Anda di halaman 1dari 7

NAMA : MUAMMAR KADHAFI

NIM : 60400116020
KELAS :B

FORMULASI PERSAMAAN GERAK HAMILTON


Lagrangian, dan Hamiltonian. Persamaan Newtonian pertama kali diungkapkan oleh
Newton dalam bukunya yang berjudul Principia Mathematica pada tahun 1867. Lagrange
menerbitkan persamaannya dalam bukunya yang berjudul Mechanique Analytique pada tahun
1788. Pada awal abad 19, beberapa ilmuan fisika termasuk Lagrange memulai mengembangkan
formulasi ketiga dari mekanika, yang diselesaikan dalam suatu persamaan pada tahun 1834 oleh
matematikawan asal Irlandia bermana Williamm Hamilton yang kini dinamakan Hamiltonian
Mechanics. Hamiltonian mekanik dari suatu sistem merupakan jumlah dari energi kinetik dan
energi potensial yang dinyatakan dalam fungsi posisi dan momentum konjugatnya. Hamiltonian
Mekanik mempunyai kesaaman dengan persamaan Lagrangian dan juga secara alami muncul
dari persamaan Lagrangian pula. Sehingga, dapat didefinisikan bahwa fungsi Hamiltonian
sebagai transformasi legendre dari fungsi Lagrangian, dalam persamaan,

Persamaan hamiltonian dalam gerak ketika hamiltonian didefinisikan sebagai transformasi


dari lagrangian, persamaan lagrange dari gerak menjadi :

Untuk i = 1, . . . , n. Ini merupakan persamanan canocial Hamilton, terdiri dari persamaan


gerak turunan pertama 2n. Didapatkan nilai dari H adalah H = Pada persamaan Hamiltonian H
= H (q.p) juga tidak terpengaruh terhadap nilai t eksplisit. Kemudian dapat digunakan penurunan
berantai untuk menunjukkan bahwa jika H tidak eksplisit terhadap t maka H adalah :

a. Konstan terhadap geraknya


b. Kuantitasnya kekal
c. Integral dari geraknya

Oleh karena tidak adanya ketergantungan terhadap t yang eksplisit pada fungsi Hamiltonian
H dapat berfungsi sebagai sistem konseatif , walaupun H secara umum mungkin bukan energi
totalnya. Akan tetapi untuk sistem mekanik sederhana dengan nilai energi kinetik T = T (q,q.)
dan potensial V = V (q), maka nilai H akan menjadi energi Totalnya. Dimana nilai dari H adalah
: H = T + V Untuk membentuk persamaan Hamiltonian Canocial untuk proses sistem mekanika
adalah : 1. Memilih cordinat yang umum q = (q1,. . . , qn)T dan susunlah :

L (q,q’,t) = T – V 2. Tentukan dan hitung nilai momen secara umum pi = untuk i = 1, . . . , n.


Selesaikan hubungan untuk mendapatkan q’i = q’i (q,p,t)
A. Persamaan Gerak Hamiltoniannya

Persamaan Hamiltonian dapat dihubungkan untuk pengembangan dari :

1. Teori Hamiltonian – Jacobi


2. Teori gangguan klasik
3. Mekanika Kuantum
4. Mekanika Statistika

Contoh dari penggunaan persamaan hamiltonian terdapat dalam kasus hukum konservatif dan
simetris untuk koordinat Siklik

Karena hamiltonian tidak bergantung eksplisit dari t kemudian ini merupakan suatu integral
konstan dari gerak, yang kadang dinamakan sebagai Integral Jacobi yang mungkin juga energi
totalnya. Dari definisi momen secara umum pi = , persamaan lagrange, dan persamaan
hamiltonian untuk momen secara umum adalah : pi = Dari hubungan tersebut , dapat dilihat
bahwa qi secara eksplisit tidak ada terhadap lagrangian L, dan qi secara eksplisit menghilang dari
Hamiltonian H, dan : pi’ = 0 Oleh karena pi kuantitas yang tetap, dalam persamaan gerak
konstan. Maka qi dinamakan siklik atau diabaiakan.

B. Prinsip Hamilton
Konfigurasi sistem pada saat tertentu dijelaskan oleh nilai n buah koordinat umum q1, ..., qn, dan
terkait dengan titik tertentu pada Koordinat Kartesian, dengan q membentuk n buah sumbu
koordinat. Ruang berdimensi n ini dise- but sebagai Ruang Konfigurasi. Ruang ini tidak
mempunyai hubungan yang sesuai dengan ruang fisis 3 dimensi, sebagaimana koordinat umum
tidak se- lalu terhubung dengan koordinat posisi. Lintasan dalam ruang konfigurasi tidak
mempunyai kemiripan dengan lintasan sembarang partikel pada ruang fisis. Setiap titik pada
lintasan ini mewakili konfigurasi sistem keseluruhan pada beberapa waktu tertentu. Prinsip
Integral Hamilton menjelaskan gerak system mekanik semacam ini untuk semua gaya (kecuali
gaya kendala), yaitu diturunkan dari sebuah potensial skalar umum yang mungkin berupa fungsi
koordinat, kecepatan, dan waktu. Sistem-sistem semacam ini disebut sebagai sistem monogenik.
Jika potensial berupa sebuah fungsi yang hanya merupakan fungsi posisi saja, maka sistem
monogenik ini merupakan fungsi yang konservatif. Untuk sistem monogenik, Prinsip Hamilton
dinyatakan sebagai:

Gambar 1.1: Lintasan Sistem Titik dalam Ruang Konsftgurasi


”Gerakan suatu sistem dari waktu t1 ke t2 sedemikian rupa sehingga merupakan integral garis
(disebut sebagai aksi atau integral aksi),
(1.1)
Dengan bernilai konstan untuk lintasan yang sebenarnya.” Hal ini berarti bahwa, semua
lintasan yang mungkin suatu sistem titik berpindah dari posisi awal saat t1 ke posisi berikutnya
saat t2, sesungguhnya ia berpindah sepanjang lintasan sedemikian rupa sehingga nilai integral
pada pers 1.1 bernilai tetap (stationer). Integra;l sepanjang lintasan yang diberikan mempunyai
nilai yang sama dengan semua lintasan disekitarnya, perghatikan gambar 1.1. Dengan kata lain,
prinsip Hamilton dapat dinyatakan sebagai gerak yang sedemikian rupa sehingga variasi integral
garis I dari t1 ke t2 bernilai 0.\

(1.2)

C. Persamaan Lagrange dari prinsip Hamilton

Masalah mendasar dalam kalkulus variasi adalah membawa kasus fungsi fsebagai fungsi yang
tak bergantung pada variabel dan turunannya . Tentusaja semua kuantitas tersebut ditinjau
sebagai fungsi x.

(2.3)

Seperti sebelumnya, persamaan ini diperoleh dengan meninjau J sebagai fungsi dengan
parameter yang melabeli himpunan yang mungkin. Didapatkan dengan ,

dan seterusnya adalah solusi masalah ekstrimum, dan dan seterunya adalah fungsi yang
tak bergantung x, yang lenyap di tiitk-titik ujung dan kontinyu pada turunan kedua. Selain itu,
semuanya sembarang. Variasi J diberikan dalam bentuk
(2.4)

Kemudian kita integralkan per-bagian suku kedua persamaan (2.4)

(2.5)

Dengan suku pertama lenyap, karena semua kurva melalui titik ujung yang tetap.
Subtitusi persamaan (2.5) pada persamaan (2.4), menjadi

(2.6)

Dengan variasi adalah

(2.7)

Karena adalah variabel yang independen, variasi juga independen (yakni, fungsi akan
independen satu dengan yang lain). Oleh karena itu, syarat bernilai 0 adalah koefisien lenyap
secara terpisah

(2.8)

Persamaan (2.8) mewakili perumuman yang bersesuaian persamaan (2.8) untuk beberapa
variabel, dan dikenal sebagai persamaan diferensial Euler- Lagrange. Solusi persamaan ini
merepresentasentasikan kurva-kurva sedemikian rupa sehingga integral pada persamaan (2.8)
menghasilkan variasi sama denga 0. Integral dalam prinsip Hamilton

(2.9)

Mempunyai bentuk seperti (2.3) dengan transformasi Dalam menjabarkan persamaan


(2.8),
kita mengasumsikan variabel adalah independen. Syarat terkait yang berhubungan dengn prinsip
Hamilton dalah koordinat umum bersifat independen, mengharuskan kendala bersifat holonomik.
Persamaan Euler-lagrange yang berhubungan dengan integral I kemudian menjadi persamaan
Lagrange.

(2.10)

Jadi, persamaan Lagrange dapat diturunkan dari prinsip hamilton untuk istem monogenik
dengan kendala holonomik.

D. Fungsi Hamilton

Tinjau fungsi H sebagai berikut:

(3.11)

(3.12)

Jika diturunkan terhadap waktu (t)

Dari Lagrange:

Maka
(3.13)

Jika L tidak bergantung pada waktu secara eksplisit maka konstan; H merupakan suatu konstanta.
Andaikan adalah sistem koordinat yang orthogonal yang berakibat T bersifat kuadratik terhadap
dan .

(3.14)

Jadi H mempunyai arti fisis sebagai energi mekanik sistem apabila system koordinat yang
diapaki adalah sistem koordinat ortogonal. Jika kita menggunakan sistem koordinat ortogonal
dimana fungsi L tidak bergntung waktu secara eksplisit maka fungsi Hamilton H merupakan
energi mekanik bersifat kekal.

E. Persamaan Hamilton

Telah didefinisikan fungsi hamilton yang bergantung pada fungsi Lagrange. Dengan
demikian dapat dituliskan persamaan gerak dalam bentuk fungsi Hamilton.

(4.15)

(4.16)
Sebelum dituliskan H sebagai fungsi (q, . Namun, karena dan p saling terkait, maka H
dapat dituliskan sebagai fungsi q, p, t. Dengan menganggap q, p, t saling bebas, maka variasi
H(q, p, t).

Karena , maka

(4.17)

Diperoleh persamaan Hamilton sebagai:

Persamaan (4.18) menyatakan sebagai kombinasi momentum pk. Persamaan (4.19)


menyatakan dinamika atau persamaan gerak partikel. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
persamaan Hamilton merupakan alternatif lain untuk memecahkan persoalan gerak partikel.

Anda mungkin juga menyukai