Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang
Widhi Wasa karena atas rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan Karya Ilmiah
Sederhana ini dengan tepat waktu dan dapat menyelesaikannya dengan secara lancar tanpa
adanya kendala yang menghambat. Karya ilmiah ini dibuat untuk kepentingan para siswa agar
dapat menambah wawasan dalam memilih teman yang baik sehingga tidak terjerumus ke
perilaku negatif yang dapat menghancurkan generasi-generasi muda bangsa.

Terakhir kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
tersusunnya karya ilmiah sederhana ini dan semoga bermanfaat bagi seluruh pembaca. Kami
menyadari bahwa karya ilmiah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran anda yang bersifat membangun, guna memperbaiki kesalahan-
kesalahan dari kami yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Seririt, 12 Januari 2013

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
1) Kata Pengantar......................................................................................................... i
2) Daftar Isi.................................................................................................................. ii
3) Bab 1........................................................................................................................ 1
 Latar Belakang.................................................................................................. 1
 Rumusan Masalah............................................................................................. 2
 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
 Ruang Lingkup................................................................................................. 2
4) Bab 2................................................................................................................................. 3
 2.1 Pengertian Teman....................................................................................... 3
 1.2 Manfaat Seorang Teman............................................................................. 4
 2.3 Cara Memilih Teman.................................................................................. 5
 2.4 Faktor Penyebab Siswa Salah Memilih Teman.......................................... 6
 2.5 Tindakan dan Solusi Bagi Anak yang Salah dalam Memilih Teman......... 7
5) Bab 3........................................................................................................................ 10
 Kesimpulan....................................................................................................... 10
 Saran................................................................................................................. 11
6) Daftar Pustaka.......................................................................................................... 12
TUGAS
CARA-CARA MEMILIH TEMAN YANG BAIK
BAHASA
INDONE
SIA

SMP N.1 SERIRIT


TAHUN PELAJARAN 2012/2013

A
NAMA ANGGOTA KELOMPOK : KELAS: IX

1. I GUSTI BAGUS SULAKSANA (01)


2. KOMANG NILA YULIANI (03)
3. I KADEK DAVID SONY ADITYA (10)
4. Putu purna astika utama (11)
5. KOMANG AYU ANOM (17)
6. PUTU MURDI ASTINI (25)
7. NI LUH PUTU YUNITHA DEWI (29)
8. PUTU FHANNY (32)

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan mahluk sosial yang memerlukan orang lain, oleh karena itu
tanpa seorang teman, manusia tidak akan bisa melewati kegiatan hidupnya dengan baik.
Bergaul adalah salah satu cara memilih teman dan juga merupakan hal yang lumrah bagi
setiap manusia. Pergaulan merupakan suatu hubungan yang saling ketergantungan antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok yang bisa berdampak positif
maupun negative bagi seseorang dan juga dapat mempengaruhi sifat seseorang.

Pergaulan memang diperlukan seorang siswa untuk meningkatkan rasa sosial dan
wawasannya, dalam pergaulan tersebut perlu adanya kecermatan dan kejelian dari setiap
siswa untuk memilih dan memilah teman yang berprilaku dan bersifat baik. Walau tidak
kita pungkiri bahwa kita tidak boleh menolak seseoarang untuk menjadi teman kita, tetapi
kita juga harus bisa meningkatkan daya selektif dalam memilih teman supaya kita tidak
salah memilih teman.

Salah pergaulan dapat menyebabkan hal-hal negatif bahkan bisa merusak masa
depan seorang siswa. Itu dikarenakan oleh, dari pergaulan atau teman kita sengaja
maupun tidak disengaja mengikuti gaya hidup serta prilakunya yang entah itu baik atau
buruk. Sepertihalnya di SMP N. 1 Seririt siswa yang salah dalam bergaul dan memilih
teman itu mengakibatkan mereka melakukan hal-hal yang tidak baik seperti : melanggar
aturan sekolah, menjadi perokok, kebut-kebutan di jalan hingga membuat suatu
perkumpulan yang biasanya sering membuat ulah di sekolah. Karena itu, ini memang
masalah remaja sekaligus menjadi tantangan agar tidak terjerumus kesalah pergaulan
yang disebabkan oleh kesalahan siswa tersebut dalam memilih teman.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas kita dapat merumuskan masalah:

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan teman?


1.2.2 Apakah manfaat teman dalam kehidupan kita?

1.2.3 Bagaimana cara memilih teman yang baik?

1.2.4 Apakah faktor penyebab siswa salah memilih teman

1.2.5 Apa tindakan dan solusi bagi anak yang salah memilih teman?

1.3 Tujuan Penulisan

Dari berbagai permasalahan di atas kami memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud teman.

1.3.2 Mengetahui manfaat dari seorang teman.

1.3.3 Mengetahui cara memilih teman yang baik.

1.3.4 Mengetahui Faktor Penyebab Siswa Salah Memilih Teman.

1.3.5 Mengetahui tindakan dan solusi bagi anak yang salah memilih teman.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang Lingkup dari pembahasan masalah dalam karya tulis sederhana ini yaitu
bagaimana kita dapat memilih dan memilah teman agar sosok seorang teman itu dapat
menjadi bermakna dan berdampak baik dalam menyongsong hidup kedepan, karena tanpa
teman kita tidak akan bisa menjalani hidup dengan baik

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teman


Pertemanan adalah sebuah istilah yang menggambarkan perilaku kerjasama antara dua
atau lebih manusia.Teman akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan
satu sama lain. Selera mereka biasanya serupa dan mungkin saling bertemu, dan mereka
menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai. Teman yang baik juga akan terlibat dalam
perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam
kesulitan. Teman adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif.
Namun bagi banyak orang, pertemanan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa
seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka.teman juga adalah
seseorang yang menyukaimu, seseorang dengan siapa kamu dapat menjadi diri sendiri,
seseorang yang menghargai kebaikan-kebaikanmu,tidak keberatan dengan kekuranganmu,
dan melihat kelebihan-kelebihan dalam dirimu, Dengan seorang teman kau dapat berbagi
tawa berbagi rahasia bertukar pikiran berbagi kesuksesan maupun kekecewaan dan macam2
persoalan besar maupun kecil.

Berteman merupakan salah satu kebutuhan penting pada masa remaja. Keberhasilan
menjalin relasi dengan teman sebaya jelas memberikan banyak manfaat bagi perkembangan
kepribadian seorang remaja. Akan tetapi, tentu saja orangtua menjadi cemas ketika anaknya
dekat dengan teman yang perilakunya tidak baik atau kurang sesuai dengan nilai-nilai yang
dipegang orangtua. Orangtua khawatir anaknya akan meniru tingkah laku yang tidak baik dari
teman. Di bawah ini akan dibahas bagaimana orangtua dapat melakukan upaya-upaya untuk
menghindarkan hal buruk yang dikhawatirkan tersebut.

Sesungguhnya, karakter telah terbentuk pada usia 12 tahun. Di atas usia itu, karakter
sukar untuk berubah secara drastis. Ini berarti, jika sebelum usia itu anak telah mendapat
pendidikan moral yang baik, anak cenderung akan mempertahankan nilai-nilai moral yang
baik pada masa selanjutnya, atau dengan kata lain, dampak pertemanan yang buruk menjadi
kecil kemungkinannya untuk mengubah karakter moralnya. Akan tetapi, bergaul dengan
teman yang buruk tentu saja bisa membawa anak pada serentetan masalah. Oleh karenanya,
mengambil tindakan segera demi mencegah masalah lebih lanjut adalah sebuah keputusan
yang bijaksana ketimbang membiarkan hal tersebut dengan harapan anak akan tumbuh
dewasa dengan sendirinya.

1.2 Manfaat Seorang Teman


Berbahagialah Anda yang mempunyai banyak teman dan sahabat. Pasalnya, beberapa
penelitian terbaru menemukan bukti bahwa menikmati kehidupan sosial yang aktif dapat
meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.Para ilmuwan mempercayai bahwa menghabiskan
waktu bersama teman atau sahabat akan membuat hidup lebih sehat baik secara mental maupun
fisik. Berikut ini adalah 5 alasan ilmiah yang menunjukkan pengaruh kehadiran seorang teman
terhadap tingkat kesehatan seseorang:

1) Mengurangi risiko Demensia


Demensia adalah sindrom yang disebabkan oleh penyakit otak, biasanya
berlangsung kronik atau progresif, dengan berbagai macam gangguan fungsi tubuh
yang lebih umum, yaitu daya ingat, daya pikir, orientasi, pemahaman, kalkulasi,
kemampuan belajar, berbahasa, dan daya nilai. Memiliki kehidupan sosial yang sangat
aktif dapat menurunkan risiko penyakit Alzheimer cukup besar yakni sekitar 70 persen,
menurut temuan baru yang diterbitkan dalam Journal of International
Neuropsychological Society.

2) Membuat Anda Tetap Fit


Riset terbaru dari peneliti asal Australia yang dipublikasikan dalam International
Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity menemukan bahwa teman atau
sahabat memiliki pengaruh langsung terhadap tingkat aktivitas fisik dan kebiasaan
makan.

3) Mengasah Otak Anda


Menjalin komunikasi yang baik dengan teman melalui chatting atau jejaring sosial
media akan mendorong fungsi kognitif Anda. Hal ini seperti layaknya memecahkan teka
teki silang, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ahli.

4) Meningkatkan kesehatan Jauh Lebih Baik


Memiliki relasi yang saling mendukung dapat menunda proses penuaan. Riset
terbaru dari Brandeis University menemukan bahwa jaringan sosial yang kuat - terutama
bila dikombinasikan dengan latihan fisik - dapat menunda penurunan kesehatan hingga
sepuluh tahun.
5) Hidup Lebih Lama
Hubungan yang kuat dengan teman dan keluarga dapat meningkatkan peluang Anda
untuk tetap bertahan hidup sekitar 50 persen, menurut penelitian terbaru para ilmuwan
dari Brigham Young University.

2.3 Cara Memilih Teman

Berteman tidaklah sekedar berteman sembarangan, kita juga harus menempatkan diri
kepada masing-masing sifat yang mungkin membawa dampak pada diri sendiri. Maka,
banyak yang begitu selektif memilih lingkungan sekolah, kerja dan tempat tinggal
dikarenakan untuk menjaga diri dan tetap menjalin ikatan bersosialisasi. Berikut tips cara
cerdas memilih teman yang bermanfaat :

1. Kita harus mengetahui akhlaq seseorang yang akan menjadi teman kita, karena akhlaq
kita nantinya juga akan menjadi akhlaq teman kita.Demikian juga sebaliknya.
2. Mengetahui kebiasaan seseorang, karena kebiasaan teman kita nantinya akan
menjadikan kebiasaan diri kita sendiri.Bila teman kita terbiasa sembahyang dan taat
pada ajaran agam,a maka kita akan terbiasa akan hal tersebut.Demikian pula
sebaliknya dengan kebiasaan yang buruk.
3. Mengetahui dengan siapa kita kita bergaul karena hal tersebut akan berpengaruh dan
mempengaruhi kita.
4. Mengetahui bagaimana sikapnya terhadap agama, apakah akan membantu kita dalam
ketaatan atau malah sebaliknya.

2.4 Faktor Penyebab Siswa Salah Memilih Teman

Ketika remaja, sesungguhnya anak sudah mampu menilai baik atau buruk sosok
temannya. Akan tetapi, kadang anak memilih untuk tetap bergaul akrab dengan teman yang
perilakunya kurang baik. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor berikut :
1. Keinginan mencari perhatian dan kasih sayang
Perhatian dan kasih sayang yang diterima anak selama ini dirasa kurang cukup,
sementara itu, teman atau geng tempat anak bergabung mampu membuat anak merasa
diterima, diperhatikan, dan disayangi. Ini menyebabkan anak enggan untuk meninggalkan
teman atau gengnya tersebut.

2. Keinginan untuk mencari kesenangan dan tantangan.


Anak mendapat kesenangan tersendiri saat ia melakukan aktivitas yang mengundang
masalah bersama teman-temannya karena aktivitas itu menantang dan meningkatkan
adrenalinnya.

3. Keinginan untuk memberontak dan menyatakan kemandirian terhadap


orangtua
Pada masa remaja, anak menjadi semakin ingin mandiri. Oleh karena itu, tidak jarang
anak melakukan hal-hal yang terkesan memberontak terhadap orangtua, semata-mata
karena ia ingin menegakkan otonomi dan kemandiriannya.

4. Keinginan mencari status atau prestise


Bergabung dengan geng membuat anak merasa lebih populer. Anak berpandangan
bahwa dengan menjadi anggota geng, ia akan dianggap keren.

5. Rasa kurang percaya diri pada anak


Anak pada dasarnya memiliki harga diri yang rendah, sehingga ia akan merasa minder
jika bergabung dengan teman-teman yang pandai, yang baik, yang mampu bersikap
dewasa. Akibatnya, anak lebih memilih dekat dengan teman-teman yang ‘kurang,’ supaya
ia merasa lebih nyaman dalam berinteraksi dan juga supaya ia bisa merasa ‘lebih’
dibandingkan teman-temannnya yang ‘kurang’ tersebut.

6. Kesamaan minat
Teman kebetulan mempunyai hobi atau minat yang sama dengan anak, sehingga
dengan berteman dengannya, anak bisa melakukan aktivitas hobinya bersama-sama.

2.5 Tindakan dan Solusi Bagi Anak yang Salah dalam Memilih Teman
1. Berdiskusi dengan anak
Saat anak telah menginjak usia remaja, hindari untuk mengkritik secara tajam atau
memberikan larangan secara otoriter, sebab jika demikian, anak justru akan merasa
tertantang untuk tetap bersikukuh memegang pendiriannya. Orangtua lebih baik
mengajak anak berdiskusi. Tujuan orangtua dalam diskusi ini adalah untuk membuat
anak memikirkan kembali perihal persahabatannya dengan temannya. Apabila diskusi
tidak berhasil juga menyadarkan anak, orangtua bisa lebih berterus-terang
menyadarkan anak akan adanya masalah yang disebabkan karena pertemanannya itu
kemudian mengajak anak mencari solusinya. Tujuan terpenting adalah membuat anak
menyadari bahwa dirinya harus segera menjauhi temannya. Jika anak sudah sadar
namun ia bingung bagaimana cara memutuskan persahabatannya, orangtua bisa
menawarkan solusi, misalnya agar anak hanya bertemu dan mengobrol dengan
temannya pada saat-saat tertentu saja, misalnya jam istirahat sekolah, di luar itu, anak
bisa memberikan alasan-alasan untuk menghindari pertemuannya dengan temannya.

2. Mengusahakan pemenuhan kebutuhan anak


Selidiki apa yang membuat anak suka berada dekat temannya tersebut. Kebutuhan
apa yang selama ini dirasa anak kurang terpenuhi sehingga ia mencarinya pada sosok
teman tersebut. Setelah itu, usahakan untuk memenuhi kebutuhan anak tersebut.
Mungkin anak mencari teman untuk curhat, mencari petualangan atau tantangan,
mencari kesenangan, mencari prestise. Orangtua mungkin bisa secara langsung
memberikan apa yang dibutuhkan anak, misalnya memberikan perhatian dan kasih
sayang, tetapi bisa juga mengarahkan anak pada kegiatan lain yang bisa memenuhi
kebutuhannya, misalnya jika anak menyukai tantangan, mengikutsertakan anak pada
kegiatan outbound, menyelam, hiking, dan sebagainya.

3. Membantu anak mengisi waktu luangnya


Sarankan agar anak mengikuti kursus atau melakukan kegiatan-kegiatan yang
sesuai dengan minatnya, misalnya bermain gitar, kursus menyetir, bergabung dalam
kelompok band, klub bulutangkis, dan lain sebagainya. Kegiatan seperti ini baik untuk
memupuk rasa percaya diri anak serta memperluas pergaulan anak, sehingga
menghindarkan anak dari ketergantungan pada temannya. Anak perlu mengetahui
bahwa banyak hal menyenangkan lainnya yang bisa dilakukan daripada hanya terus-
menerus menghabiskan waktu dengan temannya.

4. Mendekati anak
Pengaruh buruk teman bisa diantisipasi apabila orangtua membangun relasi baik
dengan anak. Hal ini disebabkan karena semakin anak mencintai orangtuanya,
semakin ia akan berusaha untuk menyenangkan orangtuanya. Luangkan waktu lebih
banyak untuk melakukan aktivitas bersama anak. Ajak anak berkomunikasi. Orangtua
bisa memulai komunikasi dengan menceritakan kejadian sehari-hari yang dialami,
atau membahas hal-hal yang menarik bagi anak. Makan bersama atau acara refreshing
keluarga di akhir pekan merupakan momen bagus yang memberikan kesempatan bagi
orangtua dan anak untuk saling berkomunikasi sekaligus menghindarkan anak dari
terlalu banyak menghabiskan waktu dengan temannya.
Ketika anak telah mau terbuka bercerita, yang perlu dilakukan orangtua adalah
mendengarkannya dengan sungguh-sungguh tanpa menghakiminya. Orangtua juga
perlu menunjukkan kepercayaan kepada anak, karena ketika anak merasa dipercaya,
anak akan berusaha untuk menjaga kepercayaan tersebut.

5. Meminta bantuan orang lain


Pada masa remaja, anak seringkali lebih mau mendengar kata-kata orang lain
yang bukan orangtuanya. Oleh karena itu, ada baiknya jika orangtua meminta tolong
pada seseorang yang dipercaya, dihormati oleh anak, serta akrab dengan anak.
Mintalah pada orang itu untuk membimbing anak agar tidak meniru perilaku buruk
temannya.

6. Memberikan batasan yang tegas terhadap perilaku anak


Orangtua harus tetap bersikap tegas menolak perilaku anak yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai. Ketika anak melakukan kekerasan, melanggar norma-norma atau
hukum, orangtua harus memberikan konsekuensi tegas kepada anak.

7. Menjauhkan anak dari teman


Apabila semua cara sudah ditempuh namun tidak membuahkan hasil, orangtua
mungkin harus memisahkan anak secara fisik dari temannya, dengan cara berpindah
tempat tinggal atau memindahkan anak dari sekolahnya saat ini.

BAB 3
PEnutup

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan materi dalam karya tulis sederhana yang kami buat, kami dapat
menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
.1.1 Teman adalah seseorang yang menghargai kebaikan-kebaikanmu, tidak keberatan dengan
kekuranganmu, seseorang yang dapat melihat kelebihan-kelebihan dalam dirimu dan orang
yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif.
3.1.2 Dalam Berteman tentunya kita akan mendapat maanfaat. Oleh karena itu, manfaat dalam
berteman antara lain : dapat membuat kita tetap fit, dapat meengasah otak, dapat
meningkatkan kesehatan dan dan dapat membuat kita panjang umur.
3.1.3 Dalam memilih teman kita hendaknya harus tahu :
a. Akhlaq seseorang yang akan menjadi teman kita.
b. Kebiasaan seseorang.
c. Dengan siapa kita kita bergaul.
d. Bagaimana sikapnya terhadap agama.
3.1.4 faktor penyebab siswa salah memilih teman adalah :
a. keinginan mencari perhatian dan kasih sayang.
b. keinginan untuk mencari kesenangan dan tantangan.
c. keinginan untuk memberontak dan menyatakan kemandirian terhadap
orangtua.
d. rasa kurang percaya diri pada anak.
e. kesamaan minat.
f. keinginan mencari status atau prestise.
3.1.5 tindakan dan solusi bagi anak yang salah dalam memilih teman :
a. berdiskusi dengan anak
b. mengusahakan pemenuhan kebutuhan anak
c. membantu anak mengisi waktu luangnya
d. mendekati anak
e. meminta bantuan orang lain
f. memberikan batasan yang tegas terhadap perilaku anak
g. menjauhkan anak dari teman

3.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah kami dapatkan, kami menyarankan kepada seluruh
pembaca pada umumnya dan kepada siswa pada khususnya untuk :
a. Kepada seluruh siswa, kami menyarankan agar berhati-hati dalam memilih
teman, pilihlah teman yang berperilaku baik dan tidak menjerumuskanmu
pada masalah
b. Kepada orang tua masing-masing siswa kami mengharapkan agar bisa
mendidik dan membina anaknya agar tidak salah memilih teman dan
terjerumus kesalah pergaulan.
c. Dan kepada pihak sekolah dan guru-guru diharapkan terus membingbing dan
mengajarkan mana yang buruk dan mana yang baik agar tidak terjerumus ke
hal-hal negative.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://health.kompas.com/read/2011/11/29/15445961/5.Manfaat.Sehat.Punya.Banyak.Teman.
2. http://rara-anindhieta.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
3. http://www.ripiu.com/article/read/ripiu-cerdas-memilih-teman
4. http://secaragituloch.wordpress.com/2007/01/10/arti-teman/
5. Schaefer, C.E., Millman, H.L. 1981. How to Help Children with Common Problems.
New York : Van Nostrand Reinhold Company

Anda mungkin juga menyukai