Anda di halaman 1dari 6

Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif 

HIPERCCI JATENG 

CARA KERJA VENTILATOR

MODUL
MATERI INTI 15

I. DESKRIPSI SINGKAT

Deskripsi tentang ventilasi tekanan positif pertama kali dikemukakan oleh Vesalius sejak
400 tahun yang lalu, namun penerapan konsep tersebut dalam penatalaksanaan pasien dimulai
pada tahun 1955, saat epidemi polio terjadi hampir di seluruh dunia. Pada saat itu dibutuhkan
suatu bentuk bantuan ventilasi yang dapat bertindak sebagai tangki ventilator bertekanan
negatif yang dikenal dengan istilah iron lung. Di Swedia, seluruh pusat pendidikan kedokteran
tutup, dan seluruh mahasiswanya bekerja selama 8 jam sehari sebagai human ventilator, yang
memompa paru pada pasien-pasien dengan gangguan ventilasi. Demikian pula di Boston,
Amerika Serikat, Emerson Company berhasil membuat suatu prototipe alat inflasi paru
bertekanan positif yang kemudian digunakan di Massachusetts General Hospital dan
memberikan hasil yang memuaskan dalam waktu singkat. Sejak saat itu, dimulailah era baru
penggunaan ventilasi mekanik bertekanan positif serta ilmu kedokteran dan perawatan
intensif
Ventilasi mekanik adalah teknik yang berlawanan dengan fisiologi ventilasi, yaitu dengan
menghasilkan tekanan positif sebagai pengganti tekanan negatif untuk mengembangkan paru-
paru, sehingga tidak mengherankan, dalam pemakaiannya dapat menimbulkan permasalahan.
Kecenderungan terbaru saat ini tentang penggunaan volume tidal yang rendah selama
ventilasi mekanik adalah langkah yang benar karena strategi “semakin rendah semakin baik”
adalah yang paling tepat diterapkan pada teknik ventilasi yang berlawanan dengan proses
fisiologi yang normal. Segala sesuatu yang diterapkan dengan ventilator dapat menyebabkan
dampak yang dikehendaki karena ventilasi mekanik merupakan alat bantu dan bukan
modalitas terapi. Sebaliknya, ventilasi mekanik bias menyebabkan efek negatif yang dapat
merugikan pasien. Oleh karena itu seorang perawat di ICU harus mengetahui cara kerja alat
ventilasi mekanik untuk menghindari dampak negative yang bisa ditimbulkan.
Ventilator (mechanical ventilation) adalah alat yang digunakan untuk membantu
pasien yang mengalami gagal napas. Pada prinsipnya ventilator adalah suatu alat yang
bisa menghembuskan gas (dalam hal ini oksigen) ke dalam paru-paru pasien. Saat
menghembuskan gas, ventilator bisa tidak tergantung otot pernapasan (ventilator
menggantikan sepenuhnya kerja otot pernapasan), atau ventilator bersifat membantu otot
pernapasan sehingga kerja otot pernapasan diperkuat. Jumlah gas yang ditiupkan
tergantung dengan pengaturan yang kita kehendaki.


 
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif 
HIPERCCI JATENG 

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu mengetahui cara kerja ventilator

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti proses pembelajaran materi ini peserta mampu
a. Menjelaskan pengertian Cara kerja alat ventilator
b. Menjelaskan variabel variabel dalam ventilator
c. Mampu mengoprasionalkan ventilator

III. POKOK BAHASAN

CARA KERJA VENTILATOR


a. Pengontrolan Variabel
b. Fase dalam pernapasan dengan ventilator
C. Pengontrolan variabel “base line”

IV. METODE

Metode yang digunakan dalam prores pembelajaran ini adalah dengan cara:
1. Ceramah dan tanya jawab
2. Brain storming
3. Diskusi Kelompok
4. Latihan

V. MEDIA DAN ALAT BANTU

Media dan alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah dengan:
1. Bahan Tayang (slide power point)
2. Laptop
3. LCD
4. Whiteboard
5. Spidol
6. Pointer


 
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif 
HIPERCCI JATENG 

VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Agar proses pembelajaran dapat berhasil secara efektif maka perlu disusun langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Penyiapan proses pembelajaran
a. Kegiatan Fasilitator
(1). Memperkenalkan diri
(2). Menyampaikan ruang lingkup bahasan
(3). Menggali pendapat peserta sejauh mana memahami terapi titrasi
b. Kegiatan Peserta
(1). Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan
(2). Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
(3). Mendengarkan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
2. Penyampaian Materi
a. Kegiatan Fasilitator
(1). Menyampaikan pokok bahasan terapi titrasi dan aplikasi rumus titrasi
(2). Memberikan kesempatan pada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang
jelas
(3). Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan peserta
b. Kegiatan Peserta
(1). Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap penting
(2). Mengajukan pertanyaan sesuai dengan kesempatan yang diberikan
(3). Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator.
3. Rangkuman dan Kesimpulan
a. Kegiatan Fasilitator
(1). Mengadakan evaluasi dengan mengajukan 5 pertanyaan sesuai topik bahasan
(2). Memperjelas jawaban peserta terhadap masing-masing pertanyaan
(3). Bersama peserta merangkum hasil proses pembelajaran
b. Kegiatan Peserta
(1). Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator
(2). Bersama fasilitator merangkum hasil proses hasil pembelajaran.


 
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif 
HIPERCCI JATENG 

VII. URAIAN MATERI

CARA KERJA ALAT (VENTILATOR)

Penggerak awal alat Penggerak awal bisa berupa pneumatik atau elektrik (AC atau DC),
yang kemudian diteruskan kompresor. Letak kompresor bisa di luar ventilator (eksternal)
atau menyatu di dalam (internal).

a. Pengontrolan Variabel
Dengan adanya “dorongan” dalam sistem sirkuit ventilator, maka akan dihasilkan aliran
udara yang akan “menghembus” paru-paru pasien. Hembusan ke pasien akan
menghasilkan beberapa variabel yaitu tekanan, volume dan aliran. Berdasarkan
pengontrolan terhadap variabel-variabel tersebut maka dikenal pressure control, volume
control dan flow control disamping juga ada time control.
Pada awalnya kebanyakan ventilator hanya bisa mengontrol satu variabel saja sehingga
variabel lainnya akan bervariasi tergantung dari kondisi paru-paru. Namun dalam
perkembangannya, banyak ventilator yang bisa mengontrol lebih dari satu variabel.
Pengontrolan tersebut bisa dalam satu periode napas ke napas berikutnya atau dalam
periode satu kali napas saja.
b. Fase dalam pernapasan dengan ventilator
Fase bernapas dengan ventilator adalah sebagai berikut:
Awal bernapas (initiating/triggering)
Awal bernapas bisa terjadi secara otomatis karena pengaturan waktu pada ventilator
(machine triggering) atau atas picuan (rangsangan/usaha bernapas) pasien yang
merangsang mesin (patient triggering) sehingga mesin memulai menghembuskan gas
ke pasien. Rangsangan napas dari pasien bisa atas dasar perubahan flow atau tekanan
yang terjadi pada mesin. Perubahan flow atau tekanan berapa yang bisa merangsang
mesin (sensitivity/trigger) tergantung pengaturan kita. Artinya bisa dibuat lebih
sensitif atau kurang sensitif.
Pembatasan variabel (limitation)
Selama inspirasi, beberapa variabel (volume, tekanan atau flow) akan terbatasi dan
tetap dipertahankan (sesuai dengan pengaturan) sebelum inspirasi berakhir.
Siklus perpindahan (cycling)
Cycling adalah perpindahan dari fase inspirasi ke fase awal ekspirasi. Perpindahan ini
akan terjadi sesuai dengan pengaturan. Pengaturan tersebut bisa berdasar atas waktu
(time cycle), tekanan (pressure cycle), volume (volume cycle) atau aliran udara (flow
cycle). Time cycle, artinya fase inspirasi berakhir setelah alokasi waktu inspirasi
berdasarkan pengaturan sudah terlampaui. Pressure/volume cycle, artinya inspirasi


 
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif 
HIPERCCI JATENG 

berakhir setelah tidak ada flow yang masuk (flow berhenti). Flow akan berhenti kalau
pressure/volume sesuai pengaturan sudah tercapai. Flow cycle, artinya inspirasi
berakhir kalau flow mencapai pengaturan yang dibuat. Agar lebih menyelaraskan
dengan pola napas pasien, pengaturan pada flow cycle bisa diatur berbeda dengan
pengaturan pabrik.
Pengaturan ini sering disebut sebagai ETS (expiratory trigger sensitivity) atau
inspiratory cycling off. Misalnya pengaturan ETS 40%, artinya bila flow mencapai
40% dari peak flow maka akan terjadi cycling. Pengaturan pabrik biasanya 25%.

C. Pengontrolan variabel “base line”


Pada akhir ekspirasi, tekanan di jalan napas bisa dikontrol. Bisa dibuat sama dengan
tekanan atmosfer atau lebih. Pengaturan pengontrolan itu disebut dengan PEEP (positive
end expiratory pressure). Bila PEEP = 0, berarti tekanan di jalan napas pada akhir
ekspirasi sama dengan tekanan atmosfer, dan bila positif ,misalnya 5, berarti pada akhir
ekspirasi tekanan di jalan napas 5 cmH2O lebih tinggi dibandingkan tekanan udara
atmosfer.
Pengontrolan terbuka (open loop control)
Dalam sistem ini, semua perintah yang diperintahkan akan dikerjakan oleh efektor dan
menghasilkan variabel. Yang dimaksud efektor dalam hal ini bisa berupa pompa
piston atau pengatur katup aliran udara pada ventilator. Secara skematik cara
pengontrolan terbuka pada ventilator adalah sebagai berikut:


 
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif 
HIPERCCI JATENG 

Pengontrolan tertutup (closed loop control )


Pada sistem ini, hasil keluaran yang dihasilkan dipakai sebagai umpan / masukan balik
(feed back control). Dari perbedaan antara masukan balik dan masukan awal, akan
mengubah pengontrol dan efektor dalam ventilator yang selanjutnya akan
menghasilkan data baru (yang disesuaikan dengan kondisi pasien). Secara skematik
cara pengontrolan tertutup pada ventilator adalah sebagai berikut:

Sinyal umpan balik bisa berupa arus listrik (misalnya “electronic pressure transducer”)
atau mekanik (misalnya katup pengatur tekanan). Berdasarkan sinyal umpan balik ini,
beberapa ventilator canggih mampu menganalisis dan selanjutnya memberikan
program tertentu sehingga menghasilkan beberapa mode baru seperti ASV (adaptive
support ventilation) yang menghasilkan variabel sehingga kerja napas (work of
breathing) pada posisi yang paling optimal, PAV (proportional assist ventilation) dan
sebagainya


 

Anda mungkin juga menyukai