Anda di halaman 1dari 6

Kekakuan Bending Eksperimen komposit Sandwich Serat Sabut Kelapa… (Ahmad Zainuri)

KEKAKUAN BENDING EKSPERIMEN


KOMPOSIT SANDWICH SERAT SABUT
KELAPA- MATRIK POLYESTER
DENGAN CORE KERTAS KARDUS
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tebal inti (core)
terhadap kekakuan bending secara eksperimen pada komposit sandwich
berpenguat serat sabut kelapa ( coco fiber) dan matrik polyester dengan fraksi
volume 10%. Variasi tebal core adalah 20 mm, 30 mm,dan 40 mm, sedangkan
tebal skin adalah konstan sebesar 5 mm. Metode pengujian yang dipakai untuk
mengetahui kekakuan bending secara eksperimen adalah Three Point Bending
(TPB) dan Four Point Bending (FPB). Standar pengujian yang digunakan adalah
ASTM C393-00. Pada penelitian ini komposit dibentuk seperti sandwich, dua
buah skin yang mengapit core, skin dibuat dengan teknik hand lay up berbahan
dasar polyester diperkuat serat tumbuhan dari limbah industri berupa serat sabut
kelapa. Core yang terbuat dari kertas kardus dimaksudkan untuk menurunkan
Achmad Zainuri berat jenis komposit dan menambah kekakuannya sehingga layak diaplikasikan.
Email: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kekakuan bending rata-rata untuk
achmadzainuri70@yahoo.co.id tebal sandwich 30 mm, 40 mm, dan 50 mm berturut-turut adalah 131.9 MN.mm²,
134.4 MN.mm², 136.2 MN.mm².
Nasmi H.S.
Kata kunci : Kekakuan bending, komposit sandwich, tebal core, serat sabut
kelapa
M. Zaidan J.
Jurusan Teknik Mesin The purpose of this research is to investigate the influence of core thickness on
Fakultas Teknik the flexure stiffness in experiments on fiber composite sandwich coco fiber and
Universitas Mataram polyester matrix with volume fraction 10%. The variation of core thickness is 20
mm, 30 mm and 40 mm, while the skin thickness is a constant of 5 mm. Test
methods used to determine the flexure stiffness is experimentally Three Point
Bending (TPB) and Four Point Bending (FPB). The standard test used was
ASTM C 393-00. In this study, the composite was formed as a sandwich, two
pieces that flank the core skin, skin is made by hand lay-up technique based fiber
reinforced polyester plant of industrial waste in the form of coconut fibers. Core
made of cardboard paper is intended to reduce weight and increase rigidity of
composite type, so decent applied. From the results of this research concluded
that the average flexure stiffness to the sandwich 30 mm, 40 mm and 50 mm
thickness respectively was 131.9 MN.mm², 134.4 MN.mm², 136.2 MN.mm².

Keywords: flexure stiffness, composite sandwich, thick-core, coco fibers

PENDAHULUAN mereka dan karakteristik ikatan di antara mereka


Komposit Sandwich terutama memiliki (ASM Handbook).
dua komponen yaitu, kulit (skin) dan inti (core) Gibson (1984) meneliti sebuah metode
seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Jika perekat baru untuk memaksimalkan kekakuan per berat
digunakan untuk mengikat skin dengan core, unit balok sandwich dengan core busa (foam).
lapisan perekat juga dapat dianggap sebagai Nilai optimum ketebalan core, tebal skin dan
komponen tambahan dalam struktur. Ketebalan densitas core diperoleh dari analisis. Pengukuran
lapisan perekat umumnya diabaikan karena jauh kekakuan per satuan berat telah dibuat pada
lebih kecil dibandingkan dengan ketebalan skin sandwich dengan core polyurethane berbusa.
atau core. Ikatan yang kuat antara skin dan core Analisis teoritis adalah sesuai dengan hasil uji
untuk mencegah kegagalan antar permukaan di eksperimen.
bawah beban yang diterapkan untuk Rizov (2005) menyatakan bahwa karena
meningkatkan sifat bending komposit sandwich. kekakuan tinggi dan kekuatan untuk rasio berat
Sifat komposit sandwich bergantung pada dari struktur komposit sandwich telah terbukti
properti dari skin dan core, ketebalan relatif kegunaannya dalam sejumlah besar aplikasi
dalam berbagai bidang teknik, terutama di

30
Momentum, Vol. 7, No. 1, April 2011 : 30-35

aeronautika, teknik otomotif dan sipil. Salah satu menghasilkan deformasi lateral yang lebih
kelemahan utama dari struktur sandwich adalah rendah, ketahanan buckling yang lebih tinggi
hilangnya kapasitas beban akibat kerusakan dan frekuensi alami lebih tinggi
indentasi. dibandingkan dengan struktur lainnya.
Zainuri (2009) menyelidiki pengaruh 3. Kerusakan toleransi:
rasio tebal core dan tebal skin terhadap Penggunaan atau bahan busa fleksibel
penyimpangan kekakuan bending berdasarkan sebagai core membuat bahan sandwich
metode analitis dan metode pendekatan pada sangat merusak struktur toleransi. Untuk
komposit sandwich. Hasil penelitian alasan ini core busa atau bahan sandwich
menunjukkan bahwa semakin besar rasio tebal core menjadi bahan populer dalam aplikasi
core dan tebal skin untuk bahan skin yang sama, kemasan.
maka kekakuan bending analitis DA, pendekatan
DP, dan ASTM DASTM semakin besar. Demikian
juga, semakin besar modulus elastisitas skin
untuk rasio tebal core dan tebal skin yang sama,
maka kekakuan bending analitis DA, pendekatan
DP, dan ASTM DASTM semakin besar, tetapi
dengan kenaikan yang relatif kecil. Hal ini
menunjukkan bahwa penambahan tebal core akan
memberikan kekakuan bending yang sangat Gambar 1: Struktur komposit sandwich
signifikan pada komposit sandwich.
Kulit (skin)
Tujuan penelitian ini adalah untuk Berbagai macam bahan yang tersedia
mengetahui pengaruh tebal inti (core) yang untuk digunakan sebagai skin. Lembaran logam
terbuat dari kertas kardus terhadap kekakuan seperti aluminium, titanium dan baja dan plastik
bending secara eksperimen pada komposit yang diperkuat serat adalah beberapa contoh
sandwich berpenguat serat sabut kelapa ( coco umum dari bahan skin. Skin diperkuat serat, sifat
fiber) dan matrik polyester dengan fraksi volume bahan dapat dikontrol secara terarah dalam
10%. rangka untuk menyesuaikan properti dari
komposit sandwich. Polimer diperkuat serat
Komposit Sandwich digunakan secara luas sebagai skin karena
Keuntungan utama dari setiap jenis material kepadatan rendah dan kekuatan spesifik yang
komposit adalah kemungkinan menyesuaikan tinggi. Keuntungan lain yang ditawarkan oleh
sifat mereka menurut aplikasi. Keuntungan yang penggunaan komposit polimer dalam skin adalah
sama juga berlaku untuk komposit sandwich. bahwa polimer dapat digunakan untuk membuat
Pilihan tepat untuk skin dan core membuat skin dan core. Cross-linking polimer antara core
sandwich komposit adaptif untuk sejumlah besar dan skin akan menyediakan adhesi tingkat
aplikasi dan kondisi lingkungan. Beberapa kekuatan yang sama dengan kekuatan polimer.
karakteristik umum komposit sandwich Ini memberikan kemungkinan untuk membuat
dijelaskan sebagai berikut: skin bagian integral dari struktur menghilangkan
1. Kepadatan rendah: kebutuhan perekat. Ketika perekat digunakan
Pilihan core yang ringan atau struktur untuk obligasi skin dan core bersama-sama,
diperluas dari bahan high density pemilihan perekat menjadi sangat penting, karena
menurunkan densitas keseluruhan dari mereka harus kompatibel dengan skin dan bahan-
komposit sandwich. Volume core jauh lebih bahan core. Adhesi harus memiliki tingkat
tinggi pada komposit sandwich dibandingkan kekuatan yang diinginkan dan harus tetap tidak
dengan volume skin sehingga setiap terpengaruh oleh lingkungan kerja.
penurunan kepadatan bahan core memiliki
dampak yang signifikan terhadap kepadatan Inti (Core)
sandwich keseluruhan. Bahan inti yang populer dapat dibagi menjadi
2. Kekakuan bending: tiga kelas sebagai berikut:
Properti ini berasal dari bagian skin 1. Low density bahan padat:
sandwich. Akibat kekakuan spesifik Busa sel terbuka dan tertutup terstruktur,
komposit sandwich yang lebih tinggi balsa dan jenis-jenis kayu.

31
Kekakuan Bending Eksperimen komposit Sandwich Serat Sabut Kelapa… (Ahmad Zainuri)

2. Expanded high-density D dapat ditentukan dari penyelesaian simultan


Bahan dalam bentuk seluler: madu, inti web. persamaan defleksi sebagai berikut:
3. Expanded high-density 3 2
P1 L1 1 (11L2 / 8L1 )
2

Bahan dalam bentuk bergelombang: truss, D (1)


lembaran bergelombang, seperti kertas 48 1 1 (2 P1 L1 2 / P2 L2 1 )
kardus dan lain-lain. Dimana:
Bahan densitas tinggi yang digunakan untuk D = Kekakuan bending Panel (kN.mm³).
tujuan pembuatan core diperluas mencakup P1 Beban pada three point bending (N).
aluminium, titanium dan berbagai polimer.
Struktur bahan core mempengaruhi bidang P2 Beban pada four point bending (N).
kontak permukaan antara skin dan core. Bahan L1 Panjang span pada three point bending
Expanded kepadatan tinggi biasanya memberikan (mm).
bidang kontak jauh lebih kecil dibandingkan L2 Panjang span pada four point bending
dengan material padat kepadatan rendah. Pilihan
(mm).
struktur yang sesuai untuk core memberikan
parameter tambahan untuk merancang sebuah 1 Total defleksi span pada three point
komposit sandwich sesuai spesifikasi yang bending (mm).
diberikan atau kondisi layanan. Penggunaan core 2 Total defleksi span pada four point
seperti busa sel tertutup terstruktur memberikan bending (mm).
beberapa keuntungan yang berbeda atas busa sel
terbuka terstruktur dan core. Kekuatan tekan METODE PENELITIAN
spesifik busa sel dekat terstruktur jauh lebih
tinggi. Mereka juga menyerap kelembaban Prosedur penelitian diawali dengan
kurang dari busa sel terbuka terstruktur. persiapan alat dan bahan, kemudian dilakukan
proses perlakuan serat, proses pembuatan skin,
Kekakuan Bending Eksperimen. proses pembuatan core, proses pembuatan
Untuk mengetahui kekakuan bending komposit sandwich dan proses pengujian.
secara eksperimen perlu dilakukan uji bending
tiga titik (Three Point Bending) dan uji bending Perlakuan serat
empat titik (Four Point Bending) menurut standar Serat Sabut kelapa direndam dalam
ASTM C-393. Skema uji TPB dan FPB dapat larutan 4% NaOH selama 2 jam untuk
dilihat pada Gambar 2 dan 3 berikut ini. menghilangkan lapisan lilin dan lignin pada serat.
Serat kemudian dicuci dengan air mengalir untuk
P1 menghilangkan NaOH yang masih membasahi
L1/2 L1/2 serat. Serat yang telah bersih kemudian
dikeringkan di bawah terik sinar matahari selama
3 jam, seperti pada Gambar 4. Setelah kering
L1 serat dipotong-potong dengan panjang serat 2 cm.

Gambar 2: Uji bending tiga titik (TPB)


P2/2 P2/2
L2/4 L2/4

L2

Gambar 3: Uji bending empat titik (FPB) Gambar 4: Serat sabut kelapa
Jika defleksi dari sandwich yang sama
ditentukan di bawah beban pusat P pada span L1 Pembuatan skin
dan juga di bawah total beban pusat P diterapkan Pembuatan kulit komposit dilakukan
pada empat titik span L2, maka kekakuan bending dengan teknik hand lay up atau sering disebut

32
Momentum, Vol. 7, No. 1, April 2011 : 30-35

wet lay-up. Langkah awal adalah mengoleskan Pembuatan komposit Sandwich


pengkilap porselin (MAA) dan dikeringkan, ini Pada pembuatan komposit sandwich ini
bertujuan untuk mempermudah pengangkatan antara core dan kulit direkatkan dengan perekat
spesimen dari cetakan pada saat spesimen sudah polyester. Panjang core yang dipakai adalah 280
kering. Resin polyester dicampur dengan 2% mm, lebar 100 mm,dan tebal bervariasi 30,40,50
hardener metil etil keton agar waktu curing lebih mm. Komposit dibiarkan memadat / menyatu
cepat. Resin polyester dan serat ditimbang untuk (curing) antara kulit dan core didalam ruangan
variasi perbandingan matrik penguat sebesar 10% selama 24 jam, kemudian dipotong dengan
untuk serat. Sebagian resin yang telah tercampur gergaji untuk membuat spesimen uji.
dituangkan ke dalam cetakan dan diratakan.
Serat yang searah tadi dimasukkan dalam Spesimen Uji Bending
cetakan, dibenamkan dalam resin kemudian
Uji bending dilakukan di Laboratorium
diratakan lagi. Setelah itu cetakan yang sudah
Geoteknik Jurusan Teknik sipil Fakultas
berisi resin dan serat tersebut didiamkan selama
Universitas Mataram. Alat yang digunakan untuk
24 jam, setelah kering spesimen dibuka dan
uji Bending adalah CBR Tester Type T104.
diangkat dari dalam cetakan dan dipotong sesuai
Spesimen uji bending komposit sandwich
dengan ukuran yang dibutuhkan seperti pada
mengacu pada standar ASTM C393, di mana
Gambar 5.
mempunyai dimensi panjang sebesar 280 mm
dan tebal bervariasi dari 30, 40 mm,dan 50 mm
serta lebar specimen 100 mm seperti terlihat pada
Gambar 7 berikut ini.

5mm
tc
5mm

100
Gambar 5: Skin komposit 280
Gambar 7: Dimensi spesimen komposit
Pembuatan core sandwich.
Kertas kardus dipotong-potong sesuai
dengan ketebalan dari core. Lembaran-lembaran
dari hasil pemotongan kemudian
dilem/direkatkan menggunakan lem kertas
sehingga berubah bentuknya menjadi balok
seperti pada Gambar 6 berikut ini. Variasi tebal
core adalah 20mm, 30mm, dan 40mm.

Core

Gambar 8: Spesimen TPB pada CBR Tester

HASIL DAN PEMBAHASAN


Beban maksimum
Dari hasil pengujian bending dengan
mesin CBR Tester dengan tipe T104 didapatkan
data hubungan pengaruh tebal core terhadap
Gambar 6: Core dari kertas kardus beban maksimum dan defleksi maksimum pada

33
Kekakuan Bending Eksperimen komposit Sandwich Serat Sabut Kelapa… (Ahmad Zainuri)

uji bending TPB dan FPB dapat dilihat pada


grafik Gambar 9 dan 10 berikut ini. PL
4t S (d t C )b
Hubungan Tebal Core - Beban
Maksimum PL
tC d (3)
10
4. .t S .b
Beban Maksimum Pmaks

Dari persamaan (2) dan (3) terlihat bahwa tebal


8
core pada TPB dan FPB berbanding lurus dengan
6 TPB beban maksimum P.
(KN)

4 FPB
Kekakuan bending komposit sandwich
2
Dari hasil perhitungan persamaan (1)
0 menurut standar ASTM C-393 diperoleh
20 30 40
besarnya kekakuan bending eksperimen seperti
Tebal Core, tc (m m )
pada Gambar 11 berikut ini.
Gambar 9: Hubungan tebal core – beban Grafik Kekakuan Bending Secara Eksperimen
maksimum
Kekakuan Bending (MN.mm2) 137
Hubungan Tebal Core - Defleksi 136
Maksimum 135
134
8 133
Defleksi Maksimum,

132
6 131
(mm)

TPB
130
4
FPB 129
2 20 30 40
Tebal core (mm)
0
20 30 40
Gambar 11: Kekakuan bending eksperimen
Tebal core, tc (m m )
Dari grafik Gambar 11 menunjukkan
Gambar 9: Hubungan tebal core –defleksi bahwa penambahan tebal core pada komposit
maksimum sandwich serat sabut kelapa acak-polyester
mengalami kenaikan kekakuan bending.
Dari Gambar 9 menunjukkan bahwa Kekakuan bending paling rendah terjadi pada
untuk uji bending TPB dan FPB, semakin besar tebal core 20 mm, sedangkan kekakuan bending
tebal core komposit sandwich maka beban paling tinggi terjadi pada tebal core 40 mm, hal
maksimum yang terjadi juga semakin besar. Hal ini sebanding rumus pada persamaan (2) bahwa
ini sesuai dengan rumus kekuatan bending TPB kekakuan bending secara analitis berbanding
menurut standar ASTM C-393 sebagai berikut: lurus dengan pangkat tiga tebal core (Sigve
PL Takle, 2003):

2t S (d t C )b ES t S3 ES t S d 2 EC tC3 (2)
PL
D
(2) 6 2 12
tC d
2. .t S .b Dimana: ES = Modulus elastisitas skin; EC =
Modulus elastisitas core; tS = tebal skin; tC =
Dimana: P = beban maksimum; L = panjang tebal core; dan d = tS + tC adalah jarak antara
antara span; tS = tebal skin; tC = tebal core; dan d pusat skin.
= tS + tC adalah jarak antara pusat skin ; b = lebar Seperti terlihat pada Gambar 11,
komposit sandwich. kekakuan bending eksperimen rata-rata pada
Sedangkan kekuatan bending FPB menurut komposit sandwich dengan tebal core 20 mm
standar ASTM C-393 sebagai berikut: sebesar 131.9 MN.mm² lebih rendah dari tebal
core 30 mm dengan kekakuan bending rata-rata
sebesar 134.4 MN.mm². Sedangkan pada

34
Momentum, Vol. 7, No. 1, April 2011 : 30-35

komposit sandwich dengan tebal core 40 mm numerical simulations of a syntactic-


kekakuan eksperimennya sebesar 136.2 MN.mm² foam/glass-fibre composite sandwich”,
mengalami kenaikan lagi dari tebal 30 mm tetapi Journal of Composites Science and
selisih kenaikannya kecil , Secara umum dari Technology; 60:2169±2180.
grafik hubungan antara kekakuan bending (D) Gibson, L.J., 1984,”Optimization of stiffness in
dengan tebal sandwich (d) serta berbagai uraian sandwich beams with rigid foam
di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa cores”. Original Research Article,
besarnya kekakuan bending rata-rata (MN.mm²) Materials Science and Engineering,
pada komposit sandwich meningkat secara Volume 67, Issue 2, p. 125-135.
signifikan sebanding dengan bertambahnya tebal Feldman. D., dan Hatomo, J.A., 1995, Bahan
inti (core). Polimer Konstruksi Bangunan, Gramedia
Pustaka Utama.
KESIMPULAN Hadi, B.K., 2002, Mekanika Struktur Komposit,
Direktoral P3M Dirjen Dikti
Dari data-data dan hasil perhitungan yang
Depdiknas,Jakarta.
diperoleh dari pengujian bending TPB dab FPB
Hartomo, A.j., Rusdiarsono, A., Hardianto, D.,
komposit sandwich serat sabut kelapa-polyester
1992, Memahami polimer dan perekat,
dengan core kertas kardus, dapat disimpulkan
Andi Offset. Yogyakarta.
sebagai berikut :
Mattews, F.L,.dan Rowlings, R.D.,1994,
1. Kekakuan bending rata-rata paling tinggi
Composite Material Engineering and
ditemukan pada tebal sandwich 50 mm (tebal
science, Chapman and Hall, London.
core 40 mm) sebesar 136.2 MN.mm².
Rizov, V., Shipsha, A., Zenkert, D.,
kekakuan bending rata-rata secara
2005,”Indentation study of foam core
eksperimen yang paling rendah ditemukan
sandwich composite panels”, Original
pada tebal sandwich 30 mm (tebal core 20
Research Article, Composite Structures,
mm) sebesar 131.9 MN.mm².
Volume 69, Issue 1, p.95-102.
2. Besarnya kekakuan bending rata-rata
Sigve Takle, 2003,”Experimental and Numerical
eksperimen pada komposit sandwich
Studies of Impact Behaviour of GRP
meningkat secara signifikan sebanding
Reinforced Composite Sandwich
dengan bertambahnya tebal inti (core).
Materials”, Thesis of Department of
Mathematics, Mechanics Division,
University of Oslo.
DAFTAR PUSTAKA
Zainuri, A., 2009 , ”Studi Akurasi Kekakuan
Anonim, 2002, Composite Material Handbook, Bending Antara Metode Analitis Dan
Volume 3: Polymer Matrix Composite, Metode Pendekatan Pada Komposit
material usage, design and analysis, Sandwich”, Seminar Nasional Teknik
Departemen of defense, USA. Mesin Universitas Mataram, p. 402-409.
ASTM, 2006 “Annual Book of ASTM Standard”,
100 Barr Harbor Drive, PO BOX C700,
West Conshohocken, united States,
Volume 15.03, p.36-39.
Corigliano, A., Rizzi, E., and Papa, E.,
2000,”Experimental characterization and

35

Anda mungkin juga menyukai