QS. Al-Maidah: 3
ير َو َما أُ ِه َّل لِ َغي ِْر هَّللا ِ بِ ِه َو ْال ُم ْنخَ نِقَةُ َو ْال َموْ قُو َذةُ َو ْال ُمت ََر ِّديَةُ َوالنَّ ِطي َحةُ َو َما أَ َك َل ال َّسبُ ُع إِاَّل َما
ِ ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوال َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِز
ْ حُ ِّر َم
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih
atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala.”
Selain itu, empat belas abad lalu, Nabi kita, Muhammad SAW, mengisyaratkan bahwa babi-
babi akan dimusnahkan di Zaman Akhir:
Imam Mahdi (as) akan datang sebagai hakim adil … ia akan membunuh babi dan
membagikan harta benda, tapi karena keberlimpahan mereka tak seorang pun akan
menerimanya.
Hadits ini menunjukkan bahwa akan ada pembunuhan massal babi-babi di masa Imam
Mahdi (as). Bahkan, negara-negara mungkin harus menempuh jalan pembunuhan massal babi-
babi demi mencegah penyebaran flu babi jika hal itu menjadi wabah yang mengancam seluruh
dunia. Mesir malahan sudah mulai membunuh babi-babi dalam rangka melindungi diri terhadap
penyakit itu. Hadits Nabi kita SAW menyatakan bahwa adalah penting untuk membunuh babi-
babi, sumber flu babi, sama seperti pihak berwenang mengeringkan rawa-rawa yang menjadi
tempat berkembang biak nyamuk-nyamuk, yang juga senantiasa menyebarkan penyakit.
Dalil-dalil di atas merupakan larangan untuk tidak memakan daging babi karena
bertentangan dengan Al-Quran dan Hadist. Dan sebagai hamba yang taat dan bertakwa maka
sudah sepatutnya kita mematuhi perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan menjauhi segala
larangan-NYA. Selain itu terdapat alasan-alasan ilmiah mengapa Allah Subhanahu Wa Ta'ala
mengharamkan memakan babi, yaitu :
1. Carrier virus/penyakit Flu Burung dan Flu Babi
Flu babi adalah penyakit yang disebabkan oleh virus “H1N1” dan dapat
ditularkan dari orang ke orang melalui udara. Seperti halnya virus flu pada
manusia, virus flu babi terus-menerus berubah dalam tubuh babi. Saluran
pernapasan babi memiliki penerima (reseptor) yang peka terhadap virus-virus
seperti flu babi, flu manusia dan flu burung. Karena alasan itu, babi memperbesar
kemungkinan virus-virus baru muncul di saat semua jenis virus itu tertularkan
secara bersamaan. Virus A/H1N1, sebuah gabungan dari virus flu manusia, babi
dan burung, hanya muncul pada penerima-penerima (reseptor) yang terdapat
dalam saluran pernapasan babi; dengan kata lain, babi berperan sebagai sarang
bagi virus-virus untuk bergabung bersama (berpadu). Karena manusia tidak
memiliki kekebalan alamiah terhadap virus tersebut dan karena penyebarannya
sangatlah cepat, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa
penyakit tersebut bakal menyebar di luar kendali sebagai sebuah wabah.
2. Babi mengandung kadar belerang yang tinggi
Karena babi mengandung belerang dengan kadar tinggi, ketika dimakan maka
sejumlah besar belerang diserap tubuh. Jumlah yang berlebihan dapat
menyebabkan berbagai penyakit, seperti infeksi persendian ketika belerang
menumpuk di dalam tulang rawan, otot dan saraf; pengapuran dan hernia. Ketika
babi dimakan secara teratur, jaringan ikat lunak dari babi menggantikan tulang
rawan keras di dalam tubuh. Akibatnya, tulang rawan menjadi tidak mampu
menopang bobot badan, yang pada akhirnya membawa pada kelainan persendian.
3. Babi mengandung hormon pertumbuhan yang berlebihan
Hormon pertumbuhan dalam kadar berlebihan yang tercerna melalui daging babi
mengakibatkan pembengkakan dan kelainan bentuk jaringan. Hal itu dapat
menimbulkan penimbunan lemak secara tiba-tiba dan berlebihan. Orang yang
memakan babi pada umumnya memiliki bahaya lebih besar mengidap
kegemukan. Hal itu berkemungkinan mendorong pertumbuhan yang tidak wajar
pada tulang hidung, rahang, tangan dan kaki. Hal paling berbahaya mengenai
hormon pertumbuhan dalam jumlah berlebih adalah bahwa hal ini membuka jalan
bagi munculnya kanker.
4. Memakan daging babi menyebabkan penyakit kulit
Zat yang dikenal sebagai “histamin” dan “imtidazol” pada daging babi
menyebabkan gatal berlebihan. Zat-zat ini juga membuka jalan bagi penyakit-
penyakit kulit menular seperti eksem, dermatitis dan neurodermatitis. Zat-zat ini
juga meningkatkan bahaya terjangkiti bisul, radang usus buntu, penyakit kantung
empedu dan infeksi pembuluh darah nadi. Karenanya, para dokter menyarankan
penderita penyakit jantung agar menghindari makan babi.
5. Memakan babi menyebarkan cacing trichina
Cacing-cacing trichina yang dicerna melalui daging babi memasuki peredaran
darah melalui lambung dan usus dan menyebar ke seluruh tubuh. Cacin trichina
terutama mendiami jaringan otot pada daerah rahang, lidah, leher, tenggorokan
dan dada. Cacing ini menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot gerak mengunyah,
berbicara dan menelan. Hal ini juga menimbulkan penyumbatan pembuluh darah
balik (vena), meningitis dan infeksi otak. Kasus-kasus parah bahkan dapat
berujung pada kematian. Sisi paling berbahaya penyakit ini adalah tidak adanya
obat untuk menyembuhkannya. Berjangkitnya wabah cacing trichina telah diamati
dari waktu ke waktu di Swedia, Inggris dan Polandia, walaupun sudah dilakukan
pengawasan kesehatan hewan.
6. Babi sangatlah berlemak dan mengandung zat-zat beracun
Babi sangatlah berlemak. Ketika dicerna, lemak tersebut memasuki peredaran
darah dan menyebabkan pengerasan pembuluh darah nadi, meningkatkan tekanan
darah dan serangan jantung (coronary infarct). Selain itu, babi mengandung suatu
racun yang dinamakan “Sutoxin.” Kelenjar getah bening dipaksa bekerja lebih
keras untuk mengeluarkan racun ini dari tubuh. Hal ini ditandai dengan
membengkaknya kelenjar getah bening, khususnya pada anak-anak. Jika penyakit
ini berlanjut, semua kelenjar getah bening akan membengkak, suhu badan naik
dan rasa sakit mulai terjadi.
7. DNA babi mirip dengan manusia sehingga sifat buruk babi dapat menular
kepada manusia
Beberapa sifat buruk babi seperti, binatang paling rakus, kotor, dan jorok di
kelasnya. Kemudian kerakusannya tidak tertandingi hewan lain, serta suka
memakan bangkai dan kotorannya sendiri dan kotoran manusia pun dimakannya.
Sangat suka berada di tempat yang basah dan kotor. Untuk memuaskan sifat
rakusnya, bila tidak ada lagi yang dimakan, dia muntahkan isi perutnya, lalu
dimakan kembali. Lebih lanjut kadang dia mengencingi pakannya terlebih dahulu
sebelum dimakan.
Ini hanyalah secuil bagian hikmah di balik pengharaman Allah memakan babi. Allah juga
menunjukkan kepada kita hikmah pengharaman ini dengan menciptakan flu babi di Zaman
Akhir. Bagi orang beriman yang tulus, sekalipun tidak memahami mengapa Allah
mengharamkan hal apa pun, kewajiban utamanya adalah menjaga batas yang telah ditetapkan-
Nya. Namun dengan adanya wabah baru-baru ini Allah memberitahukan kepada kaum beriman
satu bagian lagi dari hikmah itu.