DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3:
1. Ahmad Fikri Perangin Angin
2. Ligar Pitaloka
3. Ria Fitriyaa
4. Widya Suci Dharmawati
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunianya
kepada kita semua, sehingga berkat karunianya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang’’PANCASILA PADA ORDE BARU’’
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi
pembacanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya
sehingga kami mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah
selanjutnya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan ideologi atau dasar dasar pemikiran yang menjadi patokan
bagi seluruh rakyat indonesi dalam hidup bernegara. Pancasila lahir pada tanggal 1 juni
1945, meski dalam penyusunan nya terjadi perubahan kandungan dan urutan lima
kandungan pancasila yang berlangsung selama beberapa tahap masa perumusan
pancasila.
Sejak tahun 1945, Pancasila sudah dijadikan ideologi bagi rakyat maupun
pemerintahan dalam kehidupan bernegara sampai pengambilan keputusan bagi
pemerintahan. Pemerintahan yang terus berganti masa, tidak menjadikan pancasila
tergerus oleh zaman. Dari Indonesia, orde lama, orde baru, era reformasi, hingga
pemerintahan pada saat ini.
Orde baru merupakan pemerintahan yang terlama dan terstabil. Stabil yang
dimaksud yaitu dalam masa pemerintahan tidak ada gejolak besar yang ditimbulkan
terkecuali pada akhir masa pemerintahan. Naik turunnya Indonesia pada masa tersebut
menimbulkan beberapa anggapan yang berbeda mengenai penerapan pancasila pada masa
orde baru.
B. Batasan Masalah
Bagaimana perkambangan Pancasila pada orde baru?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
4
dapatlah dinamakan suatu orde. Organisasi dan barisan seluruh kesatuan-kesatuan
ABRI dinamakan’’SLAGORDE angkatan darat”,”Slagorde angkatan laut”, “Slagorde
angkatan udara”, dan “Salgorde Kepolisian Negara”. Negara yang tertib
hukum,organisasi yang teratur,masyarakat yang tata-tentram, barisan yang rapih
keadaannya, disebut dalam keadaan “in-orde”. Sebaliknya negara yang tak
mempunyai kepastian hukum, masyarakat yang kacau balau dan barisan yang
menceng-menceng disebut dalam keadaan “wan-orde”.
Adapun timbulnya perjuangan orde baru itu sendiri adalah sebagai produk reaksi
yang logis di negara kita dari keadaan sebelumnya dimasa rezim pemerintahan orde
lama,orde nasakom dan”Demokrasi Terpimpin” dibawah “Pemimpin Besar Revolusi
Indonesia/ Bung Karno”. Perjuangan Orde Baru lahir dengan dipelopori oleh para
pemuda harapan bangsa kita yakni para mahasiswa. Pelajar dan pemuda umumnya
yang tergabung dalam kesatuan aksi dan secara keseluruhan dinamakan “angkatan 66”
bersama sama dengan ABRI yang saptamargais dan seluruh partai politik, ormas,
golkar yang tergabung dalam “Kon Pancasila” yang dengan tegas dan gigih
menumpas Gestapu/PKI dan antek-anteknya serta turut aktif menumbangkan Benteng
Terakhir Orde Lama, Ir.Soekarno.
5
membenarkan dan memperkuat otoritarianisme Negara. Makadari itu pancasila perlu
disosialisasikan sebagai doktrin komperehensif dalam diri masyarakat Indonesia guna
memberikan legitimasi atas ;segala tindakan pemerintah yang berkuasa dalam diri
masyarakat Indonesia. Adapun dalam pelaksanannya upaya indoktrinisasi tersebut
dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari pengkultusan pancasila sampai dengan
penataran p4.
Upaya pengkultusan terhadap pancasila dilakukan pemerintah orde baru guna
memperoleh kontrol sepenuhnya atas pancasila dan UUD 1945. Pemerintah orde baru
menempatkan pancasila dan UUD 1945 sebagai sesuatu yang keramat sehingga tidak
boleh diganggu gugat. Penafsiran dan implementasi pancasila sebagai ideology
terbuka, serta UUD 1945 sebagai landasan konstitusi berada ditangan Negara.
Pengkultusan pancasila juga tercermin dari penetapan dan kesaktian pancasila setiap
tanggal 1 oktober sebagai peringatan atas kegagalan G30/PKI dalam upayanya
menggantikan pancasila dengan ideologi komunis.
Pancasila pada orde baru 1945-1998 terlaksananya dengan dasar “super semar”
dan TAP MPRS XXXVII/MPRS/1968 periode ini disebut juga demokrasi pancasila,
karena segala bentuk penyelenggaraan Negara berlangsung berdasarkan nila-nilai
pancasila.
Ciri-ciri pancasila:
6
Retorika mengenai persatuan kesatuan menyebabkan pemikiran bangsa Indonesia
yang sangat plural kemudian diseragamkan. Gagasan mengenai pluralisme tidak
mendapat tempat untuk didiskusikan secara intensif. Sebagai puncaknya, pada tahun
1985 seluruh organisasi sosial politik digiring oleh hukum untuk menerima Pancasila
sebagai satu-satunya dasar filosofis, sebagai asas tunggal dan setiap warga Negara yang
mengabaikan Pancasila atau setiap organisasi sosial yang menolak Pancasila sebagai asas
tunggal akan dicap sebagai penghianat atau penghasut. Dengan demikian, jelaslah bahwa
orde baru tidak hanya monopoli kekuasaan, tetapi juga memonopoli kebenaran. Sikap
politik masyarakat yang kritis dan berbeda pendapat dengan Negara dalam prakteknya
diperlukan sebagai pelaku tindak criminal atau subversife.
Pada era orde baru, selain dengan melakukan pengkultusan terhadap Pancasila,
pemerintah secara formal juga mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila melalui TAP MPR
NO II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (p4)
disekolah dan masyarakat. Siswa, mahasiswa, organisasi sosial, dan lembaga-lembaga
Negara diwajibkan untuk melaksanakan penataran P4. Tujuan dari P4 antara lain adalah
membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila sehingga dengan
pemahaman yang sama diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan
terpelihara. Melalui penegasan tersebut maka opini rakyat akan mengarah pada dukungan
yang kuat terhadap pemerintah orde baru. Selain sosialisasi nilai Pancasila dan
menerapkan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa, dalam kegiatan penataran juga
disampaikan pemahaman terhadap UUD 1945 dan Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Pelaksanaan penataran P4 sendiri menjadi tanggungjawab dari badan penyelenggara
pelaksaan pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (BP7).
Akan tetapi cara melakukan pendidikan semacam itu, terutama bagi generasi muda,
berakibat fatal. Pancasila yang berisi nilai-nilai luhur, setelah dikemas dalam penataran
P4, ternyata justru mematikan hati nurani generasi muda terhadap makna nilai luhur
Pancasila tersebut. Hal itu terutama disebabkan oleh karena pendidikan yang doktriner
tidak disertai dengan keteladanan yang benar. Setiap hari para pemimpin berpidato
dengan selalu mengucapkan kata-kata Pancasila dan UUD 1945, tetapi dalam
kenyataannya masyarakat tahu bahwa kelakuan mereka jauh dari apa yang mereka
katakana, perilaku itu justru semakin membuat persepsi yang buruk bagi para pemimpin
7
serta meredupnya Pancasila sebagai landasan hidup bernegara, karena masyarakat
menilai bahwa aturan dan norma hanya untuk orang lain (rakyat) tetapi buka atau tidak
berlaku bagi para pemimpin. Atau dengan kata lain Pancasila hanya digunakan sebagai
slogan yang menunjukkan kesetiaan semu terhadap pemerintah yang sedang berkuasa.
Kecenderungan orde baru dalam memandang pancasila sebagai doktrin yang
komperehensif terlihat pada anggapan bahwa ideology sebagai sumber nilai dan norma
karena itu harus ditangani melalui upaya indoktrinasi secara terpusat. Pada akhirnya,
pandangan tersebut bermuara pada keadaan yang disebut dengan perfeksionisme Negara.
Negara perfeksionis adalah Negara yang merasa tahu apa yang benar dan apa yang salah
bagi masyarakatnya. Dan kemudian melakukan usaha-usaha sistematis agar kebenaran
dan kepahaman Negara itu dapat diberlakukan dalam masyarakatnya. Sehingga permulasi
kebenaran yang kemudian muncul adalah sesuatu yang dianggap benar kalau hal tersebut
sesuai dengan keinginan penguasa, sebaliknya sesuatu dianggap salah kalau bertentangan
dengan kehendak penguasa.
8
oleh pemerintah seperti meningkatnya kehidupan sosial di kalangan rakyat
Indonesia.Sifat-sifat ketimuran sangat menonjol karena penanaman Pancasila yang kuat
padamasa orde baru tersebut. antara lain yaitu kepedulian antarwargasangat kental,
toleransi di kalangan masyarakat cukup baik, dan budaya gotong royong yang sangat
dijunjung tinggi.
9
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Orde baru muncul dengan tekad untuk melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen semangat tersebut muncul berdasarkan pengalaman sejarah dari
pemerintahan sebelumnya yang telah menyimpang dari pancasila serta UUD 1945. Demi
kepentingan kekuasaan akan tetapi, yang terjadi sebenarnya adalah tidak jauh berbeda dengan
apa yang terjadi pada masa orde lama, yaitu pancasila tetap pada posisinya sebagai alat
pembenar, rezim, otoritarian di bawah Soeharto.
B. Saran
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan memiliki banyak potensi SDM maupun
SDA, berkaca dari pembahasan diatas supaya kedepannya bangsa ini menjadi lebih hebat dan
terutama kesadarannya masing-masing, dan tertancapnya sila-sila Pancasila dalam sanubari.
10
DAFTAR PUSTAKA
Poesponegoro, Marati Djoened dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia IV. Jakarta: PN
Balai Pustaka. 1984
11