KI Suryani
KI Suryani
ABSTRAK :
Dalam usaha pencapaian apa yang diinginkan serta diharapkan bersama dari
keberadaan pendidikan itu sendiri, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan
Nasional telah merancang beberapa program yang bertujuan untuk meningkatkan mutu
dan sarat dengan penguasaan pengetahuan yang sifatnya menjurus kepada keterampilan
tertentu. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama antara pendidikan NON FORMAL
dengan pendidikan masyarakat, diantara program tersebut adalah PADU, KEJAR
PAKET A, B dan C. Program pendidikan ini diselenggarakan serta dirancang dan
peruntukkan utnuk memberdayakan mereka yang tidak mendapatkan kesempatan
mengikuti pendidikan sekolah diakibatkan oleh berbagai hal, seperti masalah linkungan,
sosial budaya, dan ekonomi. Karena itu program ini diarahkan untuk membantu
masyarakat agar mampu berkomunikasi dengan lingkungan yang terus berubah
sehingga dapat menjadikan lingkungannya sebagai peningkatan kualitas kehidupannya.
Pelaksanaan program pendidikan mesyarakat yang berlangsung selama ini dikelompok
menjadi 2 yaitu program pokok dan program penunjang. Program pokok diantaranya,
pemberantasan buta aksara latin, pendidikan dini usia (Padu), kejar paket A (SD), kejar
paket B (SMP), kejar paket C (SMA) dan pendidikan berkelanjutan antara lain, kejar
usaha, beasiswa atau magang, pembinaan kursus dan pendidikan kewanitaan.
Pendidikan berhubungan erat dengan kata pencerdasan bangsa, dua kata ini
mempunyai dampak yang sangat besar terhadap integritas suatu bangsa. Pendidikan
merupakan tanggung jawab kita bersama, yaitu tanggung jawab antara pemerintah
sebagai pembuat kebijakan dan mesyarakat sebagai orang yang banyak mengalami dan
berkecimpung dalam dunia pendidikan tersebut, serta orang tua yang berperan
Nasional di Indonesia memberi arah pendidikan Indonesia kepada tujuan pendidikan itu
sendiri. Serta bagaimana pendidikan Indonesia berlangsung serta dapat menyerap peserta
Kesenjangan ekonomi yang terjadi dewasa ini ditambah dengan laju penduduk
kesempatan belajar bagi sebagian masyarakat bawah dari penduduk Indonesia menjadi
terganjal. Kesenjangan ini dapat dilihat dari data tingkat anak yang putus sekolah dasar
Dengan angka putus sekolah yang tinggi ini menyebabkan pendidikan yang
dilaksanakan di sekolah ternyata belum dapat menampung semua usia anak didik disetiap
jenjang pendidikan yang ada, ditambah dengan masih banyaknya tamatan sekolah formal
yang hasilnya masih belum kompetitif. Hal ini mendorong lahirnya pendidikan
masyarakat (non formal) yang diyakini dapat menggerakkan serta dapat dapat menjadi
alternatif bagi anak-anak yang putus sekolah, dalam rangka meningkatkan
mata Internatsional berada pada posisi 112 negara, bahkan masih dibawah Vietnam yang
baru manata kehidupan kembali setelah dilanda perang saudara yang panjang, ternyata
masih lebih unggul dari sumber daya manusia Indonesia. Kenyataan ini membuat semua
kompetitif serta inovatif, sehingga dapat bersaing ditingkat dunia global saat ini.
Dalam usaha pencapaian apa yang diinginkan serta diharapkan bersama dari
keberadaan pendidikan itu sendiri, pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan
Nasional telah merancang beberapa program yang bertujuan untuk menignkatkan mutu
dan sarat dengan penguasaan pengetahuan yang sifatnya menjurus kepada keterampilan
tertentu. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama antara pendidikan luar sekolah dengan
pendidikan masyarakat, diantara program tersebut adalah PADU, KEJAR PAKET A,B.
Dan C
sekolah diakibatkan oleh berbagai hal, seperti masalah linkungan, sosial budaya, dan
ekonomi. Karena itu program ini diarahkan untuk membantu masyarakat agar mampu
kehidupan masyarakat, sehingga usia pendidikan itu sendiri sama tuannya dengan
Pendidikan telah berjalan dan berlangsung sesuai dengan tuntutan zaman yang
penyampaiannya.
masing1. Pada awalnya pendidikan dipandang hanya pembinaan budi pekerti, sikap
dan prilaku. Saat ini pendidikan dipandang sebagai sarana untuk meningkatkan
Bahkan saat ini masyarakat menganggap pendidikan sarana investasi dalam rangka
pencapaian kemampuan serta daya saing di dalam lingkungan dunia global. Dengan
kata lain pendidikan suatu negara akan menjadikan negara tersebut menjadi besar
serta disegani dalam pecaturan dunia apabila pendidikan dijadikan sebagai pilar
negara tersebut.
1
. Wardiman Djojonegoro, Lima Puluh Tahun Pendidikan Indonesia. Jakarta : Depdiknas, 1996 p. 25
Manyadari hal di atas timbul kebijakan dengan program kejar atau program
yang diikutkan dengan pemberantasan buta huruf gaya baru, yaitu pemberantasan
buta aksara latin dan angka yang pelaksanaannya dilakukan dilingkungan masyarakat
dan dalam proses pelaksanaannya tidak menuntut ruang khusus dan tidak terbatas
dengan waktu. Program ini diyakini akan sangat memberikan kepada pesertanya dan
sangat luas dampak yang akan ditumbulkan baik dari segi praktis maupun biaya yang
terutama menekan jumlah anak yang putus sekolah agar dapat mendapatkan
pendidikan kembali dan diharapkan dapat menekan jumlah buta aksara latin dan
siap pakai.
keagamaan
6. Pendidikan Akademik yaitu pendidikan yang di arahkan kepada penguasaan ilmu
tertentu.
1. Pendidikan dasar
4. Perguruan Tinggi2
B. Permasalahan Pendidikan
keterampilan yang khusus kepada siswa atau peserta didik. Hal ini disebabkan
banyaknya beban pelajaran yang harus diselesaikan anak didik menjadikan anakan
menjadi terbebani. Kendala lain yang ada di sekolah adalah masih minim sekali
sarana dan dana yang membuat suasana menjadi serba terbatas, menyebabkan suasana
belajar menjadi kurang nyaman. Selain itu ada yang berpengaruh terhadap
pengembangan dan peningkatan mutu hasil belajar siswa di sekolah adalah kurangnya
peningkatan mutu pendidik atau pengajar dalam rangka mendapatkan penyegaran dan
2
. Ibid,1996. p. 155
Kendala ini juga akan didapati dilingkungan pendidikan masyarakat, hanya
yang membedakannya adalah jumlah materi lebih terfokus kepada satu keterampilan
sistem persekolahan. Melalui kegiatan pembeljaran yang tidak harus bejenjang dan
waktu dan lamnya belajar, usia, isi pelajaran, cara penyelenggaraan dan cara penilaian
keterampilan.3
Perkembangan teknologi yang begitu cepat sebagai hasil dari kemajuan ilmu
kompetitif salah satu sasaran yang dicita-citakan setiap intitusi pendidikan formal,
akan tetapi kenyataannya cita-cita ini belum semuanya dapat terakomodir dalam
ruang lingkup pendidikan secara formal saja. Itu haruslah dibarengi dengan
berdiri kursus-kursus dan tempat bimbingan belajar yang peminatnya tidaklah sedikit
berkembang dari dan untuk masyarakat, oleh karena itu program yang dikembangkan
kemampuan yang ada pada msyarakat agar dapat muncul kepermukaan dan dapat
dikembangkan, artinya ada suatu proses penggalian dan penggodokan dalam rangka
Agar dapat berarti maka tanggung jawab pendidikan ini harus ditanggung
masyarakat masih ada anggapan pendidikan luar sekolah sebagai pendidikan kelas
dua atau nomor dua, karena sebagian masyarakat masih lebih lebih menghargai
selembar kertas ijazah dari pada penghargaan akan suatu keterampilan tertentu. Hal
ini dapat kita saksikan seorang sarjana yang kerjanya sebagai satpam atau hanya
pekerja toko.
Akibat dari anggapan yang berkembang ini maka pendidikan ini kebanyakan
hanya diikuti oleh masyarakat yang memiliki masalah ekonomi saja. Anggapan ini
diperkuat lagi dengan adanya perlakuan terhadap pencari kerja di kantor pemerintah
yang mengharuskan syarat ijazah formal sebagai syarat utama bukan keahlian
tertentu.
luar sekolah bertujuan melayani warga belajar agar dapat tumbuh dan berkembang
pendidikan luar sekolah memiliki tugas yang tidaklah mudah hal ini juga ditambah
dengan krisis berkepanjangan yang membuat angka putus sekolah semakin besar.
Data statistik angka warga yang putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan kejenjang
berikutnya adalah : SD 728.350 (2,4%) putus SD, SLTP 873.100 (2,9%) tamat tidak
Melihat angka peserta didik yang putus SLTP dan SD, maka peran
Pendidikan Non Formal (PNF) masyarakat menjadi tidak mudah dan semakin berat,
hal ini dapat dilihat dari banyaknya yang putus sekolah atau yang tidak dapat
dikelompok menjadi 2 yaitu program pokok dan program penunjang. Program pokok
diantaranya, pemberantasan buta aksara latin, pendidikan dini usia (Padu), kejar paket
A (SD), kejar paket B (SMP), kejar paket C (SMA) dan pendidikan berkelanjutan
antara lain, kejar usaha, beasiswa atau magang, pembinaan kursus dan pendidikan
kewanitaan.
misalnya, pemberdayaan ekonomi, kursus desa dan sarana belajar pokok dan
pelengkap.
6
. Umberto Sihombing, Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan, Jakarta ; PD Mahkota, 1999.p. 8
7
. Ibid, 1999. p. 8
BAB III
KESIMPULAN
yang cerdas kehidupannya, masih sangat jauh dari yang dicita-citakan. Mencerdaskan
kehidupan artinya sangat luas dan dalam yaitu mesyarakat yang kreatif, dinamis, mandiri,
tahan dalam mengendalikan diri, adaptif terhadap perubahan. Dalam rangka menciptakan
Oleh karena itu seluruh jajaran pendidikan perlu merenung dan berpikir
mengembangkan potensi sumber daya manusia, melalui pendidikan baik yang dilakukan
secara formal maupun non formal secara bersama-sama, untuk mewujudkan masyarakat
Umberto Sihombing, Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan, PD. Mahkota,
Jakarta, 1999
Em Zul Fajri dan Ratu Aprilian Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta : Difa
Publisher, TT
ABSTRAKS :
I. PENDAHULUAN
mencapai tujuan akhir itu, sebagai contoh adanya tujuan umum, tujuan khusus, tujuan
mahdi ilal lahdi), yaitu berlngsung seumur hidup. Maka tugas dan fungsi pendidikan
Islam tersebut berlangsung secara kontiniu dan berkesinambungan, terus menerus dari
karena Allah, maksudnya dikerjakan karena merasa diperintah dan di lihat Allah,
meslipun dalam kenyataan sehari-hari dilakukan untuk orang lain namun yang
lain.
Islam memandang profesi dan profesionalisme sebagai suatu yang penting dan
pekerjaan itu dilakukan oleh orang yang mempunyai keahlian atau keterampilan
tertentu dengan menggunakan teknik atau prosedur yang berpegang pada landasan
II. PEMBAHASAN
1. Definisi Profesionalisme
menjadi profesi yang artinya suatu pekerjaan memerlukan pendidikan lanjut dan
latihan khusus.1 Profesi menuntut keahlian atau keterampilan yang diperoleh melalui
pendidikan dan latihan khusus. Sementara itu dalam Good’s Dictionary of Education,
1
Roestiyah, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan (Jakarta : Bina Aksara, 1989), p. 170
profesi didefinisikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan persiapan spesialisasi
yang relatif lama di perguruan tinggi dan dikuasai oleh kode etik khusus.2
pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus yang di dapat melalui pendidikan dan
latihan khusus, dengan demikian tidak semua pekerjaan dapat dikatakan sebagai suatu
berikut :
a. Perosei harus mengandung keahlian artinya suatu profesi mesti ditandai oleh
suatu keahlian khusus untuk profesi itu. Keahlian itu diperoleh dengan cara
b. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi dipilih
karena dirasakan sebagai kewajiban, sepenuh waktu maksudnya bukan part time.
c. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal artinya profesi itu dijalani
menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teorinya terbuka. Secara universal
pandangannya diakui
2
Sutisna, Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. (Bandung : Angkasa, 1986),
p. 302
3
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994), p. 131
e. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif.
Kacakapan dan kompetensi itu diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu
terhadap kliennya
h. Profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu orang yang membutuhkan
layanan.4
pekerjaan tertentu dilakukan oleh orang yang mempunyai keahlian atau keterampilan
tertentu dengan menggunakan teknik atau prosedur yang berpegang pada landasan
Berdasarkan kriteria profesi yang diuraikan di atas, ada dua hal yang dapat
dijadikan sebagai kriteria pokok yaitu keahlian dan panggilan hidup. Dua kriteria ini
dijadikan sebagai kriteria pokok, karena dapat mewakili kriteria lainnya. Sebagai
contoh kriteria memiliki teori yang baku dan dilengkapi dengan diagnostik dan
untuk masyarakat dan klien dapat diwakili oleh pandangan hidup, yang intinya adalah
4
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 1992), p.31
Agama Islam mengajarkan agar semua pekerjaan dilakukan dengan ikhlas
karena Allah, maksudnya dikerjakan karena merasa perintah Allah, meskipun dalam
kenyataan sehari-hari dilakukan untuk orang lain namun yang mendasarinya adalah
perintah Allah dimana realisasinya dijalankan untuk kepentingan yang lain. Dengan
demikian jelaslah bahwa kriteria pengabdian atau dedikasi dalam profesi sesuai
Dalam Islam pengabdian dapat dibagi dua yaitu pengabdian kepada Allah dan
”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
dimana aplikasi dari pengabdian pada Allah tersebut ialah kepada manusia dan
makhluk lainnya. Dengan demikian nilai pengabdian profesi dalam Islam lebih tinggi
kepada Tuhan. Islam juga mengajarkan agar pekerjaan itu hendaknya dilakukan
dengan baik dan benar, sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW :
”Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka
5
Anonim, Al Quran dan Terjemahannya, (Semarang : Toha Putra, 1989), p. 756
6
Salim Bakhresy, Riyadhus Shalihin Jilid 2 (Bandung :Al -Ma’arif, 1986), p. 332
Hadits di atas memperingatkan umat Islam agar dalam melaksanakan sesuatu
jangan diserahkan kepada orang yang tidak fapah atau bukan ahlinya. Dalam segala
urusan hendaknya diserahkan kepada ahlinya, sebab jika diserahkan kepada orang
yang bukan ahlinya maka akan diperoleh kehancuran dan tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan demikian jelaslah bahwa keahlian merupakan unsur yang penting
Dua kriteria seperti yang diuraikan di atas tidak boleh dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya , sebab keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh dlam
karena Allah semata tidaklah memadai, yang memadai adalah karena Allah dan
keahlian.
Islam memandang profesi dan profesionalisme sebagai suatu yang penting dan
perlu, hanya saja dalam kehidupan kebanyakan umat Islam saat ini belum
fungsi dalam pendidikan dan pengajaran di sekolah disesuaikan dengan keahlian dan
profesi masing-masing, ada tiga tingkatan yaitu kepala sekolah, tenaga pengajar dan
tenaga administrasi. Tiga jenis profesi ini mempunyai tugas dan tanggung jawab
Pendidik adalah bagian paling dekat dan terlibat langsung dalam pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran. Tugas pendidik jauh lebih besar dibandingkan yang lain.
Agar tugas yang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik, maka
berpengaruh cukup besar bagi anak didik sebab bagaimana ia akan mampu mendidik
dan mengajar anak didiknya jika ia sendiri tidak mempunyai keahlian dan
kemampuan. Keprofesionalan tenaga pendidak ini baru akan benar-benar berarti jika
sudah mulai diperhatikan saat penerimaan tenaga pengajar. Mereka yang memiliki
keahlian dan kemampuan dapat diterima sebagai pengajar, jika keahlian yang mereka
bimbingan, pelatihan atau kegiatan lain, hal ini harus diperhatikan kepala sekolah atau
masalah administrasi atau ketatausahaan di sekolah. Jika maslah ini tidak berjalan
sekolah. Pelaksanaan tata usaha atau administrasi sekolah agar lebih efektif dan
mekanisme kerja, serta kualitas kerja. Ahmad Tafsir mengatakan 8bahwa banyaknya
tenaga administrasi atau tata usaha tidak menjamin kelancaran masalah tanpa
didukung tenaga profesional, disamping itu tenaga yang ada perlu diberikan
pendidikan dan latihan sehingga mereka menjadi tenaga administrasi atau tata usaha
yang profesional.
yang dikatakan Arifin bahwa sekolah merupakan cermin umat Islam yang bertugas
merealisasikan cita-cita umat Islam untuk mewujudkan anak-anak menjadi insan yang
beriman, bartaqwa dan beriilmu pengetahuan dalam upaya meraih hidup bahagia dan
III. KESIMPULAN
1. Bagi Islam profesionalisme merupakan hal yang perlu dan penting untuk
8
Ibid, 1992, p. 25
2. Untuk menjadi pendidik Islam yang profesional, seorang muslim harus memiliki
berpengaruh cukup besar bagi anak didik sebab bagaimana ia akan mampu
mendidik dan mengajar anak didiknya jika ia sendiri tidak mempunyai keahlian
berarti jika didukung oleh keprofesionalan tenaga lain dan fasilitas yang memadai.
ABSTRAK
Pendidikan dalam pelaksanaannya selama ini dikenal sebagai usaha yang berbentuk
bimbingan terhadap anak didik tersebut ke arah pencapaian cita-cita tertentu dan
sebagai proses perubahan sikap dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Diantara
solusi yang perlu diupayakan dalam membentuk sikap, kepribadian dan tingkah laku
(Akhlakul Karimah) melalui pendidikan agama Islam, baik secara formal di sekolah
maupun secara non formal di tempat pembinaan agama lainnya.
Agama Islam merupakan dasar utama dalam memdidik anak-anaknya melalui sarana
pendidikan, karena dengan menanamkan nilai-nilai agama dan pembiasaan
pengamalan pendidikan agama Islam akan sangat membantu terbentuknya akhlak dan
kperibadian anak-anak pada masa dewasa.
BAB I : PENDAHULUAN
Artinya : ... Sesungguhnya Allah tidak akan meubah keadaan suatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ....”. (QS. Al
A’raf : 90).
Ayat di atas menjelaskan bahwa perubahan itu terjadi jika manusia berusaha
untuk melakukan perubahan tersebut, pendidikan dalam pelaksanaannya selama ini
dikenal sebagai usaha yang berbentuk bimbingan terhadap siswa tersebut ke arah
pencapaian cita-cita tertentu dan sebagai proses perubahan sikap dan tingkah laku ke
arah yang lebih baik. Diantara solusi yang perlu diupayakan dalam membentuk sikap,
kepribadian dan tingkah laku (Akhlakul Karimah) melalui pendidikan agama Islam, baik
secara formal di sekolah maupun secara non formal di tempat pembinaan agama
lainnya.
Agama itu bertujuan memberikan tuntunan yang ideal ke dalam kehidupan yang
nyata. Di dalam agama Islam segala aktivitas kehidupan manusia harus bernilai ibadah,
sebab Allah menciptakan manusia bukan untuk tujuan yang lain, melainkan untuk
beribadah kepada Allah SWT dengan penuh kesadaran. Agama tidak akan usang dengan
adanya perkembangan dan kemajuan zaman dan teknologi, bahkan agama akan
memberikan bantuan dan dukungan dengan sikap mental para penganutnya.
Agama akan membina dan membentuk watak dan perangai dengan cara
mempengaruhi dan mengendalikan dorongan batin, sehingga kekeruhan hati, kekacauan
dan kegelisahan jiwa dapat dihindari. Dengan demikian, peranan agama sangat penting
dalam kehidupan manusia sehingga usaha-usaha pembinaan pendidikan anak baik di
sekolah maupun di luar sekolah hendaknya menjadi perhatian orang tua atau pendidik,
baik itu dengan memberikan dorongan, motivasi maupun stimulus untuk menarik
minatnya. Sehingga bagi orang tua dan umat Islam pada umumnya, agama Islam
merupakan dasar utama dalam memdidik anak-anaknya melalui sarana pendidikan,
karena dengan menanamkan nilai-nilai agama dan pembiasaan pengamalan pendidikan
agama Islam akan sangat membantu terbentuknya akhlak dan kperibadian anak-anak
pada masa dewasa.
BAB II : PEMBAHASAN
Pendidikan agama Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia
pendidikan, sehingga bidang studi tersebut waqjib diberikan pada setiap jenis, jalur dan
jenjang pendidikan, negeri maupun swasta. Pendidikan agama diberikan dengan maksud
untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan ke dalam hati sehingga anak didik dapat
menginternalisasikan dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah umum tidak dapat dipisahkan
dari upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional, yang diantaranya berbunyi :
“meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Akhlak Mulia dan
Kepribadian”(UU No, 20 Tahun 2003 Sisdiknas). Dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan nasional tersebut maka pendidikan agama Islam telah mendapat tempat yang
wajar dan alokasi waktu tersendiri dalam kurikulum sekolah umum.
Pendidikan agama telah menjadi bidang studi tersendiri dan tidak diselipkan
pada bidang studi lain. Sebagaimana yang dimaksudkan KH. Ahmad Siddiq yang telah
ditulis Marwan Saridjo dalam bukunya “Bunga Rampai Pendidikan Agama Islam”
sebagai berikut : “Kalau pendidikan agama di sekolah umum tidak diberi alokasi waktu
tersendiri atau dengan katan lain cukup diselipkan pada mata pelajaran lain, kalau itu
yang menjadi tujuan atau yang dimaksud maka sudah dipastikan bahwa anak-anak di
sekolah umum tidak akan mengerti lagi isi agama. Mereka paling-paling mengetahui
tentang garis-garis besar agama. Kalau itu terjadi maka tujuan pendidikan agama di
sekolah, yaitu untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
menjadikan seseorang untuk dapat memahami agama yang dianutnya, dan
mengamalkannya tidak mungkin akan tercapai”.(Saridjo, 1996:38)
Sebagai salah satu aspek terpenting dari proses pembelajaran bidang studi
pendidikan agama Islam adalah terbentuknya akhlak yang baik sebagai tolok ukur
berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran tersebut. Pembentukan akhlak anak
dalam bidang pendidikan merupakan salah satu maslah aktual yang perlu dilakukan
melalui bimbingan, pembinaan serta perhatian yang lebih khusus dan melakukan
pembiasaan sikap dalam mengamalkan ibadah dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembentuk akhlak tersebut diperlukan suatu perhitungan yang
matang dan hati-hati berdasarkan pandangan dan teori-teori yang tepat, sehingga
kegagalan atau kesalahan-kesalahan langkah pembentukan terhadap akhlak anak didik
dapat dihindarkan. Hal ini dikarenakan lapangan tugas dan sasaran pendidikan adalah
makhluk yang sedang hidup, tumbuh, berkembang dan memiliki berbagai kemungkinan,
maka bila terjadi keasalahan dalam membentuk akhlak anak didik akan sulit untuk
memperbaikinya.
Sekolah sebagai suatu institusi yang mengemban visi dan misi untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, tentunya sangat penting dan harus berupaya mencapai
sasaran dalam mendidik, membimbing dan memberikan pemahaman agama Islam
dengan baik kepada anak didik. Berkenaan dengan itu, seorang pendidik harus mampu
memodifikasi model-model mengajar pendidikan agama Islam di dalam prakteknya di
luar kelas agar tidak terkesan kaku dan sempit. Pendidikan agama Islam di sekolah
bukan hanya sekedar untuk mengajarkan anak didik dapat menghafalkan bacaan shalat
dan semacamnya, tetapi lebih khusus lagi bertujuan untuk membuat sikap anak didik
yang baik, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, memiliki akhlak yang mulia serta
berbudi pekerti yang luhur.
Good N Carter mengemukakan bahwa pendidikan merupakan kumpulan dari
semua proses yang memungkinkan seseorang mengembangkan kemampuan-
kemampuan, sikap-sikap dan bentuk tingkah laku yang bernilai positif di dalam
masyarakat dimana dia hidup(Idris, 1987:7). Kemudian Prasetya dalam bukunya Filsafat
Pendidikan menjelaskan bahwa “Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha
dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya,
kecakapannya serta keterampilannya kepada genarsi muda untuk memungkinkannya
melakukan fungsi hidupnua dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya”.
(Prasetya,1997:15)
Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan karya manusia yang terbentuk dari
komponen-komponen yang mempunyai hubungan fungsional dalam membentu
terjadinya proses transformasi atau perubahan tingkah laku seseorang sehingga
mempunyai kualitas hidup yang diharapkan.
Pendidikan dapat ditinjau secara mikro dan makro. Secara mikro pendidikan
merupakan suatu sistem yang melibatkan interaksi antara pendidik dan siswa. Secara
makro pendidikan sebagai suatu sistem yang melibatkan bebarapa komponen atau
elemen. P.H Commbs seperti dikutif Idris mengemukakan 12 komponen utama sistem
pendidikan, yaitu :
1. Tujuan dan prioritas untuk mengarahkan kegiatan sistem,
2. Anak didik yang menjalani proses belajar yang merupakan tujuan sistem,
3. Pengelolaan untuk mrngkoordinasikan, mengarahkan dan menilai sistem,
4. Struktur dan jadwal waktu,
5. Isi bahan pelajaran,
6. Guru dan pelaksanaan pendidikan,
7. Alat bantu belajar, seperti laboratorium, film, OHP, buku dan papan tulis,
8. Fasilitas yaitu tempat penyelenggaraan proses pembelajaran,
9. Pengawasan mutu untuk membina peraturan dan standar,
10. Teknologi yaitu cara yang dipakai agar pendidikan berjalan,
11. Penelitian untuk memperbaiki pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan,
12. Biaya.(Idris, 1987:11)
Dengan demikian pendidikan hendaknya dilaksanakan dengan perpaduan dari
beberapa elemen, direncanakan secara sistematis dan matang. Bertanggung jawab dalam
arti semua tindakan pendidikan harus dapat dipertanggung jawabkan secara biologis,
psikologis, paedagogis dan sosiologis, berkesinambungan dan tidak berhenti atau yang
dikenal dengan pendidikan seumur hidup.
Pendidikan agama Islam mengandung pengertian penjiwaan agama dalam diri
manusia, ... yaitu usaha membimbing manusia ke arah terbentuknya pribadi yang dijiwai
oleh agama Islam(Arifin, 2000:220) . Menurut Ahmad D Marimba bahwa Pendidikan
Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam
menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.(Marimba,
1974:20)
Nur Uhbiyati mengemukakan bahwa “... Dari segi teoritis, pendidikan Islam
merupakan konsep berfikir yang bersifat mendalam dan terperinci tentang masalah
kependidikan yang bersumberkan ajaran Islam, dari mana rumusan-rumusan tentang
konsep dasar, pola, sistem, tujuan, metode dan materi (substansi) kependidikan Islam
disusun menjadi suatu ilmu yang bulat”.(Uhbiyati, 1999:16)
Pendidikan agama Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan
kepribadian dan akhlak anak didik yang sesuai dengan ajaran Islam. Dari asumsi di atas
jelas bahwa pendidikan agama Islam berupaya melakukan bimbingan secara sadar yang
dilakukan oleh pendidik terhadap anak didik agar terbentuk keperibadian sebagai
muslim sejati.
Adapun konsep dasar pendidkan agama Islam, sebagaiman a tercantum di dalam
Al Quran surat At-Taubah ayat 122 berbunyi:
Artinya : “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka
beberapa orang yang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (Anonim,
2000:301)
Dengan hormat, Teriring salam semoga Bapak/Ibu dalam keadaan sehat walafiat
dalam melaksanakan aktifitas kesehariannya. Dalam rangka Rapat Anggota Tahunan
(RAT) Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Al-Barokah Unit Kantor Kementerian Agama
Kab. Tanjung Jabung Timur Masa Kepengurusan Tahun 2010-2012, Pengurus
mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 28 Mei 2013
Pukul : 09.00 Wib s/d Selesai
Tempat : Aula Kantor Kementerian Agama Kab. Tanjab Timur
Acara : 1. Rapat Anggota Tahunan (RAT)
2. Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Pengurus
3. Regenerasi Kepengurusan KPN Al-Barokah
4. Hal lain yang dianggap perlu
Demikian undangan ini kami sampaikan, besar harapan kami semoga Bapak/Ibu
berkenan hadir, atas perhatian nya di ucapkan terima kasih.
1. Pembukaan
7. Penutup
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60