FTM Peny - Kulit PDF
FTM Peny - Kulit PDF
mikroskopis. Tinea kruris umumnya mudah tinea capitis yang akan terlihat biru kehijauan.
dikenali dari gejala klinis dan morfologi lesi, Lampu Wood akan menyingkirkan diagnosa
kecuali pada beberapa kasus tertentu.6,7 Gejala banding eritrasma yang disebabkan oleh
klinis tinea kruris tampak sebagai papulovesikel Corynebacterium minutissimum, yang mana
eritematosa multipel yang berbatas tegas, akan berpendar berwarna merah karang
ditutupi oleh skuama halus, dengan tepi lebih sedangkan tinea cruris tidak berpendar.
tinggi dan merah (central healing). Pruritus dan Pemeriksaan lampu Wood yang positif
nyeri sering ditemukan oleh karena maserasi membantu dalam menentukan tingkat infeksi,
ataupun infeksi sekunder. Tinea kruris oleh E. mengidentifikasi area untuk pengambilan
floccosum sering menunjukkan gambaran sampel, dan mengevaluasi respon
11,12
central healing, dan terbatas pada lipatan pengobatan.
genitokrural dan bagian pertengahan paha Penatalaksanaan tinea kruris berupa
atas. Sebaliknya, infeksi oleh T. rubrum terapi medikamentosa dan non-
memberikan gambaran lesi yang bergabung medikamentosa. Pada kebanyakan kasus tinea
dan meluas sampai ke pubis, perianal, pantat, kruris dapat dikelola dengan pengobatan
dan bagian abdomen bawah. Tidak terdapat topikal. Namun, steroid topikal tidak
keterlibatan pada daerah genitalia.7 direkomendasikan. Agen topikal memiliki efek
Diagnosis laboratorium rutin pada kasus menenangkan, yang akan meringankan gejala
dermatofitosis adalah pemeriksaan lokal. Terapi topikal untuk pengobatan tinea
mikroskopik langsung dengan kalium kruris termasuk: terbinafin, butenafin,
kidroksida (KOH) 10-20%.4 Pada sediaan ekonazol, miconazol, ketoconazol, klotrimazol,
tampak hifa bersepta dan bercabang tanpa ciclopiroks. Formulasi topikal dapat membasmi
penyempitan. Terdapatnya hifa memastikan area yang lebih kecil dari infeksi, tetapi terapi
diagnosis dermatofitosis.8 Sensitifitas, oral diperlukan di mana wilayah infeksi yang
spesifisitas, dan hasil negatif palsu pada lebih luas yang terlibat atau di mana infeksi
pemeriksaan mikroskopik KOH spesifisitas kronis atau berulang.11 Infeksi dermatofita
sebesar 50-70% serta hasil negatif palsu sekitar dengan krim topikal antifungal hingga kulit
15-30%. Namun teknik ini memiliki kelebihan bersih (biasanya membutuhkan 3 sampai 4
tidak membutuhkan peralatan yang spesifik, minggu pengobatan dengan azoles dan 1
lebih murah dan jauh lebih cepat bila sampai 2 minggu dengan krim terbinafin) dan
dibandingkan dingan kultur.3,10 tambahan 1 minggu hingga secara klinis kulit
Kultur jamur merupakan metode bersih.13
diagnostik yang lebih spesifik, membutuhkan Pilhan terapi medikamentosa pada tinea
waktu yang lebih lama, memiliki sensitivitas kruris, diantaranya:
yang rendah (20-70%), dan harga yang lebih a. Griseovulfin. Pada masa sekarang,
mahal. Kultur biasanya dilakukan hanya pada dermatofitosis pada umumnya dapat diatasi
kasus yang berat dan tidak berespon pada dengan pemberian griseovulvin. Obat ini
pengobatan sistemik. Kultur menjadi pilihan bersifat fungistatik. Secara umum
diagnostik karena tidak hanya mengisolasi griseovulfin dalam bentuk fine particle
organisme, tetapi juga memungkinkan untuk dapat diberikan dengan dosis 0,5 – 1 untuk
identifikasi agen etiologi (karena semua spesies orang dewasa dan 0,25 – 0,5 g untuk anak-
dermatofita tampak identik pada sediaan anak sehari atau 10 – 25 mg per kg berat
langsung), sehingga pengobatan dapat secara badan. Lama pengobatan bergantung pada
tepat diberikan.4,7 lokasi penyakit, penyebab penyakit dan
Lampu Wood menghasilkan sinar keadaan imunitas penderita. Setelah
ultraviolet dengan panjang gelombang 360 nm sembuh klinis di lanjutkan 2 minggu agar
(atau sinar “hitam”) yang dapat digunakan tidak residif.
untuk membantu evaluasi penyakit kulit dan b. Butenafin adalah salah satu antijamur
rambut. Dengan lampu Wood, pigmen topikal terbaru diperkenalkan dalam
fluoresen dan perbedaan warna pigmentasi pengobatan tinea kruris dalam dua minggu
melanin yang subtle bisa divisualisasi. pengobatan dimana angka kesembuhan
Kebanyakan dermatofita tidak berpendar sekitar 70%.
dalam pemeriksaan lampu Wood, kecuali
Microsporum canis and M. andouinii penyebab
aktivitas yang tinggi. Disamping itu pasien pemakaian bahan pakaian yang tidak
juga memiliki kebiasaan menggunakan menyerap keringat, kebersihan
celanan jeans ketat yang merupakan salah perseorangan, trauma kulit, lingkungan
satu faktor predisposisi tinea kruris. Hal ini sosial budaya dan ekonomi oklusif,
disebabkan oleh karena celana jeans defisiensi imunitas, dan penggunaan
termasuk salah satu bahan pakaian yang antibiotika, kortikosteroid serta obat-obat
tidak menyerap keringat sehingga imunosupresan.17
menciptakan kondisi yang mendukung Pada pasien ini diberikan
timbulnya infeksi jamur. penatalaksanaan terapi topikal dan
Pada pemeriksaan fisik dijumpai sistemik. Obat topikal yang diberikan adalah
kelainan kulit yaitu makula eritema- ketokonazol cream. Ketokonazol termasuk
hiperpigmentasi berbatas tegas dengan tepi golongan azol-imidazol, relative berspektum
yang lebih aktif, lesi central healing, luas, bersifat fungistatik dan bekerja dengan
berukuran plakat berbatas tegas dengan cara menghambat ergosterol jamur yang
tepi lesi lebih tinggi dan aktif terdiri dari mengakibatkan timbulnya defek pada
papula, bentuk polimorf. Hiperpigmentasi membrane sel jamur. Mempunyai
dengan skuama diatasnya menandakan kemampuan mengganggu kerja enzim
suatu perjalanan penyakit yang sudah sitokrom P-450, lanosterol 14-demethylase
kronis. Erosi dan eksoriasi, keluarnya cairan yang berfungsi sebagai katalisator untuk
serum maupun darah, biasanya diakibatkan mengubah lanosterol menjadi ergosterol,
oleh garukan maupun pengobatan yang hal ini mengakibatkan dinding sel jamur
diberikan.18 menjadi lebih permeable dan terjadi
Tinea kruris disebabkan oleh infeksi pengahancuran kuman. 19
jamur dengan golongan dermatofita. Pada kasus ini ketokonazol digunakan
Dermatofita adalah golongan jamur yang untuk pengobatan dermatofitosis.20 Obat
menyebabkan golongan dermatofitosis. sistemik yang diberikan adalah ketokonazol
Golongan jamur ini mempunyai sifat dan cetirizine. Ketokonazol diberikan
mencernakan keratin. Dermatofita peroral dan topikal untuk meningkatkan
termasuk kelas fungi imperfecti, yang efektivitas pengobatan. Cetirizine adalah
terbagi dalam tiga genus, yaitu metabolit aktif dan hidroksizin dengan kerja
Microsporum, trichopyton, dan kuat dan panjang. Merupakan antihistamin
Epidermophyton. Penyebab tinea kruris selektif, antagonis reseptor H1 dengan efek
sendiri sering kali oleh E. floccosum, namun sedative yang rendah pada dosis aktif
dapat pula oleh T. rubrum, T. farmakologi dan mempunyai sifat tambahan
mentagrophytes. Golongan jamur ini dapat sebagai anti alergi. Cetirizine menghambat
mencerna keratin kulit oleh karena perlepasan histamin pada fase awal dan
mempunyai daya tarik kepada keratin mengurangi migrasi sek inflamasi.21-23
(keratininofilik) sehingga infeksi jamur ini Tujuan diberikan cetirizine pada pasien ini
dapat menyerang lapisan-lapisan kulit mulai adalah untuk mengurangi rasa gatal yang
dari stratum korneum sampai dengan dialami pasien dan mengurangi proses
stratum basalis. Penularan biasanya terjadi peradangan yang terjadi.
karena adanya kontak dengan debris keratin Pada kasus ini obat sistemik diberikan
yang mengandung hifa jamur.16 selama 10 hari, ketokonazol 200 mg
Menurut kepustakaan tinea kruris lebih diberikan 1 tablet sekali minum dalam
sering terjadi pada pria dari pada wanita sehari pada pagi hari dan cetirizine 10 mg
dengan perbandingan 3:1 dan kebanyakan diberikan 1 tablet sekali minum dalam
terjadi pada golongan umur dewasa dan sehari pada sore hari.20,22 Pasien dianjurkan
golongan umur anak-anak. Biasanya kontrol setelah 10 hari untuk melihat
mengenai penderita usia 18-60 tahun, perkembangan penyakit.
tetapi paling banyak dijumpai pada usia 18- Pasien harus dijelaskan penting-nya
25 tahun serta antara 40-50 tahun.15 Faktor- menjaga lesi tetap kering. Edukasi pasien
faktor yang mempengaruhi terjadinya tinea diberikan agar tidak menggaruk bercak-
kruris yaitu iklim panas, lembab, bercak karena akan menyebab-kan bercak
pengeluaran keringat yang berlebihan, semakin luas, meng-komsumsi obat secara
granular in asthma bronchiale patient. 21. Falus A, Hegyesi H, Darvas S, Pos Z, Igaz
Department of Dermatovenereology P. Histamine Genomics and
Universitas Hasanuddin. 2013. Metabolomics. Immunogenomics and
15. Budimulja, U. Mikosis. Dalam: Djuanda Human Disease. 2006;371-394.
A, editor. Ilmu Penyakit Kulit Dan 22. Purohit A, Melac M, Pauli G, Frossard
Kelamin. Edisi Ke-5. Jakarta: Fakultas N. Twenty-four-hour activity and
Kedokteran Indonesia; 2007. consistency of activity of levocetirizine
16. Tavares SH, Alchorne MMA, Fischman and desloratadine in the skin. British
O. Tinea cruris epidemiology (Sao journal of clinical pharmacology.
Paulo, Brazil). Mycopathologia. 2003;56(4):388-394.
2001;149(3):147-149. 23. Day JH, Ellis AK, Rafeiro E. A new
17. Siregar RS. Saripati Penyakit Kulit. selective H1 receptor antagonist for
Jakata: EGC; 2005. use in allergic disorders. Drugs of
18. Elewski BE. Tinea cruris. Dalam: Demis Today. 2004;40(5):415-421.
DJ, editor. Clinical 24. Gupta AK, Cooper EA, Ryder JE, Nicol
Dermatology. Philadelphia: Lippincott KA, Chow M, Chaudhry MM. Optimal
Williams & Wilkins; 1999. management of fungal infections of the
19. McPhee SJ, Papadakis MA. Current skin, hair, and nails. American journal
Medical Diagnosis & Treatment 2012. of clinical dermatology. 2004;5(4):225-
McGraw Hill; 2012. 237.
20. Bakos L, Brito AC, Castro LCM, Gontijo 25. James WD, Berger T, Elston D. Andrews'
B, Lowy G, Reis CMS, Zaitz C. Open diseases of the skin: clinical
clinical study of the efficacy and safety dermatology. Philadelphia: Elsevier
of terbinafine cream 1% in children Health Sciences. 2015.
with tinea corporis and tinea cruris. The 26. Weinstein A, Berman B. Topical
Pediatric infectious disease journal. treatment of common superficial tinea
1997;16(6):545-548. infections. American family physician.
2002;65(10):2095-2102.