Laparan Terbaru Edit
Laparan Terbaru Edit
BATU GINJAL
Oleh
Nim :181211382
Kelas :1A
Dosen Fasilitator
Ises reni,SKp.M.Kep
MERCUBAKTIJAYA PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia yang
telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Asuhan keperawatan gangguan sistem urinaria BATU GINJAL” tepat pada
waktunya.
Makalah ini sengaja disusun guna melengkapi tugas salah satu mata kuliah yakni mata
kuliah “Konsep Dasar Keperawatab II” serta agar selanjutnya makalah ini dapat menjadi
pedoman atau dapat dipelajari dengan mudah oleh mahasiswa. Maka kami menyusun
makalah ini agar dapat lebih mempermudah pembaca dalam memahami tentang materi ini.
Azharia syafira
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang...............................................................................................................
B.Tujan penulisan..............................................................................................................
1.definisi ......................................................................................................................
2.Etiologi......................................................................................................................
3.Anatomi fisiologi.......................................................................................................
4.patofisiologi...............................................................................................................
6.manifestasi klinik.......................................................................................................
7.pemeriksaan diagnostik...............................................................................................
8.penatalaksanaan.........................................................................................................
9.komplikasi..................................................................................................................
1.pengkajian........................................................................................................................
a.Identitas Pasien.........................................................................................................
b.riwayat sekarang........................................................................................................
-keluhan utama
e.pola eliminasii............................................................................................................
i.pola seksualitas/reproduksi............................................................................................
l.pemeriksaan fisik..........................................................................................................
m.pemeriksaan penunjang..............................................................................................
n.penatalaksanaan..........................................................................................................
2.diagnosa keperawatan.........................................................................................................
3.intervensi keperawatan.......................................................................................................
4.implementasi keperaatan...................................................................................................
5.evaluasi keperawatan........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Nefrolitiasis (batu ginjal) merupakan salah satu penyakit ginjal, dimana ditemukannya batu
yang mengandung komponen kristal dan matriks organik yang merupakan penyebab
terbanyak kelainan saluran kemih.1Lokasi batu ginjal khas dijumpai di kaliks, atau pelvis dan
bila keluar akan terhenti dan menyumbat pada daerah ureter (batu ureter) dan kandung kemih
(batu kandung kemih). Batu ginjal dapat terbentuk dari kalsium, batu oksalat, kalsium
oksalat, atau kalsium fosfat. Namun yang paling sering terjadi pada batu ginjal adalah batu
kalsium.Penyebab pasti yang membentuk batu ginjal belum diketahui, oleh karena banyak
faktor yang dilibatkannya. Diduga dua proses yang terlibat dalam batu ginjal yakni
supersaturasi dan nukleasi. Supersaturasi terjadi jika substansi yang menyusun batu terdapat
dalam jumlah besar dalam urin, yaitu ketika volume urin dan kimia urin yang menekan
pembentukan batu menurun. Pada proses nukleasi, natrium hidrogen urat, asam urat dan
kristal hidroksipatit membentuk inti. Ion kalsium dan oksalat kemudian merekat (adhesi) di
inti untuk membentuk campuran batu. Proses ini dinamakan nukleasi heterogen.Prevalensi
penyakit ini diperkirakan sebesar 7% pada perempuan dewasa dan 13% pada laki-laki
dewasa. Empat dari lima pasien adalah laki-laki
B.Tujuan Penulisan
1.tujuan umum
2.tujuan khusus
TINJAUAN TEORITIS
1.Definisi
Batu ginjal atau nefrolithiasis adalah suatu keadaan dimana terdapat satu atau lebih
batu di dalam pelvis atau kaliks dari ginjal dan merupakan penyebab terbanyak kelainan di
saluran kemih. Batu Ginjal merupakan keadaan tidak normal dalam ginjal, yang mengandung
komponen kristal dan matriks organik Penyebab terbentuknya batu belum diketahui secara
pasti, namun penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia dan bervariasi
tergantung umur, jenis kelamin, ras, lokasi geografis dan tingkat kemajuan suatu bangsa
2.Etiologi
Faktor intrinsik, meliputi :
1.Umur; paling sering didapatkan pada usia 51-65ahun.
2.Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita. Berdasarkan
hasil penelitian, didapatkan jumlah penderita laki-laki sebanyak 21 penderita (60%) dan
perempuan sebanyak 14 penderita (40%).
3.Anatomi fisiologi
a.Ginjal
Ginjal memiliki bagian-bagian yang tersusun secara rumit dimana bagiannya memiliki fungsi
masing-masing. Ginjal terdiri atas tiga lapisan yaitu korteks renalis (korteks), medula renalis
(medula) dan pelvis renalis dimana unit fungsional terkecil dari ginjal disebut nefron. Nefron
terletak pada korteks renalis dan medula renalis, disini bisa terdapat sekitar ± 1 juta nefron.
Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat gambar di bawah ini.
Gambar. Bagian-Bagian Ginjal (Sumber: rifdatulhusna.blogspot.com)
1) Badan malphigi yang meliputi kapsul Bowman dan glomerulus. Glomerulus (tempat darah
disaring) merupakan anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsula bowman. Kapiler yang
membentuk glomerulus merupakan percabangan dari arteriol aferen.
2) Tubulus kontortus yang meliputi tubulus proksimal, Henle, tubulus distal dan tubulus
pengumpul. Tubulus proksimal mempunyai bentuk berkelok-kelok dari korteks sampai
medula dan berhubungan langsung dengan kapsula bowman. Ansa henle memiliki bentuk
lurus dan tebal. Tubulus distal merupakan bagian tubulus yang berkelokkelok dimana
letaknya jauh dari kapsul bowman.
Fungsi ginjal
Ada beberapa tahap dalam pembentukan urin yaitu tahap filtrasi (penyaringan), reabsorpsi
(penyerapan kembali) dan augmentasi (pengeluaran zat).
1.Tahap Filtrasi
Pada tahap ini akan dilakukan penyaringan zat beracun yang terjadi di badan malpighi. Pada
badan malpighi ini, kapsul Bowman menyaring zat-zat dari darah yang ada di glomerulus.
Darah itu masih banyak mengandung air, garam, gula, urea dan lain-lain. Setelah mengalami
penyaringan, terbentuklah filtrat glomerulus. Filtrat ini disebut sebagai urin primer. Di dalam
urin primer ini masih terkandung banyak zat yang diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini antara
lain yakni glukosa, garam-garam urea, asam amino, asam urat kecuali protein tidak
ditemukan di sini. Sebanyak sekitar 99% filtrat glomerulus ini nantinya masih akan diserap
kembali (Endang Sri Lestari, Hal.264).
2. Tahap Reabsorpsi
Urin primer dari glomerulus selanjutnya dialirkan menuju tubulus proksimal. Di sini, urin
primer ini mengalami penyerapan kembali zat-zat yang masih digunakan oleh tubuh antara
lain glukosa, asam amino dan air. Zat-zat yang diserap kembali akan dikembalikan ke dalam
darah melewati kapiler darah di sekitar tubulus juga terjadi penyerapan natrium di lengkung
Henle, sisanya akan membentuk urin sekunder. Di dalam urin sekunder tidak terdapat zat
yang berguna. Di sini ditemukan kadar urea yang tinggi (Endang Sri Lestari, Hal.264).
3. Tahap Augmentasi
Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan memasuki tubulus pengumpul. Di tubulus
ini, masih terjadi penyerapan kembali air, garam NaCl dan urea sehingga terbentuk urine
yang harus dibuang dari tubuh. Dari tubulus pengumpul, urine memasuki pelvis renalis, lalu
mengalir menuju ureter menuju kandung kemih (vesika urinaria). Ketika kandung kemih
penuh, orang akan merasakan keinginan untuk buang air kecil (Fictor Ferdinand, Hal.140).
Urin normal akan mengandung air, urea, garam dapur, zat warna empedu (urin berwarna
kuning), obat-obatan atau hormon.
b.ureter
Ureter merupakan bagian dari sistem urinarius yaitu sistem tubuh yang berperan dalam proses
pembentukan dan pembuangan sisa metabolisme dan kelebihan cairan dalam bentuk urin
disebut juga sistem perkemihan. Sebelum mengetahui fungsi ureter, sebaiknya kita
mengetahui embriologi serta anatomi ureter. Secara embriologi sistem urinarius berasal dari
metanefros yang terdiri dari bagian dorsal mesonefros dan tonjol ureter. Metanefros ini
kemudian membentuk kaliks ginjal, jaringan parenkim ginjal, pielum, dan ureter. Struktur ini
kemudian naik ke arah dorsokranial selama perkembangannya pada saat minggu ke delapan
dan menyatu dengan blastema dan mengalami rotasi sehinga akhirnya pielum dan hilus ginjal
akan terletak di sebelah medial. Ureter adalah suatu saluran muskuler berbentuk silinder
atau pipa yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Fungsi ureter
Ureter memiliki fungsi yang penting yaitu menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung
kemih. Lapisan dinding ureter yang terdiri dari otot - otot polos sirkuler dan longitudinal
menimbulkan gerakan - gerakan peristaltik (berkontraksi) setiap 5 menit sekali guna
mendorong air kemih kemudian disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum
uretralis masuk ke dalam kandung kemih. Sewaktu masuk kandung kemih dinding atas dan
dinding bawah ureter akan tertutup dan pada saat kandung kemih penuh akan terbentuk katup
(valvula) yang mencegah kembalinya urin dari kandung kemih.
c.kandung kemih
Kandung kemih, adalah organ tubuh yang mengumpulkan air kencing yang dikeluarkan oleh
ginjal sebelum dibuang. Air kencing memasuki kandung kemih lewat ureter dan keluar lewat
uretra. Kandung kemih atau buli-buli merupakan organ berongga yang terdiri atas 3 lapisan
otot detrusor yang saling beranyaman. Ia terletak tepat di belakang pubis di dalam rongga
pelvis. Kandung kemih dapat menyimpan urin orang dewasa pada umumnya kurang lebih
500 ml.[1] Secara anatomi kandung kemih terdiri atas 3 permukaan, yaitu permukaan superior,
permukaan inferiolateral dan permukaan posterior. Kandung kemih yang kosong pada orang
dewasa terletak di dalam pelvis, bila kandung kemih terisi maka dinding atasnya masuk ke
daerah abdomen (hipogastrium).
d.uretra
Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan
luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau
ekskresi dan sistem seksual. Pada pria, berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai
saluran pengeluaran air mani.
4.patofisiologi
Mekanisme pembentukan batu ginjal atau saluran kemih tidak diketahui secara pasti, akan
tetapi beberapa buku menyebutkan proses terjadinya batu dapat disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut:
a.Adanya presipitasi garam-garam yang larut dalam air seni, dimana apabila air seni jenuh
akan terjadi pengendapan.
b.Adanya inti ( nidus ). Misalnya ada infeksi kemudian terjadi tukak, dimana tukak ini
menjadi inti pembentukan batu, sebagai tempat menempelnya partikel-partikel batu pada inti
tersebut.
c.Perubahan pH atau adanya koloid lain di dalam air seni akan menetralkan muatan dan
meyebabkan terjadinya pengendapan.
berbagai gejala batu ginjal pada wanita dan pria berikut ini muncul:
Batu kalsium.
Batu asam urat.
Batu struvit.
Batu sistin.
6.manifestasi klinis
Obstruksi
- Peningkatan tekanan hidrostatik
-Distensi pelvis ginjal.
-Rasa panas dan terbakar di pinggang.
-Kolik Peningkatan suhu (demam).
-Hematuri. Gejala gastrointestinal; mual, muntah, diare. Nyeri hebat
Batu pada pelvis renalis
a. Nyeri yang dalam, terus menerus pada area CVA
b.Pada wanita ke arah kandung kemih, pada laki-laki kearah testis
c.Hematuria, piuria
d.Kolik renal : nyeri tekan seluruh CVA, mual dan muntah
Radiologi
-ct scan dan usg
urine
-ph lebih dari 7,6
–sediment sel darah merah 90%
-eksresi kalisum fosfor
darah
-hb turun
–leukositosis
–urium kreatinin
8.penatalaksaan
Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui
tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.
b.Metode Endourologi Pengangkatan Batu Ini merupakan gabungan antara radiology dan
urologi untuk mengangkat batu renal tanpa pembedahan mayor.
c.Nefrostomi Perkutan adalah pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam pelvis
ginjal. Tindakan ini dilakukan untuk drainase eksternal urin dari kateter yang tersumbat,
menghancurkan batu ginjal, melebarkan striktur.
d.Ureteruskopi mencakup visualisasi dan akses ureter dengan memasukkan suatu alat
Ureteroskop melalui sistoskop. Batu dapat dihancurkan dengan menggunakan laser,
lithotripsy elektrohidraulik, atau ultrasound lalu diangkat. Larutan Batu. Nefrostomi Perkutan
dilakukan, dan cairan pengirigasi yang hangat dialirkan secara terus-menerus ke batu. Cairan
pengirigasi memasuki duktus kolekdiktus ginjal melalui ureter atau selang nefrostomi.
.
e.Pengangkatan Bedah Nefrolitotomi. Insisi pada ginjal untuk mengangkat batu. Dilakukan
jika batu terletak di dalam ginjal.
f.teapi medis dan sistomatik : menegeluarkan batu atau melarutkan batu yang dapat
dilarutkan dalam batu asam urat dilarutkan dengan pelarut solutin G
g.Pielolitotomi. Dilakukan jika batu terletak di dalam piala ginjal. Tindakan-tindakan khusus
pada berbagai jenis batu
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah penderita yang mendapat penanganan dengan
pielolitotomi adalah 12 penderita (34,3%), penanganan dengan extended pielolitotomi adalah
5 penderita (14,3%), penanganan dengan ESWL adalah 1 penderita (2,9%), penanganan
dengan bivalve adalah 2 penderita(5,7%), dan yang tidak mendapat penanganan adalah 15
penderita (42,8%). (tabel 6)
9.komplikasi
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah penderita dengan komplikasi hidronefrosis adalah
24 penderita (68,6%), sedangkan penderita tanpa komplikasi adalah 11 penderita (31,4%).
Komplikasi yang umum nya seperti
-sumbatan: akibat pecahan batu
- infeksi: akibat diseminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi
.-kerusakan fungsi ginjal: akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan dan pengangkatan
batu ginjal
1.Pengkajian
a)identitas pasien
meliputi umur,jenis kelamin.alamat.agama dan lain nya yang berhubungan dengan identitas
klien
b)riwayat kesehatan
- Riwayat sekarang
keluhan utama
biasanya jika klien mengalami batu ginjal keluahan klien biasa nya berupa rasa sakit atau
nyeri di pinggang.dan di sertai mual dan muntah.dan ada perubahan warna di urine
biasanya klien yang di bawa di rs.mengalami gangguan kesehatan yang belum kunjung
sembuh
biasanya apabila keadaan pasien memburuk akan di rujuk ke rs yang fasilitas nya lengkap
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama
seperti yang di derita klien saat sekarang ini?
e.pola eliminasi
f.pola aktivitas/latihatan
-kemampuan perawatan diri :biasanya perawat melihat apakah aktivitas klien bisa di
lakukan mandiri atau di bantu dengan orang lain.
h.pola kognitif –persepsi :biasanya perawat melihat bagaimana kognitif dan persepsi
klie.apakah klien itu dalam status sadar atau tidak.dan bagaiman cara bicara dan kemampuan
membaca nya
i.pola peran hubungan :biasanya ini berkaitan dengan hidup pribadi klien seperti
pekerjaan.status pekerjaan dan yang lainya
k.pola koping –tolerasi stress :biasa nya ini berkaitan dengan finansial dan kontrol emosi
yang di hadapi klien.apakah klien bisa mengatasi masalah nya
l.pemeriksaan fisik
-kepala
-mata :kaji penglihatan.bentuk.visus.warna dan pergerekan bola mata
-telinga :kaji pendengaran.terdapat gangguan fungsi atau tidak.apakah ada tofi atau tidak
-leher
-jantung: kaji area aorta dan pulmonal mengetahui apa atau tidak nya pulpasi
- abdomen:kaji abdomen dengarkan dengan stetoskop.perkusi jika adanya suara timpani atau
tidak
-neurologi :kaji apakah status mental dan cranial normal atau tidak
-payudara.genitalia.rectal :biasa nya perawat akan menjaki apakah fisik pasien dalam normal
atau tidak
m.pemeriksaan penunjang
n.penatalaksanaan
-Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL,
melalui tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.
- teapi medis dan sistomatik : menegeluarkan batu atau melarutkan batu yang dapat
dilarutkan dalam batu asam urat dilarutkan dengan pelarut solutin G
2.diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia(status kesehatan dan resiko perubahan pola)dari individu maupun kelompok dimana
perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi kan dan memberikan intervensi secara
pasti. Untuk menjaga status kesehatan menurun.membatasi mencegah dan merubah.dalam
kasus diagnosa keperawatan gangguan pada saluran kemih dan pinggang. pasien mengatakan
rasa sakit dan nyeri di pinggang .dan mual dan muntah. .dan ada perubahan warna di urine
keruh dan demam .diagnosa keperawatan ada nya gangguan yang berkaitan dengan batu
ginjal
3.intervensi keperawatan
Intervensi merupakan tindakan semua tindakan yang di lakukan oleh perawat untuk
membantu perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status
kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang di tuju.dan di harapkan.membantu aktivitias klien
apabila klien tidak mampu.seperti membantu klien ke toilet.dan pantau lah konsistensi dan
warna urine.dan pantau efek obat untuk pasien.dan perawat harus berpikir kritis bagaiman
mambantu mengurangi nyeri pada pasien
4.implementasi keperawatan
Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik. Tahap pelaksanaan di mulai setelah rencana tindakan di susun dan tujukan pada
nursung orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang di harapkan.oleh karena itu
Rencana tindakan spesifik di laksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
memprngaruhi masalah klien.dalam kasus perawat mengukur tanda-tanda vital pada
pasien.memberikan posisi dan lingkungan yang nyaman pada pasien.dan melakukan
pemerikaan alergi pada obat.dan membantu aktivitas klien apabila klien tidak mampu
5.evaluasi keperawatan
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
perawat.keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut.sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya
Seorang permpuan tini umur 20 tahun di antar oleh keluarga nya pada tanggal 24 juni 2019
dengan no MR 123456.saat peawat melakukan pengkajian pada tanggal 24 juni 2019 pasien
mearasa kan nyeri selama 2 bulan megeluhkan merasakan nyeri di pinggang kanan dan
merasa mual dan muntah dan demam.pasien mengatakan muntah 5 kali sehari BAB dan BAK
lancar dan pasien mengatakan air kencing berdarah dan berkeruh .urine berbau tidak
sedap,nyeri berkurang apabila meminum obat .apabila obat sudah habis.nyeri timbul kembali
. walaupun sudah meminum obat nyeri tetap saja belum hilang .dan minum obat hanya
meredakan nyeri saja .apabila nyeri kambuh lagi pasien mengatakan merasakan nyeri dengan
skala 6.dan pasien sesudah operasi di pasangkan kateter. Dari pemeriksaan fisik di dapatkan
kondisi klien gelisah dan tampak meringis.TD 110/80.Suhu :38 C.HB =13gr/dl. leukosit :
13.000/mm3.ureum 24gr/dl.kreatinin 2,5 mg/dl. RR =20X/menit .HR =100X/mnt nadi =
80x/ipada pemeriksaan penunjang CT SCAN menunjukan hidroneforosis dextra dan terdapat
gambaran batu
LAPORAN KASUS BERDASARKAN FORMAT GORDON
1. PENGKAJIAN
1.Identitas Pasien
Nam : tini No.Rek.Medis : 123456
a
Umur : 20tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : mahasiswa
Agama : Islam
Status : belum kawain
Perkawinan
Alamat : Jalan penggambiran
Tanggal Masuk : 24 juni 2019
Yang mengirim : puskesmas
Cara Masuk : ambulans
Diagnosa Medis : batu ginjal
Identitas Penanggung Jawab
Nama :rismaini
Umur : 55 tahun
Hubungan Dengan : ibu
Pasien
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : penggambiran
2. Riwayat Kesehatan
PENGGUNAAN :
Obat-obatanwarung/tanparesepdokter :tidakada
4. POLA NUTRISI/METABOLISME.
a. Pola Makan.
Di rumah
Frekuentasi :
3 x/hari
Makan Pagi : nasi dan ikan
Makan Siang : nasi dan ayam
Makan malam : roti
Pantangan/Alergi :
Tidakada
Makanan yang di sukai :
Ayam goreng
Di rumahsakit
Diet/Suplemen Khusus :
Tidak ada (makanan biasa)
b.Pola Minum
Di Rumah : Di Rumah Sakit :
Frekuensi : 4 gelas/hari Frekuensi : 8 gelas/hari
Jenis : air mineral Jenis : air mineral
Jumlah : 500 ml Jumlah : 2 liter
Pantangan : tidakada
Minuman Di sukai : jus pokat
5. POLA ELIMINASI
a.BAB
Di Rumah : Di Rumah Sakit :
Frekuensi : 2x1 Frekuensi :2x1
Konsistensi : padat konsistensi :padat
Warna :kuning Warna :kuning
b.BAK
Di Rumah : Di Rumah Sakit :
Frekuensi : 4 kali sehari Frekuensi :6x1
Warna : keruh dan berdarah Warna : kuning
Jumlah :600 cc Jumlah :750 cc
6.POLA AKTIVITAS/LATIHAN
0=Mandiri
1=dengan alat bantu 3=bantuan peralatan dan orang dan orang lain
2=bantuan dari rang lain 4=tergantung /tidak mampu
b.kebersihan diri(x/sehari)
c.Alat bantu : ( v )tidak ada( )Kruk( )pispotdi tempat tidur( )walker( )tongkat( )kursi roda
d.reaksi dan aktivitas sehari-hari dan keluhan
Saat sedang beraktivitas kadang-kadang klien terasa nyeri
e. olah raga : ( )Ya( v )tidak
f. kekuatan otot :
Kekuatan otot bagus
8.POLA KOGNITIF-PERSEPSI
status mental : ( v )sadar ( )afasia resptif ( )menginggat cerita buruk( )teriorintasi( )kelam
fikir
( )kombatif( )tak responsif
Bicara : ( v )Normal( )tak jelas( )gagap( )afasia ekspresif
S =6
T =Mendadakdan tiba-tiba
10.POLA SEKSUALITAS/REPRODUKSI
Tanggal mestruasi akhir(TMA) :18 juni 2019
Masalah mestruasi : ( )ya,.................( v ) tidak
Pap smear terakhir :
Pemeriksaan payudara/tensi mandiri bulanan : ( )ya( v )tidak
Masalah seksual berhubungan dengan penyakit:tidak ada
b.Role/peran
( )overload peran
( )konflik peran
( )keraguan peran
( )transisi peran karna sakit
jelaskan : tidak ada
c.Identitas diri
( )kurang percaya diri
( )merasa terkekang
( )tidak mampu menerima perubahan
( )merasa kurang memiliki potensi
( )kurang mampu menentukan pilihan
( )menolak menjadi tua
jelaskan: tidak ada
Gambaran
Tanda Vital Suhu : 38oC Lokasi : axila
Nadi : 80 x/i
TD : 110/80 mmHg Lokasi : arteri brachialis
RR : 20 x/i
Tinggi badan 155 cm
Berat badan Sebelum masuk RS : 60, rumah sakit : 62
LILA 29,4 cm
Kepala :
Rambut Warna hitam, tidak kasar, dan tidak ada benjolan
Mata Konjungtiva putih, tidak ada benjolan.kornea bening.
Hidung Terlihat normal dan simteris tidak ada pembengkakan
Mulut Tidak ada karies, tidak ada stomatitis, tidak ada benjolan
Telinga Telinga simetris dan telinga elastis
Leher :
Trakea Berada ditengah dan tidak ada benjolan
JVP normal
Tiroid Tidak ada benjolan dan tidak ada gondok
Nodus limfe Tidak ada pembengkakan
Dada I : simetris kanan dan kiri.pergerakan dada sama .tidak
Paru ada penonjololan rusuk
Pa: normal.tidak ada nyeri tekanan dan nyeri lepas serta
edema
P e: suara dulness pada daerah payudara.dan suara
resoanan pada intercosta
A :normal
Jantung I : normal
P : teraba denyut dengan jelas
P : normal
A : tidak ada suara jantung tambahan
Abdomen I : normal
A : normal
P : normal
P : normal
Ekstremitas Kekuatan otot : bagus
Muskuloskeletal / sendi Inspeksi : normal
Palpasi : normal
Vaskular perifer : normal
Integumen Inspeksi : normal
Palpasi : normal
Neurologi
Status mental / GCS 13
Saraf cranial Normal
Reflek fisiologi Semuanya normal
Reflek patologis Normal
Payudara I : normal
P : normal
Genitalia I : normal
P : normal
Rectal I : normal
P : normal
Laboratorium
Leukosit :13.000/mm3
Hb:13 gr
Ureum :24gr
2.diagnosa keperawatan
3.intervensi keperawatan
4.implementasi keperawatan
-dan
memberikan
obat analgetik
2 25 juni 2019 1 -memonitor S=pasien TTD
konsistensi urin. mengatakan Azharia
- monitor cairan warna urine syafira
dan keruh
memperingati
pasien kurangi 0=pasien
aktivitas terlihat tidak
-memberikan mual lagi
pelayanan yang
baik seperti adanya
mengatur posisi hidroneforosis
dan memberikan dextra dan
kebutuhan terdapat
nutrisi klien gambaran
-berikan obat batu ginjal
antibiobiotik
sesuai anjuran A=masalah
dokter untuk teratasi
pasien yang P=intervensi
menderita di lanjutkan
kencing keruh
dan berdarah Kolaborasikan
- mengukur pada dokter
pemasukan dan kondisi pasien
pengeluaran kalau urine
dengan akurat pasien belum
3.hipertermi 26 juni 2019 1 -memberikan ada
a cairan yang kemajuan.dan TTD
diizinkan sesuai tindakan dan Azharia
dengan program obatan apa syafira
pengobatan yang tepat di
-memberikan berikan pada
cairan bagi pasien sesuai dengan
yang muntah keluhan dan
untuk untuk tidak kondisi pasien
hidrasi.dan
memberikan obat S=Pasien
muntah untuk mengatakan
pasien sesu
panas sudah
-pantau suhu
berkurang
pasien.
-apabila pasien
0 :uhu37,5 C
masih
panas.kompres
A=masalah
pasien dengan
handuk dingin
teratasi
untuk panas
pasien P=intervensi
-tutup pasien dihentikan
dengan selimut
yang ringan yang
membuat pasien
nyaman
tergantung
dengan kondisi
pasien
-lembabkan bibir
dan mukosa
hidung apabila
mukosa dan
hidung pasien
kering
-dorong pasien
untuk
memperbanyak
minum air.untuk
murunkan
demam
5.evaluasi keperawatan
Suhu pasien sudah turun
Pasien tidak terlihat muntah lagi
Pasien mengatakan posisi tidur sudah nyaman
DAFTAR PUSTAKA
2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba
Medika.Price, Sylvia A. 2005.
Profil Kesehatan Jawa Tengah. 2009. Gagal Ginjal di Jawa tengah. Diunduh dari
http://www. Profil Kesehatan Jawa Tengah.go.id/dokumen/profil 2009/htn. Diakses pada
tanggal 20 Mei 2012