Anda di halaman 1dari 7

KRIPTORKIDISME

A. Definisi Kriptorkidisme

Kriptorkidisme/Kriptorkismus/Undescended testis  adalah kegagalan satu atau


kedua testis untuk turun ke dalam skrotum. Kriptorkidisme terdapat sejak lahir dan sering
terjadi pada bayi yang lahir premature. Bagi sebagian besar bayi yang lahir dengan
keadaan ini, testis akan turun sendiri dalam tahun pertama setelah lahir. Apabila tidak
terjadi penurunan, maka testis akan tetap berada dalam lingkungan dengan suhu yang lebih
tinggi daripada suhu optimum untuk spermatogenesis. Kuantitas dan kualitas sperma dapat
terganggu sehingga terjadi infertilitas. Kriptorkidisme berkaitan dengan peningkatan
resiko gangguan reproduksi congenital lain yang mungkin secara terpisah mempengaruhi
kesuburan. Fungsi seks pria dan karakteristik seks sekunder normal. Penyebab
kriptorkidisme belum diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan keterlambatan
 perkembangan atau halangan mekanis bagi penurunan testis ( Elisabeth J. Corwin, 2009).
Kriptorkismus berasal dari kata cryptos (Yunani) yang berarti tersembunyi
danorchis yang dalam bahasa latin disebut testis. Nama lain dari kriptorkismus

adalahundescended testis(UDT), testis ektopik ataupun pseudo kriptorkismus. Testis yang


 berlokasi di luar jalur desensus yang normal disebut sebagai testis ektopik, sedangkan

testis yang terletak tidak di dalam skrotum tetapi dapat didorong masuk ke dalam skrotum
dan menaik lagi bila dilepaskan dinamakan pseudokriptorkismus atau testis retraktil.

B. Fisiologi Testis

pada dinding
degenerasi mesonefros
s.ke arah kaudal mesenterium ini menjadi ligamentum dan di kenal sebagai ligamentum genitale caudale.
an dengan sebuah pita mesenkim, yang selanjutnya bersambungan kedalam suatu pemadatan mesenkim di dalam tonjolan kelamin(scrotum).
Sebagai akibat pertumbuhan tubuh yang cepat dan kegagalan gibernaculum testis untuk
memanjang sesuai pertumbuhan tubuh ini, testis turun di bawah tingkat asalnya.Menjelang
 bulan ketiga,testis terletak dekat daerah inguinal.
Oleh karena itu gerak turun testis bukan merupakan suatu migrasi aktif, tetapi suatu
 pergeseran letak relatif terhadap dinding tubuh. Hantaran darah dari aorta tetap di
 pertahankan dan pembuluh pembuluh testikularis berjalan turun dari tingkat lumbal
asalnya ke daerah inguinal. Terlepas dari gerak turun testis, peritonium rongga selom
membentuk suatu penonjolan di sisi kiri dan kanan garis tengah ke dalam dinding ventral
 perut. Penonjolan ini mengikuti perjalanan gubernakulum testis ke dalam tonjolan dinding
scrotum dan di kenal sebagai processus vaginalis. Oleh karena itu prosessus vaginalis
disertai lapisan otot dan jaringan ikat dinding perut menonjol ke dalam tonjolan
skrotum, sehingga membentuk kanalis inguinalis. Gubernakulum testis tetap di ventral dan
di luar processus vaginalis untuk selamanya. Testis bergerak turun melalui anulus
inguinalis dan melintasi tepi atas tulang kemaluan ke dalam tonjolan scrotum waktu lahir.
Testis kemudian di lapisi oleh selapis lipatan processus vaginalis. Lapisan peritonium
yang meliputi testis di kenal sebagai tunica vaginalis testis lamina visceralis, bagian
kantong
 peritonium membentuk lamina parietalis. Saluran sempit yang menghubungkan rongga
 processus dengan rongga peritonium, menutup pada saat lahir atau segera sesudah lahir.
Gerak turun terakhir testis di sertai dengan suatu perpendekan suatu gubernaculum dan
dipengaruhi juga oleh hormon seperti gondotropin dan androgen. Kegagalan dari semua
 proses di atas dapat menyebabkan suatu keadaan yang di kenal sebagai kriptorkismus.
Testis merupakan bagian alat genital pria yang di dalamnya terdapat beberapa
struktur vital yang berperan dalam proses spermatogenesis selama kehidupan seksual
aktif, sebagai akibat dari rangsangan oleh gonadotropin hipofisis anterior, yang dimulai
rata-rata
 pada usia 13 tahun dan berlanjut sepanjang hidup.
Beberapa organ itu di antaranya terdapat tubulus seminiferus yang terdiri atas
sejumlah besar sel epitel germinal yang disebut spermatogonia, terletak, terletak dalam
dua sampai tiga lapisan sepanjang batas luar epitel tubulus. Spermatogonia terus
menerus
 berproliferasi untuk memperbanyak diri, dan sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Spermatogenesis terjadi didalam testis melalui beberapa tahapan. Pada tahap
 pertama dari spermatogenesis, spermatogonia primitive berkumpul tepat di tepi membrane
 basal dari epitel germinativum,disebut spermatogonia tipe A, membelah empat kali untuk membentuk 16 sel yang sedikit
Pada tahap ini, spermatogonia bermigrasi kearah sentral di antarai sel-sel sertoli. Sel-sel sertoli ini sangat besar, dengan pe
 bagian sisi, membentuk suatu lapisan pertahanan yang mencegah penetrasi dari kapiler- kapiler yang mengelilingi tubulus
 prosesus sitoplasma dari sel-sel sertoli yang berlipat ke dalam. Hubungan yang erat dengan sel sertoli ini terus berlanjut d

C. Epidemologi Kriptorkismus

r kurang bulan sekitar 33% . Pada berat badan bayi lahir (BBL) dibawah 2000 gram insidensi UDT 7,7% BBL 2000-2500 (2,5%), dan BBL diatas 25

987 – 1993 terdapat 82 anak kriptorkismus, sedang di FKUSU – RSUP. Adam Malik Medan kurun waktu 1994 – 1999 terdapat 15 kasus.
D. Etiologi Kriptorkismus

Penyebab pasti kriptorkismus belum jelas. Dari hasil penelitian para ahli,
menyatakan bahwa ada beberapa penyebab dari kriptorkismus di antarnya:

1. Abnormalitas gubernakulum testis


Penurunan testis dipandu oleh gubernakulum. Massa gubernakulum yang besar
akan mendilatasi jalan testis, kontraksi, involusi, dan traksi serta fiksasi pada skrotum
akan menempatkan testis dalam kantong skrotum. Ketika tesis telah berada di kantong
skrotum gubernakulum akan diresorbsi (Backhouse, 1966) Bila struktur ini tidak terbentuk
atau terbentuk abnormal akan menyebabkan maldesensus testis.

2. Defek intrinsik testis


Maldesensus dapat disebabkan disgenesis gonadal dimana kelainan ini membuat
testis tidak sensitif terhadap hormon gonadotropin. Teori ini merupakan penjelasan terbaik
 pada kasus kriptorkismus unilateral. Juga untuk menerangkan mengapa pada pasien
dengan kriptorkismus bilateral menjadi steril ketika diberikan terapi definitif pada umur
yang optimum. Banyak kasus kriptorkismus yang secara histologis normal saat lahir, tetapi
testisnya menjadi atrofi / disgenesis pada akhir usia 1 tahun dan jumlah sel germinalnya
sangat berkurang pada akhir usia 2 tahun.

3. Defisiensi stimulasi hormonal / endokrin


Hormon gonadotropin maternal yang inadequat menyebabkan desensus inkomplet.
Hal ini memperjelas kasus kriptorkismus bilateral pada bayi prematur ketika
 perkembangan gonadotropin maternal tetap dalam kadar rendah sampai 2 minggu terakhir
kehamilan. Tetapi teori ini sulit diterapkan pada kriptorkismus unilateral. Tingginya
kriptorkismus pada prematur diduga terjadi karena tidak adequatnya HCG menstimulasi
 pelepasan testosteron masa fetus akibat dari imaturnya sel Leydig dan imaturnya aksis
hipothalamus-hipofisis-testis. Dilaporkan suatu percobaan menunjukkan desensus testis
tidak terjadi pada mamalia yang hipofisenya telah diangkat .
Rasfer et al (1986) memperlihatkan penurunan testis dimediasi oleh androgen yang diatur lebih tinggi oleh gonadotropin p
Kriptorkismus yang disertai defisiensi gonadotropin dan adrenal hipoplasia
kongenital mungkin berhubungan dengan sifat herediter. Corbus dan O’Connor, Perreh dan O’Rourke melaporkan beberapa ge
 penelitian yang menunjukkan tidak aktifnya hormon Insulin Like Factor 3 ( Insl3) sangat mempengaruhi desensus testis . In
 substances yang diproduksi oleh nervus genitofemoralis

E. Patogenitas Kriptorkismus
a. Embriologi

Pada minggu ke-6 umur kehamilan primordial germ cells mengalami migrasi dari
 yolk sac ke- genital ridge. Dengan adanya gen SRY (sex determining region Y), maka akan
 berkembang menjadi testis pada minggu ke-7. Testis yg berisi prekursor sel-
selSertoli besar (yang kelak menjadi tubulus seminiferous dan sel-sel Leydig kecil) dengan
stimulasi FSH yang dihasilkan pituitary mulai aktif berfungsi sejak minggu ke-8
kehamilan dengan mengeluarkan MIF (Müllerian Inhibiting Factor), yang menyebabkan
involusi ipsilateral dari duktus mullerian. MIF juga meningkatkan reseptor androgen pada
membran sel Leydig.  Sel- Pada minggu ke-10-11 kehamilan, akibat stimulasi chorionic
gonadotropin yang dihasilkan plasenta dan LH dari pituitary sel-sel Leydig akan
mensekresi testosteron yang sangat esensial bagi diferensiasi duktus Wolfian menjadi
epididimys, vas deferens, dan vesika seminalis.

Ketika mesonepros mengalami degenerasi, suatu ligamen yang disebut gubernakulum akan


turun pada masing-masing sisi abdomen dari pole bawah gonal melintas oblik pada dinding
BAB II
KESIMPULAN

Kriptorkismus merupakan suatu keadaan dimana organ testis tidak dapat turun ke
dalam skrotum saat lahir sampai satu atau tahun, setelah lahir baik satu atau kedua testis
yang tidak turun.
Kriptorismus merupakan suatu kelainan yang terjadi pada gestasi dan penyebab
 pasti dari kelainan ini belum diketaui, tetapi diduga bahwa kelainan yang terjadi pada
 poros hipotalamus-hipofisis-gonad sehingga hormone testosterone yang berperan sebagai
stimulus terhadap penurunan testis tidak terbentuk. Akibatnya pada saat pubertas terjadi
kegagalan pertumbuhan organ seks sekunder pria karena kita ketahui testis berperan
sebagai organ penghasil hormone testosterone. Dan testis juga merupakan organ
 pembentuk sperma melalui proses spermatogenesis.
Kriptorkismus dapat diketahui dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta beberapa
 pemeriksaan penunjang untuk diagnose pasti.
Penanganan Kriptorkismus dapat di lakukan dengan terapi bedah ataupun non
 bedah dengan pemberian hormonal.
Tujuan dari penatalaksanaan kriptorkismus adalah meningkatkan fertilitas,
mencegah torsio testis, mencegah/deteksi awal dari keganasan testis, mengoreksi kelainan
lain yang menyertai, seperti hernia dan mengurangi resiko cedera khususnya bila testis
terletak di tuberkulum pubikum.
DAFTAR PUSTAKA

 Corwin J Elisabeth. 2009.  Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteraan

Anonym : Testicular torsion Health Article, available
in testicular_torsion, 28 Desember 2012
Minevich.E : Testicular Torsion, Department of Surgery, Division of Pediatric urology, available in  med/topic2780htm, 28 Desember 2012
Agus (2011).  Kriptorkismus.
Diakses pada 28 Desember 2012 pukul 19.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai