Koreksi bursa saham Asia juga didorong oleh anjloknya bursa saham
Amerika Serikat (AS) di Wall Street. Indeks Dow Jones ditutup turun 3,58%,
lalu S&P 500 turun 3,39%. Terakhir, sedangkan Nasdaq turun hingga 3,1%.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico
Demus mengatakan, anjloknya pasar saham global masih dipengaruhi
sentimen virus corona, serta ditambah dengan ketegangan antara Turki dan
Rusia terkait gencatan senjata di Suriah, sehingga pasar saham dan pasar
obligasi dalam negeri akhir pekan ini diramal bakal terkapar. "Kami melihat
volatilitas yang terjadi di dalam negeri juga masih cukup tinggi. Oleh sebab
itu, kami melihat hari ini masih akan terjadi koreksi," kata Nico.
Hingga penutupan sesi pertama, total hanya ada 85 emiten yang sahamnya
bergerak di zona hijau, berbanding terbalik dengan 267 saham yang bergerak
di zona merah. Sementara, 106 saham sisanya stagnan. Total ada 2,48 miliar
unit saham yang diperdagangkan dengan total nilai transaksi senilai Rp 2,4
triliun. Sejalan dengan penurunan indeks, investor asing pun tercatat
melakukan aksi jual dengan nilai bersih Rp 243,11 miliar di pasar reguler.
Sementara di pasar negosiasi dan tunai, investor asing tercatat jual dengan
nilai bersih Rp 59,99 miliar. Sehingga di seluruh pasar total jual bersih
investor asing mencapai Rp 303,1 miliar.
Salah satu sektor yang tercatat turun pada perdagangan sesi pertama hari ini
yaitu sektor finansial sebesar 2,63%. Beberapa saham yang tercatat turun di
antaranya Bank Negara Indonesia (BBNI) turun sebesar 5,5% menjadi Rp
6.450 per saham. Kemudian Bank Mandiri (BMRI) turun 4,28% menjadi Rp
7.275 per saham, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun 2,89% menjadi Rp
4.030 per saham, serta Bank Central Asia (BBCA) turun 2,88% menjadi Rp
31.250 per saham.
IHSG menurun
Opsi A, B, D, dan E benar dan terdapat dalam paragraf 1 atau 2, namun opsi
C salah karena bacaan tidak menyebutkan bursa saham Eropa
Opsi A – D salah karena bacaan sama sekali tidak menyebutkan soal harga
sahamnya, hanya persentase penurunannya, otomatis yang paling sesuai
hanyalah opsi E, karena disebutkan IHSG turun 121,13 poin menjadi 5.517
(berarti sebelum turun nilainya adalah 5.638,13).
Bursa Saham Global Anjlok, IHSG Sesi I Turun 2,15% ke Level 5.517
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pertama,
Jumat (6/3) anjlok 121,13 poin atau 2,15% ke level 5.517. Penurunan indeks
dalam negeri sejalan anjloknya bursa saham Asia dan global. Dari bursa
saham di kawasan Asia hingga pukul 12.30 WIB, indeks Nikkei 225
memimpin dengan terkoreksi 2,93%, kemudian Kospi turun 2,37%, Hang
Seng turun 2,15%, Straits Times turun 1,76%, serta Shanghai Composite
turun 0,98%.
Koreksi bursa saham Asia juga didorong oleh anjloknya bursa saham
Amerika Serikat (AS) di Wall Street. Indeks Dow Jones ditutup turun 3,58%,
lalu S&P 500 turun 3,39%. Terakhir, sedangkan Nasdaq turun hingga 3,1%.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico
Demus mengatakan, anjloknya pasar saham global masih dipengaruhi
sentimen virus corona, serta ditambah dengan ketegangan antara Turki dan
Rusia terkait gencatan senjata di Suriah, sehingga pasar saham dan pasar
obligasi dalam negeri akhir pekan ini diramal bakal terkapar. "Kami melihat
volatilitas yang terjadi di dalam negeri juga masih cukup tinggi. Oleh sebab
itu, kami melihat hari ini masih akan terjadi koreksi," kata Nico.
Hingga penutupan sesi pertama, total hanya ada 85 emiten yang sahamnya
bergerak di zona hijau, berbanding terbalik dengan 267 saham yang bergerak
di zona merah. Sementara, 106 saham sisanya stagnan. Total ada 2,48 miliar
unit saham yang diperdagangkan dengan total nilai transaksi senilai Rp 2,4
triliun. Sejalan dengan penurunan indeks, investor asing pun tercatat
melakukan aksi jual dengan nilai bersih Rp 243,11 miliar di pasar reguler.
Sementara di pasar negosiasi dan tunai, investor asing tercatat jual dengan
nilai bersih Rp 59,99 miliar. Sehingga di seluruh pasar total jual bersih
investor asing mencapai Rp 303,1 miliar.
Salah satu sektor yang tercatat turun pada perdagangan sesi pertama hari ini
yaitu sektor finansial sebesar 2,63%. Beberapa saham yang tercatat turun di
antaranya Bank Negara Indonesia (BBNI) turun sebesar 5,5% menjadi Rp
6.450 per saham. Kemudian Bank Mandiri (BMRI) turun 4,28% menjadi Rp
7.275 per saham, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun 2,89% menjadi Rp
4.030 per saham, serta Bank Central Asia (BBCA) turun 2,88% menjadi Rp
31.250 per saham.
total nilai transaksi saham yang diperdagangkan hampir sebesar 2,5 miliar
rupiah
saham yang nilainya naik lebih banyak dari yang turun
Opsi A: benar, ada 106 yang nilai sahamnya stagnan/ stabil di bursa pasar
saham Indonesia
Opsi D: salah, dari konteks bacaan secara keseluruhan saja, pernyataan ini
tidak masuk akal karena disebutkan bahwa saham sedang anjlok. Lalu,
disebutkan juga ada 267 saham yang bergerak di zona merah dan hanya 85
yang bergerak di zona hijau, yang semakin membuat pernyataan opsi ini tidak
mungkin benar
Opsi E: salah, saham sektor perkebunan tidak disebutkan sama sekali dalam
bacaan
harga saham BRI adalah yang paling murah dibanding bank lainnya
penurunan nilai harga saham S&P pasti lebih besar dari Dow Jones
penurunan nilai harga saham Nikkei 225 pasti lebih besar dari BCA
tidak ada saham yang naik nilainya saat bursa pasar saham global anjlok
nilai jual beli asing di pasar reguler lebih besar daripada di pasar negosiasi
dan tunai
Catatan: Pada saat pertama soal ini di-publish, ada kesalahan pada beberapa
pilihan jawaban yang menyebabkan soal ini menjadi rancu. Oleh karena itu,
saya (selaku pembuat soal), ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya
kepada kalian yang mengerjakan try out Eduka kali ini di awal-awal dan
terhambat pengerjaannya karena kesalahan yang ada di soal ini, dan juga
kepada semua pihak lainnya yang merasa dirugikan.
Bursa Saham Global Anjlok, IHSG Sesi I Turun 2,15% ke Level 5.517
Hingga penutupan sesi pertama, total hanya ada 85 emiten yang sahamnya
bergerak di zona hijau, berbanding terbalik dengan 267 saham yang bergerak
di zona merah. Sementara, 106 saham sisanya stagnan. Total ada 2,48 miliar
unit saham yang diperdagangkan dengan total nilai transaksi senilai Rp 2,4
triliun. Sejalan dengan penurunan indeks, investor asing pun tercatat
melakukan aksi jual dengan nilai bersih Rp 243,11 miliar di pasar reguler.
Sementara di pasar negosiasi dan tunai, investor asing tercatat jual dengan
nilai bersih Rp 59,99 miliar. Sehingga di seluruh pasar total jual bersih
investor asing mencapai Rp 303,1 miliar.
Salah satu sektor yang tercatat turun pada perdagangan sesi pertama hari ini
yaitu sektor finansial sebesar 2,63%. Beberapa saham yang tercatat turun di
antaranya Bank Negara Indonesia (BBNI) turun sebesar 5,5% menjadi Rp
6.450 per saham. Kemudian Bank Mandiri (BMRI) turun 4,28% menjadi Rp
7.275 per saham, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun 2,89% menjadi Rp
4.030 per saham, serta Bank Central Asia (BBCA) turun 2,88% menjadi Rp
31.250 per saham.
pasar saham Indonesia kemungkinan besar akan tetap anjlok sampai akhir
pekan
penurunan bursa saham Wall Street turut andil dalam anjloknya bursa saham
Asia
Bursa Saham Global Anjlok, IHSG Sesi I Turun 2,15% ke Level 5.517
Koreksi bursa saham Asia juga didorong oleh anjloknya bursa saham
Amerika Serikat (AS) di Wall Street. Indeks Dow Jones ditutup turun 3,58%,
lalu S&P 500 turun 3,39%. Terakhir, sedangkan Nasdaq turun hingga 3,1%.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico
Demus mengatakan, anjloknya pasar saham global masih dipengaruhi
sentimen virus corona, serta ditambah dengan ketegangan antara Turki dan
Rusia terkait gencatan senjata di Suriah, sehingga pasar saham dan pasar
obligasi dalam negeri akhir pekan ini diramal bakal terkapar. "Kami melihat
volatilitas yang terjadi di dalam negeri juga masih cukup tinggi. Oleh sebab
itu, kami melihat hari ini masih akan terjadi koreksi," kata Nico.
Hingga penutupan sesi pertama, total hanya ada 85 emiten yang sahamnya
bergerak di zona hijau, berbanding terbalik dengan 267 saham yang bergerak
di zona merah. Sementara, 106 saham sisanya stagnan. Total ada 2,48 miliar
unit saham yang diperdagangkan dengan total nilai transaksi senilai Rp 2,4
triliun. Sejalan dengan penurunan indeks, investor asing pun tercatat
melakukan aksi jual dengan nilai bersih Rp 243,11 miliar di pasar reguler.
Sementara di pasar negosiasi dan tunai, investor asing tercatat jual dengan
nilai bersih Rp 59,99 miliar. Sehingga di seluruh pasar total jual bersih
investor asing mencapai Rp 303,1 miliar.
Salah satu sektor yang tercatat turun pada perdagangan sesi pertama hari ini
yaitu sektor finansial sebesar 2,63%. Beberapa saham yang tercatat turun di
antaranya Bank Negara Indonesia (BBNI) turun sebesar 5,5% menjadi Rp
6.450 per saham. Kemudian Bank Mandiri (BMRI) turun 4,28% menjadi Rp
7.275 per saham, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun 2,89% menjadi Rp
4.030 per saham, serta Bank Central Asia (BBCA) turun 2,88% menjadi Rp
31.250 per saham.
virus
ketegangan Turki – Rusia
ancaman corona
Opsi A dan C benar karena memang ada ancaman virus corona, lalu opsi E
(gencatan senjata di Suriah) juga merupakan hal yang menyebabkan
terjadinya opsi B (ketegangan antara Turki dengan Rusia). Yang paling tidak
tepat adalah opsi D, karena hanya disebutkan bahwa ada ketegangan antara
Turki dan Rusia, tidak disebutkan bahwa hal tersebut akan menyebabkan
perang atau tidak; juga opsi ini semakin tidak tepat karena menyebutkan
bahwa ancaman perang tersebut mungkin terjadi di Suriah, yang mana sama
sekali tidak diimplikasikan dalam bacaan karena yang disebutkan hanyalah
adanya ketegangan Turki – Rusia terkait gencatan senjata di Suriah.
Tim menemukan bahwa hampir satu dari lima orang yang berumur di atas 80
yang terinfeksi covid-19 mungkin akan memerlukan rawat inap, dibandingkan
dengan orang di bawah umur 30, yang hanya sekitar 1%. Mereka juga
memperkirakan bahwa waktu rata-rata antara seseorang yang menunjukkan
gejala dan meninggal adalah 17,8 hari, sementara pemulihan dari penyakit
diperkirakan memakan waktu sedikit lebih lama, dengan pasien yang
dikeluarkan dari rumah sakit setelah rata-rata 22,6 hari.
Makalah yang diterbitkan dalam Lancet Infectious Diseases dan didanai oleh
Medical Research Council UK, menganalisis data dari 3.665 kasus covid-19
di Cina daratan untuk memperkirakan tingkat terserang virus di antara
kelompok usia yang berbeda. Dilaporkan bahwa 0,04% dari orang berusia 10-
19 tahun mungkin akan memerlukan perawatan di rumah sakit - seperti juga
1,0% orang berusia 20-an, 3,4% orang berusia 30-39 tahun, 4,3% berusia 40-
49 tahun, 8,2% berusia 50-59 tahun, 11,8% di usia 60-an, 16,6% di usia 70-
an, dan 18,4% di atas 80.
Untuk tingkat fatalitas kasus, tim menganalisis 70.117 laboratorium yang
dikonfirmasi dan secara klinis mendiagnosis kasus di Cina daratan, bersama
dengan 689 kasus positif di antara orang yang dievakuasi dari Wuhan dengan
penerbangan repatriasi. Dengan menggunakan jumlah kasus dan kematian
yang dikonfirmasi, para peneliti melaporkan "rasio fatalitas kasus kasar" di
Cina adalah 3,67%. Namun, setelah disesuaikan dengan demografi dan
berbagai hal lainnya, mereka memperkirakan rasio fatalitas kasus (persentase
orang dengan penyakit simptomatik atau yang dikonfirmasi meninggal karena
penyakit ini) di Cina adalah sebesar 1,38%. Mereka kemudian
memperkirakan rasio fatalitas infeksi (persentase semua orang (di seluruh
dunia) yang terinfeksi yang meninggal karena penyakit ini, termasuk mereka
yang hanya menderita gejala ringan) adalah 0,66%.
Tingkat kebutuhan akan perawatan orang yang berumur 20-an paling kecil di
antara rentang umur lainnya
Rasio fatalitas kasus virus covid-19 di seluruh dunia apabila dihitung secara
kasar adalah 3,67%
Rata-rata waktu yang dibutuhkan pasien untuk pulih dan keluar dari rumah
sakit kurang dari 3 minggu
Tingkat fatalitas pada anak berumur di bawah 9 tahun adalah yang paling
tidak berisiko bila dibandingkan dengan rentang umur lain
Semua negara sudah memiliki persiapan yang baik dalam menghadapi covid-
19
Opsi A, B, C, dan E kurang tepat (Opsi A: ada rentang umur 10-19 tahun yang
lebih kecil persentasenya; Opsi B: itu adalah data yang di Cina saja; Opsi C:
kurang tepat karena rata-ratanya adalah 22,6 hari, yang artinya lebih dari 3
minggu atau 21 hari; Opsi E: tidak disebutkan dalam bacaan), sementara
yang paling mungkin benar adalah opsi D karena disebutkan tingkat fatalitas
bagi anak yang berumur di bawah 9 tahun adalah 0,0016%, di bawah rata-
rata dan selisih jauh dengan tingkat fatalitas orang yang berumur di atas 80
(ada di paragraf 1), lalu bila ditambahkan dengan informasi di paragraf 2 dan
3 yang mengimplikasikan bahwa semakin tua semakin rentan dan sebaliknya,
maka opsi D ini paling mungkin benar.
Penelitian tersebut menganalisis data dari kasus yang terjadi di Cina daratan
Rata-rata lama waktu yang dibutuhkan pasien untuk sembuh lebih lama dari
waktu yang dibutuhkan pasien untuk menunjukkan gejala
Virus tersebut lebih berbahaya bagi orang yang memiliki riwayat penyakit
seperti diabetes, gangguan saluran pernafasan, hipertensi, dll
Orang yang lebih tua lebih banyak yang memiliki riwayat penyakit seperti
diabetes, gangguan saluran pernafasan, hipertensi, dll
Orang yang lebih muda lebih banyak yang memiliki riwayat penyakit seperti
diabetes, gangguan saluran pernafasan, hipertensi, dll
Rasio fatalitas kasus pada rentang umur 10-19 hampir sama dengan rentang
umur 30-39
Tingkat kematian lebih besar pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit
apapun
tingkat kematian
riwayat penyakit
Pada bacaan, disebutkan tingkat kematian bagi orang yang berumur 80+
adalah 7,8%, sementara grafik menunjukkan angka hampir mencapai 15%.
7,8%
18,4%
20%
50-80%
tidak diketahui
9, 3, 6, 6, X, 3.
Jika angka 0 dilewati/ tidak dipakai dalam pola tersebut, angka yang paling
sesuai untuk melengkapi pola bilangan di atas adalah ….
-6
-3
6
3
Polanya adalah dibagi lalu dikali dengan angka yang semakin menurun.
Awalnya dimulai dengan angka 9 dibagi oleh 3, maka pola selanjutnya
adalah ×2, lalu ÷1, dst. Namun, karena angka 0 dilewati, maka pola
berikutnya langsung dilanjutkan dengan ×(-1) dan ÷2.
9/3= 3
3x2= 6
6/1= 6
6x(-1)= -6 (A)
(-6)/(-2)= 3
11
13
16
18
8 : 4 = 2 + 7 = 9
6 : 2 = 3 + 10 = 13 (C)
Berapa nilai X?
10
14
Segitiga kiri:
(6/2)+5= 8
3+5= 8
Segitiga kanan:
(X/7)+3= 5
X/7= 5-3
X/7= 2
X= 2x7
X = 14
Angka yang tepat untuk menggantikan huruf X pada pola di atas adalah ….
9, 17
8, 16
7, 21
8, 13
10, 15
4 + 2 = 6 + 2 = 8 + 2 = 10
5 + 4 = 9 + 4 = 13 + 4 = 17
Kuantitas A: 555,55
Tidak perlu hiraukan terlebih dahulu angka yang berada di belakang koma,
karena selisih antara kuantitas A dan B sudah terlihat jelas. Ingat, operasi kali
dikerjakan terlebih dahulu sebelum operasi tambah. Jadi:
Kuantitas A = Kuantitas B
Apabila diperhatikan baik – baik, maka kuantitas A sudah pasti jauh lebih
besar daripada Kuantitas B, karena Kuantitas A adalah lebih dari 8x nya
kuantitas B. 888,888% ≈ 8,9 kalinya suatu bilangan.
Yuk Daftar Tryout Selanjutnya!
Stay tune di instagram kita @edukasystem!