Anda di halaman 1dari 18

Bursa

Saham Global Anjlok, IHSG Sesi I Turun 2,15% ke Level 5.517

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama,


Jumat (6/3) anjlok 121,13 poin atau 2,15% ke level 5.517. Penurunan indeks
dalam negeri sejalan anjloknya bursa saham Asia dan global. Dari bursa
saham di kawasan Asia hingga pukul 12.30 WIB, indeks Nikkei 225
memimpin dengan terkoreksi 2,93%, kemudian Kospi turun 2,37%, Hang
Seng turun 2,15%, Straits Times turun 1,76%, serta Shanghai Composite
turun 0,98%.

Koreksi bursa saham Asia juga didorong oleh anjloknya bursa saham
Amerika Serikat (AS) di Wall Street. Indeks Dow Jones ditutup turun 3,58%,
lalu S&P 500 turun 3,39%. Terakhir, sedangkan Nasdaq turun hingga 3,1%.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico
Demus mengatakan, anjloknya pasar saham global masih dipengaruhi
sentimen virus corona, serta ditambah dengan ketegangan antara Turki dan
Rusia terkait gencatan senjata di Suriah, sehingga pasar saham dan pasar
obligasi dalam negeri akhir pekan ini diramal bakal terkapar. "Kami melihat
volatilitas yang terjadi di dalam negeri juga masih cukup tinggi. Oleh sebab
itu, kami melihat hari ini masih akan terjadi koreksi," kata Nico.

Hingga penutupan sesi pertama, total hanya ada 85 emiten yang sahamnya
bergerak di zona hijau, berbanding terbalik dengan 267 saham yang bergerak
di zona merah. Sementara, 106 saham sisanya stagnan. Total ada 2,48 miliar
unit saham yang diperdagangkan dengan total nilai transaksi senilai Rp 2,4
triliun. Sejalan dengan penurunan indeks, investor asing pun tercatat
melakukan aksi jual dengan nilai bersih Rp 243,11 miliar di pasar reguler.
Sementara di pasar negosiasi dan tunai, investor asing tercatat jual dengan
nilai bersih Rp 59,99 miliar. Sehingga di seluruh pasar total jual bersih
investor asing mencapai Rp 303,1 miliar.

Salah satu sektor yang tercatat turun pada perdagangan sesi pertama hari ini
yaitu sektor finansial sebesar 2,63%. Beberapa saham yang tercatat turun di
antaranya Bank Negara Indonesia (BBNI) turun sebesar 5,5% menjadi Rp
6.450 per saham. Kemudian Bank Mandiri (BMRI) turun 4,28% menjadi Rp
7.275 per saham, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun 2,89% menjadi Rp
4.030 per saham, serta Bank Central Asia (BBCA) turun 2,88% menjadi Rp
31.250 per saham.

(diadaptasi dari: https://katadata.co.id/berita/2020/03/06/bursa-saham-global-


anjlok-ihsg-sesi-i-turun-215-ke-level-5517)


IHSG menurun

bursa saham Amerika menurun

bursa saham Eropa menurun

bursa saham Asia menurun

bursa saham global menurun

Opsi A, B, D, dan E benar dan terdapat dalam paragraf 1 atau 2, namun opsi
C salah karena bacaan tidak menyebutkan bursa saham Eropa

harga saham Shanghai Composite lebih kecil dari Kospi

harga saham Strait Times lebih besar dari Hang Seng

harga saham Kospi hampir sama dengan Hang Seng

harga saham Nikkei 225 paling besar

nilai IHSG sebelum anjlok di perdagangan sesi pertama yaitu 5.638,13

Opsi A – D salah karena bacaan sama sekali tidak menyebutkan soal harga
sahamnya, hanya persentase penurunannya, otomatis yang paling sesuai
hanyalah opsi E, karena disebutkan IHSG turun 121,13 poin menjadi 5.517
(berarti sebelum turun nilainya adalah 5.638,13).

Bursa Saham Global Anjlok, IHSG Sesi I Turun 2,15% ke Level 5.517


Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama,
Jumat (6/3) anjlok 121,13 poin atau 2,15% ke level 5.517. Penurunan indeks
dalam negeri sejalan anjloknya bursa saham Asia dan global. Dari bursa
saham di kawasan Asia hingga pukul 12.30 WIB, indeks Nikkei 225
memimpin dengan terkoreksi 2,93%, kemudian Kospi turun 2,37%, Hang
Seng turun 2,15%, Straits Times turun 1,76%, serta Shanghai Composite
turun 0,98%.

Koreksi bursa saham Asia juga didorong oleh anjloknya bursa saham
Amerika Serikat (AS) di Wall Street. Indeks Dow Jones ditutup turun 3,58%,
lalu S&P 500 turun 3,39%. Terakhir, sedangkan Nasdaq turun hingga 3,1%.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico
Demus mengatakan, anjloknya pasar saham global masih dipengaruhi
sentimen virus corona, serta ditambah dengan ketegangan antara Turki dan
Rusia terkait gencatan senjata di Suriah, sehingga pasar saham dan pasar
obligasi dalam negeri akhir pekan ini diramal bakal terkapar. "Kami melihat
volatilitas yang terjadi di dalam negeri juga masih cukup tinggi. Oleh sebab
itu, kami melihat hari ini masih akan terjadi koreksi," kata Nico.

Hingga penutupan sesi pertama, total hanya ada 85 emiten yang sahamnya
bergerak di zona hijau, berbanding terbalik dengan 267 saham yang bergerak
di zona merah. Sementara, 106 saham sisanya stagnan. Total ada 2,48 miliar
unit saham yang diperdagangkan dengan total nilai transaksi senilai Rp 2,4
triliun. Sejalan dengan penurunan indeks, investor asing pun tercatat
melakukan aksi jual dengan nilai bersih Rp 243,11 miliar di pasar reguler.
Sementara di pasar negosiasi dan tunai, investor asing tercatat jual dengan
nilai bersih Rp 59,99 miliar. Sehingga di seluruh pasar total jual bersih
investor asing mencapai Rp 303,1 miliar.

Salah satu sektor yang tercatat turun pada perdagangan sesi pertama hari ini
yaitu sektor finansial sebesar 2,63%. Beberapa saham yang tercatat turun di
antaranya Bank Negara Indonesia (BBNI) turun sebesar 5,5% menjadi Rp
6.450 per saham. Kemudian Bank Mandiri (BMRI) turun 4,28% menjadi Rp
7.275 per saham, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun 2,89% menjadi Rp
4.030 per saham, serta Bank Central Asia (BBCA) turun 2,88% menjadi Rp
31.250 per saham.

(diadaptasi dari: https://katadata.co.id/berita/2020/03/06/bursa-saham-global-


anjlok-ihsg-sesi-i-turun-215-ke-level-5517)

ada lebih dari 100 saham yang nilainya stabil

total jual bersih investor asing sekitar 60 miliar rupiah

total nilai transaksi saham yang diperdagangkan hampir sebesar 2,5 miliar
rupiah
saham yang nilainya naik lebih banyak dari yang turun

penurunan saham sektor finansial lebih besar daripada sektor perkebunan

Opsi A: benar, ada 106 yang nilai sahamnya stagnan/ stabil di bursa pasar
saham Indonesia

Opsi B: salah, yang benar adalah Rp 303,1 miliar

Opsi C: salah, yang benar adalah Rp 2,4 triliun

Opsi D: salah, dari konteks bacaan secara keseluruhan saja, pernyataan ini
tidak masuk akal karena disebutkan bahwa saham sedang anjlok. Lalu,
disebutkan juga ada 267 saham yang bergerak di zona merah dan hanya 85
yang bergerak di zona hijau, yang semakin membuat pernyataan opsi ini tidak
mungkin benar

Opsi E: salah, saham sektor perkebunan tidak disebutkan sama sekali dalam
bacaan

harga saham BCA lebih mahal dari ketiga bank lainnya

persentase penurunan saham BNI lebih besar dari Bank Mandiri

persentase penurunan saham BCA adalah yang paling besar

persentase penurunan saham BRI dengan BCA hampir sama

harga saham BRI adalah yang paling murah dibanding bank lainnya

Opsi A, B, D, E adalah benar dan terdapat dalam paragraf 4, namun untuk


opsi C salah karena persentase penurunan saham BCA malah merupakan
yang paling kecil, bukan yang paling besar.
penurunan nilai harga saham Nasdaq pasti lebih besar dari BCA

penurunan nilai harga saham S&P pasti lebih besar dari Dow Jones

penurunan nilai harga saham Nikkei 225 pasti lebih besar dari BCA

tidak ada saham yang naik nilainya saat bursa pasar saham global anjlok

nilai jual beli asing di pasar reguler lebih besar daripada di pasar negosiasi
dan tunai

Opsi A – C kurang tepat karena tidak disebutkan berapa penurunan HARGA


saham-saham tersebut, tetapi hanya ada PERSENTASE penurunannya
(walau persentase penurunannya lebih besar, tapi belum tentu nilai harga
penurunannya juga lebih besar), lalu juga karena ada kata "pasti" dalam
pilihannya, karena walau opsi A dan C kemungkinan besar benar (karena
dilihat dari persentase penurunannya yang juga lebih besar), kita tidak
sepenuhnya tahu atau mendapat kepastian d̶a̶r̶i̶ ̶d̶o̶i ̶ apakah pernyataan
tersebut benar atau tidak, karena acuan yang kita miliki hanya bacaan
(sementara bacaan tidak memberitahukan hal tersebut). Opsi D salah karena
faktanya di bursa pasar saham dalam negeri sendiri saja masih ada 85 emiten
yang sahamnya bergerak di zona hijau, sehingga apalagi jika dalam ranah
lingkup global; jika dinalar, maka opsi ini tidak mungkin benar. Opsi E yang
paling tepat (ada di paragraf 3).

Catatan: Pada saat pertama soal ini di-publish, ada kesalahan pada beberapa
pilihan jawaban yang menyebabkan soal ini menjadi rancu. Oleh karena itu,
saya (selaku pembuat soal), ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya
kepada kalian yang mengerjakan try out Eduka kali ini di awal-awal dan
terhambat pengerjaannya karena kesalahan yang ada di soal ini, dan juga
kepada semua pihak lainnya yang merasa dirugikan.

Bursa Saham Global Anjlok, IHSG Sesi I Turun 2,15% ke Level 5.517

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama,


Jumat (6/3) anjlok 121,13 poin atau 2,15% ke level 5.517. Penurunan indeks
dalam negeri sejalan anjloknya bursa saham Asia dan global. Dari bursa
saham di kawasan Asia hingga pukul 12.30 WIB, indeks Nikkei 225
memimpin dengan terkoreksi 2,93%, kemudian Kospi turun 2,37%, Hang
Seng turun 2,15%, Straits Times turun 1,76%, serta Shanghai Composite
turun 0,98%.
Koreksi bursa saham Asia juga didorong oleh anjloknya bursa saham
Amerika Serikat (AS) di Wall Street. Indeks Dow Jones ditutup turun 3,58%,
lalu S&P 500 turun 3,39%. Terakhir, sedangkan Nasdaq turun hingga 3,1%.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico
Demus mengatakan, anjloknya pasar saham global masih dipengaruhi
sentimen virus corona, serta ditambah dengan ketegangan antara Turki dan
Rusia terkait gencatan senjata di Suriah, sehingga pasar saham dan pasar
obligasi dalam negeri akhir pekan ini diramal bakal terkapar. "Kami melihat
volatilitas yang terjadi di dalam negeri juga masih cukup tinggi. Oleh sebab
itu, kami melihat hari ini masih akan terjadi koreksi," kata Nico.

Hingga penutupan sesi pertama, total hanya ada 85 emiten yang sahamnya
bergerak di zona hijau, berbanding terbalik dengan 267 saham yang bergerak
di zona merah. Sementara, 106 saham sisanya stagnan. Total ada 2,48 miliar
unit saham yang diperdagangkan dengan total nilai transaksi senilai Rp 2,4
triliun. Sejalan dengan penurunan indeks, investor asing pun tercatat
melakukan aksi jual dengan nilai bersih Rp 243,11 miliar di pasar reguler.
Sementara di pasar negosiasi dan tunai, investor asing tercatat jual dengan
nilai bersih Rp 59,99 miliar. Sehingga di seluruh pasar total jual bersih
investor asing mencapai Rp 303,1 miliar.

Salah satu sektor yang tercatat turun pada perdagangan sesi pertama hari ini
yaitu sektor finansial sebesar 2,63%. Beberapa saham yang tercatat turun di
antaranya Bank Negara Indonesia (BBNI) turun sebesar 5,5% menjadi Rp
6.450 per saham. Kemudian Bank Mandiri (BMRI) turun 4,28% menjadi Rp
7.275 per saham, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun 2,89% menjadi Rp
4.030 per saham, serta Bank Central Asia (BBCA) turun 2,88% menjadi Rp
31.250 per saham.

(diadaptasi dari: https://katadata.co.id/berita/2020/03/06/bursa-saham-global-


anjlok-ihsg-sesi-i-turun-215-ke-level-5517)

|Pernyataan yang PALING TIDAK TEPAT berdasarkan bacaan di atas adalah


….

sektor finansial di bursa pasar saham Indonesia menurun 2,63%

pasar saham Indonesia kemungkinan besar akan tetap anjlok sampai akhir
pekan

penurunan bursa saham Wall Street turut andil dalam anjloknya bursa saham
Asia

nilai IHSG menurun tapi tetap stabil

penurunan nilai investasi asing sejalan dengan penurunan IHSG


Opsi A, B, C, dan E benar dan terdapat dalam bacaan, sementara opsi D
menjadi yang paling tidak tepat karena tidak disebutkan dalam bacaan.

Bursa Saham Global Anjlok, IHSG Sesi I Turun 2,15% ke Level 5.517

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama,


Jumat (6/3) anjlok 121,13 poin atau 2,15% ke level 5.517. Penurunan indeks
dalam negeri sejalan anjloknya bursa saham Asia dan global. Dari bursa
saham di kawasan Asia hingga pukul 12.30 WIB, indeks Nikkei 225
memimpin dengan terkoreksi 2,93%, kemudian Kospi turun 2,37%, Hang
Seng turun 2,15%, Straits Times turun 1,76%, serta Shanghai Composite
turun 0,98%.

Koreksi bursa saham Asia juga didorong oleh anjloknya bursa saham
Amerika Serikat (AS) di Wall Street. Indeks Dow Jones ditutup turun 3,58%,
lalu S&P 500 turun 3,39%. Terakhir, sedangkan Nasdaq turun hingga 3,1%.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico
Demus mengatakan, anjloknya pasar saham global masih dipengaruhi
sentimen virus corona, serta ditambah dengan ketegangan antara Turki dan
Rusia terkait gencatan senjata di Suriah, sehingga pasar saham dan pasar
obligasi dalam negeri akhir pekan ini diramal bakal terkapar. "Kami melihat
volatilitas yang terjadi di dalam negeri juga masih cukup tinggi. Oleh sebab
itu, kami melihat hari ini masih akan terjadi koreksi," kata Nico.

Hingga penutupan sesi pertama, total hanya ada 85 emiten yang sahamnya
bergerak di zona hijau, berbanding terbalik dengan 267 saham yang bergerak
di zona merah. Sementara, 106 saham sisanya stagnan. Total ada 2,48 miliar
unit saham yang diperdagangkan dengan total nilai transaksi senilai Rp 2,4
triliun. Sejalan dengan penurunan indeks, investor asing pun tercatat
melakukan aksi jual dengan nilai bersih Rp 243,11 miliar di pasar reguler.
Sementara di pasar negosiasi dan tunai, investor asing tercatat jual dengan
nilai bersih Rp 59,99 miliar. Sehingga di seluruh pasar total jual bersih
investor asing mencapai Rp 303,1 miliar.

Salah satu sektor yang tercatat turun pada perdagangan sesi pertama hari ini
yaitu sektor finansial sebesar 2,63%. Beberapa saham yang tercatat turun di
antaranya Bank Negara Indonesia (BBNI) turun sebesar 5,5% menjadi Rp
6.450 per saham. Kemudian Bank Mandiri (BMRI) turun 4,28% menjadi Rp
7.275 per saham, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun 2,89% menjadi Rp
4.030 per saham, serta Bank Central Asia (BBCA) turun 2,88% menjadi Rp
31.250 per saham.

(diadaptasi dari: https://katadata.co.id/berita/2020/03/06/bursa-saham-global-


anjlok-ihsg-sesi-i-turun-215-ke-level-5517)

|Yang BUKAN merupakan penyebab anjloknya pasar saham global adalah


….

virus
ketegangan Turki – Rusia

ancaman corona

ancaman perang Turki – Rusia di Suriah

gencatan senjata di Suriah

Opsi A dan C benar karena memang ada ancaman virus corona, lalu opsi E
(gencatan senjata di Suriah) juga merupakan hal yang menyebabkan
terjadinya opsi B (ketegangan antara Turki dengan Rusia). Yang paling tidak
tepat adalah opsi D, karena hanya disebutkan bahwa ada ketegangan antara
Turki dan Rusia, tidak disebutkan bahwa hal tersebut akan menyebabkan
perang atau tidak; juga opsi ini semakin tidak tepat karena menyebutkan
bahwa ancaman perang tersebut mungkin terjadi di Suriah, yang mana sama
sekali tidak diimplikasikan dalam bacaan karena yang disebutkan hanyalah
adanya ketegangan Turki – Rusia terkait gencatan senjata di Suriah.

Covid-19: angka kematian adalah 0,66% dan meningkat dengan


bertambahnya usia, menurut penelitian

Tingkat kematian keseluruhan dari covid-19 diperkirakan adalah 0,66%,


meningkat tajam menjadi 7,8% pada orang berusia di atas 80 dan menurun
menjadi 0,0016% pada anak-anak berusia 9 tahun ke bawah. Perkiraan
tersebut, yang dihitung oleh para peneliti di Inggris, menggunakan data
agregat tentang kasus dan kematian di Cina daratan. Namun, tidak seperti
penelitian lainnya, mereka menyesuaikan untuk kasus yang tidak terdiagnosis
dan jumlah orang di setiap kelompok umur suatu populasi.

Tim menemukan bahwa hampir satu dari lima orang yang berumur di atas 80
yang terinfeksi covid-19 mungkin akan memerlukan rawat inap, dibandingkan
dengan orang di bawah umur 30, yang hanya sekitar 1%. Mereka juga
memperkirakan bahwa waktu rata-rata antara seseorang yang menunjukkan
gejala dan meninggal adalah 17,8 hari, sementara pemulihan dari penyakit
diperkirakan memakan waktu sedikit lebih lama, dengan pasien yang
dikeluarkan dari rumah sakit setelah rata-rata 22,6 hari.

Makalah yang diterbitkan dalam Lancet Infectious Diseases dan didanai oleh
Medical Research Council UK, menganalisis data dari 3.665 kasus covid-19
di Cina daratan untuk memperkirakan tingkat terserang virus di antara
kelompok usia yang berbeda. Dilaporkan bahwa 0,04% dari orang berusia 10-
19 tahun mungkin akan memerlukan perawatan di rumah sakit - seperti juga
1,0% orang berusia 20-an, 3,4% orang berusia 30-39 tahun, 4,3% berusia 40-
49 tahun, 8,2% berusia 50-59 tahun, 11,8% di usia 60-an, 16,6% di usia 70-
an, dan 18,4% di atas 80.
Untuk tingkat fatalitas kasus, tim menganalisis 70.117 laboratorium yang
dikonfirmasi dan secara klinis mendiagnosis kasus di Cina daratan, bersama
dengan 689 kasus positif di antara orang yang dievakuasi dari Wuhan dengan
penerbangan repatriasi. Dengan menggunakan jumlah kasus dan kematian
yang dikonfirmasi, para peneliti melaporkan "rasio fatalitas kasus kasar" di
Cina adalah 3,67%. Namun, setelah disesuaikan dengan demografi dan
berbagai hal lainnya, mereka memperkirakan rasio fatalitas kasus (persentase
orang dengan penyakit simptomatik atau yang dikonfirmasi meninggal karena
penyakit ini) di Cina adalah sebesar 1,38%. Mereka kemudian
memperkirakan rasio fatalitas infeksi (persentase semua orang (di seluruh
dunia) yang terinfeksi yang meninggal karena penyakit ini, termasuk mereka
yang hanya menderita gejala ringan) adalah 0,66%.

Tim memperingatkan dalam makalah mereka, “Perkiraan kami tentang


proporsi orang yang terinfeksi yang membutuhkan rawat inap, ketika
dikombinasikan dengan kemungkinan tingkat serangan infeksi (sekitar 50-
80%), menunjukkan bahwa bahkan sistem perawatan kesehatan yang paling
maju sekali pun kemungkinan besar akan kewalahan. Perkiraan ini sangat
penting untuk memungkinkan negara-negara di seluruh dunia untuk
mempersiapkan diri terbaik saat pandemi global terus berlangsung."

(Catatan: grafik di atas merupakan grafik tingkat kematian berdasarkan umur


(0-80+), riwayat penyakit (kardiovaskular, diabetes, penyakit pernafasan
hipertensi, dan tidak berpenyakit), dan jenis kelamin (lelaki dan perempuan))

(teks bacaan diadaptasi dari: https://www.bmj.com/content/369/bmj.m1327)

Tingkat kebutuhan akan perawatan orang yang berumur 20-an paling kecil di
antara rentang umur lainnya

Rasio fatalitas kasus virus covid-19 di seluruh dunia apabila dihitung secara
kasar adalah 3,67%
Rata-rata waktu yang dibutuhkan pasien untuk pulih dan keluar dari rumah
sakit kurang dari 3 minggu

Tingkat fatalitas pada anak berumur di bawah 9 tahun adalah yang paling
tidak berisiko bila dibandingkan dengan rentang umur lain

Semua negara sudah memiliki persiapan yang baik dalam menghadapi covid-
19

Opsi A, B, C, dan E kurang tepat (Opsi A: ada rentang umur 10-19 tahun yang
lebih kecil persentasenya; Opsi B: itu adalah data yang di Cina saja; Opsi C:
kurang tepat karena rata-ratanya adalah 22,6 hari, yang artinya lebih dari 3
minggu atau 21 hari; Opsi E: tidak disebutkan dalam bacaan), sementara
yang paling mungkin benar adalah opsi D karena disebutkan tingkat fatalitas
bagi anak yang berumur di bawah 9 tahun adalah 0,0016%, di bawah rata-
rata dan selisih jauh dengan tingkat fatalitas orang yang berumur di atas 80
(ada di paragraf 1), lalu bila ditambahkan dengan informasi di paragraf 2 dan
3 yang mengimplikasikan bahwa semakin tua semakin rentan dan sebaliknya,
maka opsi D ini paling mungkin benar.

Penelitian tersebut menganalisis data dari kasus yang terjadi di Cina daratan

Tingkat kematian orang berumur 80 ke atas yang terjangkit covid-19 hampir


mencapai 15%

Rata-rata lama waktu yang dibutuhkan pasien untuk sembuh lebih lama dari
waktu yang dibutuhkan pasien untuk menunjukkan gejala

Persentase fatalitas kasus secara keseluruhan kecil

1 dari 5 orang berumur di atas 80 tahun mungkin memerlukan rawat inap

Dalam bacaan, tingkat kematiannya adalah 7,8%, yang menginfokan hampir


mencapai 15% adalah grafik.
Penyakit sekunder seperti diabetes, gangguan saluran pernafasan, hipertensi,
dll lebih banyak diderita oleh laki-laki

Penyakit sekunder seperti diabetes, gangguan saluran pernafasan, hipertensi,


dll lebih banyak diderita oleh perempuan

Virus tersebut lebih berbahaya bagi orang yang memiliki riwayat penyakit
seperti diabetes, gangguan saluran pernafasan, hipertensi, dll

Orang yang lebih tua lebih banyak yang memiliki riwayat penyakit seperti
diabetes, gangguan saluran pernafasan, hipertensi, dll

Orang yang lebih muda lebih banyak yang memiliki riwayat penyakit seperti
diabetes, gangguan saluran pernafasan, hipertensi, dll

Tidak ada informasi yang cukup untuk menyimpulkan kebenaran opsi A, B, D,


dan E; hanya opsi C yang informasinya benar-benar terdapat dalam grafik
dan sesuai (dapat dilihat dari dari data yang terlihat, sudah jelas bahwa yang
memiliki penyakit sekunder/ riwayat penyakit seperti cardiovascular, diabetes,
dll lebih besar persentasenya daripada yang tidak memiliki penyakit).

Rasio fatalitas kasus pada rentang umur 10-19 hampir sama dengan rentang
umur 30-39

Orang yang semakin tua, semakin rentan

Tingkat kematian lebih besar pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit
apapun

Tingkat fatalitas kasus lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan

Semakin muda, semakin kecil kemungkinan terserang


Opsi C salah karena dari data yang terlihat, sudah jelas bahwa yang memiliki
penyakit sekunder seperti cardiovascular, diabetes, dll lebih besar persentase
fatalitasnya daripada yang tidak memiliki penyakit.

tingkat kematian

tingkat penyebaran virus

riwayat penyakit

jenis kelamin penderita

tingkat kebutuhan rawat inap

Pada bacaan, disebutkan tingkat kematian bagi orang yang berumur 80+
adalah 7,8%, sementara grafik menunjukkan angka hampir mencapai 15%.

Tingkat terserangnya penyakit lain meningkat

Virusnya akan lebih banyak menyerang laki-laki daripada perempuan

Orang muda akan lebih mudah terjangkit daripada orang tua

Banyak rumah sakit yang akan kewalahan menghadapi pasien

Rasio fatalitas kasus tidak berubah sama sekali


Pada paragraf 5 dikatakan bahwa bila proporsi orang yang mememerlukan
rawat inap seperti sekarang ini dan dikombinasikan dengan tingkat serangan
infeksi yang tinggi, maka kemungkinan besar sistem perawatan kesehatan
yang paling maju sekali pun akan kewalahan. Karena rumah sakit adalah
salah satu fasilitas dari sistem perawatan kesehatan dan merupakan fasilitas
utama yang dipakai untuk merawat pasien yang terjangkit covid-19, maka
yang paling mungkin adalah opsi D.

7,8%

18,4%

20%

50-80%

tidak diketahui

Ada di paragraf 3, “18,4% (untuk pasien yang berumur) di atas 80.”

9, 3, 6, 6, X, 3.

Jika angka 0 dilewati/ tidak dipakai dalam pola tersebut, angka yang paling
sesuai untuk melengkapi pola bilangan di atas adalah ….

-6

-3

6
3

Polanya adalah dibagi lalu dikali dengan angka yang semakin menurun.
Awalnya dimulai dengan angka 9 dibagi oleh 3, maka pola selanjutnya
adalah ×2, lalu ÷1, dst. Namun, karena angka 0 dilewati, maka pola
berikutnya langsung dilanjutkan dengan ×(-1) dan ÷2.

9/3= 3

3x2= 6

6/1= 6

6x(-1)= -6 (A)

(-6)/(-2)= 3

Perhatikan gambar di bawah ini!

Bilangan yang tepat untuk menggantikan huruf X di atas adalah ….

11

13

16
18

Polanya adalah bilangan di kiri dibagi dengan bilangan di kanan ditambah


dengan bilangan di atas. Contoh:

8 : 4 = 2 + 7 = 9

6 : 2 = 3 + 10 = 13 (C)

Perhatikan gambar di bawah ini!

Berapa nilai X?

10

14

Polanya adalah bilangan di kiri bawah dibagi dengan bilangan di kanan


bawah, lalu ditambah dengan bilangan yang berada di atas.

Segitiga kiri:

(6/2)+5= 8

3+5= 8
Segitiga kanan:

(X/7)+3= 5

X/7= 5-3

X/7= 2

X= 2x7

X = 14

4,5; 6,9; X; 10,17; ….

Angka yang tepat untuk menggantikan huruf X pada pola di atas adalah ….

9, 17

8, 16

7, 21

8, 13

10, 15

Polanya adalah +2 untuk angka di depan koma dan +4 untuk angka di


belakang koma. Sehingga:

4 + 2 = 6 + 2 = 8 + 2 = 10

5 + 4 = 9 + 4 = 13 + 4 = 17

Kuantitas A: 555,55

Kuantitas B: 5,555 + 5,555 x 55,55

Kuantitas A lebih besar

Kuantitas B lebih besar


Kuantitas A = Kuantitas B

Hubungan keduanya tidak dapat ditentukan

Tidak perlu hiraukan terlebih dahulu angka yang berada di belakang koma,
karena selisih antara kuantitas A dan B sudah terlihat jelas. Ingat, operasi kali
dikerjakan terlebih dahulu sebelum operasi tambah. Jadi:

Kuantitas B: 5 + (5x55)= 5 + 275= 280

Jauh lebih kecil dari Kuantitas A.

Kuantitas A: 888,888% Kuantitas B

Kuantitas B: 8888,88 / 888,888

Kuantitas A lebih besar

Kuantitas B lebih besar

Kuantitas A = Kuantitas B

Hubungan antara keduanya tidak dapat ditentukan

Apabila diperhatikan baik – baik, maka kuantitas A sudah pasti jauh lebih
besar daripada Kuantitas B, karena Kuantitas A adalah lebih dari 8x nya
kuantitas B. 888,888% ≈ 8,9 kalinya suatu bilangan.



Yuk Daftar Tryout Selanjutnya!
Stay tune di instagram kita @edukasystem!

Anda mungkin juga menyukai