3886 8343 1 SM PDF
3886 8343 1 SM PDF
Ricky L. Tawekal1
ABSTRACT
Up to this moment, structural design of offshore platforms in Indonesia is carried out by using
API RP2A standard which is originally used for Gulf of Mexico environment. This will result in an
over designed structure since the environment in Indonesia is less severe compare to the
environment in Gulf of Mexico. Therefore, the environmental load factors that specified in API
RP2A LRFD should be reviewed and determined based on local environmental condition.
In this paper, a model of 4-leg jacket structure is used to determine environmental load factor
based on environmental condition at South East Sumatera Area. Structural analysis is carried
out by using SACS (Structural Analysis Computer System) software.
Keywords : load and resistance factor design, offshore structures, load factor
1
PST Kelautan – Jurusan Teknik Sipil ITB
tahanan maupun beban yang bekerja pada berbagai faktor kelebihan beban dan faktor
struktur. Upaya pengembangan ini resistensi dilakukan dengan mengubah
menghasilkan sebuah format desain LRFD tegangan ijin.
(Load and Resistance Factor Design) yang
menggunakan analisis kehandalan PEMBEBANAN PADA STRUKTUR
berdasarkan pendekatan faktor kapasitas-
beban. Beban dan kapasitas memiliki sifat Beban-beban yang akan ditanggung oleh
variabel yang tidak pasti, akibatnya faktor suatu struktur atau elemen struktur tidak
keamanan juga menjadi suatu variabel yang selalu dapat diramalkan dengan tepat
mengandung ketidakpastian. American sebelumnya. Bahkan apabila beban-beban
Petroleum Institute (API) mengembangkan tersebut telah diketahui dengan baik pada
konsep LRFD. Namun, dalam salah satu lokasi tertentu, distribusi
penggunaannya di Indonesia harus dikaji bebannya dari elemen yang satu ke elemen
kembali dan dilakukan penyesuaian karena yang lain pada keseluruhan struktur
konsep LRFD yang dikembangkan API biasanya masih membutuhkan asumsi dan
berdasarkan kondisi di Teluk Meksiko yang pendekatan.
kondisinya berbeda dengan perairan di
Beban hidup dan beban mati yang akan
Indonesia pada umumnya.
ditanggung oleh struktur berdasarkan API
Perbedaan antara metoda WSD dan LRFD RP 2A dan ISO 19902 didefinisikan sebagai
terletak pada nilai faktor pembebanan yang berikut :
digunakan untuk kondisi beban yang
Dead Load 1, D1 merupakan berat sendiri
berbeda. Nilai faktor pembebanan ini
struktur meliputi berat struktur di udara,
merupakan nilai faktor keamanan struktur
berat peralatan dan objek lain yang
tersebut. Secara umum, persamaan untuk
ditempatkan secara permanen dan tidak
persyaratan untuk keamanan dapat ditulis
akan berubah selama kondisi operasional,
sebagai berikut :
gaya hidrostatik.
Rn i Qi ........................................ (1) Dead Load 2, D2 merupakan beban pada
anjungan akibat peralatan dan objek lain.
dimana ruas kiri persamaan diatas mewakili Beban ini dapat berubah sesuai dengan
resistensi, atau kekuatan dari komponen kondisi operasional namun bernilai konstan
atau sistem; sedangkan sisi kanan mewakili untuk jangka waktu yang cukup lama.
beban yang diharapkan akan ditanggung. Beban mati 2 meliputi berat peralatan
Pada sisi kekuatan, harga nominal resistensi pengeboran dan produksi yang dapat
Rn dikalikan dengan faktor resistensi diletakan atau dipindahkan dari anjungan,
(reduksi kekuatan) untuk mendapatkan berat tempat tinggal, landasan helikopter,
kekuatan desain. Pada sisi beban dan peralatan pendukung untuk hidup,
persamaan di atas, berbagai efek beban Qi peralatan menyelam dan perlengkapan lain
(seperti beban mati, dan beban hidup) yang dapat diletakan atau dipindahkan dari
dikalikan dengan faktor-faktor beban i anjungan.
untuk mendapatkan jumlah i Qi dari
Live Load 1, L1. Beban hidup satu meliputi
beban-beban terfaktor. Subskrip i
berat makanan dan berat fluida di dalam
menunjukan bahwa harus ada isian untuk
pipa dan tanki. Harga nominal beban hidup
masing-masing tipe beban Qi yang bekerja,
diperoleh dari beban material terberat dan
seperti beban mati, beban hidup dan beban
kapasitas terbesar pada saat kondisi
lingkungan. Faktor i mungkin saja berlainan
operasional.
untuk masing-masing tipe beban. Namun
untuk metode WSD, Faktor i tidak berbeda- Live Load 2, L2. Beban hidup dua
beda untuk masing-masing tipe beban, merupakan beban hidup yang diterima
sehingga perubahan-perubahan dalam struktur dalam periode waktu yang singkat
Gambar 2. Grafik fungsi kerapatan probabilitas terhadap tahanan dan beban [API]
X i * N Xi
dimana beban (Q) terbagi lagi menjadi f Xi X i * ........ (10)
Xi
beberapa komponen beban yang masing- N
N Xi X i * N Xi . 1 FXi X i *
dan titik kegagalan adalah :
N N N N
Xi * Xi.X'i Xi i Xi Xi (13) 1 FXi X i *
N Xi
dimana
f Xi X i *
g
g N Hitung yang dievaluasi di titik
Xi X i
i X i .......... (14)
kegagalan Xi*
2
n
g N 2
Xi Hitung X i * N Xi i N Xi
i 1 X i Masukkan ke persamaan unjuk kerja
g(X1,X2,X3,........,Xn) = 0
titik kegagalan dicari secara iterasi, dengan
Didapat , bandingkan dengan target
mengasumsikan titik kegagalan awal sama
dengan rata-ratanya. Kemudian setelah Lakukan iterasi hingga mendekati
diperoleh titik kegagalan, maka dapat target
dihitung faktor beban untuk masing-masing Xi *
komponen beban sebagai berikut: Hitung faktor beban i
n,i
Xi *
i .......................................(15)
n ,i STUDI KASUS
Elevasi Muka Air Ekstrim (TR = 100 thn) Operasional (TR = 1 thn)
LAT -1.5 ft -1.5 ft
MLW 0.0 ft 0.0 ft
MSL +1.7 ft +1.7 ft
MHW +3.1 ft +3.1 ft
HAT +4.4 ft +4.4 ft
Storm Tide 0.7 ft 0.4 ft
Total Tide 5.1 ft 4.8 ft
Mudline -120 ft -120 ft
1,2
0,8
IR Komb. Pembebanan
0,6
0,4
0,2
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
IR API RP2A - WSD
1,2
0,8
IR Komb. Pembebanan
0,6
0,4
0,2
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
1,2
0,8
IR Komb. Pembebanan
0,6
0,4
0,2
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
1,2
0,8
IR Komb. Pembebanan
0,6
0,4
0,2
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
IR API RP2A - LRFD