kolonial diakhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20, dengan maksud agar dapat berfungsi sebagai pusat
untuk pengembangan kebijakan terkait kesehatan masyarakat, dan untuk melatih
orang-orang yang akan melayani warga negaranya di wilayah kolonial atau pekerja
di daerah tropis.
Keberhasilan terbesar dicapai oleh negara-negara berkembang pada abad ke-20
adalah pencegahan dan pengendalian serta pemberantasan tuntas penyakit cacar,
yaitu suatu penyakit menular mengerikan yang telah ada sejak jaman dahulu.
Sebagai tindakan pencegahan kesehatan masyarakat, inokulasi nanah diambil dari
kasus cacar ke orang sehat. Hal ini telah dipraktekkan di Asia sejak zaman kuno.
Metode variolation menyebar ke Eropa dan bagian lain dunia pada abad ke-17. Saat
itu telah disederhanakan dan banyak digunakan untuk pencegahan dan
pengendalian cacar.
Pada 1796, Edward Jenner memperkenalkan teknik modifikasi dari variolation
dengan menggunakan bahan cacar sapi. Masyarakat Eropa perlahan-lahan
menerima hasil eksperimen ini. Kemudian masa inokulasi menggunakan bahan
cacar sapi (vaksinasi) diperkenalkan secara luas. Bahan vaksin yang telah
dikeringkan pada kaca, itu bisa dikirim ke seluruh bagian dunia. Penerimaan yang
lebih luas dari vaksinasi massal ini telah menyebabkan penyakit cacar berhenti
menjadi ancaman utama dikebanyakan negara Eropa dan Amerika pada awal abad
ke-20 (Henderson, 1997).
Pada awal abad ke-20, Prancis kemudian diikuti oleh Belanda memproduksi vaksin
cacar yang beku dan kering dalam jumlah besar, yang diperuntukkan setiap
tahunnya untuk koloni mereka sendiri di Afrika dan Asia. Institute Lister di London
telah mengembangkan teknologi beku-kering untuk memproduksi vaksin di awal
1950-an. Sejak itu, vaksin beku-kering cacar stabil diproduksi komersial dengan
skala besar dan telah menyebar ke negara-negara maju lain dan kemudian ke
negara-negara berkembang yang baru merdeka.

12
C. PERKEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA
1. Masa pra kemerdekaan
Pada tahun 1807 Gubernur Jendral Daendels melakukan pelatihan praktik
persalinan pada para dukun bayi. Pada tahun1851 didirikan sekolah dokter Jawa
di Batavia yaitu STOVIA. Tahun 1888 di Bandung didirikan Pusat Laboratorium
Kedokteran yang selanjutnya menjadi Lembaga Eykman sekarang. Pada tahun
1913 didirikan Sekolah Dokter Belanda yaitu NIAS di Surabaya. Tahun 1922 terjadi
wabah Pes, sehingga tahun 1933-1935 diadakan pemberantasan Pes dengan DDT
dan vaksinasi massal.
Hasil penyelidikan Hydric, petugas kesehatan pemerintah waktu itu, penyebab
kesakitan dan kematian yang terjadi di Banyumas adalah kondisi sanitasi,
lingkungan dan perilaku penduduk yang sangat buruk. Hydric kemudian
mengembangkan percontohan dan propaganda kesehatan.
2. Masa era kemerdekaan
a) Pra reformasi
(1) Masa orde lama
Pada tahun 1951 konsep bandung plan diperkenalkan oleh dr Y. Leimena dan
dr. Patah, yaitu konsep pelayanan yang menggabungkan antara pelayanan
kuratif dan preventif. Tahun 1956 didirikanlah proyek Bekasi oleh dr Y.
Sulianti di Lembah Abang, yaitu model pelayanan kesehatan pedesaan dan
pusat pelatihan tenaga. Kemudian didirikan Health Centre (HC) di 8 lokasi
yaitu di Indrapura (Sumatra Utara), Kesiman (Bali), Bojong Loa (Jawa Barat),
Salaman (Jawa Tengah), Mojosari (Jawa Timur), Metro (Lampung), DIY dan
Kalimantan Selatan. Pada tanggal 12 November 1962 Presiden Soekarno
mencanangkan program pemberantasan malaria dan pada tanggal tersebut
menjadi Hari Kesehatan Nasional.
(2) Masa orde baru
Konsep Bandung Plan terus dikembangkan. Tahun 1967 diadakan seminar
konsep puskesmas. Pada tahun 1968 konsep puskesmas ditetapkan dalam
Rapat Kerja Kesehatan Nasional dengan disepakatinya bentuk Puskesmas
yaitu Tipe A, B & C. Kegiatan Puskesmas saat itu dikenal dengan istilah

13
“Basic”. Ada basic 7, basic 13 Health Service yaitu: KIA, KB, Gizi Masyarakat,
Kesling, P3M, PKM, BP, PHN, UKS, UHG, UKJ, Lab, Pencatatan dan Pelaporan.
Pada tahun 1969, Tipe Puskesmas menjadi A & B. Pada tahun 1977 Indonesia
ikut menandatangani kesepakatan Visi: “Health For All By The Year 2000”, di
Alma Ata, Negara bekas Federasi Uni Soviet. Pengembangan dari konsep
“Primary Health Care”. Tahun 1979 puskesmas tidak ada pentipean dan
dikembangkan piranti manajerial perencanaan dan penilaian puskesmas
yaitu „Micro Planning. dan Stratifikasi Puskesmas. Pada tahun 1984
dikembangkan posyandu, yaitu pengembangan dari pos penimbangan dan
karang gizi. Posyandu dengan 5 programnya yaitu KIA, KB, Gizi,
Penanggulangan Diare dan Imunisasi dengan 5 mejanya (Notoatmodjo,
2005).
Pada waktu-waktu selanjutnya posyandu bukan saja untuk pelayanan balita
tetapi juga untuk pelayanan ibu hamil. Bahkan pada waktu-waktu tertentu
untuk promosi dan distribusi Vit.A, Fe, Garam Yodium, dan Suplemen gizi
lainnya. Posyandu saat ini juga menjadi andalan kegiatan penggerakan
masyarakat seperti PIN, Campak, Vit.A dan sebagainya.
b) Post reformasi
Pada tahun 1997 indonesia mengalami krisis ekonomi, kemiskinan meningkat,
kemampuan daya beli masyarakat rendah, menyebabkan akses ke pelayanan
kesehatan rendah. Kemudian dikembangkan program kesehatan untuk
masyarakat miskin yaitu JPS-BK. Tahun 1998 Indonesia mengalami reformasi
berbagai bidang termasuk pemerintahan dan menjadi negara demokrasi. Tahun
2001 otonomi daerah mulai dilaksanakan, sehingga di lapangan program-
program kesehatan bernuansa desentralisasi dan sebagai konsekuensi negara
demokrasi, program-program kesehatan juga banyak yang bernuansa „politis..
Tahun 2003 JPS-BK kemudian menjadi PKPS-BBM bidang kesehatan, tahun
2005 berubah lagi menjadi Askeskin. Pada saat itu juga dikembangkan Visi
Indonesia Sehat Tahun 2010 dengan Paradigma Sehat.
Puskesmas dan posyandu masih tetap eksis, bahkan posyandu menjadi andalan
ujung tombak „mobilitas sosial. bidang kesehatan. Dalam era otonomi dan

14
demokrasi, menuntut akutanbilitas dan kemitraan sehingga berkembang LSM-
LSM baik bidang kesehatan maupun bukan untuk menuntut akuntabilitas
tersebut dalam berbagai bentuk partisipasi. Sebagai „partnership. LSM-LSM
tersebut, program kesehatan yang bertanggung jawab adalah promosi
kesehatan.
Promosi kesehatan menjadi ujung tombak mewakili program kesehatan secara
keseluruhan, baik sebagai pemasaran-sosial Visi Indonesia Sehat 2010 untuk
merubah paradigm petugas kesehatan dan masyarakat. Tugas lain promosi
kesehatan adalah melakukan advokasi, komunikasi kesehatan dan mobilisasi
sosial.
Secara universal perkembangan kesehatan masyarakat dibagi menjadi 5 era
dengan dasar pembagian 5 unsur yaitu unsur jangkauan dengan filosofi yang
dianut dengan titik berat pelayanan, unsur penyelenggaraan pendidikan dan
penelitian pengembangan. Seperti pada Tabel 1.1 berikut di bawah ini.
Tabel1.1: Era Perkembangan Kesehatan Masyarakat
3. Perkembangan promosi kesehatan di Indonesia
Perkembangan promosi kesehatan tidak terlepas dari perkembangan sejarah
kesehatan masyarakat di Indonesia dan dipengaruhi juga oleh perkembangan
promosi kesehatan international, yaitu secara seremonial di Indonesia dimulai
program pembangunann kesehatan masyarakat desa pada tahun 1975, dan tingkat
internasional deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Primary Health Care
(Departemen Kesehatan, 1994). Kegiatan PHC tersebut sebagai tonggak sejarah
cikal-bakal promosi kesehatan.
1. Sebelum tahun 1965 (sebelum sampai awal kemerdekaan)
Pada saat itu istilahnya adalah pendidikan kesehatan. Dalam program-program
kesehatan, pendidikan kesehatan hanya sebagai pelengkap pelayanan
kesehatan terutama pada saat terjadi keadaan kritis seperti wabah penyakit,
bencana, dsb. Sasarannya perseorangan, dengan sasaran program lebih kepada
perubahan pengetahuan seseorang.
2. Periode tahun 1965-1975

15
Pada periode ini mulai perhatiannya kepada masyarakat. Saat itu juga
dimulainya peningkatan professional tenaga melalui program Health
Educational Servise (HES). Tetapi intervensi program masih banyak yang
bersifat individual walau sudah mulai aktif ke masyarakat. Sasaran program
adalah perubahan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.
3. Periode 1975-1985
Istilahnya mulai berubah menjadi penyuluh kesehatan. Saat itu program UKS di
SD diperkenalkannya dokter kecil. Saat itu juga posyandu lahir sebagai pusat
pemberdayaan dan mobilisasi masyarakat. Sasaran program adalah perubahan
perilaku masyarakat tentang kesehatan.
4. Periode 1985-1995
Dibentuklah direktoral peran serta masyarakat, yang diberi tugas
memberdayakan masyarakat. Direktoral PMK berubah menjadi pusat PKM,
yang tugasnya penyebaran informasi, komunikasi, kampanye dan pemasaran
sosial bidang kesehatan. Saat itu pula PKMD menjadi posyandu.
5. Periode 1995 sampai sekarang
Istilah PKM menjadi promosi kesehatan. Promosi kesehatan bukan saja
perubahan perilaku, tetapi perubahan kebijakan atau perubahan menuju
perubahan system atau faktor lingkungan kesehatan. Pada tahun 1997 diadakan
konvensi internasional promosi kesehatan dengan tema “Health Promotion
Towards The ‘st Century, Indonesian Policy for The Future” dengan melahirkan
„The Jakarta Declaration..

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Asclepius: dokter pertama yang dapat mengobati penyakit dan melakukan
pembedahan dengan cara tertentu. Higiena, asisten/isri Asclepius, mengajarkan
pada pengikutnya melalui pendekatan Hidup seimbang, menghindari
makanan/minuman beracun, makan makan yang bergizi, cukup istirahat dan olah
raga. Dari cerita mitos Yunani tersebut, muncul dua pendekatan dalam penangan
kesehatan, aliran pertama lebih menekankan pengobatan (kuratif), aliran kedua
lebih menekankan pencegahan (preventif) dan peningkatan (promosi) kesehatan.
 Periode ilmu kesehatan masyarakat terbagiatas 2 yatu sebelum ilmu pengetahuan
dan sesudahnya.
 Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan untuk :
(1)Mencegah timbulnya penyakit, (2)Memperpanjang umur, (3)Meningkatkan nilai
kesehatan fisik dan mental melalui usaha usaha kesehatan masyarakat yang
terorganisasi.
 Secara garis besar, pilar utama ilmu kesehatan masyarakat sebagai berikut:
Epidemiologi, Biostatistik/Statistik kesehatan, Kesehatan lingkungan, Pendidikan
kesehatan dan ilmu perilaku,Administrasi kesehatan masyarakat, Gizi masyarakat,
Kesehatan kerja,
 Menurut Hendrik L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat, yaitu: faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan
kesehatan.
 Sasaran Kesehatan masyarakat yaitu: individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

17
B. Saran
 Hendaknya para mahasiswa giat belajar agar bisa menenggulangi permasalahan
kesehatan masyarakat yang sangat banyak saat ini.
 Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, penulis berharap untuk makalah
selanjutnya akan lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini dapat menjadi
pembelajaran bagi pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA
Adnani, H (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika.
Budiarto, E . 2002. Biostatistik untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta :
EGC.
Budiarto, E . 2003. Biostatistik untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta :
EGC.
Budioro. B, 2001, Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro
Makalah Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat
https://www.academia.edu/27971976/KONSEP_DASAR_KESEHATAN_MASYARAK
AT

19

Anda mungkin juga menyukai