Anda di halaman 1dari 1

Asuransi

Asuransi sendiri tidak ada di zaman Nabi Muhammad SAW jadi para ulama yang berijtihad untuk
mengadakan dengan tujuan tolong menolong. Asuransi sendiri ada yang mengatakan halal ada yang
mengatakan haram. Ulama mengatakan halal karena bertujuan untuk tolong menolong dan ini sebuah
perbuatan yang mulia. Selain itu ketika asuransi dijalankan sesuai syariat islam dan tidak melanggar
aturan islam menurut para ulama asuransi dihalalkan. Asuransi yang dihalalkan bukan asuransi yang
pemerintah sekarang lakukan atau kita menyebutnya sebagai asuransi konvensional. Asuransi yang
dihalalkan yaitu asuransi syariah menurut Ustad Buya Yahya. Gambaran asuransi syariah sendiri adalah
ketika ada sebuah lembaga asuransi dan kita mengikuti lembaga asuransi ini kita masing-masing diminta
membayar biaya administrasi yang tidak terlalu besar (cukup untuk gaji karyawan sesuai yang telah
ditetapkan lembaga) serta sisanya kita membayar tabarru’ atau uang dengan jumlah tertentu setiap
bulan untuk membantu anggota lain yang membutuhkan dalam konteks misalnya kecelakaan, sakit, dan
lainnya. Dana ini diputar untuk membantu terhadap sesama anggota tanpa ada tujuan lain.
Pengelolanya adalah pihak asuransi. Sederhananya adalah kita mengumpulkan dana untuk saling tolong
menolong dalam kebaikan terhadap anggota lain yang dikelola oleh perusahaan asuransi yang kita ikuti.
Selain asuransi yang demikian menurut Ustad Buya Yahya ada lagi asuransi yang membayar tabarru’
sekaligus investasi. Asuransi ini prinsip nya kita membayar sejumlah uang untuk tabarru’ sekaligus
investasi. Jadi sebagian untuk membantu sesama atau dana tabarru’ sisanya untuk investasi kemudian
setiap beberapa tahun atau bulan kemudian terdapat sistem bagi hasil. Asuransi ini menurut beliau halal
tetapi kembali lagi harus sesuai dengan syariat islam. Ketika kita investasi tetapi perusahaan asuransi
tersebut justru menginvestasikan ke tempat yang salah atau perusahaan yang justru memerangi islam
ini merupakan contoh investasi yang tidak dibenarkan malah akan merugikan anggota dalam
perusahaan asuransi. Inilah yang tidak diperbolehkan menurut beliau. Ketika pihak asuransi
menginvestasikan ke perusahaan yang bergerak membela islam kemudian nanti hasil nya menganut
sistem bagi hasil sesuai syariat islam maka diperbolehkan atau halal. Menurut Ustadz Abdul Somad
kurang lebih ada yang mengatakan halal dan juga haram. Alasan halal kira kira sama seperti yang sudah
disampaikan yakni karena bertujuan tolong-menolong. Sedangkan yang mengatakan haram menurut
beliau karena asuransi mengandung gharar (ketidakpastian). Ketika sudah terlanjur masuk dan hendak
keluar tapi dana yang akan cair hanya setengah dari awal ketika anda ingin bertaubat segeralah
bertaubat tanpa ada kata “tapi”. Karena malaikat maut ketika telah diperintah Allah SWT mencabut
nyawa seseorang beliau akan mencabut tanpa menunggu manusia sudah bertaubat atau belum. Maka
kita harus bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT karena manusia tidak pernah luput dari
dosa serta Allah SWT maha pengampun. Kita melakukan sesuatu harus ikhlas karena Allah SWT bukan
hal lainnya

Anda mungkin juga menyukai