Negara kita berada di daerah tropis yang hanya memiliki 2 jenis musim, yaitu musim
kemarau dan musim penghujan. Namun, karena luasnya yang membentang dari sabang
sampai merauke dan dipisahkan oleh lautan luas, kondisi antara wilayah yang satu dengan
yang lainnya tidaklah sama. Oleh sebab itu, jika akan membangun kandang untuk ternak
sapi maupun unggas, yang utama adalah harus memperhatikan kondisi iklim dan
lingkungan di wilayah setempat.
Kondisi iklim ini akan sangat mempengaruhi konstruksi dari kandang sapi dan unggas yang
akan dibangun. Kontruksi kandang yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis akan
mengganggu produktivitas, kurang efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan
berdampak terhadap lingkungan sekitarnya.
Agar kita lebih mengerti dan memahami, maka mari kita bahas bersama-sama, yang
dimaksud dengan kandang adalah suatu bangunan kandang yang dibangun menurut desain
dan konstruksi yang benar, dimana semua persyaratan bangunan tersebut, memenuhi
standar untuk kehidupan ternak, baik itu ternak ruminansia seperti (sapi, kerbau, domba,
kambing), ternak unggas seperti (ayam broiler /pedaging maupun ayam petelur/layer) dan
aneka ternak seperti (kuda, rusa, kelinci, kucing, burung hias dan lain sebagainya).
Secara umum, konstruksi Kandang Sapi dan unggas haruslah memenuhi beberapa
persyaratan yaitu:
- Konstruksi kandang harus kuat, mampu menahan beban, serta mampu menjaga
keamanan ternak dari tindak kejahatan seperti pencurian.
- Mudah dibersihkan.
- Mempunyai sirkulasi udara yang baik.
- Tidak lembab.
- Mempunyai tempat penampungan feses beserta saluran drainasenya.
- Dapat memberikan kenyamanan pada ternak serta memudahkan kerja bagi petugas
dalam memberi pakan dan minum, pembuangan kotoran dan penanganan kesehatan
ternak.
Dalam mendesain konstruksi kandang, harus didasarkan pada agroekosistem
wilayah setempat, tujuan pemeliharaan, dan status fisiologis ternak. Lantai adalah
pembatas bangunan bagian bawah kandang. Lantai kandang sangat penting karena
menjadi tempat berpijak ternak sapi dan unggas sepanjang waktu. Pada lantai kandang
yang baik akan berpengaruh terhadap produktifitas nya.
Kandang ternak sapi maupun unggas, sebaiknya memiliki dinding sebagai pembatas.
Dinding pada kandang ternak sapi berfungsi sebagai :
- Penahan angin.
- Penahan keluarnya panas tubuh ternak sapi.
- Penahan dari percikan air disaat hujan.
Atap kandang ternak sebaiknya berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring, hal
ini dimaksudkan agar air hujan dapat cepat turun dan dapat mengurangi radiasi sinar
matahari.
A. Jenis Kandang
Ada beberapa jenis bentuk dan model atap kandang yaitu:
a. Atap kandang sistem monitor, yaitu sistem atap dengan dua ventilasi, yang
terletak disamping kiri dan kanan atap
b. Atap kandang sistem semi monitor, yaitu sistem atap dengan satu ventilasi dan satu
baris atap.
c. Atap gable, yaitu bentuk satu baris atap.
d. Atap shade, yaitu bentuk dua baris atap.
Atap kandang sistem monitor dan semi monitor banyak diumpai di negara Indonesia.
sangat sesuai untuk kandang yang dibangun di daerah panas, karena mempunyai ventilasi
yang lancar. Sedangkan kandang sistem gable dan shade lebih cocok diterapkan pada
kandang yang dibangun di daerah dingin. Untuk ketinggian atap, ukuran yang ideal adalah
2,5-3,5 meter, dengan beberapa pilihan jenis bahan:
- Genteng, disusun dengan kemiringan: 30-45 %. Kelebihan bahan atap dari genteng
adalah tahan lama, murah, tidak menyerap panas, dan udara dapat bersirkulasi
melalui celah-celahnya.
- Asbes atau seng, disusun dengan kemiringan: 15-20 %. Kelemahan dari bahan atap
dari seng adalah Sangat panas di waktu siang dan dingin di waktu malam, oleh sebab
itu hanya cocok di gunakan di daerah beriklim dingin. Sedangkan untuk bahan asbes,
pertimbangannya adalah harganya yang kurang ekonomis.
- Rumbia atau alang-alang, dengan kemiringan: 25-30%, kekurangan atap dari bahan
rumbia adalah daya tahannya yang relatip singkat, serta seringkali menjadi tempat
bersarang tikus atau hewan lainnya.
Selain itu, kandang sebaiknya dilengkapi dengan sistem bayangan (tritisan), selebar
1 m. Sistem bayangan ini berguna untuk membantu memperkecil masuknya sinar
matahari secara langsung dan mengurangi percikan (tampias) air hujan. Berikut ini
disajikan gambar kandang sapi potong dengan bagian- bagiannya.
Gb 3.1 Model atap kandang sapi (sistem monitor) Gb. 3.2 Saluran air (drainase dalam kandang)
Gb. 3.3 Tempat pakan (pada kandang individu) Gb. 3.4 Sekat kandang (pada kandang individu)
Gb. 3.5.Tempat Pakan (pada kandang koloni) Gb. 3.6 Kandang koloni
Gb 3.11 Model atap kandang unggas Gb 3.12. Tempat pakan pada model cages
( sistem atap monitor)
1. Lantai kandang
Lantai kandang ternak yang digunakan untuk memelihara ternak sapi, kerbau berbeda
dengan lantai kandang yang digunakan untuk memelihara domba dan kambing, demikian
juga berbeda pula lantai kandang yang digunakan untuk memelihara ternak unggas
ataupun untuk aneka ternak.
Lantai kandang hendaknya dibuat cukup kuat dan dibuat sedemikian rupa sehingga mudah
dalam pembersihannya sedangkan bahan-bahan untuk membuat lantai kandang antara
lain: tanah yang dipadatkan, bambu, papan, semen, kawat dan lain sebagainya.
Lantai kandang dari bahan kawat, biasanya digunakan untuk ternak unggas (ayam,
puyuh dan lainya). Lantai kandang ini bisa berbentuk anyaman kawat atau dapat pula
berbentuk kawat jeruji. Lantai kandang untuk ternak sapi baik sapi perah atau potong
sebaiknya dibuat miring kurang lebih 2 cm tiap 1 meter. Dengan tujuan agar air
kencing, air bekas memandikan ternak, air bekas mencuci kandang, atau air lainnya
yang ada di dalam kandang dapat mengalir keluar dengan mudah.
Syarat lantai kandang untuk ternak ruminansia (sapi, kerbau, domba dan kambing)
yang baik antara lain: tidak licin agar ternak tidak tergelincir, tidak becek atau tidak
mudah lembab, keras (tahan terhadap injakan) dan tidak kasar (lantai yang kasar
dapat mengakibatkan kulit ternak menjadi lecet).
B. Tipe Kandang
Secara umum kandang ternak ruminansia seperti (sapi, kerbau, domba dan kambing)
mempunyai 2 macam tipe. Yaitu tipe koloni dan individu. Sedangkan tipe kandang untuk
ayam pedaging (broiler) yaitu : kandang terbuka ( open house) dan kandang tertutup (closed
house). Sedangkan untuk kondisi di negara Indonesia yang merupakan negara iklim tropik
maka tipe kandang yang paling sesuai adalah tipe open house, dengan menggunakan sistem
litter atau slat.
1) Kandang Koloni
Kandang koloni adalah kandang yang hanya terdiri dari satu bangunan atau satu
ruangan tidak ada penyekatnya dan umumnya ukuran kandang relatif luas , tetapi
digunakan untuk memelihara ternak secara berkelompok atau bersama-sama. Satu
ekor ternak pada kandang koloni ini memerlukan tempat yang lebih luas daripada
kandang individu/tunggal.
Kelemahan dari kandang koloni yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan
sehingga ternak yang lebih besar dan kuat cenderung cepat tumbuh dari pada yang
kecil/ lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan. Sehingga pada pemeliharaan
ternak ruminansia (sapi, kerbau, domba dan kambing) dengan program penggemukan
sebaiknya jenis kelamin ternak, ukuran bobot badan, bangsa ternak harus seragam
dalam suatu kandang tersebut.
Pada umumnya bagi perusahan peternakan sapi potong, satu kandang digunakan untuk
memelihara ternak sapi antara 40 sampai 50 ekor. Untuk ternak domba/kambing pada
umumnya dalam satu kandang koloji diisi kurang lebih 10 s.d 15 ekor. Dengan kandang
koloni tenaga kerja yang dipergunakan lebih efisien.
Pada kandang sistem koloni dalam satu kandang dapat dipelihara satu jenis ternak
uggas dalam jumlah banyak, umumnya terdiri dari, puluhan, ratusan sampai ribuan
ternak. Ciri kandang koloni adalah satu kandang besar untuk memelihara ratusan,
hingga ribuan ekor unggas tanpa ada pengaruh individu di dalam koloni itu. Kandang
sistem koloni ini pada umumnya untuk memelihara ayam pedaging, ayam petelur bibit
dan itik.
Gambar 3.17. Kandang Ayam Pedaging Koloni (Postal)
Kandang tunggal atau individu adalah kandang yang hanya terdiri satu ruangan atau
bangunan dan didesain hanya digunakan untuk memelihara ternak satu ekor.
Dengan mengacu pada hal tersebut pada kandang individu/tunggal, setiap ternak
menempati tempatnya sendiri. Kandang indivindu /tunggal ini cocok digunakan
untuk memelihara ternak ruminansia (seperti sapi, kerbau, domba dan kambing)
dengan program penggemukan karena tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih
pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang
gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup
pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak. Pada kandang
tunggal, penempatan ternak dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara
kandang ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan
atau saling bertolak belakang, diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur
untuk jalan.
Sedangkan untuk ternak unggas, kandang individual ini sering disebut cage, ciri
kandang individual ini adalah pengaruh individual di dalam kandang tersebut
menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ternak (ayam).
Kandang individual sering digunakan untuk memelihara ayam petelur. Selain sistem
cages, dalam pemeliharaan ayam petelur masih ada pula istilah lain seperti sistem:
system full litter, kombinasi litter/slat, full slat dan cages
System full litter banyak digunakan di negara-negara tropis. Kandang type ini lebih
rendah biayanya dibandingkan dengan type lainnya. Lantai kandang diberi litter dari
bahan sekam padi, kertas koran yang dihancurkan atau serutan kayu. Pada
prinsipnya kandang type litter harus dapat mengabsorbsi air yang berasal dari
kotoran ayam dan air minum yang tumpah.
Bahan litter yang digunakan ada beberapa macam. Pilihlah bahan litter yang
mempunayi sifat-sifat : tidak berdebu, harga murah, dapat menyerap air dan mudah
didapat. Kombinasi litter dan slat dapat menguntungkan di negara-negara dimana
problem litter basah sering terjadi. Sisitem litter banyak digunakan untuk ayam
petelur pada fase starter dan grower. Kandang sistem slat banyak digunakan untuk
memelihara ayam petelur breeder.
Gambar 3.19. Kandang Cage