Anda di halaman 1dari 10

PERAN KADER KESEHATAN

DALAM PENCEGAHAN KARIES SEJAK DINI

PREVENTIVE DENTISTRY I

Dosen Pembimbing :

Dr.drg. Wiworo Haryani, M.Kes

Disusun Oleh :

Yola Melanie Azzahra (P07125219003)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

2020/2021

Kata Pengantar
1
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Peran Kader Kesehatan
dalam Pencegahan Karies Sejak Dini” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dr.drg.
Wiworo Haryani, M.Kes., pada mata kuliah Preventive Dentistry I. Dalam makalah ini mengulas
tentang peran kader kesehatan dalam pencegahan karies sejak dini.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.drg. Wiworo Haryani, M.Kes selaku
dosen mata kuliah Preventive Dentistry I yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari, tugas makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun saya nantikan demi kesempurnaan tugas ini.

Bandar Lampung, 13 Agustus 2020

Penulis

2
Daftar Isi

Halaman Judul……………………………………….……………….………………..………..1

Kata Pengantar. …………………………………………….…………………………….……..2

Daftar Isi………………………………………………………………………………………....3

Bab I Pendahuluan ………………………………………………………………………………..4

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...4


1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………….5
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………...5

Bab II Pembahasan…………………………………………………………………………….….6

2.1 Pengertian Kader Kesehatan Gigi dan Mulut………………………………….……6


2.2 Tujuan Pembentukan Kader Kesehatan Gigi dan Mulut …………………………..6
2.3 Pentingnya Penyuluhan tentang Pencegahan Karies Sejak Dini …………….……7
2.4 Kesehatan Gigi dan Mulut Usia Dini ……………………………………………….8

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….9

3.2 Saran……………………………………………………………………………..….9

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………...10

3
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Menurut World Health Organization (WHO) sehat merupakan suatu kondisi yang
sempurna, baik fisik, mental, rohani, mapun bebas dari penyakit dan kecacatan.
Pembangunan kesehatan merupakan suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya
manusia, salah satu diantaranya pembagunan kesehatan gigi dan mulut. Untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan gigi, diantaranya derajat kesehatan gigi dan mulut
masyarakat yang optimal, dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan dibutuhkan perubahan
cara pandang (mindset) program layanan kesehatan dari paradigma sakit ke paradigma sehat,
sejalan dengan visi Indonesia Sehat 2010.
Di Indonesia, penyakit gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan yang
perlu ditangani secara intensif, mengingat tingginya prevalensi penyakit ini. Penyakit gigi,
walaupun tidak menyebabkan kematian, dapat menurunkan produktivitas kerja. Penyakit gigi
yang banyak diderita masyarakat adalah karies atau gigi berlubang dan penyakit periodontal.
Jaringan periodontal adalah jaringan sekitar gigi yang menyelimuti gigi geligi,antara lain:
serabut periodontal, cementum,tulang alveolar dan gusi (Machfoedz and Zein, 2005).
Gangguan gigi juga dapat terjadi pada anak-anak. Pertumbuhan gigi pada anak-anak dimulai
sejak umur 6 bulan. Gigi yang tumbuh pada masa anak di bawah 3 tahun (batita) disebut gigi
susu. Gigi susu akan tumbuh secara lengkap pada usia 2 tahun. Sejak masa itulah gangguan
kesehatan gigi dapat terjadi.
Memelihara kesehatan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi merupakan salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit karies gigi. Menyikat gigi
adalah salah satu cara yang paling mudah dan murah untuk mencegah timbulnya penyakit
karies gigi. Oleh karena itu, upaya peningkatan perilaku menyikat gigi dapat dimanfaatkan
dalam usaha menurunkan risiko penyakit karies gigi. Menyikat gigi secara teratur akan
menghasilkan kebersihan gigi dan mulut yang baik sehingga dapat meningkatkan dan
memperta,hankan kesehatan gigi seseorang dalam jangka waktu yang panjang. Cara
mencegah penyakit karies gigi sangat dipahami oleh tenaga kesehatan profesional yaitu

4
dokter gigi dan perawat gigi, namun belum dapat dipahami secara baik oleh tenaga kesehatan
non profesional, seperti kader Posyandu serta masyarakat umum.
Tenaga kesehatan non-profesional dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan
kesehatan gigi kepada masyarakat dan meningkatkan perilaku kesehatan, salah satunya
adalah kader kesehatan yang ada di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Kader memiliki
peran yang unik di masyarakat karena merupakan tenaga kesehatan yang dipilih oleh
masyarakat itu sendiri secara sukarela, dan memang ditugaskan untuk mengembangkan
kesehatan masyarakat." Dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi dan mulut bagi
pengunjung Posyandu jangka panjang dapat dilakukan perubahan perilaku sehat terhadap
kesehatan gigi dan mulut melalui peningkatan kebersihan mulut pengunjung Posyandu,
khususnya kesehatan gigi dan mulut balita yang sangat mendukung peningkatan asupan gizi
balita.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud kader kesehatan gigi dan mulut?
1.2.2 Apa tujuan pembentukkan kader kesehatan gigi dan mulut?
1.2.3 Apa pentingnya penyuluhan tentang pencegahan karies sejak dini?
1.2.4 Bagaimana kesehatan gigi dan mulut sejak dini?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Preventive Dentistry I
1.3.2 Untuk menambah wawasan tentang peran kader kesehatan dalam pencegahan karies
sejak dini
1.3.3 Untuk memahami tujuan pembentukkkan kader kesehatan gigi dan mulut
1.3.4 Untuk menambah wawasan tentang pentingnya penyuluhan pencegahan karies sejak
dini
1.3.5 Untuk memahami tentang kesehatan gigi dan mulut sejak dini

5
Bab II

Pembahasan

2.1 Pengertian Kader Kesehatan Gigi dan Mulut


Gunawan (1980 ) memberikan pengertian tentang kader kesehatan bahwa kader
kesehatan atau yang sering dinamakan juga Promotor Kesehatan desa (Prokes) adalah
tenaga sukarela yang dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas mengembangkan
masyarakat. Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader
yaitu bahwa Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh
masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela.
Berdasarkan batasan mengenai kader kesehatan di atas, maka kita dapat menarik suatu
pengertian mengenai Kader Kesehatan Gigi dan mulut yaitu sebagai tenaga sukarela yang
dipilih oleh dan dari masyarakat yang telah mendapatkan pendidikan atau pelatihan
mengenai kesehatan gigi dan mulut sehingga dapat menjadi tenaga bantu bagi puskesmas
khususnya dalam rangka pencapaian Program-program Kesehatan Gigi dan mulut di
masyarakat.

2.2 Tujuan Pembentukan Kader Kesehatan Gigi dan Mulut


Dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional, khususnya dibidang kesehatan Gigi
dan mulut, di mana bentuk pelayanan kesehatan di arahkan pada prinsip bahwa masyarakat
bukanlah sebagai objek tetapi merupakan subjek dari pembangunan kesehatan itu sendiri.
Pada hakikatnya kesehatan dipolakan mengikut sertakan masyarakat secara aktif dan
bertanggung jawab. Keikut sertaan masyarakat dalam meningkatakan efisiensi pelayanan
adalah atas dasar pemikiran bahwa terbatasnya daya dan dana dalam operasional pelayanan
khususnya dalam bidang kesehatan gigi dan mulut sehingga akan mendorong masyarakat
untuk memanfaatkan sumber daya yang ada seoptimal mungkin.
Perlunya pembentukan kader kesehatan gigi dan mulut ini juga sehubungan dengan
perilaku kesehatan yang tidak terlepas dari kebudayaan masyarakat, sehingga dengan
mengikut sertakan masyarakat dalam upaya peningkatan dibidang kesehatan khususnya
kesehatan gigi dan mulut akan membawa hasil yang lebih baik bila prosesnya melalui
pendekatan edukatif yaitu berusaha menimbulkan kesadaran untuk mendapatkan
6
memecahkan permasalahan dengan memperhitungkan sosial budaya setempat. sehingga
nantinya dengan adanya kader-kader kesehatan gigi dan mulut ini maka pesan-pesan yang
disampaikan akan dapat diterima dengan sempurna, sehingga jelaslah bahwa pembentukan
kader kesehatangigi dan mulut adalah perwujudan pembangunan dalam bidang kesehatan.

2.3 Pentingnya Penyuluhan Tentang Pencegahan Karies Sejak Dini


Dalam rangka penyebaran dan sosialisasi program-program kesehatan masyarakat
diperlukan SDM tambahan sebagai pembantu SDM utama. Yang dimaksud dengan SDM
utama yaitu paramedic dan tenaga medis yang berada di tiap puskesmas atau di
RumahSakit. Dalam kaitannya dengan upaya kesehatan masyarakat , maka kader adalah
aktifis pembantu pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat
serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut di masyarakat.
Agar para kader kesehatan gigi dan mulut ini berdaya guna dan berhasil guna dalam
menjalankan peran dan fungsinya , maka puskesmas perlu menyelenggarakan diklat dan
atau penyuluhan untuk mereka secara berkala. Untuk Kader kesehatan gigi dan mulut maka
dapat diberikan materi atau pengetahuan tentang kesehatan gigi dan cara menjaganya
Selain gosok gigi dan menggunakan benang gigi, pola makanan yang sehat (dengan
Tambahan fluoride atau fluorida natural) akan melindungi gigi dan gusi dari pembusukan
dan berbagai masalah lainnya.
Pembusukan gigi (lubang dan karang gigi) dan berbagai penyakit gusi disebabkan oleh
koloni bakteri yang terus menerus melapisi permukaan gigi dengan lapisan lengket yang
disebut plak.Jika plak ini tidak di hilangkan (gosok gigi), maka bakteri yang menempel akan
mengubah gula dan zat tepung dalam makanan menjadi asam yang akan merusak enamel
gigi. Plak ini juga dapat mengeras menjadi tartar, yang akan membuat radang gusi, atau
gingvitis.
Makanan yang sehat akan memberikan mineral, vitamin dan nutrisi lain yang mendukung
kesehatan gusi dan gigi. Fluorida, yang sangat umum ditemukan di makanan dan air, atau
ditambahkan di suplai air, akan dapat menjadi alat yang kuat untuk melawan kerusakan gigi.
Makanan ini bahkan dapat mengurangi lubang gigi sampai 60 persen.

7
2.4 Kesehatan Gigi dan Mulut Usia Dini
Kesehatan gigi dan mulut usia dini sedang dalam pertumbuhan yang pesat. Maka gigi
geligi yang sehat diperlukan agar anak dapat mengunyah dengan sempurna, hingga sari
makanan dapat diserap dengan baik. Sementara dua pertiga dari wajah dimulai dari dasar
mata sampai ke dagu ditentukan oleh dasar rahang. Dan rahang dapat dirangsang
pertumbuhannya dengan pemberian ASI, disamping fungsi pengunyah yang sempurna.
Gigi berlubang pastilah menimbulkan rasa sakit, terutama waktu mengunyah sehinggga
anak takut untuk makan dan cendrung memilih makanan yang lembut. Hal ini
mengakibatkan gangguan pertumbuhan rahang dan pola makan yang tidak seimbang. Oleh
karena itu kesehatan gigi dan mulut harus dijaga sejak dini. Kelainan pada gigi dan mulut
yang sering ditemukan, seperti gigi berlubang, kelainan pada gusi, juga kelainan yang
disebabkan karena kebiasaan buruk. Gigi berlubang bila terkena infeksi dan dapat
menyebabkan pembengkakan. Gigi berlubang disebabkan makanan yang manis dan melekat
pada gigi yang sangat disukai oleh anak-anak. Dan mereka pada umumnya belum mampu
memelihara kebersihan mulutnya sendiri dan kebiasaan minum susu botol, terutama
sebelum tidur.
Sedangkan kelainan pada gusi, yakni pembengkakan karena infeksi dari gigi keropos,
luka-luka pada gusi karena kekurangan vitamin C serta luka karena tertembus akar gigi susu
Kelainan yang disebabkan karena kebiasaan buruk, antara lain, menghisap ibu
jari,menggigit bibir bawah yang mengakibatkan terjadinya kelainan pada gigi dan rongga
mulut. Cara pencegahannya dengan memelihara kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut
secara teratur dan benar. Untuk usia 0-2 tahun dengan menggunakan waslap atau handuk
basah. Setelah usia dua tahun, sebaiknya ibu membantu dan mengajari menggosok gigi
dengan menggunakan sikat gigi kecil dan pasta yang mengandung flour.
Saat yang tepat untuk menggosok gigi, anjurnya, adalah, pagi hari sesudah makan malam
hari sebelum tidur, memperhatikan diet makanan, memilih makanan yang menguatkan dan
menyehatkan gigi Mengurangi makan-makanan yang manis karena dapat mempercepat
kerusakan gigi. Pemeriksaan gigi dan mulut secara berkala enam bulan sekali, dan
minumlah tablet flour setiap hari selama dua tahun untuk menguatkan gigi terhadap
serangan karies.

8
Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan
Dengan adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia dalam bidang kesehatan khususnya
dalam bidang kesehatan gigi dan mulut maka perlu dilakukan pelatihan terhadap kader
kesehatan gigi dan mulut yang bisa di tugaskan sebagai ujung tombak bantu dalam rangka
sosialisasi program-program kesehatan khususnya program kesehatan gigi dan mulut. .
Para kader harus juga dibekali buku panduan penyuluhan dan materi – materi kesehatan.
Dengan serba keterbatasan SDM ( pelaksana penyuluhan masyarakat atau para medis ,
tenaga medis ) dan sarana prasarana, maka kader kesehatan adalah solusi tepat untuk
dibentuk, di didik dan ditugaskan sebagai ujung tombak bantu di lapangan dalam rangka
sosialisasi program-program kesehatan dan upaya kesehatan kelompok atau perorangan.
Kesehatan gigi dan mulut usia dini sedang dalam pertumbuhan yang pesat. Maka gigi
geligi yang sehat diperlukan agar anak dapat mengunyah dengan sempurna, hingga sari
makanan dapat diserap dengan baik. Sementara dua pertiga dari wajah dimulai dari dasar
mata sampai ke dagu ditentukan oleh dasar rahang.

3.2 Saran
Kita sebagai perawat gigi agar kiranya dapat melakukan pelatihan kader di wilayah kerja
masing masing agar kita memiliki tenaga bantu dalam melaksanakan program –program
kesehatan gigi dan mulut sehingga program kesehatan gigi dan mulut yang akan kita
rencanakan dapat terlaksana dengan baik di masyarakat. Selain itu agar tercapainya target
kesehatan gigi dan mulut dengan upaya penyuluhan tentang pencegahan karies sejak dini.

9
Daftar Pustaka

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/anton_r/publication/1.16_ar_dentika_2012.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1414/1/KTI%5B1%5D.pdf

http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/81797

https://draguscn.com

https://inayah95.wordpress.com/2017/11/22/pos-blog-pertama/

10

Anda mungkin juga menyukai