Anda di halaman 1dari 9

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

PENGARUH DIKLAT, DISIPLIN KERJA DAN KOMPETENSI


TERHADAP KINERJA PEGAWAI BALAI DIKLAT
KEAGAMAAN AMBON

La Edy1 dan Agustina Risambessy2


1
Mahasiswa Program Studi Manajemen Pascasarjana Universitas Pattimura
2
Dosen Program Studi Manajemen, Program Studi Manajemen, PPS UNPATTI

Abstract
The Effect of Education and Raining, Work Discipline and Compentency
on the Employees’ Performance of Religious Education Center Ambon.This study
aimed at finding out the effect of education and training on employees’
performance, finding out the effect of competency on employees’
performance.This study was a census research due to the population and samples
in this study were the whole employees’ at Religious Education Center amounting
for 43 people. The analysis method used in this study was descriptive analysis.
Based on the results, it was found that there was a positive and significant
effect of education and training on eployees’ performance; there was a positive
and significant effect of work discipline on employees’ performance and finding;
there was a positive and significant effect of competency on employees’
performance. These results reveal that all hypoteheses were accepted.

Keywords: education and training, disicipline, competence and performance..

18
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

LATER BELAKANG Untuk itu, suatu instansi sebaiknya


Kinerja pegawai dalam suatu melakukan evaluasi secara kontinyu
organisasi dikatakan berkualitas dan terhadap kebutuhan diselengaarakannya
berhasil dalam mencapai tujuan dapat pendidikan dan pelatihan tertentu bagi
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal pegawai di lingkungan kerjanya.
dari dalam organisasi seperti pendidikan Pegawai yang mempunyai disiplin
dan pelatihan, disiplin kerja, kompetensi akan menaati peraturan yang ada pada
pegawai yang sesuai dengan kemampuan lingkungan kerjanya dengan kesadaran
pegawai dalam menyelesaikan tugas dan yang tinggi tanpa ada paksaan. Kedisiplinan
tang-gung jawabnya, sehingga menghasil- adalah kesadaran dan kesediaan seseorang
kan output yang berkualitas. Kinerja yang dalam mentaati semuah peraturan
maksimal dari seorang pegawai dapat organisasi dan norma sosial yang berlaku
diperoleh jika organisasi mampu Hasibuan, (2002 : 193).
mengarahkan dan mengembangkan potensi Menurut Zaidan Nawawi (2013),
yang dimiliki pegawainya dapat bekerja mengatakan bahwa: seorang pegawai
secara optimal. Pernya-taan tersebut dikatakan kinerjanya baik, jika selama jam
diperkuat oleh Sedar-mayanti 2011, kerja yang bersangkutan selalu tekun, tidak
“kinerja adalah hasil yang dapat dicapai pernah membolos, datang dan pulang tepat
oleh seseorang atau sekelompok orang waktunya, mengerjakan pekerjaan dengan
dalam suatu organisasi, sesuai dengan daya guna, pekerjaan diselesaikan tepat
wewenang dan tanggung jawab masing- waktu dan sebagainya. Disiplin pegawai
masing dalam rangka upaya mencapai pada Balai Diklat Keagamaan Ambon dapat
tujuan organisasi bersangkutan sesuai dikatakan masih kurang disiplin karena
dengan moral maupun etika”. masih ada beberapa pegawai yang sering
Faktor-faktor yang mempe-ngaruhi masuk terlambat dan pulang sebelum jam
kinerja menurut Mangku-prawira dan kerja berakhir. Selain itu ada pula pegawai
Hubeis (2007) adalah: (a). faktor yang seringkali tidak mengoptimalkan jam
personal/individu, meliputi unsur kerja, bahkan ada pegawai yang sering
pengetahuan, keterampilan, kemampuan, meninggalkan kantor ditengah-tengah jam
kepercayaan diri, motivasi dan komitmen kantor tanpa alasan yang jelas.
yang dimiliki oleh setiap pegawai. (b). Untuk mencapai keberhasilan
faktor kepemimpinan, meliputi aspek diperlukan landasan yang kuat salah
kualitas manajer dan team leader dalam satunya yaitu kompetensi. Kompetensi
memberikan dorongan, semangat, arahan merupakan suatu kemampuan untuk
dan dukungan kerja kepada pegawai. (c). melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang
faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan didasari oleh keterampilan dan pengetahuan
semangat yang diberikan oleh tim, yang didukung oleh sikap dan tanggung
kepercayaan terhadap sesama anggota tim, jawab Wibowo, (2010 : 324). Kompetensi
kekompakan dan keeratan anggotata tim. merupakan karakteristik yang mendasar
(d). faktor sistem kerja, fasilitas kerja yang pada setiap individu yang dihubungkan
diberikan oleh organisasi, proses organisasi dengan kriteria yang direferensikan
dan kultur kinerja dalam organisasi. (e). terhadap kinerja yang efektif dalam sebuah
faktor kontektual (situasional) meliputi pekerjaan atau situasi. Fenomena yang
tekanan dan perubahan lingkungan terjadi bahwa laporan kegiatan pendidikan
eksternal dan lingkungan internal. dan pelatihan yang diselenggarakan di Balai
Pada hakikatnya program pendidikan Diklat Keagamaan Ambon yang seharusnya
dan pelatihan diberikan sebagai upaya sudah harus diselesaikan dua minggu
memelihara dan mengembangkan setelah kegiatan diklat, namun sebulan atau
kemampuan serta kesiapan pegawai dalam lebih baru bisa diselesaikan karena kegiatan
melaksanakan sebagai bentuk tugas kepanitian diklat yang berkesinambungan.
maupun tantangan kerja yang dihadapinya. Kurangnya instru-ktur yang mengajar
19
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

bidang keuangan dan keagamaan, sehingga Negeri Sipil (PNS). Hal yang sama
harus mendatangkan instruktur dari luar dinungkapakan oleh Lijan Poltak
Balai Diklat Keagamaan Ambon. Sinambela (2016 : 171) bahwa pendidikan
Berdasarkan uraian di atas, maka dan pelatihan merupakan upaya untuk
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengem-bangkan SDM, terutama untuk
dengan judul “ Pengaruh Pendidikan dan pengembangan kemampuan intelek-tual
Pelatihan, Disiplin kerja dan Kompetensi dan kepribadian manusia. Diklat adalah
Terhadap Kinerja Pegawai Balai serangkaian kegiatan pendidikan yang
Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan mengutamaan perubahan pengetahuan,
Ambon”. keterampilan dan peningkatan sikap
seorang pegawai dalam melaksanakan
KAJIAN PUSTAKA tugasnya (Atmodiwirio, 1993: 2).
Pendidikan dan Pelatihan Dari penjelasan di atas, dapat
Pendidikan dan pelatihan itu sendiri disimpulkan bahwa pendidikan dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelatihan adalah suatu proses kegiatan yang
suatu sistem, yaitu sistem pengembangan diikuti pegawai atau karyawan dalam
sumber daya manusia. Dalam sistem ini rangka meningkatkan pengeta-huan,
termasuk sub sistem perencanaan, kecakapan, keterampilan dan perilaku kerja
pengadaan, penempatan dan pengembangan demi tuntutan produktivitas kerja pada
tena-ga manusia. Melalui pengembangan jabatan yang diembannya.
tenaga dilakukan berbagai kegiatan yang Tujuan Pendidikan dan Pelatihan
mengacu kepada upaya agar segala sumber (diklat) bagi Pegawai Negeri Sipil menurut
daya manusia dapat didayagunakan dan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun
dihasilgunakan oleh organisasi semaksimal 2000 adalah:
mungkin Atmodiwirio, (1993 : 1). 1) Meningkatkan pengetahuan, keah-lian,
Organisasi yang sehat adalah keterampilan dan sikap untuk dapat
organisasi yang dapat melakukan tugas dan melaksanakan tugas jabatan secara
fungsinya yang sebenarnya. Kepincangan profesional dilandasi kepri-badian dan
dalam satu sub sistem akan mengakibatkan etika Pegawai Negeri Sipil sesuai
terganggunya kelancaran organisasi. Jenis kebutuhan instansi.
kepincangan dan penyakit itulah yang 2) Menciptakan Aparatur yang mam-pu
menentukan perlu/tidaknya suatu berperan sebagai pembaharu dan perekat
penyelenggaraan diklat. Dengan demikian persatuan dan kesatuan bangsa.
diklat erat kaitannnya dengan pekerjaan 3) Memantapkan sikat dan semangat
yang difokuskan kepada usaha untuk lebih pengabdian yang berorientasi pada
meningkatkan efektifitas pekerjaan pelayanan pengayoman dan pem-
Pfeiffer, James dalam Atmodiwirio, (1993 : berdayaan masyarakat.
2). 4) Menciptakan kesamaan visi dan
Notoatmodjo (2015 : 17), dinamika pola pikir dalam melaksanakan
mengatakan pendidikan umumnya tugas pemerintahan umum dan
berkaitan dengan mempersiapkan calon pembangunan.
tenaga yang diperlukan oleh suatu instansi Walaupun terdapat perbedaan tujuan
atau organisasi, sedangkan pelatihan lebih masing-masing pendidikan dan pelatihan,
berkaitan dengan peningkatan kemampuan namun pada hakikatnya tujuan dari berbagai
atau keterampilan karyawan yang sudah macam jenis latihan adalah sama.
menduduki suatu pekerjaan atau tugas Manullang (2008 : 69) mengatakan tujuan
tertentu. utama setiap pelatihan ialah agar supaya
Pendidikan dan pelatihan menurut masing-masing peserta pelatihan dapat
PP nomor 101 tahun 2000 adalah proses melakukan pekerjaannya kelak lebih
penyelenggaraan belajar mengajar dalam efisien. Tujuan lain dari diklat ialah agar
rangka meningkatkan kemampuan Pegawai supaya pengawasan lebih sedikit. Bila
20
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

pegawai mendapatkan diklat khusus dalam kedisiplinan harus menjadi pedoman


melaksanakan tugasnya, maka lebih sedikit hidupnya. Tuntutan masyarakat akan
kemungkinan pegawai membuat kesalahan. pelayanan yang semakin tinggi
Lebih lanjut dikatakan bahwa pelatihan membutuhkan aparatur yang bersih,
bertujuan pula agar peserta latihan dapat berwibawa dan berdisiplin tinggi dalam
cepat berkembang. menjalankan tugas. Sikap dan perilaku
Tujuan umum program latihan dan seorang PNS dapat dijadikan panutan atau
pengembangan pada suatu organi-sasi keteladanan bagi PNS di lingkungannya
adalah menutup “gap” antara kecakapan dan masyarakat pada umumnya. Dalam
atau kemampuan karyawan dengan menjalankan tugas sehari-hari pegawai
permintaan jabatan dan meningkatkan harus mampu mengendalikan diri sehingga
efisiensi dan aktvitas kerja karyawan dalam irama dan suasana kerja berjalan harmonis.
mencapai sasaran kerja yang ditetapkan. Namun kenyataannya yang berkembang
sekarang justru jauh dari kata sempurna.
Disiplin Kerja Masih banyak PNS yang melakukan
Disiplin yang mencerminkan rasa pelanggaran disiplin dengan berbagai
tanggung jawab seseorang terhadap tugas- macam cara.
tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini Disiplin yang baik menurut Hasibuan
dapat memotivasi atau mendorong (2007:194) mencerminkan besarnya rasa
semangat kerja dan terwujudnya tujuan tanggung jawab sese-orang terhadap tugas-
organisasi atau instansi. Oleh karena itu, tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini
setiap pimpinan atau atasan harus selalu mendo-rong gairah kerja, semangat kerja
berusaha agar para bawahannya dan terwujudnya tujuan organiasi/instansi
mempunyai disiplin yang baik. Seorang dan pegawai. Oleh karena itu, pemimpin
pimpinan/atasan dikatakan efektif dalam selalu berusaha agar bawahannya selalu
kepemimpinannya, jika bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang
memiliki disiplin yang baik. pemimpin dikatakan efektif dalam
Menurut Dessler (2005 : 275) bahwa: kepemimpin-annya, jika bawahannya
“Disiplin adalah suatu prose-dur yang berdisiplin baik. Untuk memelihara dan
mengoreksi atau menghu-kum seorang mening-katkan kedisiplinan yang baik
bawahan karena melanggar aturan atau adalah hal yang sulit, karena banyak faktor
prosedur yang telah ditentukan oleh yang mempengaruhinya. Kedisiplinan
organisasi atau perusahaan”. harus ditegakkan dalam suatu
Sedangkan Sastrohadiwiryo, organisasi/instansi. Tanpa dukungan
(2002:291) mengatakan “Disiplin disiplin kerja pegawai yang baik sulit
merupakan suatu sikap menghormati, organisasi/instansi untuk mewujudkan
menghargai, patuh dan taat terhadap tujuannya yaitu pencapaian kinerja optimal
peraturan-peraturan yang berlaku, baik pegawai. Jadi, disiplin adalah kunci
yang tertulis maupun tidak tertulis serta keberhasilan suatu organisasi/ instansi
sanggup menja-lankannya dan tidak dalam mencapai tujuannya.
mengelak untuk menerima sanksi- Salah satu syarat agar ditumbuhkan
sanksinya apabila ia melanggar tugas dan disiplin di lingkungan kerja adalah adanya
wewenang yang diberikan kepadanya”. pembagian pekerjaan yang tuntas sampai
Disiplin yang baik mencer-minkan kepada pegawai atau petugas yang paling
besarnya rasa tanggung jawab seseorang bawah. Sehingga setiap orang mengetahui
terhadap tugas-tugas yang diberikan dengan sadar mengetahui apa tugasnya,
kepadanya. Hal ini dapat memotivasi atau bagimanana melaku-kananya, kapan
mendorong semangat kerja dan pekerjaan dimulai dan kapan selesai, seperti
terwujudnya tujuan organisasi atau apa disyaratkan dan kepada siapa ia
instansi.. mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil itu. Menurut Rivai 2005 dalam Lijan Poltak
21
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

Sinambela (2016 : 355) bahwa disiplin yang memu-askan. Termasuk kemampuan


kerja memiliki 5 komponen, yaitu: (1). menga-plikasi keterampilan dan
Kehadiran (2). Ketaatan pada peraturan pengetahuan, yang diperlukan oleh individu
kerja (3). Ketaatan pada standar Kerja (4). dalam menjalankan tugas sehingga
Tingkat Kewaspadaan tinggi (5). Bekerja mencapai standar kualitas kerja.
etis. Berdasarkan pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa kompetensi merupakan
Kompetensi kemampuan pelaksanaan tugas yang
Kompetensi adalah suatu kemampuan dilakukan oleh karyawan sesuai dengan
untuk melaksanakan atau melakukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang
pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas dimiliki serta tekhnologi dan pengalaman
keterampilan dan pengetahuan serta yang relevan dengan bidang tugas sehingga
didukung oleh sikap kerja yang dituntut dapat mengembangkan motivasi kerja yang
oleh pekerjaan tersebut. bersangkutan dan pengingkatan kinerja
Kempetensi berdasarkan Pera-turan organisasi tempat mereka bekerja.
Pemerintah No. 101 tahun 2000, adalah Suparyadi (2015:245) mengka-
kemampuan dan karak-teristik yang tegorikan kompetensi sebagai berikut:
dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil 1. Kompetensi Intelektual
berupa pengeta-huan, keterampilan dan Kemampuan seseorang untuk ber-pikir
atau sikap perilaku pelaksanaan tugas secara jernih dalam meme-cahkan
jabatannya masalah, mengemukakan gagasan,
Wibowo, (2007 : 109), “mengatakan membuat suatu peren-canaan, dan lain-
bahwa setiap organisasi dibentuk untuk lain. Kompetensi intelektual ini dapat
mencapai tujuan tertentu dan apabilah dibentuk dengan proses pembelajaran,
tercapai barulah dapat disebut sebagai baik melalui program pendidikan dan
sebuah keber-hasilan”. Untuk mencapai pelatihan maupun pemberian
keberha-silan, diperlukan landasan yang pengalaman penugasan.
kuat berupa: kompetensi kepemimpinan, 2. Kompetensi Emosional
kompetensi pekerja dan disiplin kerja yang Kemmapuan seseorang untuk mengelola
mampu memperkuat dan memaksimalkan diri dan kemampuan memahami dan
kompetensi. Kompe-tensi menjadi sangat berinteraksi dengan orang lain.
berguna untuk membantu organisasi Kemampuan ini mencakup pengendalian
menciptakan budaya kerja tinggi, prestasi diri, kepercayaan diri, dan kemampuan
kerja dalam setiap proses sumber daya kemampuan membaca atau menanggapi
manusia, seleksi karyawan, mana-jemen dengan tepat suasana hati, temperamen,
kinerja, perencanaan dan sebagainya. motivasi, dan empati.
Menurut Iswahyu (2005), 3. Kompetensi Sosial
“kompetensi merupakan kamampuan Kemampuan seseorang untuk
pelaksanaan tugas sesuai ilmu pengetahuan menyesuiakan diri dengan lingkungan
dan keterampilan serta teknologi dan dan rekan kerjanya yang berbeda-beda
pengalaman yang relevan dengan bidang sehingga ia dapat diterima dan mampu
tugas, sehingga dapat mengembangkan menjalin hubungan yang harmonis
motivasi kerja yang bersangkutan. dengan rekan kerjanya tersebut.
Menurut Wibowo (2007 : 112)
“kompetensi adalah kemampuan Kinerja Pegawai
melaksanakan atau melakukan suatu Organisasi yang baik ditentukan oleh
pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas hasil kinerja yang diperoleh pegawainya.
pengetahuan dan keterampilan serta Menurut pendapat Mangkunegara (2009 :
didukung oleh sikap kerja yang dituntut 67) bahwa kinerja adalah hasil kerja secara
pekerjaan sebagai kemam-puan seseorang kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai
untuk menghasilkan pekerjaan pada tingkat dalam melaksanakan tugasnya sesuai
22
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

dengan tanggung jawab yang diberikan kesungguhan, dan waktu.


kepadanya. Pada umumnya, kinerja diberi
batasan sebagai kesuksesan seseorang METODE
didalam melaksanakan suatu pekerjaan Penelitian ini merupakan penelitian
(Sutrisno, 2013 : 170). Pengertian kinerja sensus karena populasi dan sampel
merupakan hasil kerja secara kualitas dan penelitian ini adalah seluruh pegawai Balai
kuantitas yang dicapai oleh seorang Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan
pegawai dalam melaksanakan tugasnya Ambon yang berjumlah 43 orang pegawai.
sesuai dengan tanggung jawab yang Data dihimpun dengan metode Observasi,
diberikan kepadanya (Anwar Prabu, 2012 : serta dengan Kuesioner dengan tujuan
67). untuk (a). memperoleh informasi relevan
Sementara Rivai (2005 : 14) dengan tujuan survei, dan (b). memperoleh
mengemukakan bahwa: “Kinerja adalah informasi dengan reabilitas dan validitas
hasil atau tingkat keberhasilan seseorang setinggi mungkin (Singarimbun dan
secara keseluruhan selama periode tertentu Effendi, 2010 : 175) serta tekhnik pengum-
didalam melak-sanakan tugas dibandingkan pulan data yang dilakukan dengan menelaah
dengan berbagai kemungkinan, seperti arsip, referensi maupun dokumen yang ada
standar hasil kerja, target atau sasaran atau hubungannya dengan permasalahan yang
kriteria yang telah ditentukan terlebih diteliti.
dahulu dan telah disepakati bersama.” Hipotesis yang akan diuji dalam mpenulian
Dalam konteks khusus menurut Irawan ini adalah sebagai berikut:
(2012 : 17) kinerja diartikan sebagai output H1 : Terdapat pengaruh yang positif
seorang pekerja, sebuah output proses antara pendidikan dan pelatiahan
manajemen, atau suatu organisasi secara terhadap kinerja
keseluruhan, dimana output tersebut dapat H2 : Terdapat pengaruh yang positif antara
ditunjukkan buktinya secara konkrit dan disiplin kerja terhadap kinerja
dapat diukur (dibandingkan dengan standar H3 : terdapat pengaruh yang positif antara
yang telah ditentukan). Menurut Hasibuan kompetensi terhadap kinerja
(2002 : 115), kinerja dinyatakan sebagai Kerangka konsep yang dipakai untuk
hasil kerja seseorang dalam melaksanakan pembuktian hipotesis adalahsebagai
tugas yang dibebankan kepadanya dengan berikut:
didasarkan pada kecakapan, pengalaman,

Gambar 1: Keranngka Konsep Penelitian


Pendidikan dan
Pelatihan (X1) (
X1)

Disiplin Pegawai ( Kinerja Pegawai


X2)
( Y)

Kompetensi
( X3)

HASIL DAN PEMBAHASAN independen atau bebas yang dimasukkan


Uji Signifikan Simultan dalam model mempunyai pengaruh secara
Uji statistik F pada dasarnya simultan/bersama-sama atau simultan
menunjukkan apakah semua variabel terhadap variabel dependen atau terikat.

23
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

Tabel 1: Uji Sgnifikansi Simultan (Uji F)


Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
Regression 132.894 3 44.298 7.375 .000a
Residual 234.269 39 6.007
Total 367.163 42
a. Predictors: Kompetensi, Disiplin Kerja, Diklat
b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber: Hasil Olahan Data Penelitian

Berdasarkan tabel diatas dapat 0,05 , df : 3,39) dan dengan probabilitas


disimpulkan bahwa terdapat pengaruh 0,000 lebih kecil dari 0,05. Atau dengan
positif dan signifikan antara pendidikan dan kata lain pada pengujian hipotesis diterima.
pelatihan, disiplin kerja dan kompetensi
secara simultan terhadap kinerja pegawai Uji Signifikansi Parsial
Balai Diklat Keagamaan Ambon. Hal Uji t bertujuan untuk menguji
tersebut dilihat dari nilai Fhitung = 7,375 > pengaruh jauh variabel independen secara
Ftabel = 2,845 (pada taraf signifikansi () individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen.

Tabel 2: Hasil Uji t


Unstandardized Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 9.670 4.060 2.381 .022
Diklat .393 .223 .393 2.061 .046
Disiplin kerja .507 .236 .479 2.152 .038
Kompetensi .535 .139 .515 3.866 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian

Melihat output hasil coefficients pada uji t pengujian hipotesis pertama H1


di atas dan membandingkan thitung dengan diterima.
ttabel. Ttabel = 2.023 dengan taraf signifikansi 2) Pengaruh Disiplin Kerja (X2) terhadap
 0,05 diperoleh hasil sebagai berikuti: Kinerja Pegawai Balai Diklat
1) Pengaruh Pendidikan dan Pela-tihan (X1) Keagamaan Ambon (Y). Hasil Uji t
terhadap Kinerja Pega-wai Balai Diklat untuk pengaruh disiplin kerja terhadap
Keagamaan Ambon (Y). Hasil uji t untuk kinerja pegawai Balai Diklat Keagamaan
pengaruh pendidikan dan pelatihan Ambon menunjukkan nilai sig. 0,038 dan
terhadap kinerja pegawai Balai Diklat thitung = 2,152 > ttabel = 2,023, maka dapat
Keagamaan Ambon menun-jukkan nilai disimpulkan terdapat penga-ruh positf
sig. 0,046 dan thitung = 2,061 > ttabel = dan signifikan antara disiplin kerja
2,023, maka dapat disimpulkan terdapat terhadap kinerja pegawai Balai Diklat
pengaruh yang positif dan signifikan Keagamaan Ambon. Atau dengan kata
antara pendidikan dan pelatihan terhadap lain pada pengujian hipotesis kedua H2
kinerja pegawai Balai Diklat Keagamaan diterima.
Ambon. Atau dengan kata lain pada 3) Pengaruh Kompetensi (X3) teradap
Kinerja Pegawai Balai Diklat
24
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

Keagamaan Ambon (Y). Hasil Uji t Keagamaan Ambon dengan nilai signifikan
umenunjukan bahwa kompetensi 0.046. Hasil deskripsi responden dengan
terhadap kinerja pegawai Balai Diklat nilai rata-rata mempresepsikan untuk setiap
Keagamaan Ambon menunjukkan nilai indikator variabel pendidikan dan pelatihan
probabilitasnya. 0,000 dan thitung = 3,866 menyatakan baik dan setuju terhadap
> ttabel = 2,023, maka disimpulkan variabel pendidikan dan pelatihan dengan
terdapat pengaruh positf dan signifikan nilai rerata sebesar 3.44. Hasil Kajian
antara kompetensi terhadap kinerja membuktikan bahwa pengaruh yang positif
pegawai Balai Diklat Keagamaan dan signifikan antara disiplin kerja terhadap
Ambon. Atau dengan kata lain pada kinerja pegawai Balai Diklat Keagamaan
pengujian hipotesis ketiga H3 diterima. Ambon.
Berdasarkan tabel Uji maka diperoleh Hal ini menunjukan bahwa disiplin
model persamaan regresi linear berganda kerja dengan indikator ketepatan waktu
sebagai berikut : datang, pulang sesuai peraturan,
pemberitahuan kepada atasan bila
Y = 9,670 + 0,393X1 + 0,507 X2 + 0,535 X3. berhalangan, menaati peraturan kerja,
menyelesaikan pekerjaan dengan penuh
Informasi dari persamaan di atas adalah: teliti, bekerja secara efektif dan
nilai konstanta sebesar 9,670 menunjukkan menggunakan Bahasa yang sopan jika
bahwa dengan adanya variabel X terjadi perbedaan pendapat dapat membe-
(pendidikan dan pelatihan , disiplin kerja rikan pengaruh peningkatan kinerja
dan kompetensi) maka nilai variabel Y pegawai Balai Diklat Keagamaan Ambon
(kinerja) akan naik sebesar 9,670, namun dengan nilai Signifikasi 0.038. Secara
sebaliknya jika variabel x = 0 maka nilai Y deskripsi variabel disiplin pegawai
(kinerja) akan menurun 9,670. Angka keseluruhan intem pernya-taan responden
koefisien X1 0,393, menunjukkan bahwa menyatakan baik dalam hal ini dinyatakan
setiap peningkatan pendidikan dan dengan nilai rerata: 3.43 pada Kantor Balai
pelatihan sebesar 0,01 akan meningkatkan Diklat Keagamaan Ambon.
kinerja pegawai, Koefisien X2 0,507 Hasil bahasan terbuktik bahwa
menujukkan bahwa setiap peningkatan terdapat pengaruh yang positif dan
disiplin kerja sebesar 0,01 akan signifikan antara Kompetensi terhadap
meningkatkan kinerja pegawai dan X3 kinerja pegawai Balai Diklat Kea-gamaan
0,535 menujukkan bahwa setiap Ambon. Hal ini menunjukan bahwa
peningkatan kompetensi sebesar 0,01 akan indikator kompetensi antara lain:
meningkatkan kinerja pegawai. menggunakan keahlian seperti
Hasil analisis membuktikan bahwa menyelesaikan pekerjaan, bekerja se-suai
terdapat pengaruh positif dan signifikan keterampilan, percaya diri, mampu
antara pendidikan dan pelatihan terhadap melaksanakan tugas, berko-munikasi
kinerja pegawai Balai Diklat Keagamaan dengan baik, membantu rekan kerja dan
Ambon, sehingga hipotesis diterima. mengutamakan keber-hasilan tim dari pada
Pendidikan dan Pelatihan yang diwakili keberhasilan indivindu berpe-ngaruh
oleh indikator berpartisipasi dalam signifikan positif terhadap kinerja pegawai
pendidikan dan pelatihan, materi Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan
pendidikan dan pelatihan berhubungan Ambon dengan nilai signifikan 0,000. Hasil
dengan pekerjaan, perubahan cara berpikir, deskripsi jawaban responden secara rata-
pengetahuan bertambah, ketepatan rata mempresepsikan setiap indikator secara
menyelesaikan masalah, pekerjaan keseluruhan variabel kompetensi dengan
diselesaikan dengan cepat, mengaplikasi nilai rerata sebesar 3.42 pada Kantor Balai
semuah materi materi memiliki pengaruh Diklat Keagamaan Ambon.
positif dan signifikan terhadap kinerja
pengawai Balai Pendidikan dan Pelatihan
25
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

KESIMPULAN DAN SARAN Irawan, Prasetya, 2012, Pengembang-an


Kesimpulan Sumberdaya Manusia, Jakarta : STIA
Hasil penelitian ini membuk-tikan LAN.
bahwa pelaksanaan pendidikan dan Iswahyu, Hartati. (2005). Pengaruh
pelatihan yang dijalankan mem-punyai Kesesuaian Kompetensi dan Mo-tivasi
dampak yang selalu positif dan bagi bagi Kerja, Jurnal Manajemen, Th
organisasi, sebab semakin tinggi IX/01/Feb/2005, Hal 19-26.
pelaksanaan aktivitas pendi-dikan dan Mangkuprawira, TB.S dan A.V. Hubeis.
pelatihan maka akan berdampak pada 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya.
peningkatan kinerja pegawai.Disipilin kerja Manusia. Ghalia Indonesia, Bogor.
seseorang maka akan mempengaruhi Notoatmodjo, S, 2015. Pengembangan
kinerja pegawai artinya semakin baik Sumber Daya Manusia.Cet 5.. Jakarta:
disiplin kerja seseorang dalam suatu organi- Rineka Cipta
sasi/instansi maka akan meningkatkan Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2000
kinerja pegawai. Terdapat pengaruh positif tentang Diklat Jabatan Pegawai Negeri
antara kompetensi terhadap kinerja pegawai Sipil.
Kompentensi menjadi salah salah satu Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun
faktor yang ada pada setiap pegawai yang 2010, tentang Disiplin PNS.
dapat mempengaruhi kinerja pegawai atau Purwadarminta (2010), Manajemen Kinerja
dengan kata lain semakin baik kompetensi Sektor Publik, Akademi Manajemen
seorang pegawai maka akan meningkatkan Perusahanan
kinerja pegawai. Rivai, Veithzal, Ella Jauvani Sagala., 2005.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Saran untuk Perusahaan: dari teori ke praktik.
Perlu adanya evaluasi yang Jakarta: Rajagrafindo Persada
dilakukan oleh pengambil kebijakan Robbins Stephen P, (2006) Perilaku
terhadap pegawai yang sudah mengi-kuti Organisasi, PT Raja Grafindo Persada,
pendidikan dan pelatihan untuk mengetahui Jakarta.
apa yang telah didapatkan pegawai semasa Sastrohadiwiryo. 2002. Manajemen Tenaga
diklat dan menge-tahui apa yang perlu Kerja Indonesia. Pende-katan
diperbaiki lagi guna meningkatkan kinerja Administrasi dan Opera-sional. Jakarta
pegawai. Perlu adanya peningkatan : Bumi Aksara
kompetensi melalui peningkatan Serdamayanti. 2011. Sumber Daya Manusia
pengetahuan dan keterampilan dengan dan Produktivitas Kerja. Bandung:
pendidikan yang kompeten. Untuk Mandar.
meningkatkan kinerja pegawai yang lebih Sinambela, Poltak. Lijan. 2016. Mana-
baik, hendaknya disiplin kerja pegawai jemen Sumber Daya Manusia,
lebih ditingkatkan. Membangun Tim Kerja yang Solid
Untuk Meningkatkan Kinerja. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA PT Bumi Aksara
Atmodiwirio, S. 1993. Manajemen Suparyadi, H. 2015. Manajemen Sum-ber
Training. Pedoman Praktis Bagi Daya Manusia - Menciptakan
Penyelenggara Training. Jakarta: Balai Keunggulan Bersaing Berbasis
Pustaka Kompetensi SDM. Yogyakarta : CV
Dessler, Gary, 2005. Manajemen Sumber Andi Offset.
Daya Manusia. Edisi Kesembilan. Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja.
Jakarta Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Hasibuan, H. Malayu S.P. 2000.
Manajemen Sumber Daya Manu-sia .
Jakarta: Rineka Cipta.

26

Anda mungkin juga menyukai