Disusun Oleh :
Rexi Kurniawan (P17120183039)
APRIL 2020
1. TUJUAN: mahasiswa dapat memahami jumlah kandungan asam salisilat dalam
bedak.
2. ALAT DAN BAHAN:
3. CARA KERJA
Pembuatan Larutan Uji
Cara Identifkasi
4 HASIL:
NO PERLAKUAN HASIL
PEMBUATAN LARUTAN UJI
1 Dtimbang sampel bedak herocyne m.sampel : 1,23 gram
sebanyak 1,23 gram dengan berwarna : putih
menggunakan neraca analitik. berbentuk : serbuk
2 Dilarutkan sampel bedak herocyne Sampel larut dalam methanol dan
dengan methanol dalam beaker larutan sampel berwarna bening.
glass .
3 Dimasukkan kedalam labu ukur Larutan sampel dalam labu ukur
10 ml dan diencerkan dengan dengan volume 10 ml dan berwarna
methanol sampai tanda batas. bening.
4 Dikocok sampel bedak herocyne Larutan sampel bedak herocyne
sampai larutan homogen. dalam labu ukur 10 ml homogen dan
berwarna bening.
5 Disaring larutan sample dengan Diperoleh filtrate dan endapan :
kertas saring + serbuk natrium Filtrate berwarna bening
sulfat anhidrat Na2SO4 Residu berwarna jingga muda
4. PEMBAHASAN
Analisa Prosedur
Asam salisilat merupakan zat anti akne sekaligus keratolitik yang lazim
diberikan secara topikal. Penggunaanya dalam kosmetik anti akne atau karatolitik
merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan kosmetika tersebut
umpamanya dalam kosmetika perawatan kulit yang berjerawat. Asam salisilat
berkhasiat keratolotis dan sering digunakan sebagai obat ampuh terhadap kutil
kulit, yang berciri penebalan epidermis setempat dan disebabkan oleh infeksi
dengan virus papova. Asam salisilat sangat iritatif, sehingga hanya digunakan
sebagai obat luar. Derivatnya yang dapat dipakai secara sistemik adalah ester
salisilat dan asam organik dengan subtitusi pada gugus hidroksil misalnya
asetosal. ( Katzung, B. G., 2009). Pemakaian asam salisilat secara topikal pada
konsetrasi tinggi juga sering mengakibatkan iritasi lokal, peradangan akut, bahkan
ulserasi. Untuk mengurangi absorpsinya pada penggunaan topikal maka asam
salisilat tidak digunakan dalam penggunaan jangka lama dalam konsentrasi tinggi,
pada daerah yang luas pada kulit dan pada kulit rusak. (Katzung, B. G., 2009)
Asam salisilat merupakan asam yang bersifat keratolitikum dan dapat mengobati
gangguan kulit lainya. Banyak produk farmasi yang menggunakan asam salisilat
sebagai bahan aktifnya salah satunya adalah bedak herocyn. Dalam praktikum ini
akan dilakukan identifikasi terhadap sampel bedak tersebut, apakah benar
mengandung asam salisilat dan berapa kadarnya. Kadar suatu zat aktif dalam
sediaan perlu diketahui agar dapat memberikan efek terapi yang maksimal jika
sudah sesuai dengan ketetapan yang ada. Penentuan kadar dilakukan secara
spektrofotometri. Asam salisilat dipisahkan dari sampel menggunakan KLT.
Prinsip dari KLT yaitu pemisahan senyawa dengan adsorpsi dan koefisien partisi,
semakin dekat kepolaran antara asam salisilat dan eluen yang bersifat polar maka
senyawa asam salisilat makin terbawa oleh fase gerak tersebut.
Analisa Hasil
Pada analisis penetapan kadar asam salisilat dalam bedak herocyn, hasil
yang didapat yaitu pada tahap pertama yaitu pembuatan larutan uji, ketika sampel
bedak herocyn dilarutkan dalam metanol didapatkan larutan berwarna merah
muda keruh. Kemudian setelah disaring didapatkan larutan sampel berwarna
merah muda bening, dengan konsentrasi 1000 ppm. Pada tahap kedua yaitu
pembuatan larutan baku, ketika asam salisilat dilarutkan dalam metanol
didapatkan larutan baku berwarna bening dengan konsentrasi 1000 ppm.
Kemudian larutan baku asam salisilat diencerkan menjadi 100 ppm. Sehingga
dihasilkan larutan baku asam salisilat berwarna bening dengan konsentrasi 100
ppm.
Pada tahap ketiga yaitu identifikasi asam salisilat dengan KLT, polaritas
fase gerak I yaitu 3,16, sedangkan fase gerak II yaitu 4,47. Sehingga proses elusi
fase gerak II lebih cepat karena semakin polar. Setelah proses selasai maka hasil
KLT dilihat pada sinar UV 254 nm. Hasil yang didapat berbentuk bercak ungu
sejajar antara larutan uji dan larutan baku. Kemudian setelah plat KLT disemprot
dengan larutan FeCl3 didapatkan bercak berwarna merah. Selanjutnya ketika
bercak larutan uji dilarutkan dengan metanol didapatkan larutan uji berwarna
bening dengan konsentrasi 10 ppm. Kemudian larutan uji fase gerak I, larutan uji
fase gerak II 100 ppm, dan larutan baku asam salisilat 100 ppm diukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-vis. Hasil yang didapat yaitu
absorbansi larutan uji I adalah 0,101 ,larutan uji II adalah 0,076, sedangkan
larutan baku asam salisilat adalah 2,461. Sehingga setelah dilakukan perhitungan
dihasilkan 2 kadar. Pada larutan uji I adalah 0,33% dan larutan uji II adalah
1,52%. Sedangkan menurut BPOM kadar asam salisilat yang diperbolehkan
dalam bedak yaitu tidak lebih dari 2%. Sehingga kadar asam salisilat dalam bedak
herocyn telah memenuhi ketentuan.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum penetapan kadar asam salisilat dalam bedak
dengan menggunakan sampel bedak herocyne diperoleh kadar dari bedak
herocyne tersebut pada pengujian fasa gerak 1 sebesar 0,33% dan pada pengujian
fasa gerak 2 sebesar 1,52%. Sedangkan menurut peratuan BPOM penggunaan
asam salisilat dalam bedak tidak boleh lebih dari 2%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sampel bedak herocyn tersebut memenuhi standar penggunaan asam
salisilat dalam kosmetik.
DAFTAR PUSTAKA