Anda di halaman 1dari 42

KONFLIK DI XINJIANG (ETNIK UYGHUR):

PINTU MASUK DAN JALAN KELUAR

spectator.co.uk www.ff.org uyghurcongress.org

oleh Rakhmat Abril Kholis, S.Sos, M.Si


Ketua Departemen Kajian Internasional PP KAMMI

www.kammi.org
“Peace is not absence of conflict, it is the
ability to handle conflict by peaceful means.”

Ronald Reagan
PENGANTAR
ETNIK UYGHUR

uyghuramerican.org efe.com
PROFIL UYGHUR
Uyghur atau Uygur, Uigur, Uyghur ‫ئۇيغۇر‬

-Keturunan klan Turki, beberapa referensi -Peradaban bangsa Uighur sudah -Suku/ras minoritas yang diakui
menyebutkan keturunan dari suku kuno Huihe hidup sangat lama. Mereka terkenal secara resmi serta berada di
di wilayah Asia Tengah di Kazakhtan, Kyrgistan, dan
Uzbekistan. Juga, bangsa Uyghur ini menghuni di dengan karya sastra, ahli wilayah otonomi Xinjiang, Cina;
kawasan Asia Selatan, yaitu di Afghanistan dan pengobatan, memiliki kemampuan
Pakistan. Selain itu, bangsa ini menghuni di Turki. arsitektur, musik, seni, lukisan yang -Mayoritas memeluk Islam (Sunni)
Populasi mayoritasnya kini berada di Provinsi tinggi, serta kerajinan logam dan bermazhab Hanafi;
Xinjiang, Cina. juga pertanian.
-Menurut Sensus Cina terakhir, populasi Uighur ada
-Bahasa: Altaik, perpaduan bahasa
7,2 juta jiwa (45%) dari 15 juta warga Xinjiang. -Orang Uighur memeluk Islam sejak Uzbek dan Turki. Menguasai
Selainnya ada Kazakh, Kyrgyz, Tatar, dan etnis tahun 934 M saat pemerintahan bahasa Cina, sebagian Rusia,
mayoritas seperti Han, dll. Namun Uyghur American Satuk Bughra Khan. Sebelum Kazakh, dan Turki.
Association menyebut jumlah mereka sekitar 11,3- menganut Islam, Uighur menganut
15 juta jiwa;
Shamanian, Budhan dan -Berintegrasi dengan bangsa
-Berbeda ras dengan Cina-Han, lebih mirip Eropa Manicheism. mayoritas Cina sejak tahun 1949
Kaukasus. akibat Revolusi Cina.
A. Uyghur dan Turkistan Timur (Sherqiy Türkistan)

Wilayah Xinjiang di bagian Barat Republik Rakyat Tiongkok (RTT) dijuluki Turkestan Timur oleh sebagian penduduk
etnik Uyghur Turki. Istilah ini ini merujuk pada gerakan politik yang lebih luas dengan memperjuangkan
kemerdekaan Turkestan Timur.

Republik Turkistan Timur Pertama Republik Turkistan Timur Kedua


(1932-1934) (1944-1949) hingga datangnya People's Liberation Army 1949
(Revolusi Cina) yang menjadi awal integrasi wilayah Xinjiang ke Cina.
(Abdugheni Sabit, 2017)
https://www.israeldefense.co.il/en/node/29884
B. Uyghur dan Pemerintahan Cina

Sejak berdirinya Republik Rakyat Cina (RRC) pada 1949, Beijing berfokus pada pencapaian penguasaan teritorial, politik, ekonomi dan integrasi
budaya antara Xinjiang dan kelompok etnis non-Han ke negara China. Pasca pemebebasan secara damai Xinjiang oleh Tentara Pembebasan Rakyat
(PLA) pada tahun 1949, pendekatan Cina ke wilayah tersebut telah ditentukan oleh satu tujuan menyeluruh yakni untuk mengintegrasikan Xinjiang
dengan China. Kebijakan ini tidak hanya untuk mengkonsolidasikan kontrol teritorial dan kedaulatan Tiongkok di seluruh wilayah, tetapi juga untuk
menyerap, secara politik, ekonomi dan budaya, dua belas kelompok etnis non-Han dari Xinjiang ke dalam RRC. Ini merupakan proyek besar yang
secara inheren dilakukan oleh kekaisaran demi kepentingan geopolitik dan sejarah. Klaim kontemporer China menyebutkan bahwa Xinjiang telah
menjadi “bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa Tiongkok kesatuan multi-etnis” sejak dinasti Han (206 SM - 24 M) (Michael, 2015).
Proyek Multikulturalismen Deng Xiao Ping

Implementasi dari proyek multikulturalisme tersebut adalah:

1. Pemberian wilayah otonomi etnis minoritas (autonomy region);

2. Kebebasan dalam memeluk agama dan menjalankan ibadahnya


masing-masing;

3. Kebijakan ekonomi untuk pengembangan wilayah otonomi. Tujuan


dari proyek tersebut agar meminimalisir keinginan etnis-etnis minoritas
tersebut untuk melepaskan diri dari Tiongkok (Chriscahyanti, 2014).
C. Konflik di Wilayah Xinjiang

theepochtimes.com
Xinjiang`s Landscape

http://www.chinadaily.com.cn
1. Wilayah Otonom Xinjiang Uyghur, juga disebut Xin (untuk kependekannya), terletak di
Cina utara-barat laut dan sudah menjadi provinsi otonom semenjak tahun 1955 serta 5. Aneksasi Cina menimbulkan reaksi negatif bagi rakyat Turkestan
menjadi provinsi dengan wilayah administrasi terbesar di Cina, dengan nama resmi Timur dan selama lebih dari seratus tahun Pemerintah Cina tidak
mampu benar-benar menguasai Xianjiang. Sejak 1949, kaum Uyghur
Xinjiang Uyghur Autonomous Region (XUAR).
telah mengalami penganiayaan agama dan budaya oleh orang Cina
Han. Setelah ditemukannya minyak dan sumber daya alam lainnya
di wilayah tersebut, Cina Han membanjiri Xinjiang dalam upaya
2. Beribukota Urumqi. Terletak di pedalaman benua Eurasia, Xinjiang berbatasan dengan untuk mengeksploitasi sumber daya. Sebenarnya masuknya bangsa
Han telah menguatkan kembali hubungan yang sudah lemah antara
Rusia, Kazakhstan, Kirghizistan, Tajikistan, Pakistan, India, Afghanistan, Mongolia, dan
Cina Han dan Uyghur akibat perbedaan agama, budaya, dan sosial.
Tibet. Posisi geografis membuat Xinjiang memiliki arti strategis yang sangat penting Namun, masuknya kaum Han ke Provinsi Xinjiang telah menyebabkan
bagi Cina maupun negara-negara di sekitarnya. Uyghur merasa tersisih dengan perilaku represif kaum Han yang di
dukung oleh Pemerintah Cina. Hal ini menjadikan kaum Uyghur
memperkuat identitasnya sehingga melahirkan tindakan ekstrem,
yaitu menuntut kemerdekaan dan mendirikan negara terpisah.

3. Dalam sejarah, Xinjiang merupakan bagian pengendali kunci dari Silk Road (Jalur
Sutra). Karena letaknya di Jalan Sutra yang terkenal, Uyghur memainkan peran penting
dalam pertukaran budaya antara Timur dan Barat, sehingga mereka memiliki budaya dan
peradaban yang unik.

4. Upaya terakhir Cina menduduki Xinjiang terjadi pada 1949 ketika Partai Komunis Cina
mengambil alih kekuasaan dari para nasionalis. Pada 1955, Xinjiang menjadi wilayah
otonom di bawah RRC, setelah sebelumnya diintegrasikan melalui tindakan “Peaceful
Liberation” oleh Pemerintah Komunis Cina. Tindakan ini merupakan antitesis bagi janji
Cina untuk memberikan hak penentuan nasib sendiri (right to self-determnination)
yang telah dijanjikan sejak lama bagi Xinjiang.

(Sumber: Wardhani, Baiq. 2011. Respon Cina atas Gerakan Pan-Uyghuris di Provinsi Xinjiang. Surabaya: Universitas Airlangga)
Timeline of Conflict
1949 1955 1950- 2007-
1990-2007
1970an sekarang

Integrasi Uyghur Wilayah Otonomi Kebijakan Mass China's "Strike Hard" Konflik dengan tensi tinggi
antara Pemerintah Cina dengan
ke dalam wilayah Xinjiang didirikan Migration suku campaign against Turkistan Islamic Party,
kekuasaan Cina atas kebijakan Han ke Xinjiang, Crime terjadinya banyak pengeboman
Multikulturalisme Kebijakan Great di Xinjiang yang dianggap
Klaim sejarah. Deng Xiao Ping Leap Forward, Awal dari muculnya dilakukan oleh teroris Uyghur,
berdirinya East diskriminasi dan gerakan anti-China meluas,
Kepentingan politik, pelarangan kebebasan
ekonomi, sosial Turkestan pelanggaran HAM beragama seperti berpuasa,
budaya, dan Peoples`s Party, lainnya di Xinjiang, muncul istilah “illegal religious
geopolitik. dan United termasuk pelarangan and separatist activities,” isu
Revolutionary kebebasan beragama. ketidakadilan ekonomi dan
Front of East Munculnya street faktor budaya, dan laporan
Amnesti Internasional: terjadi
Turkestan. protest. penahanan terhadap sekitar 1
juta masyarakat Uyghur (2018).
aljazeera.com
TINJAUAN ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
A. Sistem Pemerintahan Cina

Negara kesatuan yang terdiri dari provinsi, wilayah


otonom, dan manusipalitas;

Berbentuk republik dengan sistem negara komunis;

Presiden sebagai Kepala Negara dan Perdana


Menteri sebagai Kepala Pemerintahan semuanya
ditentukan oleh Kongres Rakyat Nasional sebagai
lembaga tertinggi negara;

Unikameral > Kongres Rakyat Nasional > Partai


Komunis Cina > Single Party
https://phys.org/newman/gfx/news/hires/2012/onlycommunis.jpg
Note:
Keterwakilan Masyarakat Uyghur di Pemerintahan:

Tidak adanya perwakilan Muslim Uyghur pada posisi berpengaruh dan pengambilan keputusan di Pemerintahan dan parlemen yang dikuasai Partai Komunis ada
lah salah satu penyebab konflik di tingkat sistem dan kelembagaan. Hal ini menjelaskan mengapa Muslim Uyghur tidak mau mengidentifikasi
diri mereka dengan Partai Komunis karena mereka merasa tidak ada yang mewakili mereka di sana.
B. Humanitarian Crime: Ethnic Cleansing

Ethnic cleansing is the systematic forced removal of ethnic


or racial groups from a given territory by a more powerful
ethnic group, often with the intent of making it ethnically homo
geneous. The forces applied may be various forms of forced
migration (deportation, population transfer), intimidation,
as well as genocide and genocide rape.

James M. Rubenstein (2008)


https://www.aljazeera.com/indepth/opinion/china-holds-million-uighur-muslims
-concentration-camps-180912105738481.html

https://www.thetrumpet.com/17607-chinas-ethnic
-cleansing-campaign

https://www.theguardian.com/world/2018/nov/03/china-is-committing-ethnic-cl
eansing-in-xinjiang-its-time-for-the-world-to-stand-up
Pelanggaran-pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) lain yang dilakukan oleh pemerintah Cina di Xinjiang, di antaranya:

1. Pelanggaran kebebasan beragama, kebebasan berkumpul dan berpendapat, hambatan atas pendidikan, diskriminasi, serta
hukuman mati terhadap tahanan politik (Abu Bakker, 2006 & Human Right Watch, 2005).

2. Keberadaan sekolah islam, masjid dan imam dikontrol secara ketat, dan para imam diharuskan "berdiri di sisi pemerintah dengan teguh
dan menyampaikan pendapatnya dengan tidak samar-samar“ (HRW, 1998). Sejak 1995 hingga 1999, pemerintah telah meruntuhkan 70
tempat ibadah serta mencabut surat izin 44 imam (HRW, 2005 & Buku Tahunan Urumqi, 2000)

3. Pemerintah juga secara resmi menerapkan larangan ibadah perorangan di tempat-tempat milik negara. Larangan ini juga mencakup larag
an salat, puasa di bulan Ramadhan di kantor atau sekolah milik negara (HRW, 2001)

4. Kepemilikan Al-Qur'an saja juga dapat dihukum, dan pihak keamanan melakukan pencarian rutin terhadap "penerbitan ilegal" serta
"bahan-bahan agama ilegal“ (HRW, 2001).

5. Selain itu, diskriminasi terjadi di sekolah-sekolah, di mana asrama-asrama diperiksa agar tidak ada yang melakukan sembahyang atau
bentuk ibadah lainnya (HRW, 2001).

6. Di bidang tenaga kerja bisnis dan pemerintahan, orang-orang Muslim sering dihambat dari jabatan yang tinggi (HRW, 2001).

7. Selain itu, kebijakan keluarga berencana di Tiongkok juga diklaim menguntungkan suku Han, yang memiliki tingkat pertumbuhan populasi
31.6%, lebih tinggi dibanding suku-suku lain yang maksimal 15.9% (HRW, 2001).

8. Menurut Amnesti Internasional, Xinjiang adalah satu-satunya provinsi di Tiongkok yang mengizinkan hukuman mati terhadap tahanan
politik (Abu Bakker, 2006).

9. Jumlah tepat korban hukuman mati dirahasiakan oleh negara (HRW, 2007), namun menurut Dogu Turkestan, jumlah korban tewas akibat
hukuman mati atau penyiksaan oleh pemerintah mencapai 2.500 dari tahun 1999 hingga Maret 2000 saja (Harun, 2005).

10. Amnesti Internasional: Penahanan sekitar 1 juta warga Uyghur di Xinjiang (BBC, 2018).
“Based on the information and data leaked from East Turkistan, the number
of Uyghur people murdered in the jail and Camps are over 35,800, and some
where between 2 million to 2.5 million people of whom the vast majority of Uy
ghurs are in the jails and Camps. The majority of Uyghur people include old p
eople, young men and girls, as well as teenagers held at those jails and Cam
ps are facing “Persecution” such as unimagined insult, rape, punishment, var
ious Chinese style torture, forced to eat biological and chemical contaminate
d foods, starvation, forced labor, disease, and heinous medical experiments.”

https://uyghurholocaust.com/home/
C. Geopolitics and Great Power Analysis

Geopolitics: Topics of geopolitics include relations between the


interests of international political actors and interests focused
within an area, a space, or a geographical element; relations
which create a geopolitical system.[

Vladimir Toncea (2006)

Great Power: politics refers to the pursuit of material power by


powerful states in the international system to achieve security.
But the contemporary meaning of the phrase is perhaps
broader than that.

chicagounbound.uchicago.edu
Kepentingan Cina di Xinjiang demi me
njaga pengaruh Geopolitiknya
terutama di wilayah Asia Tengah
dan Timur Tengah:

-Silk Road (Jalur Sutra) Policy


-The 'One Belt, One Road' (OBOR)
-Menjaga keamanan kawasan
perbatasan demi stabilitas visi ekonomi
Cina
D. Prinsip Non-Intervention

This is based on the grounds that a state should not interfere


in the internal politics of another state as well as the principles
of state sovereignty and self-determination. A similar
phrase is "strategic independence“

The Libertarian Reader


E. World Uyghur Congress

http://www.uyghurcongress.org/en/
F. National Self-Determination and Policy of Assimilation
(Kebijakan Asimilasi)
National self‐determination is valuable
(1) as a means of implementing social justice;
(2) as a means of protecting the national culture; Diberikan oleh pemerintah Cina ke
(3) as an expression of collective autonomy. wilayah Xinjiang pada 1955

-David Miller-

The assimilation policy was a policy of absorbing the origi


n people into a new society (for example Aborigin to a white
society) through the process of removing children from their
families. The ultimate intent of this policy was the destructio
n of indigenous society.

https://www.findandconnect.gov.au/guide/sa/SE00796

http://www.uyghurcongress.org/en/
G. Natural Resourches and Ethnic Conflict (Civil War)

Konflik etnik tidak dapat berdiri sendiri. Ini merupakan


sebuah kesatuan sistem dimana melibatkan adanya
hubungan kepentingan negara khususnya dalam kepemilikan
sumber daya alam melalui mekanisme konflik etnik agar
kepentingan negara tercapai.

Jefferson M. Fox dalam “Natural Resources and Violent Ethnic Conflict in the Asia Pacific:
Archived Project”
Xinjiang Natural Resourches

Petroleum and natural gas reserves estimated


at 30 billion tons, account for more than 25
percent of the national total.
http://www.china.org.cn/english/MATERIAL/139230.htm
Post-Xinjiang Security State Policy:

It is difficult to draw direct links between security policies and the regional economy, but the latest data point to a slowdown in economic
activity. In the first quarter of 2018 Xinjiang's real GDP growth rate slowed to 6.7% year on year, down from 7.6% in 2017 and
significantly slower than the 12% growth it experienced as recently as 2012. Growth has underperformed despite rising commodity

local economy through Xinjiang's large


prices, which should have boosted the

petroleum and natural gas sectors.


http://country.eiu.com/article.aspx?articleid=1177019701&Country=China&topic=Politics
H. Xinjiang`s Security State Policy

These practices include the recruitment of tens of thousands of


security forces to police the region (Zenz and Leibold 2017), the
biometric profiling of residents for monitoring purposes (HRW 2017),
and the establishment of camps where hundreds of thousands of
Uyghur and other Turkic Muslim ethnic minorities, like the Kazakhs,
have been secluded and subjected to indoctrination, torture,
solitary confinement, and other forms of abuse.

(Shih, 2018)

https://www.e-ir.info/2018/08/15/chinas-protracted-securitization-of-xinjiang-ori
gins-of-a-surveillance-state/
Pengeluaran anggaran pemerintah Cina untuk Keamanan Publik di Xinjiang

http://country.eiu.com/article.aspx?articleid=1177019701&Country=China&topic=Politics
Anomali antara besarnya anggaran keamanan dan potensi/fakta
kasus kriminal di Xinjiang
H. Anti-Muslim Sentiment in China

Anti-Muslim sentiment is on the rise


The Washington Post analyzed 10 years of news reporting related to
Islam on Chinese Central Television (CCTV), the largest of China’s
state media outlets. We looked at reporting from 2005 to 2015 to
determine how the Chinese government shapes public perception of
Muslims in China. To examine the attitude of Chinese non-Muslims to
ward Islam and Muslims, we also analysed more than 10.000 posts
related to Islam and Muslims on Weibo, a Chinese equivalent of
Twitter, before and after Europe’s 2015 refugee crisis.

https://www.washingtonpost.com/news/monkey-cage/wp/2017/05/12/anti-musl
im-sentiment-is-on-the-rise-in-china-we-found-that-the-internet-fuels-and-fight
s-this/?utm_term=.fb249e7ef087
https://www.hrw.org/report/2018/09/09/eradicating-ideological-viruses/chinas-c
ampaign-repression-against-xinjiangs
https://www.sbs.com.au/news/anti-islamic-sentiment-
on-the-rise-in-china

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180910160141-113-329190/chi
na-dituduh-langgar-ham-minoritas-muslim-di-xinjiang
I. Media Intervention

The total proportion of China’s websites that are hosted in East Turkestan
is far lower than the proportion of China’s netizens in the region, which is
1.6%. According to CNNIC’s 2013 report, the total number of websites
operated from East Turkestan numbers 7,595 or just 0.2% of all the
websites in China. There are around 61 million total pages contained
within those websites (around 35 million are static and 26 million dynamic)
, which account for 0.04% of the total web pages in China.

Uyghur Human Right Project


(UHRP)
J. Isu Terorisme, Sparatisme, dan
Gerakan Kemerdekaan Uyghur

Many media and scholarly accounts of terrorism


in contemporary China focus on incidents of
violence committed in Xinjiang, as well as on
Kebijakan counter terrorism
the Chinese government's counter-terrorism
campaign in those regions.

Chung Chien-peng. “Confronting Terrorism and Other Evils in China: All


Quiet on the Western Front?. In China and Eurasia Forum Quarterly,
Volume 4 Issue 2, pp 75–87. Retrieved 2 January 2010.

Kontrol dan intervensi yang kuat


Instabilitas sosial masyarakat terhadap aktivitas dan fasilitas
Uyghur keIslaman di Xinjiang
Eastern Turkestan Islamic Movement (ETIM),
East Turkestan Liberation Organization (ETLO),
World Uyghur Congress,
East Turkistan Information Center.
.
"China identifies Eastern Turkistan terrorist organizations,
terrorists". GlobalSecurity.org.

Turkistan Islamic Party


(1988-sekarang)
Fakta Sikap Internasional dan Dunia Islam

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20181218160
644-106-354585/diam-soal-muslim-uighur-ri-dinilai-bergan
https://www.businessinsider.sg/why-muslim-countrie tung-pada-china
s-arent-criticizing-china-uighur-repression-2018-8/?r
=US&IR=T

Kuatnya pengaruh politik dan ekonomi Cina di banyak negara khususnya negara Muslim,
membuat isu ini seakan tidak mendapat perhatian internasional
Jalan Keluar Penyelesaian Konflik
Menjauhi penyebaran wacana
Membangun Solidaritas kemerdekaan dan pengistilahan
Kemanusiaan Internasional Turkistan Timur karena akan Membawa Kasus ke
untuk Etnik Uyghur menambah potensi konflik Peradilan Internasional
Konvensi Jenewa (Konvensi Palang Merah) tahun 1949 mengenai
perlindungan korban perang dan sengketa bersenjata non-internasional
dapat dijadikan rujukan dalam melakukan perlindungan terhadap rakyat
Muslim Uighur. Kasus kejahatan kemanusiaan terhadap Muslim di
Memberikan bantuan Uighur, seperti pembunuhan, penyiksaan, pembakaran sekolah,
pemusnahan tempat beribadah dan ketidakbebasan untuk menjalankan
perlindungan terhadap etnik kepercayaan dalam beribadah yang dilakukan oleh pihak berkuasa
Uyghur yang melarikan diri ke dalam hal ini negara china masih tetap ada kemungkinan bagi
Mahkamah Pidana Internasional untuk melaksanakan kompetensi dan
negara sekitar perbatasan yurisdiksinya terhadap kasus ini, karena fakta-fakta yang terjadi dalam
kasus kejahatan kemanusiaan terhadap Muslim di Uighur ini telah
terpenuhi syarat materilnya yang ditetapkan dalam Statuta Roma khusus
nya yang ada di Pasal 7 berkenaan dengan kejahatan terhadap
kemanusiaan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meredam
kericuhan yang terjadi terhadap Muslim di Uighur mengajukan kasus
yang terjadi ke peradilan internasional seperti International Criminal
Court yang diatur dalam statuta roma tahun 1998.
Diplomasi Turki lewat Rusia
Etnik Uyghur sangat erat kaitannya
dengan ras Turki. Peluang pemerintah Jalur Soft Diplomacy dengan
Turki untuk mengambil langkah
pendekatan dialog antar
diplomasi strategis melalui Rusia
sebagai aliansi Cina dapat dijadikan negara sahabat. Termasuk
opsi penyelesaian konflik. Kedekatan juga dapat dilakukan oleh
Turki dan Rusia akhir-akhir ini menjadi Indonesia
instrument yang cukup kuat
“To deny people their human rights is to
challenge their very humanity.”

Nelson Mandela

rakhmatabril@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai